Anda di halaman 1dari 34

POTRET BLK KOMUNITAS

KAJIAN EVALUASI BLK-KOMUNITAS 2017-2018


21 December 2020
(Initial report & do not circulate or cite without permission of the author)

AH MAFTUCHAN
Direktur Eksekutif
The PRAKARSA
SEKILAS TENTANG THE PRAKARSA
PRAKARSA adalah lembaga riset independen yang fokus pada isu
kebijakan fiskal, kebijakan sosial dan pembangunan berkelanjutan.
PRAKARSA bekerja sama dengan pemerintah, parlemen, otoritas
keuangan, LSM, universitas, organisasi internasional, sektor privat, dan
media massa untuk memperkuat kebijakan berbasis bukti di level lokal,
nasional dan global.
Latar Belakang
138,22 juta jiwa PANDEMI COVID-19
Jumlah Angkatan Kerja telah mengakibatkan bertambahnya pengangguran
sebanyak 2,67 juta orang (BPS, Agustus 2020) dan
9,77 juta jiwa pengurangan jam kerja/dirumahkan/menganggur terhadap 29,12 juta
Jumlah Pengangguran orang (BPS, Agustus 2020; Kemnaker, 2020)
(BPS, Agustus 2020)

Pemerintahan Joko Widodo - KH


Evaluasi BLK Komunitas Ma'ruf Amin menempatkan
angkatan 2017-2018 perlu
dilakukan agar ada data-
pembangunan sumber daya manusia
informasi terhadap (SDM) sebagai salah satu prioritas.
akuntabilitas, relevansi dan Salah satu yang dijalankan
efektifitas program BLK Kementerian Ketenagakerjaan
Komunitas dalam kerja-kerja
penyediaan pelatihan dan
(Kemnaker) sejak 2017 yakni
penyaluran peserta latih. pengembangan Balai Latihan Kerja
Komunitas (BLK-K)
Struktur Ketenagakerjaan Indonesia
(BPS, Agustus 2020)
Tujuan Evaluasi
Mengidentifikasi perkembangan pelaksanaan program BLK Komunitas
periode 2017-2018;

Mengumpulkan informasi dan menganalisis fakta empirik atas


implementasi dan pengelolaan BLK Komunitas dalam konteks
pengembangan SDM terampil dan unggul;

Memotret keberhasilan BLK Komunitas terhadap peningkatan kompetensi


sumber daya manusia baik yang diserap oleh pasar kerja maupun yang
mampu menjadi wirausahawan;

Merumuskan rekomendasi kebijakan berbasis bukti-bukti (evidence-based


policy recommendation) baik yang sifatnya strategis maupun teknis atas
pelaksanaan pengembangan BLK Komunitas.
Methodologi

• Pendekatan mixed-method, yakni penggabungan pendekatan


kualitatif dan kuantitatif (survei menggunakan ODK/Open Data Kit)
• Kualitatif (observasi, in depth interview dan expert review)
• Kuantitatif (survei lapangan menggunakan ODK/Open Data Kit)
Lingkup Evaluasi
Total informan untuk survey dan wawancara
mendalam pada proses evaluasi ini berjumlah 750
orang dengan kategori informan sebagai berikut:
1. Pengelola (Pimpinan/Instruktur BLK Komunitas)
2. Peserta Latih
3. Tokoh Masyarakat/Perusahaan setempat
4. Aparat Desa Target BLK dalam evaluasi ini
adalah seluruh BLK Komunitas
angkatan 2017-2018 yang
berjumlah 125 BLK Komunitas
yang tersebar di 16 Provinsi
dan 91 Kabupaten/Kota
Target Responden Survey
• Total peserta latih dari setiap
BLK adalah 16 orang sehingga
dari total 125 BLK, jumlah
populasi siswa latih adalah
1900.
• Penentuan jumlah responden
dihitung berdasarkan teori
Krejcie and Morgan dimana
dalam jumlah populasi 1900,
jumlah samplingnya adalah
minimal 320.
• Responden survey adalah
adalah 375 peserta latih dari
125 BLK Komunitas
Batasan Evaluasi

BLK Komunitas yang akan dievaluasi adalah BLK-K


Periode 2017 dan 2018 (Dari sisi penerimaan bantuan
dana)

Sedangkan BLK Komunitas yang menerima bantuan tahun


2019 tidak akan masuk dalam penelitian ini.
Temuan Demografi (1)
Jenis Pelatihan yang didapatkan Responden
Kelembagaan: Semua BLK di BLK Komunitas Propinsi BLK Komunitas
Komunitas yang berdiri pada Jawa Timur 33,9%
2017-2018 sejumlah 125 dikelola Komputer 68,4% Jawa Tengah 25,2%
oleh pondok pesantren, Lembaga Teknologi Informasi dan… 32,7% Jawa Barat 15,7%
Pendidikan, di tingkat tertentu Otomotif sepeda motor 14,7% Lampung 6,1%
(kecamatan) dan yayasan yang Las 8,3% Daerah Istimewa Yogyakarta 4,3%
bergerak di bidang sosial- Industri kreatif 5,0% Nusa Tenggara Barat 3,2%
ekonomi. Menjahit 4,4% Sumatera Utara 2,6%

Sablon 1,2% Riau 2,6%


Kejuruan: Dari 125 BLKK angkatan
Digital Printing 1,2% Sulawesi Selatan 1,7%
2017 dan 2018 yang memilih
Graphic Design (CorelDraw) 1,2% Banten
kejuruan keterampilan komputer 1,2%
Public Speaking 0,6%
berjumlah 89 BLKK, keterampilan Sumatera Selatan 0,9%
Packaging 0,3%
menjahit 18 BLKK, keterampilan Sumatera Barat 0,9%
Excel 0,3%
bengkel las 10 BLKK dan Nusa Tenggara Timur 0,9%
Photo Editing (Photohop) 0,3%
keterampilan bengkel montir Kalimantan Selatan 0,9%
Web Design 0,3%
otomotif sebanyak 18 BLKK. 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0%
0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0%
Temuan Demografi (2)
Jenis Kelamin Usia Responden

11,6%
15 tahun sampai 30
30,1% Laki-laki
tahun
Perempuan
lebih dari 30 tahun

69,9%
88,4%

Status Peserta Pelatihan Pendidikan Terakhir


SMA atau yang sederajat 71,9%

Perguruan Tinggi atau yang


15,4%
sederajat
Santri
49,9% Bukan Santri
SMP atau yang sederajat 10,4%
50,1%

SD atau yang sederajat 2,3%

0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0%


Temuan Pra-Pelatihan
Pihak yang Memotivasi Persyaratan Menjadi Alasan Responden
Responden Mengikuti Peserta Latih di BLK Mengikuti Pelatihan di
Pelatihan di BLK Komunitas BLK Komunitas
Komunitas Fotokopi KTP 85,3% Meningkatkan
95,9%
Fotokopi KK 75,2% Keterampilan
Diri sendiri 85,0%
Fotokopi Ijasah Pendidikan… 67,8% Berminat dengan Pelatihan
Teman 49,0% 81,4%
Pas Foto 57,2% yang Ditawarkan
Kyai/ustadz/guru 41,3% Mengisi Formulir 13,3% Meningkatkan Peluang
Orang tua 33,6% 79,4%
Fotokopi Akte Kelahiran 3,8% Kerja
Pasangan (Istri/Suami) 3,2% Lulus Tes 2,1%
Mengisi Waktu Luang 51,6%
Saudara 0,9% Membuat Pernyataan 1,5%
Perangkat Desa 0,6% Kartu Pelajar 0,9% Ingin Mendapat Modal
37,2%
KTK Pesantren 0,9% Tambahan (Alat Kerja,…
Perusahaan 0,3%
Surat Ijin dari Orang… 0,9%
Pengurus Pesantren 0,3% Syarat dari Tempat Kerja 10,9%
Surat Keterangan Sehat dari… 0,9%
Instruktur BLK 0,3%
Fotokopi KTP Orang Tua 0,9% Ikut-ikutan
Anak 0,3% 8,3%
Buku Tabungan 0,3% Teman/Tetangga
Alumni BLK 0,3% Keterangan Domisili 0,3%
Syarat dari Pesantren 6,5%
Murid 0,3% SKCK 0,3%
Temuan Kurikulum
• Semua BLK Komunitas 2017-2018 merujuk kurikulum dan modul yang diberikan
oleh BBPLK Kemenaker yang menaungi mereka.
• Jenis keterampilan komputer: (i) pada tahun pertama pelatihan (2018) semua
mengajarkan Microsoft Office (word, excell, power point); (ii) pada tahun kedua
pelatihan (2019), sebagian menambahkan keterampilan desain grafis dengan
software Corel Draw dan dinamakan dengan program Junior Graphic Design.
• Inovasi kurikulum dan penambahan sarana dilakukan oleh sebagian besar BLKK
Komputer secara swadaya untuk mengenalkan peserta latih dengan proses produksi
(desain grafis) agar mampu menghadirkan produk akhir, tidak sekedar desain.
• Aspirasi penguatan kurikulum TIK: animasi, pemrogaman, web design, dan lain-lain.
• Aspirasi peningkatan kapasitas instruktur agar memiliki kapasitas untuk
mengajarkan Digital Skills yang lebih advance
Temuan Proses Pelatihan (1)
Kesulitan yang Dihadapi untuk Menjadi Peserta Latih di
Responden Mengalami Kesulitan untuk Mengikuti BLK Komunitas (n=3)
Pelatihan di BLK Komunitas

0,9%
Ujian Penerimaan Sulit 33,3%

Waktu untuk Melengkapi Persyaratan 33,3%


Ya Tidak

Seleksi Ketat 33,3%

99,1%
10,0% 20,0% 30,0% 40,0%

Lama (Waktu) Pelatihan di BLK Komunitas


Responden Dikenakan Biaya untuk Bisa Mengikuti
Pelatihan di BLK Komunitas
4 minggu 85,2%

5 minggu 8,1%

6 minggu 2,9%

8 minggu 2,6%

3 minggu 0,9%
100,0%

Tidak 7 minggu 0,3%

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0%
Temuan Akses dan Efektifitas Kelas

Jumlah Peserta Pelatihan dalam Satu Kelas


Jarak Tempat Tinggal Responden ke Tempat
Pelatihan

11-20 orang 98,6%


Tidak Relevan (Santri) 49,9%

ku rang dari 2 km 17,1%


6-10 orang 1,2%
lebih dari 6 km 12,8%

lebih dari 2 km sampai 4 km 11,9%


21-30 orang 0,3%

lebih dari 4 km sampai 6 km 8,4%

0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0%


0,0% 20,0% 40,0% 60,0%
Temuan Struktur & SDM Pengelola
Jumlah Guru/Trainer/Instruktur/ Mentor
• Struktur pengelola BLK Komunitas umumnya terdiri dari
dalam Pelatihan
pelindung/penanggungjawab yang dijabat oleh
pimpinan pesantren (kyai), lalu satu orang
ketua/manajer pengelola yang biasanya dijabat oleh Jumlah Guru/Trainer/Instruktur/ Mentor dalam Pelatihan
orang kepercayaan pimpinan pesantren.

• Di banyak tempat ditemukan jabatan ini diduduki oleh 2-5 orang 70,7%

orang kepercayaan kyai atau kerabat pimpinan


pesantren, guru, atau santri senior.

• Pimpinan pesantren dan pengelola merekrut instruktur 1 orang 28,1%

yang berasal dari guru sekolah, instruktur LPK, alumni


pesantren/sekolah yang telah menamatkan jenjang
pendidikan tinggi di luar. lebih dari 5 orang 1,2%

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0%


Temuan Peralatan BLK-K
Peraga yang Digunakan Dalam Pelatihan
di BLK Komunitas
Komputer (Headset) 65,5%
LCD Proyektor (dan Papan Tulis) 41,6%
Printing, Scanning dan Cutting (Printer, Alat Press Sablon, Laminating Press… 34,5%
Peralatan Sablon (Kaos, Trans Paper, Gelas/Mug, Tumbler, Karton) 15,6%
Perlengkapan Bengkel (Kunci, Obeng, Rachet, Tang, Baju Bengkel, Sarung… 14,2%
ATK dan Alat Jilid 10,0%
Peralatan Las (Elektroda, Besi Plat) 8,8%
Perlengkapan Las (Meja Las, Kacamata, Topeng Las, Baju Las, Sarung Tangan,… 8,8%
Sepeda Motor (Unit Motor, Panel Kelistrikan, Blok Mesin) 8,6%
Modul 8,3%
Wifi/Internet 5,6%
Peralatan Jahit (Mesin Jahit, Mesin Obras, Gunting, Meteran, Setrika, Jarum) 4,4%
Software (Photoshop, Adobe Illustrator, CorelDraw, Flamingo) 4,1%
Perlengkapan Jahit (Karton, Buku, Kapur, Karbon, Pensil, Penghapus, Benang,… 4,1%
Seragam (Kaos, Topi) 1,8%
Notebook 0,6%
Smartphone 0,3%
Temuan Sertifikasi Pelatihan

Responden Menerima Sertifikat Setelah


Selesai Mengikuti Pelatihan Jenis Sertifikat yang Didapatkan
Tidak Menerima; Setelah Mengikuti Pelatihan Di BLK
1,2% Komunitas (N=335)

Sertifikat Keterampilan 89,9%

Sertifikat Kompetensi 32,8%


Menerima;
98,8%
Temuan Hasil Pelatihan
Penilaian Responden terhadap Pernyataan Keterampilan yang Dipelajari akan Mempermudah Responden untuk
Mencari Pekerjaan

Sangat memudahkan 43,2%

Memudahkan 42,9%

Cukup 12,2%

Tidak memudahkan 1,2%

Sangat tidak memudahkan 0,6%

0,0% 5,0% 10,0% 15,0% 20,0% 25,0% 30,0% 35,0% 40,0% 45,0% 50,0%
Temuan Hasil Pelatihan (2)
Penilaian Responden terhadap Relevansi antara Keterampilan
Penilaian Responden terhadap Relevansi antara
yang Diterima dengan Pekerjaan yang Anda Inginkan/Miliki di
Keterampilan yang Diterima dengan Pekerjaan yang
Masa Depan
Anda Inginkan/Miliki Saat Ini

Sangat relevan 49,0%


Sangat relevan 47,8%

Relevan 33,0%
Relevan 35,1%

Cukup relevan 16,2%


Cukup relevan 15,9%

Tidak relevan 1,7%


Tidak relevan 1,2%

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0%


0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0%
Temuan Relevansi Keterampilan Dengan
Lapangan Pekerjaan

Alasan Responden Menilai Pelatihan yang Diikuti Tidak Relevan


dengan Pekejaan yang Diinginkan/Dimiliki Saat Ini (n=5)

Tidak Tersedia Lapangan Pekerjaan untuk


50,0%
Keterampilan yang Diberikan

Tingkat Keterampilan yang Diberikan Terlalu


50,0%
Rendah

Tingkat Keterampilan yang Diberikan Tidak


25,0%
Sesuai dengan Minat/Pekerjaan Saat Ini
Temuan Intervensi Purna-latih
BLK Komunitas Bekerjasama dengan Perusahaan/Pengusaha
Ada Program Magang Setelah Pelatihan Selesai
untuk Pelaksanaan (Program) Magang

10,1%
11,0%

25,5% Ya
Ada Tidak
Tidak Ada Tidak Tahu

89,9% 63,5%

Ada Mekanisme Penempatan Kerja Langsung Setelah


Ada Mekanisme Penempatan Kerja Langsung Setelah Pelatihan Selesai
Pelatihan Selesai

13,0%
13,0%
Ada Tidak Ada
Ada Tidak Ada

87,0%

87,0%
Tantangan yang Dihadapi
Alur koordinasi antarlembaga (pusat dan daerah), administrasi, perizinan, biaya
(ketimpangan antar kejuruan), pemeliharaan alat, sertifikasi kompetensi)

• Perizinan menjadi problem utama dalam membangun sinkronisasi program antara Kemnaker
(Pemerintah Pusat) dan Disnaker (Pemerintah Daerah).
• Hampir seluruh BLKK di pesantren tidak memiliki ijin operasional yang berdampak pada kemitraan
antara aktifitas BLKK dan Disnaker tidak bisa dilaksanakan.

• Beberapa BLKK sudah berinisiatif mengajukan ijin operasional, namun hanya hitungan jari yang
berhasil memperoleh ijin operasional.

• Persyaratan dokumen pengajuan ijin, misalnya kepemilikan asset dan Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB), masih belum terpenuhi.

• Kemenaker belum memperhatikan signifikansi ijin operasional ini, sehingga tidak ada pembekalan
pengelola jurnal terkait teknis pengajuan perijinan

• Relasi BLKK dengan pemerintah desa hanya sebatas administrasi


Tantangan yang Dihadapi

Managemen BLKK, instruktur, distribusi otoritas di internal pesantren, konteks sosial-


kultural dan inovasi link & match

• Peran sentral kyai dalam pengelolaan dan pengembangan BLKK juga perlu
diperluas, khususnya membangun link and match atau kerja sama dengan
sektor industri, pemerintah daerah, pemerintah desa, koperasi dan UMKM.
• Beberapa inovasi pengembangan BLKK sudah dilakukan dengan cara
menghubungkan lulusan BLKK dengan unit produksi di internal pesantren,
desa dan industri, namun tidak dalam pengertian link and match.
• Instruktur masih perlu ditambah dan ditingkatkan porsi kerjanya serta
skill-nya
• Distribusi kewenangan pengelolaan BLKK perlu dilakukan sehingga tidak
tergantung dengan kyai.
Tantangan yang Dihadapi
Desain pelatihan (Durasi, Ragam dan level ketampilan)

• Desain pelatihan yang dirancang oleh Kemenaker dengan membatasi peserta latih kurang
mencerminkan kondisi sosio-kultural BBLK pesantren.

• Penempatan BLKK di pesantren seharusnya memperluas penerima manfaat pelatihan keterampilan.


Penerima manfaat selain santri juga masyarakat umum sebagai angkatan kerja.

Kontestasi konsep magang, pasar kerja dan bekerja

• Ada perbedaan pemahaman definisi magang dan definisi kerja / bekerja antara Kemnaker, pengelola
BLKK dan santri.

• Persepsi “kerja” di BLK-K sangat luas, tidak hanya bekerja di sektor formal (masuk ke pasar
kerja/industri) namun kerja sebagai wirausaha dan kerja pengandian dalam pengembangan pesantren
(public services).

• Tidak meratanya sertifikat kompetensi. Tegantung pada kesediaan BLK Provinsi


di Wilayahnya masing-masing
Tantangan yang Dihadapi

Peran BLKK, konsep kolaborasi, kurikulum konteks lokal

• Peran BLKK dalam peningkatan skill santri dan masyarakat sekitar pesantren cukup terlihat, namun
akan sangat sulit mengukur keberhasilan alumni yang terserap oleh sektor industri/usaha di luar
pesantren karena keterserapan alumni lebih disebabkan relasi informal ketimbang satu sistem yang
terstruktur oleh BLKK.

• Jenis pelatihan belum sepenuhnya sinkron dengan potensi dan kebutuhan pasar di tingkat lokal.
Link and match perlu menjadi prioritas dan dilakukan dengan assesment komprehensif, melibatkan
masyarakat dan otoritas lokal di lokasi BLKK. Sebagian pesantren memilih jurusan berdasarkan
pendekatan kultural-religius (istikharoh).

• Perluasan akses pelatihan kerja bagi masyarakat dapat diwujudkan dengan adanya program BLK-K
dan akan makin berkualitas jika pilihan jurusan menggunakan assesment potensi dan pasar kerja di
tingkat komunitas/lokal.

• Database Alumni perlu menjadi perhatian BLKK untuk memantau capaian-capaian


alumni.
Tantangan yang Dihadapi

Kultur yang mempengaruhi relasi dengan sekitar

• Relasi pesantren dengan masyarakat memiliki varian yang kompleks serta melibatkan elemen yang beragam.
Keterlibatan masyarakat dalam program pelatihan BLKK, setidaknya 3 hal penting yang menentukan relasi
pesantren dengan masyarakat dan melahirkan tantang yang berbeda pula, yaitu ukuran (size), lokasi (desa-kota)
dan karakter pesantren (khalaf-salaf).

• Pesantren kecil, cenderung terbuka terhadap partisipasi masyarakat dan keterlibatan masyarakat dalam program
BLKK. Jenis pesantren kecil dengan karakter khalaf yang sebagian besar santrinya adalah sedang mengenyam
pendidikan formal, cenderung akan melibatkan masyarakat sekitar pesantren dalam program pelatihan BLKK

• Di pesantren salaf dengan jumlah santri yang mencapai ribuan, keterlibatan masyarakat sangat minim. Pelatihan
biasanya hanya melibatkan santri.

• Kategori urban-rural dapat membantu juga menjelaskan skala partisipasi masyarakat. Pada pesantren urban
misalnya, keterlibatan peserta latihan dari unsur masyarakat cukup tinggi, namun tidak di wilayah rural

• Pada wilayah rural, BLKK sulit melakukan rekrutmen peserta karena aktifitas ekonomi informal lebih mengemuka,
misalnya dalam sektor pertanian dan peternakan, sementara jurusan yang dipilih adalah TIK
Capaian BLKK Secara Umum

• Meningkatkan akses • BLKK sebagai medium • BLKK sebagai katalisator Komitmen


pelatihan kerja bagi perluasan peran perekonomian lokal pengelola & inovasi
warga & santri di pesantren & penguatan • BLKK sebagai menentukan
daerah (termasuk masyarakat pendukung kegiatan suksesnya BLKK
perempuan dan • Meningkatkan tenaga pelayanan publik di BLKK tidak hanya sebatas
disabilitas) terampil bagi sektor pendidikan dan menjadi tempat pelatihan
• Peningkatan pengembangan pemerintahan desa tetapi dapat berperan
sebagai penyedian tenaga
keterampilan dan pesantren terampil dan pusat
aktivitas produktif kewirausahaan dan
(kewirausahaan) kewirausahaan sosial
Apa yang diciptakan BLK-K di Tingkat Lokal?

• Diserap oleh industri


Pekerja • Diserap oleh UMKM
• Diserap oleh usaha komunitas

• Menciptakan kegiatan
ekonomi
Wirausahawan
• Mengembangkan unit usaha
yang ada

• Pengembangan di sektor
pendidikan
Pelayan Publik
• Pengembangan pelayanan di
pemerintah desa
Aspek yang Perlu Diperbaiki BLK Komunitas
Dukungan Penempatan Kerja 80,0%

Dukungan Pemagangan 78,3%

Jenis Keterampilan yang Diberikan 61,4%

Ketersediaan Alat Praktik 58,3%

Kualitas Pelatih 29,3%

Menambah Materi Keterampilan (Tingkat/Jenjang,… 4,1%

BLK Komunitas Sebaiknya Bekerjasama dengan Perusahaan 2,6%

Menyediakan Sarana Gedung Pelatihan (Toilet, Parkir,… 1,4%

Menambah Waktu Pelatihan 1,2%

Penambahan Jumlah Instruktur 1,2%

Tidak Memberikan Masukan 0,9%

Menambah Jumlah Peserta Pelatihan 0,6%

Menambah Perlengkapan Pelatihan 0,6%

Lebih Selektif Memilih Peserta (Diutamakan Memiliki… 0,3%

Mengadakan Forum Knowledge Sharing dengan Alumni… 0,3%

Uji Kompetensi Diberikan untuk Setiap Angkatan 0,3%

Dukungan Peralatan (Bahan Baku) untuk Memulai Usaha… 0,3%

Menyesuaikan Jenis Pelatihan dengan Kebutuhan… 0,3%

Menyediakan Peralatan Kesehatan (P3K) untuk Peserta 0,3%

Pelatihan Sebaiknya Tidak Dilakukan Malam Hari 0,3%

0,0% 15,0% 30,0% 45,0% 60,0% 75,0% 90,0%


Rekomendasi
Evaluasi ini merekomendasikan perbaikan program BLK-K

Perlu diadakan Pilot Proyek Kemitraan dengan Pemda dan Pemerintah Desa bagi BLK Komunitas Tipe A dan Tipe
B (Sangat Bagus dan Bagus). Kemitraan dilakukan baik dalam kerjasama dalam pelaksanaan pelatihan maupun
1 penempatan dan pembinaan. Pendanaan dapat bersumber dari APBD dan Dana Desa. Sedikitnya 50 BLK Komunitas
unggul harus dipilih dan disiapkan.

Skema Kemitraan dapat meliputi (a) Pembiayaan pelatihan dan pemagangan; (b) pembiayaan sertifikasi dan
2 perizinan; (c) pembiayaan operasional BLK-K; dan (c) dukungan dana/modal awal untuk memulai usaha
mandiri/wiraswasta. Skema pembiayaan dengan skema Co-Financing dari APBD dan Dana Desa.

Perlu diadakan Pilot Proyek Kemitraan dengan perusahaan-perusahaan bagi BLK Komunitas Tipe A dan Tipe B
3 (Sangat Bagus dan Bagus). 50-100 BLK bisa disiapkan dan dipilih. Skema kerjasama dapat meliputi; (a) peningkatan
mutu instruktur; (b) pemagangan kerja; (c) penempatan kerja; dan (d) penyediaan alat praktikum / buku referensi.

Kemnaker - Binalattas menyusun Pedoman/Panduan Pengembangan BKL Komunitas yang berisi pengalaman
4 nyata empiris BLK Komunitas yang telah berhasil sebagai best practices BLK-K.
Kemnaker - Binalattas dapat mengeluarkan surat edaran resmi kepada setiap BLK Komunitas wajib
menyusun Renaksi Pengembangan (Rencana Aksi Pengembangan) sebagai syarat menerima dukungan paket
5 pelatihan tahun 2021. Format Renaksi Pengembangan sedikitnya berisikan a) Rencana kemitraan; (b) Penguatan
mutu Pelatihan; (c) Penguatan manajemen pengelola dan (d) Rencana perluasan/diversifikasi pendanaan termasuk
co-financing.

6 Perlu adanya insentif dan penghargaan kepada BLK Komunitas Tipe A dan Tipe B akan tetapi sebaliknya
perlu pengawasan ketat dan sanksi kepada BLK Komunitas yang Tipe C dan Tipe D.

7 Perlu dibentuk wadah dan forum komunikasi BLK-K yang bertemu secara tahunan untuk pembelajaran dan
berbagai pengalaman (peer sharing and learning) antar BLK Komunitas, juga sebagai wadah untuk menyajikan
pengalaman BLK berkinerja bagus.

Perlu diadakan kegiatan dan produk komunikasi (Branding BLK Komunitas termasuk melalui medsos dan media
8 umum untuk menunjukkan capaian, keberhasilan dan kontribusi BLK Komunitas dalam (a) Penguatan SDM Bangsa
dan (b) penurunan Pengangguran di Indonesia, termasuk dengan cara (a) Testomini oleh alumni dan stakeholder;
(b) Profil BLK Komunitas Tipe A; (c) Pengakuan oleh lintas stakeholder.
Rekomendasi
Pelatihan dan Penguatan Kapasitas Teknis perlu disediakan oleh Kemnaker Bina Lattas untuk
mempertahankan mutu pelatihan dan keberlanjutan kelembagaan BLK Komunitas. Perlu diadakan
9 misalnnya Pelatihan dan pemagangan bagi (1) Manajer BLK Komunitas untuk Manajemen dan Pengelolaan SDM
dan Keuangan; (2) Instruktur Pelatihan, termasuk kemampuan soft skill dan komunikasi.

Perlu ada perumusan ulang konsepsi “kerja” dan “komunitas” yang lebih luas dan disesuaikan dengan kondisi
10 lapangan yang ditemukan dalam riset evaluasi ini.

Perlu ada pemetaan dan verifikasi lanjut sebagai sarana melakukan monitoring dan evaluasi kinerja BLK-K secara
11 rutin tiap tahun oleh pihak eksternal.

Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai