Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PENGANTAR NEMATOLOGI TUMBUHAN

OLEH:

NAMA : FICKY HARYANDA

NO BP : 1810252044

KELAS : PROTEKSI B

ASISTEN PRAKTIKUM : MILA RAHMA DANI (1610251001)

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITTAS ANDALAS

PADANG

2020
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nematoda merupakan organisme yang mempunyai struktur sederhana


yang tersusun oleh ribuan sel-sel somatik dan ratusan diantaranya menyusun
sistem reproduksi. Nematoda termasuk dalam hewan dan rata-rata bersifat parasit
terhadap tanaman. Nematoda berukuran sangat kecil dan memiliki ciri khas yaitu
stilet pada mulutnya. Nematoda yang menyebabkan kerusakan serta penyakit pada
tanaman hampir semuanya berada di bawah tanah. Ada yang hidup bebas di tanah
dan ada pula yang bersifat menetap pada akar dan batang tumbuhan.

Nematoda merupakan jenis cacing berbentuk silindris, tidak bersegmen,


memiliki rongga tubuh tripoblastik dan hidupnya bebas. Jenis orgamisme yang
memiliki sistem pencernaan sempurna dan terdapat cairan tubuh yang berfungsi
sebagai sistem peredaran darah. Nematoda parasit tanaman merupakan organisme
yang habitat aslinya adalah tanah, dan sebagian besar menyerang tanaman bagian
bawah tanah (Purnomo, 2010).

Konsentrasi hidup nematoda lebih besar terdapat di dalam perakaran


inangnya terutama disebabkan oleh laju reproduksinya yang lebih cepat karena
tersedianya makanan yang cukup. Penelitian ini menggunakan teknik isolasi.
Dalam pertanian hampir sebagian besar nematoda bersifat parasit.

Pengendalian nematoda pada tanaman pertanian selama ini dilakukan


melalui aplikasi langsung dari nematisida kimiawi pada tanah. Metode ini telah
banyak dikritik karena fumigasi tanah menyebabkan kontaminasi pada air tanah.
Polusi air tanah dan toksisitas yang tinggi dari nematisida kimiawi dan kenyataan
bahwa nematisida ini tidak ekonomis bagi banyak tanaman menyebabkan
penghentian pemasaran beberapa nematisida di negaranegara berkembang (Hal
tersebut yang mendorong berkembangnya perhatian orang pada metode
pengendalian alternatif yang aman dan efisien (Mustika, 2010).

Beberapa nematoda parasit tanaman adalah ektoparasit, hidup di luar


inangnya. Spesies jenis ini menyebabkan kerusakan berat pada akar dan dapat
menjadi vektor virus yang penting. Spesies lain, ada yang hidup di dalam akar,
bersifat endoparasit migratori dan sedentari. Parasit migratori bergerak melalui
akar dan menyebabkan nekrosis, sedangkan yang endoparasit sedentari dari
family Heteroderidae menyebabkan kehancuran yang paling banyak di seluruh
dunia

Heteroderidae dapat dibagi ke dalam 2 grup yaitu : nematoda siste yang


terdiri dari genus Heterodera dan Globodera dan nematoda puru akar (genus
Meloidogyne). Nematoda siste kedelai (H. glycines)adalah patogen kedelai yang
penting secara ekonomi di Amerika. Nematoda siste kentang (G. pallida dan
G.rostochiensis) menyebabkan kehancuran tanaman kentang yang tersebar di
seluruh dunia. Nematoda puru akar, menginfeksi ribuan spesies tanaman dan
menyebabkan kehilangan hasil yang besar pada banyak tanaman di dunia. Gejala
tanaman yang terinfeksi nematoda dari grup ini adalah pertumbuhan terhambat,
layu, terdapatnya puru pada akar dan rentan terhadap patogen lain

Gejala serangan nematode pada tanaman budidaya yaitu pertumbuhan


tanaman akan terhambat, tanaman menjadi kerdil, tanaman mengalami klorosis
yang sering diikuti layu dan daunnya gugur atau ujung tanaman akan menjadi
mati, akar cabang pada tanaman menjadi pendek dan tidak normal serta terdapat
puru pada bagian batang, buah atau daun (Martoredjo, T. 1984).

Umumnya perkembangan nematoda parasit tanaman terdiri dari tiga fase


yaitu fase larva I sampai larva IV dan nematoda dewasa. Siklus hidup
nematoda Meloidogyne spp sekitar 18–21 hari atau 3–4 minggu dan menjadi lama
pada suhu yang dingin. Jumlah telur yang dihasilkan seekorbetina tergantung pada
kondisi lingkungannya. Pada kondisi biasa betina dapat menghasilkan 300-800
telur dan kadang-kadang dapat menghasilkan lebih dari 2800 telur. Larva tingkat
II menetas dari telur yang kemudian bergerak menuju tanaman inang untuk
mencari makanan, terutama bagian ujung akar di daerah meristem, larva
kemudian menembus korteks akibatnya pada tanaman yang rentan terjadi infeksi
dan menyebabkan pembesaran sel-sel. Di dalam akar larva   menetap   dan
mengakibatkan perubahan sel-sel yang menjadi makanannya, larva
menggelembung dan melakukan pergantian kulit dengan cepat untuk kedua dan
ketiga kalinya, selanjutnya menjadi jantan atau betina dewasa yang berbentuk
memanjang di dalam kutikula, stadium ke empat muncul dari jaringan akar dan
menghasilkan telur secara terus menerus selama hidupnya (Pracaya, 2007).

