Anda di halaman 1dari 12

JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen

ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

PENGARUH KARAKTERISTIK AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT


(STUDI KASUS PADA KAP DI KOTA MALANG)

Agoestinus Soemardi Soebagio


Adrian
Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik auditor
(kompetensi, independensi dan akuntabilitas) terhadap kualitas audit. Responden dari
penelitian ini adalah auditor kantor akuntan publik di Kota Malang, metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diuji menggunakan regresi
linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan akuntabilitas
mempengaruhi kualitas audit, ini menunjukkan bahwa semakin kompeten seorang auditor
dan auditor yang memiliki akuntabilitas yang baik akan mempengaruhi kualitas yang diaudit,
sedangkan Independensi tidak mempengaruhi kualitas audit.
Kata Kunci: Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Kualitas Audit

PENDAHULUAN lainnya terdaftar di OJK sektor perbankan


Kantor akuntan publik merupakan berjumlah 355 orang, dan sektor IKNB
sebuah organisasi yang bergerak di bidang sebanyak 218 orang sementara jumlah
jasa. Jasa yang diberikan KAP dapat KAP yang terdaftar di Badan Pemeriksaan
berupa jasa audit kepatuhan, audit Keuangan Republik Indonesia adalah
operasional, dan audit laoran keuangan sebanyak 169 KAP.
(Arens & Loebbecke, 2003). Berdasarkan Sampai saat ini tidak mudah untuk
buku direktori 2017 mengenai KAP dan mengukur kualitas jasa secara objektif
AP tercata jumlah anggota IAPI adalah dengan berbagai infikator. Hal ini
sebanyak 3.657 orang yang terdiri dari AP dikarenakan kualitas jasa merupakan
1.125 orang, rekan no AP sebanyak 43 sebuah konsep yang sulit dipahami,
orang, pemegang CPA non AP sebanyak sehingga kerap kali terdapat kesalahan dan
767 orang, staf KAP dan anggota menentukan sifat dan kualitas
perorangan lainnya sebanyak 1.632 orang. (Parasuraman, et al dalam Nurchasanah
Para anggota IAPI tersebut bekerja di 523 dan Rahmawati, 2003).
KAP. Yaitu 397 kantor pusat dan 126 Kualitas audit merupakan hal
kantor cabang di seluruh Indonesia, serta penting yang harus dipertahankan oleh
bekerja di perusahaan dan berbagai seorang auditor dalam proses pengauditan.
instansi pemerintah atau lembaga. Sebagai Jika seorang auditor melaksanakan
anggota IAPI pemegang ijin akuntan pekerjaannya secara profesional maka
publik juga terdaftar di Otoritas Jasa audit yang disajikan akan berkualitas (De
Keuangan, sektor pasar modal sebanyak Angelo, 1981).
607 orang yang tergabung dalam forum Selain itu untuk dapat memenuhi
Akuntan Pasar Modal atau (FAPM). kualitas audit yang baik maka auditor
Sedangkan sebagian Akuntan Publik dalam menjalankan profesinya sebagai

35
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

pemeriksa harus berpedoman pada kode Berdasarkan uraian latar belakang di


etik akuntan. Standar profesi dan standar atas maka pertanyaan penelitian yang akan
akuntansi keuangan yang berlaku di disampaikan dalam penelian ini adalah
Indonesia. Akuntan publik atau auditor menguji pengaruh kompetensi,
independen dalam menjalankan tugasnya independensi dan akuntabilitas terhadap
harus memegang prinsip profesi. IAI kualitas audit KAP di Kota Malang.
mengatakan bahwa audit yang dilakukan
auditor dikatakan berkualitas, jika KAJIAN LITELATUR
memenuhi standar auditing dan standar Kompetensi
pengendalian mutu. Lee dan Stone (1995)
Kurangnya independensi auditor dan mendefinisikan kompetensi sebagai suatu
maraknya manipulasi akuntansi membuat keahlian yang cukup secara eksplisit dapat
kepercayaan para pemakai laporan digunakan untuk melakukan audit secara
keuangan seperti investor dan kreditor objektif. Hasil penelitian Bonner (1990)
mempertanyakan eksistensi akuntan publik menunjukkan bahwa pengetahuan
sebagai pihak independen. Oleh karena itu mengenai spesifik tugas membantu kinerja
sikap mental independen harus dimiliki auditor berpengalaman melalui komponen
oleh setiap auditor. Auditor harus pemilihan dan pembobotan bukti hanya
independen dari setiap kewajiban atau pada saat penetapan risiko analitis.
independen dari pemilikan kepentingan De Angelo (1981) dalam Kartika
dalam perusahaan yang diaudit. Auditor Widhi (2005) memproksikan kompetensi
tidak hanya berkewajiban ke dalam dua komponen yaitu
mempertahankan sikap mental independen, pengetahuan dan pengalaman.
tetapi juga harus menghindari keadaan a) Pengetahuan
yang dapat mengakibatkan masyarakat Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi
merasakan independensinya (Arifah, 2012) pendidikan seorang auditor karena dengan
Kompetensi dan independensi yan demikian auditor akan mempunyai
dimiliki auditor dalam penerapan terkait semakin banyak pengetahuan (pandangan)
dengan etika. Akuntan mempunyai mengenai bidang yang digelutinya
kewajiban untuk menjaga standar perilaku sehingga dapat mengetahui berbagai
etis tertinggi mereka bernaung, profesi masalah secara lebih mendalam. Selain itu,
mereka, masyarakat dan diri merekasendiri auditor akan lebih mudah dalam mengikuti
dimana akuntan memiliki tanggung jawab perkembangan yang semakin kompleks
menjadi komponen dan untuk menjaga (Meinhard et al, 1987).
integritas dan objektifitas mereka Untuk melakukan tugas pengauditan,
(Nugrahaningsih, 2005). auditor memerlukan pengetahuan
Karakteristik auditor yang juga dapat pengauditan (umum dan khusus) dan
mempengaruhi kualitas audit adalah pengetahuan mengenai bidang
akuntabilitas. Apa dan bagaimana tingkat pengauditan, akuntansi dan industri klien.
akuntabilitas individu mempengaruhi Secara umum ada lima jenis pengetahuan
kualitas hasil pekerjaan dan interaksinya yang harus dimiliki auditor yaitu (1)
dengan faktor atau variabel lain, pada pengetahuan umum, (2) area fungsional,
dasarnya masih belum jelas dan masih (3) isu akuntansi, (4) industri khusus, (5)
kontradiktif. Kennedy (1993) memperoleh pengetahuan bisnis umum serta
hasil penelitian bahwa tinggi rendahnya penyelesaian masalah.
akuntabilitas seorang individu dapat b) Pengalaman
mengurangi terjadinya perbedaan persepsi Menurut Loecher (2002) dalam
untuk belajar M.B.A tetapi tidak pada Elfarini (2007) pengalaman merupakan
auditor. akumulasi gabungan dari semua yang

