Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan
semangat dan hasil belajar yang baik bagi para peserta didik.
atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar
merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar
penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu metode dan pendekatan
pengajaran menjadi lebih efektif dan menarik sehingga bahan pelajaran yang
1
2
disampaikan akan membuat peserta didik merasa senang dan merasa perlu untuk
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan hal itu,
satunya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena
yang dapat memotivasi siswa untuk lebih efektif belajar. Namun kenyataannya
sesuai dengan materi pelajaran, sehingga siswa gagal mencapai hasil belajar.
secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara
3
atau model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Oleh karena itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
peningkatan hasil belajar peserta didik khususnya pada pelajaran IPA. Misalnya
dengan membimbing peserta didik untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses
tradisional, yaitu guru hanya memberikan ceramah dimana metode ini hanya
berpusat pada guru (teacer centered) dan peserta didik hanya mendengar dan
mencatat saja sehingga terlihat siswa cepat merasa bosan dalam menyimak
pertanyaan atau pun diberi kesempatan untuk bertanya, mereka cendrung memilih
Bojongsalam di dapat bahwa metode yang digunakan yaitu metode ceramah atau
metode satu arah kurang cocok diterapkan pada anak, karena metode tersebut
kurang memicu siswa untuk belajar aktif dan berfikir kritis dalam menerima
4
peserta didik pada mata pelajaran IPA yang menunjukan bahwa dari 26 peserta
didik hanya 2 peserta didik yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM
didik dikarenakan mereka merasa bosan sehingga kurang memahami materi yang
disampaikan guru, untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
melibatkan peserta didik sehingga peserta didik bisa menemukan jawaban dari apa
yang menjadi masalah atau pertanyaan dari guru, dari keterlibatan peserta dididk
ini siswa tiadak akan merasa bosan dan aka termotivasi pada pembelajaran
tersebut. Peserta didik yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan
proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi yang diberikan,
sehingga peserta didik tersebut akan mampu meyerap materi itu dengan lebih
baik. Untuk itu sebagai seorang guru, disamping menguasai materi pembelajaran,
yang optimal.
dan menarik sehingga membuat siswa menjadi aktif dalam proses belajar
ditemukan sendiri.
dan hasil penemuan ditentukan oleh siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan
ditemukan, jalan, atau proses semata – mata ditemukan oleh siswa sendiri. Penulis
memilih model pembelajaran ini supaya siswa dapat terbiasa menemukan masalah
dan memecahkan masalah dengan mandiri dan guru hanya sebagai fasilator atau
pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan hasil
model tersebut siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip antara
siswa secara aktif terlibat didalam menemukan suatu prinsip dasar sendiri, Ia akan
memahami konsep lebih baik, ingat lama dan akan mampu menggunakannya
kedalam konteks yang lain. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
untuk mengkaji dan menguasai pelajaran tema selalu berhemat energi subtema
Bojongsalam.
discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa
aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.
Belajar penemuan juga anak bisa belajar berfikir analisis dan mencoba
memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan di transfer dalam
kehidupan bermasyarakat.
siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan, sedang guru berperan
pengelolaan waktu, dan menyenangkan karena siswa bisa belajar sambil bermain.
Masalah yang muncul adalah bahwa di sekolah-sekolah dasar yang ada khususnya
di pelosok daerah pembelajaran tematik ini belum begitu dipahami sebagian guru,
Hasil Belajar Siswa Pada Tema Selalu Berhemat Energi Subtema Macam-
B. Identifikasi Masalah
menyebabkan hasil belajar menjadi kurang optimal. Beberapa peserta didik malah
tampak tidak menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru di depan kelas.
8
Setelah selesai ceramah dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, biasanya peserta
didik akan berkata paham dari penjelasan yang disampaikan peneliti tetapi ketika
1. Hasil belajar peserta didik masih rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah 26
peserta didik dalam satu kelas hanya 2 orang peserta didik yang mendapat
nilai di atas atau sama dengan 70 (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hasil belajar
dari rendahnya hasil belajar siswa yaitu dikarenakan oleh kurang penguasaan
2. Peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini dapat dilihat
dari hasil observasi awal peneliti, dimana dari 26 peserta didik di kelas IV
SDN Bojongsalam ternyata baru 35% saja yang aktif dalam pembelajaran,
sedangkan sisanya 65% peserta didik yang belum berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
oleh guru di kelas, untuk itu diperlukan model atau metode baru dalam
9
learning.
1. Rumusan Masalah
yang telah diutarakan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema selalu berhemat energi
2. Pertanyaan Penelitian
masih terlalu luas sehingga belum secara spesifik menunjukkan batas-batas mana
yang harus diteliti, maka rumusan masalah utama tersebut kemudian dirinci dalam
D. Pembatasan Masalah
waktu dan kemampuan, maka dalam penelitian ini penulis memandang perlu
1. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini yaitu meliputi aspek kognitif,
2. Dari sekian banyak pokok bahasan yang ada pada mata pelajaran IPA, maka
dalam penelitian ini hanya akan mengkaji atau menelaah pembelajaran pada
3. Obyek dalam penelitian ini hanya akan meneliti peserta didik Kelas IV di
E. Tujuan Penelitian
Sesuai yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini ingin
mengarah kepada suasana belajar yang lebih hidup, menyenangkan dan hasil
11
F. Manfaaat Penelitian
berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagaia berikut:
1. Bagi Peneliti
3. Bagi Sekolah
peserta didik dalam pembelajaran IPA, karena mereka tidak dapat mencerna
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik
suasana dikelas menjadi hidup atau peserta didik menjadi lebih aktif karena guru
dibuktikan dengan data yang menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik masih
rendah.
Hal ini dapat dilihat dari nilai peserta didik pada mata pelajaran IPA yang
menunjukan bahwa dari 26 peserta didik hanya 2 peserta didik yang mendapat
kenyataan tersebut perlu adanya tindakan yang harus dilakukan agar dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA. Oleh karena itu
metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek
miliki”. Discovery learning ialah suatu cara mengajar atau model pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum
5. Verification (pentahkikan/pembuktian).
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II. Tindakan I dan II dilakukan dengan tujuan untuk
discovery ini diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Ada tiga macam hasil belajar mengajar yaitu keterampilan, pengetahuan, dan
sikap”. Sedangkan menurut Sri Anitah (2007: 219), ia mengatakan bahwa, “hasil
belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu
dengan materi yang berbeda dan apabila pada siklus I belum menunjukan
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan maka pada siklus II akan mengulang
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang terdiri dari tiga pertemuan,
pengulangan tindakan dan dianggap selesai. Hasil belajar sebagai salah satu
1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
2. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
Faktor Penyebab
Hasil Belajar Masih Rendah Peserta Didik Kurang Aktif Model Pembelajaran Tidak
Relevan
Pendekatan
Discovery Learning
Instrumen
Gambar 1.1
17
Kerangka Berpikir
H. Asumsi
telah diutarakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa asumsi dalam penelitian
sendiri-sendiri.
I. Hipotesis
belajar yang diperoleh masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk
Dalam hal ini metode yang sesuai untuk pembelajaran IPA khususnya
pada tema selalu berhemat energi subtema macam-macam sumber energi yaitu
untuk berupaya mencari materi sendiri sehingga akan meningkatkan hasil belajar
didik dalam pembelajaran pada tema tema selalu berhemat energi subtema
J. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap variabel – variabel penelitian ini,
rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono,
2002: 24-25).
2. Metode discovery adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
KAJIAN TEORI
A. Metode Discovery
1
20
penalaran dan kemampuan untuk berpikir secara bebas dan melatih keterampilan
kognitif siswa dengan cara menemukan dan memecahkan masalah yang ditemui
siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, bukan memberi tahu
memanipulasi informasi.
dan mendorongnya untuk membaca buku dan aktivitas belajar lain yang
4. Data processing (pengolahan data); mengolah data yang telah diperoleh siswa
ditafsirkan.
benar tidaknya hipotesis yang ditetapkan dan dihubungkan dengan hasil dan
pengolahan data.
umum yang berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan
4. Ingatan lebih tahan lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat
akan yang dipelajari. Sesuatu yang ditemukan sendiri biasanya tahan lama
menerima
2. Penemuan akan dimonopoli oleh siswa yang lebih pandai dan menimbulkan
3. Kurang sesuai untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, dan
singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja
dimulai.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan
oleh peserta didik dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu
terjadi interaksi dengan guru. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
dimiliki seseorang”.
Menurut Horwart Kingsley dalam Sudjana (2004: 22), “ada tiga macam
perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi
terpadu secara utuh”. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar.
peserta didik setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga
pengalaman belajarnya.
prinsip.
ulangan.
Ranah psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku (Dimyati dan
Mudjiyono (2009:29).
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien, dan tepat.
28
berlaku.
di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
belajar mengajar dan hasil belajar yang dicapainya. Hasil belajar yang dicapai
siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal menunjukan hasil yang
pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan
mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan ranah afektif (sikap) dan
C. Pembelajaran Tematik
pengalaman yang bermakna pada anak. Dalam model ini, guru pun harus mampu
peserta didik, agar pembelajaran menjadihidup dan tidak kaku. Demikian halnya
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru harus bisa memiliki pemahaman yang
luas tentang tema yang akan dipilih dalam mata pelajaran. Sehingga saling
peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan belajar harus sudah tersedia, baik di
mata pelajaran yang terkait. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan
Menurut Robin Fogarty (1991) model ini disebut model webbed (jarring laba-
laba) yang merupakan model yang paling populer dalam pembelajaran terpadu.
di dalam kurikulum sehingga siswa dapat belajar menghubungkan proses dan isi
mereka pahami.
ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Selalu Berhemat
32
Energi” dapat ditinjau dari matapelajaran IPA dan matematika. Lebih luas lagi,
tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni.
bagi anak kelas awal sekolah dasar. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak,
karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka
Pembelajaran tematik.
pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan
antaranya:
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
aliran filsafat yaitu: (a) progresivisme, (b) konstruktivisme, dan (c) humanisme.
lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru
Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin
tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya
umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat
b. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
memecahkannya.
35
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan
berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, serta
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami
kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
D. Pengembangan Materi
1. Pembelajaran IPA
secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi
juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan
bentuk angka-angka.
b. Observasi dan eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
c. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa
misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi
tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan
d. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang
kebernaran.
bagian dari IPA, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan
menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh
hasil (produk).
unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
2000: 5).
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
4. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
masyarakat.
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA
dengan sumber energi adalah sesuatu yang dapat memberikan atau menghasilkan
energi lainnya.
40
Di bumi ini ada banyak unsur material alam dalam berbagai bentuk yang
dapat diubah menjadi energi yang dapat digunakan dan bisa diubah untuk
a. Matahari
Matahari memberikan energi panas pada berbagai benda di bumi. Pada gejala
pancaran radiasi, panas matahari dapat merambat ke bumi yang dapat berlangsung
baik melalui media perantara ataupun tanpa media perantara. Demikian pula saat
energi panas mengenai benda padat, energi panas tersebut kemudian merambat
secara konduksi. Contohnya adalah pada rel kereta api yang terkena sinar
matahari, salah satu bagian rel suhunya menjadi lebih tinggi dari yang lain,
sehingga terjadi gejala rambatan secara konduksi yang berlangsung dari suhu
yang lebih tinggi menuju suhu rendah akibat getaran partikel penyusun besi.
Sebaliknya saat energi panas mengenai fluida yang dapat berupa cairan maupun
gas, energi panas tersebut kemudian merambat secara konveksi, seperti apabila
mengenai permukaan air maka massa jenis air di permukaan berkurang sehingga
terjadi proses aliran air dari bagian dasar ke permukaan. Hal yang sama dapat
terjadi apabila mengenai energi panas matahari melalui udara maka udara akan
memuai sehingga terjadi aliran udara dari suhu yang rendah ke suhu yang lebih
tinggi akibat perbedaan massa jenis dan gejala semacam ini seringkali diwujudkan
bumi ini dalam bentuk energi cahaya. Apabila cahaya matahari mengenai
41
permukaan daun, pada daun terjadi proses fotosintesis, yang artinya mengubah
energi matahari menjadi energi kimia. Perubahan energi matahari menjadi energi
kimia juga terjadi saat kita memotret, maka pada negative film terbentuk gambar
dan kegiatan ini sering termasuk pada kegiatan fotografi. Energi matahari juga
dapat diubah menjadi energi listrik yang sering dimanfaatkan sebagai sumber
energi listrik.
b. Energi Listrik
Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan
kompor listrik.
Energi listrik menjadi energi bunyi dan energi cahaya, contohnya televisi.
Sumber energi lain yang tersedia di alam adalah energi air dan angin. Energi
air dan energi angin ini dapat menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik
adalah gabungan antara energi potensial dengan energi kinetik. Gerakan aliran air
dapat terjadi dari tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Air
Selanjutnya melalui saluran air yang berada pada bendungan pada ketinggian
42
tertentu memiliki energi potensial, atau sering disebut energi tempat. Pada saat air
dialirkan dari bendungan, energi potensial berkurang dan berubah menjadi energi
yang posisinya lebih rendah. Pada gerakan turbin terjadi perubahan energi
mekanik menjadi energi listrik. Hal yang sama pada energi angin yang dapat
energi mekanik menjadi energi listrik. Sebagai bentuk bersih dan terbarukan
energi, tenaga angin telah mendapatkan banyak perhatian dalam beberapa tahun
terakhir karena harga minyak melonjak. Tenaga angin semakin menjadi subjek
politik sebagai partai politik mengambil posisi agar dipandang sebagai pro-
lingkungan.
Selain sumber energi matahari, air, dan angin yang selalu tersedia di alam
dalam jumlah yang banyak, ada juga sumber energi yang akan habis bila dipakai
terus menerus, yaitu sumber energi yang tersimpan di bumi dalam bentuk fosil
energi. Energi ini dapat digolongkan ke dalam energi kimia yang harus
dieksplorasi, seperti minyak bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya. Ada
sumber energi lain yang dihasilkan dari proses kimia tertentu, yang menghasilkan
bahan yang dapat dimanfaatkan oleh kita semua dengan mudah antara lain biogas
yang diolah dari kotoran hewan dan manusia; alkohol dan spirtus yang didapat
3. Manfaat Listrik
Setiap sudut rumah kiat banyak lampu yang di pasang . Gunanya lampu
sebagai cahaya yang menerangi bila malam datang dan sebagai pengganti cahaya
matahari. Cara kerja nya apabila arus listrik mengalir pada kawat wolfarm pada
lampu maka akan terjadi panas dan mengakibatkan berpijar. Kawat wolfram ini
menggunakan pemanas.bila arus mengalir pada nikel atau elemen pemanas maka
sehari-hari.
motor, mobil, kipas angin dan lain lain alat ini menghasilkan gerak untuk berjalan
4. Penghematan Energi
akan pemakaian energi. Jadi, berapapun besar dan lama tindakan pemakaian
energi adalah sah-sah saja selama dilakukan dengan cara yang benar dan efektif.
dan (pasti) dimatikan saat fajar. Bukan dengan cara tidak menyalakannya
Pentingnya memahami arti menghemat energi yang kita anut, akan menentukan
tindakan selanjutnya yang hendak kita kenakan dalam menciptakan kondisi hemat
energi sehari-hari di rumah. Perlu dipahami dengan benar bahwa wujud tindakan
harga energi yang harus kita beli, berada diluar kendali dan jangkauan kita.
Sebagai pengguna (pembeli) adalah salah jika kita mencoba terus mengatur
jumlah pengeluaran biaya pemakaian energi menggunakan dasar harga jual energi
yang diberlakukan. Dengan kata lain, kita tidak bisa terus mengandalkan cara
45
berikut diantaranya :
1. Menggunakan lampu hemat energi, misalnya lampu neon yang lebih bersifat
3. Mematikan televisi, kran air, komputer atau lampu jika sudah tidak digunakan.
matahari.
4. Menggunakan alat rumah tangga atau kantor yang bersifat hemat energi dan
ramah lingkungan, seperti pendingin ruangan dan kulkas dengan freon yang
ramah lingkungan.
sebagainya.
6. Mendesain rumah atau gedung hemat energi, misalnya pencahayaan yang baik
dalam ruangan seperti atap berbahan tanah atau keramik, menaruh tanaman
46
sebagainya.
9. Memakai jenis pakaian yang nyaman dan sesuai dengan kondisi cuaca dan
pemanas ruangan.
energi biodiesel.
belajar sendiri secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan
bukan memberi tahu tetapi memberikan kesempatan atau dengan berdialog agar
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
dengan yang diutarakan Burton (dalam Usman, 2000: 5). bahwa seseorang
setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik
moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam
secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar
48
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD
menemukan/discovery).
pada peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan Sari (2011) menunjukkan
penelitian eksperimen tersebut adalah siswa kelas IV yang terdiri dari 32 siswa
dengan 16 siswa sebagai kelas kontrol dan 16 orang sebagai kelas eksperimen.
kedua kelas tersebut setara. Kemudian pada kelas kontrol dikenai metode
kontrol adalah 69,69, sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata nilainya adalah
meningkatkan nilai yang menjadi tolok ukur hasil belajar siswa, dengan demikian
pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada PTK ini
dilakukan 2 siklus dengan subjek penelitian siswa kelas IV yang terdiri dari 34
siswa, 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pada siklus I nilai rata rata
siswa adalah 76,47 dan pada siklus II rata-rata siswa 92,40. Selain itu pada siklus
I ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 65% sedangkan pada siklus II
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dan pada penelitian yang kedua,
meskipun penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, tapi dalam penelitian
ini diterapkan metode discovery pada mata pelajaran IPA dan diteliti pengaruhnya
50
terhadap prestasi belajar yang diukur dengan nilai siswa. Nilai siswa terus
meningkat pada setiap siklus, sehingga dari penelitian ini dapat diambil
yang dapat mengarahkan siswa untuk menemukan suatu konsep melalui pengujian
discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema
selalu berhemat energi subtema macam-macam sumber energi pada siswa kelas
IV SDN Bojongsalam.
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
Adapun kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum 2013 IPA untuk
Pada ruang lingkup materi IPA kelas IV dijelaskan pada bab sebelunya
bahwa penelitian ini mengambil tema selalu berhemat energi dengan subtema
macam – macam energi, untuk itu kompetensi inti dalam penelitian ini yaitu
INDIKATOR PENCAPAIAN
Memiliki [melalui
mengetahui,memahami,menerapkan,menganalisis, mengevaluasi]
pengetahuan factual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya
KOGNITIF tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni,dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,dan peradaban
terkait fenomena dankejadian dilingkungan rumah,sekolah,dan
tempat bermain
AFEKTIF Memiliki[melalui menerima,menjalankan,menghargai,menghayati,
54
energi sub tema macam-macam sumber energi dapat dilihat dari tabel berikut :
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Mengetahui sumber-sumber energi
2. Benda-benda elektronik memiliki kegunaan untuk
mempermudah kehidupan manusia.
3. Benda-benda elektronik dapat menjalankan fungsinya
jika dialiri arus listrik.
KOGNITIF 4. Arus listrik merupakan salah satu bentuk energi
karena menyebabkan benda-benda elektronik
bekerja/berfungsi.
5. Arus listrik bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu mempermudah kehidupan manusia.
1. Selalu berhemat energi dengan mematikan listrik
yang tidak terpakai
AFEKTIF 2. Mengajak keluarga dan orang sekitar untk berhemat
energi
55
modul, transparansi (OHT), kaset program audio, kaset program video, program
slide, film. Bahan yang digunakan dalam pembelajaran dan penelitian ini adalah :
3. LKS
Secara Makna umum media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada
Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran
hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar
(teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu
visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu
56
memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar
yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang , melainkan juga
sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja
dirancang untuk keperluan belajar, melainkan juga sumber belajar yang telah
tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita
selalu berhemat energi subtema macam-macam sumber energi yaitu media yang
4. Ketas HVS
4. Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 99). Dikatakan pola umum, sebab suatu
strategi pada hakekatnya belum mengarah kepada hal-hal yang bersifat praktis,
57
1976). Demikian juga halnya dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan
pembelajaran perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai secara optimal.
Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat
tercapai.
Menurut Uno (2008: 3), Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan
digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan
pembelajaran tertentu.
tematik dengan menggunakan metode discovery learning. Model dan metode ini
lebih mengutamakan pengalaman belajar peserta didik, yakni melalui belajar yang
menyenangkan tanpa tekanan dan ketakutan, tetapi tetap bermakna bagi peserta
didik tidak harus diberi latihan hafalan berulang-ulang (drill), tetapi ia belajar
sudah dipahami.
2. Menentukan Tema yang sesuai dengan konsep konsep yang ada dalam setiap
nomor KD IPA
topik/tema
5. Pengembangan Silabus
7. Evaluasi
kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam proses pembelajaran. Dengan kata
lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan.
menetapkan nilai sesuatu tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses orang,
instruksional.
59
Sistem evaluasi pembelajaran pada penelitian ini meliputi hal sebagai berikut:
diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar
peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
beralamat di Jl. Raya Wado Kabupaten Sumedang. Sekolah ini di bangun pada
Tahun 1979. Aset yang dimiliki seperti yang ada pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Asset yang dimiliki SDN Bojongsalam
No. Jenis Banyak Keterangan
1 Bangunan 6 lokal Ada 6 ruangan kelas
2 Ruangan Kepala Sekolah 1 buah
3 Ruangan Guru 1 buah
4 Ruangan TU 1 buah
5 Ruangan Perpustakaan 1 buah
6 Ruangan Kesenian 1 buah
7 Ruangan Mushola 1 buah
8 Ruangan WC 2 buah
9 Lapangan olah raga 1 lokal
Sumber: SDN Bojongsalam (2014)
disekolah tersebut.
(PPL).
61
2. Waktu
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Kegiatan Bulan/Minggu
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal √
2 Sidang Proposal √
3 Bimbingan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Skripsi
4 Siklus I √ √ √
a. Perencanaan √
b. Pelaksanaan √
c. Observasi √
d. Refleksi √
e. Revisi √
5 Siklus II √
a. Perencanaan √
b. Pelaksanaan √
c. Observasi √
d. Refleksi √
e. Revisi √
6 Penyusunan
Hasil Penelitian √ √
7 Konsultasi
Skripsi √ √ √
8 Sidang Skripsi
√
62
Subjek penelitian adalah Tim Peneliti yang terdiri dari 2 orang yaitu :
penyusun sebagai peneliti dan guru kelas IV sebagai pengamat. Subjek penelitian
Tabel 3.3
Daftar Subjek Penelitian
Keterangan
No. Nama Siswa
Laki-laki (L) Perempuan (P)
1. Abisatya P
2. Agnes Amelia P
3. Ahmad Milyar L
4. Amanda Laudza P
5. Asih Gunarina P
6. Aulia Trie P
7. Dina Nur Fauziah P
8. Finka Lestari P
9. Haggi H.N L
10. Hendra Jaelani L
11. Hendri Mulyana L
12. Isma Khairunnisa P
13. M.Dzulfikar L
14. M.Haris L
15. M.Lutfi L
16. M.Rifaldi Adhri Zidan L
17. M.Rizqi L
18. Nabila Maharani P
19. Puput Melati S P
20. Raihan Kurniawan L
21. Razwa Faiza P
22. Reysha M.S P
23. Sandra Natasya P
24. Shafril M.S L
25. Visca Ria Kamelia P
26. Zaki Rafi.A L
63
Dasar Kelas IV, di dalam kurikulum salah satu kompetensi dasar yang harus
bersifat sederhana, sehingga untuk memahami suatu materi secara terus menerus
terbatas, sehingga hasil belajar siswa tidak maksimal untuk itu diperlukan metode
lebih mudah memahami suatu materi dan bisa mengemukakannya lagi secara lisan
pembelajaran tersebut.
sebagai berikut:
64
sumber enegi.
Alam di kelas IV SDN Bojongsalam pada pada tema selalu berhemat energi
C. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses kegiatan atau aktifitas yang terdiri dari
agar dapat memecahkan suatu masalah atau problema yang dihadapi oleh seorang
penulis. Demikian pula metode dalam suatu penelitian merupakan hal yang
dengan tujuan penelitian. Prosedur dan persiapan yang dilakukan penelitian dalam
penelitian ini meliputi metode penelitian, sumber data dan instrumen teknik
pengumpulan data, penentuan lokasi dan subjek penelitian, validasi data dan
pelaksanaan penelitian.
bahwa:
Pengertian secara harpiah bahwa metode ini tidak menentukan realitas objek
dunia sekitarnya.
66
1. Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting”. Peneliti
mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, tanpa
dipengaruhi dengan sengaja, berhubungan langsung dengan situasi dan orang
yang diseledikinya.
2. Peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau
alat penelitian utama, yang mengadakan pengamatan atau wawancara
berstruktur, dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak
muka, dan menyelami perasaannya.
3. Sangat deskriptif. Dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data
deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.
4. Mementingkan proses maupun produk, memperhatikan bagaimana
perkembangan terjadinya sesuatu.
5. Mencari makna dibelakang kelakukan atau perbuatan, sehingga dapat
memahami masalah atau situasi.
6. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Peneliti sendiri terjun
kelapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara.
7. Triangulasi. Data atau informasi dari satu pihak harus di chek kebenarannya
dengan cara memperoleh data dari sumber lain.
8. Menonjolkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data
yang sangat rinci yang bertalian dengan masalah yang diteliti.
9. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti.
10. Mengutamakan perspektif emic, artinya mementingkan pandangan
responden, tidak mendesakan pandangannya sendiri.
11. Verifikasi, untuk memperoleh hasil yang dapat dipercaya.
12. Sampling yang purposif. Metode kualitatif menggunakan sampel sedikit
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu studi kasus atau multi kasus.
13. Menggunakan “audit trail” yaitu untuk mengetahui apakah laporan penelitian
sesuai dengan data yang dikumpulkan.
14. Partisipasi tanpa mengganggu. Dalam situasi yang wajar, peneliti jangan
menonjolkan diri dalam melakukan observasi.
15. Mengadakan analisis sejak awal penelitian sampai akhir penelitian.
16. Desain penelitian tampil dalam proses penelitian.
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
suatu kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas dalam arti luas. Penelitian
Tindakan Kelas, selain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, juga untuk
meningkatkan kinerja guru dan dosen dalam proses pembelajaran. Dengan kata
67
ada dalam proses pembelajaran dan upaya meningkatkan proses serta hasil belajar.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis
D. Desain Penelitian
lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan pada
prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah
dalam bentuk gambar, rancangan Kemmis & McTaggart akan tampak sebagai
berikut:
REFLECT P
3 L
A
2 N
Siklus I
ACT & OBSERVE 1
R P
REFLECT E L
6 V A
I N
5 S Siklus II
E I
D
R P
REFLECT E L
9 V A
I N
S Siklus III
8
E II
D
Gambar 3.1.
Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart
untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang
Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini disusun
tindakan adalah untuk menguji secara empirik dari hipotesis tindakan yang telah
diajukan sebelumnya. Adapun jenis perencanaan yang dapat disusun ada dua jenis
yaitu:
Perencanaan awal ini belum tersentuh dengan perbaikan atau evaluasi dari
setelah peneliti melakukan penelitian sehingga disini ada yang namanya perbaikan
berikut:
70
pada tema selalu berhemat energi subtema macam – macam sumber enegi dengan
Siklus I
a. Mengidentifikasi masalah
rencana
dilaksanakan.
discovery learning
kerja kelompok
Jika pada siklus I belum tercapai maka akan dilanjutkan dengan siklus
yang ke- II dengan langkah – langkah yang sama seperti pada siklus I.
agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan optimal. Tujuan dari teknik
banyaknya yang nantinya data ini akan menjadi sumber bagi penelti untuk
sebagi berikut:
1. Observasi
2. Wawancara
secara lisan kepada subjek yang diteliti. Seperti yang dikatakan oleh Arikunto
73
(2006: 155), bahwa “wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap
alternatif jawaban yang diberikan kepada subjek telah ditetapkan terlebih dahulu
3. Angket
umpan balik atas apa yang dirasakan oleh siswa. Angket berisi tanggapan siswa
dirasa kurang memuaskan maka akan diadakan tindak lanjut pada siklus
selanjutnya
4. Tes
pemahaman siswa terhadap suatu pembelajaran yang telah diberikan ha; ini sesuai
dengan yang didefinisikan Arikunto (2006: 150), bahwa “Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
individu atau kelompok”. Penelitian ini, tes bersifat individual karena bertujuan
untuk mengukur perkembangan kognitif siswa, tes ini bisa berupa uraian pelihan
ganda maupun tes jawaban singkat namun karena dalam penelitian ini peneliti
bertujuan untuk meningkatakn hasil belajar maka peneliti menggunakan tes uraian
Alam.
5. Silabus
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
yang empiris serta objektif di dalam penelitiannya, dan untuk mendapatkan data
datanya, sebab dengan intrumen yang tepat peneliti dapat menghasilkan data yang
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan suatu alat yang dijadikan rekaman pada saat
menggunakan alat tertentu’. Tujuan dari alat ini adalah untuk mengumpulkan data
memahami setiap materi yang telah disampaikan, serta kesesuaian antara rencana
dengan pelaksanaannya.
2. Lembar Wawancara
secara komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek atau responden adapun
menurut Kunandar (2009: 157), bahwa “Lembar Wawancara adalah suatu cara
untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut pandang lain”.
kepada para informan dengan tujuan untuk mendapatkan data secara langsung dan
mendalam.
yang lainnya yaitu sebagai alat pengumpul data, dengan menggunakan lembar
berbagai hal yang terjadi dalam pembelajaran serta serta alasannya. Di samping
itu pula hasil wawancara yang tercatat pada lembar wawancara itu merupakan
ini:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Wawancara
No. Komponen Utama Sub Komponen Angket
a. Kendala Pembelajaran 1
b. Penggunaan Model dalam 2, 3, 4, 5, 6
1. Pra Pembelajaran Pembelajaran
c. Penggunaan Media dalam 7, 8
Pembelajaran
a. Respon Obsever pada 1
pendekatan discovery
2. Pasca Pembelajaran learning
b. Respon Observer pada hasil 2, 3, 4
Pembelajaran
3. Angket
Tabel 3.5
No. Lembar
No. Komponen Sub Komponen
Angket
1. a. Ketertarikan siswa terhadap 1, 2, 3, 4
pembelajaran
Sikap
b. Antusiasme siswa dalam
pembelajaran
2. a. Pendapat siswa pada pembelajaran 5, 6
dengan model pembelajaran
b. Pendapat siswa pada saat
Tanggapan
pembelajaran 7, 8, 9, 10, 11,
c. Penyampaian materi pada saat proses 12, 13
pembelajaran 14
3. Penilain a. Penilaian terhadap sumber belajar 15, 16
siswa dalam pembelajaran melalui kerja kelompok. Dengan lembaran kerja siswa
ini peniliti dapat melihat hasil belajar terutama dalam segi keaktifan siswa seperti
keaktifan bertanya, menjawab, melakukan kerjasama dan juga yang lainnya. Hasil
yang diperoleh melalui lembar kerja siswa dapat dijadikan tolak ukur terhadap
digunakan untuk menilai apakah RPP yang dibuat oleh peneliti telah sesuai
(RPP) merupakan suatu rencana yang dapat memperkirakan tindakan apa yang
akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam rencana tersebut
6. Kamera Fhoto
Kamera Fhoto ini sering disebut juga sebagai dokumentasi sesuai yang dinyatakan
oleh Sugiyono (2008: 329) bahwa “dokumen merupakan catatan yang sudah
dari seseorang”. Hasil gambar dari kamera fhoto akan memberikan ciri atau bukti
secara fisik tentang berbagai kegiatan selama pembelajaran yang nantinya akan
memiliki tingkat kebenaran dan bukti real yang tidak diragukan lagi kebenaraanya
79
7. Lembar Evaluasi
setiap individu atau perorangan adapun menurut Arikunto (2006: 151), Evaluasi
observasi ini bisa berupa tes tertulis dalam bentuk isian, jawaban singkat, pilihan
ganda, dan uraian atau essay. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh
menurut sub rumusan masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan melalui
dapat di gunakan dalam penelitian tindakan kelas bisa secara kualitatif maupun
pengumpulan data yang masih bersifat umum atau mentah sebagai hasil dari
observasi, dan tes yang dirangkum kemudian dideskripsikan dalam bentuk naratif,
peneliti.
80
1. Tes
Tes terdiri dari soal pilihan ganda. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Analisis data yang dilakukan pada tes ini yaitu dengan
menghitung nilai jawaban yang dijawab oleh siswa dengan bobot tertentu
menggunakan rumus :
Nilai tes =
Jumlah jawaban yang benar
x 100
skor maksimal
Untuk menghitung rata-rata nilai tes di kelas 4 menggunakan rumus :
X=
Jumlah tes seluruh siswa
jumlah seluruh siswa
Dari hasil analisis dengan rumus diatas diperoleh kategori nilai sebagai berikut :
Tabel 3.6
Interval Kategori
91-100 Sangat Tinggi
81 – 90 Tinggi
66 – 80 Sedang
< 65 Rendah
Persentase Kelulusan =
x 100 %
81
Dari hasil analisis dengan rumus diatas diperoleh kategori nilai sebagai berikut :
Tabel 3.8
Interval % Kategori
91-100 Sangat Tinggi
81 – 90 Tinggi
66 – 80 Sedang
< 65 Rendah
2. Lembar observasi
adalah:
berikut:
Tabel 3.9
Tabel Bobot Skor Dan Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Skor Kategori
1 Kurang Baik
2 Cukup Baik
3 Baik
4 Sangat Baik
ini:
82
Persentase =
Jumlah skor yang diperoleh
x 100 %
skor maksimal
3. Angket
Angket diisi oleh siswa, angket berisi beberapa pernyataan yang berhubungan
dilaksanakan. Siswa member tanda checklist(√) pada kolom Sangat Setuju (SS)
Setuju (S) bila siswa merasakan hal yang terdapat dalam pernyataan, pada kolom
Tidak Setuju (TS) bila tidak merasakan apapun dari pernyataan dan atau pada
kolom Sangat Tidak Setuju (STS) bila merasa tidak setuju pada pernyataan,
Keterangan
P = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyaknya responden
Tabel 3.10
Pedoman Penafsiran Persentase Hasil Angket
P Kategori
%P=0 Tidak Ada
0 < % P < 25 Sebagian Kecil
25 < % P < 50 Hampir Setengahnya
% P = 50 Setengahnya
50 < % P < 100 Hampir Seluruhnya
% P = 100 Seluruhnya
H. Indikator Keberhasilan
penerapan tindakan ini sudah tepat atau belum (Sulipan dalam Ruli 2012: 53).
mendapat kenaikan terhadap hasil belajar siswa di kelas dalam pembelajaran IPA
pada tema selalu berhemat energi subtema macam-macam sumber energi berupa
nilai rata-rata dan banyaknya jumlah siswa yang memeroleh nilai di atas KKM.
1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hasil belajar siswa mencapai nilai rata-
rata di atas 70
3. Lebih dari ≥ 70% siswa kelas IV atau sejumlah ≥ 20 siswa dari jumlah
> 70 : Tuntas
BAB IV
1. Subjek Penelitian
di Jl. Raya Wado Kabupaten Sumedang. Sekolah ini memiliki 6 ruangan kelas dan
masing-masing satu ruangan untuk kantor dan perpustakaan. Sisiwa kelas IV SDN
berikut :
d. Dekat dengan rumah peneliti sehingga lebih efektif dan efisen dalam
melakuakn penelitian.
2. Objek Penelitian
a. Karakateristik Sekolah
untuk penelitian. Sekolah ini menampung 257 siswa dan 18 guru termasuk tata
86
usaha. Kondisi di lingkungan sekolah cukup memadai karena berada diaerah desa
yang masih asri banyak pepohonan, udaranya masih sejuk sehingga menunjang
b. Karakteristik Siswa
anak dari lingkungan dekat sekolah itu sendiri dimana mayoritas ddari mereka
merupakan anak dari orang tua yang bermata pencahrian sebagai petani yang
Sebagai anak desa siswa dari sekolah SDN Bojongsalam dalam proses
belajar, mereka masih pasif artinya mereka hanya mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru. Hal ini sangat dipengaruhi oleh metode dan model
1. Hasil Penelitian
yang diajukan pada bab I. Hasil penelitian diambil dari hasil tes awala (prestes)
dan tes akhir (postes). Proses penelitian ini dilakuakn dengan dua siklus dimana
tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini
a. Siklus I
Tes sebelum tindakan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 Agustus 2014.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa tentang materi
lembaran soal untuk dikerjakan secara individu. Setelah selesai mengerjaka soal
Ttabel 4.1
Keterangan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Abisatya 70 60 √
2. Agnes Amelia 70 65 √
3. Ahmad Milyar 70 60 √
4. Amanda Laudza 70 50 √
5. Asih Gunarina 70 65 √
6. Aulia Trie 70 65 √
7. Dina Nur Fauziah 70 75 √
8. Finka Lestari 70 65 √
9. Haggi H.N 70 60 √
10. Hendra Jaelani 70 65 √
11. Hendri Mulyana 70 65 √
12. Isma Khairunnisa 70 65 √
13. M.Dzulfikar 70 80 √
14. M.Haris 70 60 √
15. M.Lutfi 70 65 √
16. M.Rifaldi Adhri Z 70 60 √
17. M.Rizqi 70 60 √
18. Nabila Maharani 70 65 √
88
Pada bab sebelumnya dijelaskan bahwa siswa dikatakan lulus atau tuntas
apabila hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata di atas 70. Berdasarkan tabel
diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai nilai KKM hanya 2 orang atau
8% sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 24 siswa atau 92% , hal ini
energi masih sangat rendah. Pemahaman tersebut biasa dilihat dalam bentuk
90%
80%
70%
60%
50%
Tuntas
40% Series 3
30%
20%
10%
0%
Pretes
89
Diagram 4.1
Hasil Pretes sebeum menggunakan Model Pembelajaran Discovery
Learning
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
yang dilakukan melalui pretes tersebut belum optimal sehingga diperlukan upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan
perubahannya dari hasil wawancara disimpulkan bahwa IPA merupakan salah satu
pelajaran yang disenangi anak, tetapi dalam materi macam-macam sumber energi
dan perubahannya masih mengalami kesulitan dan belum paham terutama dalam
perubahan energi, selain itu siswa berharap ada model pembelajaran yang lebih
menyenangkan.
menyuruh siswa untuk mencari tahu dulu sehingga guru menyadari bahwa respon
siswa sangat kurang dalam mendengarkan penjelasan guru, hal yang perlu
a. Perencanaan Tindakan
Ilmu Pengetahuan Alam yang sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Tahap ini guru menyiapakan hal-hal sebagi berikut:
pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
91
sumber energi. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 11 Agustus 2014 dengan
diikuti oleh 26 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan.
Penelitian ini dibantu oleh seorang guru wali kelas IV SDN Bojongsalam
Pembelajaran pada siklus I dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan
pukul 09.20 WIB, diselingi dengan istirahat selama 20 menit, dilanjutkan pada
pukul 09.40 sampai dengan pukul 10.50. Guru mendampingi siswa berbaris di
depan kelas dan menyalami siswa pada saat akan masuk kelas satu persatu sambil
memberi ucapan selamat pagi. Setelah seluruh siswa memasuki ruang kelas, guru
dan observer masuk ke ruang kelas. Untuk mengatasi keadaan kelas yang agak
gaduh guru mengajak siswa berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa
yang pada hari ini mendapat giliran untuk memimpin doa. Selesai berdoa, siswa
salam kepada guru dan observer. Setelah guru menjawab salam, guru kemudian
mengabsen kehadiran siswa dan menanyakan siapa siswa yang tidak hadir di kelas
pada pagi hari ini kepada siswa yang hadir, kemudian guru mengkondisikan kelas
Guru : tidak ada yang tahu? Sekarang Ibu mau bertanya lagi kenapa
Berdasarkan percakapan pada awal pembelajaran diatas dapat kita lihat bahwa
siswa masih belum tahu dan terlihat bingung ketika diberi pertanyaan apa saja
sumber-sumber energi itu, setelah diberi pertanyaan dan guru terus menggali daya
tangkap siswa dengan menjawab apa yang mereka lihat dan ketahui akhirnya
siswa bisa memberikan jawaban yang benar. Lalu guru memberikan pretes.
Table 4.2
Keterangan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Abisatya 70 60 √
2. Agnes Amelia 70 65 √
3. Ahmad Milyar 70 60 √
4. Amanda Laudza 70 50 √
5. Asih Gunarina 70 65 √
6. Aulia Trie 70 55 √
93
pembelajaran termasuk dalam kategori kurang dengan persentase 88% dari hasil
selanjutnya supaya diperoleh hasil yang meningkat pada aktivitas belajar siswa.
mengamati lampu di ruang kelas kembali kemudian meminta satu siswa untuk
menyalakan dan memadamkan lampu tersebut lewat saklar yang ada. Hal in
a. Mengapa lampu itu bisa menyala dan padam? (karena ada tombol saklar yang
digerakkan)
memadamkan lampu)
c. Saat lampu dimatikan, saklar berubah posisi, mengapa demikian? (arus listrik
e. Selain karena saklar yang berubah posisi, adakah hal lain yang menyebabkan
lampu itu terus menyala? (karena ada sumber energi listrik/arus listrik)
mengamati sakelar dan lampu yang ada diruangan kelas. Peneliti mengamati
bahwa dengan terlibat langsung dalam praktek siwa lebih antusias dan aktif dalam
pengalaman yang nantinya siswa akan lebih ingat terhadap materi yang
disampaikan.
dipapan tulis. Hasil pengamatan siswa menunjukan bahwa masih ada jawaban
yang kurang tepat yang dicatat oleh siswa. Pada siklus ini guru membahas
menyampaikan materi pada tema yang dibahas dan mempersilahkan siswa untuk
memberikan LKS yang sama mencatat dan mengamati benda elektronik dan
c. Observasi
kegiatan belajar mengajar. Pada tahap observasi siklus I yang dilaksanakan pada
saat kegiatan proses belajar mengajar sedang berlangsung dapat diketahui aktifitas
pada saat guru menggunakan media lampu dan sakelar dan menyampaikan materi
yang akan dibahas hari itu, suasana kelas terlihat menyenangkan, siswa terlihat
dari wawancara diperoleh bahwa siswa merasa senang dan antusias terhadap
Tabel 4.3
Jumlah
Aktivitas Belajar Siswa
Skor
No Nama Siswa
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1 Abisatya 3 3 3 1 2 2 1 3 2 3 23
2 Agnes Amelia 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 23
3 Ahmad Milyar 2 2 3 2 1 1 3 2 1 4 21
4 Amanda Laudza 2 2 2 1 1 3 3 3 2 3 22
5 Asih Gunarina 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 22
6 Aulia Trie 2 2 2 1 1 3 3 3 2 3 22
7 Dina Nur F 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 29
8 Finka Lestari 2 3 1 1 2 2 3 3 2 3 22
9 Haggi H.N 2 3 1 1 2 2 3 2 2 2 20
10
Hendra Jaelani 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 23
.
11
Hendri Mulyana 3 3 2 1 2 2 1 2 2 3 21
.
12
Isma K 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 23
.
13
M.Dzulfikar 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 29
.
14
M.Haris 2 3 1 1 2 2 3 3 2 3 22
.
15
M.Lutfi 2 2 3 2 1 1 3 2 2 4 22
.
16
M.Rifaldi Adhri 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 24
.
17
M.Rizqi 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 23
.
18
NabilaMaharani 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
.
19
Puput Melati S 3 3 2 1 2 2 1 3 2 3 22
.
20
Raihan K 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 23
.
97
21
Razwa Faiza 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 24
.
22
Reysha M.S 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 29
.
23
Sandra Natasya 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 23
.
24
Shafril M.S 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 23
.
25
Visca Ria K 3 3 3 1 2 2 1 3 2 3 23
.
26
Zaki Rafi.A 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 23
.
Jumlah Skor 609
Jumlah skor yang diperoleh
Persentase = x 100 %
Jumlah skor maksimal 58%
Pedoman Penskoran
Keterangan Nilai:
1 = Kurang Baik 3 = Baik
2 = Cukup Baik 4 = Sangat Baik
Keterangan:
1. Siswa memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi tentang energi
dan perubahannya
2. Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
3. Siswa memperhatikan arahan guru untuk mengeksplorasi media belajar secara
detail dan cermat
4. Siwa memberikan pendapat
5. Siswa bertanya kepada guru
6. Siswa menulis dan mengkomunikasikan hasil pengamatan di depan kelas
7. Siswa mendiskusikan jawaban bersama teman
8. Siswa menyajikan hasil laporan
9. Siswa dan guru bersama-sama mengoreksi jawaban yang benar
10. Siswa diminta mengamati benda elektronik, manfaat dan perubahan energinya
dilingkungan sekitar siswa
pembelajaran termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 58% dari hasil
selanjutnya supaya diperoleh hasil yang meningkat pada aktivitas belajar siswa.
Chart Title
90%
80%
70%
60% Belum Tuntas
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Persentase
Diagram 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
guru itu sendiri, apabila guru melaksanakan prose pembelajaran dengan baik maka
tentunya hasil yang diperoleh pun baik dan begitu sebaliknya. Proses
pembelajaran pada siklus I diamati pula aktivitas guru, adapun hasil pengamatan
Tabel 4.4
Aktivitas Guru
No Aspek yang Diamati Skor
1. Mempersiapkan Media Pembelajaran 3
2. Mempersiapkan Siswa untuk Belajar 4
3 Guru menyampaikan informasi tema pembelajaran 3
4 Guru menguasai materi pembelajaran 3
5 Guru memberikan rangsangan dengan pertanyaan 3
Guru memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
6 2
sebanyak mungkin masalah
99
Keterangan Nilai:
1 = Kurang Baik 3 = Baik
2 = Cukup Baik 4 = Sangat Baik
Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis aktivitas guru
aktivitas guru pada siklus I dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :
100
Aktivitas Guru
90%
80%
70%
60% Aktivitas Guru
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I
Diagram 4.3
Dari diagram diatas dapat disimpilkan bahwa aktivitas guru pada siklus I
mendapat nilai atau skor pada interval 81-90 dengan kategori tinggi.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I maka perlu diadakan
tes yang diberikan kepada siswa. Tes yang diberikan pada penelitian ini terdiri
dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal essay jadi total keseluruhan 15 soal, pada
masing-masing soal pilihan ganda mempunyai nilai obot 5 sedangkan utuk soal
essay diberikan nilai 10 jadi nilai maksimumnya adalah 100. Berikut tabel hasil
Table 4.5
Hasil Postes Siklus I
Keterangan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Abisatya 70 80 √
2. Agnes Amelia 70 85 √
3. Ahmad Milyar 70 80 √
4. Amanda Laudza 70 70 √
5. Asih Gunarina 70 95 √
6. Aulia Trie 70 65 √
7. Dina Nur Fauziah 70 95 √
8. Finka Lestari 70 65 √
9. Haggi H.N 70 60 √
10. Hendra Jaelani 70 85 √
11. Hendri Mulyana 70 75 √
12. Isma Khairunnisa 70 95 √
13. M.Dzulfikar 70 80 √
14. M.Haris 70 70 √
15. M.Lutfi 70 85 √
16. M.Rifaldi Adhri Z 70 70 √
17. M.Rizqi 70 90 √
18. Nabila Maharani 70 95 √
19. Puput Melati S 70 80 √
20. Raihan Kurniawan 70 90 √
21. Razwa Faiza 70 95 √
22. Reysha M.S 70 95 √
23. Sandra Natasya 70 80 √
24. Shafril M.S 70 70 √
25. Visca Ria K 70 75 √
26. Zaki Rafi.A 70 65 √
Jumlah 22 4
Persentase (%) 85% 15%
Dari hasil postes pada siklus I terlihat bahawa adanya peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus I. Berikut tabel hasil belajar siswa pada siklus I :
102
Tabel 4.6
Keterangan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Abisatya 70 70 √
2. Agnes Amelia 70 75 √
3. Ahmad Milyar 70 70 √
4. Amanda Laudza 70 60 √
5. Asih Gunarina 70 80 √
6. Aulia Trie 70 60 √
7. Dina Nur Fauziah 70 85 √
8. Finka Lestari 70 65 √
9. Haggi H.N 70 60 √
10. Hendra Jaelani 70 75 √
11. Hendri Mulyana 70 70 √
12. Isma Khairunnisa 70 80 √
13. M.Dzulfikar 70 80 √
14. M.Haris 70 65 √
15. M.Lutfi 70 75 √
16. M.Rifaldi Adhri Z 70 65 √
17. M.Rizqi 70 75 √
18. Nabila Maharani 70 80 √
19. Puput Melati S 70 70 √
20. Raihan Kurniawan 70 75 √
21. Razwa Faiza 70 80 √
22. Reysha M.S 70 85 √
23. Sandra Natasya 70 70 √
24. Shafril M.S 70 65 √
25. Visca Ria K 70 70 √
26. Zaki Rafi.A 70 65 √
Jumlah 18 8
Persentase (%) 69% 31%
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I bahwa siswa
yang tuntas dalam pembelajaran sebnyak 18 orang atau 69% adari siswa sebanyak
26 orang, sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak orang atau 31%.
Hasil ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih kurang, hal ini terlihat dari
103
ketuntasan hasil belajar baru mencapai 69% dari target ketuntusan dalam
Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan hasil belajar pada siklus I bisa dilihat pada
90%
80%
70%
60%
50%
Tuntas
40% Series 3
30%
20%
10%
0%
Siklus I
Diagram 4.4
siswa, pada tes sebelumnya hasil belajar siswa hanya mencapai 8% dari jumlah
siswa 26 orang, sedangkan pada postes pada siklus I diperoleh hasil belajar yang
mencapai KKM sebesar 69%, walaupun belum mencapai nilai KKM yang ideal
akan tetapi hal ini menunjukan adanya peningkatan signifikan dari hasil belajar
4. Refleksi Siklus I
ikuti oleh 26 siswa diperoleh catatan sebagai kelebihan dan kekurangan dari
1. Kelebihan
tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa agar lebih aktif sehingga tercipta
c) Guru sudah melakukan pendekatan discovery learning agar siswa aktif dalam
dalam pembelajaran
d) Guru sudah memberi tugas pada siswa untuk mengamati lingkungan sekitar
siswa
2. Kekurangan
a) Sebagian Siswa kurang aktif dan kurang konsentrasi terhadap arahan guru
dikuasai siswa, hal ini dapat terlihat pada hasil tes formatif pada pembelajaran
dalam kegiatan belajar siklus I, siswa yang belum tuntas dikarenakan siswa
kurang memahami arahan guru dan kurang aktif dalam proses pembealajaran.
Maka hasil diskusi peneliti dan guru observer dari kekurangan pada siklus I akan
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 18 April 2014 dengan alokasi
discovery learning dilatahap yang dilakukan pada siklus II dilakukan tahap seperti
1. Perencanaan
dalam kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat tercapai
sebagaimana target yang ditetapkan. Hal yang dilakukan pada taha perencanaan
yaitu :
2. Pelaksanaan
yang mencapai nilai KKM. Berikut pelaksanaan penelitian pada siklus II:
salam, berdo’a, dan mempersiapkan materi ajar, setelah itu guru melakukan
hasil tersebut pada awal pembelajaran terlihat bahwa siswa sudah mulai paham
telah mencapai KKM yang terdiri dari 18 orang siswa mengenai macam-macam
sumber energi dan perubahnya serta diberi pemahaman bahwa kita harus selalu
berhemat energi. Proses penguatan pada siswa dilakukan dengan memberi pretes
kepada siswa atau siswa, dari proses ini terlihat adanya peningkatan pemahaman
Tabel 4.7
Keterangan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Abisatya 70 65 √
2. Agnes Amelia 70 65 √
3. Ahmad Milyar 70 60 √
4. Amanda Laudza 70 70 √
5. Asih Gunarina 70 65 √
6. Aulia Trie 70 55 √
7. Dina Nur Fauziah 70 75 √
8. Finka Lestari 70 70 √
9. Haggi H.N 70 65 √
10. Hendra Jaelani 70 65 √
11. Hendri Mulyana 70 65 √
12. Isma Khairunnisa 70 75 √
13. M.Dzulfikar 70 70 √
14. M.Haris 70 70 √
15. M.Lutfi 70 65 √
16. M.Rifaldi Adhri Z 70 60 √
17. M.Rizqi 70 60 √
18. Nabila Maharani 70 65 √
19. Puput Melati S 70 60 √
20. Raihan Kurniawan 70 65 √
21. Razwa Faiza 70 70 √
22. Reysha M.S 70 75 √
23. Sandra Natasya 70 60 √
24. Shafril M.S 70 60 √
25. Visca Ria K 70 65 √
26. Zaki Rafi.A 70 65 √
Jumlah 8 18
Persentase (%) 31% 69%
yang belum dimengerti atau hal-hal yang ingin diketahui oleh siswa, setelah itu
guru memfokuskan untuk membingbing siswa yang belum mencapai KKM yang
terdiri dari 8 orang. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut untuk
108
merangsang pemahaman siswa. Terlihat dari 8 orang ini masih belum memahamai
masing kelompok terdiri dari 4 orang, selanjutnya siswa diberi tugas untuk
pada benda-benda yang ada disekitar lingkungan sekolah, hal ini dimaksudkan
untuk siswa mengumpulkan data dan inforrmasi terkait materi yang diajarkan.
Hasil pengamatan siswa kemudian ditafsirkan atau disimpulkan, setelah itu guru
3. Observasi
kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II situasi yang
terjadi hampir sama dengan siklus I. pada saat guru mengawali kegiatan dengan
Ttabel 4.8
Jumlah
Aktivitas Belajar Siswa
Skor
No Nama Siswa
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 33
1 Abisatya 4 4 4 2 3 3 2 4 3 4 32
2 Agnes Amelia 4 4 4 2 2 3 2 4 3 4 33
3 Ahmad Milyar 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 33
4 Amanda Laudza 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 32
5 Asih Gunarina 4 4 4 2 2 3 2 4 3 4 33
6 Aulia Trie 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 34
7 Dina Nur F 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 33
8 Finka Lestari 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 33
9 Haggi H.N 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 32
10 4 4 4 3 4 3 4
Hendra Jaelani 2 2 2
. 32
11 4 4 4 3 4 3 4
Hendri Mulyana 2 2 2
. 33
12 4 4 4 3 4 3 4
Isma K 2 2 3
. 34
13 4 4 4 3 4 3 4
M.Dzulfikar 2 3 3
. 33
14 4 4 4 3 4 3 4
M.Haris 2 2 3
. 33
15 4 4 4 3 4 3 4
M.Lutfi 2 2 3
. 33
16 4 4 4 3 4 3 4
M.Rifaldi Adhri 2 2 3
. 32
17 4 4 4 3 4 3 4
M.Rizqi 2 2 2
. 34
18 4 4 4 3 4 3 4
NabilaMaharani 2 3 3
. 32
19 4 4 4 3 4 3 4
Puput Melati S 2 2 2
. 32
20 4 4 4 3 4 3 4
Raihan K 2 2 2
. 32
21 4 4 4 3 4 3 4
Razwa Faiza 2 2 2
. 33
22 4 4 4 3 4 3 4
Reysha M.S 2 3 2
. 32
110
23 4 4 4 3 4 3 4
Sandra Natasya 2 2 2
. 33
24 4 4 4 3 4 3 4
Shafril M.S 2 2 3
. 32
25 4 4 4 3 4 3 4
Visca Ria K 2 2 2
. 33
26 4 4 4 3 4 3 4
Zaki Rafi.A 2 2 3
. 33
Jumlah Skor 851
Jumla h skor yang diperole h
Persentase = x 100 %
Jumla h skor maksimal 82%
Pedoman Penskoran
Keterangan Nilai:
1 = Kurang Baik 3 = Baik
2 = Cukup Baik 4 = Sangat Baik
Keterangan:
1. Siswa memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi tentang energi
dan perubahannya
2. Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
3. Siswa memperhatikan arahan guru untuk mengeksplorasi media belajar secara
detail dan cermat
4. Siwa memberikan pendapat
5. Siswa bertanya kepada guru
6. Siswa menulis dan mengkomunikasikan hasil pengamatan di depan kelas
7. Siswa mendiskusikan jawaban bersama teman
8. Siswa menyajikan hasil laporan
9. Siswa dan guru bersama-sama mengoreksi jawaban yang benar
10. Siswa diminta mengamati benda elektronik, manfaat dan perubahan energinya
dilingkungan sekitar siswa
pembelajaran termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 82% dari hasil
siklus II. Berikut data hasil perbandingan aktivitas siswa antara siklus I dan siklus
90%
80%
70%
60%
50% Siklus I
40% Siklus II
30%
20%
10%
0%
Aktivitas Siswa
Diagram 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
karena pada proses pembelajaran semua siswa berperan aktif dan peningkatan
hasil observasi terhadap kinerja guru. Berikut data dari aktivtas guru:
Tabel 4.9
Aktivitas Guru Siklus II
No Aspek yang Diamati Skor
1. Mempersiapkan Media Pembelajaran 4
2. Mempersiapkan Siswa untuk Belajar 4
3 Guru menyampaikan informasi tema pembelajaran 4
4 Guru menguasai materi pembelajaran 3
5 Guru memberikan rangsangan dengan pertanyaan 4
Guru memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
6 4
sebanyak mungkin masalah
Guru memberi kesempatan siswa mengumpulkan
7 3
informasi dan membuktikannya
8 Guru melakukan observasi dan wawancara 3
112
Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil analisis aktivitas guru
menunjukan skor 69 yang jika dipersentasekan sekitar 86%. Hal ini menunjukan
bahwa adanya peningkatan pada aktivitas guru pada siklus II. Berikut data
90%
80%
70%
60%
50% Siklus I
40% Siklus II
30%
20%
10%
0%
Aktivitas Guru
Diagram 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II
siswa yang signifikan antara siklus I dan siklus II akan tetapai apakah keaktifaan
tersebut dilakukan tes yang diberikan kepada siswa. Adapun tabel hasil postes
Table 4.10
Keterangan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Abisatya 70 75 √
2. Agnes Amelia 70 85 √
3. Ahmad Milyar 70 80 √
4. Amanda Laudza 70 80 √
5. Asih Gunarina 70 95 √
6. Aulia Trie 70 65 √
114
Dari hasil postes pada siklus II terlihat bahawa adanya peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus II. Berikut tabel hasil belajar siswa pada siklus II :
Tabel 4.11
Keterangan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Abisatya 70 70 √
2. Agnes Amelia 70 75 √
3. Ahmad Milyar 70 70 √
4. Amanda Laudza 70 75 √
5. Asih Gunarina 70 80 √
115
6. Aulia Trie 70 60 √
7. Dina Nur Fauziah 70 85 √
8. Finka Lestari 70 75 √
9. Haggi H.N 70 70 √
10. Hendra Jaelani 70 75 √
11. Hendri Mulyana 70 70 √
12. Isma Khairunnisa 70 80 √
13. M.Dzulfikar 70 80 √
14. M.Haris 70 75 √
15. M.Lutfi 70 75 √
16. M.Rifaldi Adhri Z 70 65 √
17. M.Rizqi 70 75 √
18. Nabila Maharani 70 80 √
19. Puput Melati S 70 70 √
20. Raihan Kurniawan 70 75 √
21. Razwa Faiza 70 80 √
22. Reysha M.S 70 85 √
23. Sandra Natasya 70 70 √
24. Shafril M.S 70 65 √
25. Visca Ria K 70 70 √
26. Zaki Rafi.A 70 65 √
Jumlah 22 4
Persentase (%) 85% 15%
belajar siswa dari siklus I, pada siklus I ada 18 siswa yang mencapai nilai KKM
sedangkan yang belum mencapai nilai KKM ada 6 siswa. Pada siklus II siswa
yang mencapi nilai KKM ada 22 orang siswa sedangkan yang belum mencapai
KKM ada 4 orang. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat dari diagram dibawah
90%
80%
70%
60%
50%
Tuntas
40% Series 3
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II
Diagram 4.7
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
menigkat dari 69% menjadi 85% dan pada siklus II ini ketuntas belajar telah
1) Aspek keaktifan, diperoleh data 82% siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Artinya pada Siklus trerjadi peningkatan dari siklus I yang memperoleh 58%.
2) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 85% dari jumlah siswa 26 orang
artinya ada 22 orang yang telah mencapai nilai KKM, data iini meningkat dari
2. Pembahasan
Berdasarkan pada proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I dan siklus
II pada bagian ini akan dipaparkan mengenai hasil-hasil temuan yang pada siklus
Dari data yang diperoleh dari ahsil pretes sebelum mengunakan pembelajaran
dengan model Discovery Learning dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai nilai
KKM hanya 2 orang atau 8% sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 24
siswa atau 92%, hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa terhadap tema
yang dilakukan melalui pretes tersebut belum optimal sehingga diperlukan upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kurang optimalnya hasil belajar bisa saja
pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.
metode pembelajaran yang dignakan oleh guru pada hasil diatas menggunakan
metode ceramah metode ini hanya berpusat pada guru (teacer centered) artinya
metode ini guru memberikan penjelasan secara lisan kepada muridnya. Murid
mendengarkan apa yang dijelaskan oleh gurunya dan membuat catatan kecil yang
dianggap penting. Pada umumnya murid bersifat pasif, yaitu hanya menerima
118
semua yang dijelaskan oleh guru. Guru menggunakan alat pendukung alam
sebagainya.
adalah Penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya
guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang
(2001:137) Metode ceramah adalah Suatu cara mengajar yang digunakan untuk
Metode pada penelitian ini menjadi salah satu penyebab menurunnya hasil
belajar siswa kelas IV SDN Bojongsalam, hal ini dikarenakan pelajaran berjalan
menemukan sendiri oleh konsep yang diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat
catatan saja, selain itu kepadatan konsep-konsep yang diberikan melalui metode
ini dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan serta
yang lebih inovatif dan tidak membosankan sehingga siswa bisa meningkatkan
discovery learning.
eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
penalaran dan kemampuan untuk berpikir secara bebas dan melatih keterampilan
kognitif siswa dengan cara menemukan dan memecahkan masalah yang ditemui
benar tidaknya hipotesis tersebut. (4) Data processing (pengolahan data); mengolah
data yang telah diperoleh siswa melalui kegiatan wawancara, observasi dan lain-lain.
penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi. (Muhibbin
Dari data dan catatan diatas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah
kurang cocok digunakan pada pemebelajaran IPA dengan tema selalu berhemat
energi sub tema macam-macam energi. Pendekatan yang relevan yaitu dengan
sendiri secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-
bukan memberi tahu tetapi memberikan kesempatan atau dengan berdialog agar
Pada wawanncara awal pada tanggal 4 Agustus 2014 hasil pada siklus I
respon siswa terhadap pembelajaran IPA dengan materi macam-macam sumber
energi, sebelum menggunakan pendekatan discovery learning diperoleh hasil
dengan persentasi 85% bahwa IPA merupakan salah satu pelajaran yang disenangi
anak, tetapi dalam materi macam-macam sumber energi memperoleh persentasi
45% masih mengalami kesulitan dan belum paham terutama dalam perubahan
energi, harapan siswa pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan menyenangkan
dan tidak membosankan.
Wawancara lanjutan dengan siswa pada hari senin 11 Agustus 2014 mengenai
learning pada materi energi siswa dapat memahami materi serta siswa merasa
tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor, salah satunya adalah mengenai
dapat dipungkiri bahwa cara belajar yang tepat dapat meningkatkan respon belajar
siswa.
dan Rosita (2008:25) mengatakan bahwa respon adalah prilaku yang lahir dan
(1995:93) cara orang menerima dengan indra dan respon yang ditimbulkan
berbeda-beda karena respons (persepsi, sikap dan prilaku) dibentuk oleh budaya.
memegang peranan penting untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap
pelajaran iru sendiri. Siswa yang memiliki respon belajar positif cendrung untuk
lebih aktif, kreatif, dan berani mengambil setiap kesempatan, misalnya dalam
apabila ada hal-hal yang kurang dipahami oleh temannya. Hal ini merupakan
melaksanakan proses belajar mengajar peranan guru sangat dituntut agar siswa
memberikan respon positif dalam belajar kerena dengan adanya respon positif
tersebut setidaknya dapat memahamkan siswa bahwa IPA itu merupakan pelajaran
yang menyenangkan.
Kesimpulan dari siklus I dan siklus II dapat dikatakan bahwa respon siswa
discovery learning memberikan respon yang positif. Hal ini telihat bahwa siswa
siswa hanya memperoleh nilai dengan persentase 58% keaktivan siswa mengikuti
Pengertian Aktivitas Aktivitas berasal dari bahasa Inggris activity yang berarti
kegiatan (Echols dan Shadily, 2000: 10). Bigot mengartikan aktivitas sebagai
“sifat mudah atau sukar bertindak dengan sendirinya” (Bigot, 1990: 275). Dalam
hal ini, aktivitas diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat
proses pembelajaran.
Menurut Hamalik (2008: 89-90), siswa adalah suatu organisme yang hidup.
Dalam dirinya terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan
pembelajaran setiap siswa terdapat ”prinsip aktif” yakni keinginan berbuat dan
tertentu.
dalam proses belajar secara penuh untuk mencapai hasil yang maksimal.
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi
tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dalam kegiatan belajar,
subyek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam
belajar siswa diperlukan aktivitas, siswa bukan hanya jadi obyek tapi subyek didik
Kesimpulan dari data dan pembahasan diatas bahwa keaktifan siswa dalm
meningkatya hasil belajar siswa itu sendiri. Data pada siklus I 58% dan siklus II
82% ini menunjukan adanya peningkatan dalam keaktivan siswa kelas IV SDN
keaktivan tinggi.
Data aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari diagram 4.6
halaman 113.
aktivitas guru mendapat persentase 72,5% dimana nilai ini dikatagorikan dalam
akrivitas yang sedang. Pada siklus II mengalami peningkatan sejumlah 86% yang
pelajaran kepada siswa. Dalam posisi ini, guru aktif menempatkan dirinya sebagai
pelaku imposisi yaitu menuangkan materi ajar kepada siswa. Sedangkan di lain
pihak, siswa secara pasif menerima materi pelajaran yang diberikan tersebut
lain yang harus dilakukan guru agar proses pengajaran mencapai tujuan dengan
dihubungkan dengan kiprah para guru. Oleh karena itu, usaha-usaha yang
3) Melaksanakan diskusi dalam kelas. Diskusi adalah wahana yang tepat untuk
menciptakan dan menumbuhkan siswa yang kreatif dan produktif serta terlatih
4) Mengamati siswa. Mengacu pada hasil pengamatan ini guru dapat mengatahui
5) Memberikan informasi lisan maupun tulisan dengan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti siswa.
diajukan siswa.
dan tingkah laku serta nilai-nilai, seseorang yang menguasai bahan ajarnya. Peran
guru di sekolah, tidah hanya sebagai trasmiter dari ide tetapi juga berperan sebagai
Kesimpulan dari data dan pembahsan diatas bahwa guru juga merupakan
optimal. Dari data diatas adanya peningktan yang dilakukan oleh guru pada siklus
I 72,5% dan siklus II 86% berdampak kepada hasil belajar siswa kelas IV SDN
Bojongsalam.
belajar siswa dari siklus I, pada siklus I ada 18 siswa yang mencapai nilai KKM
sedangkan yang belum mencapai nilai KKM ada 6 siswa. Pada siklus II siswa
yang mencapi nilai KKM ada 22 orang siswa sedangkan yang belum mencapai
KKM ada 4 orang. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat dari diagram dibawah
Peningkatan hasil belajar tidak telepas dari proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam satu kegiatan pembelajaran .
Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Oleh karena itu hasil belajar
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut
seseorang”.
Hasil belajar yang dicapai pada penelitian ini seperti disebutkan diatas
tidak terlepas dari guru dan siswa itu sendiri dan pendekatan pembelajaan yang
setiap siklus yang di mulai dari tahap perencanaan , tindakan, observasi dan
psikomotor.
129
Dari hasil observasi hasil belajar pada ranah diatas pada pemebelajaran IPA
pada tema selalu berhemat energi sub tema macam-macam sumber energi
Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi
kegiatan pendidikan.
130
siswa hal ini terlihat dari hasil pretes dimana siswa yang mencapai nilai KKM
hanya 2 orang atau 8% dari siswa yang berjumlah 26 orang, setelah menggunakan
discovery learning pada siklus I meningkat menjadi 18 orang atau sekitar 69%
dari jumlah siswa, pada siklus II meningkat kembali menjadi 22 orang atau
mencapai 85% dari jumlah siswa. Pada siklus II nilai KKM telah mencapi nilai
ketuntasan maksimal yaitu diatas 70% bahkan mencapai nilai KKI yaitu 85%.