Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA atau ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari tentang gejala alam dan semua interaksi yang menyertai fenomena
tersebut. Tujuan dalam mempelajari fisika tersebut guna mendapatkan produk
fisika yang memiliki sifat yang khas serta untuk menjelaskan gejala alam yang
terjadi tersebut. Produk fisika terdiri atas teori, konsep, dan hukum. Contoh
konsep fisika, contohnya : suhu, gaya, kecepatan, massa jenis, energi, dan
momentum.
Kata Fisika berasal dari suatu bahasa, yaitu bahasa Yunani yang artinya “Alam”.
Ilmu fisika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai sifat serta gejala
yang terjadi pada benda-benda di alam. Berbagai gejala alam tersebut pada
awalnya ialah apa yang dialami oleh indra kita, contohnya seperti penglihatan
dapat menemukan cahaya atau optika, pendengaran dapat menemukan bunyi,
serta peraba dapat merasakan panas.
Suatu hukum akan selalu melibatkan berbagai konsep yang saling berhubungan.
Misalnya : hukum Archimedes yaitu suatu hukum yang menyatakan perilaku
benda apabila berada dalam fluida, yang selalu melibatkan konsep-konsep gaya,
volume, massa jenis, dan percepatan gravitasi. Sedangkan contoh dari teori ialah
adanya teori kinetik gas yang menerangkan bahwa terdapat kaitan antara
volume, suhu, serta energi kinetik dari partikel-partikel gas yang ada dalam
ruangan tertutup.
Berdasarkan hukum, konsep, serta teori yang ada, ilmu fisika dapat meramalkan
adanya sebuah kejadian serta menciptakan teknologi dari adanya ilmu fisika
yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Misalnya apabila terjadi gerhana
matahari total yang dapat diramalkan, bahkan bukan hanya tanggalnya saja,
namun hingga sampai hitungan detik. Selain itu, banyak penemuan dari teknologi
fisika mulai dari dunia peralatan rumah tangga hingga teknologi penerbangan
ruang angkasa yang merupakan hasil nyata dari pengembangan teori atau
hukum fisika. Dalam mempelajari gelaja alam tersebut, fisika memakai proses
yang terdiri dari : analisis, pengukuran, penarikan kesimpulan, serta pengamatan.
Kesimpulan yang akan diambil tersebut harus dilandasi dengan sikap ilmiah.
Fisika sudah berkembang sejak zaman Galileo serta Newton. Galileo dapat
merumuskan hukum tentang benda jatuh, sedangkan Newton mempelajari
tentang gerak pada umumnya, termasuk diantaranya gerak planet-planet yang
terdapat pada sistem tata surya.
Bidang fisika secara garis besar terdiri atas 2 kelompok, antara lain fisika klasik
serta fisika modern. Fisika klasik memiliki sumber terhadap berbagai gejala yang
ditangkap oleh indra kita. Fisika klasik meliputi antara lain : bunyi, mekanika,
panas, listrik magnet, optika, serta gelombang yang menjadi perbatasan fisika
klasik dengan fisika modern. Fisika modern sudah berkembang sejaki abad ke-
20, sejak adanya penemuan tentang radioaktivitas oleh keluarga Curie serta teori
relativitas Einstein. Agar lebih lengkapnya lagi, berikut pengertian fisika menurut
para ahli.
1. Bambang Ruwanto
Fisika adalah salah satu bagian dari ilmu dasar atau sains serta merupakan ilmu
yang fundamental.
2. KBBI
Menurut kamus besar bahasa Indonesia menyatakan bahwa fisika merupakan
suatu ilmu mengenai zat serta energi seperti cahaya, panas, bunyi, dan lain
sebagainya.
3. Efrizon Umar
Fisika merupakan salah satu ilmu yang didasarkan kepada berbagai besaran-
besaran dalam ilmu fisika.
4. Young, Hough D
Fisika adalah ilmu yang sangat dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan.
5. Mikrajudin
Menurut Mikrajudin berpendapat bahwa fisika merupakan cabang paling utama
dalam ilmu sains, hal ini karena berbagai prinsipnya merupakan dasar atas
setiap cabang sains yang lainnya.
6. Ensiklopedia
Fisika adalah ilmu yang di dalamnya mempelajari tentang benda beserta
gerakannya dan juga manfaatnya bagi kehidupan manusia.
7. Osa Pauliza
Fisika adalah sesuatu yang dapat diukur serta memiliki nilai-nilai yang dinyatakan
ke dalam bentuk satuan.
8. Gerthsen
Fisika sebagai teori yang mendeskripsikan tentang berbagai gejala alam hingga
sesederhana mungkin serta berusaha dalam menemukan hubungan antara
kenyataannya. Permasalahan dasar guna memecahkan persoalannya ialah
dengan cara mengamati gejala tersebut.
9. Brockhaus
Fisika merupakan pelajaran tentang kejadian alam yang dapat memungkinkan
untuk percobaan, penelitian, pengukuran apa yang didapat, berdasarkan
peraturan-peraturan umum, serta penyajian secara sistematis.
10. Dahmen
Fisika sebagai uraian tertutup mengenai berbagai kejadian fisis yang didasarkan
pada hukum-hukum dasar.
11. Weizacher
Fisika sebagai teori peramaian berbagai alternatif yang secara empiris dengan
percobaan yang dapat dibedakan.
12. Deruxes
Fisika sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berusaha untuk menguraikan dan
menjelaskan hukum alam serta berbagai kejadian alam dengan suatu gambaran
menurut pemikiran manusia itu sendiri.
13. Kusuma
Fisika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai berbagai gejala alam
yang terjadi pada energi atau materi yang menempati ruang serta mempunyai
massa. Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mempelajari tentang
gejala alam keseluruhan.
14. E.Budikase dan Nyoman
Fisika merupakan ilmu yang banyak memerlukan pemahaman dibandingkan
penghafalan.
15. Drs. Supiyanto, M. Si.
Ilmu Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi suatu tulang punggung
perkembangan ilmu pengetahuan.
Read more: http://woocara.blogspot.com/2015/12/pengertian-fisika-menurut-para-
ahli.html#ixzz3wVwairaY
Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah
yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat
terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di
mana terdapat kehidupan di muka bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman
prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu
pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah
adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman
sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama, tergantung dari peradaban bangsa tersebut.
Semakin berkembangnya zaman, semakin maju juga pemikiran manusianya. Dan pemikiran
tersebut menyebabkan perbedaan peradaban suatu bangsa dan mempengaruhi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk pula ilmu fisika.
{ Periode 4 (Tahun 1887 s.d. 1925) Adanya fenomena mikroskopis (elektron dll). Teori
Klasik semi moderen, Teori Kuantum masih terkait fisika klasik (the old quantum
mechanics).
Dimulai tahun 1887 dengan ditemukannya efek fotolistrik.
Sepuluh tahun kemudian ditemukan berturut- turut: Sinar-X (1895),Radioaktivitas
(1896), dan elektron (1900).
Teori kuantum yang timbul masih dihubungkan dengan teori klasik semi modern,
perkembangannya kurang pesat (the old quantum mechanics).
Adanya fenomena mikroskopis, yaitu fenomena yang tidak dapat dilihat langsung, seperti
elektron dan neutron dimana fisika klasik tak dapatmenerangkan fenomena tersebut sehingga
dicari ilmu dan model-model baru lagi.
- Ada keberadaan ratusan artifak dan gambaran kuno yang jika secara hati-hati menelitinya
menggelitik kita untuk mempertimbangkan kembali perkiraan model baru teknologi modern.
Lima tahun sebelum Wright bersaudara membuat pesawat pertamanya, sebuah pesawat kayu
berusia 2200 tahun ditemukan di Mesir. Namun karena pesawat terbang bukan alat yang
familiar bagi semua orang bahkan pada saat itu, arkeolog mempercayai bahwa artifak
tersebut semacam patung berbentuk burung. Obyek metalik serupa juga ditemukan di area
praKolombian Amerika (PraKolumbian biasanya merujuk pada peradaban asli Amerika
sebelum kedatangan Christopher Columbus, seperti Mesoamerica [Aztec dan Maya] dan
Andes [Inca, Moche, Chibcha, Cañaris] kurang lebih 14,000 SM1492). Bahkan lebih
mencengangkan lagi, lukisan dalam gua ditemukan di bagian terpencil dunia yang
menggambarkan seolah-olah jaman subur untuk pesawat angkasa.
DAFTAR PUSTAKA
Adin, Jamaludin. 2011. Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu (Internet). (Terdapat
di: http://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-
ilmu/). [Diakses Tanggal: 26 Maret 2012].
Annonim. Periodisasi Sejarah Fisika Menurut Boer Jacob (1968) (Internet). (Terdapat
di: http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=perkembangan+sejarah+fisika+menurut+boer+jacob+1968+&source=web&c
d=1&ved=0CCAQFjAA&url=http%3A%2F%2Fasep-sutiadi.staf.upi.edu%2Ffiles
%2F2011%2F04%2F07-Periodisasi-Menurut-Jacob-1968.ppt&ei=tvplT4zoHI3prQeg-
qG9Bw&usg=AFQjCNEaM7BDHTqDxYMjDPJvs4SAvakHgw). [Diakses Tanggal: 26
Maret 2012].
Annonim. Periodisasi Sejarah Fisika Menurut Richtmyer dkk (1955) (Internet). (Terdapat
di: http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=periodisasi+sejarah+fisika+menurut+richtmyer&source=web&cd=3&ved=0C
CwQFjAC&url=http%3A%2F%2Fasep-sutiadi.staf.upi.edu%2Ffiles%2F2011%2F04%2F06-
Periodisasi-menurut-Richtmyer-dkk-
1955.ppt&ei=vvxlT_uqO8zirAfx_uy8Bw&usg=AFQjCNH8mXwwLyR05qVoj3ry1L8TLi5g
6w). [Diakses Tanggal: 26 Maret 2012].
Bata, Sandra, dkk. 2011. Sejarah Perkembangan Ilmu (Internet). (Terdapat
di:http://aranthasclub.blogspot.com/2011/04/sejarah-perkembangan-ilmu.html). [Diakses
Tanggal: 26 Maret 2012].
Gea, O'ozisokhi. 2011. Sejarah Perkembangan Ilmu Fisika (Internet). (Terdapat
di:http://oozisokhigea.blogspot.com/2011/03/sejarah-perkembangan-ilmu-fisika.html).
[Diakses Tanggal: 26 Maret 2012].
Retnowati, Dian. Sejarah Perkembangan Fisika (Internet). (Terdapat
di:http://blog.uad.ac.id/dianretnowati/2012/01/02/sejarah-perkembangan-fisika/). [Diakses
Tanggal: 26 Maret 2012].
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Jawab :
1. Mempelajari sejarah itu penting. Dengan mempelajari sejarah, berarti kita telah mampu
menjadi bangsa yang besar. Seperti menurut founding father kita, Soekarno, bangsa yang
besar adalah bangsa yang mampu menghargai sejarahnya. Mempelajari sejarah juga
mengajari kita untuk dapat berbuat hal yang lebih baik dari sebelumnya. Mengetahui hal- hal
yang terjadi di masa lalu ( sejarah ), bisa menjadi acuan, tolak ukur, atau motivasi untuk
melakukan hal yang lebih baik. Sejarah mengajarkan kita untuk mawas diri ke depan. Tanpa
sejarah, tidak akan ada ilmu pengetahuan yang dapat digali dari peninggalan masa lampau.
Kita akan buta tanpa adanya sejarah yang dapat menunjukkan kepada kita, betapa hebatnya
perjuangan para pahlawan kita dalam melawan penjajahan bangsa asing yang ingin
menguasai negeri ini. Begitu juga pada bidang fisika, tanpa sejarah, kita tidak akan tahu
bagaimana bentuk bumi, bagaimana susunan tata surya, kenapa buah pada rantingnya atau
benda yang kita lempar ke atas selalu jatuh ke permukaan tanah. Begitulah pentingnya
sejarah, sehingga kita harus mempelajarinya.
Sejak 1030
Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang disuling untuk
anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan nilai anestetik dari candu asli selama
Abad Pertengahan. Paracelus adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan
Ibnu Sina, dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini.
Sejak 1050
Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh Al-Biruni. Konsep mengenai
wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap. Tapi dikatakan bahwa
penemunya adalah Antione Lavoiser pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang
murid dari para ahli ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil
referensi dari buku-buku mereka. Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756
adalah orang pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah,
dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode yang lama oleh
waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni membuat dengan tepat penemuan
itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum Desmarest melakukannya.
Sejak 1121
Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani yang menguasai astronomi,
fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi kontribusi yang sangat
besar bagi perkembangan sains modern, salah satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau
Balance of Wisdom. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan
teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta
teori statika atau ilmu keseimbangan, hidrostatika dan pusat gravitasi. Para ilmuwan Muslim,
salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di
Eropa.
Sejak 1130
Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak pathology (ilmu
penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang dengan benar menguraikan sifat
alami penyakit. Namun, jauh sebelum Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah
ahli patologi pertama sesungguhnya. Ibnu Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami
radang selaput dada (pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung
(pericardistis). Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu penyakit dari
hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu
An-Nafs memberi uraian-uraian sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran darah.
Sejak 1140-an
Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk digunakan dalam
berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum Geronimo Cardano mengakui telah
memperkenalkannya dalam tahun 1545, dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang
dari nol.
Sejak 1160
Mata air - mata air Nil yang mengalir melalui danau - danau besar di Khatulistiwa telah
ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan orang-orang Eropa baru
menemukannya pada paruh kedua abad ke-19.
Sejak 1200-an
Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan tabel logaritmik,
namun sejak abad ke-13 para ahli matematika Islam sudah menemukannya dan tabel
logaritmik seperti itu sudah umum di dalam dunia pengetahuan Islam pada masa itu.
Sejak 1205
Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri sebagai senjata
terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan
mempergunakan meriam-meriam.
Sejak 1300-an
Dimulai abad Renaisans ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang
dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan. Tampak bahwa
kebangkitan Eropa yang diawali dengan Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya
penerjemahan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, yaitu Gerbert d’Aurillac,
Gerard da Cremona, Roger Bacon. Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 –
1468) menemukan mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak
berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol Islam 100 tahun
sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.
Sejak 1400-an
Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali dikembangkan oleh
seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Padahal para ahli matematika Islam adalah
yang pertama menggunakan sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-
besaran. Buku Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal abad
ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal untuk seluruh bilangan
dan pecahan-pecahannya.
Sejak 1600-an
Francis Bacon menyebarluaskan teori induksi dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen)
atau empirisme ilmiah dengan alat cetak buku buatan Johan Gotenburg buku-buku tersebut
dicetak, yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan Bacon dari ilmu
pengetahuan di dunia Islam.
Dari penjabaran di atas, terlihat begitu banyak peran dan partisipasi ilmuan muslim dalam
perkembangan jaman.
Penjabaran di atas juga mengemukakan hubungan perkembangan sains di dunia islam dan
perkembangan sains di Yunani. Bahwa data ilmiah dalam jumlah besar dan teori-teori yang
datang ke dalam tradisi ilmiah Islam dari sumber-sumber Yunani dan menerjemahkan buku-
buku filsafat dari bahasa Yunani, dan begitu sebaliknya.
Sekian
dan
Terima kasih
^_^
"Jika saya melihat lebih jauh, hanya dengan berdiri di bahu raksasa." - Isaac Newton . [1]
Fisika (dari Yunani Kuno : φύσις fisis " alam ") adalah cabang dari ilmu yang dikembangkan
dari filsafat , dan dengan demikian disebut sebagai filsafat alam sampai akhir abad ke-19
istilah yang menggambarkan sebuah bidang studi yang berhubungan dengan "cara kerja alam
". Saat ini, fisika secara tradisional didefinisikan sebagai studi tentang materi , energi , dan
hubungan di antara mereka. Fisika adalah, dalam beberapa hal, ilmu murni tertua dan paling
dasar; Penemuan menemukan aplikasi seluruh ilmu alam , karena materi dan energi adalah
unsur dasar dari alam. Ilmu-ilmu lain umumnya lebih terbatas dalam lingkup mereka dan
dapat dianggap cabang yang telah memisahkan diri dari fisika menjadi ilmu di kanan mereka
sendiri. Fisika saat ini dapat dibagi menjadi longgar fisika klasik dan fisika modern .
Isi
1 Sejarah Kuno
o 1.1 Yunani Kuno
o 1.2 India dan China
o 1.3 ilmuwan Muslim
o 1.4 Abad Pertengahan Eropa
2 revolusi ilmiah
o 2.1 Nicolaus Copernicus
o 2.2 Galileo Galilei
o 2.3 René Descartes
o 2.4 Sir Isaac Newton
o 2,5 prestasi lain
2.5.1 termodinamika Awal
3 perkembangan abad ke-18
o 3.1 Mekanika
o 3.2 Termodinamika
4 abad ke-19
o 4.1 Hukum termodinamika
o 4.2 James Clerk Maxwell
5 abad ke-20: Kelahiran fisika modern
o 5.1 percobaan Radiasi
o Teori 5.2 Albert Einstein relativitas
5.2.1 relativitas khusus
5.2.2 Relativitas umum
o 5.3 Mekanika kuantum
6 Kontemporer dan Fisika Partikel
o 6.1 bidang teori Quantum
o 6.2 teori medan Bersatu
o 6.3 Standard Model
o 6.4 Kosmologi
o 6.5 Higgs boson
7 Ilmu-ilmu fisik
8 Timeline publikasi fisika penting
9 fisikawan Berpengaruh
10 Lihat juga
11 Catatan
12 Referensi
13 Bacaan lebih lanjut
Sejarah kuno
Informasi lebih lanjut: Sejarah astronomi
Elemen apa yang menjadi fisika diambil terutama dari bidang astronomi , optik , dan mekanik
, yang metodologis bersatu melalui studi geometri . Ini disiplin matematika dimulai di
Antiquity dengan Babel dan dengan Helenistik penulis seperti Archimedes dan Ptolemy .
Sementara itu, filsafat , termasuk apa yang disebut "fisika" , berfokus pada skema jelas
(bukan deskriptif), sebagian besar dikembangkan di sekitar Aristotelian ide dari empat jenis
"penyebab" .
Yunani Kuno
Bergerak menuju pemahaman yang rasional tentang alam dimulai setidaknya sejak periode
Archaic di Yunani (650-480 SM) dengan filsuf Pra-Sokrates . Filsuf Thales dari Miletus
(abad ke-7 dan ke-6 SM), yang dijuluki "Bapak Ilmu" karena menolak untuk menerima
berbagai supranatural, agama atau mitologi penjelasan alam fenomena , menyatakan bahwa
setiap peristiwa memiliki penyebab alami. [2] Thales juga membuat kemajuan dalam 580 SM
dengan menyarankan bahwa air adalah elemen dasar, bereksperimen dengan magnet dan daya
tarik untuk menggosok amber , dan merumuskan pertama kosmologi . Anaximander ,
terkenal dengan teori evolusi proto-nya, membantah ide-ide dari Thales dan mengusulkan
bahwa daripada air, zat yang disebut Apeiron adalah blok bangunan dari semua materi.
Heraclitus (sekitar 500 SM) mengusulkan bahwa satu-satunya hukum dasar yang mengatur
alam semesta adalah prinsip perubahan dan tidak ada yang tersisa di negara yang sama tanpa
batas. Pengamatan ini membuatnya salah satu ulama pertama dalam fisika kuno untuk
mengatasi peran waktu di alam semesta, salah satu konsep yang paling penting, bahkan
dalam sejarah modern fisika. Awal fisikawan Leucippus (paruh pertama abad ke-5 SM) gigih
menentang gagasan intervensi ilahi langsung di alam semesta, bukan mengusulkan bahwa
fenomena alam memiliki penyebab alami. Leucippus dan muridnya, Democritus , adalah
yang pertama untuk mengembangkan teori atomisme - gagasan bahwa segala sesuatu
seluruhnya terdiri dari berbagai binasa, elemen tak terpisahkan disebut atom .
Selama periode klasik di Yunani (6th, 5 dan ke-4 abad SM) dan di masa Helenistik , filsafat
alam perlahan berkembang menjadi bidang menarik dan kontroversial studi. Aristoteles (
Yunani : Ἀριστοτέλης, Aristoteles) (384-322 SM), seorang mahasiswa dari Plato ,
mempromosikan konsep bahwa pengamatan fenomena fisik pada akhirnya bisa mengarah
pada penemuan hukum-hukum alam yang mengatur mereka. Tulisan-tulisan Aristoteles
mencakup physics, metaphysics , poetry , theater , music , logic , rhetoric , linguistics ,
politics , government , ethics , biology and zoology . Dia menulis karya pertama yang
mengacu pada garis studi sebagai "Fisika" - dalam abad ke-4 SM, Aristoteles mendirikan
sistem yang dikenal sebagai fisika Aristotelian . Dia berusaha untuk menjelaskan ide-ide
seperti gerak (dan gravitasi ) dengan teori empat elemen . Aristoteles percaya bahwa semua
materi terdiri dari eter, atau beberapa kombinasi dari empat unsur: tanah, air, udara, dan api.
Menurut Aristoteles, empat elemen terestrial ini mampu antar-transformasi dan bergerak
menuju tempat alami mereka, sehingga batu jatuh ke bawah menuju pusat kosmos, tetapi api
naik ke atas menuju keliling. Akhirnya, fisika Aristotelian menjadi sangat populer selama
berabad-abad di Eropa, menginformasikan perkembangan ilmiah dan skolastik dari Abad
Pertengahan . Ini tetap paradigma ilmiah utama di Eropa sampai saat Galileo Galilei dan
Isaac Newton .
Pada awal klasik Yunani, bahwa bumi adalah bola ("bulat"), umumnya dikenal oleh semua,
dan sekitar 240 SM, Eratosthenes (276-194 SM) secara akurat memperkirakan lingkar.
Berbeda dengan geosentris pandangan Aristoteles, Aristarchus dari Samos ( Yunani :..
Ἀρίσταρχος; c 310 - c 230 SM) disajikan argumen yang eksplisit untuk model heliosentris
dari tata surya , menempatkan Matahari, bukan Bumi, di pusat. Seleucus dari Seleukia ,
seorang pengikut teori heliosentris dari Aristarchus, menyatakan bahwa Bumi berputar
mengelilingi porosnya sendiri, yang pada gilirannya berkisar Matahari Meskipun argumen
yang digunakan hilang, Plutarch menyatakan bahwa Seleukus adalah yang pertama
membuktikan sistem heliosentris melalui penalaran.
Pada abad ke-3 SM, yang ahli matematika Yunani Archimedes dari Syracuse ( Yunani :
Ἀρχιμήδης (287-212 SM)-umumnya dianggap sebagai ahli matematika terbesar dari zaman
kuno dan salah satu yang terbesar sepanjang masa-meletakkan dasar-dasar hydrostatics ,
statika dan dihitung matematika yang mendasari tuas . Seorang ilmuwan terkemuka zaman
klasik, Archimedes juga mengembangkan sistem yang rumit dari katrol untuk memindahkan
objek besar dengan minimum usaha. The sekrup Archimedes ' mendasari hydroengineering
modern, dan mesin nya perang membantu menahan tentara Roma di Pertama Punic War .
Archimedes bahkan mencabik-cabik argumen Aristoteles dan metafisika, menunjukkan
bahwa itu tidak mungkin untuk matematika dan alam terpisah dan membuktikannya dengan
mengubah teori matematika dalam penemuan praktis. Selanjutnya, dalam karyanya On
Mengambang Badan , sekitar 250 SM, Archimedes mengembangkan hukum apung , juga
dikenal sebagai Prinsip Archimedes ' . Dalam matematika, Archimedes menggunakan metode
kelelahan untuk menghitung luas di bawah busur dari parabola dengan penjumlahan dari seri
terbatas, dan memberikan sangat perkiraan akurat dari pi . Ia juga mendefinisikan spiral
bantalan namanya , rumus untuk volume permukaan revolusi dan sistem cerdas untuk
mengekspresikan jumlah yang sangat besar. Ia juga mengembangkan prinsip-prinsip negara
keseimbangan dan pusat gravitasi , ide-ide yang akan mempengaruhi para ulama Islam,
Galileo, dan Newton.
Hipparchus (190-120 SM), dengan fokus pada astronomi dan matematika, menggunakan
teknik geometris yang canggih untuk memetakan gerakan bintang-bintang dan planet-planet,
bahkan memprediksi kali gerhana matahari akan terjadi. Selain itu, ia menambahkan
perhitungan jarak matahari dan bulan dari Bumi, berdasarkan perbaikan untuk instrumen
pengamatan yang digunakan pada saat itu. Lain dari yang paling terkenal dari fisikawan awal
adalah Ptolemy (90-168 M), salah satu pikiran yang mengarah pada masa Kekaisaran
Romawi . Ptolemy adalah penulis beberapa risalah ilmiah, setidaknya tiga dari yang
melanjutkan penting untuk kemudian Islam dan ilmu pengetahuan Eropa. Yang pertama
adalah risalah astronomi sekarang dikenal sebagai Almagest (dalam bahasa Yunani, Ἡ
Μεγάλη Σύνταξις, "The Great Risalah", awalnya Μαθηματικὴ Σύνταξις, "Matematika
Risalah"). Yang kedua adalah Geografi , yang merupakan diskusi mendalam tentang
pengetahuan geografis dunia Yunani-Romawi .
Sebagian besar akumulasi pengetahuan tentang dunia kuno itu hilang. Bahkan dari karya-
karya para pemikir yang lebih dikenal, beberapa fragmen selamat. Meskipun ia menulis
setidaknya empat belas buku, hampir tidak ada dari Hipparchus kerja langsung 'selamat. Dari
150 terkenal Aristoteles karya, hanya 30 ada, dan beberapa dari mereka adalah "sedikit lebih
dari catatan kuliah".
Informasi lebih lanjut: Sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi di Cina dan Sejarah ilmu
pengetahuan dan teknologi India
The Hindu-Arab sistem angka. Prasasti pada fatwa dari Ashoka (3 SM abad) menampilkan
sistem angka ini digunakan oleh Imperial Maurya .
Tradisi fisik dan matematika yang penting juga ada di Cina kuno dan ilmu India .
Dalam filsafat India , Maharishi Kanada adalah orang pertama yang secara sistematis
mengembangkan teori atomisme sekitar 200 SM [3] meskipun beberapa penulis telah
diberikan kepadanya era sebelumnya pada abad ke-6 SM. [4] [5] Hal ini dijabarkan lebih lanjut
oleh Buddha atomis Dharmakirti dan Dignāga selama 1 milenium CE. [6] Pakudha
Kaccayana , abad ke-6 SM filsuf India dan kontemporer dari Gautama Buddha , juga
mengemukakan gagasan tentang konstitusi atom dunia material. Filsuf ini percaya bahwa
unsur-unsur lain (kecuali eter) secara fisik teraba dan karenanya terdiri partikel kecil dari
materi. Partikel yang sangat kecil terakhir dari materi yang tidak dapat dibagi lagi yang
disebut Parmanu . Filsuf ini dianggap atom menjadi tidak bisa dihancurkan dan karenanya
abadi. Umat Buddha berpikir atom menjadi menit objek dapat dilihat dengan mata telanjang
yang datang menjadi ada dan lenyap dalam sekejap. The Waisesika sekolah filsuf percaya
bahwa atom adalah titik hanya di ruang . Teori tentang atom India adalah sangat abstrak dan
terperangkap dalam filsafat karena mereka didasarkan pada logika dan bukan pada
pengalaman pribadi atau eksperimen. Dalam astronomi India , Aryabhata 's Aryabhatiya (499
M) mengusulkan rotasi bumi , sedangkan Nilakantha Somayaji (1444-1544) dari sekolah
Kerala astronomi dan matematika mengusulkan model semi-heliosentris menyerupai Sistem
Tychonik .
Sebuah peta bintang dengan proyeksi silinder. Su Lagu peta 's star merupakan yang ada tertua
di cetak bentuk.
Studi tentang magnet di Cina Kuno tanggal kembali ke abad ke-4 SM. (Dalam Kitab Iblis
Lembah Master), [7] Seorang kontributor utama untuk bidang ini adalah Shen Kuo (1031-
1095), seorang ilmuwan polymath dan negarawan yang pertama untuk menggambarkan
kompas magnetik-jarum yang digunakan untuk navigasi, seperti serta menemukan konsep
utara sejati. Dalam optik, Shen Kuo mandiri mengembangkan kamera obscura . [8]
Ilmuwan Muslim
Selama periode waktu yang dikenal sebagai Dark Ages (5 sampai abad ke-15) di Eropa,
banyak kemajuan ilmiah terjadi di dunia Muslim. Penelitian ilmiah para ilmuwan Islam
sering diabaikan karena konflik dari Perang Salib dan "itu mungkin juga, bahwa banyak
sarjana di Renaissance kemudian meremehkan atau bahkan menyamar hubungan mereka ke
Timur Tengah untuk kedua alasan politik dan agama. " [ 9] The Islamic Abbasiyah khalifah
mengumpulkan banyak karya-karya klasik kuno dan telah mereka diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab dalam Rumah Kebijaksanaan di Baghdad , Irak . filosof Islam seperti Al-Kindi
(Alkindus), Al-Farabi (Alpharabius), dan Averroes (Ibn Rusyd) ditafsirkan kembali
pemikiran Yunani dalam konteks agama mereka. Ibnu Sina (980 - 1037), yang dikenal
dengan nama Latin Avicenna, adalah seorang peneliti medis dari Bukhara , Uzbekistan
bertanggung jawab atas kontribusi penting untuk disiplin fisika, optik, filsafat dan kedokteran
. Ia paling terkenal karena menulis The Canon of Medicine, teks yang digunakan untuk
mengajar dokter mahasiswa di Eropa sampai tahun 1600-an.
The Kekhalifahan Abbasiyah pada puncaknya, pada 830 CE
Kontribusi penting dibuat oleh Ibn al-Haytham (965 - 1040), seorang ahli matematika dari
Basra, Irak dianggap sebagai salah satu pendiri modern optik . Ptolemy dan Aristoteles
berteori bahwa cahaya baik bersinar dari mata untuk menerangi obyek atau cahaya yang
terpancar dari obyek itu sendiri, sedangkan al-Haytham (dikenal dengan nama Latin Alhazen)
menyarankan bahwa perjalanan cahaya untuk mata dalam sinar dari berbagai sudut pada
objek. Karya-karya Ibnu al-Haytham dan Abu Rayhan Biruni akhirnya diteruskan ke Eropa
Barat di mana mereka dipelajari oleh cendekiawan seperti Roger Bacon dan Witelo . [10] [11]
Omar Khayyām (1048-1131), seorang ilmuwan Persia, menghitung panjang tahun surya
untuk 10 tempat desimal dan hanya keluar oleh sepersekian detik bila dibandingkan dengan
perhitungan modern kita. Dia menggunakan ini untuk menyusun kalender dianggap lebih
akurat dibandingkan dengan kalender Gregorian yang datang bersama 500 tahun kemudian.
Dia diklasifikasikan sebagai salah satu yang pertama komunikator sains besar dunia - ia
dikatakan telah meyakinkan seorang Sufi theologist bahwa dunia berubah pada sumbu. Al-
Battani (858-929), dari Harran , Turki, dikembangkan lebih lanjut trigonometri (pertama
dikonseptualisasikan di Yunani Kuno) sebagai cabang independen matematika,
mengembangkan hubungan seperti tan θ = sin θ / cos θ. Pasukannya mengemudi adalah
untuk mendapatkan kemampuan untuk mencari Mekkah dari setiap titik geografis tertentu -
membantu dalam ritual Islam seperti pemakaman dan doa, yang mewajibkan peserta untuk
menghadapi kota suci, serta membuat ziarah ke Mekah (dikenal sebagai haji ) .
Selain itu, Nasir al-Din al-Tusi (1201-1274), seorang astronom dan ahli matematika dari
Baghdad, menulis Treasury Astronomi, meja sangat akurat dari gerakan planet yang
mereformasi model planet yang ada astronom Romawi Ptolemy dengan menjelaskan surat
edaran seragam gerak semua planet di orbitnya. Karya ini menyebabkan penemuan
kemudian, oleh salah seorang siswa, bahwa planet-planet benar-benar memiliki orbit elips.
Copernicus kemudian mengambil banyak dari karya al-Din al-Tusi dan murid-muridnya, tapi
tanpa pengakuan. [9] The bertahap chipping jauh dari sistem Ptolemaic membuka jalan bagi
gagasan revolusioner bahwa bumi benar-benar mengorbit Matahari ( heliocentrism ) . Jabir
bin Hayyan (721-815) adalah seorang ahli kimia dan alkemis dari Iran yang, dalam usahanya
untuk membuat emas dari logam lainnya, ditemukan asam kuat seperti sulfat , klorida dan
asam nitrat . Dia juga orang pertama yang mengidentifikasi satu-satunya zat yang dapat larut
emas - regia aqua (air kerajaan) - campuran volatile asam klorida dan nitrat. Hal ini
diperdebatkan apakah Jabir adalah orang pertama yang menggunakan atau menggambarkan
distilasi, tapi dia pasti yang pertama untuk melakukan itu di laboratorium menggunakan
alembic (dari 'al-inbiq'). Matematikawan Persia paling terkenal dianggap Muḥammad ibn
Musa al-Khawarizmi (780-850), yang menghasilkan panduan yang komprehensif untuk
sistem penomoran yang dikembangkan dari sistem Brahmi di India, dengan hanya
menggunakan 10 digit (0-9, jadi- yang disebut "angka Arab"). Al-Khwarizmi juga
menggunakan aljabar kata ('al-jabr') untuk menggambarkan operasi matematika yang
diperkenalkan, seperti menyeimbangkan persamaan, yang membantu dalam beberapa
masalah.
Kesadaran karya-karya kuno kembali masuk Barat melalui terjemahan dari bahasa Arab ke
bahasa Latin . Mereka re-introduksi, dikombinasikan dengan Yahudi-Islam komentar
teologis, memiliki pengaruh yang besar pada filsuf abad pertengahan seperti Thomas Aquinas
. sarjana Eropa Scholastic , yang berusaha untuk mendamaikan filsafat para filsuf klasik kuno
dengan teologi Kristen , menyatakan Aristoteles pemikir terbesar dunia kuno. Dalam kasus di
mana mereka tidak secara langsung bertentangan dengan Alkitab, fisika Aristotelian menjadi
fondasi bagi penjelasan fisik dari Gereja Eropa.
Berdasarkan fisika Aristoteles, Scholastic fisika dijelaskan hal-hal sebagai bergerak sesuai
dengan sifat dasar mereka. Benda-benda langit yang digambarkan sebagai bergerak dalam
lingkaran, karena gerakan melingkar sempurna dianggap sebagai properti bawaan objek yang
ada di alam tidak rusak dengan bola langit . The teori dorongan , nenek moyang dengan
konsep inersia dan momentum , dikembangkan di sepanjang baris yang sama oleh filsuf abad
pertengahan seperti John Philoponus dan Jean Buridan . Gerakan bawah lingkup lunar
dipandang sebagai tidak sempurna, dan dengan demikian tidak bisa diharapkan untuk
menunjukkan gerak yang konsisten. Gerak yang lebih ideal dalam "duniawi" dunia hanya
bisa dicapai melalui kecerdasan , dan sebelum abad ke-17, banyak yang tidak melihat
percobaan buatan sebagai sarana yang sah untuk belajar tentang alam. Penjelasan fisik di
alam duniawi berkisar kecenderungan. Batu mengandung unsur tanah, dan benda-benda
duniawi cenderung bergerak dalam garis lurus menuju pusat bumi (dan alam semesta dalam
pandangan geosentris Aristotelian) kecuali dicegah dari melakukannya.
Revolusi ilmiah
Selama berabad-abad ke-16 dan ke-17, kemajuan besar dari kemajuan ilmu pengetahuan yang
dikenal sebagai revolusi ilmiah terjadi di Eropa. Ketidakpuasan dengan pendekatan filosofis
yang lebih tua telah dimulai sebelumnya dan telah menghasilkan perubahan lain dalam
masyarakat, seperti Reformasi Protestan , tapi revolusi dalam ilmu dimulai ketika filsuf alam
mulai me-mount serangan berkelanjutan pada Scholastic Program filosofis dan menyangka
bahwa skema deskriptif matematika diadopsi dari bidang seperti mekanika dan astronomi
benar-benar bisa menghasilkan karakterisasi berlaku universal gerak dan konsep lainnya.
Nicolaus Copernicus
Astronom Polandia Nicolaus Copernicus diingat untuk pengembangan tentang heliosentris
model Tata Surya
Artikel utama: Nicolaus Copernicus , Tycho Brahe dan Johannes Kepler
Sebuah terobosan besar dalam astronomi dibuat oleh astronom Polandia Nicolaus Copernicus
(1473-1543), yang diusulkan pada tahun 1543 dengan model heliosentris dari Tata Surya .
Teori ini menyatakan bahwa bumi mengorbit mengelilingi matahari dengan badan-badan lain
di galaksi bumi (kelompok besar dari bintang dan benda lainnya). Teori heliosentris ini
bertentangan dengan ide-ide dari astronom Yunani-Mesir Ptolemy (abad ke-2 Masehi), yang
menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta. The sistem Ptolemaic telah diterima
selama lebih dari 1.400 tahun. Pada 270 SM Yunani astronom Aristarchus dari Samos (c 310
-.. c 230 SM) telah menyarankan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, tapi konsep
Copernicus 'adalah orang pertama yang diterima sebagai kemungkinan ilmiah yang valid.
Buku Copernicus, De revolutionibus orbium coelestium (Pada Revolusi dari Spheres
Surgawi), yang diterbitkan sebelum kematiannya pada 1543, sering dianggap sebagai titik
awal dari astronomi modern dan pencerahan mendefinisikan yang mulai revolusi ilmiah.
Setelah membuat asumsi bahwa Matahari berada di pusat alam semesta, Copernicus
menyadari bahwa menghitung tabel gerak planet (grafik matematika yang menggambarkan
pergerakan planet-planet) adalah jauh lebih mudah dan lebih akurat. Copernicus 'baru
perspektif-bersama dengan pengamatan akurat Tycho Brahe -adalah digunakan oleh
astronom Jerman Johannes Kepler (1571-1630) merumuskan undang-undang tentang gerakan
planet yang masih diterima saat ini. Di antara hukum Kepler adalah gagasan bahwa orbit
planet yang elips daripada lingkaran sempurna.
Galileo Galilei
Studi awal Galileo di Universitas Pisa berada dalam pengobatan, namun dia segera ditarik
untuk matematika dan fisika. Pada usia 19, di katedral Pisa, ia waktunya osilasi lampu
berayun melalui ketukan pulsa dan menemukan waktu untuk setiap ayunan harus sama, tidak
peduli apa amplitudo osilasi, sehingga menemukan Sifat isochronal dari pendulum , yang ia
diverifikasi oleh eksperimen. Galileo segera menjadi dikenal melalui penemuannya
keseimbangan hidrostatik dan risalahnya pada pusat gravitasi tubuh padat. Sementara
mengajar (1589-1592) di Universitas Pisa, ia memulai eksperimen tentang hukum tubuh
bergerak, yang membawa hasil sehingga bertentangan dengan ajaran yang diterima dari
Aristoteles bahwa antagonisme yang kuat terangsang. Ia menemukan bahwa tubuh tidak jatuh
dengan kecepatan sebanding dengan mereka bobot . Kisah terkenal di mana Galileo
dikatakan telah menjatuhkan bobot dari Menara Miring Pisa adalah apokrif, tapi ia
menemukan bahwa jalan proyektil adalah parabola , dan dia dikreditkan dengan kesimpulan
bayangan hukum Newton tentang gerak (seperti menemukan milik inersia ). Salah satunya
yang sekarang dikenal sebagai Galilea relativitas : dasarnya pertama dirumuskan secara tepat
pernyataan tentang sifat-sifat ruang-waktu di luar geometri ruang tiga dimensi .
Montase Jupiter 's empat bulan Galilean, dalam gambar komposit membandingkan ukuran
mereka dan ukuran Jupiter. Dari atas ke bawah: Io , Europa , Ganymede , Callisto
Galileo telah disebut sebagai "Bapak pengamatan modern Astronomi ", [12] "bapak yang
modern fisika ", [13] "bapak ilmu pengetahuan ", [13] dan "Bapa Ilmu Pengetahuan Modern". [14]
Stephen Hawking mengatakan, "Galileo, mungkin lebih daripada satu orang lainnya,
bertanggung jawab atas kelahiran ilmu pengetahuan modern." [15] dukungan Galileo bumi
berputar mengelilingi matahari itu kontroversial, karena kebanyakan orang percaya pada
geosentris model atau Tychonic sistem . Dia diadili oleh Inkuisisi , ditemukan "tersangka
keras bid'ah", dipaksa untuk mengakui kesalahan, dan menghabiskan sisa hidupnya di bawah
tahanan rumah.
Kontribusi yang Galileo dibuat untuk astronomi pengamatan meliputi konfirmasi teleskopik
dari fase Venus , yang 1.609 penemuan empat satelit terbesar Jupiter (bernama Galilea bulan
untuk menghormatinya), dan pengamatan dan analisis bintik matahari . Galileo juga bekerja
di ilmu terapan dan teknologi, menciptakan sebuah militer ditingkatkan kompas dan
instrumen lainnya. Galileo menggunakan penemuan teleskopik tentang bulan-bulan Jupiter,
yang dipublikasikan dalam bukunya Sidereus Nuncius pada 1610, untuk mendapatkan posisi
di Medici pengadilan dengan judul ganda matematika dan filsuf. Sebagai seorang filsuf
pengadilan, ia diharapkan untuk terlibat dalam perdebatan dengan para filsuf dalam tradisi
Aristotelian, dan menerima khalayak yang besar untuk publikasi sendiri, seperti The Assayer
dan Wacana dan Demonstrasi Matematika Mengenai Dua Ilmu Baru , yang diterbitkan di
luar negeri setelah dia ditempatkan di bawah tahanan rumah untuk publikasi tentang Dialog
Menyangkut Kepala Dua Sistem Dunia tahun 1632. [16] [17] bunga Galileo dalam eksperimen
mekanik dan deskripsi matematika bergerak membentuk tradisi filsafat alam baru yang
berfokus pada eksperimen. Tradisi ini, menggabungkan dengan penekanan non-matematika
pada koleksi "sejarah eksperimental" oleh reformis filosofis seperti William Gilbert dan
Francis Bacon , menarik berikut yang signifikan di tahun-tahun menjelang dan setelah
kematian Galileo, termasuk Evangelista Torricelli dan peserta di Accademia del Cimento di
Italia, Marin Mersenne dan Blaise Pascal di Perancis, Christiaan Huygens di Belanda; dan
Robert Hooke dan Robert Boyle di Inggris.
René Descartes
Perancis filsuf Rene Descartes (1596-1650) adalah baik terhubung ke, dan berpengaruh
dalam, jaringan filsafat eksperimental hari. Descartes memiliki agenda yang lebih ambisius,
namun, yang diarahkan untuk mengganti tradisi filsafat Scholastic sama sekali.
Mempertanyakan realitas ditafsirkan melalui indera, Descartes berusaha untuk membangun
kembali skema jelas filosofis dengan mengurangi semua fenomena yang dirasakan menjadi
disebabkan oleh gerakan laut yang tak terlihat "corpuscles". (Khususnya, dia milik pemikiran
manusia dan Tuhan dari rencananya, memegang ini menjadi terpisah dari alam semesta fisik).
Dalam mengusulkan kerangka filosofis ini, Descartes menganggap bahwa berbagai jenis
gerakan, seperti yang dari planet dibandingkan yang objek terestrial, tidak berbeda secara
mendasar, tapi hanyalah manifestasi yang berbeda dari rantai tak berujung gerakan sel hidup
mematuhi prinsip-prinsip universal. Terutama berpengaruh adalah penjelasannya untuk
gerakan melingkar astronomi dalam hal gerakan pusaran sel-sel dalam ruang (Descartes
berpendapat, sesuai dengan keyakinan, jika tidak metode, dari skolastik, bahwa vakum tidak
bisa ada), dan penjelasan tentang gravitasi dalam hal corpuscles memasukkan benda ke
bawah. [18] [19] [20]
Descartes, seperti Galileo, yakin akan pentingnya penjelasan matematika, dan ia dan para
pengikutnya tokoh kunci dalam pengembangan matematika dan geometri dalam abad ke-17.
Deskripsi matematika Cartesian gerak menyatakan bahwa semua formulasi matematika harus
dibenarkan dalam hal tindakan fisik langsung, posisi yang dipegang oleh Huygens dan filsuf
Jerman Gottfried Leibniz , yang, saat mengikuti tradisi Cartesian, mengembangkan alternatif
filosofis sendiri untuk SKOLASTIK, yang ia diuraikan pada tahun 1714 karyanya, The
Monadology . Descartes telah dijuluki "Bapak Filsafat Modern ', dan masih banyak
selanjutnya filsafat Barat adalah respon terhadap tulisan-tulisannya, yang dipelajari erat
dengan hari ini. Secara khusus, ia Meditasi Filsafat Pertama terus menjadi teks standar di
sebagian besar departemen filsafat universitas. Pengaruh Descartes dalam matematika sama
jelas; yang Cartesian sistem koordinat - memungkinkan persamaan aljabar untuk dinyatakan
sebagai bentuk geometris dalam sistem koordinat dua dimensi - bernama setelah dia. Dia
dikreditkan sebagai bapak geometri analitis , jembatan antara aljabar dan geometri , penting
untuk penemuan kalkulus dan analisis .
Akhir abad ke-18 ke-17 dan awal melihat prestasi sosok terbesar dari Revolusi Ilmiah:
Cambridge University fisikawan dan matematikawan Sir Isaac Newton (1642-1727),
dianggap oleh banyak untuk menjadi yang terbesar dan paling berpengaruh ilmuwan yang
pernah hidup. Newton, sesama dari Royal Society of England , dikombinasikan penemuan
sendiri dalam mekanika dan astronomi dengan yang sebelumnya untuk menciptakan sebuah
sistem tunggal untuk menggambarkan cara kerja alam semesta. Newton merumuskan tiga
hukum gerak dan hukum gravitasi universal , yang terakhir yang dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku tidak hanya jatuh tubuh di bumi tetapi juga planet dan benda langit
lainnya di langit. Untuk sampai pada hasilnya, Newton menemukan salah satu bentuk cabang
yang sama sekali baru matematika: kalkulus (juga ditemukan secara independen oleh
Gottfried Leibniz ), yang menjadi alat penting dalam banyak perkembangan selanjutnya di
sebagian besar cabang fisika. Temuan Newton yang ditetapkan dalam bukunya Philosophiae
Naturalis Principia Mathematica (Prinsip Matematika Filsafat Alam), publikasi yang pada
1687 menandai awal dari periode modern mekanika dan astronomi.
Newton mampu membantah tradisi mekanik Cartesian bahwa semua gerakan harus dijelaskan
sehubungan dengan kekuatan langsung diberikan oleh sel-sel. Menggunakan tiga hukum
gerak dan hukum gravitasi universal, Newton dihapus gagasan bahwa benda mengikuti jalur
ditentukan oleh bentuk alami dan bukan menunjukkan bahwa tidak hanya secara teratur
diamati jalan, tetapi semua gerakan masa depan badan bisa disimpulkan secara matematis
didasarkan pada pengetahuan gerakan yang ada, mereka massa , dan kekuatan yang bekerja
pada mereka. Namun, mengamati gerakan langit tidak tepat sesuai dengan pengobatan
Newtonian, dan Newton, yang juga sangat tertarik pada teologi , membayangkan bahwa
Tuhan campur tangan untuk menjamin stabilitas lanjutan dari tata surya.
Gottfried Leibniz (1646-1716)
Newton built the first functioning reflecting telescope [ 24 ] and developed a theory of color
(published in his work Opticks ) based on the observation that a prism decomposes white
light into the many colours that form the visible spectrum . While Newton explained light as
being composed of tiny particles, a rival theory of light which explained its behavior in terms
of waves was presented in 1690 by Christiaan Huygens . However, the belief in the
mechanistic philosophy together with the great weight of Newton's reputation was such that
the wave theory gained relatively little support until the 19th century. Isaac Newton also
formulated an empirical law of cooling and studied the speed of sound . He also demonstrated
the generalised binomial theorem , developed Newton's method for approximating the roots
of a function , and contributed to the study of power series . Newton's work on infinite series
was inspired by Simon Stevin 's decimals. [ 25 ] Most importantly, Newton showed that the
motions of objects on Earth and of celestial bodies are governed by the same set of natural
laws, which were neither capricious nor malevolent. By demonstrating the consistency
between Kepler's laws of planetary motion and his own theory of gravitation, Newton also
removed the last doubts about heliocentrism. By bringing together all the ideas set forth
during the Scientific Revolution, Newton effectively established the foundation for modern
society in mathematics and science.
Other achievements
Other branches of physics also received attention during the period of the Scientific
Revolution. Wilbert Gilbert , court physician to Queen Elizabeth I , published an important
work on magnetism in 1600, describing how the earth itself behaves like a giant magnet.
Robert Boyle (1627–91) studied the behavior of gases enclosed in a chamber and formulated
the gas law named for him ; he also contributed to physiology and to the founding of modern
chemistry. Another important factor in the scientific revolution was the rise of learned
societies and academies in various countries. The earliest of these were in Italy and Germany
and were short-lived. More influential were the Royal Society of England (1660) and the
Academy of Sciences in France (1666). The former was a private institution in London and
included such scientists as John Wallis , William Brouncker , Thomas Sydenham , John
Mayow , and Christopher Wren (who contributed not only to architecture but also to
astronomy and anatomy); the latter, in Paris, was a government institution and included as a
foreign member the Dutchman Huygens. In the 18th century, important royal academies were
established at Berlin (1700) and at St. Petersburg (1724). The societies and academies
provided the principal opportunities for the publication and discussion of scientific results
during and after the scientific revolution. In 1690, James Bernoulli showed that the cycloid is
the solution to the tautochrone problem. In 1691, Johann Bernoulli showed that a chain freely
suspended from two points will form a catenary . In 1691, James Bernoulli showed that the
catenary curve has the lowest center of gravity that any chain hung from two fixed points can
have. In 1696, Johann Bernoulli showed that the cycloid is the solution to the brachistochrone
problem.
Early thermodynamics
A precursor of the engine was designed by the German scientist Otto von Guericke who, in
1650, designed and built the world's first vacuum pump and created the world's first ever
vacuum known as the Magdeburg hemispheres experiment. He was driven to make a vacuum
to disprove Aristotle 's long-held supposition that 'Nature abhors a vacuum' . Shortly
thereafter, Irish physicist and chemist Boyle had learned of Guericke's designs and in 1656,
in coordination with English scientist Robert Hooke , built an air pump. Using this pump,
Boyle and Hooke noticed the pressure-volume correlation for a gas: PV = k , where P is
pressure , V is volume and k is a constant: this relationship is known as Boyle's Law . In that
time, air was assumed to be a system of motionless particles, and not interpreted as a system
of moving molecules. The concept of thermal motion came two centuries later. Therefore
Boyle's publication in 1660 speaks about a mechanical concept: the air spring. [ 26 ] Later, after
the invention of the thermometer, the property temperature could be quantified. This tool
gave Gay-Lussac the opportunity to derive his law , which led shortly later to the ideal gas
law . But, already before the establishment of the ideal gas law, an associate of Boyle's
named Denis Papin built in 1679 a bone digester, which is a closed vessel with a tightly
fitting lid that confines steam until a high pressure is generated.
Later designs implemented a steam release valve to keep the machine from exploding. By
watching the valve rhythmically move up and down, Papin conceived of the idea of a piston
and cylinder engine. He did not however follow through with his design. Nevertheless, in
1697, based on Papin's designs, engineer Thomas Savery built the first engine. Although
these early engines were crude and inefficient, they attracted the attention of the leading
scientists of the time. Hence, prior to 1698 and the invention of the Savery Engine , horses
were used to power pulleys, attached to buckets, which lifted water out of flooded salt mines
in England. In the years to follow, more variations of steam engines were built, such as the
Newcomen Engine , and later the Watt Engine . In time, these early engines would eventually
be utilized in place of horses. Thus, each engine began to be associated with a certain amount
of "horse power" depending upon how many horses it had replaced. The main problem with
these first engines was that they were slow and clumsy, converting less than 2% of the input
fuel into useful work. In other words, large quantities of coal (or wood) had to be burned to
yield only a small fraction of work output. Hence the need for a new science of engine
dynamics was born.
18th-century developments
During the 18th century, the mechanics founded by Newton was developed by several
scientists as more mathematicians learned calculus and elaborated upon its initial
formulation. The application of mathematical analysis to problems of motion was known as
rational mechanics, or mixed mathematics (and was later termed classical mechanics ).
Mekanika
In 1714, Brook Taylor derived the fundamental frequency of a stretched vibrating string in
terms of its tension and mass per unit length by solving a differential equation . The Swiss
mathematician Daniel Bernoulli (1700–1782) made important mathematical studies of the
behavior of gases, anticipating the kinetic theory of gases developed more than a century
later, and has been referred to as the first mathematical physicist. [ 27 ] In 1733, Daniel
Bernoulli derived the fundamental frequency and harmonics of a hanging chain by solving a
differential equation. In 1734, Bernoulli solved the differential equation for the vibrations of
an elastic bar clamped at one end. Bernoulli's treatment of fluid dynamics and his
examination of fluid flow was introduced in his 1738 work Hydrodynamica .
In 1739, Leonhard Euler solved the ordinary differential equation for a forced harmonic
oscillator and noticed the resonance phenomenon. In 1742, Colin Maclaurin discovered his
uniformly rotating self-gravitating spheroids. British work, carried on by mathematicians
such as Taylor and Maclaurin, fell behind Continental developments as the century
progressed. Meanwhile, work flourished at scientific academies on the Continent, led by such
mathematicians as Bernoulli, Euler, Lagrange, Laplace, and Legendre . In 1743, Jean le Rond
d'Alembert published his "Traite de Dynamique", in which he introduces the concept of
generalized forces for accelerating systems and systems with constraints. In 1747, Pierre
Louis Maupertuis applied minimum principles to mechanics. In 1759, Euler solved the partial
differential equation for the vibration of a rectangular drum. In 1764, Euler examined the
partial differential equation for the vibration of a circular drum and found one of the Bessel
function solutions. In 1776, John Smeaton published a paper on experiments relating power,
work , momentum and kinetic energy , and supporting the conservation of energy . In 1788,
Joseph Louis Lagrange presented Lagrange's equations of motion in Mécanique Analytique .
In 1789, Antoine Lavoisier states the law of conservation of mass . Newton's mechanics
received brilliant exposition in both Lagrange's 1788 work and the Celestial Mechanics
(1799–1825) of Pierre-Simon Laplace
Termodinamika
During the 18th century, thermodynamics was developed through the theories of weightless
"imponderable fluids" , such as heat ("caloric"), electricity , and phlogiston (which was
rapidly overthrown as a concept following Lavoisier's identification of oxygen gas late in the
century). Assuming that these concepts were real fluids, their flow could be traced through a
mechanical apparatus or chemical reactions. This tradition of experimentation led to the
development of new kinds of experimental apparatus, such as the Leyden Jar ; and new kinds
of measuring instruments, such as the calorimeter , and improved versions of old ones, such
as the thermometer . Experiments also produced new concepts, such as the University of
Glasgow experimenter Joseph Black 's notion of latent heat and Philadelphia intellectual
Benjamin Franklin 's characterization of electrical fluid as flowing between places of excess
and deficit (a concept later reinterpreted in terms of positive and negative charges ). Franklin
also showed that lightning is electricity in 1752.
The accepted theory of heat in the 18th century viewed it as a kind of fluid, called caloric ;
although this theory was later shown to be erroneous, a number of scientists adhering to it
nevertheless made important discoveries useful in developing the modern theory, including
Joseph Black (1728–99) and Henry Cavendish (1731–1810). Opposed to this caloric theory,
which had been developed mainly by the chemists, was the less accepted theory dating from
Newton's time that heat is due to the motions of the particles of a substance. This mechanical
theory gained support in 1798 from the cannon-boring experiments of Count Rumford (
Benjamin Thompson ), who found a direct relationship between heat and mechanical energy.
While it was recognized early in the 18th century that finding absolute theories of
electrostatic and magnetic force akin to Newton's principles of motion would be an important
achievement, none were forthcoming. This impossibility only slowly disappeared as
experimental practice became more widespread and more refined in the early years of the
19th century in places such as the newly established Royal Institution in London. Meanwhile,
the analytical methods of rational mechanics began to be applied to experimental phenomena,
most influentially with the French mathematician Joseph Fourier 's analytical treatment of the
flow of heat, as published in 1822. [ 29 ] [ 30 ] [ 31 ] Joseph Priestley proposed an electrical inverse-
square law in 1767, and Charles-Augustin de Coulomb introduced the inverse-square law of
electrostatics in 1798.
At the end of the century, the members of the French Academy of Sciences had attained clear
dominance in the field. [ 23 ] [ 32 ] [ 33 ] [ 34 ] At the same time, the experimental tradition
established by Galileo and his followers persisted. The Royal Society and the French
Academy of Sciences were major centers for the performance and reporting of experimental
work. Experiments in mechanics, optics, magnetism , static electricity , chemistry , and
physiology were not clearly distinguished from each other during the 18th century, but
significant differences in explanatory schemes and, thus, experiment design were emerging.
Chemical experimenters, for instance, defied attempts to enforce a scheme of abstract
Newtonian forces onto chemical affiliations, and instead focused on the isolation and
classification of chemical substances and reactions. [ 35 ]
Abad ke-19
In 1800, Alessandro Volta invented the electric battery (known of the voltaic pile ) and thus
improved the way electric currents could also be studied. A year later, Thomas Young
demonstrated the wave nature of light—which received strong experimental support from the
work of Augustin-Jean Fresnel —and the principle of interference. In 1813, Peter Ewart
supported the idea of the conservation of energy in his paper On the measure of moving
force . In 1820, Hans Christian Ørsted found that a current-carrying conductor gives rise to a
magnetic force surrounding it, and within a week after Ørsted's discovery reached France,
André-Marie Ampère discovered that two parallel electric currents will exert forces on each
other. In 1821, William Hamilton began his analysis of Hamilton's characteristic function. In
1821, Michael Faraday built an electricity-powered motor, while Georg Ohm stated his law
of electrical resistance in 1826, expressing the relationship between voltage, current, and
resistance in an electric circuit. A year later, botanist Robert Brown discovered Brownian
motion : pollen grains in water undergoing movement resulting from their bombardment by
the fast-moving atoms or molecules in the liquid. In 1829, Gaspard Coriolis introduced the
terms of work (force times distance) and kinetic energy with the meanings they have today.
In 1831 Faraday (and independently Joseph Henry ) discovered the reverse effect, the
production of an electric potential or current through magnetism – known as electromagnetic
induction ; these two discoveries are the basis of the electric motor and the electric generator,
respectively. In 1834, Carl Jacobi discovered his uniformly rotating self-gravitating ellipsoids
. In 1834, John Russell observed a nondecaying solitary water wave ( soliton ) in the Union
Canal near Edinburgh and used a water tank to study the dependence of solitary water wave
velocities on wave amplitude and water depth. In 1835, William Hamilton stated Hamilton's
canonical equations of motion . In the same year, Gaspard Coriolis examined theoretically the
mechanical efficiency of waterwheels, and deduced the Coriolis effect . In 1841, Julius
Robert von Mayer , an amateur scientist, wrote a paper on the conservation of energy but his
lack of academic training led to its rejection. In 1842, Christian Doppler proposed the
Doppler effect . In 1847, Hermann von Helmholtz formally stated the law of conservation of
energy. In 1851, Léon Foucault showed the Earth's rotation with a huge pendulum ( Foucault
pendulum ).
There were important advances in continuum mechanics in the first half of the century,
namely formulation of laws of elasticity for solids and discovery of Navier–Stokes equations
for fluids.
Laws of thermodynamics
In the 19th century, the connection between heat and mechanical energy was established
quantitatively by Julius Robert von Mayer and James Prescott Joule , who measured the
mechanical equivalent of heat in the 1840s. In 1849, Joule published results from his series of
experiments (including the paddlewheel experiment) which show that heat is a form of
energy, a fact that was accepted in the 1850s. The relation between heat and energy was
important for the development of steam engines, and in 1824 the experimental and theoretical
work of Sadi Carnot was published. Carnot captured some of the ideas of thermodynamics in
his discussion of the efficiency of an idealized engine. Sadi Carnot's work provided a basis
for the formulation of the first law of thermodynamics —a restatement of the law of
conservation of energy —which was stated around 1850 by William Thomson , later known
as Lord Kelvin, and Rudolf Clausius . Lord Kelvin, who had extended the concept of absolute
zero from gases to all substances in 1848, drew upon the engineering theory of Lazare Carnot
, Sadi Carnot, and Émile Clapeyron –as well as the experimentation of James Prescott Joule
on the interchangeability of mechanical, chemical, thermal, and electrical forms of work—to
formulate the first law.
Kelvin and Clausius also stated the second law of thermodynamics , which was originally
formulated in terms of the fact that heat does not spontaneously flow from a colder body to a
hotter. Other formulations followed quickly (for example, the second law was expounded in
Thomson and Peter Guthrie Tait 's influential work Treatise on Natural Philosophy ) and
Kelvin in particular understood some of the law's general implications. The second Law was
the idea that gases consist of molecules in motion had been discussed in some detail by
Daniel Bernoulli in 1738, but had fallen out of favor, and was revived by Clausius in 1857. In
1850, Hippolyte Fizeau and Léon Foucault measured the speed of light in water and find that
it is slower than in air, in support of the wave model of light. In 1852, Joule and Thomson
demonstrated that a rapidly expanding gas cools, later named the Joule–Thomson effect or
Joule–Kelvin effect. Hermann von Helmholtz puts forward the idea of the heat death of the
universe in 1854, the same year that Clausius established the importance of dQ/T ( Clausius's
theorem ) (though he did not yet name the quantity).
In 1859, James Clerk Maxwell discovered the distribution law of molecular velocities .
Maxwell showed that electric and magnetic fields are propagated outward from their source
at a speed equal to that of light and that light is one of several kinds of electromagnetic
radiation, differing only in frequency and wavelength from the others. In 1859, Maxwell
worked out the mathematics of the distribution of velocities of the molecules of a gas. The
wave theory of light was widely accepted by the time of Maxwell's work on the
electromagnetic field, and afterward the study of light and that of electricity and magnetism
were closely related. In 1864 James Maxwell published his papers on a dynamical theory of
the electromagnetic field, and stated that light is an electromagnetic phenomenon in the 1873
publication of Maxwell's Treatise on Electricity and Magnetism . This work drew upon
theoretical work by German theoreticians such as Carl Friedrich Gauss and Wilhelm Weber .
The encapsulation of heat in particulate motion, and the addition of electromagnetic forces to
Newtonian dynamics established an enormously robust theoretical underpinning to physical
observations.
The prediction that light represented a transmission of energy in wave form through a "
luminiferous ether ", and the seeming confirmation of that prediction with Helmholtz student
Heinrich Hertz 's 1888 detection of electromagnetic radiation , was a major triumph for
physical theory and raised the possibility that even more fundamental theories based on the
field could soon be developed. [ 36 ] [ 37 ] [ 38 ] [ 39 ] Experimental confirmation of Maxwell's theory
was provided by Hertz, who generated and detected electric waves in 1886 and verified their
properties, at the same time foreshadowing their application in radio, television, and other
devices. In 1887, Heinrich Hertz discovered the photoelectric effect . Research on the
transmission of electromagnetic waves began soon after, with many scientists and inventors
conducting experiments during the 1890s leading to the first successful commercial wireless
telegraphy system developed by Guglielmo Marconi at the end of that decade [ 40 ] (see
invention of radio ).
The atomic theory of matter had been proposed again in the early 19th century by the chemist
John Dalton and became one of the hypotheses of the kinetic-molecular theory of gases
developed by Clausius and James Clerk Maxwell to explain the laws of thermodynamics. The
kinetic theory in turn led to the statistical mechanics of Ludwig Boltzmann (1844–1906) and
Josiah Willard Gibbs (1839–1903), which held that energy (including heat) was a measure of
the speed of particles. Interrelating the statistical likelihood of certain states of organization
of these particles with the energy of those states, Clausius reinterpreted the dissipation of
energy to be the statistical tendency of molecular configurations to pass toward increasingly
likely, increasingly disorganized states (coining the term " entropy " to describe the
disorganization of a state). The statistical versus absolute interpretations of the second law of
thermodynamics set up a dispute that would last for several decades (producing arguments
such as " Maxwell's demon "), and that would not be held to be definitively resolved until the
behavior of atoms was firmly established in the early 20th century. [ 41 ] [ 42 ] In 1902, James
Jeans found the length scale required for gravitational perturbations to grow in a static nearly
homogeneous medium.
At the end of the 19th century, physics had evolved to the point at which classical mechanics
could cope with highly complex problems involving macroscopic situations; thermodynamics
and kinetic theory were well established; geometrical and physical optics could be understood
in terms of electromagnetic waves; and the conservation laws for energy and momentum (and
mass) were widely accepted. So profound were these and other developments that it was
generally accepted that all the important laws of physics had been discovered and that,
henceforth, research would be concerned with clearing up minor problems and particularly
with improvements of method and measurement. However, around 1900 serious doubts arose
about the completeness of the classical theories—the triumph of Maxwell's theories, for
example, was undermined by inadequacies that had already begun to appear—and their
inability to explain certain physical phenomena, such as the energy distribution in blackbody
radiation and the photoelectric effect , while some of the theoretical formulations led to
paradoxes when pushed to the limit. Prominent physicists such as Hendrik Lorentz , Emil
Cohn , Ernst Wiechert and Wilhelm Wien believed that some modification of Maxwell's
equations might provide the basis for all physical laws. These shortcomings of classical
physics were never to be resolved and new ideas were required. At the beginning of the 20th
century a major revolution shook the world of physics, which led to a new era, generally
referred to as modern physics . [ 43 ]
Radiation experiments
JJ Thomson (1856–1940) was a British physicist who discovered electrons and isotopes , and
invented the mass spectrometer. Thomson was awarded the 1906 Nobel Prize in Physics.
In the 19th century, experimenters began to detect unexpected forms of radiation: Wilhelm
Röntgen caused a sensation with his discovery of X-rays in 1895; in 1896 Henri Becquerel
discovered that certain kinds of matter emit radiation on their own accord. In 1897, JJ
Thomson discovered the electron , and new radioactive elements found by Marie and Pierre
Curie raised questions about the supposedly indestructible atom and the nature of matter.
Marie and Pierre coined the term " radioactivity " to describe this property of matter, and
isolated the radioactive elements radium and polonium . Ernest Rutherford and Frederick
Soddy identified two of Becquerel's forms of radiation with electrons and the element
helium . Rutherford identified and named two types of radioactivity and in 1911 interpreted
experimental evidence as showing that the atom consists of a dense, positively charged
nucleus surrounded by negatively charged electrons. Classical theory, however, predicted that
this structure should be unstable. Classical theory had also failed to explain successfully two
other experimental results that appeared in the late 19th century. One of these was the
demonstration by Albert A. Michelson and Edward W. Morley —known as the Michelson–
Morley experiment —which showed there did not seem to be a preferred frame of reference,
at rest with respect to the hypothetical luminiferous ether, for describing electromagnetic
phenomena. Studies of radiation and radioactive decay continued to be a preeminent focus for
physical and chemical research through the 1930s, when the discovery of nuclear fission
opened the way to the practical exploitation of what came to be called "atomic" energy .
In 1905 a young, 26-year-old German physicist (then a Bern patent clerk) named Albert
Einstein (1879–1955), showed how measurements of time and space are affected by motion
between an observer and what is being observed. To say that Einstein's radical theory of
relativity revolutionized science is no exaggeration. Although Einstein made many other
important contributions to science, the theory of relativity alone represents one of the greatest
intellectual achievements of all time. Although the concept of relativity was not introduced
by Einstein, his major contribution was the recognition that the speed of light in a vacuum is
constant and an absolute physical boundary for motion. This does not have a major impact on
a person's day-to-day life since we travel at speeds much slower than light speed. For objects
travelling near light speed, however, the theory of relativity states that objects will move
slower and shorten in length from the point of view of an observer on Earth. Einstein also
derived the famous equation, E = mc 2 , which reveals the equivalence of mass and energy .
Special relativity
Albert Einstein (1879–1955), who proposed that gravitation was a result of the presence of
mass causing a curvature of space-time, which dictates a path that all freely-moving objects
must follow.
Informasi lebih lanjut: Sejarah relativitas khusus
Einstein argued that the speed of light was a constant in all inertial reference frames and that
electromagnetic laws should remain valid independent of reference frame—assertions which
rendered the ether "superfluous" to physical theory, and that held that observations of time
and length varied relative to how the observer was moving with respect to the object being
measured (what came to be called the " special theory of relativity "). It also followed that
mass and energy were interchangeable quantities according to the equation E = mc 2 . In another
paper published the same year, Einstein asserted that electromagnetic radiation was
transmitted in discrete quantities (" quanta "), according to a constant that the theoretical
physicist Max Planck had posited in 1900 to arrive at an accurate theory for the distribution
of blackbody radiation —an assumption that explained the strange properties of the
photoelectric effect .
Einstein had the genius to question it, and found that it was incorrect. Instead, each
"observer" necessarily makes use of their own scale of time. Furthermore, for two observers
in relative motion, their time-scales will differ. This induces a related effect on distance. Both
space and time become relative concepts, fundamentally dependent on the observer. Each
observer generates their own space-time framework or coordinate system. All observers have
equal validity, there being no absolute frame of reference. Motion is relative, but only relative
to other observers. What is absolute is stated in Einstein's first relativity postulate: "The basic
laws of physics are identical for two observers who have a constant relative velocity with
respect to each other."
The special relativity made a profound effect on physics: started as a rethinking of the theory
of electromagnetism, it found a new symmetry law of nature, now called Poincaré symmetry ,
that replaced the old Galilean (see above ) symmetry.
Special relativity exerted another long-lasting effect on dynamics . Although at the time it
was credited with the "unification of mass and energy", it is now evident that relativistic
dynamics established a firm distinction between rest mass , which is an intrinsic property of a
particle , and energy which, together with momentum , is a conserved quantity . The term
mass in particle physics underwent a semantic change , and since the late 20th century it
almost exclusively denotes the rest (or invariant ) mass . See mass in special relativity for the
full story.
Relativitas umum
In 1916 Einstein was able to generalise this further, to deal with all states of motion including
non-uniform acceleration, which became the general theory of relativity. In this theory
Einstein also specified a new concept, the curvature of space-time, which described the
gravitational effect at every point in space. In fact, the curvature of space-time completely
replaced Newton's universal law of gravitation. According to Einstein there was no such
thing as a gravitational force. Rather, the presence of a mass causes a curvature of space-time
in the vicinity of the mass, and this curvature dictates the space-time path that all freely-
moving objects must follow. It was also predicted from this theory that light should be
subject to gravity - all of which was verified experimentally. This aspect of relativity
explained the phenomena of light bending around the sun, predicted black holes as well as the
Cosmic microwave background radiation —a discovery rendering fundamental anomalies in
the classic Steady-State hypothesis. For his work on relativity, the photoelectric effect and
blackbody radiation, Einstein received the Nobel Prize in 1921.
The gradual acceptance of Einstein's theories of relativity and the quantized nature of light
transmission, and of Niels Bohr's model of the atom created as many problems as they
solved, leading to a full-scale effort to reestablish physics on new fundamental principles.
Expanding relativity to cases of accelerating reference frames (the " general theory of
relativity ") in the 1910s, Einstein posited an equivalence between the inertial force of
acceleration and the force of gravity, leading to the conclusion that space is curved and finite
in size, and the prediction of such phenomena as gravitational lensing and the distortion of
time in gravitational fields.
Mekanika kuantum
In 1905, Einstein used the quantum theory to explain the photoelectric effect, and in 1913 the
Danish physicist Niels Bohr used the same constant to explain the stability of Rutherford's
atom as well as the frequencies of light emitted by hydrogen gas. The quantized theory of the
atom gave way to a full-scale quantum mechanics in the 1920s. New principles of a
"quantum" rather than a "classical" mechanics, formulated in matrix-form by Werner
Heisenberg , Max Born , and Pascual Jordan in 1925, were based on the probabilistic
relationship between discrete "states" and denied the possibility of causality . Quantum
mechanics was extensively developed by Heisenberg, Wolfgang Pauli , Paul Dirac , and
Erwin Schrödinger , who established an equivalent theory based on waves in 1926; but
Heisenberg's 1927 " uncertainty principle " (indicating the impossibility of precisely and
simultaneously measuring position and momentum ) and the " Copenhagen interpretation " of
quantum mechanics (named after Bohr's home city) continued to deny the possibility of
fundamental causality, though opponents such as Einstein would metaphorically assert that
"God does not play dice with the universe". [ 44 ] The new quantum mechanics became an
indispensable tool in the investigation and explanation of phenomena at the atomic level.
Also in the 1920s, the Indian Scientist Satyendra Nath Bose 's work on photons and quantum
mechanics provided the foundation for Bose–Einstein statistics , the theory of the Bose–
Einstein condensate .
The spin–statistics theorem established that, in quantum mechanics, any particle may be
either a boson (that means its statistics is Bose–Einstein) or a fermion (that means its
statistics is Fermi–Dirac ). It was later found that all fundamental bosons transmit forces, like
the photon that transmits light.
Fermions are particles "like electrons and nucleons" and generally comprise the matter.
Fermi–Dirac statistics later found numerous applications from astrophysics (see degenerate
matter ) to semiconductors
As the philosophically inclined continued to debate the fundamental nature of the universe,
quantum theories continued to be produced, beginning with Paul Dirac 's formulation of a
relativistic quantum theory in 1928. However, attempts to quantize electromagnetic theory
entirely were stymied throughout the 1930s by theoretical formulations yielding infinite
energies. This situation was not considered adequately resolved until after World War II
ended, when Julian Schwinger , Richard Feynman , and Sin-Itiro Tomonaga independently
posited the technique of renormalization , which allowed for an establishment of a robust
quantum electrodynamics (QED). [ 45 ]
Meanwhile, new theories of fundamental particles proliferated with the rise of the idea of the
quantization of fields through " exchange forces " regulated by an exchange of short-lived
"virtual" particles , which were allowed to exist according to the laws governing the
uncertainties inherent in the quantum world. Notably, Hideki Yukawa proposed that the
positive charges of the nucleus were kept together courtesy of a powerful but short-range
force mediated by a particle intermediate in mass between the size of an electron and a proton
. This particle, called the " pion ", was identified in 1947, but it was part of a slew of particle
discoveries beginning with the neutron , the positron (a positively charged antimatter version
of the electron), and the muon (a heavier relative to the electron) in the 1930s, and continuing
after the war with a wide variety of other particles detected in various kinds of apparatus:
cloud chambers , nuclear emulsions , bubble chambers , and coincidence counters . At first
these particles were found primarily by the ionized trails left by cosmic rays , but were
increasingly produced in newer and more powerful particle accelerators . [ 46 ]
Einstein deemed that all fundamental interactions in nature can be explained in a single
theory. Unified field theories were numerous attempts to "merge" several interactions. One of
formulations of such theories (as well as field theories in general) is a gauge theory , a
generalization of the idea of symmetry. Eventually the Standard Model (see below)
succeeded in unification of strong, weak, and electromagnetic interactions. All attempts to
unify gravitation with something else failed.
Standard Model
The interaction of these particles by scattering and decay provided a key to new fundamental
quantum theories. Murray Gell-Mann and Yuval Ne'eman brought some order to these new
particles by classifying them according to certain qualities, beginning with what Gell-Mann
referred to as the " Eightfold Way ". While its further development, the quark model , at first
seemed inadequate to describe strong nuclear forces , allowing the temporary rise of
competing theories such as the S-Matrix , the establishment of quantum chromodynamics in
the 1970s finalized a set of fundamental and exchange particles, which allowed for the
establishment of a " standard model " based on the mathematics of gauge invariance , which
successfully described all forces except for gravitation , and which remains generally
accepted within its domain of application. [ 44 ]
The Standard Model groups the electroweak interaction theory and quantum
chromodynamics into a structure denoted by the gauge group SU(3)×SU(2)×U(1). The
formulation of the unification of the electromagnetic and weak interactions in the standard
model is due to Abdus Salam , Steven Weinberg and, subsequently, Sheldon Glashow .
Electroweak theory was later confirmed experimentally (by observation of neutral weak
currents ), [ 47 ] [ 48 ] [ 49 ] [ 50 ] and distinguished by the 1979 Nobel Prize in Physics . [ 51 ]
Since the 1970s, fundamental particle physics has provided insights into early universe
cosmology , particularly the Big Bang theory proposed as a consequence of Einstein's general
theory of relativity . However, starting from the 1990s, astronomical observations have also
provided new challenges, such as the need for new explanations of galactic stability (the
problem of dark matter ), and accelerating expansion of the universe (the problem of dark
energy ).
While accelerators have confirmed most aspects of the Standard Model by detecting expected
particle interactions at various collision energies, no theory reconciling general relativity with
the Standard Model has yet been found, although supersymmetry and string theory were
believed by many theorists to be a promising avenue forward. The Large Hadron Collider ,
however, which began operating in 2008, has failed to find any evidence whatsoever that is
supportive of supersymmetry and string theory. [ 52 ]
Cosmology
Cosmology may be said to have become a serious research question with the publication of
Einstein's General Theory of Relativity (1916); although it did not enter the scientific
mainstream until a period known as the golden age of general relativity .
About a decade later (in the midst of the Great Debates ), Hubble and Slipher discovered the
expansion of universe in the 1920s measuring the redshifts of Doppler spectra from galactic
nebulae. Using Einstein's general relativity, Lemaître and Gamow formulated what would
become known as the big bang theory. A rival, called the steady state theory was devised by
Hoyle, Gold, Narlikar and Bondi.
Cosmic background radiation was verified in the 1960s by Penzias and Wilson, and this
discovery favoured the big bang at the expense of the steady state scenario. Later work was
by Smoot et al. (1989), among other contributors, using data from the Cosmic Background
explorer (CoBE) and the Wilkinson Microwave Anistropy Probe (WMAP) satellites that
refined these observations. The 1980s (the same decade of the COBE measurements) also
saw the proposal of inflation theory by Guth.
Recently the problems of dark matter and dark energy have risen to the top of the cosmology
agenda.
Higgs boson
One possible signature of a Higgs boson from a simulated proton –proton collision. It decays
almost immediately into two jets of hadrons and two electrons , visible as lines.
On July 4, 2012, physicists working at CERN's Large Hadron Collider announced that they
had discovered a new subatomic particle greatly resembling the Higgs boson , a potential key
to an understanding of why elementary particles have mass and indeed to the existence of
diversity and life in the universe. [ 53 ] For now, some physicists are calling it a "Higgslike"
particle. [ 53 ] Joe Incandela , of the University of California, Santa Barbara , said, "It's
something that may, in the end, be one of the biggest observations of any new phenomena in
our field in the last 30 or 40 years, going way back to the discovery of quarks , for example."
[ 53 ]
Michael Turner , a cosmologist at the University of Chicago and the chairman of the
physics center board, said
This is a big moment for particle physics and a crossroads — will this be the high water
mark or will it be the first of many discoveries that point us toward solving the really big
questions that we have posed?
Dr. Peter Higgs was one of six physicists, working in three independent groups, who in 1964
invented the notion of the cosmic molasses, or Higgs field. The others were Tom Kibble of
Imperial College, London ; Carl Hagen of the University of Rochester ; Gerald Guralnik of
Brown University ; and François Englert and Robert Brout , both of Université libre de
Bruxelles . [ 53 ]
Although they have never been seen, Higgslike fields play an important role in theories of the
universe and in string theory. Under certain conditions, according to the strange accounting
of Einsteinian physics, they can become suffused with energy that exerts an antigravitational
force. Such fields have been proposed as the source of an enormous burst of expansion,
known as inflation, early in the universe and, possibly, as the secret of the dark energy that
now seems to be speeding up the expansion of the universe. [ 53 ]
Influential physicists
This list of "famous" or "notable" persons has no clear inclusion or exclusion
criteria . Please help to define clear inclusion criteria and edit the list to contain only
subjects that fit those criteria. (January 2014)
Berikut ini adalah galeri tokoh yang sangat berpengaruh dan penting dalam sejarah fisika.
Untuk daftar yang mencakup lebih banyak orang, lihat daftar fisikawan .
Archimedes (c. 287 – c. 212 BCE): described buoyancy , developed formulae for the
areas and volumes of spheres , cylinders , parabolas , worked extensively with levers ,
invented the Archimedes' screw , developed siege engines for warfare to impede the
Roman invasion of Syracuse .
Alhazen (965-1040): membuat perbaikan yang signifikan dalam optik, ilmu fisika,
dan metode ilmiah. Dalam bukunya, Kitab Optik , ia menunjukkan melalui percobaan
yang cahaya dalam garis lurus, dan melakukan berbagai eksperimen dengan lensa,
cermin, pembiasan, dan refleksi, yang membuatnya mendapatkan gelar "Bapak
Modern Optik".
Christiaan Huygens (1629–95): studied the rings of Saturn and discovered its moon
Titan , invented the pendulum clock , studied optics and centrifugal force , theorized
that light consists of waves ( Huygens–Fresnel principle ) which became instrumental
in the understanding of wave-particle duality .
Sir Isaac Newton (1642–1727): established three laws of motion and a law of
universal gravitation in his Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica (1687), laid
foundations for classical mechanics , built the first practical reflecting telescope (the
Newtonian telescope ), observed that a prism splits white light into the colors of the
visible spectrum , formulated a law of cooling , co-invented calculus
Henry Cavendish (1731-1810): ahli kimia Inggris terbesar dan fisikawan dari usianya,
komposisi diteliti dari atmosfer , sifat-sifat gas yang berbeda, sintesis air, hukum
tarik-menarik listrik dan tolakan, teori mekanik panas, menghitung berat bumi dalam
percobaan Cavendish , ditentukan universal konstan gravitasi
Alessandro Volta (1745-1827): dibangun pertama baterai listrik (yang tumpukan volta
) di abad ke-19, melakukan pekerjaan yang besar dengan arus listrik , senama unit
potensial listrik : the volt (V)
Thomas Young (1773-1829): membentuk prinsip interferensi cahaya, dibangkitkan
teori abad ke-tua bahwa cahaya adalah gelombang, membantu memecahkan batu
Rosetta
Hans Christian Ørsted (1777–1851): discovered that electric currents create magnetic
fields (an important aspect of electromagnetism), shaped advances in science in the
late 19th century, namesake of the oersted (Oe) (the cgs unit of magnetic H-field
strength )
Joseph von Fraunhofer , (1787–1826): first to studied the dark lines of the Sun 's
spectrum, now known as Fraunhofer lines , first to use extensively the diffraction
grating (a device that disperses light more effectively than a prism does), set the stage
for the development of spectroscopy , making optical glass and achromatic telescope
objectives.
Georg Ohm (1789–1854): found that there is a direct proportionality between the
electric current I and the potential difference ( voltage ) V applied across a conductor,
and that this current is inversely proportional to the resistance R in the circuit, or I =
V/R , known as Ohm's law , namesake of the unit of electrical resistance (the ohm )
Christian Doppler (1803–53): first described how the observed frequency of light and
sound waves is affected by the relative motion of the source and the detector, a
phenomenon which became known as the Doppler effect .
James Prescott Joule (1818–89): discovered that heat is a form of energy , ideas led to
the theory of conservation of energy , worked with Lord Kelvin to develop the
absolute scale of temperature , made observations on magnetostriction , found the
relationship between current through resistance and the heat dissipated, now called
Joule's law .
William Thomson, 1st Baron Kelvin (1824–1907): major figure in the history of
thermodynamics , helped develop law of conservation of energy, studied wave motion
and vortex motion in hydrodynamics and produced a dynamical theory of heat,
formulated of the first and second laws of thermodynamics
James Clerk Maxwell (1831–79): united electricity, magnetism, and optics into a
consistent electromagnetic theory, formulated Maxwell's equations to show that
electricity, magnetism and light are manifestations of the electromagnetic field ,
developed the Maxwell–Boltzmann distribution (statistical means of describing
aspects of the kinetic theory of gases )
Ernst Mach (1838-1916): kontribusi nomor Mach , mempelajari gelombang kejut dan
bagaimana aliran udara terganggu pada kecepatan suara , dipengaruhi positivisme
logis , cikal bakal relativitas Einstein melalui kritiknya terhadap Newton
Wilhelm Röntgen (1845–1923): produced and detected electromagnetic radiation in a
wavelength range of X-rays or Röntgen rays in 1895, for which he earned the first
Nobel Prize in Physics in 1901, namesake of element 111, Roentgenium
JJ Thomson (1856-1940): menunjukkan pada tahun 1897 bahwa sinar katoda yang
terdiri dari sebelumnya tidak diketahui bermuatan negatif partikel (kemudian bernama
elektron ), menemukan isotop , menemukan spektrometer massa , dianugerahi 1906
Penghargaan Nobel dalam Fisika untuk penemuan elektron dan untuk karyanya pada
konduksi listrik di gas .
Nikola Tesla (1856–1943): contributed to alternating current (AC) engineering,
developed an AC induction motor . Menemukan kumparan Tesla .
Max Planck (1858–1947): founded quantum mechanics in 1900, showed how the
energy of a photon is directly proportional to its frequency, won him the 1918 Nobel
Prize in Physics. He then used his quantum hypothesis to formulate Planck's Law ,
thereby resolving the ultraviolet catastrophe.
Pieter Zeeman (1865-1943): berbagi 1902 Penghargaan Nobel dalam Fisika dengan
Hendrik Lorentz untuk menemukan efek Zeeman (membelah garis spektrum menjadi
beberapa komponen di hadapan statis medan magnet )
Lise Meitner (1878–1968): worked on radioactivity and nuclear physics , gave the
first theoretical explanation for nuclear fission , for which her colleague, chemist Otto
Hahn , was awarded the Nobel Prize. She is often mentioned, with Ida Noddack , as
one of the most glaring examples of women's scientific achievement overlooked by
the Nobel committee.
Albert Einstein (1879–1955): revolutionized physics due to his theories of special and
general relativity , described Brownian motion , awarded the Nobel Prize in Physics
in 1921 for his work on the photoelectric effect , formulated mass–energy equivalence
formula E = mc 2 , published more than 300 scientific papers and over 150 non-
scientific works, considered the "Father of Modern Physics"
James Chadwick (1891–1974): James Chadwick's major work is the discovery of the
neutron for which received the Nobel Prize in Physics in 1935. He was one of the
primary British scientists who worked in the Manhattan Project in the United States
during World War II. He was knighted in 1945 for achievements in physics.
Georges Lemaitre (1894-1966): orang pertama yang mengusulkan teori ekspansi alam
semesta , pertama untuk menurunkan apa yang sekarang dikenal sebagai hukum
Hubble, membuat estimasi pertama dari apa yang sekarang disebut konstanta Hubble
yang diterbitkan pada tahun 1927 ( dua tahun sebelum artikel Hubble), mengusulkan
Big Bang teori tentang asal-usul alam semesta
Wolfgang Pauli (1900–1958): pioneers of quantum physics, received the Nobel Prize
in Physics in 1945 (nominated by Albert Einstein), formulated the Pauli exclusion
principle involving spin theory (underpinning the structure of matter and the whole of
chemistry ), published the Pauli–Villars regularization , formulated the Pauli
equation , coined the phrase ' not even wrong '
Enrico Fermi (1901–1954): developed first nuclear reactor ( Chicago Pile-1 ),
contributed to quantum theory, nuclear and particle physics , and statistical mechanics
, awarded the 1938 Nobel Prize in Physics for his work on induced radioactivity .
John Bardeen (1908–1991): awarded Nobel Prize in Physics in 1956 with William
Shockley and Walter Brattain for the invention of the transistor and again in 1972
with Leon Cooper and John Robert Schrieffer for a fundamental theory of
conventional superconductivity known as the BCS theory .
Richard Feynman (1918–1988): developed the path integral formulation of quantum
mechanics, the theory of quantum electrodynamics , and the physics of the
superfluidity of supercooled liquid helium , awarded the Nobel Prize in Physics in
1965 with Julian Schwinger and Sin-Itiro Tomonaga , developed the Feynman
diagram representing subatomic particle behavior.
Peter Higgs (1929–present): Along with François Englert , Robert Brout , Gerald
Guralnik , CR Hagen , and Tom Kibble , he developed the theory of Higgs field and
Higgs boson, which together form the higgs mechanism that explains how subatomic
particles gain their mass. However CERN have been cautious with the results, stating
that new tests are needed to confirm the discovery. He received the Nobel Prize in
Physics in 2013 for his work on the mentioned mechanism.
Lihat juga
Sejarah optik
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Sejarah ilmu pengetahuan
Latar Belakang
Dengan era
Budaya Awal
Klasik Antiquity
Abad Pertengahan
Renaisans
Revolusi Ilmiah
Romantisme
Oleh budaya
Afrika
Rumawi Timur
Cina
India
Islam abad pertengahan
Astronomi
Biologi
Botani
Kimia
Ekologi
Evolusi
Geologi
Geofisika
Paleontologi
Fisika
Matematika
Aljabar
Hitungan
Kombinasi
Bangun Ruang
Logika
Kemungkinan
Statistika
Trigonometri
Ilmu Sosial
Antropologi
Ilmu Ekonomi
Geografi
Ilmu bahasa
Ilmu politik
Psikologi
Sosiologi
Keberlanjutan
Teknologi
Ilmu pertanian
Ilmu Komputer
Ilmu material
Teknik
Obat
Obat manusia
Kedokteran hewan
Anatomi
Neuroscience
Ilmu sakit saraf
Makanan
Patologi
Farmasi
Timelines
Pintu gerbang
Kategori
v
t
e
Optik dimulai dengan perkembangan lensa oleh orang Mesir kuno dan Mesopotamia , diikuti
oleh teori tentang cahaya dan visi yang dikembangkan oleh kuno Yunani dan India filsuf, dan
pengembangan optik geometris di dunia Yunani-Romawi . Kata optik berasal dari bahasa
Yunani τα ὀπτικά istilah yang mengacu pada hal-hal visi . [1] Optik secara signifikan
direformasi oleh perkembangan di dunia Islam abad pertengahan , seperti awal dari optik
fisik dan fisiologis, dan kemudian secara signifikan maju dalam awal Eropa yang modern , di
mana optik diffractive dimulai. Studi-studi sebelumnya pada optik yang sekarang dikenal
sebagai "optik klasik". Istilah "optik modern" mengacu pada bidang penelitian optik yang
sebagian besar dikembangkan di abad ke-20, seperti optik gelombang dan optik kuantum .
Isi
1 Sejarah Awal optik
o 1.1 Awal optik geometris
2 Optik dan visi di dunia Islam
3 Optik di Eropa abad pertengahan
4 Renaissance dan awal optik modern
o 4.1 Awal optik diffractive
5 Lensa dan lensmaking
6 optik Quantum
7 Lihat juga
8 Catatan
9 Referensi
Beberapa lensa tetap dalam patung Mesir kuno yang jauh lebih tua dari yang disebutkan di
atas. Ada beberapa keraguan apakah mereka memenuhi syarat sebagai lensa, tetapi mereka
tidak diragukan lagi kaca dan disajikan di tujuan hias sedikitnya. Patung-patung tampak mata
skema anatomi yang benar. [ rujukan? ]
Di India kuno , sekolah filosofis Samkhya dan Waisesika , dari sekitar 6-5 abad SM,
dikembangkan teori tentang cahaya. Menurut sekolah Samkhya, cahaya adalah salah satu dari
lima dasar "halus" elemen (tanmatra) dari yang muncul elemen kotor.
Sebaliknya, sekolah Waisesika memberikan teori atom dari dunia fisik di tanah non-atom eter
, ruang dan waktu. (Lihat atomisme India .) dasar atom adalah mereka dari bumi (prthivı), air
(Apas), api (tejas), dan udara (vayu), yang tidak harus bingung dengan arti biasa istilah-istilah
ini. Atom-atom ini diambil untuk membentuk molekul biner yang menggabungkan lebih
lanjut untuk membentuk molekul yang lebih besar. Gerak didefinisikan dalam hal pergerakan
atom fisik. Sinar cahaya yang diambil menjadi aliran kecepatan tinggi tejas (api) atom.
Partikel-partikel cahaya dapat menunjukkan karakteristik yang berbeda tergantung pada
kecepatan dan pengaturan dari atom tejas. Sekitar abad SM pertama, Wisnu Purana mengacu
pada sinar matahari sebagai "tujuh sinar matahari".
Pada abad kelima SM, Empedocles mendalilkan bahwa segala sesuatu terdiri dari empat
unsur ; api, udara, tanah dan air. Dia percaya bahwa Aphrodite membuat mata manusia dari
empat elemen dan bahwa ia menyalakan api di mata yang bersinar keluar dari pandangan
mata yang memungkinkan. Jika ini benar, maka orang bisa melihat pada malam hari sama
seperti siang hari, sehingga Empedocles mendalilkan interaksi antara sinar dari mata dan
sinar dari sumber seperti matahari.
Dalam karyanya Optik matematikawan Yunani Euclid mengamati bahwa "hal-hal yang
dilihat di bawah sudut yang lebih besar muncul lebih besar, dan mereka yang di bawah sudut
yang lebih rendah kurang, sementara mereka yang di bawah sudut yang sama muncul sama".
Dalam 36 proposisi yang mengikuti, Euclid berkaitan ukuran nyata dari objek untuk jarak
dari mata dan menyelidiki bentuk nyata dari silinder dan kerucut bila dilihat dari sudut yang
berbeda. Pappus percaya hasil ini menjadi penting dalam astronomi dan termasuk Euclid
Optik, bersama dengan Phaenomena, dalam Little Astronomi, ringkasan pekerjaan yang lebih
kecil untuk dipelajari sebelum sintaks (Almagest) dari Ptolemy .
Pada 55 SM, Lucretius , seorang Romawi yang dilakukan pada ide-ide Yunani sebelumnya
atomis , menulis:
Cahaya dan panas matahari; ini terdiri dari atom menit yang, ketika mereka mendorong off,
kehilangan waktu dalam menembak tepat di seberang sela udara ke arah yang diberikan oleh
dorongan tersebut.
Meskipun mirip dengan teori partikel kemudian cahaya, pandangan Lucretius itu tidak
berlaku umum dan ringan masih berteori sebagai berasal dari mata.
Dalam Catoptrica nya, Hero of Alexandria menunjukkan dengan metode geometri bahwa
jalan yang sebenarnya diambil oleh sinar cahaya yang dipantulkan dari cermin datar yang
lebih pendek daripada jalur tercermin lain yang mungkin ditarik antara sumber dan titik
pengamatan.
Pada abad kedua Claudius Ptolemy , Aleksandria Yunani atau Helenis Mesir, melakukan
studi refleksi dan refraksi . Ia mengukur sudut refraksi antara udara, air, dan kaca, dan
hasilnya dipublikasikan menunjukkan bahwa ia disesuaikan pengukuran untuk menyesuaikan
nya (salah) asumsi bahwa sudut bias sebanding dengan sudut insiden . [3] [4]
The Indian Buddha , seperti Dignāga pada abad ke-5 dan Dharmakirti di abad ke-7,
mengembangkan jenis atomisme yang merupakan filosofi tentang realitas yang terdiri dari
entitas atom yang berkedip sesaat cahaya atau energi. Mereka melihat cahaya sebagai suatu
entitas yang setara atom dengan energi, mirip dengan konsep modern foton , meskipun
mereka juga melihat semua materi sebagai terdiri dari partikel cahaya / energi tersebut.
Penulis awal dibahas di sini diperlakukan visi yang lebih sebagai geometris daripada sebagai
fisik, fisiologis, atau masalah psikologis. Penulis pertama yang diketahui dari sebuah risalah
tentang optik geometris adalah ilmu ukur Euclid (c. 325 SM-265 SM). Euclid mulai studi
optik saat ia mulai belajar tentang geometri, dengan satu set aksioma jelas.
1. Baris (atau sinar visual) dapat ditarik dalam garis lurus ke objek.
2. Garis jatuh pada obyek berbentuk kerucut.
3. Hal-hal di mana garis jatuh terlihat.
4. Hal-hal yang terlihat di bawah sudut yang lebih besar terlihat lebih besar.
5. Hal-hal yang dilihat oleh sinar yang lebih tinggi, terlihat lebih tinggi.
6. Sinar kanan dan kiri tampak kanan dan kiri.
7. Hal terlihat dalam beberapa sudut terlihat jelas.
Euclid tidak menentukan sifat fisik sinar ini visual tetapi, dengan menggunakan prinsip-
prinsip geometri, ia membahas efek perspektif dan pembulatan hal terlihat di kejauhan.
Dimana Euclid telah membatasi analisis untuk melihat langsung sederhana, Hero of
Alexandria (c. AD 10-70) memperpanjang prinsip-prinsip geometris optik untuk
mempertimbangkan masalah refleksi (catoptrics). Tidak seperti Euclid, Hero sesekali
mengomentari sifat fisik sinar visual, menunjukkan bahwa mereka melanjutkan dengan
kecepatan tinggi dari mata ke obyek yang dilihat dan tercermin dari permukaan yang halus
tetapi bisa menjadi terperangkap dalam porositas permukaan kasar. [5] ini memiliki kemudian
dikenal sebagai teori emisi .
Pahlawan menunjukkan persamaan sudut datang dan refleksi dengan alasan bahwa ini adalah
jalan terpendek dari objek ke pengamat. Atas dasar ini, ia mampu mendefinisikan hubungan
tetap antara obyek dan citra dalam cermin datar. Secara khusus, gambar tampak seperti jauh
di belakang cermin sebagai objek benar-benar di depan cermin.
Seperti pahlawan, Ptolemy (c. 90-c. 168) dianggap sinar visual berangkat dari mata ke objek
terlihat, tetapi, tidak seperti Hero, menilai bahwa sinar visual yang tidak garis diskrit, tetapi
membentuk kerucut kontinyu. Ptolemy diperpanjang studi visi luar penglihatan langsung dan
tercermin; ia juga belajar visi oleh sinar dibiaskan (dioptrics), ketika kita melihat benda-
benda melalui antarmuka antara dua media kepadatan yang berbeda. Dia melakukan
percobaan untuk mengukur jalan visi ketika kita melihat dari udara ke air, dari udara ke kaca,
dan dari air ke kaca dan ditabulasi hubungan antara kejadian dan sinar dibiaskan. [6]
Hasil tabulasi Nya telah dipelajari untuk antarmuka air udara, dan secara umum nilai-nilai
yang diperoleh mencerminkan bias teoritis yang diberikan oleh teori modern, tetapi outlier
yang terdistorsi untuk mewakili Ptolemy model apriori tentang sifat pembiasan. [ rujukan? ]
Reproduksi dari halaman Ibn Sahl naskah 's menunjukkan penemuan hukum refraksi,
sekarang dikenal sebagai hukum Snell .
Al-Kindi (c. 801-873) adalah salah satu yang paling awal penulis optik penting dalam dunia
Islam . Dalam sebuah karya yang dikenal di barat sebagai De radiis stellarum, al-Kindi
mengembangkan teori "bahwa segala sesuatu di dunia ini ... memancarkan sinar ke segala
arah, yang mengisi seluruh dunia." [7] Teori kekuatan aktif sinar memiliki pengaruh terhadap
ulama kemudian seperti Ibn al-Haytham , Robert Grosseteste dan Roger Bacon . [8]
Ibnu Sahl (c. 940-1000) adalah seorang matematikawan Persia yang terkait dengan
pengadilan Baghdad . Tentang 984 ia menulis sebuah risalah Pada Pembakaran Cermin dan
Lensa yang ia berangkat pemahaman tentang bagaimana melengkung cermin dan lensa
tikungan dan fokus cahaya. Dalam karyanya ia menemukan hukum refraksi matematis setara
dengan hukum Snell . [9] Dia menggunakan hukum tentang pembiasan untuk menghitung
bentuk lensa dan cermin yang memfokuskan cahaya pada satu titik pada sumbu.
Ibn al-Haytham (dikenal sebagai Alhacen atau Alhazen di Eropa Barat) (965-1040)
menghasilkan analisis yang komprehensif dan sistematis dari teori optik Yunani. [10] prestasi
kunci Ibn al-Haytham adalah dua: pertama, bersikeras visi yang terjadi karena sinar yang
masuk ke mata; yang kedua adalah untuk menentukan sifat fisik dari sinar dibahas oleh
penulis optik geometri sebelumnya, mengingat mereka sebagai bentuk cahaya dan warna. Dia
kemudian dianalisis sinar fisik ini sesuai dengan prinsip-prinsip geometris optik. Dia menulis
banyak buku tentang optik, yang paling signifikan Kitab Optik (Kitab al Manazir di Arab ),
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai De aspectibus atau Perspectiva, yang
disebarluaskan gagasannya ke Eropa Barat dan memiliki pengaruh yang besar pada
perkembangan selanjutnya optik. [ 11]
Avicenna (980-1037) setuju dengan Alhazen bahwa kecepatan cahaya adalah terbatas, karena
ia "mengamati bahwa jika persepsi cahaya disebabkan oleh emisi semacam partikel oleh
sumber cahaya, kecepatan cahaya harus terbatas. " [12] Al-Biruni (973-1048) juga sepakat
bahwa cahaya memiliki kecepatan yang terbatas, dan dia adalah orang pertama yang
menemukan bahwa kecepatan cahaya jauh lebih cepat daripada kecepatan suara . [13]
Abu 'Abd Allah Muhammad ibn Ma'udh, yang tinggal di Al-Andalus pada paruh kedua abad
ke-11, menulis sebuah karya tentang optik kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
sebagai Liber de crepisculis, yang keliru dikaitkan dengan Alhazen . Ini adalah "karya
pendek yang berisi estimasi sudut depresi matahari pada awal pagi senja dan pada akhir senja
malam, dan upaya untuk menghitung atas dasar ini dan data lain ketinggian kelembaban
atmosfer bertanggung jawab atas pembiasan sinar matahari. " Melalui eksperimen, ia
memperoleh nilai 18 °, yang datang dekat dengan nilai modern. [14]
Pada akhir abad ke-14 ke-13 dan awal, Qutb al-Din al-Shirazi (1236-1311) dan muridnya
Kamal al-Din al-Farisi (1260-1320) melanjutkan karya Ibn al-Haytham, dan mereka adalah
yang pertama untuk memberikan penjelasan yang benar untuk pelangi fenomena. Al-Farisi
menerbitkan temuannya dalam Kitab-Nya Tanqih al-Manazir (Revisi [Ibn al-Haytham]
Optik). [15]
Optical diagram yang menunjukkan cahaya yang dibiaskan oleh wadah kaca bulat penuh air.
(Dari Roger Bacon, De multiplicatione specierum)
Pertimbangan yang lebih umum tentang cahaya sebagai agen utama penyebab fisik muncul
dalam bukunya On Lines, Angles, dan Angka di mana ia menegaskan bahwa "agen alami
menyebar kekuatannya dari dirinya sendiri kepada penerima" dan di Di Sifat Tempat di mana
ia mencatat bahwa "setiap tindakan alami bervariasi dalam kekuatan dan kelemahan melalui
variasi garis, sudut dan angka." [18]
Inggris Fransiskan , Roger Bacon (c. 1214-1294) sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan
Grosseteste tentang pentingnya cahaya. Dalam tulisan optik nya (yang Perspectiva, De
multiplicatione specierum, dan De speculis comburentibus) ia menyebutkan berbagai baru-
baru ini diterjemahkan karya optik dan filsafat, termasuk orang-orang dari Alhacen ,
Aristoteles , Ibnu Sina , Averroes , Euclid , al-Kindi , Ptolemy , Tideus, dan Constantine
Afrika . Meskipun ia bukan peniru budak, ia menarik analisis matematika cahaya dan visi
dari tulisan penulis Arab, Alhacen. Namun dia menambahkan hal ini konsep Neoplatonis,
mungkin diambil dari Grosseteste, bahwa setiap objek memancarkan daya (spesies) di mana
ia bertindak atas benda-benda di dekatnya cocok untuk menerima spesies tersebut. [19]
Perhatikan bahwa penggunaan optik Bacon dari istilah "spesies" berbeda secara signifikan
dari genus / spesies yang ditemukan di kategori filsafat Aristoteles.
Lain Inggris Fransiskan, John Pecham (wafat 1292) dibangun di atas karya Bacon,
Grosseteste, dan beragam penulis sebelumnya untuk menghasilkan apa yang menjadi buku
yang paling banyak digunakan di Optik dari Abad Pertengahan, yang Perspectiva communis.
Bukunya berpusat pada pertanyaan tentang visi, tentang bagaimana kita melihat, bukan pada
sifat cahaya dan warna. Pecham mengikuti model yang ditetapkan oleh Alhacen, tetapi
ditafsirkan ide Alhacen dalam cara Roger Bacon. [20]
Seperti pendahulunya, Witelo (c. 1230-1280 x 1314) menarik pada tubuh yang luas karya
optik baru diterjemahkan dari bahasa Yunani dan Arab untuk menghasilkan presentasi besar
subjek berjudul Perspectiva. Teorinya visi berikut Alhacen dan dia tidak menganggap konsep
Bacon spesies, meskipun bagian dalam karyanya menunjukkan bahwa ia dipengaruhi oleh
ide-ide Bacon. Dilihat dari jumlah yang masih hidup naskah, karyanya tidak berpengaruh
orang-orang dari Pecham dan Bacon, namun penting, dan bahwa dari Pecham, tumbuh
dengan penemuan percetakan. [21]
Peter Limoges (1240-1306)
Theodoric of Freiberg (ca. 1250-ca. 1310)
Christiaan Huygens (1629-1695) menulis beberapa karya di bidang optik. Ini termasuk
reliqua Opera (juga dikenal sebagai Christiani Hugenii Zuilichemii, dum viveret Zelhemii
toparchae, Posthuma Opuscula) dan Traité de la lumière.
Isaac Newton (1643-1727) menyelidiki refraksi cahaya, menunjukkan bahwa prisma dapat
menguraikan cahaya putih menjadi spektrum warna, dan bahwa lensa dan prisma kedua bisa
Ubah komposisi spektrum warna-warni dalam cahaya putih. Ia juga menunjukkan bahwa
cahaya berwarna tidak mengubah sifat-sifatnya dengan memisahkan sebuah balok berwarna
dan bersinar di berbagai objek. Newton mencatat bahwa terlepas dari apakah itu dipantulkan
atau tersebar atau dikirimkan, itu tetap warna yang sama. Dengan demikian, ia mengamati
bahwa warna adalah hasil dari objek berinteraksi dengan cahaya yang sudah berwarna
daripada benda menghasilkan warna sendiri. Ini dikenal sebagai teori Newton warna . Dari
pekerjaan ini ia menyimpulkan bahwa setiap pembiasan teleskop akan menderita dari dispersi
cahaya menjadi warna, dan menciptakan teleskop mencerminkan (sekarang dikenal sebagai
teleskop Newtonian ) untuk memotong masalah itu. Dengan menggiling cermin sendiri,
menggunakan cincin Newton untuk menilai kualitas optik untuk teleskop, ia mampu
menghasilkan instrumen unggul teleskop pembiasan, terutama karena diameter yang lebih
luas dari cermin. Pada 1671 Royal Society meminta demonstrasi teleskop refleksi. Minat
mereka mendorongnya untuk menerbitkan catatannya Pada Warna, yang kemudian diperluas
ke Opticks nya. Newton berpendapat bahwa cahaya terdiri dari partikel atau sel darah dan
dibiaskan dengan mempercepat menuju media padat, tapi ia harus mengasosiasikan mereka
dengan gelombang untuk menjelaskan difraksi cahaya (Opticks Bk. II, Props. XII-L).
Kemudian fisikawan bukan disukai penjelasan murni seperti gelombang cahaya untuk
memperhitungkan difraksi. Hari ini mekanika kuantum , foton dan gagasan dualitas
gelombang-partikel hanya menanggung kemiripan kecil untuk pemahaman Newton cahaya.
Dalam Hipotesis tentang Terang 1675, Newton mengemukakan keberadaan eter untuk
mengirimkan pasukan antara partikel. Pada 1704, Newton menerbitkan Opticks , di mana ia
menguraikan teori sel nya cahaya. Dia menganggap cahaya terdiri dari sel-sel yang sangat
halus, bahwa materi biasa terbuat dari sel-sel grosir dan berspekulasi bahwa melalui semacam
transmutasi alkimia "Bukankah Badan kotor dan Light dikonversikan menjadi satu sama lain,
... dan mungkin tidak Bodies menerima banyak Kegiatan mereka dari Partikel Cahaya yang
masuk Komposisi mereka? " [25]
Sketsa Thomas Young dari dua celah difraksi, yang disampaikan kepada Royal Society pada
tahun 1803
Efek difraksi cahaya pertama kali diamati dengan teliti dan ditandai oleh Francesco Maria
Grimaldi , yang juga menciptakan difraksi istilah, dari diffringere Latin, 'untuk masuk ke
bagian', mengacu pada cahaya putus ke arah yang berbeda. Hasil pengamatan Grimaldi
diterbitkan secara anumerta pada tahun 1665. [26] [27] Isaac Newton mempelajari efek ini dan
dikaitkan kepada infleksi sinar cahaya. James Gregory (1638-1675) mengamati pola difraksi
yang disebabkan oleh bulu burung, yang efektif pertama kisi difraksi . Pada tahun 1803
Thomas Young melakukan percobaan terkenal mengamati campur tangan dari dua celah
berjarak dekat dalam bukunya celah interferometer ganda . Menjelaskan hasil nya oleh
interferensi gelombang yang berasal dari dua celah yang berbeda, ia menyimpulkan bahwa
cahaya harus menyebarkan sebagai gelombang. Augustin-Jean Fresnel melakukan penelitian
yang lebih definitif dan perhitungan difraksi, yang diterbitkan pada tahun 1815 dan 1818, dan
dengan demikian memberikan dukungan yang besar kepada teori gelombang cahaya yang
telah dikemukakan oleh Christiaan Huygens dan kebangkitan oleh Young, terhadap teori
partikel Newton.
Belakangan diketahui, lensa yang terbuat dari dipoles kristal , sering kuarsa , dan telah
tanggal sedini 700 SM untuk Assyrian lensa seperti Layard / lensa Nimrud . [2] Ada banyak
lensa yang sama dari Mesir kuno , Yunani dan Babel . Para Romawi kuno dan Yunani
mengisi gelas bola dengan air untuk membuat lensa.
Referensi sejarah awal untuk perbesaran tanggal kembali ke Mesir kuno hieroglif pada abad
ke-5 SM, yang menggambarkan "meniscal kaca sederhana lensa ". Awal catatan tertulis dari
perbesaran tanggal kembali ke abad ke-1 Masehi, ketika Seneca Muda , tutor dari Kaisar
Nero , menulis: "Surat Namun kecil dan tidak jelas, terlihat membesar dan lebih jelas melalui
dunia atau gelas berisi air" . [28] Kaisar Nero juga dikatakan telah menyaksikan permainan
gladiator menggunakan zamrud sebagai lensa korektif. [29]
Ibn al-Haytham (Alhacen) menulis tentang efek lubang jarum , lensa cekung , dan kaca
pembesar dalam bukunya Book of Optics . [28] [30] [31] Roger Bacon menggunakan bagian bola
kaca sebagai kaca pembesar dan merekomendasikan mereka untuk menjadi digunakan untuk
membantu orang membaca. Roger Bacon mendapat inspirasi dari Alhacen di abad ke-11. Ia
menemukan bahwa cahaya mencerminkan dari objek dan tidak bisa dilepaskan dari mereka.
Sekitar 1.284 di Italia, Salvino D'Armate dikreditkan dengan menciptakan mata dpt dipakai
pertama kacamata . [32]
Antara 11 dan abad ke-13 " batu membaca "diciptakan. Sering digunakan oleh biarawan
untuk membantu menerangi naskah, ini adalah primitif lensa Plano-cembung awalnya dibuat
dengan memotong bola kaca di setengah. Sebagai batu-batu itu bereksperimen dengan, itu
perlahan-lahan memahami bahwa lensa dangkal diperbesar lebih efektif.
Teleskop bekerja awal dikenal adalah teleskop pembiasan yang muncul di Belanda pada
1608. pembangunan mereka dikreditkan ke tiga orang: Hans Lippershey dan Zacharias
Janssen , yang pembuat tontonan di Middelburg, dan Jacob Metius dari Alkmaar . Galileo
sangat meningkat pada desain ini tahun berikutnya. Isaac Newton dikreditkan dengan
membangun pertama fungsional mencerminkan teleskop pada tahun 1668, ia reflektor
Newtonian .
Mikroskop pertama dibuat sekitar 1595 di Middelburg di Republik Belanda . [33] Tiga berbeda
kacamata pembuat telah diberikan kredit untuk penemuan ini: Hans Lippershey (yang juga
mengembangkan nyata pertama teleskop ), Hans Janssen ; dan putranya, Zacharias . Coining
nama "mikroskop" telah dikreditkan ke Giovanni Faber , yang memberi nama ke Galileo
Galilei 's senyawa mikroskop pada tahun 1625. [34]
Optik kuantum
Artikel utama: optik Quantum
Cahaya terdiri dari partikel yang disebut foton dan karenanya inheren terkuantisasi. Optik
kuantum adalah studi tentang sifat dan efek cahaya foton sebagai terkuantisasi. Indikasi
pertama bahwa cahaya dapat dikuantisasi berasal dari Max Planck pada tahun 1899 ketika ia
benar dimodelkan radiasi hitam dengan mengasumsikan bahwa pertukaran energi antara
cahaya dan materi hanya terjadi dalam jumlah diskrit yang disebut quanta. Itu diketahui
apakah sumber discreteness ini adalah materi atau cahaya. [35] : 231-236 Tahun 1905, Albert
Einstein menerbitkan teori efek fotolistrik . Ternyata bahwa satu-satunya penjelasan yang
mungkin untuk efek adalah kuantisasi cahaya itu sendiri. Kemudian, Niels Bohr
menunjukkan bahwa atom hanya bisa memancarkan sejumlah diskrit energi. Pemahaman
tentang interaksi antara cahaya dan materi berikut dari perkembangan ini tidak hanya
membentuk dasar dari optik kuantum tetapi juga yang penting bagi pengembangan mekanika
kuantum secara keseluruhan. Namun, subbidang mekanika kuantum berurusan dengan
interaksi materi cahaya yang terutama dianggap sebagai penelitian materi bukan menjadi
cahaya dan karenanya, salah satu lebih berbicara tentang fisika atom dan elektronik
kuantum .
Hal ini berubah dengan penemuan maser pada tahun 1953 dan laser yang pada tahun 1960.
Laser ilmu -Penelitian menjadi prinsip, desain dan penerapan perangkat ini-menjadi bidang
penting, dan mekanika kuantum yang mendasari prinsip-prinsip laser dipelajari sekarang
dengan lebih menekankan pada sifat-sifat cahaya, dan optik kuantum nama menjadi adat.
Sebagai ilmu laser diperlukan dasar teoritis yang baik, dan juga karena penelitian ini segera
terbukti sangat bermanfaat, minat optik kuantum meningkat. Setelah karya Dirac di bidang
teori kuantum , George Sudarshan , Roy J. Glauber , dan Leonard Mandel menerapkan teori
kuantum untuk medan elektromagnetik pada 1950-an dan 1960-an untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih rinci tentang photodetection dan statistik cahaya (lihat derajat
koherensi ). Hal ini menyebabkan pengenalan negara koheren sebagai deskripsi kuantum
sinar laser dan kesadaran bahwa beberapa negara cahaya tidak dapat dijelaskan dengan
gelombang klasik. Pada tahun 1977, Kimble et al. menunjukkan sumber pertama cahaya yang
diperlukan deskripsi kuantum: atom tunggal yang dipancarkan satu foton pada suatu waktu.
Keadaan kuantum lain cahaya dengan keuntungan tertentu atas setiap negara klasik, cahaya
diperas , segera diusulkan. Pada saat yang sama, pengembangan pendek dan ultrashort pulsa
dibuat laser dengan Q-switching dan modus-locking teknik-membuka jalan untuk
mempelajari terbayangkan cepat (" ultrafast ") proses. Aplikasi untuk penelitian solid state
(misalnya Raman spektroskopi ) ditemukan, dan kekuatan mekanik cahaya pada materi yang
dipelajari. Yang terakhir ini menyebabkan melayang dan posisi awan atom atau sampel
biologis bahkan kecil di perangkap optik atau pinset optik dengan sinar laser. Ini, bersama
dengan Doppler pendinginan adalah teknologi penting yang dibutuhkan untuk mencapai
dirayakan kondensasi Bose-Einstein .
Hasil yang luar biasa lainnya adalah demonstrasi belitan kuantum , teleportasi kuantum , dan
(baru-baru ini, pada tahun 1995) gerbang logika kuantum . Yang terakhir adalah dari banyak
minat dalam teori informasi kuantum , subjek yang sebagian muncul dari optik kuantum,
sebagian dari teori ilmu komputer .
Bidang saat ini minat kalangan peneliti optik kuantum termasuk parametrik down-konversi ,
osilasi parametrik , bahkan lebih pendek (attosecond) pulsa cahaya, penggunaan optik
kuantum untuk informasi kuantum , manipulasi atom tunggal, Bose-Einstein kondensat ,
aplikasi mereka, dan bagaimana untuk memanipulasi mereka (sub-bidang sering disebut optik
atom ), dan masih banyak lagi.
Penelitian ke optik kuantum yang bertujuan untuk membawa foton mulai digunakan untuk
transfer informasi dan perhitungan sekarang sering disebut Photonics untuk menekankan
klaim bahwa foton dan Photonics akan mengambil peran yang elektron dan elektronik
sekarang memiliki.
Lihat juga
Sejarah elektromagnetik
Sejarah fisika
Daftar pembuat instrumen astronomi
Catatan
1. ^ Oxford English Dictionary
2. ^ a b BBC News, "teleskop tertua di dunia?"
3. ^ Lloyd, GER (1973). Ilmu Yunani Setelah Aristoteles. New York:
WWNorton. pp. 131-135. ISBN 0-393-04371-1 .
4. ^ Sejarah singkat Optik
5. ^ DC Lindberg , Teori Visi dari al-Kindi ke Kepler, (Chicago:.. Univ of
Chicago Pr, 1976), hlm 14-15..
6. ^ DC Lindberg, Teori Visi dari al-Kindi ke Kepler, (Chicago:.. Univ of
Chicago Pr, 1976), hlm. 16; AM Smith, cari Ptolemy untuk hukum refraksi: studi
kasus dalam metodologi klasik 'menyelamatkan penampilan dan keterbatasan, Arch.
Hist. Tepat Sci. 26 (1982), 221-240; Prosedur Ptolemy dilaporkan dalam pasal lima
Optik nya.
7. ^ Dikutip di DC Lindberg, Teori Visi dari al-Kindi ke Kepler, (Chicago:..
Univ of Chicago Pr, 1976), hlm. 19.
8. ^ Lindberg, David C. (Musim Dingin 1971), "Kritik Alkindi tentang Teori
Euclid Visi", Isis 62 (4): 469-489 [471], doi : 10,1086 / 350790
9. ^ R. Rashed, "Pelopor di Anaclastics: Ibn Sahl pada Pembakaran Cermin dan
Lensa", Isis 81 (1990): 464-91.
10. ^ DC Lindberg, "Teori Alhazen tentang Visi dan Penerimaan di Barat", Isis,
58 (1967), hal. 322.
11. ^ DC Lindberg, Teori Visi dari al-Kindi ke Kepler, (Chicago:.. Univ of
Chicago Pr, 1976), hlm 58-86..
12. ^ George Sarton , Pengantar Sejarah Ilmu Pengetahuan, Vol. 1, hal. 710.
13. ^ O'Connor, John J. ; Robertson, Edmund F. , "Al-Biruni" , MacTutor Sejarah
Matematika arsip , University of St Andrews .
14. ^ Sabra, = AI (Spring 1967), "The Karangan dari Liber de Crepusculis, sebuah
Kesebelas-Century Bekerja pada Atmospheric Refraksi", Isis 58 (1): 77-85 [77], doi :
10,1086 / 350185
15. ^ O'Connor, John J. ; Robertson, Edmund F. , "Al-Farisi" , MacTutor Sejarah
Matematika arsip , University of St Andrews .
16. ^ DC Lindberg, Theories of Vision from al-Kindi to Kepler , (Chicago: Univ.
of Chicago Pr., 1976), pp. 94-99.
17. ^ RW Southern, Robert Grosseteste: The Growth of an English Mind in
Medieval Europe , (Oxford: Clarendon Press, 1986), pp. 136-9, 205-6.
18. ^ AC Crombie, Robert Grosseteste and the Origins of Experimental Science ,
(Oxford: Clarendon Press, 1971), p. 110
19. ^ DC Lindberg, "Roger Bacon on Light, Vision, and the Universal Emanation
of Force", pp. 243-275 in Jeremiah Hackett, ed., Roger Bacon and the Sciences:
Commemorative Essays , (Leiden: Brill, 1997), pp. 245-250; Theories of Vision from
al-Kindi to Kepler , (Chicago: Univ. of Chicago Pr., 1976), pp. 107-18; The
Beginnings of Western Science , (Chicago: Univ. of Chicago Pr., 1992, p. 313.
20. ^ DC Lindberg, John Pecham and the Science of Optics: Perspectiva
communis, (Madison, Univ. of Wisconsin Pr., 1970), pp. 12-32; Theories of Vision
from al-Kindi to Kepler , (Chicago: Univ. of Chicago Pr., 1976), pp. 116-18.
21. ^ DC Lindberg, Theories of Vision from al-Kindi to Kepler , (Chicago: Univ.
of Chicago Pr., 1976), pp. 118-20.
22. ^ Caspar, Kepler , pp 142–146
23. ^ Tipler, PA and G. Mosca (2004), Physics for Scientists and Engineers , WH
Freeman, p. 1068, ISBN 0-7167-4389-2 , OCLC 51095685 52359293 53194746
56567284
24. ^ "René Descartes" , Encarta (Microsoft), 2008, archived from the original on
2009-10-31 , retrieved 2007-08-15
25. ^ Dobbs, JT (December 1982), "Newton's Alchemy and His Theory of
Matter", Isis 73 (4): 523, doi : 10.1086/353114 quoting Opticks
26. ^ Jean Louis Aubert (1760), Memoires pour l'histoire des sciences et des
beaux arts , Paris: Impr. de SA S; Chez E. Ganeau, p. 149
27. ^ Sir David Brewster (1831), A Treatise on Optics , London: Longman, Rees,
Orme, Brown & Green and John Taylor, p. 95
28. ^ a b Kriss, Timothy C.; Kriss, Vesna Martich (April 1998), "History of the
Operating Microscope: From Magnifying Glass to Microneurosurgery",
Neurosurgery 42 (4): 899–907, doi : 10.1097/00006123-199804000-00116 , PMID
9574655
29. ^ Pliny the Elder. "Natural History" . Diperoleh 2008/04/27.
30. ^ ( Wade & Finger 2001 )
31. ^ ( Elliott & 1966 Chapter 1 )
32. ^ Bellis, Mary, "The History of Eye Glasses or Spectacles" ,
About.com:Inventors ( About.com ) , retrieved 2007-09-01
33. ^ Microscopes: Time Line
34. ^ Stephen Jay Gould(2000). The Lying Stones of Marrakech, ch.2 "The
Sharp-Eyed Lynx, Outfoxed by Nature". London: Jonathon Cape. ISBN 0-224-05044-
3
35. ^ William H. Cropper (2004). Great Physicists: The Life and Times of
Leading Physicists from Galileo to Hawking . Oxford University Press. ISBN 978-0-
19-517324-6 .
https://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/History_of_physics.html
Sejarah
Sejarah fisika, sementara memasukkan unsur matematika dan astronomi baik dilakukan oleh
orang Babilonia, India, Mesir dan Zoroaster, sebagian besar tetap tertanam di alam
supranatural dari para dewa.
Tidak sampai pendekatan metodologis dan teoritis dari Yunani Kuno yang fisika dalam
bentuk modern muncul, berdasarkan matematika dan prinsip-prinsip pertama daripada
takhayul.
Memilih keluar sejarah fisika kuno bisa sulit, terutama karena sangat sulit untuk memisahkan
dari bidang lain seperti astronomi, matematika dan alkimia. Ilmu belum dibagi menjadi
disiplin dikenali atau bahkan terpisah sepenuhnya dari teologi dan filsafat, sehingga ada
beberapa tumpang tindih dalam sejarah fisika pada tahap formatif ini.
Dari matematika teoritis, astronomi yang akurat dan filsafat canggih melompat fisika kuno,
upaya untuk menjelaskan dunia dan mengungkap hukum-hukum yang mengatur alam
semesta. Orang Yunani kuno percaya bahwa alam semesta adalah harmonis, sempurna, dan
diatur oleh undang-undang yang elegan dan persamaan, sebagaimana ditetapkan oleh
matematikawan seperti
Pythagoras dan Euclid.
Sejarah Fisika -
Sebelum Aristoteles:
Hukum atomisme
dan Alam
Thales adalah fisikawan pertama
dan teori-teorinya benar-benar
memberi disiplin namanya. Dia
percaya bahwa dunia, meskipun
dibuat dari bahan banyak, benar-
benar dibangun dari hanya satu
elemen, air, disebut Physis
dalam bahasa Yunani Kuno. Thales - Fresco dari University of Athens (Public Domain)
Interaksi air antara fase padat,
cair dan gas memberikan materi sifat yang berbeda. Ini adalah penjelasan pertama yang
mengambil fenomena alam dari alam ilahi dan ke dalam wilayah hukum alam dan penjelasan.
Anaximander, lebih terkenal dengan teori evolusi proto-nya, membantah ide-ide dari Thales
dan mengusulkan bahwa daripada air, zat yang disebut Apeiron adalah blok bangunan dari
semua materi. Dengan bantuan belakang modern, kita dapat mengatakan bahwa ini adalah
menebak lain cerdas dari Anaximander dan sangat mirip dengan
gagasan bahwa hidrogen adalah blok bangunan dari semua
materi di alam semesta kita.
Ini disebut atom, dari-tom (tidak dipotong). Namun landmark tertentu dalam sejarah fisika
akan berbohong terlupakan sampai hampir dua ribu tahun kemudian. Teori ini juga
menyebabkan atomis mengusulkan bahwa atom tersebut diatur oleh undang-undang yang
ketat, bukan ilahi. Ini penghapusan kehendak bebas dan bahkan jiwa dari fisika kuno adalah
pandangan yang membuat filsuf ini dibenci oleh Plato.
Aristoteles sangat yakin bahwa semua materi terdiri dari beberapa kombinasi dari lima
elemen, tanah, udara, api, air dan eter tak terlihat. Dia mengambil ini lebih lanjut dengan
menyatakan bahwa alam bumi dikelilingi oleh udara, diikuti oleh alam api dan eter. Setiap
elemen alami berusaha untuk kembali ke dunia sendiri, sehingga batu jatuh ke bumi karena
berusaha untuk kembali ke elemen sendiri. Api naik karena mereka ingin kembali ke ranah
semua-membungkus api sementara asap, kombinasi udara dan api, juga naik ke arah langit.
Air mengalir ke bawah karena bidang air berbaring di bawah alam bumi.
Ide ini, dari alam yang ada dalam lingkaran konsentris yang ditetapkan rapi, dengan ether
sekitarnya semua, memegang kekuasaan selama berabad-abad, membentuk ilmu pengetahuan
Eropa sampai kedatangan pikiran seperti Galileo dan Newton. Sampai saat itu, kontribusi
Aristoteles fisika kuno terus menyesatkan ulama kemudian.
Archimedes menghitung matematika yang mendasari tuas dan juga mengembangkan sistem
yang rumit dari katrol untuk memindahkan objek besar dengan minimum usaha. Sementara ia
tidak menemukan perangkat ini kuno, ia diperbaiki mereka dan meletakkan prinsip-prinsip
yang memungkinkan pembangunan mesin canggih. Ia juga mengembangkan prinsip-prinsip
negara keseimbangan dan pusat gravitasi, ide-ide yang akan mempengaruhi para ulama
Islam, Galileo, dan Newton.
Akhirnya, ia Archimedes sekrup untuk memindahkan
cairan mendasari hydroengineering modern, dan nya
mesin perang membantu menahan tentara Roma di
pertama Punic War. Archimedes bahkan merobek
terpisah argumen Aristoteles dan metafisika,
menunjukkan bahwa itu tidak mungkin untuk
matematika dan alam terpisah dan membuktikannya Archimedes Screw (Public Domain)
dengan mengubah teori matematika dalam penemuan praktis.
Hipparchus (190-120 SM) mengangkangi kesenjangan antara astronomi dan fisika kuno,
menggunakan teknik geometris yang canggih untuk memetakan gerakan bintang-bintang dan
planet-planet, bahkan memprediksi kali gerhana matahari akan terjadi. Untuk hal ini, ia
menambahkan perhitungan jarak matahari dan bulan dari Bumi, berdasarkan perbaikan untuk
instrumen pengamatan yang digunakan pada saat itu.
Kecanggihan Hipparchus mungkin dibangun di atas matematika rinci dan pengamatan dari
Babel dan ia menulis banyak buku yang menjabarkan ide-idenya. Sayangnya, semua tetapi
beberapa fragmen yang tersebar
hilang pada kerusakan waktu.
Sejarah Fisika -
Ptolemy dan Rise of the
East
Yang terakhir, dan salah satu yang
paling terkenal, fisikawan Kuno,
adalah Ptolemy. Fisikawan dan
astronom adalah salah satu pikiran
yang mengarah pada masa Kekaisaran Potret yang ideal medival Ptolemeus (Public Domain)
Romawi. Dia menulis banyak risalah
dan buku yang berisi karya pikiran
Yunani sebelumnya, termasuk Hipparchus, dan juga menghitung beberapa perhitungan yang
canggih untuk merencanakan pergerakan langit.
Karyanya dalam fisika kuno yang tersebar di seluruh dunia yang dikenal dan merupakan
saluran utama melalui mana pengetahuan dari Yunani diteruskan ke para ulama besar Islam
dari periode abad pertengahan.
Tentu saja, kontribusi dari Yunani Kuno mengarahkan jalannya sejarah fisika,
menyempurnakan matematika mendasari alam semesta dan mulai pemisahan teologi dan
sains. Pengetahuan mereka tentang fisika kuno akan segera dilupakan di Eropa sebagai studi
fisika dilewatkan ke Rumah Islam Kebijaksanaan dan pikiran besar dari Cina dan India.
Sejarah
Sejarah fisika, sementara memasukkan unsur matematika dan astronomi baik dilakukan oleh
orang Babilonia, India, Mesir dan Zoroaster, sebagian besar tetap tertanam di alam
supranatural dari para dewa.
Tidak sampai pendekatan metodologis dan teoritis dari Yunani Kuno yang fisika dalam
bentuk modern muncul, berdasarkan matematika dan prinsip-prinsip pertama daripada
takhayul.
Memilih keluar sejarah fisika kuno bisa sulit, terutama karena sangat sulit untuk memisahkan
dari bidang lain seperti astronomi, matematika dan alkimia. Ilmu belum dibagi menjadi
disiplin dikenali atau bahkan terpisah sepenuhnya dari teologi dan filsafat, sehingga ada
beberapa tumpang tindih dalam sejarah fisika pada tahap formatif ini.
Dari matematika teoritis, astronomi yang akurat dan filsafat canggih melompat fisika kuno,
upaya untuk menjelaskan dunia dan mengungkap hukum-hukum yang mengatur alam
semesta. Orang Yunani kuno percaya bahwa alam semesta adalah harmonis, sempurna, dan
diatur oleh undang-undang yang elegan dan persamaan, sebagaimana ditetapkan oleh
matematikawan seperti
Pythagoras dan Euclid.
Sejarah Fisika -
Sebelum Aristoteles:
Hukum atomisme
dan Alam
Thales adalah fisikawan pertama
dan teori-teorinya benar-benar
memberi disiplin namanya. Dia
percaya bahwa dunia, meskipun
dibuat dari bahan banyak, benar-
benar dibangun dari hanya satu
elemen, air, disebut Physis
dalam bahasa Yunani Kuno. Thales - Fresco dari University of Athens (Public Domain)
Interaksi air antara fase padat,
cair dan gas memberikan materi sifat yang berbeda. Ini adalah penjelasan pertama yang
mengambil fenomena alam dari alam ilahi dan ke dalam wilayah hukum alam dan penjelasan.
Anaximander, lebih terkenal dengan teori evolusi proto-nya, membantah ide-ide dari Thales
dan mengusulkan bahwa daripada air, zat yang disebut Apeiron adalah blok bangunan dari
semua materi. Dengan bantuan belakang modern, kita dapat mengatakan bahwa ini adalah
menebak lain cerdas dari Anaximander dan sangat mirip dengan gagasan bahwa hidrogen
adalah blok bangunan dari semua materi di alam semesta kita.
Heraclitus (sekitar 500BC) mengusulkan bahwa satu-satunya
hukum dasar yang mengatur alam semesta adalah pokok
perubahan dan tidak ada yang
tersisa di negara yang sama
tanpa batas. Pengamatan ini
membuatnya salah satu ulama
pertama dalam fisika kuno Heraclitus (Public Domain
untuk mengatasi peran waktu di
alam semesta, salah satu konsep yang paling penting,
bahkan dalam sejarah modern fisika.
Ini disebut atom, dari-tom (tidak dipotong). Namun landmark tertentu dalam sejarah fisika
akan berbohong terlupakan sampai hampir dua ribu tahun kemudian. Teori ini juga
menyebabkan atomis mengusulkan bahwa atom tersebut diatur oleh undang-undang yang
ketat, bukan ilahi. Ini penghapusan kehendak bebas dan bahkan jiwa dari fisika kuno adalah
pandangan yang membuat filsuf ini dibenci oleh Plato.
Aristoteles sangat yakin bahwa semua materi terdiri dari beberapa kombinasi dari lima
elemen, tanah, udara, api, air dan eter tak terlihat. Dia mengambil ini lebih lanjut dengan
menyatakan bahwa alam bumi dikelilingi oleh udara, diikuti oleh alam api dan eter. Setiap
elemen alami berusaha untuk kembali ke dunia sendiri, sehingga batu jatuh ke bumi karena
berusaha untuk kembali ke elemen sendiri. Api naik karena mereka ingin kembali ke ranah
semua-membungkus api sementara asap, kombinasi udara dan api, juga naik ke arah langit.
Air mengalir ke bawah karena bidang air berbaring di bawah alam bumi.
Ide ini, dari alam yang ada dalam lingkaran konsentris yang ditetapkan rapi, dengan ether
sekitarnya semua, memegang kekuasaan selama berabad-abad, membentuk ilmu pengetahuan
Eropa sampai kedatangan pikiran seperti Galileo dan Newton. Sampai saat itu, kontribusi
Aristoteles fisika kuno terus menyesatkan ulama kemudian.
Sejarah Fisika - Eureka dan Bintang
Archimedes terkenal karena momen eureka nya, menemukan prinsip-prinsip kepadatan dan
daya apung sementara menikmati mandi, tapi kontribusinya terhadap sejarah fisika yang jauh
lebih mendalam. Fisika kuno Nya terkait erat dengan karunia-Nya penemuan saat ia
menggunakan prinsip-prinsip matematika dan teori untuk membuat perangkat yang masih
umum hari ini.
Archimedes menghitung matematika yang mendasari tuas dan juga mengembangkan sistem
yang rumit dari katrol untuk memindahkan objek besar dengan minimum usaha. Sementara ia
tidak menemukan perangkat ini kuno, ia diperbaiki mereka dan meletakkan prinsip-prinsip
yang memungkinkan pembangunan mesin canggih. Ia juga mengembangkan prinsip-prinsip
negara keseimbangan dan pusat gravitasi, ide-ide yang akan mempengaruhi para ulama
Islam, Galileo, dan Newton.
Hipparchus (190-120 SM) mengangkangi kesenjangan antara astronomi dan fisika kuno,
menggunakan teknik geometris yang canggih untuk memetakan gerakan bintang-bintang dan
planet-planet, bahkan memprediksi kali gerhana matahari akan terjadi. Untuk hal ini, ia
menambahkan perhitungan jarak matahari dan bulan dari Bumi, berdasarkan perbaikan untuk
instrumen pengamatan yang digunakan pada saat itu.
Kecanggihan Hipparchus mungkin dibangun di atas matematika rinci dan pengamatan dari
Babel dan ia menulis banyak buku yang menjabarkan ide-idenya. Sayangnya, semua tetapi
beberapa fragmen yang tersebar
hilang pada kerusakan waktu.
Sejarah Fisika -
Ptolemy dan Rise of the
East
Yang terakhir, dan salah satu yang
paling terkenal, fisikawan Kuno,
adalah Ptolemy. Fisikawan dan
astronom adalah salah satu pikiran
yang mengarah pada masa Kekaisaran Potret yang ideal medival Ptolemeus (Public Domain)
Romawi. Dia menulis banyak risalah
dan buku yang berisi karya pikiran
Yunani sebelumnya, termasuk Hipparchus, dan juga menghitung beberapa perhitungan yang
canggih untuk merencanakan pergerakan langit.
Karyanya dalam fisika kuno yang tersebar di seluruh dunia yang dikenal dan merupakan
saluran utama melalui mana pengetahuan dari Yunani diteruskan ke para ulama besar Islam
dari periode abad pertengahan.
Tentu saja, kontribusi dari Yunani Kuno mengarahkan jalannya sejarah fisika,
menyempurnakan matematika mendasari alam semesta dan mulai pemisahan teologi dan
sains. Pengetahuan mereka tentang fisika kuno akan segera dilupakan di Eropa sebagai studi
fisika dilewatkan ke Rumah Islam Kebijaksanaan dan pikiran besar dari Cina dan India.
Sebagian besar dari kita akrab dengan bagian-bagian dari sejarah alkimia; cerita dari Batu
Bertuah dan mengubah logam dasar menjadi emas telah menyebar ke film arus utama dan
buku. Cerita ini membangkitkan visi pria berjanggut kelabu di istana berusaha untuk menjadi
kaya, atau filsuf Yunani Kuno dengan teori tentang bagaimana unsur tanah, udara, api, dan
air berinteraksi.
Untuk kebanyakan orang, ini adalah alkimia yang akhirnya berkembang menjadi kimia, dan
sering disebut sebagai Protosains .
Pandangan Eurocentric ini gagal untuk memperhitungkan karya alkemis Cina, yang juga
mengembangkan metode untuk memanipulasi mineral dan mengubah keadaan zat. Seperti
alkemis barat, China terobsesi dengan menciptakan emas tetapi, daripada menciptakan emas
untuk kekayaan, obsesi mereka adalah dengan menciptakan emas dari kemurnian maksimal
untuk menciptakan cairan kehidupan dan cara untuk mencapai keabadian.
Untuk kebanyakan orang, ini adalah alkimia yang akhirnya berkembang menjadi kimia, dan
sering disebut sebagai Protosains .
Pandangan Eurocentric ini gagal untuk memperhitungkan karya alkemis Cina, yang juga
mengembangkan metode untuk memanipulasi mineral dan mengubah keadaan zat. Seperti
alkemis barat, China terobsesi dengan menciptakan emas tetapi, daripada menciptakan emas
untuk kekayaan, obsesi mereka adalah dengan menciptakan emas dari kemurnian maksimal
untuk menciptakan cairan kehidupan dan cara untuk mencapai keabadian.
Alkimia Cina dicampur dengan keyakinan Tao dan ide keseimbangan dan harmoni, salah satu
dari banyak alasan mengapa mengambil kursus yang berbeda dari alkimia Barat. Alkimia
Cina juga berhubungan erat dengan holistik pengobatan Cina tradisional, dengan banyak
mineral diyakini memiliki kualitas penyembuhan, perbedaan yang kuat dari bahasa Yunani
dipengaruhi gagasan bahwa hanya zat-zat organik bisa digunakan untuk obat-obatan.
Dekrit tersebut tidak menghalangi para alkemis dan mereka hanya berubah arah, dengan satu
alkemis muncul di istana kerajaan di 133 SM dan menyatakan bahwa ia telah menemukan
rahasia keabadian. Gagasan memperpanjang hidup akan menjadi Holy Grail alkemis Cina,
versi mereka dari Batu Bertuah Barat. Hal ini pada tahap ini bahwa alkimia Cina menjadi
terkait dengan obat tradisional Cina, yang bekerja dengan mencoba untuk membawa harmoni
ke tubuh dan soul.This alkemis juga mengaitkan ide keabadian kepada roh-roh dan dewa-
dewa kecil dan ini, di samping gagasan bahwa komersial ide diperlakukan dengan jijik oleh
kaum bangsawan China dan dianggap sebagai kegiatan untuk kelas bawah, menjelaskan
mengapa teknik alkimia Cina menjadi terpaku pada menciptakan Elixir of Life daripada
mengubah logam dasar menjadi emas.
Pada 60 SM, Kaisar Suan terlibat seorang alkemis bernama Liu Tsiang untuk meningkatkan
umur kaisar, dengan membuat emas alkimia. Ia gagal dalam hal ini dan dipermalukan, nyaris
hilang hukuman mati. Setelah malang Liu Tsiang, referensi di samping alkimia terjadi pada
kedua atau ketiga abad SM, di mana sebuah buku berjudul 'Tsan-tung-chi' berkaitan proses
menciptakan pil kecil yang terbuat dari emas murni yang akan memberi keabadian. Karena
emas tidak membusuk atau becek, Cina percaya bahwa hal itu bisa memberi kemampuan ini
kepada orang-orang, dan minum dari murni pembuluh minum emas, makan dari piring emas,
dan makan pil yang terbuat dari emas akan memberi keabadian ini.
Pengaruh utama final alkimia Cina adalah nomor 5, nomor mistik di Cina. Orang Cina
percaya bahwa ada lima unsur, kayu, api, tanah, logam dan air, dan ini terkait dengan lima
warna, lima arah (pusat dianggap sebagai arah) dan lima logam, emas, perak, lead, tembaga
dan zat besi. Akibatnya, setiap teknik alkimia Cina yang terlibat mengulangi tahap lima kali.
Astronomi Cina menarik dalam hal itu dikembangkan sebagian besar jelas lingkup Indo-
Eropa dan mengembangkan metode tertentu sendiri dan nuansa. Orang Cina sangat teliti
dalam menjaga catatan astronomi, memungkinkan sejarawan modern untuk menetapkan
bahwa astronomi Cina sebagian besar tetap tidak berubah dari tahun 1800 SM dan
seterusnya.
Astronomi sangat banyak kerajaan melestarikan, dan kaisar secara langsung mempekerjakan
para astronom untuk memetakan langit dan merekam fenomena, tujuan utama mereka yang
untuk mencatat waktu akurat, sesuatu yang mereka mulai lakukan dengan akurasi besar.
Sebuah makam yang berasal dari sekitar 4000 SM terdapat tulang dan kerang bertuliskan
bajak dan simbol untuk Azure Dragon dan White Tiger, dua dari empat daerah, kura-kura
hitam dan burung Vermillion menjadi orang lain. Sebuah kotak dipernis, berasal dari sebelum
433 SM memiliki nama-nama 28 Mansions tertulis pada
tutup, yang menunjukkan bahwa sistem ini telah digunakan
untuk waktu yang lama.
Orang Cina sangat teliti dalam rekaman fenomena astronomi lainnya, seperti komet, bintik
matahari, nova, dan jilatan api matahari, jauh sebelum budaya lain membuat setiap
pengamatan tersebut. Mereka berusaha untuk katalog setiap bintang tunggal, mendefinisikan
konstelasi mereka dengan satu bintang utama, yang disebut raja, dan sekitarnya dengan
pangeran.
Astronom Shi-Shen (abad ke-4 SM) diyakini telah katalog 809 bintang di konstelasi 122,
meskipun ia mengambil sedikit minat dalam planet-planet, seperti Yunani dan Mesopotamia .
Dia juga membuat pengamatan awal dikenal bintik matahari. Di samping kontemporer, Kan-
Te, ia adalah salah satu yang paling penting dari para astronom Cina. Untuk membuat
pengukuran yang akurat seperti posisi di langit, Cina harus telah menggunakan bola dunia,
bola logam yang terdiri dari berpotongan lingkaran skala, yang memungkinkan pengamat
untuk memberikan setiap bintang coordinate.The rekor manusia pertama gerhana dibuat 2136
SM, dan lebih dari ratusan tahun yang maju langit menonton, Cina menjadi sangat mahir
memprediksi gerhana bulan.
Salah satu pengamatan yang terkenal yang dibuat oleh astronom Cina adalah bahwa dari
supernova pada tahun 1054. Mereka disebut fenomena ini dalam catatan sebagai 'bintang
tamu', dan menyebutkan bahwa itu tetap terang selama sekitar satu tahun sebelum kembali
menjadi tak terlihat. Supernova ini menciptakan apa yang kita lihat hari ini sebagai Nebula
Kepiting. Ledakan itu sendiri pada tahun 1054 juga dicatat oleh Anasazi Indian dari
Southwest Amerika, tapi untuk beberapa alasan, tidak ada catatan yang dikenal kejadian ini
dalam budaya Eropa atau lainnya.
Dia menggunakan ini untuk merancang kalender Daming, yang paling akurat kalender
lunisolar yang tersedia pada saat itu. Pengukuran lain termasuk mengukur berapa kali
matahari dan bulan tumpang tindih, mengusulkan 27,21223 kali, yang sangat dekat dengan
27,21222 seperti yang kita kenal sekarang; menggunakan nomor ini ia berhasil memprediksi
gerhana empat kali selama 23 tahun (436-459).
Yi Xing (683-727) adalah seorang biksu yang belajar banyak metode dan keyakinan
astronomi India dan matematika, di bawah naungan Dinasti Tang . Dia adalah astronom
pertama yang diketahui untuk mencoba untuk merencanakan panjang tingkat garis meridian,
menyatakan bahwa itu adalah 123.7km, tidak jauh dari pengukuran modern 111km. Yi Xing
adalah penggerak utama di balik membangun bola dunia yang bergerak dalam hubungannya
dengan langit.
Daftar Pustaka
Cheng-Yih Chen. . (1996) Pekerjaan Cina Awal Dalam Ilmu Pengetahuan Alam: Sebuah Re-
Pemeriksaan Fisika of Motion, Akustik, Astronomi dan Ilmiah Pikiran, Hong Kong: Honk
Kong University Press
Huang, Yi-Panjang, (2012). Di DG York, O. Gingerich, & SN Zhang (Eds.) The Astronomy
Revolusi:. 400 Tahun Menjelajahi Cosmos (281-291). Boca Raton, FL: Taylor & Francis
Ruggles, CLN (2005). Astronomi kuno: Sebuah Ensiklopedia kosmologi dan Mitos. Santa
Barbara, CA: ABC-CLIO
Sangat sedikit astronom kuno menangkap imajinasi dalam cukup dengan cara yang sama
seperti bangsa Maya, mungkin karena teori konspirasi seputar dugaan akhir dunia pada tahun
2012, seperti yang diperkirakan oleh kalender mereka. Sangat akurat perhitungan astronomi
dan matematika canggih yang mendalami agama dan pertanda, imam mereka cerdas sangat
kehendak para dewa di balik kejadian fenomena alam.
Mungkin lebih dari bahkan Mesir atau India astronom, pengamatan Maya imam-astronom
yang sepenuhnya didedikasikan untuk astrologi dan ini merasuki setiap aspek kehidupan
sehari-hari. Hal ini telah menciptakan booming New Age dalam buku-buku Maya dan
perlengkapan, di mana kalender dan numerologi mereka melesat ke filsafat Timur dan
kebijaksanaan Yunani.
Astronomi Maya itu tentu mendalami esoterika dan upacara, tapi ini tidak bisa
menyembunyikan tingkat akurasi yang tinggi dari pengamatan mereka dan kecanggihan
matematika yang diperlukan untuk merancang sistem yang kompleks mereka kalender
berjalan secara bersamaan.
Abad pertama kali melihat Maya lebih menyempurnakan budaya mereka, memperkenalkan
angka nol, sangat jarang dalam budaya Eurasia saat ini. Antara sekitar 250 dan 900 Masehi,
bangsa Maya mulai mengembangkan kalender kompleks berbasis di sekitar pengamatan
akurat dari langit. Mereka mulai membangun beberapa kuil besar yang menentukan
peradaban mereka, banyak yang bertahan hingga sekarang. Sebagian besar dari mereka
sejalan dengan matahari, terutama pertengahan musim panas, pertengahan musim dingin dan
ekuinoks, dan ini memungkinkan mereka untuk melacak musim dan menentukan kapan untuk
menanam tanaman dan kapan harus panen.
Dari 900 CE, sampai kehancuran kerajaan mereka oleh Spanyol, mereka lebih
disempurnakan teknik astronomi mereka, memetakan posisi planet-planet, merancang meja
untuk prediksi jangka panjang pergerakan planet-planet ini, dan membuat tabel untuk
memprediksi gerhana. Prediksi mereka begitu canggih yang mereka termasuk koreksi dan
perubahan, menunjukkan bahwa mereka benar-benar memahami bahwa pergerakan planet-
planet dan presesi yang kompleks. Banyak dari grafik ini ditulis dalam Dresden Codex,
sebuah dokumen yang diselundupkan dari Amerika Tengah pada suatu waktu ketika Spanyol
sedang menghancurkan dokumen Maya, menganggap mereka sebagai kafir.
Kalender Maya
Yang paling misterius dari semua kontribusi untuk
astronomi Maya adalah kalender mereka, sistem yang
kompleks saling siklus yang menjaga waktu lebih akurat
daripada kita sendiri. Sistem kalender kompleks memicu
banyak romantisme New Age sekitar Maya. Bangsa Maya
menggunakan banyak kalender yang berbeda, saling
mereka dan memberikan tanggal yang sangat akurat.
Sistem ini tampaknya rumit untuk kami, tapi astronom-
imam dari peradaban Maya dipahami dengan sempurna. Kalender Maya (Public Domain)
Dua kalender utama adalah kalender seremonial (The Tzolk'in), kalender 260 hari 13 angka
dan 20 nama hari, dan kalender samar (The Haab), dari 365 hari. Kalender ini memiliki 18
bulan 20 hari, dengan bulan 5 hari ditambahkan pada akhir tahun. Alasan yang mereka
gunakan 20 hari selama satu bulan sebagian besar didasarkan pada sistem numerik vigesimal
mereka, yang merupakan dasar dua puluh sistem yang bertentangan dengan sistem desimal
basis sepuluh kami. Ada bukti bahwa bangsa Maya mengerti bahwa tahun ini tidak persis 365
hari yang panjang, tetapi mereka melakukan sedikit tentang hal itu, mungkin karena itu tidak
cocok dengan sistem dasar 20 mereka.
Kalender ini berlari bersamaan dan menyatu bersama-sama dengan menggambarkan tanggal
dengan jumlah Tzolk'in dan nama hari, diikuti oleh Haab jumlah dan nama hari. Intermeshing
ini memberikan unit lain untuk mengukur waktu, kalender bulat, siklus 52-tahun ketika
tanggal mulai mengulangi diri mereka sendiri (sebanyak dengan cara yang sama yang
berulang kalender Gregorian kami setiap 400 tahun, meskipun ada siklus mengulangi lain
dalam itu).
Astronomi mayan
Bangsa Maya tidak memiliki instrumen yang kompleks untuk memetakan posisi benda-benda
langit, sehingga pengamatan mereka dengan mata telanjang. Mereka mungkin telah
menggunakan instrumen dasar, seperti tongkat menyeberang ke bagan posisi, tetapi mereka
tidak memiliki bola armillary atau sextants peradaban lain.
Namun, bangsa Maya adalah pembangun yang sangat baik dan banyak kuil dan bangunan
yang selaras untuk membantu pengamat memantau posisi. Sebagai contoh, banyak bangunan
menunjuk ke arah ekuinoks atau pertengahan musim panas, sementara bangunan lainnya
memiliki pintu dan jendela selaras dengan Alangkah paling utara atau selatan dari Venus,
salah satu benda langit yang paling penting dengan budaya Maya. Jadi akurat adalah
pengamatan mereka bahwa prediksi mereka orbit Venus hanya kehilangan dua jam dalam
siklus 584 hari.
Sejauh ini, lihat kami di astronomi kuno telah terkonsentrasi sangat banyak pada
Mesopotamia , astronomi Eropa dan zaman keemasan Islam. Namun, dalam penelitian setiap
astronomi, adalah mustahil untuk mengabaikan pekerjaan astronom besar India; kontribusi
mereka terhadap ilmu pengetahuan dipengaruhi Hellenic, Islam pemikiran dan Eropa selama
berabad-abad, dengan pekerjaan mereka dibawa turun besar Silk Road ke Eropa.
Astronomi India yang sangat terikat pada pandangan religius dan spiritual mereka tentang
dunia, tetapi terdapat banyak pengamatan akurat fenomena. Ini bertindak sebagai katalis
untuk pertumbuhan matematika di anak benua, salah satu warisan terbesar diteruskan oleh
India ke dunia Barat.
Rgveda menunjukkan bahwa India dibagi tahun menjadi 360 hari, dan tahun ini dibagi
menjadi 12 bulan 30 hari. Setiap 5 tahun, dua periode kabisat ditambahkan untuk membawa
kalender kembali sesuai dengan tahun matahari, memastikan bahwa tahun rata-rata 366 hari.
Namun, tahun India masih bermigrasi empat hari di setiap lima tahun, dan astronom India
terus tweak dan disesuaikan kalender mereka selama ribuan tahun. Teks ini juga
menunjukkan bahwa orang-orang Indian menggunakan empat poin kardinal untuk
memastikan orientasi yang benar dari altar.
The Jyotisa Vedanga, teks Veda pertama yang menyebutkan data astronomi, mencatat
peristiwa akan kembali sejauh 4000 SM, meskipun banyak archaeoastronomers percaya
bahwa teks ini dapat mencakup pengamatan dari sedini 11 000 SM. Mereka menunjukkan
bahwa beberapa catatan mungkin telah disalin dari naskah sebelumnya, tapi ini adalah area di
mana penelitian lebih lanjut diperlukan, karena banyak referensi yang jelas dan ditulis dalam
terminologi agama.
Pada abad pertama Masehi, astronom India mengusulkan bahwa bintang-bintang itu persis
seperti matahari, tetapi lebih jauh lagi, pada saat orang-orang Yunani masih menggunakan
bola kristal langit untuk menjelaskan kosmos. Mereka juga memahami bahwa bumi itu bulat,
dan astronom India berusaha untuk menghitung keliling bumi.
Sulit untuk memilih persis pikiran orang India, karena banyak pengamatan dan ide-ide
mereka yang terungkap dalam ayat-ayat agama, yang selalu terbuka untuk interpretasi.
Yajnavalkya (c 3 Millennium SM) diyakini di alam semesta heliosentris, meskipun beberapa
ayat dari sedini 3000 SM menyinggung hal ini; Namun, ini referensi awal tidak jelas dan kita
harus berhati-hati untuk menerapkan definisi yang ketat yang sama yang kita lakukan untuk
megalitik astronomi dan menghindari bias konfirmasi. Dalam teks-nya, yang disebut
'Shatapatha Brahmana, "ia juga mengukur jarak matahari dari bumi, dan jarak dari bulan dari
bumi, menjadi 108 kali diameter badan-badan ini, sangat dekat dengan pengukuran modern
107,5 matahari dan 110,6 dari bulan. Awal Siddhantic Era buruk dicatat dan hanya
memberikan sekilas menggoda ke dalam pikiran para astronom India kuno dan ahli
matematika. The Siddhantic Era sesungguhnya dimulai kemudian, dengan astronom
Aryabhata.
Pengaruh astronom India tidak berakhir di sini, karena pekerjaan mereka akan terus
digunakan oleh para ulama Islam dan akan membentuk satu dari pilar astronomi Islam.
Selama besar Mughal Era India (1526 - 1725), teknik matematika Hindu, bersatu dengan
teknik pengamatan Islam menyebabkan kemajuan besar dalam astronomi. Melalui aneksasi
kolonial Inggris di India, teknik ini menjadi bagian utama dari astronomi modern.
Astronomi Mesir
Martyn Shuttleworth 30.8K membaca 0 Comments
Bangsa Mesir Kuno membuat banyak kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan dan
kontribusi ke toko pengetahuan manusia, terutama dalam bidang kedokteran dan alkimia.
Orang Mesir juga memberikan kontribusi untuk astronomi kuno dan, seperti dengan
Mesopotamia, pekerjaan mereka didasarkan pada pertanian dan memprediksi musim.
Banjir tahunan Sungai Nil adalah dasar dari peradaban Mesir dan pertanian, sehingga
memprediksi kejadian ini dengan akurasi adalah kekuatan pendorong di belakang
perkembangan astronomi Mesir. Sekali lagi, studi mereka dari langit menjadi terkait dengan
agama, esoterika dan imamat.
Mesir
sepenuhnya
menyadari
bahwa tahun
ini adalah
sekitar 365
hari, dan
membaginya Jam Stellar, digunakan untuk merencanakan waktu bintang. (Public Domain)
menjadi 12
bulan 30 hari,
dengan lima upacara, hari kabisat, yang disebut hari Epagomenal, tambahnya. Kalender ini
kehilangan satu hari setiap empat tahun, dan mereka membuat sedikit usaha untuk
memperbaiki hal ini. Sebaliknya, mereka mengembangkan kalender lain berbasis di sekitar
bintang Sirius, yang juga terdiri dari 365 hari, tetapi yang termasuk hari kuartal ekstra.
Anehnya, mereka juga menyimpan 360 hari kalender seremonial, berjalan secara bersamaan
dengan orang lain, dan kalender ini bertepatan setiap 1.461 tahun, yang dipandang sebagai
saat perayaan besar dan awal dari sebuah era baru.
Astronom Mesir menggunakan jam matahari untuk memberitahu waktu, membagi hari
menjadi 24 jam, meskipun panjang jam ini tidak tetap, memastikan hari dan malam kedua
terdiri dari dua belas jam, apa pun sepanjang tahun. Pada malam hari, mereka membagi langit
malam menjadi 36 kelompok bintang, yang disebut Decans, yang dapat digunakan untuk
memberitahu waktu.
Ada teori lain tentang piramida, yaitu bahwa mereka berada untuk mencerminkan konstelasi
Orion, dengan tiga piramida di Giza mewakili sabuk Orion. Seperti dengan Neolitik
astronomi, ini adalah sebagian besar dugaan dan semua yang kita bisa mengatakan bahwa
orang Mesir membangun monumen mereka untuk mencerminkan arah mata angin dan waktu
yang penting tahun.
Kecenderungan ini berlanjut di Lembah Para Raja, di mana Rameses II dibangun Temple
besar tentang Abu Simbel untuk memastikan sinar matahari yang hanya menembus tempat
suci pada tanggal 20 Oktober dan 20 Februari, dengan satu dari hari-hari ini diyakini ulang
tahun penobatannya.
Seperti banyak kebudayaan kuno, astronomi Mesir dimulai dengan mencatat waktu tahun
untuk periode pertanian, dan mungkin juga telah melayani tujuan navigasi, praktek yang
umum di padang pasir. Pengamatan ini menjadi dijiwai dengan makna keagamaan dan
menjadi dimasukkan ke dalam arsitektur mereka.
Orang-orang Mesir membangun monumen mereka menunjuk ke arah mata angin dan
menggunakan mereka untuk mencerminkan kejadian langit penting mengungkapkan
sepanjang tahun. Mereka juga mengembangkan kalender canggih, meskipun dengan banyak
kompleksitas dan kebutuhan untuk menjalankan tiga calendars.This terpisah mungkin tampak
aneh bagi kita, tetapi gagasan beberapa kalender adalah solusi yang Maya tiba di mandiri.
Bahkan, kami menggunakan beberapa kalender, dengan mempertahankan dunia Islam
kalender lunar daripada kalender matahari dari dunia Barat, dan Kristen Ortodoks Gereja
menggunakan kalender Julian untuk memutuskan tanggal upacara.
Tentu saja, astronomi dan arsitektur Mesir telah menarik banyak teori liar tentang bagaimana
orang Mesir dimasukkan berat dan keliling Bumi ke Piramida Besar, atau bahwa mereka
adalah keturunan pelarian dari Atlantis. Ini adalah dugaan dan tidak bisa dianggap serius
tanpa bukti kecil. Meskipun demikian, kita dapat mengatakan bahwa astronomi Mesir sangat
canggih dan banyak ide-ide mereka menjadi dasar dari astronomi kita sendiri dan kosmologi.
Matematika Mesir
Martyn Shuttleworth 20.7K membaca 1 Comment
Sejarah Matematika
Di samping Babel dan India, Mesir sebagian besar bertanggung jawab untuk bentuk
matematika seperti yang kita kenal. Pengetahuan dan teknik mereka diteruskan ke Yunani,
membantu Hellenes untuk mengembangkan toko besar mereka pengetahuan matematika.
Sayangnya, apa yang
kita ketahui tentang
matematika Mesir
minim dan tidak
lengkap.
Peradaban Mesir
dibangun banyak
monumen besar
selama rentang ribuan Sphinx Agung Giza dan Khafre Pyramid, Giza ( Creative Commons )
tahun, dan itu adalah
logis untuk mengasumsikan bahwa mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang
matematika terapan, berdasarkan mengembangkan teknik yang baik untuk mensurvei dan
bangunan. Mereka juga menggunakan teknik matematika canggih untuk merancang kalender,
untuk administrasi, dan akuntansi. Keterampilan matematika Mesir difokuskan pada
pemecahan masalah dunia nyata, daripada menemukan prinsip-prinsip.
Menurut Herodotus, matematika Mesir memiliki akarnya dalam survei. Firaun Mesir
memberikan masing-masing plot Mesir tanah, dengan ukuran yang sama, dan pajak mereka
atas ini. Namun, banjir Nil tahunan bisa dengan mudah membersihkan tanah, sehingga raja
mengirim surveyor untuk melihat seberapa banyak tanah penyewa telah berkurang dan
menurunkan pajak sesuai. Selain itu, banjir Nil dibuat mendirikan tanda batas mustahil,
karena genangan akan segera mencuci mereka, sehingga surveyor sering dipanggil untuk
menengahi perselisihan batas.
Mesir menggunakan trial and error teknik untuk sampai pada solusi untuk masalah, dan
memiliki sedikit minat dalam mencari formula atau keterkaitan yang kompleks antara set
angka. Rumus bahwa orang Mesir mengembangkan memberi mereka cara untuk
memperkirakan luas dan volume bentuk dan padatan, yang, sementara tidak sempurna akurat,
adalah pendekatan cukup dekat untuk tujuan mereka.
Para ahli matematika Mesir mengerti sedikit ilmu aljabar dan mampu memecahkan
persamaan linear, dan bisa memecahkan persamaan kuadrat sederhana dengan menggunakan
serangkaian tebakan untuk menemukan jawaban terdekat, metode kekerasan yang digunakan
selama berabad-abad setelahnya.
Papirus Matematika Rhind Thebes: Akhir Periode Menengah Kedua Diakuisisi oleh
pengacara Skotlandia AH Rhind selama persinggahannya di Thebes di tahun 1850-an. Paul
James Cowie, (Creative umum)
Apa yang kita ketahui tentang matematika Mesir minim dan tidak lengkap. Sayangnya,
sebagian besar dari catatan Mesir disimpan pada papirus, yang, terlepas dari masalah
degradasi, mungkin di antara teks-teks matematika Mesir dibakar selama kebakaran di
Perpustakaan Alexandria. Oleh karena itu, kami hanya memiliki beberapa naskah untuk
mengungkapkan keterampilan matematika Mesir, di samping catatan hieroglif sedikit dan
sumber-sumber Yunani.
The Rhind papirus ditemukan oleh Henry Rhind, di abad ke-19, berasal dari 1650 SM dan
penuh dengan masalah dan solusi, juga termasuk bagian pecahan. Mesir lebih suka
mengurangi semua fraksi untuk fraksi satuan, seperti 1/4, 1/2 dan 1/8, bukan 2/5 atau 16/07.
Semua ini fraksi kompleks digambarkan sebagai jumlah pecahan satuan jadi, misalnya, 3/4
ditulis sebagai 1/2 + 1/4, dan 4/5 sebagai 2/1 + 1/4 + 1/20. Hal ini tampaknya sedikit berat
tapi sebenarnya mudah untuk digunakan setelah Anda terbiasa.
Teknik ini digunakan dalam pembangunan piramida dan monumen lainnya, dan orang Mesir
merancang sistem pengukuran selama berabad-abad. Standar mereka pengukuran adalah
hasta itu, sekitar 52,3 cm panjang, dan mereka menggunakan penguasa dan diikat tali untuk
membuat pengukuran.
Orang Mesir tidak melihat kebutuhan untuk menemukan aksioma atau menemukan hubungan
antara set angka, dan senang untuk menggunakan kekerasan dan trial and error metode untuk
memecahkan masalah. Dalam banyak hal, kita masih menggunakan metode ini hari ini:
Ketika superkomputer yang digunakan untuk menemukan bilangan prima untuk menghitung
beberapa tempat desimal untuk Pi, menggunakan kekuatan untuk melakukan sejumlah besar
perhitungan setiap detik.
Astronomi Mesopotamia
Martyn Shuttleworth 14.9K membaca 0 Comments
Mesopotamia, Persia, dan Sejarah Astronomi
Sejak manusia pertama menatap bintang-bintang dan bertanya, "Apakah kita Sendiri?"
Sejarah astronomi telah membentuk jalannya masyarakat manusia, menghubungkan ilmu
dengan spiritualitas manusia inbuilt dan rasa heran pada luasnya tak terbayangkan dari
kosmos .
Sekarang dilihat sebagai domain eksentrik loveable, seperti Patrick Moore, almarhum, Carl
Sagan, dan Brian May, mudah untuk melupakan bagaimana ilmu astronomi telah merasuki
hampir setiap aspek sejarah manusia, dan mengawasi naik dan turun peradaban besar.
The Queen of the Night, mungkin 1792 - 1750 SM, merupakan dewi Babilonia kuno. (Public
Domain)
Banyak peristiwa penting dalam sejarah dibentuk oleh konjungsi bintang dan peristiwa
astronomis, seperti bintang (supernova) yang dipandu Magi ke Betlehem. Komet Halley
selalu tampaknya membawa ketakutan, kehancuran dan kelahiran kembali di belakangnya,
yang pertanda kiamat yang menyebabkan pergeseran seismik dalam sejarah manusia.
Kebanyakan peradaban dipraktekkan astronomi kuno, dan merasuki budaya dan masyarakat
jauh lebih banyak daripada di dunia modern, di mana kita memiliki penjelasan yang nyaman
untuk kompleksitas dan telanjang, keindahan keras alam semesta.
Orang-orang cenderung menilai astrologi oleh buruk ditulis, horoskop generik di surat kabar
dan situs internet namun, kembali pada masa dahulu, itu adalah asli proto-sains. Praktisi
astrologi yang mampu membuat pengukuran teliti dan prediksi yang akurat tentang
pergerakan bola surgawi, mengikat mereka ke jajaran dewa dan nasib raja.
Para astrolog kuno dan astronom menjadi penting dalam membangun pengukuran waktu;
untuk dunia modern, dengan gaya hidup yang sibuk dan jadwal, waktu hanyalah
kenyamanan. Untuk orang dahulu, di mana teknik pertanian yang sukses adalah masalah
hidup dan mati, mereka perlu tahu persis kapan harus menanam dan panen. Kemanusiaan
kuno mengikuti siklus musim dan hidup dekat dengan irama alam planet. The China dan
India mistik membuat kontribusi mereka terhadap sejarah astronomi, tapi Mesopotamia
India mistik
membuat kontribusi
mereka terhadap
sejarah astronomi,
tapi Mesopotamia
adalah majikan
astronomi kuno,
teknik canggih dan
pengamatan
menyampaikan ke
Yunani .
Kuno
Astronomi
dan Sumeria,
Yayasan Peta Mesopotamia (Public Domain)
Peradaban
Sementara kita dapat berasumsi bahwa umat manusia mengembangkan teknik astronomi
canggih jauh sebelum awal sejarah yang tercatat, sejarah astronomi Barat dimulai di
Mesopotamia. Tanah ini, mengangkangi Fertile Crescent antara sungai Tigris dan Efrat,
sekarang terletak di Irak, Turki, Suriah, dan Iran. The Fertile Crescent adalah tempat
peradaban dimulai, dan rumah bagi peradaban besar Sumeria, Babilonia, dan Asyur.
Jajaran Mesopotamia dewa dimulai dengan Sumeria, dan banyak Dewata tersebut terkait
dengan planet-planet, tradisi yang dijalankan oleh orang-orang Yunani dan Romawi. Dengan
demikian, kita bisa membuat tebakan bahwa imam Sumeria juga astronom, suatu sifat yang
sangat umum di wilayah tersebut dan salah satu yang mendefinisikan sejarah astronomi.
Bangsa Sumeria juga menggunakan sistem sexagesimal pengukuran, alasan mengapa kita
masih membagi lingkaran menjadi 360 bagian, sistem masih digunakan oleh para astronom
modern untuk merencanakan fenomena kosmologi.
Input Babel dengan sejarah astronomi meningkat pada masa pemerintahan Nabonassar (747-
733 SM), ketika Kasdim meningkatkan jumlah akurasi pengamatan mereka, menemukan
bahwa gerhana bulan yang terkunci untuk siklus sembilan belas tahun. Kontribusi lainnya
adalah penamaan tanda-tanda zodiak sepanjang bidang ekliptika, yang masuk ke dalam
sistem Romawi dan masih digunakan oleh astrolog modern dan astronom untuk membagi
langit malam.
Satu terkenal Kasdim, Selucius of Selucia (b. 190 SM), mengusulkan bahwa matahari terletak
di pusat alam semesta, meskipun model heliosentris ini kemudian akan ditolak oleh orang
Yunani. Hal ini diyakini bahwa ia tiba pada kesimpulan ini melalui penalaran dan keteraturan
pasang surut, meskipun ini adalah dugaan. Tentu saja, ia adalah astronom pertama yang
diketahui untuk menghubungkan bulan dan matahari dengan ketinggian dan waktu pasang.
Hal ini dimungkinkan untuk berpendapat bahwa teknik prediksi mereka awal metode yang
benar-benar ilmiah, di mana ulama membuat prediksi berdasarkan pengamatan. Namun,
orang-orang Yunani dan Persia diperdagangkan dan berbagi ide-ide selama berabad-abad,
sehingga tidak ada batas yang jelas antara para astronom Babilonia dan filsuf Yunani. Di
samping Selucius, Strabo menyebutkan Kidenas, Naburianos, dan Sudines sebagai filsuf
Babel besar lainnya.
Salah satu periode paling menarik dari studi apapun ke dalam astronomi kuno terletak
kembali Abad Stone, di mana orang-orang kuno didirikan monumen batu besar yang
dirancang untuk membantu memprediksi fenomena astronomi.
Kebanyakan orang telah mendengar tentang Stonehenge, diciptakan pada 3000 SM, namun
banyak monumen yang tersebar di seluruh dunia, dari Amerika Utara ke India, menunjukkan
tingkat kecanggihan di bidang teknik kuno dan astronomi. Untuk agriculturists pertama dan
masyarakat semi-nomaden, yang tinggal dekat dengan siklus bumi dan musim, menelusuri
perjalanan waktu adalah penting.
Kita dapat dengan aman berasumsi bahwa orang megalitik itu mengilhami lingkaran batu dan
megalith dengan fungsi keagamaan dan upacara, dan bahwa banyak yang selaras dengan
solstices. Itulah sejauh itu pergi, setidaknya sampai bukti lebih baik digali yang tidak
menderita tuduhan bias konfirmasi. Pekerjaan mereka sudah menunjukkan kecanggihan,
inovasi, dan teknologi canggih manusia kuno, tanpa menganggap atribut yang hanya tidak
ada, dan yang pada akhirnya tidak masyarakat kuno sangat merugikan. Banyak orang akan
mengingat karya Gerald Hawkins, yang mengklaim bahwa
Stonehenge adalah kalender canggih yang digunakan untuk
merencanakan banyak fenomena matahari dan bulan astronomi.
Guru saya berusia fisika, besar Alan Davies, seorang pria
dengan hasrat untuk struktur megalitik, menghancurkan
sebagian besar ini ketika ia diminta untuk bersama-penulis
buku dengan Hawkins, menunjukkan bahwa itu didasarkan
pada angan berpikir daripada bukti kuat. Untuk bersikap adil
terhadap Hawkins, ia berperan dalam memastikan bahwa para
astronom dan arkeolog mengambil ide keberpihakan astronomi Stonehenge (Public Domain)
serius, daripada melihat struktur megalitik sebagai candi.
Banyak penggemar menyatakan bahwa budaya kuno yang dirancang situs mereka untuk
mencerminkan konstelasi, seperti Orion atau Cygnus, sebagai tanda penghormatan mereka
untuk bintang. Hal ini terlalu dini untuk membuat penilaian itu, dan statistik tidak
mendukungnya; Studi profil tinggi mengklaim bahwa garis Piramida dengan sabuk dari
konstelasi Orion, misalnya, tidak lebih dari dugaan. Semua yang kita bisa yakin adalah bahwa
monumen-monumen besar yang selaras dengan solstices dan, mungkin, peristiwa bulan,
sehingga pisau cukur dari Occam terkenal datang dalam berguna. Mengingat jumlah waktu
dan usaha yang dihabiskan dalam membangun struktur, dan kecakapan astronomi diragukan
orang dahulu, mungkin ada lebih banyak dari situs ini, namun klaim tersebut membutuhkan
analisis lebih statistik dan arkeologi sebelum kita dapat mengatakan dengan pasti. Saat ini,
lebih aneh dari klaim berutang lebih banyak untuk imajinasi dan bias konfirmasi dari fakta.
Ada sedikit keraguan bahwa orang megalitik diplot jalannya matahari dengan akurasi, dan
jumlah semata-mata usaha yang dibutuhkan, baik dalam penggalian dan pengangkutan batu,
serta membentuk mereka dan mendirikan mereka ke posisi, berbicara banyak tentang
kecerdikan dan kecerdasan pembangun. Ragu-ragu, kita dapat
mengasumsikan bahwa matahari dipandang sebagai pemberi
hidup dengan status ilahi. Stonehenge adalah salah satu situs
paling terkenal di dunia dan telah mengalami pengawasan
intens, oleh para arkeolog dan astronom sama. Monumen ini
dibangun sekitar 3000 SM dan merupakan prestasi
mengagumkan teknik, dengan beberapa batu diambil dari
Wales, lebih dari 130 mil jauhnya. Ada banyak spekulasi
tentang apa fenomena langit batu berbaris dengan, tetapi Stonehenge, Summer Solstice (
Creative Commons * )
mengungkap bagaimana Stonehenge berevolusi sulit, karena
situs secara bertahap tumbuh selama berabad-abad, dari henge
kayu untuk monumen misterius yang kita kenal sekarang. Serta berbaris dengan solstis,
banyak archaeoastronomers menunjukkan bahwa monumen juga mencerminkan terbit dan
terbenam bulan selama musim. Orang lain telah menyarankan bahwa deretan lubang sekitar
henge adalah untuk memprediksi gerhana bulan, atau bahwa batu mendokumentasikan siklus
prosesi besar alam semesta. Namun, ada sedikit bukti untuk mendukung ini, belum, sehingga
mereka sebagian besar spekulatif.
Tentu saja, fakta bahwa monumen besar dan padat karya seperti itu dibangun sekitar
Alangkah musim panas atau matahari pertengahan musim dingin menunjukkan bahwa dahulu
ditempatkan penting pada mendokumentasikan berlalunya
musim. Untuk pemburu-pengumpul dan masyarakat pertanian,
ini sangat penting: Mengetahui waktu yang tepat untuk
menanam tanaman, atau kapan harus melakukan perjalanan ke
sungai untuk menangkap ikan bermigrasi adalah penting, dan
bisa menjadi masalah hidup dan mati. Hal ini tidak
mengherankan bahwa mereka ditempatkan penting tersebut
untuk solstices dan siap berinvestasi dalam mendirikan struktur
padat karya; bayangkan mencoba untuk menjalani hidup tanpa
Newgrange ( Creative Commons )
menonton, kalender, atau jam. Penjelasan ini, menggunakan
pisau cukur Occam, sudah cukup untuk menjelaskan monumen
besar, sementara menunjukkan ritual yang sangat penting. Pergi lebih jauh dari itu dan
berbicara peradaban besar, atau observatorium yang dirancang untuk memberi penghormatan
kepada bintang-bintang, terlalu aneh. Namun, mengingat kecanggihan masyarakat, masa
depan menjanjikan untuk menjadi menarik dan akan ada lebih banyak kejutan menunggu
archaeoastronomers!
Sejarah Matematika
Babel Matematika mengacu pada matematika yang dikembangkan di Mesopotamia, dari hari-
hari Sumeria awal jatuhnya Babel pada tahun 539 SM dan terutama dikenal untuk
pengembangan Angka Sistem Babel
Tanah subur antara sungai Tigris dan Efrat lembah dianggap sebagai pusat peradaban
manusia, tempat di mana manusia pertama mulai mengembangkan pusat-pusat kota dan
menjauh dari keberadaan semi-nomaden. Pergeseran dalam masyarakat dan pengelasan
bersama-sama dari banyak suku yang berbeda menjadi satu kekaisaran menciptakan ledakan
pengetahuan, sebagai pergeseran ke arah pertanian memungkinkan studi demi studi.
Sebuah versi modifikasi dari Bill Casselman foto dari YBC 7289, dengan menjiplak tangan
untuk menekankan tanda runcing. (Oleh Bill Casselman )
Kontribusi utama dari bangsa Sumeria dan Babilonia adalah pengembangan menulis dengan
script paku mereka, uang muka yang memungkinkan pencatatan dan pengetahuan untuk
dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Banyak catatan ini, diawetkan pada
tablet tanah liat, telah ditemukan oleh para arkeolog dan diterjemahkan, mengungkapkan
informasi tentang kehidupan sehari-hari dari orang-orang kuno.
Tablet ini juga memungkinkan sejarawan modern untuk menyelidiki masa lalu dan
mengeksplorasi teknik matematika canggih orang-orang ini, yang sangat dasar dari ledakan
dalam matematika dari Yunani nanti. Sementara kita cenderung untuk memanggil
matematika peradaban maju ini Babilonia, budaya besar lainnya seperti Sumeria dan Asyur
juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan peradaban maju di Fertile Crescent.
Namun, bangsa Sumeria juga menggunakan basis 60 sistem penghitungan, alasan mengapa
kita masih membagi lingkaran menjadi 360 derajat dan menghitung jam, menit, dan detik.
Sistem sexagesimal ini digunakan untuk bobot dan ukuran, astronomi, dan untuk
pengembangan fungsi matematika. Misalnya, satu tablet daftar kuadrat semua nomor hingga
602, dan penomoran sexagesimal digunakan untuk jumlah yang lebih besar dari 60-64 ditulis
sebagai 60 + 4, 81 60 + 21 ...
Ini ide menggunakan posisi
untuk mengatur bilangan
bulat, yang dikenal sebagai
prinsip posisi, adalah
penggunaan yang dikenal
pertama dari sistem tersebut,
dasar dari sistem desimal
kami. Hal ini menjadi hilang
sampai kelima atau keenam
abad, dan budaya barat
menggunakan sistem Romawi
berat penomoran, sistem Babel tablet daftar tiga kali lipat Pythagoras (Public Domain)
berliku-liku dan sulit untuk melakukan matematika. Sistem penomoran mereka menyiratkan
bahwa mereka mungkin telah mengerti nol tetapi, sampai bukti lebih lanjut ditemukan, yang
sebagian besar masih bersifat terkaan.
Ini dasar 60 sistem, juga memungkinkan orang Babilonia menggunakan pecahan, dan mereka
menyatakan setengah '30' (30/60) dan seperempat sebagai '15' (15/60). Sistem ini menemukan
jalan ke Yunani dan menjadi cara yang lebih disukai untuk mengekspresikan pecahan sampai
berabad-abad kemudian, ketika sistem desimal menjadi bahasa pilihan untuk matematika.
Alasannya
diterima
untuk
penggunaan sistem sexagesimal adalah bahwa hal itu didasarkan pada astronomi dan
keinginan dari Babel untuk mengembangkan kalender yang akurat untuk memetakan balik
dari musim dan memprediksi waktu terbaik untuk penanaman, sangat penting dalam budaya
dengan kuat basis pertanian. Awalnya, orang Babel percaya bahwa ada 360 hari dalam
setahun, dan ini membentuk dasar dari sistem numerik mereka; mereka membagi ini ke
derajat dan ini mewakili pergerakan harian dari matahari sekitar langit. Mereka kemudian
ditransfer ini ke pengukuran lingkaran dengan membagi derajat ke menit. Seluruh sistem
kami astronomi, geometri, dan membagi hari ke jam, menit dan detik berasal dari periode
sejarah.
Sumeria, Babilonia dan penduduk lain dari lembah Efrat tentu membuat beberapa kemajuan
matematika canggih, mengembangkan dasar aritmatika, notasi numerik dan menggunakan
pecahan. Pekerjaan mereka diadopsi oleh orang-orang Yunani, dan kemungkinan bahwa
orang-orang Yunani belajar teknik matematika dari budaya Babilonia, ide-ide perjalanan
sepanjang Jalur Sutra dari Anatolia (Turki) ke China. Alexander Agung diketahui telah
mengirim catatan astronomi dari Babilonia Aristoteles setelah ia menaklukkan daerah.
Pada akhirnya, pengetahuan mereka kepada orang Yunani dan membentuk dasar dari
matematika murni sebagai manipulator master angka, Yunani, mengambil pengetahuan ini
dan mulai mengeksplorasi hubungan antara angka.
Sejarah metode ilmiah adalah salah satu yang menarik dan panjang, meliputi ribuan tahun
sejarah.
Serta melihat perubahan dalam filosofi yang mendasari penemuan ilmiah, kita tidak bisa
melupakan beberapa alat yang membuat ilmu mungkin, termasuk pengindeksan perpustakaan
dan rekan ditinjau ilmiah jurnal .
Dari pengamatan dari Yunani Kuno dan Zoroaster, dengan Teleskop Ruang Angkasa Hubble,
sejarah metode ilmiah mendasari pengembangan semua ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
kami berutang teknologi modern untuk beberapa pikiran besar dan inovatif.
Tidak mengherankan, dan pantas, sejarah kita tentang metode ilmiah akan mulai di sini,
meskipun kita harus menunjukkan bahwa pengetahuan tidak mengenal batas. Sementara
Babilonia, India dan Mesir astronom, dokter dan ahli matematika mengembangkan beberapa
ide empiris, orang-orang Yunani adalah yang pertama untuk mengembangkan apa yang kita
kenali sebagai metode ilmiah.
Awalnya, para filsuf Yunani kuno tidak percaya pada empirisme, dan melihat pengukuran ,
seperti geometri, sebagai domain dari pengrajin dan pengrajin. Filsuf, seperti Plato, percaya
bahwa semua pengetahuan bisa diperoleh melalui murni penalaran , dan bahwa tidak ada
kebutuhan untuk benar-benar pergi keluar dan mengukur apa-apa.
Hal ini tidak terdengar aneh bagi kita, tapi ada beberapa alasan bagus untuk ini; Namun,
membahas Platonisme akan mengambil seluruh situs itu sendiri, sehingga Stanford
Encyclopedia of Philosophy merupakan sumber bagi mereka yang tertarik untuk belajar lebih
banyak.
Aristoteles, dianggap sebagai bapak ilmu pengetahuan, adalah orang pertama yang
menyadari pentingnya pengukuran empiris, percaya bahwa pengetahuan hanya bisa diperoleh
dengan membangun pada apa yang telah diketahui.
Pengukuran dan pengamatan , dasar-dasar atas mana ilmu dibangun, adalah kontribusi
Aristoteles. Ia mengusulkan gagasan induksi sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan,
dan memahami bahwa pemikiran abstrak dan penalaran harus didukung oleh temuan dunia
nyata.
Dia menerapkan metode untuk hampir semuanya, dari puisi dan politik untuk astronomi dan
sejarah alam. 'Proto-metode ilmiah' nya yang terlibat melakukan pengamatan cermat tentang
segala sesuatu.
Untuk mempelajari alam, ia meneliti lebih dari 500 spesies dan, dalam sebuah risalah tentang
politik, ia mempelajari konstitusi dari 158 negara-kota Yunani, suatu usaha raksasa dan
kontras langsung ke Plato, yang ide republik yang sempurna didasarkan pada nya Ide
kesempurnaan bukan pada sistem yang ada.
Ini adalah tanda pertama dari metode ilmiah, dengan tinjauan pustaka , konsensus dan
pengukuran . Orang-orang Yunani adalah yang pertama untuk membagi dan nama cabang
ilmu pengetahuan dengan cara yang dikenali, termasuk fisika, biologi, politik, ilmu hewan
dan, tentu saja, puisi!
Pada sekitar 200 SM, perpustakaan terkenal di Alexandria melihat pengenalan pertama
katalogisasi perpustakaan, penting untuk setiap sarjana melakukan peer review .
Lihat juga:
Aristoteles Zoologi
Alchemy dan Batu Bertuah
Pengobatan Kuno
Fisika kuno
Psikologi Aristoteles
Yang pertama, dan mungkin sarjana Islam terbesar, adalah Ibn al-Haytham, terkenal karena
kary