Pedoman Penulisan Skripsi HTB (Revisi Des 2019)
Pedoman Penulisan Skripsi HTB (Revisi Des 2019)
PELAKSANAAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Skripsi merupakan salah satu bentuk tugas akhir yang wajib ditulis oleh
mahasiswa sebagai salah satu syarat menyelesaikan jenjang S-1 di Program Studi
Pariwisata, Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra. Skripsi merupakan hasil laporan dari
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa. Buku Panduan Pelaksanaan Skripsi ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dan Dosen Pembimbing Skripsi. Bagi
mahasiswa diharapkan buku ini dapat dijadikan sebagai acuan selama proses penelitian
dan penulisan skripsi. Sementara itu, bagi dosen pembimbing diharapkan buku ini dapat
menjadi acuan selama proses pembimbingan kepada mahasiswa.
Buku Panduan Pelaksanaan Skripsi ini berisi hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan
skripsi antara lain:
Ketentuan / syarat akademik skripsi
Ketentuan / syarat administratif skripsi
Alur proses skripsi mulai dari pengajuan usulan judul, proses bimbingan, prosedur
Sidang proposal hingga prosedur sidang akhir skripsi.
Sistematika penulisan skripsi
Ketentuan tata tulis skripsi
Khusus untuk ketentuan tata tulis skripsi, dalam buku ini tidak diatur secara
mendetail dan lengkap mengingat ketentuan tata tulis skripsi sudah diatur secara detail
dan lengkap di Buku Pedoman Penulisan Skripsi/Tugas Akhir Mahasiswa Program
Sarjana yang diterbitkan Universitas Ciputra tahun 2009 yang hingga kini masih berlaku
dan dijadikan acuan mahasiswa.
Akhir kata, semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkannya.
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2.2. Pengetikan ........................................................................................................ 21
4.2.3. Penomoran ....................................................................................................... 22
4.2.3.1. Penomoran Halaman ...................................................................... 22
4.2.5.2. Penomoran Materi ........................................................................... 22
4.2.4. Tabel dan Gambar ........................................................................................... 23
4.2.5. Kutipan ............................................................................................................. 24
4.2.6. Penulisan Daftar Pustaka ............................................................................... 25
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Definisi
Skripsi adalah karya tulis / penelitian yang disusun berdasarkan kaidah keilmuan di
bawah pengawasan dan pengarahan Dosen Pembimbing. Skripsi adalah karangan ilmiah
yang memaparkan suatu pokok soal yang cukup penting dalam suatu cabang ilmu sebagai
cabang penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa
berdasarkan penugasan akademik dari perguruan tingginya untuk menjadi salah satu syarat
kelulusannya sebagai sarjana (The Liang Gie, 1995).
Jenis penelitian dan isu-isu yang diangkat dalam skripsi didasarkan pada
kebutuhan institusi program studi, sehingga diharapkan dapat menjawab tuntutan yang
berkembang di masyarakat dan dunia pendidikan.
1
1.4. Bentuk dan Ruang Lingkup Skripsi
Bentuk dan ruang lingkup skripsi mengacu pada kurikulum program studi yang
ditulis dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta
kebutuhan masyarakat.
2
1.7. Dosen Penguji
Dosen Penguji ditunjuk oleh Kaprodi (Ketua Program Studi) dengan
memperhatikan kepakaran, keahlian, kepangkatan, dan kemampuan dalam mengulas
skripsi. Wewenang Dosen Penguji adalah menguji hasil skripsi mahasiswa dengan
memperhatikan akurasi hasil penelitian dengan pendekatan, teori, dan metode yang
digunakan. Dosen Penguji terbatas wewenangnya hanya menguji dan tidak diperkenankan
mengubah variabel, pendekatan, teori, dan metode dalam penelitian.
Kriteria seorang Dosen Penguji sebagai berikut:
a. Bergelar akademik serendah-serendahnya S-2 sesuai dengan kepakaran dan atau
berjabatan fungsional minimal Asisten Ahli.
b. Menguasai bidang kajian yang diujikan.
3
BAB II
ALUR PROSES SKRIPSI & KETENTUAN ADMINISTRATIF
Mulai
Mahasiswa menulis
Mahasiswa diyudisium
proposal dibimbing
oleh Dosen Mengikuti Sidang Akhir
Pembimbing Skripsi dengan
persetujuan Dosen
Stop
Pembimbing
4
2.1.1. Pengajuan Usulan Judul dan Penentuan Dosen Pembimbing
Pengajuan judul skripsi harus didasari identifikasi masalah yang akurat, dan
permasalahan/topik yang diangkat sebaiknya sesuatu yang dibutuhkan dan ada unsur
kebaharuanya (novelty). Judul yang diajukan minimal terdiri dari 3 (tiga) variabel penelitian.
Pengajuan judul ditujukan kepada Kaprodi untuk proses verifikasi diterima atau ditolaknya
usulan judul yang diajukan sekaligus untuk menentukan Dosen Pembimbing yang sesuai
dengan bidang kajian yang diambil.
Adapun beberapa ketentuan terkait dengan pengajuan usulan judul skripsi diatur
sebagai berikut:
a. Mahasiswa telah memenuhi semua persyaratan untuk Skripsi yaitu lulus mata kuliah
“Magang/Internship” dan “Metodologi Penelitian/Research Methodology”, memiliki
IPK > 2.00 serta telah menempuh sedikitnya 129 sks.
b. Mahasiswa mendaftarkan mata kuliah “Skripsi” pada KRS di semester terkait.
c. Mahasiswa mengisi form “Pengajuan Usulan Judul Skripsi (F-1)”.
d. Mahasiswa bebas menentukan tema/judul skripsi.
e. Form yang telah diisi dikumpulkan kembali ke bagian Admin Support dilampiri KRS dan
Transkrip (dimasukkan dalam map plastik kuning).
f. Verifikasi usulan judul skripsi dilakukan oleh Kaprodi bersama-sama dengan
Koordinator Skripsi.
g. Hasil verifikasi akan diumumkan paling cepat 1 (satu) minggu setelah tanggal batas akhir
pengumpulan usulan judul skripsi.
h. Bagi judul skripsi dengan hasil “DITERIMA dan TANPA REVISI”, maka selanjutnya
mahasiswa wajib untuk mengisi form “Kontrak Skripsi (F-2)”. Form kontrak tersebut
ditandatangani mahasiswa di atas meterai dan dikumpulkan ke bagian Admin Support
dan selanjutnya mahasiswa dapat melalukan bimbingan proposal skripsi.
i. Bagi judul skripsi dengan hasil “DITERIMA DENGAN REVISI”, maka mahasiswa
diminta untuk merevisinya dan mengisi kembali form “Pengajuan Usulan Judul Skripsi
(F-1)” yang baru dengan dilampiri form “Pengajuan Usulan Judul Skripsi (F-1)” yang
lama. Mahasiswa juga wajib mengisi form “Kontrak Skripsi (F-2)” dan ditandatangani di
atas meterai. Form kontrak tersebut dikumpulkan ke bagian Admin Support dan
selanjutnya mahasiswa dapat melalukan bimbingan proposal skripsi.
j. Bagi judul skripsi dengan hasil “DITOLAK”, maka mahasiswa diminta untuk
mengajukan judul yang baru dan mengisi kembali form F-PUJS yang baru dengan
dilampiri KRS, Transkrip dan form F-PUJS yang lama. Apabila nantinya judul yang baru
tersebut dapat diterima/disetujui (baik tanpa revisi maupun dengan revisi), maka
mahasiswa baru dapat mengisi form “Kontrak Skripsi (F-2)” dan ditandatangani di atas
meterai. Form kontrak tersebut dikumpulkan ke bagian Admin Support dan selanjutnya
mahasiswa dapat melalukan bimbingan proposal skripsi.
5
2.1.3. Sidang Proposal
Sidang Proposal merupakan tahapan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa
yang sedang menulis skripsi. Terdapat beberapa alasan mengapa Sidang Proposal skripsi itu
sangat penting bagi mahasiswa, yaitu:
Untuk mengetahui gambaran besar dari penelitian ilmiah yang dilakukan mahasiswa
termasuk elemen-elemen penting seperti hal-hal yang melatarbelakangi mahasiswa
hingga tertarik untuk mengambil judul skripsi tertentu, bagaimana metodologi penelitian
yang digunakan oleh mahasiswa, hingga untuk mengetahui efektifitas waktu penulisan
skripsi.
Sebagai sarana masukan/saran bagi mahasiswa terhadap penulisan skripsi baik dari segi
penulisan, ide, hingga metode penelitian yang digunakan. Jika terdapat sesuatu hal yang
rancu dari proposal skripsi tersebut, maka Dosen Penguji biasanya memberikan saran
perbaikan/revisi terhadap proposal skripsi tersebut sehingga kualitas skripsi akan
menjadi lebih baik.
Untuk mengetahui kemantaban hati dan kesiapan mental mahasiswa terhadap judul
skripsi yang diambil. Hal ini di lakukan untuk mengurangi kesalahan dan kegagalan
mahasiswa dalam menulis skripsi nantinya.
Sebagai upaya dalam meningkatkan lulusan mahasiswa yang berkualitas, baik dari segi
akademis maupun non-akademis. Sebagai contoh, Sidang Proposal dapat melatih
mahasiswa dalam public speaking, mempertahankan pendapat dengan dilandasi teori,
serta meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis.
Sebelum diijinkan untuk mengikuti Sidang Proposal, biasanya proposal akan diulas
ulang oleh Dosen Pembimbing untuk mematangkan dan memantapkan metode yang
diambil. Pada tahap ulasan (review), proposal skripsi harus sudah matang hingga instrumen
penelitian. Jika sudah ada sinkronisasi dan kelengkapan instrumen telah terpenuhi, maka
Dosen Pembimbing memberikan persetujuan kepada mahasiswa yang dibimbingnya untuk
mengikuti Sidang Proposal.