36
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

diperoleh melalui berhadapan dan Akuntabilitas


berinteraksi secara berulang-ulang dengan Secara umum akuntabilitas adalah
sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan istilah untuk menggambarkan tingkat
penginderaan. Pengetahuan auditor tentang pertanggungjawaban seseorang atau
audit akan semakin berkembang dengan lembaga tertentu yang berhubungan
bertambahnya pengalaman kerja. dengan sistem administrasi yang dimiliki.
Pengalaman kerja akan meningkat seiring Menurut Rasul (2002:8), akuntabilitas
dengan meningkatnya komplesitas kerja adalah kemampuan memberi jawaban
(Herliansyah dan Meifida, 2006). kepada mayoritas yang lebih tinggi atas
Independensi tindakan seseorang atau sekelompok orang
Independensi merupakan terjemahan terhadap masyarakat luas dalam suatu
kata independence yang berasal dari organisasi.
bahasa Inggris yang artinya “dalam Akuntabilitas adalah bentuk
keadaan independen”, adapun arti kata kewajiban mempertanggungjawabkan
independen bermakna “tidak tergantung” keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
atau dikendalikan oleh orang lain atau misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
benda, tidak mendasarkan pada diri pada sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
orang lain, bertindak atau berpikir sesuai melalui suatu media pertanggungjawaban
denga kehendak hati, bebas dari yang dilaksanakan secara periodik
pengendalian orang lain, tidak dipengaruhi (Mardiasmo, 2006:3). Menurut
oleh orang lain, tidak dipengaruhi oleh Mardiasmo, akuntabilitas dapat dibagi
orang lain. Menurut Arens et al. menjadi dua jenis yaitu akuntabilitas
(2008:111), independensi dalam audit vertikal dan akuntabilitas horizontal.
berarti mengambil sudut pandang yang Akuntabilitas vertikal adalah akuntabilitas
tidak biasa. Independensi sangat penting berupa pertanggungjawaban yang
bagi auditor untuk dijaga dalam dilakukan kepada atasan, sedangkan
melaksanakan tanggung jawabnya. akuntabilitas horizontal adalah
Menurut Halim (2008:46), akuntabilitas berupa pertanggungjawaban
independensi merupakan suatu cerminan yang dilakukan kepada orang atupun
sikap dari seseorang auditor untuk tidak lembaga yang setara.
memilih pihak siapapun dalam melakukan Menurut Mahmudi (2010:23),
audit. Independensi adalah pandangan akuntabilitas adalah kewajiban agen
yang tidak berprasangka dan tidak (pemerintah) untuk mengelola sumber
memihak dalam melakukan tes-tes audit, daya, melaporkan dan mengungkapkan
evaluasi dan hasil-hasilnya, dan penerbitan segala aktivitas dan kegiatan yang
laporan, dan merupakan alasan utama berkaitan dengan penggunaan sumber daya
kepercayaan masyarakat (Wirakusumah publik kepada pemberi mandat (prinsipal).
dan Agoes 2003:8). Menurut Mahmudi, akuntabilitas dalam
Supriyono (1998) dalam Wati dan lembaga publik dapat dibagi menjadi lima
Subroto (2003) telah melakukan penelitian bagian yaitu; (1) akuntabilitas hukum dan
mengenai independensi auditor di kejujuran, (2) akuntabilitas manajerial, (3)
Indonesia. Penelitian ini mempelajari akuntabilitas program, (4) akuntabilitas
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan, dan (5) akuntabilitas finansial.
independensi auditor yaitu (1) ikatan
keputusan keuangan dan hubungan usaha METODE PENELITIAN
dengan klien; (2) persaingan antar KAP;
(3) pemberian jasa lain selain jasa audit; Populasi dan sampel
(4) lama penugasan audit; (5) besar kantor Populasi pada penelitian ini adalah
audit; dan (6) besarnya audit fee. semua auditor yang bekerja pada KAP di

37
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

Kota Malang. Sedangkan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang


mengambil dua auditor dari masing- diukur memang benar-benar variabel
masing KAP untuk dijadikan sampel. yang hendak diteliti oleh peneliti
Untuk mengirimkan daftar pertanyaan (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef,
dikirim melalui jasa pos atau diantar 2006). Ghozali (2009) menyatakan
langsung bagi perusahaan yang lokasinya bahwa uji validitas digunakan untuk
terjangkau dan melalui e-mail. mengukur sah, atau valid tidaknya suatu
Jenis data yang digunakan adalah kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
data primer yaitu sumber yang diperoleh valid jika pertanyaan pada kuesioner
secara langsung dari sumber asli atau mampu untuk mengungkapkan sesuatu
pihak pertama. Sedangkan sumber data yang akan diukur oleh kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner yaitu tersebut.
memberikan seperangkat pertanyaan atau b) Uji Reliabilitas
pernyataan kepada orang lain yang Reliabilitas berasal dari kata
dijadikan responden untuk menjawab. reliability adalah keajegan pengukuran
(Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak
Teknik pengumpulan data (2006) menyatakan bahwa reliabilitas
Penelitian ini menggunakan metode menunjuk pada suatu pengertian bahwa
survei dengan kuesioner sebagai teknik instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data. kuesioner merupakan pengertian untuk memperoleh informasi
daftar pernyataan atau pertanyaan yang yang digunakan dapat dipercaya
disusun secara logis berhubungan dengan sebagai alat pengumpulan data dan
masalah penelitian (Sugiyono, 2007:199). mampu mengungkapkan informasi
Kuesioner diberikan kepada setiap sebenarnya di lapangan. Ghozali (2009)
responden di mana kuesioner tersebut menyatakan bahwa reliabiltas adalah
menyediakan alternatif jawaban-jawaban alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang dapat dipilih responden sebagai yang merupakan indikator dari peubah
jawaban yang mewakili keadaan atau konstruk. Suatu kuesioner
sebenarnya. Dengan demikian, diharapkan dikatakan reliabel atau handal jika
bahwa data yang dikumpulkan dari jawaban seseorang terhadap pernyataan
kuesioner dapat diolah dan diuji untuk adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Reliabilitas suatu tes merujuk
Metode Analisis Data pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
Uji kualitas data prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang
Penelitian ini pada pengujian data memiliki reliabilitas yang tinggi adalah
kualitatif didapat dengan menyebarkan pengukuran yang dapat menghasilkan
kuesioner kepada responden, maka data yang reliabel.
jawaban dari para responden adalah suatu Uji asumsi klasik
hal yang sangat penting dalam penelitian a) Uji Normalitas
ini. Maka untuk menguji data primer Uji normalitas data bertujuan untuk
dilakukan uji validitas dan reliabilitas, menguji apakah dalam model regresi,
yaitu: variabel residual memliki distribusi
a) Uji Validitas normal (Ghozali 2006). Untuk menguji
Validitas berasal dari kata validity apakah data-data yang dikumpulkan
yang mempunyai arti sejauh mana berdistribusi normal atau tidak dapat
ketepatan dan kecermatan suatu alat dilakukan dengan metode sebagai
ukur dalam melakukan fungsi berikut: Uji statistik sederhana yang
ukurannya (Azwar, 1986). Selain itu sering digunakan untuk menguji asumsi
validitas adalah suatu alat ukuran yang normalitas adalah dengan menggunakan

38
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

uji normalitas dari Kolmogrov Smirnov. yang dihasilkan pada saat pengolahan
Metode pengujian normal tidaknya data serta nilai VIF (Variance Inflation
distribusi data dilakukan dengan Faktor) dan tolerance-nya. Apabila nilai
melihat nilai signifikasi variabel jika matriks korelasi tidak ada yang lebih
signifikan lebih besar dari a = 5% maka besar dari 0,5 maka dapat dikatakan
menunjukkan distribusi data normal. data yang akan dianalisis terlepas dari
b) Uji Heteroskedastisitas gejala multkolinearitas. Kemudian
Dalam persamaan regresi berganda apabila nilai VIF berada di bawah 10
perlu diuji mengenai sama atau tidak dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 maka
varians dari residual observasi yang diambil kesimpulan bahwa model
satu dengan observasi lainnya. Jika regresi tersebut tidak terdapat problem
residual mempunyai varians yang sama multikolinearitas (Ghozali 2006).
disebut homoskedastisitas, dan jika d) Uji Autokorelasi
varians tidak sama disebut Uji autokorelasi menggunakan uji
heteroskedastisitas. Analisis uji asumsi Durbin-Watson Test (DW),
heteroskedastisitas hasil output SPSS dimaksudkan untuk menguji adanya
melalui grafik scatterplot Z prediction kesalahan pengganggu pada periode 1
(ZPRED) untuk variabel bebas (sumbu dengan kesalahan pengganggu pada
X=Y hasil prediksi) dan nilai periode sebelumnya -1. Keadaan
residualnya (SRESID) merupakan tersebut mengakibatkan pengaruh
variabel terikat (sumbu Y=Y prediksi – terhadap variabel dependen namun juga
Y riil). variabel dependen periode lalu (Ghozali
Homoskedastisitas terjadi jika titik- 2005). Menurut keputusan ada tidaknya
titik hasil pengolahan data antara autokorelasi dilihat dari bila nilai DW
ZPRED dan SRESID menyebar di terletak diantara nilai du dan 4-du
bawah ataupun di atas titik origin (du<DW<4-du), maka berarti tidak ada
(angka 0) pada sumbu dan tidak autokorelasi. (Ghozali 2005).
mempunyai pola yang tertentu. Uji hipotesis
Heteroskedastisitas terjadi jika titik-titik Dalam penelitian ini menggunakan uji
hasil pengolahan data antara ZPRED hipotesis regresi berganda. Menurut Hasan
dan SRESID menyebar di bawah (2008), regresi merupakan suatu alat ukur
ataupun di atas titik origin (angka 0) yang juga digunakan untuk mengukur ada
pada sumbu Y dan tidak mempunyai tidaknya korelasi antarvariabel. Analisis
pola yang tertentu. regresi lebih akurat dalam melakukan
c) Uji Multikolinearitas analisis korelasi, karena pada analisis itu
Uji multikolinearitas bertujuan kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat
untuk menguji apakah pada model perubahan suatu variabel terhadap variabel
regresi ditemukan adanya korelasi antar lainnya dapat ditentukan). Regresi linier
variabel independen (Ghozali 2006). berganda merupakan suatu metode statistik
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan di mana variabel bebas atau variabel
terdapat problem multikolinearitas. independen lebih dari satu. Bentuk
Model regresi yang baik seharusnya persamaan untuk regresi berganda adalah
tidak terjadi korelasi di antara variabel sebagai berikut:
independen. Y = a + b1X1 + b2X2..............n
Uji multikolinieritas pada Keterangan:
penelitian dilakukan dengan matriks Y adalah variabel dependen
korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala a adalah konstanta
multikolinearitas dilakukan dengan b adalah koefisien regresi
memperhatikan nilai matriks korelasi X1 adalah variabel independen pertama

39
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

X2 adalah variabel independen kedua masing-masing item (Corrected Item-


Total Correlation) lebih besar daripada
HASIL PENELITIAN R tabel.
Hasil Uji Validitas Independensi Auditor (X2)
Uji kualitas data No R tabel Corrected Item- Keterangan
Total Correlation
1 0,2483 ,430 Valid
1. Uji Validitas 2 0,2483 ,322 Valid
Kriteria suatu data dikatakan valid 3 0,2483 ,558 Valid
jika nilai Corrected Item-Total Nilai R tabel sebesar 0,2483 dan
Correlation (rhitung)>rtabel, sedangkan dibandingkan dengan R hitung masing-
item dikatakan tidak valid jika nilai masing item (Corrected Item-Total
Corrected Item-Total Correlation Correlation) seperti Tabel. Nilai
(rhitung)<rtabel. Cara mendapatkan perbandingan R hitung dan R tabel
rtabel adalah sebagai berikut: tingkat untuk variabel Akuntabilitas. Ketiga
kepercayaan = 95% (α = 5%), derajat pernyataan akuntabilitas tersebut adalah
kebebasan (df) = n-2 = 45-2 = 43, valid karena nilai R hitung masing-
didapat rtabel adalah 0,2483. Adapun masing item (Corrected Item-Total
hasil validitas kuisoner mengenai Correlation) lebih besar daripada R
kompetensi, independensi dan tabel.
akuntabilitas adalah sebagai berikut: Hasil Uji Validitas Akutabilitas Auditor
Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor (X3)
(X1) R tabel Corrected Item- Keterangan
No R tabel Corrected Keterangan Total
Item-Total Correlation
Correlation 0,2483 ,384 Valid
1 0,2483 ,345 Valid 0,2483 ,550 Valid
2 0,2483 ,541 Valid 0,2483 ,539 Valid
3 0,2483 ,487 Valid Nilai R tabel sebesar 0,2483 dan
4 0,2483 ,542 Valid dibandingkan dengan R hitung masing-
5 0,2483 ,369 Valid masing item (Corrected Item-Total
6 0,2483 ,507 Valid
Correlation) seperti Tabel. Nilai
perbandingan R hitung dan R tabel
Nilai R tabel sebesar 0,2483 dan untuk variabel Kualitas Audit. Ketujuh
dibandingkan dengan R hitung masing- pernyataan kualitas audit tersebut
masing item (Corrected Item-Total adalah Valid karena nilai R hitung
Correlation) seperti Tabel . Nilai masing-masing item (Corrected Item-
perbandingan R hitung dan R tabel Total Correlation) lebih besar daripada
untuk variabel Kompetensi. Keenam R tabel.
pernyataan kompetensi tersebut adalah
valid karena nilai R hitung masing- Hasil Uji Validitas Kualitas Audit (Y)
masing item (Corrected Item-Total No R Corrected Item- Keterangan
Correlation) lebih besar daripada R tabel Total Correlation
Y1.1 0,2483 ,588 Valid
tabel. Y1.2 0,2483 ,574 Valid
Nilai R tabel sebesar 0,2483 dan Y1.3 0,2483 ,561 Valid
Y1.4 0,2483 ,499 Valid
dibandingkan dengan R hitung masing- Y1.5 0,2483 ,494 Valid
masing item (Corrected Item-Total Y1.6 0,2483 ,352 Valid
Correlation) seperti Tabel . Nilai Y1.7 0,2483 ,298 Valid

perbandingan R hitung dan R tabel


untuk variabel Independensi. Ketiga
pernyataan independensi tersebut
adalah valid karena nilai R hitung

40
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

2. Uji Reliabilitas distribusi dikatakan normal jika


Suatu kusioner dianggap reliabel nilainya ≥0,05.
jika mempunyai nilai Cronbach’s Kolmogoro Kriteria Keterangan
Alpha >0,60 yaitu apabila dilakukan v-Smirnov
0,820 ≥0,05 Berdistribus
penelitian ulang dengan waktu dan
i Normal
variabel yang berbeda akan
Berdasarkan tabel One Sample
menghasilkan kesimpulan yang sama.
Kolmogorov-Smirnov Test di atas, Nilai
Sedangkan apabila nilai
Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,820 atau di
Cronbach’s Alpha <0,60 maka
atas 0,05 berarti distribusi data normal.
dianggap tidak reliabel yang berarti
2. Uji Heteroskedestisitas
apabila dilakukan penelitian ulang
Heteroskedestisitas menunjukkan
maka dapat menghasilkan kesimpulan
bahwa varians variabel tidak sama
berbeda.
untuk semua pengamatan/observasi.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Kriteria Keterangan
Jika varians dari satu pengamatan ke
Alpha pengamatan lain sama maka disebut
Kompetensi 0,712 >0,60 Reliabel
Auditor (X1)
Heteroskedastisitas. Model regresi
Independensi 0.622 >0,60 Reliabel yang baik adalah jika terjadi
Auditor (X2) Homokedastisitas atau tidak terjadi
Akuntabilitas 0,670 >0,60 Reliabel
Auditor (X3) Heteroskedastisitas. Uji yang
Kualitas 0,757 >0,60 Reliabel digunakan adalah Uji Glejser.
Audit (Y)
Keputusan hasil uji glejser dapat
Berdasarkan Tabel nilai
dilihat pada output tabel Coefficient
Cronbach’s Alpha dari keempat
dan menggunakan kriteria jika Sig
variabel >0,60. Maka kuesioner untuk
≥0,05 maka tidak terjadi
variabel kompetensi, independensi,
heteroskedestisitas dan sebaliknya jika
akuntabilitas dan kualitas audit
nilai Sig ≤0,05 maka terjadi
tersebut adalah reliabel.
heteroskedestisitas.
Uji asumsi klasik
Hasil Uji Glejser
1. Uji Normalitas Variabel Signifikan Kriteria keterangan
Uji normalitas bertujuan untuk (Constant) 0,037
mengetahui normal tidaknya suatu Kompetensi 0,827 0,05 Tidak terjadi
Auditor (X1) heteroskedastisitas
distribusi data. Dalam pengambilan Independensi 0,060 0,05 Tidak terjadi
kesimpulan pada tabel Test of Auditor (X2 ) heteroskedastisitas
Akuntabilitas 0,354 0,05 Tidak terjadi
Normality digunakan kriteria jika Auditor (X3) heteroskedastisitas
sampelnya di atas 50, maka yang
dilihat adalah kolom Sig pada
Dari Tabel , terlihat bahwa nilai Sig
Kolmogorov Sminov. Sedangkan jika
untuk variabel Kompetensi Auditor (X1)
sampel di bawah 50, maka yang perlu
adalah sebesar 0,827 atau ≥0,05, variabel
diperhatikan adalah kolom Sig pada
Independensi Auditor (X2) adalah sebesar
Shapiro-Wilk. Apabila angka pada Sig
0,060 atau ≥0,05 dan untuk variabel
tersebut ≥0,05 berarti data
Akuntabilitas Auditor (X3) adalah sebesar
berdistribusi normal namun apabila
0,354 atau ≥0,05 yang berarti tidak terjadi
angka pada Sig ≤0,05 berarti data
Heteroskedastisitas.
tidak berdistribusi normal. Jika tidak
berdistribusi normal maka upaya yang
3. Uji Multikolinieritas
dilakukan dapat dengan menggunakan
Uji bertujuan untuk mengetahui
Statistik Nonparametrik. Kriteria
apakah hubungan diantara variabel
normal diperlihatkan pada
bebas memiliki masalah gejala
Asymp.Sig. (2-tailed) di mana

41
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

multikolerasi atau tidak. Multikolerasi sampai 4-dU artinya tidak terjadi


adalah korelasi yang sangat tinggi autokorelasi, 4) bila nilai DW berada
terjadi pada hubungan diantara diantara 4-dU dan 4-dL hasilnya tidak
variabel bebas. Dalam pengambilan dapat disimpulkan, 5) bila nilai DW
kesimpulan kriteria yang digunakan ≥4-dL hasilnya terjadi autokorelasi
dapat dilihat pada kolom Collinearity negatif.
Statistics jika nilai VIF< 10 atau nilai Hasil Uji Autokorelasi
Tolerance ≥0,10 maka tidak terjadi Durbin- Kriteria Keterangan
multikolerasi. Namun apablia nilai Watson
2,297 2 ≤ D-W ≤ 4-Du Tidak terjadi
VIF ≥10 atau nilai Tolerance <0,10
autokorelasi
maka tidak multikolerasi.
Dari kasus Analisis Karakteristik Auditor
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Collinearit Keteranga Variabel
terhadap Kualitas Audit, diketahui:
y statistics n Α = 5%, k = 3 (jumlah variabel bebas=3),
Tolerance VIF
Kompetensi ,978 1,022 Tidak terjadi
n = 45 dan DW = 2.297
Auditor (X1) Multikolinier Dl = 1.3832 dan 4-Dl = 2.6168
itas Du = 1.6662 dan 4-Du = 2.3338
Independensi ,941 1,063 Tidak terjadi
Auditor (X2 ) Multikolinier Berarti nilainya di Kriteria ke 3
itas yaitu diantara Du sampai dengan 4-
Akuntabilitas ,928 1,078 Tidak terjadi
Auditor (X3) Multikolinier Du, artinya tidak terjadi Autokorelasi.
itas Uji hipotesis
Pada tabel hasil uji Analisis regresi linier berganda yaitu
Multikolinieritas, diperoleh hasil nilai analisis yang mengukur pengaruh variabel
VIF <10 yaitu 1,022, 1,063 dan 1,078 Kompetensi (X1), Independensi (X2),
sedangkan nilai Tolerance ≥10 yaitu Akuntabilitas (X3) terhadap variabel
0,978, 0,941 dan 0,928 maka dapat Kualitas Audit (Y). Pengukuran pengaruh
disimpulkan tidak terjadi variabel yang melibatkan lebih dari satu
multikolinieritas. variabel bebas (X1, X2, X3,...Xn)
digunakan analisis regresi linier berganda,
4. Uji Autokorelasi disebut linier karena setiap estimasi atas
Uji autokorelasi menggunakan uji nilai diharapkan mengalami peningkatan
Durbin-Watson Test (DW), atau penurunan mengikuti garis lurus.
dimaksudkan untuk menguji adanya Berikut ini estimasi regresi linier
kesalahan pengganggu pada periode 1 berganda:
dengan kesalahan pengganggu pada Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + ...... bnxn
periode sebelumnya -1. Keadaan
tersebut mengakibatkan pengaruh a) Uji Koefisien Determinasi
terhadap variabel dependen namun Koefisien determinasi yang
juga variabel dependen periode lalu menunjukkan berapa besar sumbangan
(Ghozali 2005). Pengambilan atau kontribusi variabel bebas
kesimpulan dapat dilihat dari nilai terhadap variabel terikat dapat dilihat
Durbin Watson hasil proses dari nilai R2 (R Square) atau R2 yang
autokorelasinya. Untuk selanjutnya disesuaikan (Adjusted R Square).
hasil diinterpretasikan dengan Hasil Uji Koefisien Determinasi
membandingkan nilai Durbin Watson Model Summaryb
dengan kriteria 1) bila nilai DW ≤dL, Model R R Adjusted Std.
Square R Square Error of
artinya terjadi autokorelasi positif, 2) the
bila nilai DW berada diantara dL dan Estimate
1 ,450a ,202 ,144 2,445
dU hasilnya tidak dapat disimpulkan,
3) bila nilai DW berada diantara dU
42
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

Berdasarkan Tabel maka nilai auditor (X1), independensi auditor


Koefisien Determinasi atau besarnya (X2), dan akuntabilitas auditor
kontribusi Kompetensi (X1), Independensi (X3), tidak mengalami perubahan
(X2), dan Akuntabilitas (X3) terhadap nilai atau bernilai nol, maka
Kualitas Audit (Y) adalah sebesar 0,202 kualitas audit (Y) memiliki nilai
(20,2%) untuk R Square atau 0,144 sebesar 16,694.
(14,4%) untuk Adjusted R Square. b. 0,251 artinya jika kompetensi
auditor (X1) ditingkatkan 1 maka
b) Uji F kualitas audit (Y) akan meningkat
Untuk mengetahui hasil Uji F dapat sebesar 0,251. Diasumsikan
dilihat pada kolom Sig yang independensi auditor (X2), dan
menunjukkan signifikan tidaknya akuntabilitas auditor (X3) tidak
hubungan antara variabel bebas mengalami perubahan nilai atau
dengan variabel terikat, dengan bernilai nol.
kriteria jika nilai Sig di bawah 0,05 c. -2,14 artinya jika independensi
berarti Signifikan. auditor (X2) ditingkatkan 1 maka
Hasil Uji F kualitas audit (Y) akan meningkat
sebesar -2,14. Diasumsikan
kompetensi auditor (X1), dan
akuntabilitas auditor (X3) tidak
mengalami perubahan nilai atau
bernilai nol.
Berdasarkan hasil uji F dan kriteria d. 0,630 artinya jika akuntabilitas
tersebut berarti Kompetensi, Independensi, auditor (X3) ditingkatkan 1 maka
dan Akuntabilitas Auditor berpengaruh kualitas audit (Y) akan meningkat
secara bersama-sama atau simultan sebesar 0,630. Diasumsikan
terhadap Kualitas Audit. kompetensi auditor (X1), dan
independensi auditor (X2) tidak
c) Uji t mengalami perubahan nilai atau
bernilai nol.
2. Hasil analisis Uji t, yang diperlihatkan
pada kolom t dan Sig dengan kriteria
jka nilai Sig lebih kecil dari 0,05
berarti hubungan antara variabel
terikat adalah signifikan.
Dari kolom Sig, nilai Sig. untuk
Dari tabel koefisien didapatkan dua Kompetensi Auditor adalah 0,049 dan
informasi yaitu informasi yang berkaitan 0,040 (lebih kecil dari 0,05) untuk
dengan: Akuntabilitas Auditor yang berarti
1. Kofisien persamaan regresi, yang Kompetensi Auditor dan Akuntabilitas
diperlihatkan pada kolom B (Beta) Auditor berpengaruh terhadap Kualitas
Unstandardized Coefficients. Dari Audit, sedangkan untuk Independensi
kolom ini maka persamaan regresi Auditor adalah 0,333 atau (lebih besar dari
adalah: 0,05) berarti Independensi Auditor tidak
Y =16,694 + 0,251X1 + (-2,14)X2 + berpengaruh terhadap Kualitas Audit.
0,630X3 Pembahasan
a. Konstanta sebesar 16,694 1. Pengaruh Kompetensi Auditor
merupakan konstanta bernilai terhadap Kualitas Audit
positif, artinya jika kompetensi

43
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

Hasil pengujian pada penelitian ini sebesar 0,040 dan nilai koefisien sebesar
menunjukkan bahwa kompetensi auditor 0,307. Signifikansi yang lebih kecil dari
berpengaruh terhadap kualitas audit. 0,05 memberikan kesimpulan bahwa
Dengan nilai signifikansi yang diperoleh hipotesis ini diterima. Hal ini berarti
sebesar 0,049 dan nilai koefisien sebesar bahwa kualitas audit dapat dicapai apabila
0,286. Signifikansi yang lebih kecil dari auditor dalam melakukan tugas audit
0,05 memberikan kesimpulan bahwa selalu disertai dengan sikap tanggung
hipotesis ini diterima. Hal ini berarti jawab, memiliki kecermataan yang tinggi,
bahwa kualitas audit dapat dicapai jika serta selalu berpikir seoptimal mungkin
auditor memiliki kompetensi yang baik. dalam mengerjakan dan menyelesaikan
Penelitian ini diperkuat dengan penelitian tugas audit. Penelitian ini diperkuat dengan
yang dilakukan oleh Putri (2013) yang penelitian yang dilakukan oleh Diani
menyatakan bahwa kompetensi auditor Mardisar dan Ria Nelly Sari (2007) bahwa
adalah auditor dengan pengetahuan yang kualitas audit dapat dipengaruhi oleh rasa
cukup dan eksplisit dapat melakukan audit tanggung jawab (akuntabilitas) yang
secara objektif, cermat, dan seksama. dimiliki auditor dalam menyelesaikan
Seorang auditor yang memiliki tugas audit.
pengetahuan yang memadai akan lebih KESIMPULAN
memahami dan mengetahui berbagai Berdasarkan dari hasil analisis dan
masalah secara lebih mendalam dan lebih uraian dari pembahasan dapat disimpulkan
mudah dalam mengikuti perkembangan bahwa kompetensi auditor berpengaruh
yang semakin kompleks dalam lingkungan
terhadap kualitas audit. Kualitas audit
audit klien.
2. Pengaruh Independensi Auditor dapat dikatakan baik apabila auditor
terhadap Kualitas Audit memiliki kompetensi yang baik. Dengan
Hasil pengujian pada penelitian ini melihat hasil penelitian ini maka dapat
menunjukkan bahwa independensi auditor dikatakan kompetensi yang dimiliki
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. auditor di KAP Kota Malang dapat
Dengan nilai signifikansi sebesar 0,333 membantu dalam menyelesaikan audit
dan nilai koefisien sebesar -0,141.
secara efektif. Semakin tinggi kompetensi
Signifikansi yang lebih lebih besar dari
0,05 memberikan kesimpulan bahwa yang dimiliki seorang auditor maka akan
hipotesis ini ditolak. Penelitian ini tidak semakin tinggi pula kualitas audit yang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan dihasilkan.
oleh Saputra (2012) yang menjelaskan Independensi auditor adalah sikap
bahwa independensi berpengaruh terhadap yang terdapat pada diri seseorang yang
kualitas audit. Penelitian ini menjelaskan bebas dari pengaruh dan tekanan dari
dengan independensi yang dimiliki dalam maupun dari luar ketika mengambil
auditor, maka akan sangat kecil keputusan, di mana dalam pengambilan
terpengaruh oleh klien sehingga proses keputusan tersebut harus bersadarkan fakta
audit akan dilakukan dengan transparan, yang ada dan secara obyektif. Hasil
sehingga dapat meningkatkan kualitas penelitian ini menunjukkan bahwa
audit. independensi auditor tidak berpengaruh
3. Pengaruh Akuntabilitas Auditor signifikan terhadap kualitas audit. Dalam
terhadap Kualitas Audit hal ini terjadi akibat auditor terkadang
Hasil pengujian pada penelitian ini harus bertindak tidak jujur agar tidak
menunjukkan bahwa akuntabilitas auditor kehilangan klien.
berpengaruh terhadap kualitas audit. Akuntabilitas auditor berpengaruh
Dengan nilai signifikansi yang diperoleh terhadap kualitas audit. Tingkat

44
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

kecermatan yang tinggi dalam memeriksa performance. Journal of Financial


laporan yang akan diaudit, serta Economics, 291-309.
mengerjakan tugas audit seoptimal Ararat, M., Aksu, M., & Cetin, A. T.
mungkin dengan penuh tanggung jawab (2010). Impact of Board Diversity on
akan menghasilkan laporan audit yang Boards' Monitoring Intensity and Firm
lebih berkualitas. Artinya jika auditor di Performance: Evidence from the
KAP Kota Malang mempunyai Istanbul Stock Exchange. 1-33.
akuntabilitas yang tinggi dalam Carter, D. A., Simkins, B. J., & Simpson,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas W. G. (2002). Corporate Governance,
audit maka akan semakin baik pula Board Diversity, and Firm value.
kualitas dari hasil auditnya. Crawford, M. E. (2006). Transformation:
Saran women, gender and psycology. Mc
Penelitian ini masih masih banyak Graw Hill.
memiliki keterbatasan, maka berikut saran Indonesian evidence. Corporate
yang dapat diberikan: Ownership and Control, 8, 1-38.
1. Bagi auditor dan KAP Dechow, P. M., Sloan, R. G., & Sweeney,
Mengingat dari kesimpulan yang A. P. (1995). Detecting Earnings
diambil bahwa kompetensi dan Management. The Accounting Review,
akuntabilitas dapat mempengaruhi kualitas 193-225.
audit, maka harapannya para auditor Fama, E. F. (1970). Efficient Capital
bersedia untuk terus belajar agar Market A Review of Theory and
kompetensi tentang audit yang dimiliki Empirical Work. Journal of Finance.
semakin baik. Selain itu para auditor juga Fischer, M., & Rosenzweig, K. (1995).
diwajibkan untuk memiliki rasa tanggung Attitude of student and accounting
jawab yang tinggi akan tugasnya sebagai practitioners concerning the ethical
seorang auditor, serta bersedia bekerja acceptability of earnings management.
seoptimal mungkin dalam menyelesaikan Journal of Business Ethics 14, 433-
tugasnya. 444.
Untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Gavious, I., Segev, E., & Yosef, R. (2012).
khususnya di Kota Malang, sebaiknya Female directors and earnings
memilih auditor berpengalaman yang management in high-technology firms.
memiliki pengetahuan dan tanggung jawab Pasific Accounting Review Vol 24, 4-
yang tinggi dalam melakukan pengauditan. 32.
2. Bagi penelitian selanjutnya Gumanti, T. A., & Utami, E. S. (2002).
Sebaiknya dalam penelitian Bentuk pasar efisien dan pengujianya.
selanjutnya perlu adanya pengembangan Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
variabel-variabel yang menambah Vol.4, 54-68.
karakterisitik auditor yang dapat Hambrick, D. C., & Mason, P. A. (1984).
mempengaruhi kualitas audit. Penelitian Upper Echelons : The Organisation as
ini hanya dilakukan di beberapa KAP di a Refflection of its Top Managers.
Kota Malang, maka diharapkan peneliti Academy of Management Review,
selanjutnya dapat mengembangkan 193-206.
wilayah sampel penelitian. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976).
Theory of the Firm: Managerial
DAFTAR PUSTAKA Behavior, Agency Costs, and
Adams, R. B., & Ferreira, D. (2009). Ownership Structure. Journal of
Women in the boardroom and their Financial Economics, 3.
impact on governance and Nachrowi, N. D., dan Usman, H. (2006).
Pendekatan Populer dan Praktis

45
JAMSWAP; Jurnal Akuntansi dan Manajemen
ISSN : 2086-3659 (P), Volume 4, Nomor 4 (2019): 35-46

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi


dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Park, Y. W., & Shin, H. H. (2004). Board
composition and earnings
management in Canada. Journal of
Corporate Finance.
Peni, E., & Vahamaa, S. (2010). Female
executives and earnings manajement.
Managerial Finance, Vol 36, 629-645.
Permana, A. E. (2012). Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan
Waktu Laporan Keuangan (Studi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI 2008 -2010. Skripsi Sarjana S1
Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung.

46

Anda mungkin juga menyukai