Anda di halaman 1dari 10

POLIMERISASI ASAM LAKTAT

Laporan Praktikum

Disusun oleh :
Itoh Khitotul Hayati
G44080050
Asisten :
Bayu Segara
Randi Abdurrahman
PJP :
Andriawan Subekti, S.Si

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
APRIL 2011
Pendahuluan Jenis viskositas diantaranya viskositas relatif,
viskositas spesifik, viskositas intrinsik, dan
Poly Lactic Acid (PLA) adalah polimer viskositas inheren. Viskositas relatif merupakan
dari sumber yang terbaharui dan berasal dari proses rasio viskositas larutan terhadap viskositas pelarut
esterifikasi asam laktat yang diperoleh dengan cara yang proporsional dengan pendekatan pertama
fermentasi oleh bakteri dengan menggunakan untuk larutan encer ke rasio waktu-waktu aliran
substrat pati atau gula sederhana (Bastioli, 2002). yang sesuai. Viskositas spesifik merupakan
PLA merupakan keluarga aliphatic polyesters yang kenaikan fraksi (bagian) dalam viskositas.
biasanya dibuat dari alfa asam hidroksi yang Viskositas intrinsik dapaat diperoleh dari viskositas
ditambahkan asam poliglicolat atau polimandelat. spesifik yang dibagi oleh kensentrasi dan
PLA memiliki sifat tahan panas, kuat, & ekstrapolasi ke nol. Viskositas inheren digunakan
merupakan polimer yang elastis (Auras, 2002). sebagai indikasi pendekatan dari bobot molekul.
Viskositas yang paling bermanfaat dan mudah
dipakai karena bisa dihubungkan ke berat molekul
pada persamaan Mark-Houwink adalah viskositas
intrinsik (Steven 2001).

Gambar 1. Rumus Kimia PLA (Lunt, 1997) Metoda percobaan

Polimerisasi asam laktat pada percobaan Asam laktat masing-masing sebanyak 10


ini dilakukan dengan pemanasan. Polimerisasi ml dimasukkan ke dalam 2 gelas piala 25 ml yang
asam laktat termasuk dalam polimerisasi berbeda yang telah ditandai dengan A1 dan A2.
kondensasi karena menghasilkan produk samping Setelah itu, bobot awal asam laktat ditimbang lalu
berupa air. Penentuan massa molekul PLA dapat masing-masing gelas piala berisi asam laktat
ditentukan oleh perbandingan antara viskositas dipanaskan pada suhu 120°C selama 1 jam atau
larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni. telah terjadi perubahan warna larutan asam laktat
Waktu alir dinyatakan dalam detiksebagai waktu dari tidak berwarna menjadi agak kekuningan
untuk miniskus larutan melewati kedua tanda batas (pengerjaan dilakukan di lemari asam dengan
pada viskometer (dari upper mark sampai lower exhaust fan dalam keadaan ON). Secara perlahan
mark) (Stevens 2001). Viskositas merupakan kedua larutan diaduk dan pemanasan dilanjutkan
derajat kekentalan dari suatu zat cair karena adanya selama 45 menit untuk A1 dan 90 menit untuk A2
gesekan antar molekul. Kekentalan merupakan pada suhu 150°C (suhu dijaga konstan agar PLA
suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan tidak berubah menjadi kecokelatan). Kemudian
hambatan untuk mengalir, makin tinggi kekentalan gelas piala dipindahkan dari hot plate dan dibiarkan
maka akan makin besar pula hambatannya. hingga mencapai suhu kamar (proses penurunan
Viskositas larutan polimer adalah ƞ dan viskositas suhu ini juga dilakukan di lemari asam untuk
pelarut murni adalah ƞ0 maka persamaan dari menghindari bereaksinya uap air dengan PLA) lalu
larutan polimer adalah : ƞsp = ƞ - ƞ0 / ƞ ( Atkins bobot PLA ditimbang kembali.
1999).
Hasil dan Pembahasan
Prinsip dari viskositas ostwald, yaitu
dengan mengukur waktuyang dibutuhkan bagi Polimerisasi asam laktat yang dilakukan dalam
cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika percobaan ini dilakukan dengan pemanasan.
cairan mengalir karena gravitasi, melalui suatu Polimerisasi asam laktat ini termasuk dalam
tabung kapiler vertikal. Volume cairan pada
kondensasi karena menghasilkan produk samping
viskositas ostwald harus dibuat tetap karena ketika
cairan mengalir ke bawah melalui pipa kapiler A, ia berupa air. Proses reaksi pembentukan PLA ini
harus mendorong cairan naik ke B. Oleh karena itu, dilakukan didalam lemari asam dengan exhaust fan
jika volume cairan berbeda pada percobaan maka dalam keadaan ON karena merupakan reaksi yang
massa cairan yang didorong menaiki tabung B akan dapat balik dengan kata lain agar reaksi uap air
berubah pula sehingga menghasilkan waktu alir dengan PLA dapat dihindarkan. Reaksi
yang tak taat asas (Cowd 1981). polimerisasi asam laktat, sebagai berikut :
CH3 O
Pemanasan CH3 O

OH CH C OH O CH C + H 2O
n
katalis

Gambar 2 Reaksi polimerisasi asam laktat

Pemanasan dilakukan dalam waktu yang berbeda tidak optimum, suhu yang tidak konstan pada
terhadap dua larutan PLA yang berbeda, yaitu kedua larutan PLA, kondisi alat yang digunakan
dalam waktu 45 menit dan 90 menit. Lamanya kurang bersih, dan sebagainya.
pemanasan akan berpengaruh terhadap massa PLA
yang diperoleh, semakin lama pemanasan akan Tabel 1 Data pengamatan proses pembentukan
polimerisasi asam laktat
dihasilkan bobot PLA yang semakin rendah karena
Bobot
molekul air semakin berkurang tetapi hal ini Bobot Bobot
waktu Polime %
bertentangan dengan hasil percobaan. Awal Akhir
(menit) r Rendemen
(gram) (gram)
4.58
(gram)
4.57 45 5.7983 1.2722 4.5261 21.94%
4.56
90 5.6957 0.9426 4.5731 16.55%
bobot PLA (gram)

4.55

4.54

Data pada tabel di atas menunjukkan nilai


4.53

4.52

4.51
%rendemen yang diperoleh dari hasil percobaan.
4.5
Nilai %rendemen yang diperoleh hasil pemanasan
40 50 60 70 80 90 100
waktu (menit) 45 menit lebih besar dibandingkan pemanasan 90
menit. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai
Gambar 3 Grafik hubungan antara waktu %rendemen waktu pemanasan 45 menit lebih baik
terhadap bobot PLA dibanding pemanasan 90 menit, hal ini
menunjukkan bahwa dengan waktu pemanasan 45
grafik hubungan antara waktu pemanasan terhadap menit lebih efisien dari pada pemanasan 90 menit.
bobot polimer di atas menunjukan bahwa semakin
lama pemanasan maka bobot polimer yang Di samping itu, dilakukan pengukuran
diperoleh semakin besar pula. Hal ini mungkin vikositas pada kedua larutan PLA dengan
terjadi karena waktu pemanasan yang kurang, suhu konsentrasi yang berbeda untuk diketahui nilai
bobot molekul nisbi (Mv) pada PLA.

Tabel 2 Data hasil pengukuran viskositas larutan PLA dengan pelarut etil asetat

Waktu t (detik)
[PLA]
Pemanasan
(ppm)
t́ (detik) ηr ηsp ηred
(menit) 1 2 3
0.2 36.77 36.95 36.61 36.78 1.0057 0.0057 0.0287
45 0.3 37.80 37.40 36.70 37.30 1.0200 0.0200 0.0665
0.4 37.58 37.47 38.65 38.23 1.0454 0.0454 0.1135
0.5 37.71 38.30 41.16 39.06 1.0681 0.0681 0.1362
0.2 37.09 37.34 38.56 37.66 1.0298 0.0298 0.1490
0.3 37.72 37.22 38.47 37.80 1.0336 0.0336 0.1121
90
0.4 37.89 37.51 39.70 38.37 1.0492 0.0492 0.1231
0.5 39.15 38.84 41.38 39.79 1.0881 0.0881 0.1761
Pelarut murni (etil asetat) 36.56 36.67 36.47 36.57

laju alir larutan yang lebih encer akan lebih cepat perbandingan kenaikan waktu alir yang diperoleh
laju alirnya dibandingkan laju alir larutan yang tidak konstan seiring dengan kenaikan konsentrasi
lebih pekat. Hal ini ditunjukkan oleh data hasil PLA. Setelah itu, pada larutan PLA konsentrasi
percobaan pada tabel di atas yakni semakin besar selanjutnya nilai ηred mengalami kenaikan
konsentrasi larutan PLA maka semakin lama waktu sebagaimana mestinya seiring dengan kenaikan
laju alirnya. Selain itu, larutan PLA hasil konsentrasinya.
pemanasan 45 menit waktu laju alirnya lebih
singkat dibandingkan hasil pemanasan 90 menit. Penentuan mv dilakukan dengan dibuat
Nilai viskositas relatif (ηr) yang diperoleh dari grafik hubungan antara [PLA] terhadap ηred
percobaan yaitu, semakin besarnya konsentrasi kemudian ditentukan persamaan garis linear dari
maka semakin besar pula nilai ηr yang diperoleh. kedua grafik hasil pemanasan 45 menit dan 90
Berlaku hal yang sama pula pada nilai viskositas menit.
spesifik (ηsp) dan ηred pada pemanasan 45 menit.
Selain itu, ηr, ηsp dan ηred hasil pemanasan 90
menit lebih besar dibandingkan hasil pemanasan 45
menit. Begitu pula dengan nilai ηr dan ηsp yang
diperoleh pada pemanasan 90 menit diperoleh nilai
yang semakin besar seiring dengan semakin
besarnya konsentrasi. Akan tetapi, berbeda hal
dengan nilai ηrednya, didapatkan nilai yang
mengalami penurunan pada konsentrasi 0.2 ppm ke
konsentrasi 0.3 ppm. Hal ini dapat terjadi karena

0.1500 0.2000
f(x) = 0.37 x − 0.04
R² = 0.98 0.1500
0.1000 f(x) = 0.09 x + 0.11
0.1000 R² = 0.17
ƞred
ƞred

0.0500
0.0500

0.0000 0.0000
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
[PLA] (ppm) [PLA] (ppm)

(a) (b)

Gambar 4 Grafik hubungan antara [PLA] terhadap ηred (a) hasil pemanasan selama 45 menit, (b) hasil
pemanasan 90 menit

persamaan garis yang diperoleh dari hasil dengan nilai r sebesar 0.42. Nilai regresi dari hasil
percobaan hasil pemanasan 45 menit adalah y = pemanasan 45 menit lebih baik dibandingkan hasil
0.3690x - 0.0430 dengan nilai r sebesar 0.99 pemanasan 90 menit karena jauh lebih mendekati
sedangkan persamaan garis hasil pemanasan 90 1.00. Setelah itu, disubstitusikan ke persamaan
menit yang diperoleh adalah y = 0.0920x + 0.1070 Huggens sehingga dapat diperoleh nilai η dan nilai
Mv dapat ditentukan. Nilai Mv yang diperoleh dari
hasil pemanasan 45 menit adalah sebesar
1322.9793 sedangkan hasil pemanasan 90 menit
diperoleh sebesar 4257.3249. Hal ini menunjukkan
bahwa bobot molekul nisbi yang diperoleh dari
hasil pemanasan 90 menit lebih besar dibandingkan
dengan hasil pemanasan 45 menit.

Simpulan

Hasil percobaan menunjukan bahwa


semakin lama pemanasan, bobot polimer yang
diperoleh semakin besar. Seharusnya semakin
lama pemanasan akan dihasilkan bobot PLA yang
semakin rendah karena molekul air semakin
berkurang. Hal ini mungkin terjadi karena waktu
pemanasan yang kurang, suhu tidak optimum, suhu
yang tidak konstan pada kedua larutan PLA,
kondisi alat yang digunakan kurang bersih, dan
sebagainya. Nilai %rendemen hasil pemanasan 45
menit yang diperoleh adalah 21.94% lebih besar
dibandingkan %rendemen hasil pemanasan 90
menit yaitu sebesar 16.55%. Nilai Mv yang
diperoleh dari hasil pemanasan 45 menit adalah
sebesar 1322.9793 sedangkan hasil pemanasan 90
menit diperoleh sebesar 4257.3249.

Daftar pustaka

Atkins P W. 1999. Kimia Fisik Jilid 2. Irma I,


Kartohadiprodjo, penerjemah. Jakarta :
Erlangga. Terjemahan dari : Physical
Chemistry.
Auras, R., Bruce H., Susan Selke. 2002.
Poly(Lactic Acid) Films as Food
Packaging Materials. USA :
Environmental Conference.
Bastioli, Catia. 2002. Global Status of the
Production of Biobased Packaging
Materials. Italy: Novara
Cowd. 1981. Kimia Polimer. Harry Firman,
penerjemah. Bandung : ITB Press.
Terjemahan dari : Polymer Chemistry.
Lunt, James. 1997. Large-scale Production,
Properties and Commercial
Applications of Polylactic Acid
Polymers. Polymer Degradation and
Stability 59: 145-152
Steven M P. 2001. Kimia Polimer. Sopyan I,
penerjemah. Jakarta : Pradnja
Paramitha. Terjemahan dari : Polymer
Chemistry : An introduuction
Lampiran

Tabel Data pengamatan proses pembentukan polimerisasi asam


laktat
Bobot
waktu Bobot Akhir Massa Polimer %Rendeme
Awal
(menit) (gram) (gram) n
(gram)
45 5.7983 1.2722 4.5261 21.94%
90 5.6957 0.9426 4.5731 16.55%

Contoh perhitungan :

Massa polimer pemanasan 45 menit

Massa polimer=bobot awal−bobot ak h ir

¿ ( 5.7983−1.2722 ) gram

¿ 4.5261 gram

bobot ak h ir
% Rendemen= ×100 %
bobot awal

1.2722
¿ ×100 %
5.7983

¿ 21.94 %

4.58
4.57
4.56
bobot PLA (gram)

4.55
4.54
4.53
4.52
4.51
4.5
40 50 60 70 80 90 100
waktu (menit)

Gambar Grafik hubungan antara waktu terhadap bobot PLA


Tabel Data hasil pengukuran viskositas larutan PLA dengan pelarut etil asetat

Waktu
[PLA] t (detik) t́
Pemanasan ηr ηsp ηred
(ppm) (detik)
(menit) 1 2 3
0.2 36.77 36.95 36.61 36.78 1.0057 0.0057 0.0287
0.3 37.80 37.40 36.70 37.30 1.0200 0.0200 0.0665
45
0.4 37.58 37.47 38.65 38.23 1.0454 0.0454 0.1135
0.5 37.71 38.30 41.16 39.06 1.0681 0.0681 0.1362
0.2 37.09 37.34 38.56 37.66 1.0298 0.0298 0.1490
0.3 37.72 37.22 38.47 37.80 1.0336 0.0336 0.1121
90
0.4 37.89 37.51 39.70 38.37 1.0492 0.0492 0.1231
0.5 39.15 38.84 41.38 39.79 1.0881 0.0881 0.1761
Pelarut murni (etil asetat) 36.56 36.67 36.47 36.57      

Contoh perhitungan :

Waktu rerata
n
t 36.77+ 36.95+ 36.61
t́=∑ i = =36.78 detik
i=1 n 3

t 36.78
Viskositas relatif (ɳr) = = = 1.0057
t 0 36.75

Viskositas spesifik (ɳsp) = ɳr -1 = 1.0057-1

= 0.0057

ɳ sp 0 .0057
Viskositas reduksi (ɳred) = = = 0.0287 dL/gram
c 0.2

0.1600
0.1400
f(x) = 0.37 x − 0.04
0.1200 R² = 0.98
0.1000
0.0800
ƞred

0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
[PLA] (ppm)

Gambar Grafik hubungan antara [PLA] terhadap ηred hasil pemanasan selama 45 menit
persamaan garis:

y = a + bx

a = -0.0430

b = 0.3690

R2 = 0.9835

R = 0.99

y = 0.3690x - 0.0430
R² = 0.9835

persamaan HUGGENS:

[ɳred] = [ɳ] + k’[ɳ]2C

y = a + bx

maka |[ɳ]| = 0.0430

[ɳ] = k. Mvα

diketahui : k = 1.58×10-4 k/cm3gram

α = 0.78

|[ɳ]| = k. Mvα

0.0430 = 1.58×10-4 k/cm3gram × Mv0.78

Mv0.78 = 272.1519

Mv = 1322.9793
0.2000
0.1800
0.1600
0.1400 f(x) = 0.09 x + 0.11
0.1200 R² = 0.17
0.1000
ƞred

0.0800
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
[PLA] (ppm)

Gambar Grafik hubungan antara [PLA] terhadap ηred hasil pemanasan selama 90 menit

persamaan garis:

y = a + bx

a = 0.1070

b = 0.0920

R2 = 0.1730

R = 0.42

y = 0.1070+0.0920x
R² = 0.1730

persamaan HUGGENS:

[ɳred] = [ɳ] + k’[ɳ]2C

y = a + bx

maka [ɳ] = 0.1070

[ɳ] = k. Mvα

diketahui : k = 1.58×10-4 k/cm3gram

α = 0.78

[ɳ] = k. Mvα

0.1070 = 1.58×10-4 k/cm3gram × Mv0.78

Mv0.78 = 677.2152

Mv = 4257.3249

Anda mungkin juga menyukai