(UNV111)
MODUL SESI 3
EJAAN DAN PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
DISUSUN OLEH
TIM DOSEN BAHASA INDONESIA
B. Uraian:
Dalam bahasa tulis, kita menemukan adanya bermacam-macam tanda
yang digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas
bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk mengambarkan perhentian
antara, perhentian akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tanda-tanda
tersebut dinamakan tanda baca. (Nasucha,2010:103) Tanda baca yang
ditemukan dalam bahasa tulis merupakan bagian dari kaidah ejaan dalam suatu
bahasa. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang apa yang dimaksud
dengan ejaan. Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara
lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa).Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. (Arifin,2008:164) Ejaan adalah
keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan
penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca. (Alex,2010:259)
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauhlebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda
baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti bagaimana memotong-
motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-
imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus
C. Latihan
a. Jelaskan secara singkat sejarah ejaan Bahasa Indonesia?
b. Jelaskan ejaan yang terlama yang digunakaan di Indonesia?
c. Menurut anda seberapa jauh kita harus memahami Ejaan?
D. Kunci Jawaban
a. Ejaan resmi bahasa indonesia diresmikan pada tahun 1901 yang dikenal
dengan ejaan Van Ophuijsen, Mengalami perubahan pada tahun 1947 yang
dikenal dengan ejaan Soewandi, Pada 1972 diresmikannya ejaan
EYD, dan pada tahun 2015 pemerintah pendidikan membuat ejaan baru
yang dikenal dengan PEUBI. Sedangkan yang tidak diresmikan ejaan
melindo dan ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kekusastraan).
b. Ejaan Van Ophuijsen 46 tahun
c. Sangat penting, ejaaan merupakan dasar dari keterampilan berbahasa
PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
B. Uraian:
Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penyempurnaan tersebut menghasilkan naskah yang pada tahun 2015 telah
ditetapkan menjadi Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ada tiga hal perubahan yang terjadi pada PUEBI.Perubahan tersebut meliputi
penambahan huruf diftong, penggunaan huruf tebal, serta penggunaan huruf kapital.Huruf
diftong yang ditambahkan ke PUEBI adalah ‘ei’. Penambahan ini terjadi karena bahasa
Indonesia banyak menyerap istilah dari bahasa asing, sehingga kini ada empat diftong dalam
bahasa Indonesia yakni ai, au, ei, dan oi. "Diftong ‘ei’ ditambahkan karena bahasa
Indonesiamenyerap kosakata dari berbagai bahasa asing dan banyak istilah asing tersebut
yang pakai ‘ei’, seperti pada kata ‘survei’.
Selain diftong, perubahan juga terjadi pada penggunaan huruf tebal. Penggunaan huruf
tebal ini belum diatur pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya. Pada PUEBI, huruf tebal ini
dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang ditulis miring serta untuk menegaskan bagian-
bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Sekarang di PUEBI penggunaan huruf tebal sudah diatur. Huruf tebal digunakan untuk
dua hal. Yang pertama digunakan untuk menulis judul atau sub-sub pada sebuah teks dan
yang kedua huruf tebal digunakan untuk menegaskan pada sebuah tulisan atau istilah yang
telah dimiringkan.
Perbedaan PUEBI dengan EYD yang terakhir terletak pada huruf kapital. Pada ejaan
bahasa Indonesia sebelumnya tidak diatur bahwa unsur julukan ditulis dengan awal huruf
kapital. Kini, aturan tersebut terdapat pada PUEBI.
Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan penulisan ejaan dan tanda
baca diatur dalamkaidahnya masing-masing. Penulisan ejaan yang diatur tersebut
di antaranya
(1). Pemakaian abjad,huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2). Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3). Penulisan huruf besar,
(4). Penulisan huruf miring,
(5). Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan,, gabungan kata,
(6). Penulisan angka dan lambang bilangan,
Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan
ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Misalnya.
a) Tebal 1 buku itu 1.150 halaman.
b) Minyak tanah sebanyak 2.500 liter tertumpah di laut.
c) Penyakit itu tersebar dalam 2.800 wilayah.
D. Kunci Jawaban
a. Anies Baswedan yang mejabat sebagi menteri Pendidikan
b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Biasanya, anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena,
agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan sebagainya.
Misalnya.
1) Apabila belajar sungguh-sungguh, Saudara akan berhasil dalam ujian.
2) Karena harus ditandatangani oleh Gubernur, surat itu ditulis di atas kertas
berkepala surat resmi.
3) Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.
c. Perbedan sangat signifikan salah satu bergantinya kosa kata yang tadinya
kita menyerap unsur asing menjadi bahasa Indonesia