Anda di halaman 1dari 8

NEUTROSOFIK LIMIT DAN PENGHITUNGANNYA

Suryoto
Departemen Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
suryoto_math@undip.ac.id

Abstract. Neutrosophic limit means the limit of a neutrosophic function. This article discusses the
neutrosophic limit and the algebraic aspects related, including neutrosophic function, neutrosophic
mereo-limit, neutrosophic limit and it’s calculation. The rules and the calculation method of
neutrosophic limit similar to the rules and the method for calculating the classical limit, only the role
of independent variables in the classical limit is taken over by a closed interval which is a subset of the
set of real numbers.

Keywords : neutrosophic function, neutrosophic mereo-limit, neutrosophic limit.

1. PENDAHULUAN Namun sebelumnya diberikan lebih dahulu


Neutrosofik limit adalah perluasan beberapa definisi dasar sebagai berikut
dari limit klasik, limit ini merupakan limit Definisi 2.1[1] Suatu neutrosofik relasi
dari neutrosofik fungsi. Neutrosifik limit himpunan bagian  antara dua himpunan
ini telah diperkenalkan oleh Smarandache  dan  adalah himpunan semua
[1] pada tahun 2015. Jadi konsep limit ini pasangan terurut 
, , dengan

relatif masih baru dalam khasanah ilmu himpunan bagian dari  dan himpunan
matematika, khususnya di bidang kalkulus. bagian dari , dengan suatu indeterminate
Untuk membahas neutrosofik limit, perlu
diperkenalkan suatu unsur neutrosofik Di dalam suatu neutrosofik relasi  selain
yang dinamakan indeterminasi yang dapat memuat pasangan terurut 
, dengan
diartikan sebagai suatu ketidak-pastian. derajat keanggotaan 1, ada kemungkinan
Pada [2], [3], dan [4] telah diperkenalkan juga memuat pasangan terurut   ,  ,
unsur neutrosofik sebagai suatu unsur yang dengan  himpunan bagian dari  dan 
bersifat idempoten terhadap operasi himpunan bagian dari , yang mungkin
perkalian dan dikenal dengan istilah menjadi anggota  tetapi tidak diketahui
indeterminate atau indeterminasi. Unsur ini berapa derajat keanggotaannya atau
memegang peranan penting dalam menjadi anggota tidak sepenuhnya dengan
pembahasan yang berkaitan dengan konsep nilai neutrosofik , ,  , dimana  < 1
ke-neutrosofik-an secara umum. Pada adalah derajat keanggotaan di dalam , 
makalah ini unsur neutrosofik sebagai menyatakan derajat keanggotaan dari
suatu indeterminasi dinotasikan dengan . indeterminate, dan  menyatakan bukan
Pada makalah ini dibahas tentang anggota dari .
neutrosofik limit dan aspek aljabar yang Contoh 2.2 Diberikan relasi  ∶ 1, 3, 5 →
terkait, terutama yang berkaitan dengan 0, 2, 4, 6 dengan
definisi dasar neutrosofik limit, analasis 1, 0, 2 , 3,5, 4, 6
limit dengan definisi  −  = %
dan 1, 3, 4  .", .#, .# , 5, 2, 4 ?
penghitungan neutrosofik limitnya.
maka dari relasi ini dapat dilihat bahwa
1, 0, 2 dan 1, 0, 2 adalah
anggota tegas dari , sedangkan
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
1, 3, 4 menjadi anggota sebagian di
2.1.Neutrosofik Fungsi
dalam , yaitu 70% menjadi anggota, 10%
Sebagai awal pembahasan berikut ini
diberikan pengertian neutrosofik fungsi.
113
Suryoto (Neutrosofik Limit dan Penghitungannya)

keanggotaan indeterminate, dan 10%


bukan anggota , dan 5, 2, 4 ada Contoh 2.6 Ditinjau fungsi (: 1, 2, 3 →
kemungkinan menjadi anggota , tetapi 4, 5, 6, 7 yang didefinisikan dengan
tidak diketahui berapa derajat ( 1 = 4, ( 2 = 5 atau (2 = 6, dan
keanggotaannya di dalam . ( 3 = 7, atau secara diagram dipunyai
Definisi 2.3 [1] Suatu neutrosofik fungsi
himpunan bagian ( ∶ ) → ) adalah
suatu neutrosofik relasi himpunan bagian •4
1•
sedemikian hingga jika terdapat himpunan •5
bagian dari  dengan ( = # dan
2•

( = * , maka # ≡ * .
•6
3•
•7

Sebagai bentuk/kejadian khusus dari suatu


neutrosofik relasi, suatu neutrosofik relasi Gambar 2.1 Diagram Penyajian
tegas antara dua himpunan  dan  adalah
relasi klasik (relasi tegas) yang mempunyai Garis putus-putus menyatakan bahwa tidak
beberapa indeterminate. Suatu neutrosofik adanya kepastian apakah 2 berelasi dengan
relasi tegas dapat memuat pasangan terurut 5 ataukah 2 berelasi dengan 6.
klasik yang pasti ,, - , dengan , ∈  dan Dalam bentuk himpunan pasangan terurut,
- ∈  dan pasangan terurut potensial fungsi ( tersebut dituliskan sebagai
/, 0 , dengan / ∈  dan 0 ∈ , yang tidak ( = 51, 4 , 2, 5 , 2, 6 , 3, 7 7
? ?
ada kepastian apakah ada atau tidaknya
relasi antara / dan 0, akan tetapi jika ada Contoh 2.7 Ditinjau fungsi 8: 1, 2, 3 →
relasi antara / dan 0, maka prosentasenya 4, 5, 6, 7 yang didefinisikan dengan
senantiasa lebih kecil dari 100%. 81 = 4, tetapi 82 = 5 dan (2 = 6
Contoh 2.4 Diberikan neutrosofik relasi serta (3 = 7, atau secara diagram
: 1, 2, 3 → 4, 5, 6, 7 yang didefinisikan dipunyai
sebagai dengan
1, 4 , 2, 5 , 3, 6 2 .3, .*, .#4,
= %
3, 7 ? , 2, 7 ? 1•
•4
maka dapat dilihat bahwa pasangan terurut
1, 4 , 2, 5 adalah anggota tegas atau
•5
2•

anggota pasti dari  (100% anggota ),


•6
3•
sedangkan pasangan terurut 3, 6 hanya •7

60% menjadi anggota , 20%


keanggotaan indeterminate, dan 10% Gambar 2.2 Diagram Penyajian
bukan anggota , dan pasangan 2, 7 serta
3, 7 tidak diketahui berapak derajat Dalam bentuk himpunan diperoleh
keanggotaannya di dalam . 8 = 1, 4 , 2, 5 , 2, 6 , 2, 7 .
Definisi 2.5 [1] Suatu neutrosofik fungsi
tegas (:  →  adalah neutrosofik relasi Contoh 2.8 Ditinjau suatu neutrosofik
tegas sedemikian hingga jika terdapat fungsi sepotong-sepotong ℎ ∶R → )(R)
anggota , ∈  dengan (, = - dan dengan
(, = /, dengan -, / ∈  maka - ≡ /. 2ℎ : , ℎ* : 4, untuk : < / B
ℎ: =  #
Dalam hal ini, neutrosofik fungsi secara 2ℎ? : , ℎ@ : 4, untuk : ≥ /
umum tidak lain adalah neutrosofik relasi. dalam bentuk neutrosofik grafiknya
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh sebagai berikut :
neutrosofik fungsi.

114
Jurnal Matematika Vol. 19, No. 3, Desember 2016 : 113 - 120

Terkait dengan dua neutrosofik limit


V sepihak tersebut, berikut ini diberikan
definisi tentang neutrosofik mereo-limit
ℎ@ : suatu fungsi yang dikarakterisasi oleh
ℎ* : 
irisan kedua neutrosofik limit tersebut yang
bukan merupakan himpunan kosong.
 ℎ? :
ℎ# : Definisi 2.9 [1] Diberikan neutrosofik
fungsi ( : . Neutrosofik mereo-limit dari
( : didefinisikan sebagai irisan dari
U neutrosofik limit kiri dan neutrosofik limit
/ kanan, bilamana irisan tersebut bukan
merupakan himpunan kosong, sedangkan
Gambar 2.3 Grafik neutrosofik fungsi ℎ jika irisan kedua neutrosofik limit tersebut
merupakan himpunan kosong, maka
Dari neutrosofik fungsi tersebut diperoleh dikatakan neutrosofik mereo-limit dari
ℎ/ = 2ℎ? / , ℎ@ / 4 yang merupakan (: tidak ada. Selanjutnya neutrosofik
sebuah segmen garis vertikal CCCC
. limit dari (: ada jika neutrosofik limit
kiri dan neutrosofik limit kanannya ada
2.2.Neutrosofik Limit Fungsi dan sama, jika tidak demikian, maka
Neutrosofik limit fungsi yang dimaksud dikatakan neutrosofik limit dari (: tidak
pada pembahasan ini adalah limit dari ada.
suatu neutrosofik fungsi. Sebagai awal
pembahasan ditinjau grafik dari Berikut ini diberikan contoh neutrosofik
neutrosofik fungsi ( ∶ R → )(R) berikut. mereo-limit dari suatu neutrosofik fungsi.
V Contoh 2.10 Dari fungsi ( pada Bagian
2.2, diperoleh
(* :
0@
(@ :
limI→J ( : = 20* , 0@ 4 ∩ 20# , 0? 4 =
0? 20# , 0? 4 ≠ ∅
0* jadi neutrosofik mereo-limit dari ( ada,
(? :
0# akan tetapi karena
(# :
limI→J K ( : = 20* , 0@ 4 ≠ 20# , 0? 4 =
limI→J L ( :
maka ( tidak mempunyai neutrosofik limit,
U atau dengan kata lain, neutrosofik limit
/
dari ( tidak ada.
Gambar 2.4 Grafik neutrosofik fungsi (
2.3.Definisi P − Q untuk Neutrosofik
dengan neutrosofik fungsi (-nya adalah
Limit
Sebelum membahas definisi  − 
2( : , (* : 4, untuk : ≤ / B
( : =  #
2(? : , (@ : 4, untuk : > /
untuk neutrosofik limit dari suatu fungsi,
diberikan terlebih dulu pengertian norm di
yang merupakan fungsi sepotong- dalam pembahasan teori limit.
Ditinjau fungsi R ∶ )(R) → R+ dengan R
sepotong.
Dengan menggunakan metode neutrosofik
menyatakan himpunan semua bilangan real
dan )(R) menyatakan himpunan kuasa dari
grafik diperoleh neutrosofik limit kiri
limK (: = 20* , 0@ 4
I→J himpunan R. Untuk sebarang himpunan
dan neutrosofik limit kanannya ∈ )(R), didefinisikan
limL ( : = 20# , 0? 4 R = |:|: : ∈ ∪  
I→J

115
Suryoto (Neutrosofik Limit dan Penghitungannya)

dengan |:| menyatakan nilai mutlak dari : Berikut diberikan contoh terkait dengan
dan  merupakan himpunan batas- definisi  −  untuk neutrosofik limit
batas dari , dengan demikian fungsi.
R = maks |inf |, |sup |.
Definisi P − Q untuk Neutrosofik Limit Contoh 2.14 Dari fungsi ( pada bagian
Kiri dan Limit Kanan 2.2, jika diambil / = 3, serta diberikan
Misalkan ( ∶ )(R) → )(R) suatu sebarang  > 0, maka
neutrosofik fungsi. Definisi  −  dari η2(# : , (* : 4, 20* , 0@ 4
neutrosofik limit kiri merupakan perluasan maks
dari definisi limit kiri klasik, dimana peran = η:, 3 <  |inf 2(# : , (* : 4 −
nilai mutlak |∙| digantikan dengan notasi :<3
η∙ , demikian pula peran skalar inf 20* , 0@ 4|,B

B|sup 2(# : , (* : 4 − sup 20* , 0@ 4|


digantikan dengan himpunan atau dengan
kata lain himpunan dapat dipandang
sebagai pendekatan dari skalar. Dengan maks
demikian dipunyai definisi berikut ini. = η:, 3 <  |(# : − 0* |, |(* : −
:<3
0@ | < .
Sementara itu η:, 3 <  dapat diartikan
Definisi 2.11 Suatu neutrosofik fungsi
(: dikatakan mempunyai limit kiri \ di
: = /, dituliskan sebagai |: − 3| < , sebagaimana dalam
limK (: = \ kalkulus klasik. Selanjutnya
I→J maks
jika untuk sebarang ] > 0 terdapat  > 0 η:, 3 <  |(# : − 0* |, |(* : − 0@ | <
sedemikian hingga jika η:, / J K <  :<3
maka η(: , \ J K < . 
diartikan sebagai |(# : − 0* | <  dan
Sementara itu untuk neutrosofik limit |(* : − 0@ | < , jika |: − 3| <  dan
kanannya dapat didefinisikan dengan cara : ≤ 3.
serupa, seperti diberikan oleh definisi Selanjutnya diberikan contoh analisis
berikut.  −  untuk neutrosofik limit kiri dan limit
Definisi 2.12 Suatu neutrosofik fungsi kanan dari suatu neutrosofik fungsi.
(: dikatakan mempunyai limit kanan \
di : = /, dituliskan Contoh 2.15 Pandang neutrosofik fungsi
limL (: = \ ( ∶ R → )(R) yang didefinisikan dengan
I→J
jika untuk sebarang ] > 0 terdapat  > 0 2( : , (* : 4, untuk : ≤ 0B
( : =  #
sedemikian hingga jika η:, / J L <  2(? : , (@ : 4, untuk : > 0
maka η(: , \ J L < . dimana (# : = : + 2, untuk : ∈ 2−1, 04;
Selanjutnya, untuk definisi umum (* : = −: * + 4, untuk : ∈ 2−1, 04;
neutosofik limit diberikan oleh definisi (? : = 1 − :, untuk : ∈ 20, 14; dan
berikut. (@ : = 3, untuk : ∈ 20, 14. Grafik dari
Definisi 2.13 Suatu neutrosofik fungsi fungsi neutrosofik ( adalah :
(: dikatakan mempunyai limit \ di
: = /, dituliskan
lim ( : = \
I→J
jika untuk sebarang ] > 0 terdapat  > 0
sedemikian hingga jika η:, / <  maka
η(: , \ < .

116
Jurnal Matematika Vol. 19, No. 3, Desember 2016 : 113 - 120

V yang senantiasa benar untuk setiap  > 0.


Jadi dalam hal ini dapat diambil  =  dan
4 benar bahwa neutrosofik limit kanannya
(* : = −: * + 4
juga ada.
3 (@ : = 3
Selanjutnya akan diiriskan neutrosofik
2 limit kiri dan neutrosofik limit kanan
(# : = : + 2 tersebut untuk mendapatkan neutrosofik
1 mereo-limitnya. Terlihat bahwa
(? : = 1 − :
U
neutrosofik mereo-limit dari fungsi (:
−1 0 1 tidak ada, karena jika diambil  = 0.1 > 0
tidak ada  =  > 0 sedemikian hingga
jika |:| <  diperoleh
Gambar 2.5 Grafik neutrosofik fungsi ( η2(# : , (* : 4, 22, 34 < 0.1
dan η2(? : , (@ : 4, 22, 34 < 0.1, karena
Diambil sebarang  > 0, dari fungsi pada persekitaran titik 0 nilai mutlak dari
sepotong-sepotong (# : dan (* : |(? : − 2| lebih besar dari 1.
diperoleh |(# : − 2| = |: + 2 − 2| =
|:| < , bilamana |: − 0| = |:| <  2.4.Penghitungan Neutrosofik Limit
Dengan demikian dapat dipilih  = . Pada bagian ini akan dihitung (ditentukan)
Selanjutnya neutrosofik limit suatu fungsi dengan
|(* : − 4| = |−: * + 4 − 4| = |−: * | memanfaatkan perhitungan limit klasik.
= |: * | < , Contoh 2.9
jika |:| < , sehingga dapat dipilih Ditinjau neutrosofik limit berikut :
 = √. : + 2: − 21, 34: − 22, 64
Jadi untuk sebarang  > 0, terdapat lim
I→b2 :+2
 = min`, √a =  (karena 0 <  < 1), Dengan mensubstitusikan : = −2 ke limit
yang memperlihatkan bahwa neutrosofik tersebut diperoleh
limit kirinya ada. Dengan cara serupa, jika : 2 + 2: − 21, 34: − 22, 64
diambil sebarang  > 0, untuk neutrosofik lim
I→b2 :+2
limit kanannya diperoleh : −2 2 + 2 ∙ −2 − 21, 34 ∙ −2 − 22, 64
η2(? : , (@ : 4, 21, 34 =
−2 + 2
maks 4 − 4 − 21 ∙ −2 , 3 ∙ −2 4 − 22, 64
= η:, 0 <  |inf 2(? : , (@ : 4 =
0
:>0 0 − 2−6, −24 − 22, 64
− inf 21, 34|,B =
B|sup 2(? : , (@ : 4
0
22, 64 − 22, 64
− sup 21, 34| =
maks 0
22 − 6, 6 − 24 2−4, 44
= η:, 0 <  |(? : − 1|, |(@ : − 3| = =
:>0
0 0
<
0
yang menghasilkan bentuk tak tentu ,
yang berarti bahwa |(? : − 1| <  dan karena 0 ∈ 2−4, 44.
0

|(@ : − 3| < , bilamana |: − 0| = |:| < Selanjutnya dengan cara memfaktorkan


 dan : > 0. Dengan demikian suku pada pembilang diperoleh
|(? : − 1| = |1 − : − 1| = |−:| = |:| : 2 + 2: − 21, 34: − 22, 64
< lim
I→b2 :+2
sehingga dapat dipilih  =  dan : − 21, 34 ∙ : + 2
|(@ : − 3| = |3 − 3| = 0 <  = lim
I→b2 :+2
= lim : − 21, 34
I→b2

117
Suryoto (Neutrosofik Limit dan Penghitungannya)

= −2 − 21, 34 = 2−2, −24 − 21, 34 22, 54 22, 54 2 5 1


= −22, 24 + 21, 34 = 2−5, −34. = = = f , g = f1, 2 g.
√1 + 1 2 2 2 2
Hasil penghitungan limit ini dapat Dengan cara serupa hasil penghitungan
dibuktikan kebenarannya (dibandingkan) limit ini dapat dibuktikan kebenarannya
dengan penghitungan limit secara klasik, melalui penghitungan limit klasiknya,
yaitu dengan cara menggantikan peranan dengan cara mengambil parameter
koefisien bernilai interval dengan koefisien h ∈ 22, 54 dan menghitung limitnya dengan
biasa berupa bilangan. mengalikan faktor sekawan dari pembilang
Selanjutnya akan diberikan contoh diperoleh
penghitungan neutrosofik limit yang √h: + 1 − 1 h 22, 54 1
= ∈ = f1, 2 g.
:
memuat bentuk tak rasional. lim
I→0 2 2 2
Contoh 2. 10 Ditinjau limit neutrosofik Berikut ini diberikan contoh penghitungan
c22, 54: + 1 − 1 neutrosofik limit dengan jenis yang lain.
:
lim
I→0 Contoh 2.11 Diberikan neutrosofik fungsi
Dengan mensubsitusikan nilai : = 0 ke : 2 + 1 −  :
(: = ,
2: + 3 − 4
limit tersebut diperoleh
c22, 54: + 1 − 1 c22, 54 ∙ 0 + 1 − 1 maka diperoleh
= : 2 + 1 −  :
:
lim
I→0
lim ( : = lim
0
c22 ∙ 0, 5 ∙ 04 + 1 − 1 I→1i2j I→1i2j 2: + 3 − 4
=
0
c20, 04 + 1 − 1 1 + 2 2 + 1 −  1 + 2
= =
0 21 + 2 + 3 − 4
√0 + 1 − 1 0
= = 1 + 4 + 42 + 1 −  + 2 − 2 2
0 0 =
suatu bentuk tak tentu. 2 + 4 + 3 − 4
2 + 5 + 22 2 + 5 + 
= =
Dengan mengalikan faktor sekawan dari
pembilangnya, limit tersebut menjadi 5 5
c22, 54: + 1 − 1 2 + 7 2 7
= = + ,
:
lim 5 5 5
I→0
dengan  indeterminasi dan bersifat
c22, 54: + 1 − 1 0 ∙  = 0 dan  2 = .
= lim
I→0 :
c22, 54: + 1 + 1

2.5.Sifat-sifat Neutrosofik Limit
c22, 54: + 1 + 1 Serupa dengan konsep limit klasik seperti
pada [5], sifat-sifat utama yang berlaku
dc22, 54: + 1e − 1 2
2
pada limit juga dipenuhi oleh neutrosofik
= lim
I→0
: dc22, 54: + 1 + 1e
limit, seperti diberikan teorema berikut.
Teorema 2.12 Misalkan k suatu bilangan
22, 54: + 1 − 1 asli, l suatu konstanta dan ( : serta
= lim
I→0
: dc22, 54: + 1 + 1e 8: neutrosofik fungsi yang mempunyai
limit di /, maka berlaku
22, 54:
= lim ,. lim l = l = 2l, l4
I→J
I→0
: dc22, 54: + 1 + 1e -. lim l(: = l lim (:
22, 54 I→J I→J
= lim /. lim 2(: ± 8: 4 = lim (:
I→0 c22, 54: I→J I→J
+1+1 ± lim 8:
22, 54 I→J
= 0. lim 2(: ∙ 8: 4 = lim (:
c22, 54 ∙ 0 + 1 + 1 I→J I→J
∙ limI→J 8:
118
Jurnal Matematika Vol. 19, No. 3, Desember 2016 : 113 - 120

(: lim (: terdapat 2 > 0 sedemikian hingga jika


n. lim = I→J , asalkan η:, / < 2 maka η8: , \2 < 2.
t
I→J 8: lim 8:
I→J
lim 8: ≠ 0. Terakhir dengan mengambil  =
I→I
o
min1 , 2 , maka diperoleh η(: +
(. lim 2(: 4o = plim (: q 8: , \1 + \2 ≤ η( : , \1 +
I→J I→J t t
η8: , \2 < 2 + 2 = 
8. lim c(: = s lim ( : ,
r r
I→J I→J Sedangkan untuk
asalkan lim (: > 0. lim 2(: − 8: 4
I→I I→J
Bukti : Untuk pembuktian sifat-sifat pada = lim (: − lim 8:
I→J I→J
teorema ini serupa dengan pembuktian dapat dibuktikan dengan cara serupa.
sifat-sifat utama dari limit klasik. Berikut d. Misalkan limI→J (: = \1 dan
ini akan diberikan beberapa bukti dari limI→J 8: = \2 . Dari ketidaksamaan
teorema tersebut. segitiga diperoleh
a. Diberikan sebarang ε> 0, maka η( : ∙ 8: , \1 \2
terdapat δ=δ(ε)> 0 sedemikian hingga = η(: ∙ 8: − \2 (:
jika η(x, c)<δ maka η(f(x), k)<ε atau + \2 (:, \1 \2
η(k, k)<ε. Karena η(k, k)= 0 dan 0 <ε, ≤ ηv(: wη8: , \2
maka definisi terpenuhi. + |\2 |η(: , \1
limI→J (: = \
≤ ηv(: wη8: , \2
b. Misalkan dan
diberikan sebarang  > 0 maka
+ 1 + |\2 | η(: , \1
terdapat  > 0 sedemikian hingga jika
Selanjutnya untuk sebarang 1 > 0
η(x, c)<δ maka ηl(: , l\ <ε.
terdapat 1 > 0 sedemikian hingga jika
Karena limI→I (: = \ maka untuk
t η:, / < 1 maka η( : , \1 < 1.
sebarang > 0 terdapat 1 > 0
u Sekali lagi dengan ketidaksamaan
sedemikian hingga jika η:, / < 1 segitiga diperoleh η(: , \1 >
t
maka η(: , \ < u. Dengan ηv(: w − |\1 |, akibatnya ηv(: w −
demikian ηl( : , l\ = |\1 | < 1 atau ηv(: w < |\1 | + 1.
t
lη( : , \ < l ∙ = . Dengan mengambil 1 = 1, maka
u
c. Bagian (c) hanya dibuktikan untuk ηv(: w < |\1 | + 1. Sementara itu
lim 2(: + 8: 4 untuk sebarang 2 > 0 terdapat 2 > 0
I→J
sedemikian hingga jika η:, / < 2
= lim ( : + lim 8:
I→J I→J maka η8: , \2 < 2 . Dengan
Misalkan limI→J (: = \1 dan 1
t
limI→J 8: = \2. Diberikan sebarang mengambil 2 = 1i|x
2
|
maka diperoleh
 > 0 maka terdapat  > 0 sedemikian
1
t
1

hingga jika η:, / <  maka η8: , \2 < 1i|x |. Untuk sebarang
2

η( : + 8: , \1 + \2 < . Dengan 3 > 0 terdapat 3 > 0 sedemikian


1

menggunakan ketidaksamaan segitiga hingga jika η:, / < 3 maka


diperoleh  
η ( : , \1 < 3. Dengan mengambil
η( : + 8: , \1 + \2 1
t
≤ η(: , \1 + η8: , \2 3 = 2
maka diperoleh
1i|x2 |
Karena limI→J ( : = \1 , maka untuk 1
t
sebarang
t
> 0 terdapat 1 > 0 η(: , \1 < 1i|x |. Dengan demikian
2

sedemikian hingga jika η:, / < 1


2 2
diperoleh
t
maka η(: , \1 < . Selanjutnya η(: ∙ 8: , \1 \2
limI→J 8: = \2,
2
karena maka

119
Suryoto (Neutrosofik Limit dan Penghitungannya)


1 pendefinisian neutrosofik fungsi yang
< 1 + |\1 | 2 dipakai sebagai dasar pembahasan
1 + |\1 | limitnya.
t
1
+1 + |\2 | 2 Dari hasil pembahasan sejauh ini diperoleh
1i|x2 | bahwa sifat-sifat utama yang berlaku pada
# #
= *  + *  = . limit klasik masih berlaku pada neutrosofik
Dengan memilih  = min1 , 2 , 3 , limit. Berkaitan dengan penghitungan
maka diperoleh jika η:, / <  maka neutrosofik limit, dengan memanfaatkan
η(: ∙ 8: , \1 ∙ \2 < . metode baku seperti metode analitik dan
e. Dibuktikan sejalan dengan pembuktian metode perasionalan, neutrosofik limit
pada bagian (d). fungsi yang mempunyai bentuk tak tentu
f. Mengingat dapat ditentukan, asalkan limit ini ada.
2(: 4o = ( z{:{ {∙{({{|{
: ∙ {
⋯{{
∙{ : ,
({}
4. DAFTAR PUSTAKA
sebanyak o faktor
maka diperoleh [1] Smarandache, Florentin., (2015),
lim 2(: 4o “Neutrosophic Precalculus and
I→J Neutrosophic Calculus, Hexis,
= limI→J 2(: ∙ (: ∙ ⋯ ∙ (: 4 Phoenix – Arizona
Selanjutnya dengan memanfaatkan [2] Proceedings of The First International
hasil pada bagian (d) diperoleh Conference on Neutrosophy,
lim2(: 4o = lim (: ∙ Neutroshopic Logic, Neutroshophic
I→J I→J
lim (: ∙ ⋯ ∙ lim (: Set, Neutroshopic Probability and
I→J I→J
= 2limI→J (: 4o .
Statistics, University of New Mexico,
Gallup, 1 – 3 Desember 2001, ISBN :
g. Dapat dibuktikan sejalan dengan bukti
1–931233–67–5.
bagian (f). 
[3] Smarandache, Florentin, (2003), A
Unifying Field in Logics :
Neutroshopic Logic. Neutroshopy,
3. PENUTUP
Neutroshophic Set, Neutroshopic
Dari uraian pada bagian sebelumnya
Probability, American Research Press,
diperoleh hubungan antara limit fungsi
Rehoboth, New Mexico.
klasik dan neutrosofik limit fungsi sebagai
[4] Smarandache, Florentin, (2014),
perumuman dari limit klasik, diantaranya
Neutroshopic Theory and Its
adalah bahwa keduanya mempunyai
Applications, Collected Papers, Vol.1.
kemiripan definisi, tetapi dari sifat-sifat
[5] Varberg, Dale, Purcell & Rigdon,
yang berlaku pada umumnya tidak
(2006), Calculus 9th edition,
selamanya bersesuaian antara kedua limit
University Edwardsville – Illinois
tersebut. Terutama yang berkaitan dengan

120

Anda mungkin juga menyukai