Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No.

1 Tahun 2020

PENENTUAN RUMUS PERCEPATAN TANAH


AKIBAT GEMPA BUMI DI KOTA MATARAM
MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DISTANCE

Rian Mahendra Taruna1, Tio Azhar Prakoso Setiadi2


1,2
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Kemayoran, Jakarta Pusat, Indonesia

e-mail: reemyan@gmail.com, tio.prakoso08@gmail.com

Abstrak
Wilayah Lombok khususnya Kota Mataram dikategorikan sebagai kawasan dengan
kerentanan tinggi terhadap gempabumi. Kota Mataram dikelilingi oleh beberapa zona
sumber gempa termasuk subduksi dan back arc thrust. Peak Ground Acceleration
(PGA) merupakan suatu parameter yang bisa menggambarkan dampak dari
gempabumi. Pada penelitian ini kami menentukan persamaan terbaik untuk
memperkirakan PGA di antara beberapa model yang ada. Metode yang digunakan
untuk memilih persamaan adalah analisa residual dan Euclidean Disteance Ranking.
Data yang digunakan terdiri atas nilai PGA dari accelerograph di Stasiun Geofisika
Mataram (MAKE), katalog gempabumi di sekitar Mataram pada periode 2016 hingga
2018, dan kondisi situs di MAKE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa
persamaan memiliki hubungan yang baik dengan PGA hasil observasi di Kota
Mataram yang penting untuk mitigasi gempabumi.

Kata kunci: Gempa bumi, PGA, Euclidean Distance

Abstract
Lombok region especially Mataram City is categorized as a high vulnerability area to
the earthquake. Mataram city is surrounded by several earthquake source zones
including subduction and back arch thrust. active seismic zone. Peak Ground
Acceleration (PGA) is a parameter that can describe the impact of the earthquake. In
this research, we determined the best equation to estimate PGA among several
models. The method used to select equations was Residual Analysis and Euclidean
Distance Ranking. Data set consisted of PGA from accelerograph in Stasiun Geofisika
Mataram (MAKE), earthquake catalog around Mataram from 2016 until 2018, and site
condition of MAKE. Results of this research show that some equation has good
relation with observed PGA in Mataram city which is important for earthquake
mitigation.

Keywords : Earthquake, PGA, Euclidean Distance

PENDAHULUAN tergantung pada peluruhan energi dan


Indonesia merupakan Negara geologi setempat. Gempa bumi
kepulauan yang terletak pada pertemuan merupakan peristiwa pelepasan sejumlah
tiga lempeng tektonik aktif dunia yaitu energi pada batuan kerak bumi. Salah
Lempeng Eurasia, Lempeng Indo- satu energi tersebut adalah energi
Australia dan Lempeng Pasifik yang gelombang yang disebut dengan
bergerak satu sama lainnya. Kondisi ini gelombang seismik. Gelombang ini
menjadikan Indonesia sebagai daerah dipancarkan dari sumbernya dan menjalar
tektonik aktif dengan tingkat seismisitas kesegala arah, sehingga dapat dideteksi
atau kegempaan yang tinggi. Lokasi oleh sensor seismik. (Gunawan, 2005;
tektonik aktif di Indonesia secara sepintas Sari R, 2012).
sudah dapat dipastikan berada Wilayah Lombok berada pada
diperbatasan lempeng tektonik. Namun daerah seismik aktif yang dikelilingi
efeknya bisa dirasakan pada jarak tertentu beberapa sumber gempa. Di bagian utara

Jurnal Sains dan Teknologi | 20


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Lombok terdapat sumber gempa back arc 2011). Setiap persamaan juga memiliki
thrust (Taruna, Banyunegoro, 2018). Di model dan input yang berbeda. Namun
selatan dan sekitar wilayah Lombok juga sebagian besar GMPE dibuat untuk
terdapat zona subduksi dan beberapa wilayah di luar Indonesia, sehingga GMPE
sesar aktif (Pusat Studi Gempa Nasional, khusus untuk wilayah Indonesia belum
2017). Salah satu contoh gempabumi tersedia, termasuk untuk Kota Mataram.
siginifikan di wilayah Lombok adalah Oleh karena itu diperlukan suatu
gempabumi 5 Agustus 2019 yang memiliki prosedur untuk memilih GMPE dari
dampak hingga V MMI atau relatif wilayah lain yang paling tepat dalam
merusak di beberapa bagian Kota memperkirakan nilai PGA di Kota
Mataram (Yudi, dkk., 2018). Mataram. Hal utama yang diperlukan
Kondisi kegempaan ini menunjukkan dalam pemilihan GMPE adalah
pentingnya upaya mitigasi sebagai kesesuaian kondisi tektonik, sehingga
langkah pengurangan risiko bencana. GMPE yang akan digunakan harus
Salah satu upaya untuk mitigasi adalah memiliki jenis sumber gempa yang sama.
dengan mengetahui estimasi Peak Prosedur dalam pemilihan dan
Ground Acceleration (PGA) dari suatu perbandingan GMPE telah banyak
kejadian gempabumi. Parameter dilakukan baik secara kualitatif maupun
percepatan tanah (PGA) sering digunakan kuantitatif. Salah satu metode yang bisa
untuk menggambarkan daya rusak digunakan dalam pemilihan GMPE adalah
(damage potential) suatu gempa, karena menggunakan aplikasi Euclidean Distance
parameter percepatan ini cukup (Kale, Akkar, 2013). Kelebihan dari
sederhana dan berhubungan langsung metode Euclidean Distance (EDR) yaitu
dengan gaya gempa efektif mampu menggambarkan kesesuaian
(Pawirodikromo, 2012). Dengan kata lain, antara hasil perhitungan dan observasi
semakin besar nilai PGA maka dampak dalam bentuk angka, sehingga lebih
akibat gempabumi semakin besar. Selain mudah untuk diperbandingkan. Selain itu
itu perhitungan parameter Peak metode EDR telah mempertimbangkan
Acceleration sangat diperlukan dalam standar deviasi dari GMPE serta bias dari
pembuatan spectrum design di suatu model.
kawasan (Taruna, dkk., 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah
Studi mengenai database dan untuk membandingkan nilai PGA hasil
perkiraan percepatan tanah maksimum perhitungan GMPE dengan rekaman
sudah sering dilakukan di wilayah lain, accelerograph di Kota Mataram baik
terutama pada daerah rawan bencana. Di menggunakan metode Euclidean Distance
Indonesia sendiri pengetahuan mengenai atau analisa residual, sehingga diperoleh
percepatan tanah maksimum diperlukan persamaan percepatan yang paling sesuai
dalam pembuatan rumah tahan gempa untuk wilayah Mataram.
sesuai dengan SNI 1726:2012 (Badan
Standardisasi Nasional, 2012). METODE PENELITIAN
Ground Motion Prediction Equation Penelitian mengenai rumus
(GMPE) atau persamaan atenuasi percepatan tanah di Kota Mataram
percepatan tanah merupakan suatu dilakukan pada Januari 2020. Penelitian
rumusan fisis yang digunakan untuk ini diawali dengan pengumpulan data
memperkirakan nilai PGA berdasarkan percepatan tanah maksimum akibat
parameter sumber gempa. GMPE secara gempabumi di Kota Mataram. Data
umum mempertimbangkan faktor jarak percepatan tanah yang digunakan
hiposenter, magnitudo gempa, dan kondisi diperoleh dari sensor accelerograph
situs tanah. GMPE biasanya dibuat MAKE di Stasiun Geofisika Mataram pada
secara empiris melalui regresi data periode 2016-2018 yang berjumlah 38
pengukuran percepatan tanah yang ada. rekaman, dengan 30 rekaman digunakan
Terdapat ratusan jenis persamaan dalam proses pemilihan, dan 8 data
atenuasi di seluruh dunia dengan terakhir dalam periode pengamatan
berbagai jenis sumber gempa dengan digunakan sebagai validasi.
kompleksivitas masing-masing (Douglas,

Jurnal Sains dan Teknologi | 21


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Selain itu digunakan parameter ini digunakan 4 persamaan atenuasi yang


gempabumi yang diambil dari data BMKG dianggap sesuai dengan kondisi
(BMKG, 2019) seperti koordinat episenter, kegempaan di wilayah Mataram, dan
kedalaman, dan magnitudo. Data selanjutnya akan dibandingkan untuk
gempabumi dan lokasi sensor MAKE yang mencari persamaan yang paling akurat.
digunakan dalam penelitian ditampilkan Persamaan Youngs, dkk. (1997), Kanno,
pada Gambar 1. Dalam perhitungan juga dkk. (2006), Lin & Lee, (2008) dipilih
diperlukan informasi kondisi situs tanah di karena memiliki kesesuaian relatif baik
Kota Mataram berdasarkan nilai dengan data strong motion di Indonesia
kecepatan gelombang geser yang (Rudyanto, 2013). Selain itu juga
diperoleh dari penelitian Marjiyono (2016). digunakan juga persamaan Youngs, dkk.
Parameter gempabumi digunakan (1997) yang telah dimodifikasi oleh (Rini,
sebagai input untuk menghitung nilai PGA 2015). Model GMPE tersebut disajikan
menggunakan persamaan atenuasi pada Tabel 1.
(GMPE) yang telah ada. Dalam penelitian

Gambar 1. Plot Data Gempabumi yang Digunakan dalam Penelitian

Tabel 1. Model GMPE yang digunakan dalam penelitian (Y=PGA, Mw=magnitudo momen,
Zt=parameter jenis gempa, D=kedalaman, R=jarak episenter, Rr=jarak rupture, dan
a,b,c,d,f,g,h=konstanta GMPE)
GMPE Model
Youngs 97 Ln Y = a + bMw + c*ln (𝑅 + 𝑒 ln⁡(𝑑)−𝑓𝑀𝑤 )+ 𝑔𝑍𝑡 +hD
Kanno 06 Ln⁡Y = 𝑎𝑀𝑤 − 𝑏𝑅𝑟𝑢𝑝 − 𝑙𝑜𝑔(𝑅𝑟 + 𝑐 ∗ 10𝑑𝑀𝑤 ) + 𝑓
Lin 08 Ln⁡Y = 𝑎 + 𝑏𝑀𝑤 − 𝑐 ln(𝑅 + 𝑑𝑒 𝑓𝑀 ) + 𝑔𝐷 + ℎ𝑍𝑡
Youngs Modified 15 Ln Y = a + bMw -c*ln (𝑅 + 𝑒 ln⁡(𝑓𝑀𝑤 )+ 𝑔𝑍𝑡 +hD

Jurnal Sains dan Teknologi | 22


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Metode perbandingan antara nilai 𝐷𝐸𝑐𝑜𝑟𝑟𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 2 = ∑𝑁


𝑖=1(𝑎𝑖 − 𝑌𝑐,𝑖 )
2 (7)
PGA hasil perhitungan (PGAcal) dengan
pengukuran accelerograph (PGAobs) Dengan a_i dan Y_i adalah
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. logaritma natural dari data iobservasi dan
Analisa kualitatif dilakukan menggunakan prediksi ke-i. N adalah jumlah data pada
grafik residual dan histogram residual. database ground motion yang digunakan.
Nilai residual (res) dihitung menggunakan Parameter Y_(c,i) adalah data estimasi
persamaan (1). ke- i yang telah dikoreksi dengan garis
regresi antara logaritma data prediksi dan
𝑟𝑒𝑠 = log( 𝑃𝐺𝐴𝑜𝑏𝑠) − log⁡(𝑃𝐺𝐴𝑐𝑎𝑙) (1) observasi seperti yang ditunjukkan pada
persamaan (8).
Analisa kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan metode Euclidean Distance 𝑌𝑐,𝑖 = 𝑌𝑖 − (𝑌𝑓𝑖𝑡,𝑖 − 𝑎𝑖 ) (8)
Ranking (EDR) (Kale & Akkar, 2013).
Metode EDR dikembangkan oleh Kale Nilai optimum dari EDR adalah 1.0
dan Akkar (2013) dalam membandingkan yang terjadi ketika nilai estimasi sama
GMPE yang paling sesuai dengan data dengan nilai observasi yang bersesuaian.
observasi. Metode ini dikembangkan dari Untuk menghilangkan ketergantungan
konsep jarak Euclidean (DE) yang hasil EDR terhadap ukuran data maka
merupakan modifikasi dari konsep analisis parameter k dan MDE harus
residual. Perumusan DE ditunjukkan pada dinormalisasikan dengan jumlah data N.
persamaan (2). Perhitungan EDR secara matematis
disajikan dalam persamaan (9).
𝐷𝐸 = ∑𝑁
𝑖=1(𝑝𝑖 − 𝑞𝑖 )
2 (2)
1
𝐸𝐷𝑅 2 = 𝑘 × × ∑𝑁 2
𝑖=1 𝑀𝐷𝐸𝑖 (9)
dengan N adalam jumlah pasangan data 𝑁
(p_i, q_i).
Metode EDR mengasumsikan Semakin kecil nilai EDR maka data
bahwa logaritma natural dari model prediksi merepresentasikan dengan baik
prediksi, khususnya DE terdistribusi data observasi. GMPE dengan nilai EDR
normal. D dinotasikan sebagai selisih terkecil dianggap sebagai persamaan
antara logaritma natural dari data yang paling sesuai untuk estimasi PGA di
observasi (a) dan data prediksi (Y) seperti Kota Mataram.
rumus (3). Sebagai validasi dilakukan
𝐷 =𝑎−𝑌 (3) perbandingan nilai PGA observasi dari 8
Nilai diskrit dari D dinotasikan kejadian gempa terakhir pada periode
sebagai d_j. Jumlah kemungkinan data dengan nilai PGA hasil perhitungan
terjadinya d_j disebut Modified Euclidean persamaan terpilih. Perbandingan
Distance (MDE). MDE pada data diskrit dilakukan dengan membuat kurva
dirumuskan pada persamaan (4). atenuasi persamaan terpilih dengan data
yang divalidasi.bagaimana data
dikumpulkan, sumber data dan cara
𝑀𝐷𝐸𝑑 = ∑𝑛𝑗=1 |𝑑𝑗 |Pr⁡(|𝐷 | < |𝑑𝑗 |) (4)
analisis data
Dalam metode ini juga dikenalkan HASIL DAN PEMBAHASAN
parameter k untuk mengukur tingkat Database Ground Motion
penyimpangan antara data observasi Dalam pembuatan database ground
dengan data prediksi. Parameter k adalah motion, selain parameter jarak episenter,
perbandingan antara DEoriginal dan kedalaman, dan magnitudo, diperlukan
DEcorrected yang dirumuskan pada juga informasi jenis gempabumi. Sebaran
persamaan (5), (6), dan (7). data gempa menurut magnitudo dan
𝐷𝐸𝑜𝑟𝑖𝑔𝑖𝑛𝑎𝑙 kedalaman ditunjukkan pada Gambar 2.
𝑘= (5) Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa
𝐷𝐸𝑐𝑜𝑟𝑟𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑
𝐷𝐸𝑜𝑟𝑖𝑔𝑖𝑛𝑎𝑙 2 = ∑𝑁 − 𝑌𝑖 )2 sebagian besar kejadian gempa yang
𝑖=1(𝑎𝑖 (6)
digunakan memiliki magnitudo 3,0-5,5

Jurnal Sains dan Teknologi | 23


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

serta berjarak antara 25-200 km, hanya M>5,5 dan jarak>200 km.
sebagian data yang memiliki magnitudo

Gambar 2. Plot Magnitudo Terhadap Jarak Episenter Dari Gempabumi Yang Digunakan
Dalam Penelitian

Selain itu, analisa Persebaran data Dalam penelitian ini jenis


nilai PGA terhadap jarak juga dilakukan gempabumi ditentukan berdasarkan lokasi
untuk mengetahui kualitas data PGA hasil titik gempabumi terhadap zona subduksi,
observasi. Plot nilai PGA observasi back arc thrust, dan patahan. Jenis
terhadap jarak ditampilkan pada Gambar gempabumi terbagi atas interface,
3. Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai intraslab, dan crustal. Analisa terhadap
PGA memiliki tren menurun seiring posisi hiposenter dan kedalaman gempa
dengan bertambahnya jarak episenter. terhadap zona subduksi, back arc thrust,
Nilai PGA observasi berada pada rentang serta patahan menunjukkan bahwa 23
sekitar 0,1-95 gal. Selain itu dapat dilihat kejadian gempa termasuk dalam gempa
terdapat beberapa data yang relatif jauh interface atau berada di zona megathrust,
dari tren atenuasi, terutama pada rentang dan 7 kejadian gempa merupakan gempa
magnitudo 3-3,9 dan 5-5,9, hal ini crustal yang berada di sekitar daerah
menunjukkan bahwa kualitas data pada patahan, sedangkan 8 lainya berada di
rentang magnitudo tersebut kurang baik. dalam zona intraslab.

Gambar 3. Plot PGA Observasi Terhadap Jarak Episenter Per Rentang Magnitudo Dari
Gempabumi Yang Digunakan Dalam Penelitian

Jurnal Sains dan Teknologi | 24


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Perhitungan PGA dengan Rumus digunakan untuk Mw=5,0 dan kedalaman


Empiris (GMPE) 30 Km pada zona interface. Kurva
GMPE digunakan untuk menghitung atenuasi Youngs 97 memiliki nilai relatif
nilai PGA secara empiris berdasarkan lebih besar dibandingkan persamaan lain,
input parameter gempa. Dalam penelitian terutama pada jarak <100 km. Persamaan
ini dilakukan perhitungan nilai PGA Lin 08 memiliki nilai PGA cenderung lebih
berdasarkan persamaan Youngs 97, besar pada jarak >100 km dibandingkan
Kanno 06, Lin 08, dan Youngs Modified persamaan lainya. Sedangkan Kanno 06
15. Gambar 4 menunjukkan kurva memiliki kurva atenuasi paling rendah
atenuasi dari setiap persamaan yang dibanding GMPE lain.

Gambar 4. Plot PGA terhadap Jarak dari Hasil Perhitungan GMPE

Residual PGA Empiris dengan PGA perbandingan residual dari masing-


Observasi masing GMPE ditampilkan pada Gambar
Hasil perhitungan PGA dari GMPE 5. Secara kualitatif grafik residual
selanjutnya akan dibandingkan dengan menunjukkan bahwa GMPE Kanno 06
data PGA observasi dari 30 rekaman memiliki sebaran residual relatif kecil
accelerograph di sensor MAKE. Grafik dibandingkan persamaan lainya.

Gambar 5. Plot Residual PGA dari Hasil Perhitungan GMPE dan PGA Observasi
Gambar 5 menggambarkan bahwa dalam pembahasan sebelumnya.
pada beberapa titik nilai residual relatif Penyimpangan semacam ini biasa disebut
besar. Hal ini bisa saja diakibatkan oleh dengan outlier yang perlu
kualitas rekaman yang kurang baik pada dipertimbangkan dalam proses regresi
data tersebut seperti yang telah dijelaskan (Grandis, 2009).

Jurnal Sains dan Teknologi | 25


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Kualitas GMPE juga bisa diketahui distribusi residual yang cukup baik, yaitu
melalui histogram distribusi residual frekuensi terbanyak terdapat pada
masing-masing persamaan. GMPE yang residual mendekati nol. Namun, secara
baik memiliki distribusi residual yang umum distribusi residual belum mendekati
didominasi residual dengan nilai bentuk bell shaped curve, sehingga nilai
mendekati nol. Selain itu, histogram yang residual lebih dari ±0,5 relatif banyak.
baik akan mengikuti bell shaped curve. Secara kualitatif juga terlihat bahwa
Histogram resiudal dari masing-masing persamaan Kanno 06 memiliki histogram
persamaan ditampilkan pada Gambar 6. relatif baik dibanding persamaan lainya,
Gambar 6 menunjukkan bahwa terutama pada nilai residual <-0,5.
histogram semua GMPE memiliki

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 6. Histogram Residual Persamaan a) Youngs 97, b) Kanno 06, c) Lin 08, dan d)
Youngs Modified 15

Pemilihan GMPE Berdasarkan Metode antara nilai observasi dan empiris


EDR semakin baik. Pada Tabel 2 terlihat bahwa
Metode kuantitatif yang digunakan persamaan Youngs 97 memiliki nilai EDR
dalam pemilihan GMPE yang sesuai paling besar, karena persamaan Youngs
adalah dengan menggunakan metode 97 dibuat menggunakan data gempa
Euclidean Distance Ranking. Hasil subduksi di seluruh dunia. Hasil dari
perhitungan metode EDR untuk masing- metode EDR juga didukung dengan
masing GMPE ditampilkan pada Tabel 2. analisa kualitatif melalui grafik dan
Semakin kecil nilai EDR maka kesesuaian histogram residual PGA.

Jurnal Sains dan Teknologi | 26


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Tabel 2. Hasil Perhitungan Metode EDR


Model GMPE MDE k EDR
Youngs 97 64,63 1,22 78,99
Kanno 06 13,19 1,05 13,89
Lin 08 18,85 1,12 21,07
Youngs Mod. 15 25,51 1,09 27,73

yang memiliki sumber gempa subduksi


Berdasarkan Tabel 2 nilai EDR
dan fault.
terkecil terdapat pada persamaan Kanno
Namun, hasil perhitungan EDR juga
06, yaitu 13,89. Hasil tersebut juga sesuai
menunjukkan bahwa kualitas dari semua
dengan grafik dan histogram residual
persamaan belum terlalu baik. Hal ini
yang menunjukkan bahwa tren residual
terlihat dari nilai EDR setiap
Kanno 06 memiliki nilai paling kecil
persamaan >10, sementara nilai optimal
dibandingkan persamaan lain. Hal ini
EDR adalah 1. Hasil tersebut
disebabkan oleh faktor kemiripan kondisi
menunjukkan bahwa masih ada beberapa
tektonik antara data yang digunakan
pasangan data yang memiliki nilai residual
dalam pembuatan persamaan Kanno 06
relatif besar.
dengan Pulau Lombok. Persamaan Kanno
06 dikembangkan untuk wilayah Jepang

(a) (b)
Gambar 7. Kurva Atenuasi Kanno 06 dan PGA Observasi untuk a) M=5 dan b) M=4

Kondisi tersebut juga terlihat pada deviasi cukup besar dan akurasi kurang
hasil validasi persamaan Kanno 06 baik untuk memprediksi nilai PGA.
dengan data rekaman 8 kejadian
gempabumi terakhir di periode data SIMPULAN DAN SARAN
seperti yang ditampilkan pada Gambar 7. Aplikasi metode Euclidean Distance
Kurva atenuasi pada Gambar 7 telah dalam menentukan Rumus Percepatan
dinormalisasikan ke dalam 2 kelompok Tanah akibat Gempabumi di Kota
magnitudo, yaitu M=5 dan M=4. Gambar 7 Mataram menunjukkan bahwa persamaan
menunjukkan bahwa kurva atenuasi (Kanno, dkk., (2006) memiliki tingkat
Kanno 06 mampu memprediksi beberapa realibilitas terbaik dibandingkan
data observasi dengan baik, namun juga persamaan lain.
terdapat beberapa data observasi yang Metode EDR mampu menentukan
berada di luar garis deviasi. Hal ini dengan baik kesesuaian antara data hasil
menunjukkan bahwa secara umum perhitungan dengan data observasi. Hal
persamaan Kanno 06 memiliki ini dapat terlihat dari hasil metode EDR
kemampuan relatif baik dalam yang relatif sama dengan hasil plot
mengestimasi nilai PGA dibanding residual serta histogram distribusi residual
persamaan lainya, namun masih memiliki dari setiap persamaan. persamaan

Jurnal Sains dan Teknologi | 27


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Namun, metode EDR juga Kanno, T. 2006. A New Attenuation


menunjukkan bahwa persamaan terpilih Relation for Strong Ground Motion in
masih memiliki penyimpangan relatif Japan Based on Recorded Data.
besar. Hal itu dapat disebabkan oleh Bulletin of the Seismological Society
beberapa faktor, antara lain basis data of America, 96(3), 879–897.
atau wilayah persamaan atenuasi, jenis Lin, P.-S., & Lee, C.T. 2008. Ground-
jarak gempa yang digunakan serta Motion Attenuation Relationships for
perlunya proses relokasi gempabumi. Subduction-Zone Earthquakes in
Oleh karena itu disarankan dalam Northeastern Taiwan. Bulletin of the
penelitian selanjutnya diawali oleh proses Seismological Society of America,
relokasi posisi gempa dan memiliki data 98(1), 220–240.
parameter gempa yang lebih lengkap. Mahendra Taruna, R., Haris
Selain itu diharapkan agar dapat dibuat Banyunegoro, V., & Daniarsyad, G.
suatu persamaan atenuasi khusus untuk 2018. Peak ground acceleration at
wilayah Indonesia, khususnya wilayah surface for Mataram city with a return
Mataram. period of 2500 years using
probabilistic method. MATEC Web of
UCAPAN TERIMA KASIH Conferences, 195.
Terima kasih kami sampaikan Marjiyono. 2016. Potensi Penguatan
kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, Gelombang Gempabumi oleh
dan Geofisika, khususnya Stasiun Sedimen Permukaan Kota Mataram,
Geofisika Mataram yang telah Nusa Tenggara Barat. Jurnal
memberikan banyak dukungan dalam Lingkungan dan Bencana Geologi,
penelitian ini serta penyediaan data dan 7(3), 135–144.
perangkat lunak dalam proses Pawirodikromo, W. 2012. Seismologi
pengolahan. Teknik & Rekayasa Kegempaan.
Pusat Studi Gempa Nasional. 2017. Peta
REFERENSI sumber dan bahaya gempa
Badan Standardisasi Nasional. 2012. SNI Indonesia tahun 2017.
1726:2012 Tata Cara Perencanaan Rini, V. S. 2015. Kajian Awal Persamaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Prediksi Percepatan Tanah di Zona
Bangunan Gedung dan Non Gedung. Subduksi Wilayah Bali dan
Jakarta: Departemen Pekerjaan Sekitarnya. Sekolah Tinggi
Umum, diambil dari www.bsn.go.id Meteorologi Klimatologi dan
BMKG. 2019. BMKG Data Repository. Geofisika.
Diambil dari Rudyanto, A. 2013. Development of
http://repogempa.bmkg.go.id/query.p Strong-motion Database For The
hp, diakses 10 Agustus 2019 Sumatra-Java Region. Australian
Douglas, J. 2011. Ground-motion National University.
Prediction Equations 1964–2010 Sari R, A. Wirma. 2013. Analisis Rekahan
PEER Report 2011/102. Berkeley: Gempa Bumi Dan Gempa Bumi
Pacific Earthquake Engineering Susulan Dengan Menggunakan
Research Center College of Metode Omori . Jurnal Sains dan
Engineering University of California. Pendidikan Fisika. Jilid 8, Nomor 3,
Grandis, H. (2009). Pengantar Pemodelan Desember 2012.
Inversi Geofisika. Jakarta: Badan Taruna, R. M., & Banyunegoro, V. H.
Meteorologi Klimatologi dan 2018. Earthquake Relocation Using
Geofisika Double Difference Method for 2D
Kale, Ö., & Akkar, S. 2013. A new Modelling of Subducting Slab and
procedure for selecting and ranking Back Arc Thrust in West Nusa
ground-motion prediction equations Tenggara. Jurnal Penelitian Fisika
(GMPEs): The Euclidean distance- dan Aplikasinya (JPFA), 8(2), 132-
based ranking (EDR) method. 143
Bulletin of the Seismological Society
of America, 103(2 A), 1069–1084.

Jurnal Sains dan Teknologi | 28


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 9 No. 1 Tahun 2020

Youngs, R. R., Chiou, S. J., Silva, W. J., &


Humphrey, J. R. 1997. Strong
Ground Motion Attenuation
Relationships for Subduction Zone
Earthquakes. Seismological
Research Letters, 68(1), 58–73.
Yudi, A., Santoso, E., Kaluku, A., & Artadi
Pria Sakti, Sigit Pramono, D. P. 2018.
Ulasan Guncangan Tanah Akibat
Gempa Lombok Timur 05 Agustus
2018. In Badan Metalurgi, Klimatologi
dan Geofisika. Diambil dari
https://prosesweb.bmkg.go.id/wp-
content/uploads/Ulasan-Guncangan-
Gempa-Lombok-Timur-29072018.pdf

Jurnal Sains dan Teknologi | 29

Anda mungkin juga menyukai