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman


jenis nematoda yang menyerang tanaman pertanian di daerah sekitar tempat
tinggal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nematoda merupakan jenis cacing berbentuk silindris, tidak bersegmen,


memiliki rongga tubuh tripoblastik dan hidupnya bebas. Jenis orgamisme yang
memiliki sistem pencernaan sempurna dan terdapat cairan tubuh yang berfungsi
sebagai sistem peredaran darah. Nematoda parasit tanaman merupakan organisme
yang habitat aslinya adalah tanah, dan sebagian besar menyerang tanaman bagian
bawah tanah (Purnomo, 2010).

Nematoda adalah jenis cacing tanah yang dapat ditemukan di tanah, air
tawar, air laut, dan di jaringan tanaman dan jaringan binatang. Nematoda
merupakan hewan yang terdapat pada semua jenis tanah, seperti tanah berpasir
yang bercampur dengan lempung, membuat nematoda dapat bergerak bebas, hal
ini dikarenakan tanah yang ringan serta memiliki pori dan rongga tanah yang
besar serta  udara yang cukup didalam tanah (Munif, 2012).

Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang berarti benang, berbentuk


memanjang seperti tabung, kadang-kadang sebagai kumparan yang dapat bergerak
seperti ular. Nematoda termasuk dalam kerajaan hewan, dan spesiesnya bersifat
parasit pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara 300-1000 mikron,
panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15-35 mikron. Ukuran yang sangat kecil ini
menyebabkan hewan ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Nematoda adalah
cacing halus yang hidup sebagai saprofit di dalam air dan tanah, atau sebagai
parasit pada tanaman dan hewan. Ciri khas nematoda parasit adalah adanya stilet
pada mulut sedangkan nematoda non parasit tidak mempunyai stilet (Mustika,
2010).

Nematoda parasit biasanya dijumpai pada tubuh inang bagian dalam.


Nematoda ini memiliki 3 tipe serangan yaitu ekto parasit, endo parasit dan semi
endoparasit. Nematoda endo parasit terbagi menjadi 2 yaitu endo parasit
berpindah dan menetap Meloidogyne spp. Merupakan nematoda yang menyerang
umbi 4 kentang. Nematoda ini termasuk dalam nematoda endo parasit menetap
yang merupakan nematoda betina. Nematoda ini menyerang tanaman kentang
dengan gejala permukaan umbi tidak rata dan bergeombang serta terdapat bintil-
bintil pada umbi (Aprilyani, 2015).

Nematoda akar merupakan salah satu nematoda parasit yang kehadirannya


terkenal dengan sangat merugikan pada pertanaman di dunia. Hal demikian terjadi
karena perusakan pada tanaman yang diakibatkan oleh nematoda parasit sangat
susah untuk dikendalikan. Nematoda ini akan bertahan hidup jika berada paada
kondisi lahan yang lembap (Aatif, 2015)

Nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang bergerak lambat di dalam


tanah, panjangnya bervariasi dan maksimum 2 mm kepalanya berlekuk, nematode
jantan juga memiliki perut, mata, dan ekor serta panjang stiletnya hampir 2 kali
panjang stilet betina. Nematoda betina dewasa berbentuk seperti buah pir bersifat
endoparasit yang tidak berpindah, mempunyai perut, leher pendek dan tanpa ekor.
(Rahmawati Reny, 2012).

Nematoda dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu nematoda parasitik


biasanya dapat dijumpai di dalam tubuh inang, nematoda parasitik tanaman dapat
menyerang bagian tanaman sesuai dengan sifat parasitasi nematoda itu sendiri,
nematode endo parasit yaitu nematode yang hidup dibawah permukaan tanah yang
akan masuk kedalam akar dan akan masuk kedalam jaringan tanaman dan akan
bereaksi membentuk hyperplasis, nematoda ekto-endo parasit yaitu nematoda
yang dapat hidup didalam jaringan tanaman atau hidup dibawah permukaan tanah
diluar jaringan tanaman (Hansamunahito, 2006).

Cara nematoda menginfeksi tanaman tergantung dari sifat nematoda


tersebut, nematoda yang bersifat endoparasit yang hidup dibawah permukaan
tanah akan mengin feksi tanaman dengan masuk melalui akar kemudian akan
bereaksi membentuk hyperplasis (tumor, bisul atau puru akar). Selanjutnya akar
yang terserang akan mati dan mengakibatkan pertumbuhan tanamn terhambat.
Sedangkan nematoda yang bersifat parasit hidup dipermukaan tanah maupun di
dalam jaringan tanaman, nematoda parasit menginfeksi tanaman dengan cara
masuk melalui akar tanaman lalu masuk kedalam jaringan tanaman yang
mengakibatkan tanaman layu dan kerdil (Rahmawati Reny, 2012).
Serangan nematoda dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan transpirasi
serta status hara tanaman (Evans, 1982; Melakeberhan et al., 1987). Akibatnya
pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun kuning klorosis dan akhirnya
tanaman mati. Selain itu serangan nematoda dapat menyebabkan tanaman lebih
mudah terserang patogen atau OPT lainnya seperti jamur, bakteri dan virus.
Akibat serangan nematoda dapat menghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi
produktivitas, dan kualitas produksi.

Kerugian ekonomi akibat serangan nematoda pada tanaman di Indonesia


belum dapat diperkirakan, mengingat sampai saat ini data kerusakan yang ada
masih bersifat parsial, hanya berdasarkan hasil-hasil penelitian di rumah kaca dan
lapang dalam luasan yang sangat terbatas. Masalah nematoda baru mendapat
perhatian setelah ditemukannya Globodera rostochiensis (golden cyst nematode),
atau Nematoda Sista Kuning (NSK) di Dusun Sumber Brantas, Desa Tulung Rejo,
Kecamatan Bumi Aji, Kota Baru, Jawa Timur pada bulan Maret 2003. Saat ini,
nematoda tersebut sudah menyebar di tiga Provinsi (Jawa Barat, Jawa Timur dan
Sumatera Utara), yang menyebabkan kehilangan hasil kentang sekitar 32%-71%
(Daryanto, 2003).

Meloidogyne spp atau nematoda puru akar merupakan nematoda yang


menyerang tanaman pada bagian akar tanaman. Meloidogyne spp menginfeksi
tanaman dengan cara memasuki akar tanaman melalui bagian epidermis kemudian
menembus sel dan memasuki jaringan tanaman yang terdapat persedian cairan
tanaman yang cukup banyak, kemudian nematoda menetap dan berkembang biak
pada akar tanaman tersebut. Nematoda puru akar atau Meloidogyne
spp menimbulkan gejala pada tanaman seperti terhambatnya pertumbuhan
tanaman, menyebabkan luka pada akar, sehingga akar busuk, pendek, mengering,
kemudian timbul puru, menyebabkan tanaman mudah layu serta membuat
tanaman menjadi klorosis (Nurjayadi, 2015).

Pratylenchus meruapakan nematoda parasit tanaman yang menyerang


tanaman pada bagian akar, pratylenchus sp. merupakan nematoda yang memiliki
ciri-ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai stilet pendek dan kuat, memiliki
ekor yang lebar dengan ujung membulat dan runcing. Gejala serangan yang
ditimbulkan oleh nematoda parasit tanaman pratylenchus yaitu menyebabkan luka
pada akar, ujung akar menjadi rusak dan kemudian akar akan menjadi busuk.
Nematoda pratylenchusdapat dikendalikan dengan cara pemanfaatan agen hayati,
seperti memanfaatkan bakteri endofit yang memiliki keunggulan dalam hal
mengendalikan penyakit tumbuhan (Luca, 2012).

Nematoda hawar daun Aphelenchoides sp. menyerang dan menyebabkan


gugur daun pada sambiloto (Andrographis paniculata). Gejala awal serangan
nematoda ini yaitu terdapat bercak nekrotik yang meluas berwarna kecoklatan
atau kehitaman, dibatasi tulang daun. Daun yang telah terserang nematoda
dilapang berwarna keunguan, mengkerut dan akhirnya gugur, keguguran daut
terjagi pada daun-daun pada bagian bawah kanopi (Djiwanti, 2012).

Serangan nematoda yang menyerang daun dan biji tanaman gandum yaitu
nematoda Anguina tritici. Jenis nematoda yang berukuran besar dengan panjang
3-5 mm. Gejala serangan pada gandum dapat berupa penyakit (seed empedu),
tanaman menjadi kerdil, daun terdistorsi, serta benih gandum berukuran kecil
(bobot lebih ringan dan warna coklat hingga hitam). Pengendalian yang dapat
dilakukan terhadap nematoda parasite tanaman gandum adalah pengendalian
kimiawi, rotasi tanam, varietas tahan, sanitasi, dan perlakuan air hangat (Ami,
2015).

Pengendalian nematoda pada tanaman pertanian selama ini dilakukan


melalui aplikasi langsung dari nematisida kimiawi pada tanah. Metode ini telah
banyak dikritik karena fumigasi tanah menyebabkan kontaminasi pada air tanah.
Polusi air tanah dan toksisitas yang tinggi dari nematisida kimiawi dan kenyataan
bahwa nematisida ini tidak ekonomis bagi banyak tanaman menyebabkan
penghentian pemasaran beberapa nematisida di negaranegara berkembang (Hal
tersebut yang mendorong berkembangnya perhatian orang pada metode
pengendalian alternatif yang aman dan efisien (Mustika, 2010).
BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum pengamatan keanekaragaman jenis nematoda parasit tanaman


hortikultura, perkebunan dan pangan di laksanakan pada bulan September s/d
bulan Desember 2020, berlokasi di lahan perkebunan pertanian daerah sekitar
rumah.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan yaitu handphone dan kamera

C. Pengamatan Praktikum

Pengamatan yang di lakukan pada praktikum kali ini yaitu mengamati


gejala serangan nematoda terhadap kelompok tanaman Hortikultura, Perkebunan
dan Pangan dan menentukan jenis nematoda yang menyerang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. TUGAS 1. EKTRAKSI NEMATODA DARI SAMPEL TANAH

Tujuan untuk mendapat nematoda yg berasal dari tanah terrutama


nematoda parasit tumbuhan, Ektraksi di lakukan beberapa metode, corong
baerman dan sentrifus untuk di labor di laksanakan menggunakan metode corong
berrman.

Dinamakan Corong baerman karena nama penemu nya baerman dari


jerman, untuk corong baeraman yg di pakai di labor itu adalah corong baerman yg
sudah di modifikasi

Langkah Kerja

1. Ambil tanah 500gr di sekitar perakaran tanaman


2. Isi corong berman dengan air 1/2 dari corong, lapisi saringan dengan
tisu 2 lapis tisu, untuk menyaring tanah sehingga tanah tidak lansung
turun ke bawah
3. Masukan tanah dalam penyaring 3/4 bagian penyaring
4. Masukan kembali tanah dan penyaring ke dalam corong, permukaan
air sama dengan permukaan tanah, agar nematoda keluar dari tanah
karna kekurangan oksigen
5. Di tunggu setalah 2 hari maka nematoda akan turun ke bawah
6. Setelah itu di tampung dengan cawan petri air dari ektraksi sebanyak
5ml
7. Amati nematoda dengan mikroskop
2. TUGAS 2. PENGAMATAN HASIL EKTSRSKSI NEMATODA
DARI SAMPEL TANAH

LANGKAH KERJA

1. Ambil cairan dari selang sekitar 5ml agar pengamatan tidak susah
2. Amati air dengan menggunkan mikroskop stereo binokuler
3. Jika terdapat nematoda ambil dengan pipet tetes, dan teteskan di objek
glas sebanyak beberapa tetes
4. Amati kembali dengan mikroskop dan tetesan yg tidak ada nematoda di
lap dengan tisu
5. Matikan nematoda dengan api bunsen
6. Tutup tetesan dengan cover glass
7. Amati dengan mikroskop dengan perbesaran yg lebih besar ( 10x dan
40x) agar dapat melihat bentuk nematoda dengan jelas
3. TUGAS 3. BERBAGAI JENIS NEMATODA DI MINIMAL 3
KOMODITI
a. Pada Tanaman Gandum

Heterodera avenae Daun pada tanaman gandum yang terinfeksi


beratberwarna kuning kemerah merahan. Malai yang terbentuk menghasilkan biji
yang sedikit. Sistem perakaran memperlihatakan akar utama dengan karakteristik
memanjang. Tampak adanya puru pada akar yang diindikasikan adanya beberapa
imago betina pada setiap puru tersebut. Anguina tritic Nematoda Anguina tritici
menyeran pada titik tumbuh tanaman, namun kadang-kadang tidak sampai
menyebabkan tanaman mati dan masih memungkinkan batang, daun, atau
struktur lain dapat berkembang. Perkembangan organ-organtersebut tidak
sempurna sehingga menyebabkan terjadinya pengerutan atau pemuntiran biji
tanaman. Setelah bunga terbentuk, nematoda yang telah tumbuh sempurna mulai
masuk dan menyerang pada bagian ini sampai nematoda dewasa.

b. Pada Tanaman Jagung

  Rotylenchulus sp., Xiphinemasp. dan Heterodera sp. Tumbuhan yang terserang


biasanya menunjukkan gejala yang tidak normal seperti kerdil, cenderung layu
pada hari panas sedangkanakarnya akan mengalami pembengkakan.

c. Pada Tanaman Ubi Jalar

Cincin akar coklat (nematoda umbi dan batang) d sebabkan Ditylenchus


dipsaci, Pisau belati di sebabkan oleh Xiphinema americanum, puru akar di
sebabkan oleh Meloidogyne arenaria Meloidogyne hapla Meloidogyne incognita
Meloidogyne javanica, Akar gemuk di sebabkan oleh Paratrichodorus spp
4. TUGAS 4. BERBAGAI JENIS NEMATODA DI MINIMAL 3
KOMODITI PERKEBUNAN
1. Pada Tanaman Kopi

Nematoda parasit merupakan kendala utama pada tanaman kopi di


Indonesia, terutama untuk jenis kopi Arabika. Spesies penting yang dijumpai di
Indonesia adalah Pratylenchus coffeae, R. similis dan Meloidogyne spp.
(Wiryadiputra, 1992). Hampir semua propinsi produsen kopi di Indonesia, antara
lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, NTT, dan Sulawesi Selatan , telah terinfeksi oleh nematoda P.
coffeae. Penurunan produksi oleh P. coffeae pada kopi Robusta berkisar antara
28,7% sampai 78,4%. Pada kopi Arabika, biasanya tanaman hanya bisa bertahan
selama 2 tahun

2. Pada Tanaman Jahe

Pada pertanaman jahe di Indonesia ditemukan beberapa jenis nematoda


parasit di antaranya adalah R. similis, M. incognita, Rotylenchulus reniformis,
Scutellonema spp., Helicotylenchus dyhestera, Ditylenchus sp. dan Aphelenchus
sp. (Mustika, 1992). R. similis dan M. incognita merupakan nematoda yang
dominan karena tingkat populasi dan frekwensi keberadaannya pada tanaman
jahe, lebih tinggi dibandingkan dengan nematoda lainnya. Di Fiji, serangan R.
similis dapat mengurangi produksi jahe sebesar 40%, sedangkan di Queensland,
serangan M. incognita dapat mengurangi produksi jahe sebesar 77% (Vilsoni et
al., 1978). Di Indonesia, serangan nematoda pada jahe banyak dijumpai di daerah
Jawa Barat, Bengkulu dan Sumatera Utara

3. Pada Tanaman Nilam

Beberapa jenis nematoda parasit yang menyerang tanaman nilam di


antaranya adalah Pratylenchus brachyurus, M. incognita, M. hapla, Scutellonema,
Rotylenchulus, Helicotylenchus, Hemi-criconemoide dan Xiphinema dan
Radopholus similis. Serangan nematoda pada tanaman nilam dijumpai di Jawa
Barat, Sumatera Barat dan Aceh. Kerusakan akibat serangan nematoda dapat
mencapai 75%. Serangan nematoda P. brachyurus dapat menurunkan kadar
minyak dan kandungan khlorofil

5. TUGAS 5. RESUME JENIS NEMATODA PADA KOMODITI


HORTIKULTURA (BUAH – BUAHAN)
a. Nematoda Pada Tanaman Pisang

Kehilangan hasil akibat serangan nematoda parasit pada pisang berkisar 5–


100% (Gowen & Queneherve, 1990). Beberapa spesies nematoda parasit yang
dikenal sebagai kendala dalam budidaya pisang adalah nematoda pembuat rongga
Radopholus similis (Cobb) Thorne, nematoda spiral Helicotylenchus multicinctus
(Cobb) Golden, nematoda puru akar Meloidogyne incognita (Kofoid and White)
Chitwood, Pratylenchus spp., Rotylenchulus sp., dan Hoplolaimus sp. (Brook,
2004). Serangan nematoda Radopholus similis dan Helicotylenchus multicinctus
pada pisang mengakibatkan kehilangan hasil 30–50% di Costa Rica dan Panama.
40% di Afrika, dan 30–60% di India (Davide, 1995 cit. Brook, 2004). Pada
pertanaman pisang di Honduras serangan Pratylenchus spp. mengakibatkan
penurunan hasil sampai 62%

b. Nematoda Pada Tanaman Apel

Nematoda belati Xiphinema americanum, Xiphinema rivesi, Xiphinema


vuittenezi. Nematoda lesi Pratylenchus  spp, Pratylenchus penetrans. Pasang pin
Nematoda Paratylenchus spp. Cincin Nematoda : Criconemella spp. Nematoda
simpul akar Meloidogyne spp.

c. Nematoda Pada Tanaman Jeruk

Mononchus sp Identifikasi sesuai dengan Ahmad & Jairajpuri (2010)


sebagai ciri dari genus Mononchus, bentuk bibir condong mengarah keluar bagian
tubuh dengan ukuran berkisar 6-8 x 22-29 µm dengan bentuk ekor panjang
melengkung di bagian posterior tubuh. Gigi dorsal menonjol terletak di bagian
anterior. Bentuk rongga mulut menyempit pada bagian pangkal, namun ukuran
yang didapat lebih kecil daripada referensi, panjang dan lebar pada referensi
berkisar 40-50 x 18-20 µm sedangkan Mononchus yang ditemui dengan ukuran
panjang dan lebar 21 x 12 µm. Iotonchus sp. Identifikasi sesuai dengan Jana et al.
(2007) sebagai ciri dari genus Iotonchus, bentuk bibir condong mengarah keluar
bagian tubuh dengan ukuran panjang 8µm dan lebar 22 µm, jauh lebih kecil
dibandingkan Iotonchus pada umumnya yang berkisar 12-14 x 50- 53 µm, bentuk
ekor panjang melengkung di bagian posterior tubuh. Bentuk rongga mulut
mendatar pada bagian pangkal. Ukuran rongga mulut juga berukuran lebih kecil
dari referensi, yaitu 56-66 x 33-36 µm, sedangkan Iotonchus yang ditemui dengan
ukuran panjang dan lebar 25 x 14 µm. Terdapat dua uterus. Mylonchulus sp betina
memiliki panjang tubuh 1067 µm dengan lebar 42 µm. Tubuh pada bagian perut
melengkung dan memiliki kutikula halus. Wilayah bibir sedikit lebih lebar dari
tubuh, panjang dan lebar bibir 5 x 25 µm. Bentuk rongga mulut melengkung
dibagian atas dan menyempit pada bagian pangkal dengan ukuran panjang dan
lebar 25 x 15 µm

6. TUGAS 6. RESUME JENIS NEMATODA PADA KOMODITI


HORTIKULTURA ( SAYUR – SAYURAN )
1. Nematoda pada tanaman Tomat

Nematoda Sista Kuning/NSK (Globodera rostochiensis) selain menyerang


tanaman kentang (Solanum spp.) juga dapat menyerang tanaman Famili Solanacea
yang lain misalnya tanaman tomat (Lycopersicon esculentum). Tanaman tomat
merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak digemari dan
dibudidayakan di Indonesia. Gejala kerusakan yang ditimbulkan meliputi klorosis,
tanaman kerdil dan pada umumnya lambat pertumbuhannya (Luc et al., 1995).

2. Nematoda pada tanaman Kubis

Rotylenchulus reniformis, Pratylenchus thornei, Belonolaimus


longicaudatus, dan Paratrichodorus. Meloidogyne spp. yang dikenal dengan
nematoda puru akar (NPA) menimbulkan gejala puru akar pada tanaman dan
bersifat sebagai endoparasit menetap. Tanaman yang terinfeksi berat oleh NPA
dapat menyebabkan sistem perakaran mengalami disfungsi secara total.
Pembentukan akar baru hampir tidak terjadi dan fungsi perakaran terhambat
dalam menyerap dan menyalurkan air dan unsur hara ke seluruh bagian tanaman.
Ditylenchus Nematoda Ditylenchus merupakan nematode endoparasit yang
bersifat polifagus dan memiliki kisaran inang yang banyak. Banyaknya
ketrsediaan bahan makanan maka akan semakin mempercepat perkembangan dan
pertumbuhan nematode ini.

3. Nematoda pada tanaman wortel

M. incognita, M. hapla, M. javanica, dan M. arenaria. Gejala malformasi


umbi berupa puru, umbi bercabang, dan lesio ditemukan pada umbi wortel.
Nematoda lain yang memarasit tanaman wortel antara lain, Paratrichodorus
mirzae, Tricodhorus viruliferus, Pratylenchus brachyurus, dan Belonolaimus
longicaudatus (Luc et al. 1995).Tanaman wortel yang terserangakan menjadi
kerdil, daunnya kusam, menguning, dan mudah layu. Umbinya bercabang-cabang,
bentuknya berubah dan permukaannya kasar atau berambut sehingga tidak laku
dijual (Supramana dan Suastika 2012).

7. Gejala Serangan Nematoda Pada Tanaman Pangan


1. Pada Tanaman Padi (Oryza sativa)
Aphelenchoides besseyi merupakan spesies nematoda yang menyebabkan
penyakit pucuk putih (white tip disease) dan tersebar luas di area pertanaman padi
di seluruh dunia. Nematoda A. besseyi dapat menurunkan produksi padi sebesar
17–54% pada tanaman rentan dan 0–24% pada tanaman tahan. Nematoda ini
dapat bertahan selama 8 bulan hingga 3 tahun setelah panen dan dapat ditularkan
melalui benih.

Gejala Serangan A.besseyi pada awalnya menyebabkan ujung daun padi


berwarna kuning pucat kemudian menjadi putih (White tip) sekitar 2-5 cm. Pada
gejala lanjut akan menimbulkan nekrotik pada daun dan daun menjadi
menggulung. Nematoda ini juga dapat menyebabkan daun bendera akan menutup
malai yang kemudian dapat mengakibatkan bulir padi menjadi lebih kecil dari
bulir padi yang normal. Selain menyerang daun, nematoda A.besseyi ini juga
dapat menginfeksi bulir padi sehingga akan terjadi bercak coklat pada bulir dan
sun spot pada beras. Nematoda A.besseyi adalah seed transmitted nematode,
dimana nematoda ini dapat terbawa oleh benih. Inang utama dari nematoda ini
adalah padi dan strawberry. A. besseyi juga dapat ditemukan pada Boehmeria
nivea  atau sering juga disebut Chinese grass atau ramie, pada beberapa tanaman
ornamen (termasuk chrysanthemum, Ficus elastica, Hibiscus sp, Polianthes
tuberosa dan Saintpaulia ionantha), dan juga pada rumput-rumputan (Panicum
sp, Pennisetum sp, Setaria sp, Sporobolus sp).

2. Nematoda Pada Tanaman Jagung (Zea mays)


Tylenchorhynchus spp dan Dolichodorus spp merupakan nematoda yang
menyerang tanaman jagung yang saya amati yang mana gejala yang di timbulkan
oleh Tylenchorhynchus spp yaitu tanaman menjadi kerdil dan akar nya jelek,
sedangkan gejala yang di timbulkan Dolichodorus spp gejala yang di timbulkan
yaitu akar pendek dan kasar dan ujung akar rusak.
Ciri Ciri dari Tylenchorhynchus spp Kerangka kepala lemah sampai
sedang. Stilet berkembangdengan basal knob. Kedua jenis kelamin aktif,
berbentuk memanjang dengan panjang0,8-1,5 mm. Mempunyai dua ovarium.
Vulva terletak di tengah panjang tubuhnya. Ujungekor betina membulat atau
meruncing. Sayap ekor memanjang sampai ujung ekor. Kelenjar esofagus di
dalambasal bulbus
8. Gejala Tanaman Perkebunan Pisang (Musa Paradisiaca) Terserang
Nematoda Di Lapangan
Gejala dari tanaman pisang yang saya amati yaitu terdapat akar berlubang,
batang pisang mudah di cabut dari tanah, daun mengering pada batang terdapat
luka nekrosis bewarna merah

Nematoda parasit penting yang menyerang akar tanaman pisang adalah


Radopholus similis, Pratylenchus spp., dan Helicotylenchus multicinctus (Luc et
al., 1995). Ketiga nematoda tersebut juga dikenal sebagai nematoda peluka akar
karena perilaku yang menyebabkan luka pada bagian akar. Nematoda masuk dan
menempati posisi pararel terhadap stele, memakan sitoplasma dari sel-sel yang
berada di dekatnya dan akhirnya menyebabkan rongga-rongga yang menyatu
(Pinochet, 1978). R. similis, Pratylenchus dan H. multicinctus merupakan
nematoda endoparasitik yang berpindah-pindah. Nematoda hidup dan berkembang
di dalam akar namun dapat bergerak dan hidup di dalam tanah. Ketiga nematoda
tersebut memiliki gejala serangan yang mirip.

Gejala kerusakan akibat serangan nematoda yang paling jelas terlihat pada
pertanaman pisang ialah rebahnya batang pisang atau mudahnya tanaman dicabut
khususnya pada waktu tanaman berbuah (Luc et al., 1995).

Gejala kerusakan yang disebabkan oleh masing-masing jenis nematoda


parasit akar pisang sulit dibedakan, karena serangannya serentak dan sehingga
kerusakan akar menjadi lebih cepat. Pada umumnya nematoda masuk melalui
ujung akar, tetapi R. similes dapat masuk melalui semua permukaan akar dan
pindah dari akar terinfeksi menuju bonggol pisang, sehingga menyebabkan luka
berwarna hitam yang menyebar pada permukaan bonggol. Luka yang disebabkan
oleh H. multicinctus pada umumnya terbatas pada sel luar dari korteks akar dan
menyebabkan luka nekrosis yang kecil. Pratylenchus spp. masuk ke dalam
jaringan akar tanaman dan menimbulkan luka nekrosis berwarna kemerah-
merahan.

Serangan nematoda parasit seringkali berasosiasi dengan patogen tular


tanah. seperti jamur, bakteri atau virus. Kondisi demikian akan semakin
memperparah tingkat kerusakan tanaman. Sebagai contoh, serangan nematoda
Pratylenchus spp. berinteraksi dengan penyebab layu Panama dan
Cylindrocarpon musae pada pisang (Roman, 1986). Adanya asosiasi serangan
nematoda Radopholus similis yang meningkatkan infeksi Fusarium pada pisang,
serta kehadiran Helicotylenchus sp. yang meningkatkan serangan penyakit layu
oleh Ralstonia solanacearum pada tomat

Morfologi/ekologi

Secara umum siklus hidup nematoda parasit tumbuhan itu hampir sama.
Telur menetas menjadi larva yang bentuk dan strukturnya sama dengan dewasa.
Larva berkembang dengan melakukan pergantian kulit pada setiap akhir fase.
Semua jenis nematoda mempunyai empat fase larva, pada fase ini nematoda
sangat aktif menginfeksi akar. Pada pergantian kulit yang terakhir maka dapat
diketahui jenis nematoda jantan atau betina. Nematoda jantan ditandai dengan
adanya specula. Sedangkan nematoda betina mempunyai vulva dan dapat
menghasilkan telur yang fertile setelah mengadakan perkawinan dengan nematoda
jantan atau dengan cara parthenogenesis. Apabila kondisi menguntungkan untuk
hidup maka siklus hidup bisa mencapai 3 – 4 minggu.

