Oleh:
Kelompok 1
1.3 Tujuan
Adapun tujun dari percobaan ini yaitu:
1. Mengetahui cara untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan
secara kualitatif dengan serangkaian uji kimiawi.
2. Mengetahui hasil uji positif yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang cara untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat
dalam suatu bahan secara kualitatif.
2. Memberikan informasi tentang reaksi positif yang terjadi pada identifikasi
karbohidrat.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan susunan dari atom karbon dan air. Secara umum
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polimer gula yang memiliki rumus
molekul Cn(H2O)m. Berdasarkan rumus molekul tersebut karbohidrat terdiri dari
atom C, H dan O. Karbohidrat merupakan suatu tururnan dari aldehid atau keton
dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa
kompleks (Girinda, 1986).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi setiap makhluk hidup.
Tubuh manusia terdapat 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram yang
digunakan untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan terbentuk dari beberapa asam amino diantaranya
gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain.
Karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks (Sirajuddin et al, 2011).
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu monosakarida,
oligosakarida atau disakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan
karbohidrat yang paling sederhana. Oligosakarida atau disakarida merupakan
senyawa yang dihidrolisis sehingga menghasilkan 2 sampai 6 gula monosakarida
sedangkan polisakarida adalah monomer-monomer yang berasal dari
monosakarida (Respati, 1990).
2.2 Uji Karbohidrat
Identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode pengujian secara kualitatif.
Uji kualitatif karbohidrat antara lain adalah sebagai berikut:
a. Uji Molisch
Uji Molisch merupakan uji kualitatif karbohidrat yang dapat menunjukan
adanya kandungan karbohidrat dalam sebuah sampel. Uji ini dapat dilakukan
dengan mencampurkan sampel larutan karbohidrat dengan pereaksi Molisch, yaitu
larutan 5% α-naftol dalam alkohol yang kemudian ditambahkan dengan asam
sulfat pekat secara hati-hati. Prinsip dasar yang terdapat dalam uji Molisch ini
adalah heksosa atau pentosa yang mengalami dehidrasi akan diubah menjadi
hidroksifurfural dan sangat dipengaruhioleh asam sulfat pekat Reaksi ini terdiri
dari tiga tahapan, yaitu hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa
atau pentosa, dan diikuti oleh proses dehidrasi dan kondensasi. Reaksi positif
yang ditunjukan dalam uji ini adalah munculnya cincin ungu pada larutan.
Alat Dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Amilum 1%
2. Penjepit Tabung 2. Dekstrin 1%
3. Pipet tetes 3. Sukrosa 1%
4. Rak Tabung reaksi 5. Laktosa 1%
6. Galaktosa 1%
7. Fruktosa 1%
8. Glukosa 1%
9. Arabinosa 1%
.
Prosedur Kerja
Ditambahkan sebanyak 3 tetes reagen Molisch kedalam 1,5 mL larutan
karbohidrat dan diletakan dalam tabung reaksi sambil dikocok secara perlahan.
Dimiringkan tabung reaksi hingga 450 dan ditambahkan asam sulfat pekat
sebanyak 1 mL melalui dinding tabung reaksi hingga membentuk cincin pada
larutan. Diamati perubahan yang terjadi. Diulangi perlakuan pada sampel
larutan karbohidrat yang lain dan sampel yang tidak diketahui.
Hasil Percobaan
Sampel Pengamatan Hasil
b. Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji kualitatif yang digunakan untuk membedakan gula
pereduksi dengan gula non pereduksi. Pereaksi Benedict merupakan modifikasi
dari pereaksi fehling yang dicampurkan dengan campuran CuSO4, asam sitrat, dan
kalium natrium tartrat. Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi
Benedict akan menyebabkan perubahan warna dari biru menjadi kuning kemudian
berubah menjadi kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata
yang merupakan kupro oksida. Karbohidrat pereduksi dalam reaksi ini akan
teroksidasi menjadi asam onat, sedangkan pereaksi Benedict akan tereduksi
menjadi kupro oksida. Pada uji ini suasananya adalah asam, sedangkan pada
barfoed adalah berada pada suasana basa
c. Uji Iodin
Uji iodin merupakan uji kualitatif karbohidrat yang dapat digunakan untuk
mengetahui keberadaan pati. Reaksi positif yang ditunjukan adanya pati yang
telah membentuk kompleks dengan iodium adalah larutan berwarna biru tua.
Polisakarida memberikan uji positif berupa warna biru keunguan atau biru tua
dengan glikogen atau amilopektin yang intensitas birunya rendah. Hal ini
diakibatkan karena struktur molekul pati yang berbentuk spiral akan mengikat
molekul iodin sehingga terbentuklah warna biru yang lebih pekat
(Sukatiningsih, 2010).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
Hasil
Hasil
D (+) >
7
menit
4.2 Pembahasan
Karbohidrat dapat diidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif.
Identifikasi sampel karbohidrat dengan serangkaian uji kimiawi karbohidrat
sebagai dasar analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakanuji
Molisch,uji Benedict, uji Barfoed, uji iodium dan hidrolisis sukrosa. Percobaan ini
dilakukan menggunakan sampel yang diketahui dan tidak diketahui. 6 sampel
yang diketahui adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, amilum, dan
sukrosa+H2O. Sampel yang tidak diketahui diberi label A, B, C, dan D digunakan
untuk identifikasi sampel yang mengandung karbohidrat serta jenis karbohidrat
yang terkandung didalamnya.
Uji kualitatif yang pertama dilakukan pada 6 sampel yang diketahui. Hal
ini bertujuan untuk membuktikan teori yang telah ada. Uji pertama yang
dilakukan adalah uji karbohidrat secara umum, yaitu uji Molisch. Masing –
masing sampel diberi reagen Molisch dan H2SO4. Senyawa karbohidrat
didehidrasi oleh H2SO4 pekat menghasilkan senyawa fulfural pada
heksosa/hidroksimetilfulfural pada pentosa. Reagen Molisch yang terdiri dari α-
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan senyawa fulfural/hidroksimetilfulfural
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Warna ungu inilah yang
menunjukkan uji positif adanya karbohidrat dalam suatu senyawa. Berdasarkan
hasil percobaan, keenam sampel menunjukkan hasil positif. Hal tersebut
membuktikan bahwa 6 sampel tersebut mengandung karbohidrat. Berdasarkan
hasil percobaan hasil positif didapat pada sampel glukosa, fruktosa, laktosa,
maltosa, amilum, dan sukrosa+H2O.
Uji yang kedua adalah uji benedict. Uji Benedict digunakan untuk
mengidentifikasi gula pereduksi dalam suatu sampel. Semua monosakarida
merupakan gula pereduksi, sedangkan hanya beberapa disakarida yang merupakan
gula pereduksi. Suatu karbohidrat disebut gula pereduksi karena gula tersebut
memiliki gugus atom o karbonil berpotensi bebas sehingga dapat dioksidasi
menjadi gugus karboksilat. Reagen Benedict mengandung asam sitrat, kalium
natrium tartrat dan cupri asetat. Asam sitrat dan kalium natrium tartrat
menyebabkan larutan Benedict bersifat basa lemah dan dengan adanya ion Cu2+
menyebabkan larutan berwarna biru. Asam sitrat juga berfungsi menghindari
terjadinya pengendapan pada CuCO3. Larutan yang telah ditambah reagen benedict
dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Waktu yang digunakan untuk pemanasan
hanya 3 menit karena pemanasan ini berlangsung dalam kedaan basa. Reagen
Benedict yang bersuasana basa menyebabkan karbohidrat lebih cepat terhidrolisis.
Gugus aldehid dan keton pada monomer karbohidrat akan mengalami transisi
elektron/ resonansi dalam suasana basa dan panas. Hal tersebut menyebabkan ion
Cu2+ dapat direduksi dan gula pereduksi mengalami oksidasi oleh ion Cu 2+
membentuk asam karboksilat dan endapan merah didasar tabung.
2+ 2-
CuSO 4 Cu SO4
2+
2 Cu + reducing sugar
Cu
+
(electron donor)
+
Cu Cu 2O (precipitate)
R H R OH
5.1 Kesimpulan
1. Identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan beberapa metode uji yaitu uji
molisch, uji benedict, uji barfoed dan uji iodium.
2. Reaksi positif uji molisch dapat ditandai dengan adanya cincin ungu dalam
larutan sampel, reaksi positif uji benedict dan uji barfoedditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi biru dengan munculnya endapan merah bata,
dan uji iodium menghasilkan reaksi positif yang ditandai dengan warna biru
tua, dimana warna biru tua tersebut menunjukkan sampel merupakan
polisakarida pati.
3. Berdasarkan uji kualitatif karbohidrat, sampel A adalah monosakarida
(glukosa), sampel B adalah polisakarida (pati/amilum), sampel C adalah non
sakarida/ bukan karbohidrat, dan sampel D adalah disakarida (sukrosa).
5.2 Saran
Adapun saran untuk percobaan analisis karbohidrat adalah tiap tahapan pada
pengujian harus dilakukan secara tepat, cermat dan penuh dengan konsentrasi agar
langkah kerja yang dilakukan tidak salah. Penambahan reagen sebaiknya
dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
literatur. Estimasi waktu sangat dibutuhkan saat praktikum, agar semua pengujian
dapat dilakukan sesuai dengan yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Uji Molisch
2. Uji Benedict
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
3. Uji Barfoed
Gambar Keterangan
4. Uji Iodin
larutan karbohidrat 5 tetes ditambah 1 Sampel ditetesi 1tetes
tetes iodium, positif hanya pada amilum iodium, positif pada sampel v