6
b. Mahasiswa datang 15 menit sebelum Sidang Proposal dimulai, dan membawa serta
mengatur sendiri perlengkapan untuk presentasi (laptop, file ppt).
c. Sidang Proposal dapat dimulai jika sudah dihadiri oleh Tim Penguji yang terdiri dari
Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.
d. Apabila mahasiswa yang akan diuji dalam Sidang Proposal tidak datang pada hari
pelaksanaan karena lalai dan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, maka nilai mata
kuliah Skripsi akan digugurkan (diberi nilai E).
e. Apabila Tim Penguji tidak bisa hadir pada hari pelaksanaan Sidang Proposal, minimal 3
(tiga) hari sebelumnya harus menginformasikan ke program studi, agar bisa
dijadwalkan ulang atau dicarikan dosen pengganti.
f. Sidang Proposal dipimpin oleh Ketua Tim Penguji.
g. Presentasi proposal oleh mahasiswa dilaksanakan selama 15 menit.
h. Tim Penguji diberi kesempatan maksimal 45 menit untuk mengajukan
pertanyaan/diskusi. Kelebihan waktu dapat diberikan kepada para peserta sidang yang
lain untuk bertanya/berdiskusi.
i. Bilamana terdapat suatu hal yang rancu dari proposal tersebut, maka Tim Penguji
biasanya memberikan saran perbaikan/revisi yang dituangkan dalam form “Revisi
Proposal Skripsi (F-6)” sehingga kualitas proposal akan menjadi lebih baik.
j. Pada akhir Sidang Proposal, diadakan rapat Tim Penguji untuk memutuskan hasil akhir
yang dituangkan dalam “Berita Acara Sidang Proposal (F-5)”.
g. Hasil akhir Sidang Proposal dinyatakan dalam 3 (tiga) kriteria berikut:
TIDAK DILANJUTKAN
DILANJUTKAN DENGAN REVISI
DILANJUTKAN TANPA REVISI
h. Proposal yang dinyatakan “TIDAK DILANJUTKAN”, akan ditinjau kembali untuk
kemungkinan diganti topik, judul, isi dan lain-lainnya.
i. Proposal yang dinyatakan “DILANJUTKAN DENGAN REVISI”, artinya mahasiswa
yang bersangkutan wajib melakukan perbaikan sesuai dengan arahan dan saran dari
Tim Penguji Sidang Proposal seperti yang tertulis dalam form “Revisi Proposal Skripsi
(F-6)”. Proposal skripsi yang sudah diperbaiki harus disetujui kembali oleh Tim Penguji
Sidang Proposal.
j. Proposal yang dinyatakan “DILANJUTKAN TANPA REVISI”, artinya mahasiswa
yang bersangkutan dapat menulis skripsi untuk bab-bab selanjutnya.
k. Hal-hal yang belum diatur, akan dilengkapi kemudian, dan bila ada kekeliruan akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
2.1.4. Pembimbingan Analisa Data Hasil Penelitian dan Pembahasan serta Kesimpulan
dan Saran
Dalam tahap ini, biasanya mahasiswa akan mulai mengambil data penelitian jika
penelitian tersebut adalah penelitian lapangan dan atau melanjutkan pada pengumpulan
data jika penelitian tersebut bersifat penelitian pustaka.
Penulisan skripsi pada bab pembahasan dilakukan setelah pengambilan data selesai
dilakukan dan data tersebut diolah. Alur penulisan pembahasan disesuaikan berdasarkan
jenis penelitian yang diambil dibawah bimbingan Dosen Pembimbing.
Setelah bab pembahasan, bagian terakhir dari skripsi adalah bab kesimpulan dan
saran. Kesimpulan adalah inti atau gagasan dari sebuah tulisan atau peristiwa yang ditulis
dengan ringkas dan memuat informasi yang cukup sehingga pembaca mengetahui
pembuktian hipotesis penelitian. Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian
pustaka dan juga interpretasi dari topik penelitian yang mana bentukanya dapat berupa
7
implikasi (kesimpulan berdasar data) atau dapat juga berupa inferensi (kesimpulan berdasar
referensi). Isi kesimpulan sebaiknya juga mengandung saran-saran yang ditujukan kepada
pembaca.
8
c. Sidang Akhir dapat dimulai jika sudah dihadiri oleh Tim Penguji yang terdiri dari
Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji. Komposisi Tim Penguji Sidang Akhir biasanya
sama dengan Sidang Proposal.
d. Apabila mahasiswa yang akan diuji tidak datang pada hari pelaksanaan karena lalai dan
tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, maka nilai mata kuliah Skripsi akan digugurkan
(diberi nilai E).
e. Apabila Tim Penguji tidak bisa hadir pada hari pelaksanaan Sidang Akhir, minimal 3
(tiga) hari sebelumnya harus menginformasikan ke program studi, agar bisa
dijadwalkan ulang atau dicarikan dosen pengganti.
f. Sidang Akhir dipimpin oleh Ketua Tim Penguji.
g. Presentasi skripsi oleh mahasiswa dilaksanakan selama 15 menit.
h. Tim Penguji diberi kesempatan maksimal 45 menit untuk mengajukan
pertanyaan/diskusi.
i. Bilamana terdapat suatu hal yang rancu dari naskah skripsi tersebut, maka Tim Penguji
biasanya memberikan saran perbaikan/revisi yang dituangkan dalam form “Revisi
Skripsi (F-11)”, sehingga kualitas skripsi akan menjadi lebih baik.
j. Pada akhir Sidang Akhir, diadakan rapat Tim Penguji untuk memutuskan hasil akhir
yang dituangkan dalam “Berita Acara Sidang Akhir (F-10)”.
k. Hal-hal yang belum diatur, akan dilengkapi kemudian, dan bila ada kekeliruan akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
Kelulusan ditentukan dari nilai akhir rata-rata tertimbang dari seluruh penguji,
dengan rentang (range) nilai sebagai berikut:
0 – 54,99 → Tidak Lulus
55 – 59,99 → C
60 – 64,99 → C+
65 – 69,99 → B-
70 – 74,99 → B
75 – 79,99 → B+
80 – 84,99 → A-
85 – 100 → A
9
2.2. Perubahan Judul Skripsi
Perubahan judul skripsi dapat saja terjadi ditengah-tengah mahasiswa sedang
menyelesaikan penulisan skripsinya. Berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya perubahan judul skripsi antara lain: 1) kehendak dari mahasiswa; 2) masukkan
dari Dosen Pembimbing ditengah-tengah proses pembimbingan; 3) masukkan dari Tim
Penguji berdasarkan hasil Sidang Proposal; dan 4) terbukti ada duplikasi/plagiarisme
penelitian. Perubahan judul skripsi dapat diterima bila disetujui oleh Dosen Pembimbing
dan tidak mengubah esensi masalah yang dikaji.
Selanjutnya jika perubahan judul skripsi itu benar-benar dilakukan, maka
mahasiswa wajib melakukan prosedur sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengisi form “Perubahan Judul Skripsi (F-14)” dan ditandatangani oleh
Dosen Pembimbing Skripsi dan atau Dosen Penguji serta diketahui oleh Koordinator
Skripsi dan Kaprodi.
b. Setelah ditandatangani secara lengkap, form dikumpulkan kembali ke Admin Support.
c. Perubahan judul skripsi hanya dapat dilakukan maksimal satu kali.
10
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
11
3.3. Bagian Inti Skripsi
Sistematika penulisan bagian inti skripsi pada dasarnya tergantung kepada jenis
penelitian yang digunakan. Pada pedoman ini diberikan panduan untuk penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
14
c. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan uraian tentang bagaimana peneliti mengalirkan
jalan pikiran secara logis dalam rangka memecahkan masalah yang telah
dirumuskan.
Dalam kerangka pemikiran diuraikan pola pikir peneliti, dalil-dalil, hukum
hukum, kaidah-kaidah, dan ketentuan-ketentuan dari kepustakaan, dan
generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian terdahulu, kemudian tarik benang
merahnya menurut jalan pikiran peneliti, sehingga membentuk model/alur
berpikir. Sebaiknya, dalam kerangka pemikiran ini ada suatu grand theory yang
membantu menjawab permasalahan. Sumber bacaan dan hasil penelitian yang
dipilih harus yang relevan dan mutakhir (maksimal 5 tahun terakhir).
Tariklah benang merah dari terori-teori tersebut untuk dibuat suatu model/bagan
penelitian yang menggambarkan hubungan antara konsep yang ada dalam teori,
sehingga membentuk alur hubungan antar klonsep yang merupakan benang
merah dari teori-teori.
Hubungan/bagan/model/alur peneltiian ini untuk memudahkan menyusun
hipotesis.
d. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan dikarenakan hipotesis
merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian yang diajukan pada bab
Pendahuluan. Hipotesis diajukan berdasarkan kerangka berpikir yang telah dibuat.
Ketepatan hipotesis tergantung kepada ketajaman kerangka berpikir dan ketajaman
kerangka berpikir ditentukan oleh ketajaman kajian teorinya. Hendaknya dihindari
hipotesis yang tanpa arah. Hipotesis mengarahkan penulis skripsi dalam melakukan
penelitian di lapangan, pengumpulan data, dan pengujian.
Hipotesis dalam jenis Penelitian Kuantitatif dapat berupa deskriptif, korelasional,
perbandingan-kausal, dan eksperimen; sedangkan pada Penelitian Kualitatif
cenderung untuk mencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis.
15
skripsi tersebut. Selanjutnya, penjelasan tentang teknik atau instrumen
pengambilan data hendaknya bersifat rinci atau spesifik. Peneliti perlu menjelaskan
rancangan pengujian instrumen (yang meliputi rancangan validitas dan reliabilitas)
dan rancangan pengujian butir instrumen.
e. Teknik Analisis Data
Dalam bagian ini dikemukakan tentang jenis alat statistik yang digunakan dan
rumusan statistiknya untuk pengujian hipotesis. Dijelaskan pula mengenai alasan
mengapa alat statistik itu digunakan, dan persyaratan apa yang harus dipenuhi
dalam menggunakan alat statistik tersebut.
16
sumber masalah yang dikemukakan. Dari uraian tersebut, diharapkan muncul
berbagai persoalan yang terkait dengan variabel yang ada di dalam judul skripsi.
Oleh karena itu, dalam bagian ini diidentifikasikan berbagai persoalan yang
berkaitan atau mendukung variabel yang ada di dalam judul skripsi. Identifikasi
masalah dirumuskan dalam bentuk pernyataan dan ditulis dalam bentuk paragraf.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada cakupan masalah, peneliti merumuskan masalah penelitiannya
secara jelas. Penelitian kualitatif, terutama pada level eksplanatif, biasanya
mempersoalkan bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi. Oleh karena itu,
kata tanya yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah bagaimana, sejauh mana,
dan mengapa. Namun demikian, masalah tersebut juga dapat dirumuskan dalam
bentuk kalimat pernyataan atau dalam bentuk esei.
c. Tujuan Penelitian
Seperti penelitian kuantitatif, tujuan penelitian pada penelitian kualitatif pada
umumnya merupakan parafrase dari rumusan masalah. Namun demikian,
tidak jarang bahwa bagian tujuan ini menjadi tempat elaborasi dari apa
yang secara umum dikemukakan dalam rumusan masalah. Indikator-
indikator suatu konsep/konstruks dapat dipaparkan dalam bagian ini,
sehingga konstelasi permasalahan yang akan dikaji menjadi lebih jelas
(minimal untuk sementara waktu).
d. Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini dikemukakan manfaat yang dapat dipetik dari adanya penelitian
ini. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat praktis maupun manfaat teoritis. Uraian
tentang manfaat tersebut hendaknya bersifat spesifik yang terkait langsung dengan
topik skripsi. Hendaknya uraian tentang manfaat jangan yang terlalu umum.
e. Batasan Penelitian
Karena terbatasnya kemampuan penulis (baik kemampuan substantif, metodologis,
maupun teknis) dan terbatasnya waktu, maka berbagai permasalahan penelitian
yang telah teridentifikasi tidak mungkin dapat ditangani oleh penulis sekaligus. Oleh
karena itu, dari sejumlah permasalahan penelitian yang telah diidentifikasi dapat
dipilih beberapa di antaranya untuk dilakukan penelitian.
18
bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data
dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan
penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah
untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan
generalisasi. Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan
waktu.
Sumber data dalam penelitian kualitatif, biasanya ada empat: peristiwa, tempat,
responden, dan artifak. Penulis perlu menjelaskan keempat sumber data tersebut,
meskipun belum rinci. Peristiwa mengacu kepada serangkaian aktivitas yang
berlangsung di dalam setting; tempat mengacu kepada lokasinya terjadinya
peristiwa; responden mengacu kepada orang-orang yang terlibat dalam peristiwa;
dan artifak mengacu kepada benda-benda yang digunakan dalam peristiwa yang
terkait dengan masalah yang sedang dikaji.
e. Teknik Pengumpulan Data
Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya
observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi
rekaman data: fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti
nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi,
sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur
menjelaskan sejauh mana wawancara dan obseryasi dilakukan secara sistematis dan
terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman
data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan
cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang
diperlukan dalam pengumpulan data.
f. Teknik Analisis Data
Tidak seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif belum memiliki piranti
analisis data yang rigid. Ada beberapa model analisis data yang dikembangkan
oleh beberapa penulis, seperti Glaser dan Strauss (constant comparative method),
Spradley (metode etnografi), dan Miles dan Huberman (model analisis interaktif).
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis, transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain
agar penulis dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan,
pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan
hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif,
analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-feknik
misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis
tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika,
etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh
yang operasional, misalnya matriks dan logika.
19
c. Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan hasil penelitian. Penulis harus melakukan penafsiran
dan pemaknaan terhadap semua data hasil penelitian yang ada. Pembahasan ini
berupa jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan. Cara membahas hasil
penelitian ada dua, berdasarkan atas fenomena individual atau berdasarkan tematik
kategorisasi. Penulis wajib memaparkan alur dinamika psikologis berdasarkan hasil
peneli
20
BAB IV
BAHASA DAN TATA TULIS SKRIPSI
C A T A T A N:
Khusus untuk ketentuan tata tulis skripsi, dalam buku ini tidak diatur secara mendetail dan
lengkap mengingat ketentuan tata tulis skripsi juga sudah diatur di Buku Pedoman
Penulisan Skripsi/Tugas Akhir Mahasiswa Program Sarjana yang diterbitkan Universitas
Ciputra tahun 2009 yang hingga kini masih berlaku dan dijadikan acuan mahasiswa.
4.1. Bahasa
a. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar atau bahasa
Indonesia baku. Kalimat-kalimat harus memiliki subjek dan predikat, agar lebih
sempurna ditambah dengan objek maupun keterangan. Penggunaan bahasa yang
dimaksud adalah bahasa Indonesia yang lazim dipergunakan dalam khazanah
ilmiah.
b. Bentuk kalimat tidak menampilkan orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami,
kita, engkau dan lain-lain) tetapi dibentuk menjadi kalimat pasif. Kecuali dalam
ungkatan ucapan terima kasih pada kata pengantar, kata saya, dapat diganti dengan
kata penulis. Skripsi yang ditulis dalam bahasa selain bahasa Indonesia, menyesuaikan
dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa tersebut.
c. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang telah di Indonesiakan. Jika
terpaksa menggunakan istilah asing, maka ditulis miring (italic).
d. Tidak diperkenankan untuk menggunakan kata ‘untuk’, ‘dan’, ‘dengan’ sebagai awal
kalimat.
4.2.2. Pengetikan
Untuk standarisasi penulisan skripsi di Universitas Ciputra dan standarisasi proses
digitalisasi skripsi yang akan disimpan di Perpustakaan maka persyaratan berikut wajib
diikuti:
a. Program penulisan skripsi yang digunakan adalah Ms Word 2007
b. Jenis huruf: Times New Roman, 12pt. Untuk penulisan tabel atau grafik atau gambar
lainnya, dapat dipergunakan font yang sesuai.
c. Margin:
Tepi atas 4 cm
Tepi kiri 4 cm
21
Tepi kanan 3 cm
Tepi bawah 3 cm
d. Spasi:
Jarak antara dua baris pada pengetikan teks secara umum dibuat 2 spasi.
Intisari dan kutipan langsung yang lebih dari 5 (lima) baris, judul tabel, judul gambar,
dan daftar pustaka dibuat dengan jarak 1 (satu) spasi.
e. Penempatan Teks:
Penulisan teks dilakukan rata kiri dan rata kanan (justify). Ruangan yang terdapat dalam
halaman teks harus diisi penuh mulai dari batas tepi kiri sampai batas kanan dan tidak
boleh ada ruangan yang terbuang dalam satu paragraf, kecuali bila akan memulai
paragraf yang baru.
f. Bilangan dan Satuan:
Bilangan diketik dengan angka kecuali pada permukaan kalimat.
Contoh: Delapan puluh lima program telah dihasilkan oleh................
Penulisan nama bulan (misal: Januari) ditulis secara lengkap.
Angka pecahan ditulis dalam huruf, kecuali bila digabungkan dengan bilangan bulat.
Contoh: tigaperempat atau 25 ¾
Bilangan desimal ditandai dengan koma dibelakangnya, bukan titik.
Contoh: 3,01
Angka yang menunjukkan jumlah, uang, dan satuan ukuran apabila terdiri dari empat
angka atau lebih ditulis dengan memberikan tanda titik yang menandakan angka
ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Angka yang ditulis dengan numerik adalah angka-angka yang menunjukkan:
Alamat (contoh: Jalan Raya Darmo No. 23)
Nomor Telepon (contoh: 031-7451699)
Tanggal dan Tahun (contoh: 15 Juli 2009)
Waktu (contoh: pukul 13:00)
Angka yang diikuti satuan teknik (contoh: 2 cm)
Persentase (contoh: 30%)
Nomor halaman, kutipan, dan kategorisasi
Angka-angka dalam tabel dan contoh perhitungan
4.2.3. Penomoran
22
4.2.3.2. Penomoran Materi
a. Untuk Bab : I
b. Untuk bagian dari Bab (bila dibutuhkan) : A
c. Untuk sub-bab : 1
d. Untuk sub-sub-bab : a
e. Untuk sub bab derajat ketiga : 1)
f. Untuk sub bab derajat keempat : a)
g. Untuk butir-butir dengan sedikit uraian : (1)
h. Untuk butir-butir tanpa penjelasan : (a)
4.2.5. Kutipan
a. Kutipan adalah penulisan pengarang yang dipergunakan sebagai acuan dalam penulisan.
b. Kutipan mencantumkan nama keluarga pengarang (tanpa gelar) dan tahun penerbitan.
c. Nomor halaman juga dicantumkan jika penulis memakai uraian dengan kata-kata sendiri
yang mirip dengan pendapat orang lain atau catatan.
d. Kutipan ditempatkan di akhir kalimat, dalam tanda baca.
e. Kutipan dapat ditulis dengan cara (Riley, 2001) atau (Riley, 2001:23) atau Riley (2001),
atau Riley (2001:23)
f. Kutipan harus digunakan setiap kali penulis mengutip pemikiran dan informasi
berdasarkan karya penulis lain yang dipublikasikan. Jika penulis menggunakan catatan
atau kata-kata sendiri yang sangat mirip dengan pernyataan sumber, penulis harus
mencantumkan halaman referensi. Halaman referensi dan tahun publikasi dipisahkan
dengan titik dua. Contoh: (Cooper, 1999:23)
g. Jika terdapat dua atau lebih pengarang, gunakan penghubung (&) di dalam kurung.
Contoh: (Dunphy & Stace, 1990) atau Dunphy & Stace (1990).
23
h. Jika terdapat tiga pengarang atau lebih, penulisan pertama kali disebutkan semua
pengarangnya, kemudian untuk penulisan berikutnya cukup tuliskan nama pengarang
pertama diikuti dengan et al. Contoh: (McTaggart et al.)
i. Jika sebuah publikasi tidak memiliki pengarang, gunakan nama organisasi sebagai
pengarang.
j. Jika penulis mengutip pernyataan yang telah dikutip oleh penulis lain, penulis perlu
menyatakan “dikutip dalam”. Contoh: (Carini, dikutip dalam Patton, 1990).
k. Dua atau lebih kutipan harus dituliskan sesuai urutan abjad dan dipisahkan dengan
tanda titik koma. Contoh: (Abrahamson, 1991; Daniels, 1992).
l. Kutipan yang menggunakan bahasa selain bahas Inggris, harus diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia. Terjemahan ini ditempatkan di bawah kutipan dengan 2 (dua) spasi,
dengan cara yang sama dengan penulisan kutipan.
m. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 (lima) baris dimasukkan teks biasa berspasi 2
(dua) dengan menggunakan tanda petik pada awal dan akhir kalimat kutipan. Kutipan
yang panjangnya 5 (lima) baris atau lebih, ditempatkan 4 (empat) karakter dari kiri
dengan spasi 1 (satu).
n. Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian dari kalimat, maka pada
bagian itu diberi titik sebanyak 3 (tiga) buah. Contoh: “... ...”
o. Bila dari satu kutipan bagian yang dihilangkan langsung dan sampai pada akhir kalimat,
maka titik-titik yang diberikan berjumlah 4 (empat). Contoh: “.... ....”
p. Apabila peniadaan bagian kutipan adalah satu kalimat atau lebih, maka penempatan
titik-titik berspasi sepanjang 1 (satu) baris.
24
University Press. Sudaryanto. 1995. Linguistik: Identitasnya, Cara Penanganan
Obyeknya, dan Hasil Kajiannya. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
g. Apabila terdapat sebuah buku yang ditulis oleh lebih dari satu orang (2, 3, 4 orang, dan
seterusnya) semua penulis harus dicantumkan namanya, dan tidak boleh hanya ditulis
penulis pertama ditambah dkk. atau et al. saja. Sebagai contoh, misalnya:
Poejosoedarmo S, Koendjana Th, Gloria Soepomo, Alif, dan Sukarso. 1979.
Tingkat Tutur Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
Hulin, C.L., Drasgow, F., & Parson, C.K. 1993. Item Response Theory: Application to
Psychological Measurement. Homewood, IL: Dow Jones- Irwin.
Untuk buku yang pertama, tidak boleh hanya ditulis seperti berikut:
Poedjosoedarmo S., dkk. 1979. ………………….
atau
Poedjosoedarmo S., et al. 1979. ………………
h. Apabila yang dijadikan rujukan berupa sebuah artikel dalam sebuah kumpulan
karangan yang disunting oleh seorang editor, maka judul artikel itu diapit tanda petik
dua (“…………..”) tanpa garis bawah. Sebagai contoh, misalnya:
Kridalaksana, Harimurti. 2000. “Politik Bahasa dan Politik Kebudayaan”. Dalam
Bambang Kaswandi Purwo (Ed), Kajian Sastra Linguistik untuk Anton
Moeliono Pereksa Bahasa (hal. 82–85). Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Dorans, N. J. & Holland, P.W. 1993. “DIF Detection and Decription: Mantel-
Haenszel and Standardization”. Dalam P. W. Holland & H. Wainer (Eds),
Differential Item Functioning (pp. 35 – 66). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum
Associates Publisher.
i. Apabila yang dijadikan rujukan berupa sebuah artikel dalam sebuah jurnal, maka
harus disebutkan nama jurnal, volume (atau jilid) jurnal, dan halaman yang bersesuaian
dengan artikel tersebut. Sebagai contoh, misalnya:
Wachdi, Hadi Winarto, dan Johanes Sapri. 1995. “PenerapanMuatan Lokal oleh
Guru SD di Provinsi Bengkulu”. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2, 212 – 220.
Fennema, E., Carpenter, T. P., Jacobs, V. R., Franke, M. L., & Levi, L. W. 1998.
“A Longitudinal Study of Gender Differences in YoungChildren’s
Mathematical Thinking”. Educational Researcher, 27, 6 – 11.
j. Apabila yang dijadikan rujukan adalah makalah pada suatu pertemuan ilmiah, maka
perlu dituliskan waktu pertemuan dan nama pertemuan tersebut. Sebagai contoh,
misalnya:
Polla, Gerardo. Juli 2002. Perbandingan Ketelitian Aproksimasi dan Waktu Proses
Integral antara Metode Adaptive Simpson dan Metode Romberg. Makalah.
Disajikan dalam Konferensi Nasional Matematika XI, di Universitas Negeri
Malang.
Cohen, A. S. & Bolt, D. M. April 2002. A Mixture Model Analysis of Differential Item
Functioning. Paper. Presented at the annual meeting of the American
Educational Research Assosiation, New Orleans, LA.
k. Apabila yang dijadikan rujukan adalah laporan atau buku yang diterbitkan suatu
lembaga, tanpa nama pengarang, maka lembaga tersebut dianggap sebagai
pengarangnya. Sebagai contoh, misalnya:
Biro Pusat Statistik. 1994. Indikator Sosial Wanita Indonesia Tahun 1993. Jakarta: Biro
Pusat Statistik.
American Educational Research Association, American Psychological Association,
& National Council on Measurement in Education. 1999. Standards for
Educational and Psychological Testing. Washington, DC: American Education
25
Research Assosiation.
l. Apabila yang dijadikan rujukan adalah skripsi, tesis, atau disertasi yang tidak
diterbitkan, ditulis sebagai berikut:
Purnanto, Dwi. 2001. Register Pialang Kendaraan Bermotor: Studi Pemakaian Bahasa
Kelompok Profesi di Kota Surakarta. Tesis Magister, tidak diterbitkan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Kartowagiran, Badrun. 2005. Perbandingan Berbagai Metode untuk Mendeteksi Bias
Butir. Disertasi doktor, tidak diterbitkan, Universitas Gajahmada,
Yogyakarta.
m. Apabila yang dijadikan adalah laporan penelitian, maka ditulis sebagai berikut:
Budiyono. 2003. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Statistika Dasar melalui
Pembelajaran Kontekstual. Laporan penelitian, tidak diterbitkan. Surakarta:
FKIP UNS.
n. Daftar pustaka yang diambil dari sumber internet perlu dicantumkan penulis, tahun,
judul, kode website dan waktu pengaksesan. Sebagai contoh, misalnya:
Fidalgo, A. M. & Mellenberg, G. J. 2000. “Effects of Amount of DIF, Test Length,
and Purification Type on Power of Mantel-Haenszel Procedures”. Methods
of Psychological Research Online, 5, 43–53. Diambil pada 10 Mei 2003 dari
http://www.mpr-online.dc. Stafsline, C. 2001. Gender Differences in
Achievement in Mathematics.
o. Apabila pada tahun yang sama, seseorang mempunyai tulisan lebih dari sebuah, maka
dalam angka tahunnya dibedakan dengan membubuhkan huruf a, b, c, dan seterusnya.
Sebagai contoh, misalnya:
Herman, Hudoyo. 1998a. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Ditjen Dikti.
Herman, Hudoyo. 1998b. “Pembelajaran Matematika Menurut Pandangan
Konstruktivis”. Jurnal Teknologi Pembelajaran, 2, 59–66.
p. Daftar pustaka yang boleh dicantumkan hanya sumber referensi yang dikutip
langsung atau tidak langsung yang idenya dimuat dalam skripsi yang ditunjukkan oleh
adanya kutipan dari referensi tersebut.
26
DAFTAR LAMPIRAN
27
Lampiran 2. Form F2: Kontrak Skripsi
28
Lampiran 3. Form F-3: Buku Asistensi Skripsi
29
30
Lampiran 4. Form F-4: Pendaftaran Sidang Proposal
31
Lampiran 5. Form F-6: Revisi Proposal Skripsi
32
Lampiran 6. Form F-7: Pengajuan Pemeriksaan Plagiarisme
33
Lampiran 7. F-8: Bebas Plagiarisme
34
Lampiran 8. Form F-9: Pendaftaran Sidang Akhir
35
Lampiran 9. Form F-11: Revisi Skripsi
36
Lampiran 10. Form F-12: Penilaian Sidang Akhir Skripsi
37
Lampiran 11. Form F-14: Perubahan Judul Skripsi
38
Lampiran 12. Form F-15: Perpanjangan Skripsi
39
Lampiran 13. Contoh Halaman Judul
40
Lampiran 14. Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi
41
Lampiran 15. Contoh Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing
42
Lampiran 16. Contoh Lembar Persetujuan Tim Penguji
43
Lampiran 17. Contoh Penulisan Abstrak
44
Lampiran 18. Contoh Daftar Isi
45
Lampiran 19. Contoh Daftar Gambar, Daftar Tabel dan Daftar Lampiran
46
Lampiran 20. Contoh Penulisan Daftar Pustaka
47