Pengendalian
Cara kultur teknis, Rotasi tanaman, Penggenangan selama beberapa bulan,
Penggunaan varietas resisten. Cara mekanis Menaikkan suhu tanah sampai 50 0C
selama 30 menit dengan uap panas atau air panas. Pencelupan bonggol anakan ke
dalam air panas suhu 50 0C selama beberapa menit. Cara kimiawi Penggunaan
nematisida Karbofuran, Etrofos dan Oksanil dengan dosis 12 gr bahan aktif per
rumpun, yang diaplikasikan pada saat tanam dan diulang tiap 6 bulan.
9. Gejala Serangan Nematoda Pada Tanaman Hortikultura

1. Buah-Buahan Jambu Biji (Psidium guajava L)

Pembahasan

Dari pengamatan yang saya lakukan yaiu terdapat gejala pada tanaman biji
seperti adanya bintil akar pada wilayah perakaran dan dayn tanaman jambu biji
rata-rata berubah warna menjadi kuning atau tidak hijau lagi.
Penyakit bintil akar atau puru akar pada jambu biji disebabkan oleh
nematoda puru akar Meloidogyne spp. nematoda ini menyebabkan perakaran
jambu biji menjadi bengkak (bintil), terdapatnya akar rambut (hairy root), dan
terjadi pertumbuhan sel dan pertambahan sel yang luar biasa pada perakaran.
Gejala pada tajuk adalah tanaman mengalami layu, daun menguning, atau
berwarna keunguan seperti kekurangan unsur magnesium, dan kerdil bahkan bisa
mengakibatkan tanaman mati (Krueger et al. 2014). Selain puru akar, pada
perakaran jambu juga ditemukan gejala busuk akar yang disebabkan oleh
nematoda parasit Radopholus similis. Nematoda ini menyebabkan akar nekrotik,
bagian korteks menjadi berwarna hitam, dan mengalami busuk akar. Kehadiran
nematoda puru akar dan busuk akar ini seringkali terjadi bersama-sama dan efek
sinergisme dari nematoda ini seringkali memperparah gejala pada tanaman.

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi nematoda ini antara


lain adalah dengan menanam tanaman Tagetes sp. disekitar pertanaman jambu.
Tanaman Tagetes sp. mampu menghasilkan senyawa yang bersifat nematisidal
yang berfungsi mematikan nematoda (Krueger et al. 2014). Selain itu pemupukan
dengan pupuk kandang akan mengaktifkan mikroba tanah yang beberapa
diantaranya berperan sebagai musuh alami dari nematoda parasit tumbuhan.
Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) mampu meningkatkan
ketahanan tanaman sehingga tanaman tidak mudah diserang oleh nematoda parasit
tumbuhan atau patogen yang lain.

10. Pengamatan Gejala Serangan Tanaman Sayur-Sayuran Yang


Terserang Nematoda
Pembahasan

Dari pengamatan lapangan yang saya lakukan saya mengamati gejala


serangan tanaman sayur sayuran yang terserang nematoda tanaman yang saya
amati yaitu sayur kangkung dan labu siam atau jipang, untuk tanaman sayur
sendiri di daerah sekitar rumah saya bisa di katakan tidak ada petani yang
menanam sayur sayuran untuk di jual melainkan hanya di konsumsi pribadi .
Kebanyakan petani menanam tanaman pangan seperti padi dan jagung dan buah
buahan dari kelompok hortikultura. Jadi pada tanaman kangkung itu saya
menemukan di rumah teman saya yang menanam sayur kangkung di dalam
polybag.

Beberapa jenis nematoda parasit yang sering ditemukan pada tanaman


diantaranya adalah Meloidogyyne spp, Naccobus, dan Ditylenhus radicicola yang
dimana nematoda tersebut bersifat polifaga atau memiliki bayak tanaman inang.
Nematoda parasit dapat hidup bebas di dalam tanah maupun dibagian luar akar
dan batang, namun ada juga beberapa nematoda parasit lain yang hanya bisa hidup
menetap di dalam akar dan juga batang.

Sejak berbentuk telur, nematoda sudah berada di dalam akar tanaman,


kemudian menetas menjadi larva dan tumbuh berkembang menjadi nematoda
dewasa. Cara menyerang nematoda yaitu dengan menusuk dinding sel akar dan
batang, setiap saat dan terus menerus bergerak dan menetap di area perakaran
tanaman. Sembari bergerak, nematoda menggigit serta menyuntikkan air ludah ke
akar tanaman, kegiatan itulah yang menyebabkan terjadinya kerusakan sel pada
tanaman.

Gejala yang ditimbulkan akibat gigitan nematoda ditandai dengan


munculnya puru akar (gall), luka pada akar, ujung akar rusak dan akar membusuk.
Pembusukan akar terjadi apabila infeksi nematoda disertai oleh jamur dan bakteri.
Kerusakan akar ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat karena
tanaman tidak dapat menyerap unsur hara dari dalam tanah. Akibatnya tanaman
mengalami defisiensi unsur hara yang ditandai dengan perubahan warna daun
menjadi kekuningan serta tanaman layu pada cuaca kering dan panas.

Monfort et al. (2007) melaporkan bahwa spesies-spesies nematoda yang


menyerang tanaman sayuran, antara lain Meloidogyne spp., Rotylenchulus
reniformis, Pratylenchus thornei, Belonolaimus longicaudatus, dan
Paratrichodorus. Meloidogyne spp. yang dikenal dengan nematoda puru akar
(NPA) menimbulkan gejala puru akar pada tanaman dan bersifat sebagai
endoparasit menetap. Tanaman yang terinfeksi berat oleh NPA dapat
menyebabkan sistem perakaran mengalami disfungsi secara total. Pembentukan
akar baru hampir tidak terjadi dan fungsi perakaran terhambat dalam menyerap
dan menyalurkan air dan unsur hara ke seluruh bagian tanaman

Rotylenchulus reniformis (Linford dan Oliveira) merupakan salah satu


nematoda parasit penting yang menyerang berbagai tanaman bernilai ekonomis di
negara-negara tropis maupun subtropis (Dropkin 1980). Nematoda ini ditemukan
sebagai hama utama pada tanaman sayuran, buahbuahan, tanaman pangan,
tanaman perkebunan.

Rerata kehilangan hasil akibat serangan R. reniformis mencapai 30% dari


total produksi. Kerugian hasil tersebut dapat meningkat hingga 80-100% bila
nematoda ini berinteraksi dengan patogen lain, seperti bakteri, cendawan, dan
virus pada kondisi lingkungan yang sesuai (Robinson et al. 1997). Intensitas
serangan R. reniformis di daerah tropis umumnya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan serangan di daerah subtropis. Suhu tinggi di daerah tropis yang disertai
dengan ketersediaan tanaman inang setiap saat menyebabkan periode siklus hidup
nematoda menjadi lebih singkat, sehingga di dalam periode 1 tahun terjadi
generasi yang tumpang tindih.
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Nematoda merupakan jenis cacing berbentuk silindris, tidak bersegmen,


memiliki rongga tubuh tripoblastik dan hidupnya bebas. Nematoda sebagian besar
bersifat parasit. Banyak nematoda yang merugikan dalam bidang pertanian
contohnya Meloidogyne spp merupakan nematoda bersifat polifag dan
Aphelenchoides besseyi merupakan spesies nematoda yang menyebabkan penyakit
pucuk putih (white tip disease) dan tersebar luas di area pertanaman padi. Secara
umum karena ukuran tubuh nemtoda sangat kecil, para petani sangat sulit
membedakan nematoda dan penyakit.

Pengendalian nematoda pada tanaman pertanian selama ini dilakukan


melalui aplikasi langsung dari nematisida kimiawi pada tanah. Metode ini telah
banyak dikritik karena fumigasi tanah menyebabkan kontaminasi pada air tanah.
Polusi air tanah dan toksisitas yang tinggi dari nematisida kimiawi dan kenyataan
bahwa nematisida ini tidak ekonomis bagi banyak tanaman menyebabkan
penghentian pemasaran beberapa nematisida di negaranegara berkembang (Hal
tersebut yang mendorong berkembangnya perhatian orang pada metode
pengendalian alternatif yang aman dan efisien
B. Saran

Di harapkan kepada diri sendiri lebih rajin dalam mencari bahan


praktikum dan di harapkan untuk praktikum selanjutnya sudah tidak online lagi
DAFTAR PUSTAKA

Aatif, H. Muhammad., N. Javed., S. A. Khan., S. Ahmed., and M. Raheeel. 2015.


Virulence of Entomopathogenic Nematodes against Meloidogyne
incognita for Invasion, Development and Reproduction at Different
Application Times in Brinjal Roots. Agriculture & Biologi Journal. Vol.17
No.5 Hal: 995-1000
Aprilyani., S., dan G. Suastika. 2015. Meloidogyne incognita Penyebab Umbi
Berbintil pada Kentang di Beberapa Sentra Produksi Kentang di Jawa.
Jurnal Fitopatologi Indonesia. Vol.11 No.5 Hal.143-149
Dariyanto. 2003. Status penyebaran dan kerugian nematoda sista kuning pada
tanaman kentang. Lokakarya Nematoda Sista Kuning. Yogyakarta 11-12
Desember 2003. 8 hlm.

Djiwanti, S. R., dan Supriadi. 2012. Determinasi Nematoda


Parasit Aphelenchoides Sp. Penyebab Penyakit Hawar Daun
Sambiloto (Andrographis Paniculata). Jurnal Litbang. Vol.14 No.2
Hal.61-66

Evans, K. 1982. Water use, calcium uptake and tolerance of cyst nematode attack
in potatoes. Potato Research 25 : 71-88.

Hansamunahito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara.


Jakarta.

Luca, F. D., A. Troccoli., L. W. Duncan., S. A. Subbotin., L. W. Berge., D. L.


Coyne., F. C. Brentu., R. N. Inserra. 2012. Pratylenchus speijeri n. sp.
(Nematoda: Pratylenchidae), a new root-lesion nematode pest of plantain
in West Africa. Nematology Journal. Hal. 1-18

Melakeberhan, H., J.W. Webster, R.C. Brook, J.M. D’Auria and M. Cacckette.
1987. Effect of Meloidogyne incognita on plant nutrient concentration and
its influence on plant physiology of bean . J. of Nematol. 19 : 324-330
Munif, A., Kristiana. 2012. Hubungan Bakteri Endofit dan Nematoda Parasit
Penyebab Penyakit Kuning pada Tanaman Lada di Provinsi Bangka
Belitung. Jurnal Pertanian Indonesia. Vol.3 No.1 Hal.71-78

Mustika, Ika. 2010. Konsepsi dan Strategi Pengendalian Nematoda Parasit


Tanaman di Indonesia. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol.3
No.2 Hal.81-82

Nurjayadi, M. Y., A. Munif., G. Suastika. 2015. Identifikasi Nematoda Puru Akar,


Meloidogyne graminicola, pada Tanaman Padi di Jawa Barat. Jurnal
Fitopatologi Indonesia.Vol. 11 No. 4 Hal.113-120

Purnomo, H. 2010. Pengendalian Hayati. Yogyakarta: CV. Andi

Rahmawati Reny. 2012. Hama dan penyakit tanaman pustaka baru press.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai