NYERI
Oleh :
(P27820519031)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri adalah bagian dari kebutuhan fisiologis
menurut Hirezuki Maslow. Kebutuhan rasa nyaman nyeri diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut sraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan
emosional.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Menurut Hidayat Aziz mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisikmaupun dari serabut syaraf dalam
tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 124)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya.
(A. Aziz Alimun. 2006)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
diketahui bila seorang pernah mengalaminya.
(Tamsuri, 2007)
B. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri berdasarkan tempatnya.
a. Phetiperal pain : nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
b. Deep pain : nyeri yang terasa pada organ- organ visceral
c. Refend pain : nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ
d. Central pain : nyeri karena rangsangan pada system saraf pusat,
spinal cord, batang otak, thalamus, dll.
2. Nyeri berdasarkan sifatnya
a. Incidental pain : yaitu nyeri timbul sewaktu-waktu menghilang
b. Steady pain : yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama.
c. Paraxysmall pain : yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali.
3. Nyeri berdasarkan berat ringannya.
a. Nyeri ingan : nyeri dengan intensitas rendah
b. Nyeri sedang : nyeri yang menimbulkan reaksi
c. Nyeri berat : nyeri dengan intensitas berat.
4. Nyeri berdasarkan waktunya
a. Nyeri akut: nyeri yang timbul mendadak dan cepat hilang (1 detik - <6 bulan)
b. Nyeri kronis: nyeri yang timbul lama, terus menerus hampir konstan/berulang
(Asmadi, 2008)
C. Etiologi
Adapun etiologi nyeri yaitu:
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakan jaringan akibat bedah atau cedera.
a. Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk)
b. Thermis (panas dan dingin)
c. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)
d. Elektris (listrik)
e. Peradangan (inflamasi)
2. Iskemia jaringan
3. Spasme otot adalah suatu keadaan konstraksi yang tidak disadari atau tidak
terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot
yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya Ketika otot tenang pada posisi
yang tetap dalam waktu yang lama.
4. Inflmasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan local dan
juga karena pengeluarannya zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
5. Post operasi setelah dilakukan pembedahan.
D. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus
nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada
termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri.
(Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
E. Manifestasi Klinis
1. Gangguan tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan meng hindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernafasan meningkat
9. Depresi,frustasi
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di
otak
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang)
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian analgesic
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang
berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik
seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
Skala Nyeri
1. Skala deskriptif (Numeric Rating Scale)
Dimana intensitas nyeri diukur dalam skala 10, dengan nilai 0 menyatakan tidak nyeri
dan nilai 10 menyatakan nyeri yang amat sangat dan tidak tertahankan lagi.
Gambar 2.1 Skala inrensitas nyeri 10 poin dengan keterangan kata Skala pada
numeric rating scale dan interprestasinya. intensitas nyeri pada skala 1-3 disebut
nyeri ringan, 4-6 disebut nyeri sedang, dan 7-1- dikatakan nyeri berat.
A. Pengkajian
I. Data Demografi
a. Biodata
Nama :
Tempat, tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Alamat, no telp. :
Suku / bangsa :
Status pernikahan :
Agama :
Pekerjaan :
Diagnosa medis :
No. medical record :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
V. PEMERIKSAAN FISIK
2. Tanda-tanda vital
VII. TERAPI
B. Diagnosa Keperawatan
Dx: nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
C. Intervensi
Dx: nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah teratasi
Kriteria Hasil:
1. Keluhan nyeri menurun
2. Pasien tidak mengalami gelisah
3. Pasien tidak mengalami kesulitan tidur
INTERVENSI RASIONAL
a. Identifikasi skala nyeri a. Mengetahui tingkat nyeri yang
dirasakan sehingga dapat
membantu menentukan intervensi
yang tepat
b. Identifikasi lokasi, karakteristik, b. Mengetahui tingkat nyeri yang
durasi, frekuensi, kualitas, dirasakan sehingga dapat
intensitas nyeri membantu menentukan intervensi
c. Menjelaskan penyebab, periode, yang tepat.
dan pemicu nyeri c. Agar pasien bisa mengatasi rasa
nyeri yang dia rasakan
d. Kolaborasi pemberian analgetic. d. Untuk mengurangi nyeri
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi merupakan
pelaksanaan rencana keperawatan yang dilakukan oleh perawat dan pasien
(Dermawan, 2012).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi
keperawatan ialah evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap diagnosa
keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi sumatif dan
evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respon (jangka panjang) terhadap
tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap perkembangan kemajuan ke
arah tujuan atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga
dengan evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah
intervensi keperawatan di lakukan. Format evaluasi yang digunakan adalah SOAP. S:
Subjective yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien, O: Objective yaitu data yang
diobservasi oleh perawat atau keluarga, A: Analisys yaitu kesimpulan dari objektif
dan subjektif,
P: Planning yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis
(Dinarti, Aryani, Nurhaeni, Chairani, & Tutiany, 2013).
PATHWAY
TRAUMA
NYERI
A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. ( 2012 ). Pengantar kebutuhan dasar manusia:
Alimul, Hidayat A.A. (2008). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :EGC
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Dinarti, Aryani, R., Nurhaeni, H., & Chairani, R. (2013). Dokumentasi Keperawatan (2nd
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja (1st ed.).
Ikawati, Z., & Anurogo, D. (2018). Tata Laksana Terapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat.
Potter,P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan