Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik inspeksi dan palpasi mammae
secara lege artis.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menginterpretasikan temuan patologis
dari pemeriksaan fisik inspeksi dan palpasi mammae.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan penyakit yang menunjukkan tanda dan gejala
patologis dari pemeriksaan fisik mammae.
B. DASAR TEORI
Pendahuluan
Pemeriksaan mammae merupakan prosedur untuk mencari kelainan pada mammae.
Pemeriksaan mammae merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk skrining
keganasan mammae. Pemeriksaan ini tidak dapat digantikan dengan pemeriksaan yang
lain, seperti mamografi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh penderita sendiri secara
rutin atau oleh dokter. Pemeriksaan mammae dianjurkan dikerjakan secara rutin untuk
wanita usia 20-40 tahun, terutama pada penderita dengan risiko tinggi. Diagnosis dini
kelainan pada mammae dapat menghindarkan wanita dari operasi yang besar dan
meningkatkan kemungkinan untuk sembuh.
Anatomi
Mammae merupakan kelenjar yang memproduksi ASI yang tersusun dari unit yang
disebut lobulus. Kelenjar mammae dihubungkan melalui sekumpulan duktus laktiferus
yang bergabung membentuk saluran drainase, berakhir di papilla mammae. Papilla
mammae dikelilingi jaringan yang hiperpigmentasi disebut areola mammae. Jaringan
fibroelastik dan jaringan lemak berfungsi menyokong struktur mammae. Mammae terdapat
di atas muskulus pektoralis mayor, yang terdapat di dinding thoraks anterior, terletak
setinggi kosta II hingga kosta VI dan dari sternum hingga linea aksilaris media. Papilla
mammae terletak setinggi sela iga (spatium intercostale – SIC) IV.
Batas-batas mammae :
a. Superior: iga II/III
b. Inferior : iga VI/VII (inframammary crease/ bra line)
c. Medial : sternum
d. Lateral : aksila anterior
Kanker mammase berdasarkan klasifikasi Tumor Nodul Metastasis (TNM) menurut “The
American Joint Committee on Cancer Staging & End Result Reporting”:
1. Tumor primer (T)
TX Tumor primer tidak dapat ditentukan
Tis Karsinoma in situ dan penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor
T0 Tidak ada bukti tumor primer
T1 Tumor <2 cm
T2 Tumor 2–5 cm
T3 Tumor >5 cm
T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding thoraks atau ke kulit dengan tanda
edema, tukak atau peau d’ orange 24
2. Nodule atau keterlibatan kelenjar getah bening (N)
NX Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
N0 Tidak teraba kelenjar axilla
N1 Teraba kelenjar axilla homolateral yang tidak melekat
N2 Teraba kelenjar axilla homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada
jaringan sekitarnya
N3 Terdapat kelenjar mamaria internal homolateral termasuk kelenjar supraklavicula
3. Metastase jauh (M)
MX Tidak dapat ditentukan metastase jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
c. Riwayat reproduksi :
- Usia menarche
- Frekuensi menstruasi, lama menstruasi, teratur atau tidak
- Jumlah kehamilan, anak, laki-laki atau perempuan, abortus
- Riwayat menyusui, lamanya menyusui
- Usia menopause, sudah berapa lama menopause
- Penting : anamnesis keluarga lengkap
d. Riwayat keluarga :
- Sehubungan dengan penyakit kanker lain (Ca ovarium, Ca rekti, sarcoma jaringan
lunak)
- Hubungan keluarga : ibu, adik, kakak, bibi
e. Keluhan-keluhan yang berhubungan dengan metastase :
- Sakit tulang, sakit punggung
- Batuk, sesak nafas
- Kelelahan umum
b. Palpasi
Palpasi mammae dilakukan dan diinterpretasikan dengan hati-hati. Kondisi yang
mempengaruhi tejadinya kelainan/ pembesaran a.l: kelenjar susu yang berlobulasi, lemak
subkutan, menjelang menstruasi, saat hamil, atau adanya benjolan.
Palpasi dilakukan pada kedua mammae, dengan memulai palpasi pada sisi yang sehat
terlebih dahulu agar tidak terlewat bila ada kelainan yang lain. Prosedur yang
direkomendasikan yaitu pemeriksaan dimulai dari lateral atas dari tiap mammae,
melingkar searah jarum jam ke arah dalam sampai ke tengah, dilakukan dengan tekanan
yang ringan.
Palpasi pada posisi penderita duduk dan terlentang:
- Posisi terlentang bahu dinaikkan sedikit dengan mengganjal punggung atas
dengan bantal.
Pemeriksaan dilakukan dengan lembut menggunakan seluruh jari mendatar pada
satu tangan. Saat memeriksa bagian medial, tangan diletakkan di belakang
kepala, bila memeriksa bagian lateral tangan penderita diletakkan di samping
badan.
8
Bila didapatkan discharge dari puting, lakukan pijatan pada payudara ke arah
puting secara lembut, agar dapat diketahui dan dari duktus mana discharge
tersebut berasal. Bila didapatkan discharge hemoragis, dilakukan pemeriksaan
sitologis.
Bila didapatkan nodul/lesi pada pemeriksaan palpasi mammae, maka hal-hal yang perlu
dilaporkan adalah :
1 Letak nodul/lesi yang dilaporkan sesuai dengan kuadran mammae.
2 Jumlah nodul : apakah nodul tunggal atau multiple, bagaimana hubungan antar
nodul (soliter atau menyatu).
3 Sensitivitas : apakah nodul nyeri bila ditekan.
4 Konsistensi nodul : keras seperti batu, kenyal, lunak atau kistik.
5 Fiksasi pada dinding dada, apakah melekat pada dinding dada atau dapat
digerakkan dari dinding dada.
6 Fiksasi pada kulit, apakah nodul menginfiltrasi atau bahkan menembus kulit.
7 Adakah perubahan warna kulit.
8 Adakah perubahan suhu kulit di atas nodul dibandingkan suhu kulit di daerah
sekitarnya.
9 Apakah disertai adanya nodul pada limfonodi aksila dan supraklavikularis. Nodul
pada kelenjar aksila dan supraklavikularis juga harus dilaporkan secara rinci sesuai
dengan nodul pada payudara.
Tanda dan gejala hasil pemeriksaan fisik dapat menunjukkan bentuk lesi mammae:
11
JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0 : Tidak dilakukan mahasiswa
1 : Dilakukan, tapi belum sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam scenario yang
sedang dilaksanakan).
F. Referensi
14