Anda di halaman 1dari 59

Gelombang

Hammam Raihan M
Sabtu, 5 Desember 2020
Gelombang - Definisi

Gelombang adalah gangguan (perubahan dari kesetimbangan) dinamis


merambat dalam ruang.
• Gelombang dapat bersifat periodik dan aperiodik.
1 Gelombang
1.1 Definisi

2
Gelombang - Jenis Medan

• Gelombang Mekanik
Gelombang yang berada dalam sebuah distribusi materi (bisa cair, padat,
gas) berupa pergeseran partikel penyusun medium dari posisi
setimbangnya.
• Gelombang Elektromagnetik
Merupakan medan listrik dan medan magnet yang merambat dengan
kecepatan cahaya.

• Gelombang Materi
• Gelombang Gravitasi
1.2 Jenis Medan

3
Gelombang - Jenis Transmisi

Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang dengan
medannya berupa vektor yang tegak lurus dengan
arah rambat gelombang
1.3 Jenis Transmisi

4
Gelombang - Jenis Transmisi

Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang dengan medannya berupa vektor
yang paralel dengan arah rambat gelombang

5
Deskripsi Gelombang - Fungsi

Untuk mendeskripsikan gelombang pada medan, kita membutuhkan fungsi


yang memberikan bentuk gelombang.
𝜙𝜙 = ℎ(𝑥𝑥, 𝑡𝑡)
2 Deskripsi Gelombang
2.1 Fungsi

6
Deskripsi Gelombang - Fungsi

Jika ℎ(𝑥𝑥, 𝑡𝑡) sinusoidal:

7
Deskripsi Gelombang - Istilah

• Amplitudo
Nilai simpangan maksimum medan
• Fase 𝜑𝜑
Argumen dari fungsi sinusoidal: 𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔:
• Periode 𝑇𝑇
Waktu yang dibutuhkan untuk mengulang satu siklus
• Frekuensi 𝑓𝑓 = 1⁄𝑇𝑇
Siklus per satuan waktu
• Panjang gelombang 𝜆𝜆
Jarak yang diukur pada arah rambat gelombang antara pengulangan
bentuk gelombang (Misalkan: jarak antara puncak ke puncak)
2.2 Istilah

8
Deskripsi Gelombang - Istilah

• Bilangan gelombang
2𝜋𝜋
𝑘𝑘 =
𝜆𝜆

Nama lain: frekuensi spasial


Bilangan gelombang menyatakan seberapa cepat posisi 𝑥𝑥 mengubah fase
fungsi sinusoidal gelombang, dalam radian per meter.

• Frekuensi sudut
2𝜋𝜋
𝜔𝜔 =
𝑇𝑇

Frekuensi sudut menyatakan seberapa cepat waktu 𝑡𝑡 mengubah fase


fungsi sinusoidal gelombang, dalam radian per detik

9
Deskripsi Gelombang - Snapshot
2.3 Snapshot

Snapshot:
𝑦𝑦 vs 𝑥𝑥 untuk suatu nilai 𝑡𝑡

10
Deskripsi Gelombang - Graph
2.4 Graph

Graph:
𝑦𝑦 vs 𝑡𝑡 untuk suatu nilai 𝑥𝑥

11
Deskripsi Gelombang - Konstanta Fase
2.5 Konstanta Fase

• Bisa jadi fungsi sinusoidal tidak bermula dari 𝑦𝑦 = 0 di (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = (0,0).
Jika demikian, maka harus ditambahkan konstanta fase 𝜑𝜑0 pada argumen
fungsinya:

𝑦𝑦(𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤) ⇒ 𝑦𝑦(𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜑𝜑0 )

Konstanta fasenya menjadi:

𝑦𝑦(0,0) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin 𝜑𝜑0

𝑦𝑦(0,0)
𝜑𝜑0 = sin−1 � �
𝑦𝑦𝑚𝑚

12
Deskripsi Gelombang - Konstanta Fase

13
Deskripsi Gelombang - Kecepatan Rambat Gel.
2.6 Kecepatan Rambat Gel.

Titik 𝐴𝐴 (puncak pertama thd 𝑥𝑥 = 0) bergeser ke arah 𝑥𝑥+,


Fase 𝐴𝐴 adalah:
𝜋𝜋
𝜑𝜑𝐴𝐴 = = 𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤
2

14
Deskripsi Gelombang - Kecepatan Rambat Gel.

𝜋𝜋
𝜑𝜑𝐴𝐴 = = 𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤
2

Turunkan terhadap waktu:


0 = 𝑘𝑘𝑣𝑣𝑥𝑥 − 𝜔𝜔
𝜔𝜔 𝜆𝜆
⇔ 𝑣𝑣𝑥𝑥 = = = 𝜆𝜆𝜆𝜆
𝑘𝑘 𝑓𝑓

15
Deskripsi Gelombang - Kecepatan Rambat Gel.

• Merambat ke 𝑥𝑥 +:
𝑦𝑦 = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜑𝜑0 )
𝑦𝑦 = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(−𝑘𝑘𝑘𝑘 + 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜑𝜑0 )

• Merambat ke 𝑥𝑥 −:
𝑦𝑦 = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 + 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜑𝜑0 )
𝑦𝑦 = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(−𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜑𝜑0 )

16
Deskripsi Gelombang - Umum
2.7 Umum

Gelombang dengan bentuk sembarang memiliki fungsi yang berbentuk:

𝑦𝑦(𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = ℎ(𝑘𝑘𝑘𝑘 ± 𝜔𝜔𝜔𝜔)

17
Gelombang Tali - Kecepatan Rambat
3 Gelombang Tali
3.1 Kecepatan Rambat

Puncak gelombang tali bergerak melingkar (walaupun sesaat), sehingga


2
𝑚𝑚𝑣𝑣
Σ𝐹𝐹 ⃑ = − 𝚥𝚥 ̂
𝑅𝑅
𝑣𝑣2
−2𝜏𝜏 sin 𝜃𝜃 𝚥𝚥 ̂ = −(𝜇𝜇Δ𝑙𝑙) 𝚥𝚥 ̂
𝑅𝑅

18
Gelombang Tali - Kecepatan Rambat

𝑣𝑣2
2𝜏𝜏 sin 𝜃𝜃 = (𝜇𝜇Δ𝑙𝑙)
𝑅𝑅
Gunakan pendekatan sudut kecil:

sin 𝜃𝜃 ≈ 𝜃𝜃, 𝜃𝜃 ≪ 1
Jadi…

𝑣𝑣2
2𝜏𝜏𝜏𝜏 = 𝜇𝜇(𝑅𝑅 ⋅ 2𝜃𝜃)
𝑅𝑅
Solve 𝑣𝑣

𝜏𝜏
𝑣𝑣 = �
𝜇𝜇

Gelombang tali merupakan gelombang transversal

19
Gelombang Tali - Transmisi Energi
3.2 Transmisi Energi

Energi kinetik yang tersimpan dalam satu segmen tali 𝑑𝑑𝑑𝑑:


1 1
𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑢𝑢2 = 𝜇𝜇𝜇𝜇𝜇𝜇 𝑢𝑢2
2 2
Segmen tali ini hanya bergerak secara vertikal,
𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑡𝑡) 𝜕𝜕
𝑢𝑢 = = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜙𝜙)
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
= −𝑦𝑦𝑚𝑚 𝜔𝜔 cos(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜙𝜙)

Energi kinetiknya menjadi


1 2 2
𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝜇𝜇𝜇𝜇𝜇𝜇 𝑦𝑦𝑚𝑚 𝜔𝜔 cos2 (𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜙𝜙)
2

20
Gelombang Tali - Transmisi Energi

“Bagi” dengan 𝑑𝑑𝑑𝑑


𝑑𝑑𝑑𝑑 1 𝑑𝑑𝑑𝑑 2 2
= 𝜇𝜇 𝑦𝑦𝑚𝑚 𝜔𝜔 cos2 (𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜙𝜙)
𝑑𝑑𝑑𝑑 2 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑 1 2 2
= 𝜇𝜇𝜇𝜇𝑦𝑦𝑚𝑚 𝜔𝜔 cos2 (𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤 + 𝜙𝜙)
𝑑𝑑𝑑𝑑 2
Jika kita hitung rata-rata dari fungsi di atas:
𝑑𝑑𝑑𝑑 1 2 2 2
� � = 𝜇𝜇𝜇𝜇𝑦𝑦𝑚𝑚 𝜔𝜔 ⟨cos
���(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝑤𝑤𝑤𝑤�
��� +��
𝜙𝜙)⟩
𝑑𝑑𝑑𝑑 2
1/2

𝑑𝑑𝑑𝑑 1 2 2
� � = 𝜇𝜇𝜇𝜇𝑦𝑦𝑚𝑚 𝜔𝜔
𝑑𝑑𝑑𝑑 4

21
Gelombang Tali - Transmisi Energi

Rata-rata dari energi potensial sama dengan rata-rata energi kinetik


(pembuktian utk gelombang tali kompleks, tapi analogikan dengan osilasi
pada pegas dan massa):
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
� �=� �
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
Jadi, transmisi energinya:
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑃𝑃 = � � = � � + � � = 2 � �
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
1 2 2
𝑃𝑃 = 𝜇𝜇𝜇𝜇𝑦𝑦𝑚𝑚 𝜔𝜔
2

22
Interferensi Gelombang - Prinsip Superposisi

Prinsip Superposisi
Gelombang yang tumpang tindih menghasilkan
gelombang resultan (gelombang total, net wave)
yang merupakan hasil penjumlahan secara
aljabar dari gelombang tersebut.

N
𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = � 𝑦𝑦𝑖𝑖 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡)
𝑖𝑖=1

4 Interferensi Gelombang
4.1 Prinsip Superposisi

23
Interferensi Gelombang - Contoh
4.2 Contoh

• Superposisi 2 gelombang dengan fase berbeda


𝑦𝑦1 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔)
𝑦𝑦2 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔 + 𝜙𝜙)

Gelombang totalnya:

𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦1 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) + 𝑦𝑦2 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡)


= 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔) + 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔 + 𝜙𝜙)

24
Interferensi Gelombang - Contoh

Dengan identitas berikut,

1 1
sin 𝛼𝛼 + sin 𝛽𝛽 = 2 sin (𝛼𝛼 + 𝛽𝛽) cos (𝛼𝛼 − 𝛽𝛽) ,
2 2
Hasilnya:

𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔) + 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔 + 𝜙𝜙)
1 1
= �2𝑦𝑦𝑚𝑚 cos 𝜙𝜙� sin �𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔 + 𝜙𝜙�
2 2

∇ × (∇ × 𝐀𝐀) = ∇(∇ ⋅ 𝐀𝐀) − ∇2 𝐀𝐀

25
Interferensi Gelombang - Contoh

26
Interferensi Gelombang - Contoh

27
Interferensi Gelombang - Contoh
1 1
𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = �2𝑦𝑦𝑚𝑚 cos 𝜙𝜙� sin �𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔 + 𝜙𝜙�
2 2

Jika 𝜙𝜙 = 0, ± 2𝜋𝜋, … = ±2𝑛𝑛𝑛𝑛, 𝑛𝑛 = 0,1,2, …


1
𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = ±2𝑦𝑦𝑚𝑚 sin �𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔 + 𝜙𝜙�
2
Interferensi konstruktif

Jika 𝜙𝜙 = ±𝜋𝜋, ± 3𝜋𝜋, 5𝜋𝜋, … = ±(2𝑛𝑛 + 1)𝜋𝜋, 𝑛𝑛 = 0,1,2, …

𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 0

Interferensi konstruktif

28
Interferensi Gelombang - Contoh

Plot:

29
Interferensi Gelombang - Contoh

30
Fasor -
5 Fasor
5.1

Fasor adalah vektor yang berputar dengan poros pada pusat koordinat, dan
pangkal vektor diletakkan di pusat koordinat
• Besarnya vektor sama dengan amplitudo 𝑦𝑦𝑚𝑚
• Kecepatan sudut rotasi fasor sama dengan kec. sudut gelombang, 𝜔𝜔

Fasor berguna untuk mendapatkan 𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 secara sistematis, dapat digunakan


walaupun
• 𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 terdiri dari gelombang-gelombang dengan amplitudo, kecepatan
sudut, fase awal yang sembarang
• 𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 terdiri dari sembarang jumlah gelombang, lebih dari 2.

31
Fasor -

32
Gelombang Berdiri -
6 Gelombang Berdiri
6.1

Gelombang berdiri (atau gelombang stasioner), adalah gelombang yang


berosilasi dalam waktu tetapi amplitudonya tidak bergerak.
• Akibatnya amplitudo osilasi gelombang di titik mana pun konstan dengan
waktu,
• Osilasi di seluruh titik di seluruh gelombang berada dalam fase yang sama.

Gelombang ini disebut gelombang berdiri karena pola gelombang tidak


bergerak ke kiri atau ke kanan; lokasi maksimum dan minimum tidak
berubah.

33
Gelombang Berdiri -

Titik•disebut simpul (node), merupakan lokasi yang tidak berosilasi.


Tepat di tengah dua simpul yang berdekatan, terdapat perut (antinode),
lokasi yang berosilasi vertikal secara maksimum.

34
Gelombang Berdiri -

Gelombang berdiri bisa dihasilkan dari dua gelombang yang bergerak


berlawanan namun satu fase:
𝑦𝑦1 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔)
𝑦𝑦2 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 + 𝜔𝜔𝜔𝜔)

Gelombang hasil superposisinya:

𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦1 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) + 𝑦𝑦2 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 − 𝜔𝜔𝜔𝜔) + 𝑦𝑦𝑚𝑚 sin(𝑘𝑘𝑘𝑘 + 𝜔𝜔𝜔𝜔)

Gunakan identitas trigonometrik:


1 1
sin 𝛼𝛼 + sin 𝛽𝛽 = 2 sin (𝛼𝛼 + 𝛽𝛽) cos (𝛼𝛼 − 𝛽𝛽)
2 2
Hasilnya,

𝑦𝑦𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑥𝑥, 𝑡𝑡) = [2𝑦𝑦𝑚𝑚 sin 𝑘𝑘 𝑥𝑥] cos 𝜔𝜔 𝑡𝑡

35
Gelombang Berdiri -

36
Gelombang Berdiri - Pemantulan Batas
6.2 Pemantulan Batas

Ujung terikat ⇒ fase gelombang pantul bergeser 𝝅𝝅 𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫


37
Gelombang Berdiri - Pemantulan Batas
6.3 Pemantulan Batas

Ujung bebas ⇒ fase gelombang pantul tidak bergeser


38
Resonansi -

Terdapat frekuensi/panjang gelombang


tertentu yang menghasilkan gelombang
berdiri pada tali yang kedua ujungnya
terikat.

Peristiwa terbentuknya gelombang


berdiri ini disebut resonansi, dengan
gelombang berdirinya berada pada
frekuensi resonansi.

7 Resonansi
7.1

39
Resonansi -

Panjang gelombang resonansi:

2𝐿𝐿
𝜆𝜆𝑛𝑛 =
𝑛𝑛

Frekuensi resonansi:
𝑣𝑣 𝑣𝑣
𝑓𝑓𝑛𝑛 = = 𝑛𝑛
𝜆𝜆𝑛𝑛 2𝐿𝐿

40
Gelombang Suara - Definisi

Suara adalah getaran yang merambat melalui media transmisi seperti gas,
cair atau padat.
• Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal.
Titik S mewakili sumber suara kecil, disebut sumber titik, yang
memancarkan gelombang suara ke segala arah.
8 Gelombang Suara
8.1 Definisi

41
Gelombang Suara - Definisi

Muka gelombang (wavefront) adalah permukaan tempat osilasi akibat


gelombang suara memiliki nilai yang sama;
• sinar (ray) adalah garis yang tegak terhadap dengan permukaan muka
gelombang, dan menunjukkan arah perjalanan muka gelombang.

42
Gelombang Suara - Kecepatan Rambat
8.2 Kecepatan Rambat

Kecepatan rambat gelombang suara:

𝐵𝐵
𝑣𝑣 = �
𝜌𝜌

43
Gelombang Suara - Deskripsi
8.3 Deskripsi

39

44
Gelombang Suara - Deskripsi

Δ𝑝𝑝𝑚𝑚 = 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑠𝑠𝑚𝑚

45
Gelombang Suara - Intensitas

8.4 Intensitas

Intensitas gelombang suara 𝐼𝐼 adalah daya rata-rata 𝑃𝑃 per satuan luas 𝐴𝐴


yang dirambatkan gelombang suara
𝑃𝑃
𝐼𝐼 =
𝐴𝐴

Jika dikaitkan dengan amplitudo getaran partikel suara:


1
𝐼𝐼 = 𝜌𝜌𝜌𝜌𝜔𝜔2 𝑠𝑠2𝑚𝑚
2

46
Gelombang Suara - Intensitas

Intensitas 𝐼𝐼 pada jarak 𝑟𝑟 dari sumber titik yang mengemisikan suara secara
isotropis adalah:
𝑃𝑃𝑠𝑠
𝐼𝐼 =
4𝜋𝜋𝑟𝑟2

47
Gelombang Suara - Intensitas

Intensitas suara juga bisa dinyatakan dengan besaran logaritmik, disebut


tingkat kekerasan suara (sound level) yang satuannya desibel (dB):

𝐼𝐼
𝛽𝛽 = (10 dB) log , 𝐼𝐼0 = (10−12 W/m2 )
𝐼𝐼0

Speech level 60 dB.

48
Gelombang Suara - Resonansi
8.5 Resonansi

49
Gelombang Suara - Resonansi

50
Gelombang Suara - Pelayangan
8.6 Pelayangan

Pelayangan (beat) terjadi jika terdapat dua sumber suara yang berada pada
frekuensi yang berdekatan.
𝑠𝑠1 = 𝑠𝑠𝑚𝑚 cos 𝜔𝜔1 𝑡𝑡, 𝑠𝑠2 = 𝑠𝑠𝑚𝑚 cos 𝜔𝜔2 𝑡𝑡

𝜔𝜔1 > 𝜔𝜔2 .


Net wavenya menjadi:
𝑠𝑠𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 = 𝑠𝑠1 + 𝑠𝑠2 = 𝑠𝑠𝑚𝑚 (cos 𝜔𝜔1 𝑡𝑡 + cos 𝜔𝜔2 𝑡𝑡)

51
Gelombang Suara - Pelayangan

Dengan identitas trigonometrik,


1 1
cos 𝛼𝛼 + cos 𝛽𝛽 = 2 cos � (𝛼𝛼 − 𝛽𝛽)� cos � (𝛼𝛼 + 𝛽𝛽)�
2 2
Hasilnya menjadi,
1 1
𝑠𝑠 = 2𝑠𝑠𝑚𝑚 cos � (𝜔𝜔1 − 𝜔𝜔2 )𝑡𝑡� cos � (𝜔𝜔1 + 𝜔𝜔2 )𝑡𝑡�
2 2
Kita tulis:
1 1
𝜔𝜔′ = (𝜔𝜔1 − 𝜔𝜔2 ), 𝜔𝜔 = (𝜔𝜔1 + 𝜔𝜔2 )
2 2
Sehingga,

𝑠𝑠𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑡𝑡) = [2𝑠𝑠𝑚𝑚 cos 𝜔𝜔′ 𝑡𝑡] cos 𝜔𝜔𝜔𝜔

52
Gelombang Suara - Pelayangan

Tinjau kasus 𝜔𝜔1 ≈ 𝜔𝜔2 sehingga 𝜔𝜔 ≫ 𝜔𝜔′ . Maka fungsi di bawah ini
𝑠𝑠𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑡𝑡) = [2𝑠𝑠𝑚𝑚 cos 𝜔𝜔′ 𝑡𝑡] cos 𝜔𝜔𝜔𝜔

cos 𝜔𝜔𝜔𝜔 bervariasi cepat


cos 𝜔𝜔′ 𝑡𝑡 bervariasi sangat lambat
Amplitudo maksimum (±1) terjadi dua kali dalam setiap pengulangan fungsi
cos 𝜔𝜔′ 𝑡𝑡. Jadi, frekuensi pelayangan 𝜔𝜔beat terjadi pada
1
𝜔𝜔beat = 2𝜔𝜔′ = (2) � � (𝜔𝜔1 − 𝜔𝜔2 ) = 𝜔𝜔1 − 𝜔𝜔2
2

Atau:
𝑓𝑓beat = 𝑓𝑓1 − 𝑓𝑓2

53
Gelombang Suara - Pelayangan

54
Gelombang Suara - Efek Doppler
8.7 Efek Doppler

′ 𝑣𝑣 + 𝑣𝑣𝐷𝐷
𝑓𝑓 = 𝑓𝑓 (Pengamat mendekat)
𝑣𝑣
𝑣𝑣 − 𝑣𝑣𝐷𝐷
𝑓𝑓 ′ = 𝑓𝑓 (Pengamat menjauh)
𝑣𝑣

′ 𝑣𝑣
𝑓𝑓 = 𝑓𝑓 (Sumber mendekat)
𝑣𝑣 − 𝑣𝑣𝑆𝑆
′ 𝑣𝑣
𝑓𝑓 = 𝑓𝑓 (Sumber menjauh)
𝑣𝑣 + 𝑣𝑣𝑆𝑆

′ 𝑣𝑣 ± 𝑣𝑣𝐷𝐷
𝑓𝑓 = 𝑓𝑓
𝑣𝑣 ∓ 𝑣𝑣𝑆𝑆

55
Gelombang Suara - Shockwave
8.8 Shockwave

Shockwave terbentuk jika kecepatan sumber ≈ kecepatan suara

56
Gelombang Suara - Shockwave

57
Gelombang Suara - Mach Cone
8.9 Mach Cone

𝑣𝑣
sin 𝜃𝜃 =
𝑣𝑣𝑆𝑆

58
Gelombang Suara - Mach Cone

Terima Kasih 
59

Anda mungkin juga menyukai