1 Tahun 2020
Abstrak
Wilayah Lombok khususnya Kota Mataram dikategorikan sebagai kawasan dengan
kerentanan tinggi terhadap gempabumi. Kota Mataram dikelilingi oleh beberapa zona
sumber gempa termasuk subduksi dan back arc thrust. Peak Ground Acceleration
(PGA) merupakan suatu parameter yang bisa menggambarkan dampak dari
gempabumi. Pada penelitian ini kami menentukan persamaan terbaik untuk
memperkirakan PGA di antara beberapa model yang ada. Metode yang digunakan
untuk memilih persamaan adalah analisa residual dan Euclidean Disteance Ranking.
Data yang digunakan terdiri atas nilai PGA dari accelerograph di Stasiun Geofisika
Mataram (MAKE), katalog gempabumi di sekitar Mataram pada periode 2016 hingga
2018, dan kondisi situs di MAKE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa
persamaan memiliki hubungan yang baik dengan PGA hasil observasi di Kota
Mataram yang penting untuk mitigasi gempabumi.
Abstract
Lombok region especially Mataram City is categorized as a high vulnerability area to
the earthquake. Mataram city is surrounded by several earthquake source zones
including subduction and back arch thrust. active seismic zone. Peak Ground
Acceleration (PGA) is a parameter that can describe the impact of the earthquake. In
this research, we determined the best equation to estimate PGA among several
models. The method used to select equations was Residual Analysis and Euclidean
Distance Ranking. Data set consisted of PGA from accelerograph in Stasiun Geofisika
Mataram (MAKE), earthquake catalog around Mataram from 2016 until 2018, and site
condition of MAKE. Results of this research show that some equation has good
relation with observed PGA in Mataram city which is important for earthquake
mitigation.
Lombok terdapat sumber gempa back arc 2011). Setiap persamaan juga memiliki
thrust (Taruna, Banyunegoro, 2018). Di model dan input yang berbeda. Namun
selatan dan sekitar wilayah Lombok juga sebagian besar GMPE dibuat untuk
terdapat zona subduksi dan beberapa wilayah di luar Indonesia, sehingga GMPE
sesar aktif (Pusat Studi Gempa Nasional, khusus untuk wilayah Indonesia belum
2017). Salah satu contoh gempabumi tersedia, termasuk untuk Kota Mataram.
siginifikan di wilayah Lombok adalah Oleh karena itu diperlukan suatu
gempabumi 5 Agustus 2019 yang memiliki prosedur untuk memilih GMPE dari
dampak hingga V MMI atau relatif wilayah lain yang paling tepat dalam
merusak di beberapa bagian Kota memperkirakan nilai PGA di Kota
Mataram (Yudi, dkk., 2018). Mataram. Hal utama yang diperlukan
Kondisi kegempaan ini menunjukkan dalam pemilihan GMPE adalah
pentingnya upaya mitigasi sebagai kesesuaian kondisi tektonik, sehingga
langkah pengurangan risiko bencana. GMPE yang akan digunakan harus
Salah satu upaya untuk mitigasi adalah memiliki jenis sumber gempa yang sama.
dengan mengetahui estimasi Peak Prosedur dalam pemilihan dan
Ground Acceleration (PGA) dari suatu perbandingan GMPE telah banyak
kejadian gempabumi. Parameter dilakukan baik secara kualitatif maupun
percepatan tanah (PGA) sering digunakan kuantitatif. Salah satu metode yang bisa
untuk menggambarkan daya rusak digunakan dalam pemilihan GMPE adalah
(damage potential) suatu gempa, karena menggunakan aplikasi Euclidean Distance
parameter percepatan ini cukup (Kale, Akkar, 2013). Kelebihan dari
sederhana dan berhubungan langsung metode Euclidean Distance (EDR) yaitu
dengan gaya gempa efektif mampu menggambarkan kesesuaian
(Pawirodikromo, 2012). Dengan kata lain, antara hasil perhitungan dan observasi
semakin besar nilai PGA maka dampak dalam bentuk angka, sehingga lebih
akibat gempabumi semakin besar. Selain mudah untuk diperbandingkan. Selain itu
itu perhitungan parameter Peak metode EDR telah mempertimbangkan
Acceleration sangat diperlukan dalam standar deviasi dari GMPE serta bias dari
pembuatan spectrum design di suatu model.
kawasan (Taruna, dkk., 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah
Studi mengenai database dan untuk membandingkan nilai PGA hasil
perkiraan percepatan tanah maksimum perhitungan GMPE dengan rekaman
sudah sering dilakukan di wilayah lain, accelerograph di Kota Mataram baik
terutama pada daerah rawan bencana. Di menggunakan metode Euclidean Distance
Indonesia sendiri pengetahuan mengenai atau analisa residual, sehingga diperoleh
percepatan tanah maksimum diperlukan persamaan percepatan yang paling sesuai
dalam pembuatan rumah tahan gempa untuk wilayah Mataram.
sesuai dengan SNI 1726:2012 (Badan
Standardisasi Nasional, 2012). METODE PENELITIAN
Ground Motion Prediction Equation Penelitian mengenai rumus
(GMPE) atau persamaan atenuasi percepatan tanah di Kota Mataram
percepatan tanah merupakan suatu dilakukan pada Januari 2020. Penelitian
rumusan fisis yang digunakan untuk ini diawali dengan pengumpulan data
memperkirakan nilai PGA berdasarkan percepatan tanah maksimum akibat
parameter sumber gempa. GMPE secara gempabumi di Kota Mataram. Data
umum mempertimbangkan faktor jarak percepatan tanah yang digunakan
hiposenter, magnitudo gempa, dan kondisi diperoleh dari sensor accelerograph
situs tanah. GMPE biasanya dibuat MAKE di Stasiun Geofisika Mataram pada
secara empiris melalui regresi data periode 2016-2018 yang berjumlah 38
pengukuran percepatan tanah yang ada. rekaman, dengan 30 rekaman digunakan
Terdapat ratusan jenis persamaan dalam proses pemilihan, dan 8 data
atenuasi di seluruh dunia dengan terakhir dalam periode pengamatan
berbagai jenis sumber gempa dengan digunakan sebagai validasi.
kompleksivitas masing-masing (Douglas,
Tabel 1. Model GMPE yang digunakan dalam penelitian (Y=PGA, Mw=magnitudo momen,
Zt=parameter jenis gempa, D=kedalaman, R=jarak episenter, Rr=jarak rupture, dan
a,b,c,d,f,g,h=konstanta GMPE)
GMPE Model
Youngs 97 Ln Y = a + bMw + c*ln (𝑅 + 𝑒 ln(𝑑)−𝑓𝑀𝑤 )+ 𝑔𝑍𝑡 +hD
Kanno 06 LnY = 𝑎𝑀𝑤 − 𝑏𝑅𝑟𝑢𝑝 − 𝑙𝑜𝑔(𝑅𝑟 + 𝑐 ∗ 10𝑑𝑀𝑤 ) + 𝑓
Lin 08 LnY = 𝑎 + 𝑏𝑀𝑤 − 𝑐 ln(𝑅 + 𝑑𝑒 𝑓𝑀 ) + 𝑔𝐷 + ℎ𝑍𝑡
Youngs Modified 15 Ln Y = a + bMw -c*ln (𝑅 + 𝑒 ln(𝑓𝑀𝑤 )+ 𝑔𝑍𝑡 +hD
serta berjarak antara 25-200 km, hanya M>5,5 dan jarak>200 km.
sebagian data yang memiliki magnitudo
Gambar 2. Plot Magnitudo Terhadap Jarak Episenter Dari Gempabumi Yang Digunakan
Dalam Penelitian
Gambar 3. Plot PGA Observasi Terhadap Jarak Episenter Per Rentang Magnitudo Dari
Gempabumi Yang Digunakan Dalam Penelitian
Gambar 5. Plot Residual PGA dari Hasil Perhitungan GMPE dan PGA Observasi
Gambar 5 menggambarkan bahwa dalam pembahasan sebelumnya.
pada beberapa titik nilai residual relatif Penyimpangan semacam ini biasa disebut
besar. Hal ini bisa saja diakibatkan oleh dengan outlier yang perlu
kualitas rekaman yang kurang baik pada dipertimbangkan dalam proses regresi
data tersebut seperti yang telah dijelaskan (Grandis, 2009).
Kualitas GMPE juga bisa diketahui distribusi residual yang cukup baik, yaitu
melalui histogram distribusi residual frekuensi terbanyak terdapat pada
masing-masing persamaan. GMPE yang residual mendekati nol. Namun, secara
baik memiliki distribusi residual yang umum distribusi residual belum mendekati
didominasi residual dengan nilai bentuk bell shaped curve, sehingga nilai
mendekati nol. Selain itu, histogram yang residual lebih dari ±0,5 relatif banyak.
baik akan mengikuti bell shaped curve. Secara kualitatif juga terlihat bahwa
Histogram resiudal dari masing-masing persamaan Kanno 06 memiliki histogram
persamaan ditampilkan pada Gambar 6. relatif baik dibanding persamaan lainya,
Gambar 6 menunjukkan bahwa terutama pada nilai residual <-0,5.
histogram semua GMPE memiliki
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 6. Histogram Residual Persamaan a) Youngs 97, b) Kanno 06, c) Lin 08, dan d)
Youngs Modified 15
(a) (b)
Gambar 7. Kurva Atenuasi Kanno 06 dan PGA Observasi untuk a) M=5 dan b) M=4
Kondisi tersebut juga terlihat pada deviasi cukup besar dan akurasi kurang
hasil validasi persamaan Kanno 06 baik untuk memprediksi nilai PGA.
dengan data rekaman 8 kejadian
gempabumi terakhir di periode data SIMPULAN DAN SARAN
seperti yang ditampilkan pada Gambar 7. Aplikasi metode Euclidean Distance
Kurva atenuasi pada Gambar 7 telah dalam menentukan Rumus Percepatan
dinormalisasikan ke dalam 2 kelompok Tanah akibat Gempabumi di Kota
magnitudo, yaitu M=5 dan M=4. Gambar 7 Mataram menunjukkan bahwa persamaan
menunjukkan bahwa kurva atenuasi (Kanno, dkk., (2006) memiliki tingkat
Kanno 06 mampu memprediksi beberapa realibilitas terbaik dibandingkan
data observasi dengan baik, namun juga persamaan lain.
terdapat beberapa data observasi yang Metode EDR mampu menentukan
berada di luar garis deviasi. Hal ini dengan baik kesesuaian antara data hasil
menunjukkan bahwa secara umum perhitungan dengan data observasi. Hal
persamaan Kanno 06 memiliki ini dapat terlihat dari hasil metode EDR
kemampuan relatif baik dalam yang relatif sama dengan hasil plot
mengestimasi nilai PGA dibanding residual serta histogram distribusi residual
persamaan lainya, namun masih memiliki dari setiap persamaan. persamaan