Manajemen Dalam
Keperawatan
[MANAJEMEN KONFLIK ]
Tutik Rahayuningsih S Kep Ns.,MPH
A. DEFINISI KONFLIK
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah
suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat
(sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif.
Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan
yang saling bertentangan.
Deutsch (1969) mendefinisikan konflik sebagai suatu perselisihan atau
perjuangan yang timbul bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat dan perilaku
seseorang terancam. Gangguan ini mengakibatkan ketidakcocokan perilaku yang
mengganggu pencapaian tujuan.
Douglass dan Bevis (1979) menyatakan bahwa konflik adalah perjuangan
diantara kekuatan-kekuatan interdependen. Perjuangan ini bisa terjadi didalam individu
(konflik intrapersonal) atau didalam kelompok (konflik intragroup) (Nielsen, 1977).
Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi
atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan
kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai
dan persepsi yang berbeda.
Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat,
persaingan dan permusuhan.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua
orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam
perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan
dari beberapa anggota organisasi yang tidak akan bisa mempengaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut.
E. PENYELESAIAN KONFLIK
1. LANGKAH-LANGKAH
Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi :
a. Pengkajian, terdiri dari :
Analisa situasi
Analisa dan mematikan isu yang berkembang
Menyusun tujuan
b. Identifikasi
Mengelola perasaan
c. Intervensi
Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik
Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik
2. STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi 6 yaitu :
a. Kompromi atau Negosiasi
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling
menyadari dan sepakat tentang keinginan bersama. Penyelesaian dengan strategi
ini sering diartikan sebagai “lose-lose solution” yang bermakna kedua unsur yang
terlibat menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat.
b. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai “win-lose solution” dalam penyelesaian
konflik. Penyelesaian ini menekankan bahwa hanya ada satu orang atau
kelompok yang menang tanpa putus asa dan keinginan untuk perbaikan dimasa
mendatang.
c. Akomodasi
Istilah lain yang sering digunakan adalah “cooperative”. Konflik ini berlawanan
dengan kompetisi. Pada strategi ini seseorang berusaha berakomodasi
permasalahan-permasalahan dan memberi kesempatan orang lain untuk menang.
Masalah utama pada strategi ini sebenarnya tidak terslesaikan. Strategi ini
biasanya sering digunakan dalam suatu politik untuk merebut suatu kekuasaan
dengan berbagai konsekuensinya.
d. Smoothing
Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional dalam konflik.
Pada strategi ini individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai
kebersamaan dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri.
e. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik pada strategi ini menyadari tentang
masalah yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak
menyelesaikan masalahnya.
f. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi “win-win solution”. Pada kolaborasi, kedua
unsur yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam
mencapai tujuan bersama.
F. HASIL KONFLIK
Konflik mengakibatkan hasil yang dapat produktif untuk pertumbuhan individu
atau organisasi. Sebaliknya konflik dapat sangat destruktif (Kramer, Schmalenberg,
1978; Lewis, 1976; Myrtle, Glogow, 1978; Nielsen, 1977).
Konflik dapat menjadi sumber energi dan kreativitas yang positif dan membangun
bila dikelola dengan baik. Jika tidak, konflik dapat mengganggu fungsi dan
menghancurkan, menghabiskan energi serta mengurangi keefektifan organisasi dan
pribadi.
Konflik dapat menghancurkan inisiatif atau kreativitas, mnyebabkan perilaku
bermusuhan dan kekacauan, hilangnya semangat tim dan hilangnya keinginan uantuk
bekerja kearah pencapaian tujuan bersama serta mengakibatkan jalan buntu dan
kemacetan.
DAFTAR PUSTAKA