Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DR. H. ERWAN MARDANI, M.AP

MAKALAH
“PERSEPSI KEPALA MADRASAH MENGENAI IMPLEMENTASI
PENGHAPUSAN UN DI MAN 2 TABALONG”

Disusun Oleh:
Kelompok 8
1. Aulia Rahma 19010202 (Notulen)
2. Miftahul Husna 19010213 (Penanggap)
3. Muhammad Isnaini 19010253 (Moderator)
4. Nova Karlina 19010236 (Penyaji)
5. Rahmad Fauzi 19010248 (Penanggap)
6. Sari Ulfah 19010250 (Penyaji)
7. Siti Nurlia 19010242 (Penanggap)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH MUHAMMAD NAFIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
TABALONG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ujian Nasional biasa disingkat UN/UNAS adalah sistem evaluasi standar
pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat
pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan,
Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor
20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan
dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus secara berkesinambungan.
Ada beberapa alasan mengapa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merasa
perlu mengubah sistem UN. Sistem UN dinilai hanya mengukur kompetensi
berpikir tingkat rendah sehingga tidak sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, selain itu UN dinilai tidak
relevan dengan abad 21 dimana inovasi merupakan  hal utama. Kedua, UN dinilai
kurang mendorong guru menggunakan menggunakan metode pengajaran yang
efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena berpaku
kepada hafalan bukan nalar. Ketiga, UN dinilai kurang optimal sebagai alat untuk
memperbaiki mutu pendidikan secara nasional karena hanya dinilai pada akhir
jenjang sehingga tidak dapat digunakan sebagai bagan evaluasi untuk membuat
siswa lebih berkembang. Maka dari itu kepala madrasah MAN 2 Tabalong juga
mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pada hakikatnya, tujuan utama dari Kemendikbud adalah untuk
memerdekakan guru dari administrasi yang ada sehingga guru dapat
mengembangkan kreativitasnya dan juga murid bimbingannya. Kemendikbud
menilai yang memiliki pemahaman mengenai kapabilitas sekolah dan pelajar yang
ada di lingkungannya adalah sekolah itu sendiri. Sekolah tetap harus mengacu
kepada kompetensi kurikulum nasional yang telah diterapkan, namun sekolah
dibebaskan untuk menentukan ujian bagi siswanya. Pendekatan ujian
menggunakan project, portfolio, dan essay dinilai dapat membantu meningkatkan
penalaran pelajar, tetapi tidak ada larangan bagi guru untuk tetap menggunakan
konsep UN dan USBN dengan menggunakan soal-soal pada tahun sebelumnya.
Keputusan Kemendikbud ini juga diharapkan dapat mengembangkan kualitas
pengajar di Indonesia..
Dari masalah dan keterangan di atas serta berdasarkan observasi kami di
MAN 2 Tabalong kami akan membahas nya dalam bentuk makalah yang berjudul
“Persepsi Kepala Madrasah Mengenai Implementasi Penghapusan Un Di
Man 2 Tabalong”.

PROFIL MAN 2 TABALONG 2021


1. Nama Madrasah : MAN 2 TABALONG
2. NSM : 131163090030
NPSN : 30315586
NSS : 311150802001
3. Alamat :
a. Jalan & Nomor : Baco. No.05
b. Desa : Pudak Setegal RT.05
c. Kecamatan : Kelua
d. Kabupaten : Tabalong
e. Provinsi : Kalimantan Setegal
f. Kode Pos : 71552
g. Nomor Telepon : 0526-2029148
4. Tanggal didirikan : 01-01-1951
5. Piagam pendirian dari : Keputusan Mentri Agama
Nomor & Tanggal : 142 06-07-1968
6. Nama Madrasah Asal : PGAN 6 TH
7. SK Perubahan Status dari : 17/78
Nomor & Tanggal SK : 01-07-1978 dari PGAN
Menjadi MAN Kelua
8. Akreditasi : Dengan hasil A
Nomor/Tanggal Tahun : 119/BAP-5M/PROP-15/LL/IX/2014
9. Penyelenggara : Pemerintah (Kementrian Agama)

BAB II
PERMASALAHAN
Secara etimologis, kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy, juga
dapat dijumpai dalam egati lain, seperti Inggris, Latin, Yunani, dan Sanskrit.
1
Sedangkan pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Arif Rohman kebijakan pendidikan merupakan bagian dari
kebijakan Negara atau kebijakan egati pada umumnya. Kebijakan pendidikan
merupakan kebijakan egati yang mengatur khusus regulasi berkaitan dengan
penyerapan sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku
dalam pendidikan. Kebijakan pendidikan (educational policy) merupakan
keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun
kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang
dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta
rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan Pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan paket
kebijakan yang baru dikeluarkan, termasuk menghapus ujian nasional dan
menggantinya dengan asesmen, merupakan “ronde pertama” dalam upaya
memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia. Hal tersebut mendapat respon dari
Kepala Madrasah di MAN 2 Tabalong yaitu diantaranya:

A. Dampak Penghapusan Ujian Nasional di MAN 2 Tabalong


Dampak UN dihapus justru memberikan dampak egative di mana
peserta didik akan merasa kurang semangat belajar mengingat siswa tidak
memiliki tantangan untuk kelulusan peserta didik maupun untuk melanjutkan
sekolah ke jenjang berikut. Berikut merupakan beberapa dampak egative
penghapusan ujian nasional:

1
Rusdiana, Kebijakan Pendidikan Dari Filosofi Ke Implementasi, (Bandung: Pustaka
Setia, 2015), hlm. 31
1. Motivasi Siswa Dalam Belajar Kurang
Dampak negative dari tidak adanya ujian nasional yang bisa
didapatkan salah satunya adalah motivasi belajar peserta didik yang semakin
berkurang. Ujian nasional yang selama ini dilakukan justru berefek pada
meningkatnya semangat belajar siswa karena memiliki target untuk lulus
sekolah. Sehingga menjadikan mereka untuk terus semangat dalam belajar. 
Bapak Drs. Zainal Fanani mengatakan bahwa:
“Seperti yang kita ketahui sendiri mengenai mental siswa yang
kadang butuh paksaan agar bisa berprestasi. Bila tidak dipaksa,
banyak anak-anak yag merasa minder dan juga ragu akan apa yang
dilakukan kedepannya.”

2. Siswa Akan Menjadi Acuh Tak Acuh Untuk Belajar


Apabila tidak ada ujian nasional juga dapat mengakibatkan peserta
didik menjadi acuh tak acuh dalam belajar. Saat pelaksanaan kebijakan ujian
nasional pun masih ada siswa yang malas belajar dan menganggap belajar
sebagai hal yang tidak penting apalagi jika tidak penting jika ujian dihapus.

3. Peserta Didik Akan Sulit Mengatahui Potensi Dirinya


Dampak negative yang bisa terjadi bagi peserta didik selanjutnya
adalah menjadikan peserta didik akan sulit mengetahui potensi yang dimiliki
dirinya sendiri. Dengan adanya UN sebenarnya untuk mengetahui
kemampuan para siswa dalam skala nasional yang menjadi tolak ukur untuk
kemampuan dirinya. 

BAB III
PEMECAHAN MASALAH
Menyikapi permasalahan yang terjadi, ada tindakan pengupayaan dari
Kepala Madrasah MAN 2 Tabalong terhadap dampak-dampak tersebut. Tindakan
yang dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam menyikapi permasalahan mengenai
penghapusan ujian nasional, beberapa diantaranya ialah:

A. Mengganti Metode Penilaian Standar Kelulusan


Dengan dihapuskannya ujian nasional mungkin memberikan dampak-
dampak terhadap setiap sekolah ataupun madrasah terutama di MAN 2
Tabalong, akan tetapi hal tersebut di sikapi oleh Kepala Madrasah MAN 2
Tabalong agar menggati metode penilaian terhadap standar kelulusan peserta
didik yaitu dengan melakukan rekapitulasi nilai dari semester satu sampai
semester akhir dan juga tetap melaksanakan ujian madrasah yang di yakini
akan membangun semangat belajar peserta didik, karena ujian nasional
bukanlah tolak ukur penilaian terhadap peserta didik.

B. Memberikan Motivasi Kepada Peserta Didik


Setelah kita ketahui terdapat beberapa dampak egative yang di rasakan
oleh peserta didik tersebut, ada baiknya sebagai Kepala Madrasah serta
pendidik yang ada di MAN 2 Tabalong memberikan motivasi kepada peserta
didik agar tetap giat dalam belajar serta tetap mengembangkan kreativitas-
kreativitas peserta didik yang ada di MAN 2 Tabalong yang bertujuan agar
peserta didik tersebut tidak patah semangat dalam belajar setelah mengetahui
bahwa ujian nasional telah ditiadakan.
Ada baiknya sebagai kepala madrasah serta pendidik yang ada di MAN 2
Tabalong memberikan pengertian bahwa tolak ukur dalam prestasi serta
standar kelulusan peserta didik itu tidak selalu di dalam ujian nasional, akan
tetapi prestasi peserta didik dapat dicapai sebagaimana proses dan keterampilan
yang di lakukan oleh peserta didik selama bersekolah di MAN 2 Tabalong.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kementerian Agama Republik Indonesia meniadakan Ujian Nasional
(UN) bagi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) sebagai
bentuk tidak lanjut atas keputusan Presiden Republik Indonesia dan Surat
Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Di samping itu, atas dasar tersebut juga, Kementerian Agama
menyampaikan ketentuan mekanisme kelulusan madrasah dalam masa darurat
pencegahan penyebaran Covid-19. Pertama, bagi Madrasah Aliyah (MA) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang telah melaksanakan Ujian Akhir
Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), maka peserta ujian akan
mendapatkan Sertifikat Hasil UAMBN (SHUAMBN). SHUAMBN dapat
dicetak langsung oleh madrasah melalui aplikasi yang disediakan.
Di dalam penelitian, kami menemukan beberapa permasalah yang
dihadapi oleh MAN 2 TABALONG diantarannya kurangnya motivasi siswa
dalam belajar, siswa akan menjadi acuh tak acuh untuk belajar, dan……
Tentunya setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, berdasarkan pemikiran
dari kami maka hal yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah
tersebut adalah dengan mengganti metode penilaian standar kelulusan, dan
memberikan motivasi kepada peserta didik.

B. Rekomendasi
1. Kepada kepala madrasah diharapkan agar dapat terus memaksimalkan
pembuatan kebijakan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi.
2. Kepada guru diharapkan agar dapat memberi dorongan/motivasi positif
kepada siswa/I agar tetap giat dalam belajar.
3. Kepada kepala Kementrian Agama Kabupaten Tabalong diharapkan agar
dapat memberikan panduan pendidikan selama pandemi.
4. Diharapkan kepada orang tua murid berikan waktu terbaik untuk
mendidik dan mengawasi belajar anak dan perkembangan anak.
Tentukan waktu khusus untuk anak belajar dan bermain.

DAFTAR PUSTAKA
Rusdiana. 2015. Kebijakan Pendidikan Dari Filosofi Ke Implementasi. Bandung:
Pustaka Setia.

LAMPIRAN
LAMPIRAN I: DATA GURU
STRUKTUR MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 TABALONG
TAHUN 2020/2021

1. Kepala : Drs. Zainal Fanami


2. Kepala Tata Usaha : Akhmad Syakduddin
3. Bendahara Pengeluaran : Syahruddin, S.Sos
4. Wakamad- Kurikulum : -Khairi. S.Pd
- Kesiswaan : -M. Eddy Rusmana. S.Pd
- Sarpras : -Alfi Khairian. S.Pd
- Humas : -Ruspiannor. S.Pd.I
5. Pengelola Lab Komputer : -Dadang Suharyadi. S.Pd
6. Pengelola Lab IPA : -Asma Nuraida. S.Pd
7. Pengelola Perpustakaan : -Ahmadi. S.Pd.I
8. Pengelola UKS : -Marlini Hadiati. S.Pd
9. Pengelola Koperasi : -Hj. Siti Mahunah. S.Pd
10. Pembina OSIM/Keagamaan : -Herwanto. S.Pd.I
11. Pembina Pramuka Putra : -M. Ainul Haris. S.Pd
12. Pembina Pramuka Putri : -Yati. S.Pd
13. Pembina Siwa Berprestasi : -Fatmah Harnani. S.Pd
14. BK/BP : -Husnatul Hasyarah. S.Pd.I

LAMPIRAN II: DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai