Anda di halaman 1dari 53

BUNDEL MORFOLOGI TUMBUHAN

Dosen Pengampu :
Dr. Tri Wahyu Agustina S.P., M.Pd,
Hj. Asriyanti Mas’ud, M.Pd

Disusun oleh:
Rifa Nur Afifah 1192060081
Sephia Putri Mulyadi 1192060093
Sovi Varihah 1192060101
Tiara Nurul Arifiah 1192060111
Pendidikan Biologi 3C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
MENGENAL ORGAN
VEGETATIF PADA KECAMBAH
Judul Praktikum : Mengenal Organ Vegetatif Pada Kecambah
Tanggal Praktikum : Senin, 12 Oktober 2020
Tujuan Praktikum : 1. Mengidentifikasi berbagai organ vegetatif pada kecambah
2. membedakan tipe keccambah epigeal dan hipogeal

A. Landasan Teori
Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap
embrionik di dalam biji. Kecambah terjadi karena adanya perkembangan pada tumbuhan.
Perkembangan adalah proses perubahan yang menyertai pertumbuhan menuju tingkat
pematangan atau kedewasaan makhluk hidup (Wigati dkk, 2018:4). Tahap perkembangan yang
berlangsung disebut perkecambahan. Perkecambahan atau germination merupakan proses
metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah.
Kecambah memiliki bagian utama yang disebut dengan embrio. Embrio adalah suatu tanaman
baru yang terjadi dari bersatunya sel gamet jantan dengan sel gamet betina pada suatu proses
pembuahan. Embrio tersebut meliputi radikula, epikotil, hipokotil, dan katiledon.

Dalam tahapan ini, embrrio pada biji yang semula berada pada keadaan dormansi akan
mengalami perubahan fisiologis sehingga terjadilah perkecambahan. Dormansi merupakan
suatu mekanisme untuk mempertahankan diri terhadap suhu yang sangat rendah (membeku)
pada musim dingin, atau kekeringan di musim panas yang merupakan bagian penting dalam
peijalanan hidup tumbuhan tersebut (Fauziah, 2012:155). Dengan demikian, dormansi
merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu.

Ketika berada pada tahap perkecambahan, biji tumbuhan akan memiliki kandungan air
yang banyak karena biji menyerap air yang ada di lingkungannya. Masuknya air ke dalam biji
melalui proses imbibisi. Air akan masuk ke dalam biji dan memacu embrio yang ada dalam biji
untuk melepaskan hormon giberalin yang mendorong pelepasan enzim pada katiledon untuk
menghidrolisis cadangan makanan menjadi molekul-molekul sederhana. Molekul-molekul ini
selanjutnya akan diangkut menuju lokasi pertumbuhan pada embrio. Menurut Setiowati
(2007:5), gejala awal dari perkecambahan biasanya terlihat dari perkembangan radikula yang
menyebabkan kulit biji robek dan kecambah mulai tumbuh. Radikula adalah calon akar primer
dan merupakan bagian dari hipokotil. Proses perkecambahan terjadi karena sel-sel embrional
memiliki kemampuan membelah dan bertambah banyak. Kemampuan tersebut mengakibatkan
biji tumbuh menjadi kecambah. Pertumbuhan pada kecambah akan terus berlanjut terutama
pada bagian ujung batang dan akar. Pertumbuhan ini dapat berlangsung jika persediaan
makanan cukup untuk tumbuh. Apabila persediaan tersebut telah habis, maka kecambah akan
mengambil air dan mineral dari tanah. Selain itu, tumbuhan akan memperoleh makanannya
dari senyawa CO2 yang ada di sekitarnya. Bahan-bahan tersebut kemudian diolah melalui
proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan yang dibutuhkan oleh sel-sel penyusun
kecambah agar tumbuh dan berkembang. (Karmana, 2008:7)

Berdasarkan letak katiledon pada masa perkecambahan, terdapat dua tipe perkecambahan,
yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.

1. Perkecambahan Epigeal

Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang ditandai dengan bagian hipokotil


terangkat ke atas permukaan tanah dan katiledon sebagai cadangan makanan atau energi
akan melakukan proses pembelahan dengan cepat untuk membentuk bagian epigeal dan
membentuk daun. Proses perkecambahan tipe ini dapat dilihat pada perkecambahan kacang
hijau (Vigna radiata).

2. Perkecambahan Hipogeal

Perkecambahan hypogeal merupakan perkecambahan yang ditandai dengn terbentuknya


bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan katiledon tetap berada di dalam
tanah. Poses ini dapat dilihat pada perkecambahan jagung (Zea mays).

Menurut Wigati, dkk (2018:5) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


dan perkembahan perkecambahan, yakni faktor internal (gen dan hormon) dan faktor
eksternal (air, cahaya, kelembapan, nutrient, suhu, oksigen, dan pH). Biji hanya akan
berkecambah jika mendapatkan syarat-syarat yang diperlukan, yaitu: air, udara, cahaya,
dan panas. Biji dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan gelap. Biji-biji
itu memerlukan rangsangan cahaya. Pengurangan kandungan lengas biji, serta suhu dan
kelembaban relatif di tempat biji disimpan, memperpanjang umur penyimpanan
kebanyakan biji. Laju perkecambahan dapat menurun dengan menurunnya potensial lengas
tanah. (Fauziah, 2012:156)

Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi, biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada
didalamnya (lembaga), berada dalm keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga
tetap hidup kadang-kadang sampai bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya,
artinya jika kemudian memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk perkecambahanya
juga lalu dapat bekecambah. (Tjitrosoepomo, 2007:252)

B. Alat dan Bahan

No Alat Jumlah Bahan Jumlah


1 Pensil 1 Biji Jagung 6
2 Pulpen 1 Biji Kacang Hijau 6
3 Penggaris 1 Kapas Lembab 2
4 Penghapus 1
5 Pensil Warna 24
6 Buku Gambar A4 1
7 Handphone 1
8 Cup 2
9 Silet 1

C. Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat Praktikum

Kecambahkan biji jagung dan Kacang Hijau selama 7 hari (5 buah biji)

Setelah 7 hari, amati dan gambar hasil perkecambahan (penggambaran disertai


biji yang masih utuh dan yang sudah dibelah irisan membujur)

Berilah keterangan bagian-bagian dari kecambah dan biji di samping gambar yang
telah dibuat
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Morfologi Perkecambahan Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna radiata)
No Gambar Literatur Gambar Tangan Keterangan
1 Nama Indonesia: Jagung
Nama Daerah : Jagong
Nama Ilmiah :Zea mays

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Sumber:
http://garisanku.blogspot.com/2015/10/kedalaman-tanam.html
Sumber:
Diakses Kamis, 5 November 2020 Pukul 10:59
Milind, P and Isha D. 2013. Zea maize;
A Modern Craze. Journal of Pharmacy.
4(6): 39-43
2 Nama Indonesia: Kacang Hijau
Nama Daerah : Kacang Hejo
Nama Ilmiah : Vigna radiata

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus :Vigna
Spesies : Vigna radiata

Sumber:
Hasanah, Fikriyah, dkk. 2018.
Sumber: Pengaruh Intensitas Spektrum Cahaya
https://hikmah-di.blogspot.com/2013/09/bab-i-pertumbuhan-
Warna Merah dan Hijau Terhadap
dan-perkembangan.html
diakses Jum’at, 6 November 2020 Pukul 7.30 Perkecambahan dan Fotosintesis
Kacang Hijau. Jurnal Ilmiah Penelitian
dan Pembelajaran. 4(2): 25-30
E. Pembahasan
Dari hasil pengangamatan perkecambahan yang kami lakukan pada 2 jenis tumbuhan,
yakni kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays), terdapat perbedaan organ vegetatif
pada masing-masing biji. Dimana pada kacang hijau dalam tipe bijinyapun sudah berbeda
dengan biji jagung. Pada biji kacang hijau merupakan biji berkeping dua/dikotil. Hal ini seperti
yang dikatakan Aditya (2010: 5), bahwa kacang hijau termasuk kedalam golongan
Leguminoceae yang merupakan tanaman dikotil (memiliki dua keping biji) yang kaya zat gizi
sebagai cadangan makanan bagi lembaga (embrio) selama germinasi (proses perkecambahan).
Sedangkan biji jagung termasuk kedalam tipe biji berkeping satu/ monokotil. Seperti yang
dikatakan Saripurna (2019: 83), jagung adalah termasuk tanaman monokotil (tumbuhan berbiji
tunggal) sehingga perakarannya pun tergolong akar serabut yang kedalamannya dapat
mencapai 8 meter, meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter.

Struktur biji tumbuhan antara dikotil dan monokotilpun berbeda. Dimana pada biji
tumbuhan monokotil, yakni jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, dan
endosperma. Selain itu terlihat perbedaan warna yang membedakan antara embrio, endosperm,
dan epicarp biji jagung, ketika biji jagung dibelah.

Berbeda dengan struktur biji dikotil dari biji kacang hijau. Pada biji kacang hijau,struktur
bijinya memiliki bentuk hilum yang lonjong, lokasi ditepi dan posisinya menjorok. Bagian-
bagian biji yang dimiliki oleh kacang hijau tidak sekompleks biji kacang hijau. Seperti yang
dikatakan Kartasapoetra (2003), bahwa biji kacang hijau memiliki komponen biji yang terdiri
dari katiledon, plumula, radikuka, epokotil, hipokotil, akar primer, akar sekunder, dan daun
pertama. Pada biji kacang hijau, terlihat jelas struktur-struktur yang akan mengalami
perkecambahan, seperti plumula yang akan menjadi bakal daun serta radikula yang menjadi
bakal akar, yang paling luas bentuknya adalah kotiledon. Secara rinci bagian-bagian dari biji
kacang hijau adalah spermodermis (testa: kulit benih), kotiledon (daun lembaga), plumula
(pucuk lembaga), radikula (akar Lembaga), hipokotil dan epikotil. (Unzilla, 2017:3)

Pada biji jagung dan biji kacang hijau ada perbedaan yang paling bisa dibedakan, yakni
antara kotiledon yang dimiliki biji kacang hijau dengan kotiledon biji jagung. Kotiledon pada
biji kacang hijau berfungsi sebagai tempat cadangan makanan, sedangkan pada jagung
kotiledon berfungsi sebagai penyerap makanan dan endospermlah yang menjadi tempat
penyimpanan cadangan makanan. Seperti yang dikatakan Kamil (1979), pada tanaman jagung
endosperma merupakan bagian ynag terbesar dan didefinisikan sebagai suatu jaringan
penyimpanan cadangan makanan.

Dari biji jagung yang merupakan tipe monokotil dan dikotil, maka kita dapat melihat
juga tipe perkecambahan pada biji itu termasuk epigeal atau hipogeal. Pada perkecambahan
kacang hijau yang kami lakukan, terlihat bahwa kotiledon dapat terangkat dari permukaan
kapas ke atas dan mengeluarkan plumula yang ada ditengah kotiledon. Kotiledon semakin
terangkat karena adanya dorongan hipokotil. Bagian hipokotil dan epikotil akan memanjang.
Dibagian atas epikotil daun lembaga atau daun pertama akan terbuka. Semakin memanjang
bagian epikotil dan hipokotil, bagian kotiledon akan semakin mengkerut karena cadangan
makanan yang ada di dalamnya telah habis. Seperti yang disampaikan oleh Iriwanto (2015 :
1014) bahwa epigeal yaitu perkecambahan dengan kotiledon terangkat ke atas tanah dengan
memanjangkan hipokotil.

Sedangkan pada perkecambahan jagung, bagian kotiledon tidak terangkat dan tetap ada
dipermukaan kapas, hanya saja bagian radikula menonjol dan menembut kulit biji hingga
akhirnya dapat terlihat bagian radikula dan hipokotil. Pada bagian atas biji jagung, sekitar dekat
radikula munculah bagian yang nantinya akan menjadi bakal batang yang diawali dengan
koleoptil yang semakin tumbuh menjadi daun lembaga. Hal ini sesuai dengan Iriwanto (2015
: 1014), bahwa pada perkecambahan tipe hipogeal dimana kotiledon tidak membesar sehingga
kotiledon tetap dibawah tanah selama perkecambahan.

F. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah perbedaan yang mencolok antara semua kecambah dan biji yang ditugaskan?
Jawaban
Perbedaan yang paling mencolok pada perkecambahan jagung dan kacang hijau terletak
dari tipe perkecambahannya. Dimana pada perkecambahan jagung termasuk
perkecambahan tipe hipogeal, epikotil tumbuh memanjang sehingga plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul dibagian atas dan katiledon berada di bawah.
Sedangkan pada kacang hijau, termasuk tipe perkecambahan epigeal karena
hipokotilnya memanjang sehingga plumula dan katiledon terangkat ke atas.

2. Dimanakah letak endosperm dan katiledon pada biji dan kecambah?


Jawaban
Letak endosperm berada di dalam biji dan merupakan bagian terbesar pada biji
(tumbuhan monokotil), sedangkan kotiledon terdapat dibawah daun lembaga atau
diluar yang melapisi daun lembaga muda sebelum daun melakukan pertumbuhan

3. Apa fungsi endosperm dan katiledon tersebut?


Jawaban
Endosperm dan katiledon memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai penyimpan
cadangan makanan bagi proses pertumbuhan tumbuhan. Pada tumbuhan biji dikotil,
tidak memiliki endosperm sehingga untuk cadangan makanan tumbuhan menggunakan
bagian kotiledon sebagai tempat cadangan makanannya. Kotiledon adalah tempat
cadangan makanan sementara hingga akhirnya kotiledon akan mengeriut dan tumbuhan
mulai memperoleh makanannya dari air, mineral, dan hasil fotosintesis. Sedangkan
pada tumbuhan biji monokotil, endospermlah yang menjadi tempat cadangan makanan.
Dan kotiledon hanya sebagai tempat penyerapan makanandari endosperm saja.

4. Dari pengamatan yang Anda lakukan, bagaimana sistem perakaran pada semua jenis
perkecambahan?
jawaban
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, terdapat dua jenis system perakaran, yakni
akar tunggang dan akar serabut. Pada perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata)
sistem perakaran yang dimilikinya adalah akat tunggang. Akar tunggang adalah akar
pokok yang berasal dari akar lembaga dan biasanya terdapat pada tumbuhan biji dikotil
dan tumbuhan Gymnospermae. Sedangkan pada perkecambahan jagung (Zea mays)
terdapat sistem perakaran serabut. Akar serabut adalah akar yang keluar dari pangkal
batang an tidak memiliki perbedaan dengan akar lembaganya.

5. Dimanakah letak daun pertama pada semua kecambah?


Jawaban
Daun pertama pada jagung terletak diatas koleoptil, sedangkan pada kacang hijau
terletak dibagian atas epikotil. Ketika daun masih muda, daun akan berada di dalam
katiledon

6. Apakah epikotil dan hipokotil pada semua kecambah itu menunjukkan kesamaan atau
perbedaan? Jelaskan!
Jawaban
Iya, pada semua kecambah epikotil dan hipokotil memiliki kesamaan. Dimana
keduanya merupakan struktur awal pertumbuhan tanaman dan berfungsi sebagai
pemanjangan. Perbedaanya pada epikotil merupakan bagian sumbu embrionik yang
terletak di atas kotiledon dan plumula yang nantinya akan membentuk apeks pucuk dan
daun primer di atas permukaan tanah. Sedangkan hipokotil melakukan pemanjangan
membentuk system akar primer. Hipokotil akan disambung oleh radikula yang
selanjutkan akan tumbuh lagi akar-akar sekunder.

G. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada
perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays), bahwa
perkecambahan merupakan tahapan awal pertumbuhan tanmanan. Perkecambahan
merupakan proses pertumbuhan embrio dan bagian-bagian lainnya pada biji yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi tumbuhan baru yang sempurna. Pada
perkecambahan yang kami amati, keduanya memiliki organ vegetatifnya tersendiri
dengan fungsi yang memang mereka butuhkan dalam proses perkecambahan hingga
menjadi tumbuhan sejati. Selain itu, terdapat perbadaan tipe perkecambahan. Pada
kacang hijau memiliki tipe perkecambahan epigeal dan pada jagung memiliki tipe
perkecambahan hypogeal.
DAFTAR PUSTAKA
Darjat Saripurna, A. C. (2019). Pemanggang Jagung Semi Otomatis Berbasis Mikrokontroler
Menggunakan Metode PWM (Pulse. Sains dan Komputer, 18(1), 82-86.
Fauziah, H. (2012). Fisiologi tumbuhan. Medan: Unimed Press.
Hasanah, F. d. (2018). Pengaruh Intensitas Spektrum Cahaya Warna Merah dan Hijau. Jurnal
Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran, 4(2), 25-30.
Ika, U. I. (2011). Struktur benih dan tipe perkecambahan. Malang: Jurusan
AgroteknologiFfakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Karmana, O. (2008). Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Maulana, A. I. (2010). PENGARUH EKSTRAK TAUGE (Phaseolus radiatus) TERHADAP
KERUSAKAN SEL. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Milind, P. a. (2013). Zea maize; A Modern Craze. Journal of Pharmacy, 4(6), 39-43.
Omegawati, W. H. (2018). Biologi. Klaten: PT Intan Pariwara.
Setiowati, T. (2007). Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.
Tjitrosoepomo, G. (2007). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Unknown. (2015, Oktober 15). Kedalaman Tanam. Retrieved from Garisanku:
http://garisanku.blogspot.com/2015/10/kedalaman-tanam.html
Uripudin. (2013, September 1). Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan. Retrieved from
BAB I pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup: https://hikmah-
di.blogspot.com/2013/09/bab-i-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
BAGIAN-BAGIAN DAUN
Judul Praktikum : Bagian-bagian Daun

Tanggal Praktikum : Senin, 19 Oktober 2020

Tujuan Praktikum :

1. Menunjukkan bagian-bagian yang ada di daun


2. Membedakan jenis daun tunggal daun majemuk
3. Membedakan jenis daun lengkap atau tidak lengkap
4. Mengidentifikasi berbagai daun pada bagian ujung,pangkal,Margin (tepi), tulang
daun,warna daun, dan keadaan permukaan daun.

A. Landasan Teori
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan,meskipun batang
yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi
energi kimia. (Latifa, 2015: 668) Bentuk daun sangat bervariasi namun pada umunya terdiri
dari suatu helai daun (blade) yang pipih dan tangkai daun yang disebut petiola yang
menyambungkan daun dengan buku batang. Daun tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda
dalam hal susunan tulang daun utamanya sebagian besar monokotil memiliki tulang daun
utama paralel yang menjalar sepanjang helai daun sebaliknya, daun tumbuhan dikotil
umumnya memiliki banyak percabangan pada tulang daun utama karena morfologi daun sangat
bervariasi diantara spesies tumbuhan,para ahli taksonomi tumbuhan mengunakan ciri ciri
seperti bentuk daun,pengaturan spesial daun pada batang, dan pola tulang daun untuk
membantu mengidentifikasi dan mengklasifikasi tumbuhan.(Campbell, 2008:298 )
Menurut Tjitroepomo ada beberapa sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian kita
ialah:

1. Bangun/Bentuk Daun (Circumscriptio)

Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan,
yaitu dengan daun:

1) Bagian yang terlebar kira-kira ditengah halaian daun


Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya terletak ditengah-tengah
helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat/bundar (orbcularis), bangun perisai
(peltatus), jorong ( memanjang oblongus) dan bangun lanset (lanceolatus).

2) Bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun

Daun-daun yang memiliki bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian


daunnya dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:

• Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun
seperti bangun bulat telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis), bangun delta
(deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus).
• Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk
daun seperti bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis),
bangun anak panah (sagitattus), bangun tombak (hastatus), dan bangun bertelinga
(auriculatus) (Tjitroepomo, 2016:23-25).

3) Bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah halaian daun.

Daun dengan bagian terlabar terdapat ditengah-tengah helaian daun kemungkinan


bangun daunnya adalah bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang
(obcordatus), bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus) dan bangun sudip atau
spatel atau solet (spathulatus).

4) Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya

Dalam golongan ini termasuk dalam daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya
jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjang daunnya. Pada umumnya bentuk daun yang
dari pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus),
bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus) dan bangun jarum (acerosus)
(Tjitroepomo, 2005:22-25).

2. Ujung Daun

Ujung daun merupakan puncak daun, dimana letaknya paling jauh dari tangkai daun. Ujung
daun memiliki bentuk yang beraneka ragam, antara lain: (Rosanti, 2013).

1) Runcing (acutus). Ujung daun mengecil dan menyempit di kiri dan kanan secara
bertahap dan membentuk sudut kurang dari 90 .Meruncing (acuminatus). Hampir mirip
dengan ujung runcing, namun titik pertemuan tidak menyempit secara bertahap, tetapi
memilki jarak yang cukup tinggi pada akhir bagian ujung tersebut.
2) Tumpul (obtusus). Bila tulang daun yang berjarak jauh tiba-tiba menyempit lalu
membentuk sudut lebih besar dari 90 , maka ujung daun tersebut dikatakan tumpul.
3) Membulat (rotundatus). Ujung daun tidak membentuk sudut sama sekali.
4) Rompang (truncatus) ujung daun seperti garis.
5) Terbelah (retusus). Ujung daun memperlihatkan suatu lekukan.
6) Berduri (mucronatus), ujung daun ditutup oleh duri.

3. Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venatio )

Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada
daun atau sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya
tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu ibu tulang daun (costa), tulang-tulang
cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang cabang
yang besar pada helaian daun dapat dibedakan beberapa macam susunan tulangnya dapat
dibedakan atas empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis),
bertulang menjari (palminervis) dan bertulang sejajar (rectinervis) (Tjitroepomo, 2005:35).

4. Pangkal Daun (Basis Folli)

Kedua tepi daun di kanan kiri pangkal dapat bertemu dan berdekatan satu sama lain , oleh sebab
itu pangkal daun dibedakan dalam :

1) Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu
tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikia pangkal daun dapat dibedakan
menjadi:
a. Runcing
b. Meruncing
c. Tumpul
d. Membulat
e. Rompang atau rata
f. Berlekuk

(Tjitroepomo, 2005:32)

2) Yang tepi daunnya bertemu dan berlekatan satu sama lain :


a. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang
sesuai dengan letak daun pada batang tadi, seperti lazim dapat kita lihat pada daun-
daun bangun perisai.
b. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau
berhadapan dengan letak daunnya. Dalam hal ini tampaknya seperti pangkal daun
tertembus oleh batangnya. (Tjitroepomo, 2005:32)

5. Tepi daun (Margo Folli)


a. Tepi daun dengan toreh yang merdeka: sering dijumpai adalah tepi dan bergerigi
(serratus), bergerigi ganda (biserratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus) dan
berombak (repandus).
b. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya: Berdasarkan
dalamnya toreh- toreh pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
(lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (partisus) (Tjitroepomo, 2005:39-42).
6. Daging Daun (Intervenium)

Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat yang diambil dari luar tubuh menjadi zat-zat yang
sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung tebal
tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti selaput
(membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), seperti perkamen
(perkamenteus), seperti kulit belulang (coriaceus), dan berdaging (carnoss) (Tjitroepomo,
2005:47).

7. Warna Daun

Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai
daun yang warnanya tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan
banyak variasi atau nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau
hijau keku Banyaknya jumlah daun maka makin banyak jumlah stomata sehingga makin besar
transpirasinya, transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air
dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, banyaknya jumlah stomata maka
tanaman mampu menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Distribusi stomata sangat berhubungan
dengan kecepatandan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain
dengan jarak tertentu dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat
penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu
akan menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti, 2010:290).

B. Alat dan Bahan

No Alat Jumlah Bahan Jumlah


1 Pulpen 1 Daun Pisang 1
2 Pensil 1 Daun Pepaya 1
3 Penghapus 1 Daun Lidah Mertua 1
4 Buku Gambar ukuran A4 1 Daun Jagung 1
Pensil Warna 24
Handphone 1

C. Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengamatan

Amati bagian-bagian daun pada 4 sampel daunyang telah disediakan ( daun pepaya, daun
pisang, daun lidah mertua, dan daun jagung

Gambar dan warnai sampel daun sesuai dengan yang aslinya. Beri keterangan bagian-bagian
daun di samping gambar

Buatlah tabel bagian-bagian daun dan isilah sesuai dengan hasil pengamatan
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Morfologi Daun dan Bagian-Bagian Daun

No Gambar Literatur Gambar Tangan Keterangan


1. Nama Indonesia : Daun pisang
Nama Daerah : Daun cau
Nama Ilmiah : Musa paradisiaca L

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sumber :
Kelas : Liliopsida
https://morfologi-tumbuhan-praktikum.com
Ordo : Zingiberales
diakses Jum’at 6 November pukul 14.00
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L
Sumber :
http://Plantamor.com Diakses Jum’at, 6
November 2020 Pukul 14.50
2. Nama Indonesia : Daun Lidah Mertua
Nama Daerah : Lidah Mertua
Nama ilmiah : Senseviera trifasciata

Klasifikasi
Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Lilliales

Sumber: Famili : Agavaceae


https://hortology.co.uk/products/sansevieria-
trifasciata-laurentii-variegated-snake-plant Genus : Senseviera
diakses Jum’at, 6 November 2020 Pukul 6. 27
Spesies :Senseviera trifasciata

Sumber:
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-
tanaman-lidah-mertua/
Diakses Pada pukul 15.20 6 November 2020
3. Nama Indonesia : Pepaya
Nama Daerah : Gedang
Nama Ilmiah : Carica papaya
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vlolalles
Sumber:
Famili : Caricareae
http://kuliner.ilmci.com/resep/2015/05/manfaat-
Genus : Carica
daun-pepaya.aspx
Spesies : Carica papaya
diakses Jum’at 6 November 2020 Pukul 19.06
Sumber :
http://Plantamor.com
Diakes pada Jum’at, 6 November 2020 pukul 15.48
4. Nama Indonesia : Jagung
Nama Daerah : Jagong
Nama Ilmiah : Zea mays

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Sumber:
https://awaytogarden.com/new-corn-bred- Famili : Poaceae
organic-farms-gardens-tells-bigger-story/
diakses Jum’at, 6 November 2020 Pukul 6.30 Genus : Oryza
Spesies : Zea mays
Sumber : http://Plantamor.com

Diakses pada Jum’at ,6 November 2020 Pukul


15.48
Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Berbagai Daun
No Nama Daun Jenis Konfigurasi Bentuk Bentuk Bentuk Tulang Permukaan Warna Daun
Daun Helaian Daun Apeks Margin Basal Daun Daun
1 Pisang (musa Lengkap Tunggal Membulat Tepi rata Rata menyirip Bagian atas Hijau muda
paradisiaca) (rotandatus) (integer) (truncatus) licin (leavis)
bagian bawah
berlapis lilin
(pruinosus
2 Pepaya Tidak Tunggal Meruncing Palmatifidus Bergerigi menjari Licin (leavis) Hijau Pekat
(Carica Lengkap (Acuminatus) (serratus) sedikit
papaya ) mengkilat
(niditus)
Lidah Mertua Tidak Tunggal Meruncing Tepi Rata Tumpul Tidak Licin Hijau muda
(Senseviera Lengkap (Acuminatus) (Integer) Ada (Leavis) dengan corak
trifasciata) hijau tua dan
pinggiran
kuning
Jagung (Zea Tidak Tunggal Runcing Tepi Rata Rata Sejajar Berbulu Hijau Muda
mays) Lengkap (Acutus) (integer) (Truncatus Kasar
) (Hispidus)
E. Pembahasan
Dari praktikum mengenai bagian-bagian tumbuhan yang telah kami lakukan,
yakni pada daun pisang (Musa paradisiaca), daun papaya (carica papaya), daun lidah
mertua (Sansivieria trifasciata), dan daun jagung (Zae mays)memiliki bagian-bagian
daun yang berbeda. Pada daun pisang(Musa paradisiaca), setelah dilakukan
pengamatan ternyata daun pisang termasuk kedalam daun yang lengkap karena
memiliki pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Hal ini sesuai dengan
ungkapan Tjitrosoepomo (2007 : 11) bahwa daun yang lengkap adalah daun yang
mempunyai upih daun atau pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Sedangkan
sampel daun lainnya, merupakan daun yang tidak lengkap karena tidak memenuhi
salah satu syarat dari daun yang lengkap. Ketiganya tidak memiliki pelapah daun, Hal
ini telah disebutkan diatas bahwa menurut Tjitrosoepomo (2007 : 11) daun yang
lengkap adalah daun yang mempunyai upih daun atau pelepah daun, tangkai daun dan
helaian daun. Namun dibalik perbedaan tersebut keempatnya memiliki kesamaan.
Dimana semuanya merupakan daun tunggal. Daun tunggal adalah daun yang
helaiannya hanya terdiri dari satu helai tanpa adanya persendian di bagian dasar
helaian tersebut, sedangkan daun majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun
oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut anak
daun (leaflet). (Latifa, 2015: 668)
Pada keempat sampel daun, semuanya memiliki bentuk dan ukuran yang
berbeda. Walaupun memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, daun tetaplah daun
yang memiliki helaian, tangkai, dan basal. Hal ini sesuiaa dengan yang dikatakan
Latifa (2015: 669), bahwa sekalipun bentuk dan ukuran daun tampak bervariasi, pada
dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang berkembang menjadi
pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun yang
memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Pada sebagian besar
tumbuhan, daun hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni helai daun saja,
tangkai dan helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun
yang demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap.
Selain itu, jika kita melihat daun berdasarkan dasar konfigurasi helaiannya,
Latifa (2015:669) menyatakan bahwa daun dapat dibedakan menjadi daun tunggal dan
daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai
tanpa adanya persendian di bagian dasar helaian tersebut, sedangkan daun majemuk
adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang
berbentuk seperti daun dan disebut anak daun (leaflet). Hal ini sudah sesuia dengan
penjelasan yang kami sampaikan di bagian atas. Dimana semua sampel daun yang
kami amati merupakan daun tunggal.
Mengenai bentuk apeks, basal, tulang daun, serta permukaan daun, setiap
sampel memiliki cirinya tersendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Tjitrosoepomo (2011)
mengenai permukaan daun, permukaan daun pada beberapa tumbuhan memiliki alat-
alat tambahan yang berupa sisik, rambut, duri, dan sebagainya. Itu artinya setiap
tumbuhan memiliki bagian-bagian daunnya tersendiri. Jadi, dapat disimpulkan dari
pengamatan bagian-bagian daun, setiap daun memiliki karakteristiknya yang akan
membedakan dengan tumbuhan lain.

F. Pertanyaan
Pertanyaan :

1. Deskriptifkan perbedaan masing-masing daun yang ditugaskan!


Jawaban
Pisang (Musa paradisiaca)

Jenis daun lengkap, konfigurasi helaian daun tunggal, bentuk apeks


tumpul, bentuk margin rata, bentuk basal tumpul, tulang daun menyirip,
permukaan daun halus dan berselaput lilin pada bagian bawah daun pisang,
warna daun hijau tua.
Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun Pepaya merupakan salah satu jenis sayuran yang diolah pada saat
masih muda menjadi makanan yang lezat dan bergizi tinggi.
Daun Jagung (Zea mays L.)
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat.
Daun Lidah Mertua (Senseviera trifasciata)
Salah satu ciri daun lidah mertua adalah adanya garis menyempit di bagian
pangkal dengan ujung daun meruncing. Daunnya memiliki serat yang bersifat
keras, tapi sedikit kenyal. Serat ini biasa disebut dengan bowstring hemp yang
juga sering dimanfaatkan dalam proses pembuatan kain.
Selain itu, tanaman lidah mertua mempunyai karakter daun cukup tebal
dengan kandungan air yang cukup melimpah sehingga mampu bertahan di
musim kemarau yang terik. Corak daun lidah mertua berbentuk garis yang
mengikuti arah serat daun. Corak ini tidak beraturan dan cenderung
zigzag.

G. Kesimpulan
Daun merupakan suatu tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Bagian bagian daun yang lengkap mempunyai upih
daun, tangkai daun, dan helaian daun. Daun memiliki sifat-sifat daun dapat dipakai
sebagai petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan. Adapun sifat-sifat daun yang
harus diperhatikan adalah ujung daun,pangkal daun,susunan tulang daun,tepi daun,daging
daun dan sifat-sifat lain lagi. Daun berfungsi sebagai pengambilan zat-zat makanan,
pengolahan zat-zat makanan,penguapan air, pernapasan, dan menangkap cahaya waktu
fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA

Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies

Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi. 18(2)

Muis Amran. 2018. Benyakit Tulai pada Tanaman Jagung . Sleman

Campbell. 2002.Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta Erlangga.

M Idariani, Tahir. 2008. 165sansiviera eksekutif . Jakarta selatan.

Tjitroepomo, Gembong. 2016 Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Elly Hikmah, Mulyawan, Ronny , dan Ismuhajaroh, Bakti Nur. 2019. Berdasarkan Morfologi

Daun. Jurusan Agroekoteknologi,. Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian,

Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru Prosiding Seminar Nasional PERHORT. 21 –

22

Wa Ode Sitti Sariamanah, Asmawati Munir,Ahdiat Agriansyah. 2016. KARAKTERISASI

MORFOLOGI TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) DI KELURAHAN

TOBIMEITAKECAMATAN ABELI KOTA KENDARI. 1(2)


MODIFIKASI DAUN
Judul Praktikum : Modifikasi Daun
Tanggal Praktikum : Senin, 21 Oktober 2020
Tujuan Praktikum : Mengidentifikasi berbagai bentuk modifikasi daun

A. Landasan Teori
Pada dasarnya didalam suatu tumbuhan hanya terdapat tiga bagian saja yaitu dun,
batang dn akar. Dan yang lainnya hanyalah bakal dari ketiga itu yang akan bertumbuh
membesar. Daun adalah bagian dari tumbuhan yang sangan penting, karena organ ini
bagian terbanyak pada tumbuhan dan dari daun tumbuhan dapat berfotosintesis. Daun,
umumnya melekat pada dahan atau batang, tempat melekatnya daun biasanya disebut
dengan buku/nodus.
Daun biasanya tidak berumur panjang sehingga pada saat waktunya sudah habis
daun akan gugur, dari masa tumbuhnya daun umunya daun muda berwarna hijau
muda, daun tua berwarna hijau tua dan saat menuju gugur daun berwarna kuning.
Tetapi ada juga daun tua berwarna kuning atau merah seperti pada tumbuhan puring.
(Marina silahi, 2016:29)
Daun memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagaipenyimpan cadangan
makanan, pengambil dan pengolah zat maanan, penguapan uga pernafasan.
Apabila dilihat dari susunannya daun dikelompoka kedalam dua kelompok yaitu
daun lengkap dan tidak lengkap. Pada daun lengkap terdapat:
1. Pelepah daun
Tida semua tumbuhan terdapat pelepah daun, pelepah daun kebanyakan
dijumpai pada tumbuhan berbiji tunggal. Pelepah daun ini berfungsi sebgai pelindung
kuncup dan penguat batang
2. Tangkai daun
Tangkai daun biasanya berbentuk silinder dan menebal pada akarnya, bulat
merongga, pipih melebar dan setengah lingkaran. Fungsi dari tangkai daun yaitu
mendukung dan menempatkan posisi helaian agar dapat terdedah oleh sinar matahari,
serta menyalurkan zat hara dari akar menuju daun dan menyalurkan zat hasil asimilasi
dari daun menuju ke bagian lain tubuh tumbuhan.
3. Helaian daun
Bagian ini merupakan karakteristik sebuah daun. Karakteristik helaian daun
akan dianggap karakteristik daun secara keseluruhan, sehingga dalam menentukan
bangun daun, bagian yang diamati adalah helaian daun seutuhnya tanapa
memperhatikan apakah bangun daun memiliki lekuk atau toreh. Bangun daun tidak
terpengaruh oleh lekuk/toreh pada helaian daun. Contoh daun singkong digolongkan
memiliki daun bangun bulat, meskipun terdapat toreh/lekuk berbagi pada daun
tersebut. (Neni hasnunidah,2019).
Adapun pada daun tidak lengkap, biasanya hanya memiliki tangkai dan
helaian daun saja, atau hanya memiliki helaian daun lalu setelah dewasa helaian
tersebut akan menempel pada batang, atau hanya memiliki tangkai saja, dikarenakan
tangkainya berbentuk pipih sehingga terlihat seperti helaian daun.

Berdasarkan bagian helaian daun dari yang terlebar, terdapat empak bangunan
daun yaitu:
1. Bagian terlebar berada pada tengah tengah heaian daun
Daun seperti ini memiliki kemungkinan bentuk bulat, perisai, jorong,
memanjang, lanset, seperti pada daun kemboja
2. Bagian terlebar berada pada bawah tengah-tengah daun.
Daun seperti ini biasanya berbentuk bulat telor, segi tiga, delta, atau belah ketupat
seperti daun bengkuang
3. Bagian yang terlebar di atas tengah helaian daun.
Jenis tumbuhan yang memiliki bangun daun dengan bagaian terlebar di atas
tengah helaian daun dikelompokkan sebagai berikut.
a) Bola telur sungsang
b) Jantung sungsang
c) Segitiga terbalik
d) Sudip seperti pada daun tapak lima
4. Tidak ada bagian yang terlebar
Bagian ini daun memiliki bentuk Garis Pita Pedang Paku Jarum atau acerosu,,
misalnya daun pinus.

Macam-macam tepi, pangkal dan ujung daun


1. Pangkal daun
Runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang dan berlekuk
2. Tepi daun
Berlekuk menyirip, Bercangap menyirip, Berbagi menyirip, Berlekuk menjari,
Bercangap menjari, Berbagi menjari
3. Ujung daun
Runcing, Meruncing, Tumpul, Membula, Rompang, Terbelah, Berduri.

Macam-macam tulang dan daging pada daun


1. Tulang daun
a. Menyirip
b. Menjari
c. Melengkung
d. sejajar
2. Daging daun
a. Selaput
b. Kertas
c. Lunak
d. Perkamen
e. Kulit
f. Berdaging
Macam-macam permukaan daun
a. Licin
b. Gundul
c. Kasap
d. Berkerut
e. Berbingkul
f. Berbulu
g. Berbulu kasar
h. Bersisik
(Neni hasnunidah, 2019:17)
B. Alat dan Bahan
(Alat: sesuatu yang dipakai berulang kali. Bahan: sesuatu yang dipakai dapat
habis)
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 Pensil 1 Bunga kertas 1
2 Penghapus 1 Cocor bebek 1
3 Spidol warna 1 paket Lidah mertua 1
4 Pulpen 1 Bawang merah 1
5 Handphone 1
6 Kertas HVS 1
7 Penggaris 1

C. Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Minyapkan daun-daun yang akan


diamati

mengamati daun bunga kertas (bouggainvillea), daun kaktus


(cactaceae), daun bawang merah (Alliun cepa), daun cocor
bebek (Bryophyllum pinnatum)

Menggambar hasil pengamatan pada


buku laporan
Memberikan keterangan klasifikasi dan bagian-bagian daun
yang diamati

Memasukan hasil pengamatn pada


tabel hasil pengamatan
D. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Morfologi Modifikasi Daun


No Gambar Literatur Gambar Tangan Keterangan
1 Nama Indonesia: Bunga Kertas
Nama Daerah: Kembang Kertas (Jawa Barat)
Nama Ilmiah : Bougainvillea spectabilis

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sumber Kelas: Magnoliopsida
:https://m.dekoruma.com/artikel/65 Ordo : Cargophyllales
516/cara-menanam-bunga-kertas
Diakses :Sabtu, 7 November 2020 Famili : Nytaginaceae
Pukul 10.02 Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea spectabilis
Modifikasi daun : Braktea
Sumber :
Anggita, Devi. 2018. Skiring Fotokimia dan uji
tokasilitas dari ekstrak bunga kertas. Jurnal Saintek.
Vol.11(2): 21
2 Nama Indonesia : kaktus
Nama daerah : Kaktus
Nama ilmiah : Mimmaillaria xantina

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sumber :
https://images.app.goo.gl/2fNirkTtYMAh Divisi : Spermatophyta
MGCG9
Kelas : Dicotiledonae
Diakses Sabtu, 7 November 2020
pukul 10.05 Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Genus : Mammillaria
Spesies : Mimmaillaria xantina
Modifikasi Daun : Spinap phyllogenum
Sumber :
https://en.m.wikipwdia.org/mimmaillaria_mathilde
diakses Minggu, 8 November 2020 pukul 05.35
3 Nama Indonesia: Bawang Merah
Nama Daerah: Bawang Beureum (Jawa Barat)
Nama Ilmiah : Allium cepa var aggregatum

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Sumber
Divisi : Magnoliophyta
:https://www.hipwee.com/tips/cara-
menanam-bawang-merah/amp/ Kelas: Liliopsida
Diakses Sabtu, 7 November 2020
Ordo : Asparagales
Pukul 10.13
Famili : Alliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa var aggregatum
Modifikasi Daun: Bulbus squamosus
Sumber :
Anang, Firmansyah, Muhammad. 2015. Uji
Adaptasi bawang merah di lahan gambut pada saat
musim hujan dikalimantan tengah. Jurnal
Holtikultura. Vol. 24(2): 14.
Nama Indonesia: Cocor Bebek
Nama Daerah: Buntiris
Nama Ilmiah : Bryophyllum calycinum

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sumber : Ordo : Saxifragales
https://images.app.goo.gl/9rFvc6N Famili : Crassulaceae
NGGFanFGp7
Diakses Sabtu, 7 November 2020 Genus :Bryophyllum
Pukul 10.20 Spesies : Bryophyllum calycinum
Modifikasi Daun: Tunas adventif
Sumber :
Hidayat. 2014. Uji sensitivitas ekstrak
E. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami mnggunakan empat tanaman sebagai bahan pengujian
yaitu bunga kertas, kaktus, bawang merah, dan cocor bebek, pada dasarnya daun adalah
organ penting dalam tumbuhan karena daun adalah unsur hara, dari daun tumbuhan dapat
melakukan fotosintesis. Namun daun juga dapat bermodifikasi seperti pada kaktus daun
dapat bermodifikasi menjadi duri dan mengakibatkan kehilangan fungsinya sebagai
fotosintetik (Abdurahman,2008:36) Selain menjadi duri, daun juga bermodifikasi sebagai
modifikasi umbi lapis. Pada umbi bawang merah, daur keluar dari permukaan tanah
halayaknya batang. Pada bawang merah lapisan lapisan pada umbi bawang adalah daun
yang menebal, lunak, dan berdagimg (Mafrur.2020:29)

Pada tanaman cocor bebek selain berfungsi untuk foto sintesis daun juga berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan (Aslizar:200). dari daun cocor bebek apabila ditanam akan
muncul tunas pada daun. Bahkan cara pembibitannyapun dapan dilakukan dengan cara
menananmkan daunnya saja, maka akan tumbuh tanaman cocor bebek. Tumbuhan
membentuk bunga, buah dan bizi yang bertujuan untuk pelestarian spesies dan melengkapi
daur hidupnya. Pada bunga kertas (Bougainvillea) daun bermodifikasi menjadi bunga atau
mahkota bunga. Ini bertujuan untuk menarik perhatian serangga. (Tetty,2007:9)

F. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah fungsi dari bractea tersebut?

2. Apakah fungsi dari tumbuhan sukulen?

3. Apakah fungsi duri kaktus

4. Ada berapa lapis pada umbi bawang yang anda amati? Dan apa fungsi lapisan-lapisan
tersebut?

5. Berikan kesimpulan dan saran

6. Tampilkan video saat kegiatan observasi pada saat membuat laporan (maksimal lima
meit)
JAWAB
1. Bractea berfungsi untuk menarik perhatian serangga dan sebagai mahkota bunga
2. Tumbuhan sukulen berfungsi untuk memurnikan udara, karena tanaman sukulen tidak
mengeluarkan karbon dioksida pada malam hari, tanaman ini berfungsi untuk membantu tidur
lebih nyenyak
3. Fungsi duri kaktus adalah upaya meminimalisir penguapan air sehingga walauoun di tempat
gersang kaktus masih bisa bertahan, duri kaktus juga berfungsi sebagai pelindung diri dari
marabahaya.
4. Terdapat lima lapisan. Pada umbi bawang merah terdapat beberapa bagian yaitu dinding del
yang berfungsi sebagai pelindung sel, jaringan epitel yang berfungsi untuk pelindung terhadap
penguapan air, kerusakan mekanik, perubahan suhu dan hilangnya zat-zat makanan, nukleus
berfungsi sebagai pengendali proses berlangsungnya metabolisme dalam sel, membran inti dan
skelereid yangberfungi untuk menahan tekanan

G. Kesimpulan
Daun adalah organ penting dalam setiap tumbuhan, fungsi utama daun adalah untuk
berfotosintesis yang dimana dari fotosintesislah terdapat oksigen. Namun terdapat modifikasi
atau pengalihan fungsi dimana pada bunga kertas daun beralih fungsui menjadi mahkota
bunga, pada kaktus daun bermodifikasi sehingga fungsi dari duru adalah untuk menurunkan
penguapan, pada daun bawang merah higa bermodifikasi menjadi pelindung dari umbi
bawang merah begitupula pada daun cocor bebek.
DAFTAR PUSTAKA

Anggita, D. (n.d.). Skiring Fotokimia dan uji tokasilitas dari ekstrak bunga kertas. Jurnal Saintek, 11(2),
21.

Firmansyah, M. A. (2015). Uji Adaptasi bawang merah di lahan gambut pada. Jurnal Holtikultura.,
24(2), 14.

Furqonita, T. S. (2007). Biologi Interaktif. Jakarta Timur: Azka Press.

Hidayat, H. (2014). Uji sensitifitas ekstrak daun cocor bebek (klanchoe pinnata) terhadap
Staphylococcus. Jurnal ilmu kedokteran dan kesehatan, 1, 1.

Kurniawati, M. U. (2020). Modul pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Malang: Ahlimedia Press.

Lantunra, I. A. (2014). BUKU AJAR STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II. Universitas
Hasanuddiin.

Wiono, H. n. (2019). Botani Tumbuhan Tinggi. Lampung: Graha Indah.

Yenny, A. D. (2006). buku pelajaran biology kelompok pertanian dan kesehatan. Bandung: Gfarindo.
AKAR DAN MODIFIKASI
AKAR
Judul Praktikum : Akar dan Modifikasi Akar
Tanggal Praktikum : Senin, 2 November 2020
Tujuan Praktikum : 1. Membedakan akar tunggang dan akar serabut
2. Mengidentifikasi berbagai jenis akar dan modifikasinya

A. Landasan Teori

Pertumbuhan tanaman adalah peristiwa bertambahnya ukuran tanaman, yang dapat


diukur dari bertambah besar dan tingginya organ tumbuhan, sedangkan perkembangan
tanaman dapat dilihat dengan adanya perubahan pada bentuk organ batang, akar dan daun,
munculnya bunga serta terbentuknya buah. Pertambahan ukuran tubuh tumbuhan secara
keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan jumlah dan ukuran sel (Hapsari, 2018 : 79).
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan umumnya tumbuh di dalam tanah
dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan menjauhi cahaya. Berbeda dengan batang, akar tidak
berbuku, tidak beruas, dan tidak mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh
terus pada ujungnya, bentuknya sering kali meruncing hingga mudah menembus tanah, dan
warnannya keputihan atau kekuningan (Setiaji, 2009).
Menurut Weier, Stoeking dan Barbour (1974) Root berasal dari kata Rot bahasa
Anglosaxon (Inggris). Root is the descending axis of a plant, artinya akar adalah poros tanaman
yang arah geraknya ke bawah (Agustina. 2004). Tiga fungsi utama akar bagi tanaman adalah
alat pertautan tanaman ke tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari tempat sarapan ke organ lain
tanaman. Fungsi tambahannya adalah tempat aktivitas metabolik, misalnya: respirasi, tempat
penyimpanan bahan cadangan makanan, misalnya kabohidrat, tempat penghasil fitohormon,
misalnya sitokinin(Agustina. 2004).
Akar mempunyai variasi yang besar dalam bentuk dan strukturnya. Variasi ini secara
langsung berhubungan dengan fungsi atau karakteristik spesies tanaman, misalnya: berfungsi
sebagai penyimpan, fleshy (berdaging), akuatik, dan areal. Pada spesies tanaman tertentu bisa
jadi mempunyai dua macam akar yang berbeda fungsinya, misalnya: pada tanaman ubi kayu
dan ubi jalar. Selain kedua tanaman tersebut mempunyai akar yang berfungsi sebagai penyerap
unsur hara dan air, ada beberapa akar yang berfungsi sebagai penimbun karbohidrat (Agustina.
2004).
Akar biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, beberapa dari jenis tumbuhan
ada juga memiliki akar yang tumbuh di udara. Bentuk serta struktur akar sangat banyak dan
beragam. Pada bagian bawahnya akan keluar akar. Akar tersebut disebut juga dengan sebutan
radikula yang akan menembus tanah. Akar tersebut dinamakan akar primer. Kemudian
beberapa periode akar akan membentuk akar cabang yang dinamakan dengan sebutan akar
sekunder. (Kimball, 1991).
Pada umumnya akar dapat di bedakan dari bagian-bagiannya, yakni:

a. Leher akar atau pangkal akar yaitu bagian akar yang bersambung dengan pangkal akar.
b. Ujung akar terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan.
c. Cabang-cabang akar yaitu bagian akar yang tidak langsung bersambung dengan
pangkal batang tetapi keluar dari akar pokok dan masing-masing dapat mengadakan
percabangan lagi.
d. Serabut akar yaitucabang-cabang yang halus dan berbentuk serabut.
e. Rambut-rambut aakar atau bulu-bulu akarterdiri atas jaringan yang berguna untuk
melindungiujung akar yang masih muda dan lemah.
f. Serabut akar yaitu cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
g. Tudung akar terdiri dari jaringan yang berguna untuk melindungi ujungakar yang masih
muda dan lemah.
Ketika tumbuha masih kecil yaiu dalam bentuk lembaga didalam biji, calon akar itu
sudah adadan disebut akar lembaga(radicula). Akar lembaga dapat memperlihatkan
perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem
perakaran:

a. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Biasanya terdapat pada
tumbuhan biji belah dan biji telanjang.
b. Sistem akar serabut, jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati.
Baik pada sistem akar tunggang maupun akar serabut masing-masing dapat bercabang
–cabang untuk memperluas bidang penyerapan dan memperkuat berdirinya batang tumbuhan.

Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan menjadi:

a. Akar tunggang yang bercabang atau sedikit bercabang,biasanya cabang-cabang ini


terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut, yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanancadangan lalu mempunyai bentuk
yang istimewa, seperti:
1. Berbentuk tombak, pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut
akar sebagi percanbangan. Misalnya akar lobak dan wortel.
2. Berbentuk gasing, pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagi cabang
hanya pada ujung yang sempit meruncing. Misalnya bangkuwang dan biet.
3. Berbentuk benang, jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut dan juga
sedikit sekali bercabang . misalnya kratok.
b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus), bentuknya kerucut panjang, tumbuh lrus ke
bawah, bercabang-cabang banyak dan cabangnya bercabang-cabang lagi sehingga
memberikan kekuatn yang lebih besarkepada batang dan daerah perakaran menjadi
luashingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Misalnya pohon-
pohon yang di tanam dari biji.
Mengenai akar-akar pada sistem akar srabut dapat dikemukakan hal-hal seperti berikut:

a. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, misalnya pada padi.
b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang, misalnya pada pohon
kelapa.
c. Akar serabut besar-besar masing-masing tidak memperlihatkan percabangan misalnya
pada pandan(Jjitrosoepomo, 2005: 90).
Berhubungan dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan-keadaan
tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang mempunyai sifat dan
tugas khusus misalnya:

a. Akar udara dan akar gantung(radix aereus), akar ini menggantung di udara dan tumbuh
ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat tempat permukaan keluarnya, akar
gantung dapat amat panjang sampai 30 m . Ketika menggantung akar ini menyerap air
dan zat gas dari udaradan mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air/udara yang
disebut velamen, namun setelah mencapai tanah berkelakuan seperti akar biasa.
b. Akar penggerak atau akar penghisap (haustorium) yaitu akar-akar yang terdapat pada
tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat
makanan dari inangnya, misalnya benalu.
c. Akar pelekat(radix adligans) yaitu akar-akar yang yang keluar dari buku-buku batang
tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjang nya, misalnya pada
lada.
d. Akar pembelit (cirrhus radicalis) juga untuk memanjat, tetapi dengan memeluk
penunjangnya , misalnya pada panili.
e. Akar nafas(pneumatophora) yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas
hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnyatrumbuhan.
f. Akar tunjang yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah
danseakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah , karena batang tumbuhan
yang mempunyai batang demikian terdapat diatas tanah dan air, misalnya pohon pandan
dan pohon bakau.
g. Akar lutut yaitu akar yang tumbuh ke atas kemudian kemudian membengkok lagi
masuk kedalam tanah. Akar ini seperti akar napas yang terdapat pada tumbuhan di tepi
pantai yang rendah berlumpur dan berguna pula untuk kepentingan pernapasan,
misalnya pada pohon tanjang.
h. Akar banir yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk
memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misalnya pada sukun dan
kenari (Campbell, 2008: 317).

B. Alat dan Bahan

No Alat Jumlah Bahan Jumlah


1. Pensil 1 Akar wotel 1
2. Kamera Hp 1 Akar anggrek 1
3. Penghapus karet 1 Akar pandan 1
4. Pensil warna 1 Paket Akar bengkuang 1
5. Spidol warna 1 Paket
6. Ballpoint 1
C. Langkah kerja

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum

Amatilah 4 sampel akar, yakni akar pandan, wortel. Bengkoang, dan anggrek

Setelah diamati, gambar dan warnailah akar yang telah diamati pada kertas HVS

Berikan keterangan pada samping gambar

Masukan hasil pengmatan pada table hasil pengamatan


D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Morfologi Akar dan Modifikasi Akar
No Gambar literatur Gambar tangan Keterangan
1. Nama Indonesia : wortel
Nama Daerah : Bortol
Nama Ilmiah :Daucus carota L.

Klasifikasi
Sumber: Kingdom : Plantae
https://www.haibunda.com/mo
ms-life/20200527211927-76- Divisi : Magnoliophyta
143098/tips-menanam-wortel- Kelas : Magnoliopsida
di-pot-gampang-dan-panen-
enggak-lama/amp Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Diakses Sabtu, 7 November
2020 Pukul 22. 31 Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L

Sumber:
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-
tanaman-pandan/
Diakses Sabtu, 7 November 2020 Pukul 22.
23
2. Nama Indonesia : Bengkuang
Nama Daerah : Bengkoang
Nama Ilmiah : Pachyrhizus erosus L

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sumber:
Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga
http://gedenews.blogspot.com/2 Kelas : Magnoliopsida berkeping dua/ dikotil
015/03/budidaya-bengkuang-
dengan- Ordo : Fabeles
menggunakan.html?m=1 Famili : Fabeceae suku polong – polongan
Diakses Sabtu, 7 November
2020 Pukul 21. 49 Genus : Pachyrhizus
Spesies : Pachyrhizus erosus L.

Sumber:
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-
tanaman-wortel/
Diakses Sabtu, 7 November 2020 Pukul 21.
15
3. Nama Indonesia : Pandan

Nama Daerah : Pandan

Nama Ilmiah : Pandanus amaryllifolius

sumber:
Klasifikasi
https://www.materipertanian.co
m/klasifikasi-dan-ciri-ciri-
morfologi-tanaman-anggrek/ Kingdom : Plantae
Diakses Sabtu, 7 November Divis : Magnoliophyta
2020 Pukul 22.45
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius

Sumber :

Rahayu, Sri Endarti dan Sri Handayani. 2008.


Keanekaragaman Morfologi dan Anatomi
Pandanus (Pandanaceae). Visvitalis. 1(2): 29-
44
4. Nama Indonesia : Anggrek merpati
Nama daerah : Anggrek Bawang
Nama Ilmiah : Dendronbium crumenatum

Klasifikasi
Kerajaan: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Sumber: Genus : Dendrobium
https://rynari.wordpress.com/20
13/11/02/wangi-anggrek- Spesies : D. Crumenatum
merpati-di-pagi-sunyi/ Sumber :
diakses Sabtu, 7 November
2020 Pukul 23.15 https://id.wikipedia.org/wiki/Anggrek_merpat
i
Diakses Sabtu, 7 November 2020 Pukul 23.26

Tabel 1.2 Jenis Akar dan Modifikasinya


No. Nama Tumbuhan Jenis Akar Modifikasi
1. Akar wortel (Daucus carota L) Tunggang Akar tombak
2. Akar bengkuang(Pachyrhizus erosus) Tunggang Akar gasing
3. Akar anggrek merpati (Dendrobium crumenatum) Serabut Akar udara
4. Akar pandan (Pandanus amaryllifolius) Akar Tunggang Akar tunjang
E. Pembahasan

1. Wortel (Daucus carota L.). Dari hasil pengamatan akar wortel merupakan
tumbuhan yang memiliki tipe akar serabut, karena wortel memiliki akar berbentuk
tombak yang pangkal akarnya membesar runcing ke ujung dengan serabut-serabut
akar sebagai percabangan. Seperti yang dikemukakan oleh (Van steenis:2003) akar
ini sangat jelas menunjukan akar pkokoknya yaitu yang berbentuk tombak dan
dijadikan tempat menyimpan cadangan makanan Akar wortel mengalami
modifikasi menjadi umbi akar yang merupakan tempat penimbunan cadangan
makanan yang dapat dikonsumsi hewan dan manusia.
2. Akar bengkuang (Pachyrhizus erosus). Dari hasil pengamatan akar bengkuang ini
mempunyai bentuk seperti gasing (napiformis), karena memiliki pangkal akar yang
besar dan membulat, karena cabangnya berupa akar-akar serabut yang hanya
terdapat pada ujung yang sempit meruncing. Seperti yang dikemukakan oleh ( Van
steenis m 2003 ) bengkuang memiliki perakaran tunggang yang memiliki sedikit
cabang akar sama seperti halnya wortel tetapi berbeda dengan wortel bentuk akar
bengkuang lebih menyerupai gasing , bukan tombak. Pada bengkuang dapat dilihat
dengan jelas mana pangkal akar dan ujung akarnya dan juga ditemukan serabut
akarnya.
3. Akar anggrek (Phalaenopis amabilis). Dari hasil pengamatan akar anggrek
memiliki akar yang bentuknya seperti benang yang besar karena akar ini berupa
akar udara akar ini keluar, menggantung di udara dan tumbuh kearah tanah ,
gunanya untuk menyerap air dan zat gas dari udara . ( Cronquist , 1981) Anggrek
mempunyai akar yang cukup unik yaitu memiliki perakaran gantung dan biasanya
Padas saat muda setelah agak tua akarnya akan menyentuh tanah dan berubah fungsi
menjadi akar tunjang yang seakan akan menunjang batang agar tidak roboh .
4. Akar pandan (pandanus amaryllifolius ). Dari hasil pengamatan akar tanaman
pandan memiliki akar tunjang yang menopang pada tanaman lainnya sama seperti
akar udara, karena bagian akar yang terdapat di atas permukaan tanah pada akar ini
banyak di temukan lubang atau celah untuk kepentingan pernafasan. Seperti yang
dikemukakan oleh ( Cronquist , 1981) akar pandan termasuk pada salah satu
tanaman yang memiliki akar berupa akar tunjang, yaitu akar yang tumbuh dari
bagian bawah batang ke segala arah dan seolah-olah menunjang batang ini jangan
sampai rebah. Pada bagian akar yang terdapat di atas permukaan tanah pada akar
ini banyak di temukan lubang atau celah untuk kepentingan pernafasan.
F. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa yang membedakan antara akar tombak dengan akar gasing ?


2. Apakah yang dimaksud dengan akar udara?
3. Apakah yang dimaksud dengan akar tunjang?
4. Berikan kesimpulan dan saran pada praktikum ini ?
Jawaban :
1. Akar tombak adalah dimana pada bagian pangkalnya berbentuk besar dan terus
meruncing sampai keujungnya yang memiliki serabut akar namun dalam jumlah
yang tidak banyak sedangkan Akar gangsing adalah Pangkal akar memiliki bentuk
besar yang membulat, memiliki percabangan yang berupa akar akar serabutterdapat
pada ujung dan merincing.
2. Akar udara juga disebut akar gantung adalah akar yang keluar dari bagian-bagian
dari atas tanah. biasanya menggantung ke udara dan tumbuh di atas tanah
bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar gantung dapat
mencapai panjang sampai 30 m.
3. Akar Tunjang adalah akar primer atau juga akar pokok yang berasal dari biji. biji
tersebut akan berkecambah kemudian membentuk akar lembaga yang setelah itu
akan Tumbuh menjadi akar primer/ akar utama.

4. Kesimpulan
Setiap tanaman pasti mempunyai system perakaran masing-masing,keragaman system
perakaran berhubungan dengan jenis tanaman tersebut.misalnya pada tumbuhan dikotil
mempunyai system perakaran tunggang,sedangkan pada tumbuhan monokotil mempunyai
system perakaran serabut. Selain itu pada beberapa tumbuhan mempunyai sifat dan jenis akar
yang unik,hal ini berhubungan dengan fungsi akar dan cara-cara hidup yang harus disesuaikan
dengan keadaan-keadaan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan edisi ke tiga. Yogyakarta : UGM Press.
Campbell, Neil A., dkk.2008. Biology jilid 2 . Jakarta : Erlangga
Hapsari, A. T. (2018). Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun Gulma Katumpangan
(Pileamicrophylla (L.) Liebm.). microphylla (L.) Liebm.). Buletin Anatomi dan
Fisiologi, 3(1), 79-84.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.

Kartasapoetra, I. A. (1991). Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang Sel dan


Jaringan). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muhlisah. (2007). Macam-macam akar . Jakarta : Erlangga.

Nugroho, L. H. (2006). Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Depok: Penebar Swadaya.


Rosanti, Dewi.2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : Penerbit ITB

Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.

Tjitrosoepomo, Gembong.2005.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. Prof. Dr. Ir. H. 1983. Botani Umum 1. Bandung :Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai