Anda di halaman 1dari 174

DETERMINAN FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DIWILAYAH


KERJA PUSKESMAS BRAMBANG

KABUPATEN JOMBANG

SKRIPSI

Oleh :

NISFI BADRIYATUL LAILI

NIM. 161101030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
DETERMINAN FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS BRAMBANG

KABUPATEN JOMBANG

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :

NISFI BADRIYATUL LAILI

NIM. 161101030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN 2020
i
ii
iii
DETERMINAN FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS BRAMBANG

KABUPATEN JOMBANG

Nisfi Badriyatul Laili1), Sestu Retno D. A2), Rini Hayu L3).


Mahasiswa prodi S1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang1)STIKES
Pemkab Jombang2,3)
Email : nisfibl@yahoo.com
ABSTRAK
Pendahuluan: ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber yang akan menentukan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, akan tetapi sebagian ibu masih belum bisa
memberikan ASI secara eksklusif. Tujuan penelitian ini yakni menganalisis faktor
yang terkait dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Brambang Kabupaten Jombang.
Metode: Desain penelitian menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan
Retrospektif. Populasi 94 orang, besaran sample 76 responden, menggunakan
teknik Cluster Random Sampling. Variabel independen penelitian pekerjan,
pengetahuan, persepsi ibu, dukungan keluarga, promosi susu formula, dukungan
tenaga kesehatan, tempat bersalin, variabel dependen pemberian ASI eksklusif.
Pengumpulan data menggunakan google form. Analisis data menggunakan Regresi
Logistik Berganda.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh kepada
pemberian ASI eksklusif adalah Dukungan keluarga (pv 0,002; ORadjusted 17,96),
promosi susu formula (pv 0,003; ORadjusted kurang 0,014; ORadjusted cukup 0,091), dan
pekerjaan (pv 0,004; OR adjusted 32,71) yang berarti dukungan keluarga, promosi
susu formula dan pekerjaan berhubungan dengan penyebab kegagalan pemberian
ASI eksklusif.
Kesimpulan: Pemberian ASI eksklsif berarti menjadikn ASI eksklusif sebagai satu
satunya makanan untuk bayi hingga usia bayi mencapai 6 bulan. Ibu sebagai orang
yang paling penting dalam mencukupi kebutuhan gizi bayi tidak seharusnya
berjalan dengan sendirian. Seorang ibu mempunyai peranan penting dalam
keberlangsungan kesehatan bayi serta harus mendapat dukungan dari berbagai
macam pihak baik berupa informasi untuk pengetahuan, dukungan keluarga serta
tenaga kesehatan demi mencapai keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif
pada bayi..
Kata Kunci : Ibu, Pemberian ASI Eksklusif, Faktor Kegagalan

iv
DETERMINANT FACTORS CAUSING THE FAILURE OF
GIVING EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN BABIES AGE
0-6 MONTHS IN THE WORKING AREA OF BRAMBANG’
PUBLIC HEALTH CENTER IN
JOMBANG DISTRICT
Nisfi Badriyatul Laili1), Sestu Retno D. A2), Rini Hayu L3).
Students of S1 Nursing Study Program STIKES Pemkab Jombang1) STIKES
Jombang Regency Government2,3)
Email : nisfibl@yahoo.com

ABSTRACT
Introduction: : Most of the growt and developmen of baby is determined by the
amount of breast milk (breast milk), but many mothers still cannot provide exclusive
breastfeeding for their babies. The purpose of this study was to analyze the factors
associated with the failure of exclusive breastfeeding to infants aged 0-6 months in
the working area of Puskesmas Brambang, Jombang Regency..
Methods: The design of this study use a descriptive design with a retrospective
approach. The population in this study all mothers who have babies aged 7-8
months in the Work Area of Brambang’s Health Center are 94 people, the sample
size is 76 mothers, using the Random Sampling Cluster technique. The independent
variables are research on work, knowledge, maternal perceptions, family support,
promotion of formula milk, support of health workers, birth of place, and dependent
variable exclusive breastfeeding. Data collection using google form. Data analysis
uses Multiple Logistic Regression.
Results: The results showed that the variables that influence exclusive
breastfeeding were family support (pv 0.002; ORadjusted 17.96), promotion of
formula milk (pv 0.003; ORadjusted less 0.014; ORadjusted 0.091), and
employment (pv 0.004; OR adjusted 32, OR adjusted 32, OR 71) which means
family support, promotion of formula milk and work is related to the cause of failure
of exclusive breastfeeding.
Conclusion: Place of birth, knowledge, perception, health support related to
exclusive breastfeeding assistance. The most dominant factors that influence
exclusive breastfeeding to infants are family support, promotion of formula milk
and work.

Keywords: Mother, Exclusive Breastfeeding, Failure Factor

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufiq dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar. Skripsi

ini disusun untuk menyelesaikan tugas akhir pada program studi S1 Keperawatan

dengan judul “ Determinan Faktor Penyebab Kegagalan Pemberian ASI eksklusif

pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Brambang Kabupaten

Jombang”.

Peneliti menyadari selama penyusunan skripsi banyak mendapat bimbingan

dan dorongan dari semua pihak. Kritik dan saran yang membangun selalu diterima

demi sempurnanya penyusunan skripsi ini. Untuk itu, peneliti mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Ririn Probowati, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Pemkab Jombang,

2. Dr. Sestu Retno Dwi Andayani, S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah

mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini

3. Rini Hayu L, SST., M.Kes selaku pembimbing II yang telah mengarahkan

dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini

4. Rodiyah, S.Kep., M.Kes selaku Ketua tim penguji dalam seminar skripsi saya

5. Segenap Dosen pengajar STIKES Pemkab Jombang atas bimbingan dan

arahannya

6. Kedua orang tua, kakek nenek, saudara, yang selalu memberikan saya

semangat, selalu memberi do’a, dukungan dan arahan dalam penyusunan

skripsi ini

vi
7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa/i STIKES Pemkab Jombang yang

saling mendukung satu sama lain.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih kurang

sempurna. Sebagai makhluk Tuhan yang tidak lepas dari kesalahan saya mohon

maaf yang sebesar-besarnya, saya berharap adanya kritik dan saran yang

membangun baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai penyempurnaan

skripsi ini. Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala perhatian

dan dukungannya.

Jombang, Juli 2020

Nisfi Badriyatul Laili


NIM. 161101030

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ....................................................................................


HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT .............................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ...............................................................................3
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................3
1.4 Batasan Masalah .....................................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian....................................................................................4
1.5.1 Tujuan Umum .................................................................................4
1.5.2 Tujuan Khusus ................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian..................................................................................4
1.6.1 Manfaat Teoritis .............................................................................4
1.6.2 Manfaat Praktis ...............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1 Konsep ASI Eksklusif ............................................................................6
2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif ...............................................................6
2.1.2 Manfaat ASI Eksklusif ...................................................................7
2.1.3 Komposisi ASI Eksklusif ...............................................................9
2.1.4 Program ASI Eksklusif .................................................................10
2.1.5 Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan ASI ...............................11
2.1.6 Faktor Penghambat Pemberian ASI Eksklusif .............................12
2.2 Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif ...................................................14
2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................21
2.4 Konsep Teori Keperawatan ..................................................................22
2.5 Kerangka Teori .....................................................................................24
2.6 Kerangka Konseptual ...........................................................................25
2.6 Hipotesa ................................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................27
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................27
3.2 Kerangka Operasional ..........................................................................28
3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ..........................................................29
3.3.1 Populasi ......................................................................................29
3.3.2 Sampel ........................................................................................29

viii
3.3.3 Sampling.....................................................................................31
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .........................................................31
3.5 Variabel Penelitian ...............................................................................32
3.5.1 Variabel Independen ..................................................................32
3.5.2 Variabel Dependen .....................................................................32
3.6 Definisi Operasional .............................................................................33
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................36
3.8 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................36
3.9 Instrumen Penelitian .............................................................................37
3.10 Teknik Pengolahan Data ....................................................................41
3.11 Teknik Analisa Data ...........................................................................49
3.10 Etika Penelitian ..................................................................................52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................56
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Analisa Data .................. ..........56
4.2 Hasil Peneliatian ........................................................................ ..........57
4.2.1 Hasil Univariat.................................................................. .........57
4.2.2 Hasil Bivariat..............................................................................61
4.2.3 Regresi.............................................................................. ..........67
4.3 Pembahasan ............................................................................... ..........69
4.3.1 Gambaran karakteristik penelitian.................................... .........69
4.3.2 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................69
4.3.3 Hubungan Promosi Susu Formula dengan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................76
4.3.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................77
4.3.5 Hubungan Presepsi Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................78
4.3.6 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................80
4.3.7 Hubungan Tempat Bersalin dengan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................81
4.3.8 Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................82
4.3.9 Analisis Multivariat Determinan Pemberian
ASI Eksklusif.................................... .........................................83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................88
5.1 Kesimpulan................................................................................ ..........88
5.2 Saran .......................................................................................... ..........88
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................91

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Keperawatan Lawrance W. Green ............................. 22


Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Kerangka Konsep Penyebab Kegagalan
Pemberian Asi Eksklusif ....................................................... 23
Gambar 2.3 Kerangka Operasional Determinan Faktor Penyebab
Kegagalan Pemberian Asi Eksklusif..................................... 28

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Determinan Faktor Penyebab Kegagalan


Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan ........... 33
Tabel 3.2 Tingkat Keandalan alpha croncbach ..................................... 34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ibu ........ 57
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia bayi ...... 57
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama.......... 57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan.. . 58
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan. .... 58
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Bersalin
.... .......................................................................................... 58
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan penyuluhan .. 59
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan . 59
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Presepsi............ ..................................................................... 59
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan
keluarga.... ............................................................................. 60
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Susu
Formula.. ............................................................................... 60
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan
Tenaga Kesehatan ................................................................. 60
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan ASI
Eksklusif ............................................................................... 61
Tabel 4.14 Distribusi dukungan tenaga kesehatan berdasarkan ASI
eksklusif ................................................................................ 61
Tabel 4.15 Distribusi promosi susu formula berdasarkan ASI eksklusif 62
Tabel 4.16 Distribusi dukungan keluarga berdasarkan ASI eksklusif .... 63
Tabel 4.17 Distribusi persepsi berdasarkan ASI eksklusif ..................... 64
Tabel 4.18 Distribusi pengetahuan berdasarkan ASI eksklusif .............. 65
Tabel 4.19 Distribusi tempat bersalin berdasarkan ASI eksklusif .......... 65
Tabel 4.20 Distribusi pekerjaan berdasarkan ASI eksklusif ................... 66
Tabel 4.21 Determinan ASI eksklusif ..................................................... 68

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden ....................................95


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ......................................96
Lampiran 3. Lembar Informasi Persetujuan Penelitian......................................97
Lampiran 4. Lembar Surat Persetujuan Sebagai Menjadi Responden ...............98
Lampiran 5. Penjelasan subjek penelitian .........................................................99
Lampiran 6. Lembar Kisi-kisi kuesioner .........................................................102
Lampiran 7. Lembar Kuisioner ........................................................................108
Lampiran 8. Lembar Konsultasi.......................................................................115
Lampiran 9. Surat Undangan Ujian skripsi ......................................................119

xii
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu


PP : Peraturan Pemerintah
Sufor : Susu Formula
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Faskes : Fasilitas Kesehatan
Dinkes : Dinas Kesehatan
SPK : Sarana Pelayanan Kesehatan
PP-ASI : Peningkatan Pemberian ASI
Kemenkes : Kementrian Kesehatan
BK-PP-ASI : Badan Koordinasi Peningkatan Penggunaan ASI
LMKM : Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh

jumlah ASI (Air Susu Ibu) yang diperoleh bayi termasuk energi dan zat gizi

lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut. Pemberian ASI maka angka

kesakitan dan kematian bayi dapat diturunkan, kualitas pemberian ASI juga

termasuk kedalam penentu utama kesehatan masa depan individu (Mufdlilah,

2017).

Data profil kesehatan Indonesia tahun 2017 menunjukkan bahwa

presentase pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan di Indonesia mencapai 41,17%,

dan cakupan ASI ekslusif pada usia sampai 6 bulan 34,92 (Profil Kesehatan

Indonesia, 2017). Rata-rata angka pemberian ASI ekslusif di Jawa Timur

berkisar 74% belum memenuhi target yang telah ditetapkan (77%) (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2016). Di wilayah kerja dinas kesehatan

Kabupaten Jombang pemberian ASI eksklusif terendah pada tahun 2019 yaitu

di Jarak Kulon 71,1% , Jabon 68,3%, Brambang 62,9% (Dinkes Jombang,

2019).ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang

bersifat ilmiah. ASI memiliki semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi agar bayi

tetap sehat dan tumbuh karena ASI melindungi bayi dari berbagai jenis penyakit

seperti diare dan infeksi saluran pernafasan akut yang merupakan penyebab

utama kematian pada bayi (Mufdlilah, 2017).

1
2

ASI eksklusif seharusnya diberikan selama kurun waktu 6 bulan, sesuai

dengan namanya yang eksklusif ASI diberikan kepada bayi tanpa adanya

pendamping makanan lain. Walaupun program ASI Eksklusif ini sudah

digalakkan oleh pemerintah namun masih banyak ibu yang tidak

melakukannya karena berbagai faktor. Beberapa faktor kegagalan yang

menyebabkan ibu gagal dalam memberikan ASI eksklusif diantaranya suplai

ASI yang tidak adekuat, rasa kurang percaya diri ibu, kurangnya keinginan ibu

untuk menyusui, pilihan ibu, pekerjaan, pengetahuan, persepsi ibu, pengaruh

dari anggota kelurga, dukungan tenaga kesehatan, promosi susu formula,

penghindaran rasa malu untuk menyusui di tempat umum, kurangnya informsi

dan emosi (Paramashanti, 2019).

Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi bayi, ibu, dan keluarga. Manfaat

pemberian ASI antara lain, sebagai nutrisi, miningkatkan daya tahan tubuh,

meningkatkan kecerdasan, mencegah alergi, menurunkan angka kematian,

meningkatkan jalinan kasih sayang. Manfaat ASI bagi Ibu, mengurangi

perdarahan, mengurangi terjadinya anemia, menjarangkan kehamilan,

mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali, mencegah kangker,

ekonomis, hemat waktu, praktis, kepuasan (Arifianto, 2019).

Rendahnya pemberian ASI eksklusif tentu disebabkan oleh banyak faktor

yakni pemberian makanan atau minuman sebelum ASI keluar, kurangnya rasa

percaya diri atau presepsi tentang ASI, Ibu bekerja kembali setelah cuti

melahirkan, dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yaitu ayah bayi

dan nenek masih kurang, dan adanya mitos-mitos negatif. Kurangnya

pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI bagi bayi dan teknik menyusui yang
3

baik dan benar, kurangnya dukungan dari masyarakat termasuk institusi yang

memperkerjakan perempuan belum memberikan tempat untuk ibu memerah

ASI di tempat kerja (Profil Kesehatan Kabupaten Jombang, 2018).

Berdasarkan uraian diatas serta menyadari akan pentingnya serta manfaat

yang dimiliki oleh ASI agar pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat terlaksana

dengan baik dan diharapkan ibu bisa memberikan ASI secara eksklusif pada

bayinya agar bayi mendapatkan gizi yang cukup serta terhindar dari berbagai

penyakit serta pemberian ASI eksklusif harus dipromosikan secara aktif dan

harus didukung sepenuhnya oleh kebijakan yang tepat sebagai metode

pemberian makanan bayi yang paling sempurna (Mufdlilah, 2017).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dapat diketahui hasil

dari determinan faktor penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif yaitu

Pekerjaan menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan dalam pemberian ASI

eksklusif, Pengetahuan ibu menjadi tolak ukur untuk mengetahui dan

memahami tentang pemberian ASI eksklusif, Persepsi Ibu atau pandangan yang

dipercaya terkait dengan pemberian ASI eksklusif, Dukungan keluarga Promosi

Susu Formula dan Dukungan Tenaga Kesehatan.

1.3 Rumusan Masalah

Apa saja faktor penyebab kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif pada

bayi usia 7-12 bulan?

1.4 Batasan Masalah

Peneliti membatasi penelitiannya pada ibu yang mempunyai anak berumur

0-6 bulan yang gagal memberikan ASI eksklusif.


4

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor yang terkait dengan kegagalan pemberian ASI

eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Menganalisis Pekerjaan Ibu

b. Menganalisis Faktor Pengetahuan Ibu

c. Menganalisis Persepsi Ibu Tentang ASI Eksklusif

d. Menganalisis Dukungan Keluarga

e. Menganalisis Penyebab Pemberian Susu Formula

f. Menganalisis Dukungan Tenaga Kesehatan

g. Menganalisis Tempat Bersalin

h. Mengidentifikasi Determinan Faktor Penyebab Kegagalan Dalam

Pemberian ASI Eksklusif

1.6 Manfaat

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Menambah informasi bagi peneliti tentang faktor penyebab

kegagalan pemberian ASI Eksklusif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi atau sumber bacaan yang berkaitan dengan

faktor penyebab kegagalan pemberian ASI Eksklusif.


5

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai Informasi dasar mengenai penyebab kegagalan dalam

pemberian ASI Eksklusif.

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan memberikan masukan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam bidang keperawatan

bagi akademik maupun praktik.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

penambah pengetahuan dan informasi bagi responden mengenai faktor

yang terkait dengan kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan

data untuk pelayanan kesehatan serta bahan evaluasi dan upaya untuk

peningkatan cakupan program pemberian ASI eksklusif, serta

mengetahui faktor yang terkait dengan kegagalan dalam pemberian asi

eksklusif.

c. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bacaan dan tambahan

ilmu pengetahuan mengenai faktor yang menyebabkan kegagalan ibu

dalam pemberian ASI eksklusif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ASI Eksklusif

2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah makanan terbaik untuk bayi yang diberikan

selama 6 bulan pertama sejak bayi lahir tanpa ada tambahan cairan lain,

seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, tanpa adanya

tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi,

dan nasi tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan dalam jangka

waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan.

Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus mulai diperkenalkan dengan

makanan pendamping ASI sedangkan ASI tetap dapat diberikan sampai

bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2008).

ASI adalah suatu jenis makanan yang diproduksi oleh ibu untuk

mencakup seluruh kebutuhan yang ada pada bayi baik fisik, psikologi, sosial

maupun spiritual. ASI juga mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan

pertumbuhan, anti alergi, dan anti inflamasi. Dalam ASI terdapat nutrisi

yang mencakup hampir 200 unsur zat yang ada pada makanan. ASI terbukti

amat bermanfaat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi yang baru

lahir. Dengan sistem imunitas yang baik, bayi dapat terlindung dari berbagai

penyakit dan bayi dapat tumbuh dengan sehat dan kuat (Paramashanti,

2019).

6
7

2.1.2 Manfaat ASI Eksklusif

Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi

ibu yang sedang menyusui. Ada banyak manfaat pemberian ASI yang

dapat dirasakan, beberapa manfaaat ASI yang terpenting bagi bayi antara

lain: ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi,

meningkatkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang

(Roesli, 2000).

a. ASI Sebagai Nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang paling baik dan ideal

yang mengandung komposisi yang seimbang dan disesuaikan

dengan kebutuhan pada pertumbuhan bayi. ASI merupakan

makanan yang sangat sempurna, baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. ASI berfungsi sebagai makanan tunggal yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi normal sampai usia 6

bulan.

b. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Pada bayi baru lahir secara alami akan mendapatkan

imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari.

Zat ini akan cepat sekali mengalami penurunan setelah bayi lahir.

Badan bayi sendirir baru membuat zat kekebalan yang cukup

banyak sehingga kadar protektif pada waktu usia bayi 9 sampai

12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan pada bayi

menurun, sedangkan zat kekebalan yang dibentuk oleh badan

bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan pada zat


8

kekebalan bayi tersebut. Kesenjangan akan hilang atau berkurang

apabila bayi diberikan ASI, karena ASI merupakan cairan hidup

yang sangat penting yang mengandung zat kekebalan yang

berguna untuk meindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi

bakteri, virus, parasit dan jamur.

c. ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan.

Kecerdasan anak erat kaitannya dengan otak maka jelas

bahwa faktor utama yang mempengaruhi pengembangan

kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Nutrisi termasuk dalam

faktor penting yang berpengaruh terhadap kecerdasan otak

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan termasuk

pertumbuhan otak. ASI mempunyai kandungan yang

diperlukan pada otak bayi agar tumbuh secara optimal.

d. ASI Eksklusif Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang

Bayi yang menyusu akan sering berada dalam dekapan

ibunya dan akan merasakan kasih sayang secara langsung dari

ibunya dan akan merasakan aman serta tentram, terutama

karena bayi masih dapat mendengarkan detak jantung ibunya

yang telah ia kenal sejak bayi berada dalam

kandungan.Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat

mengurangi terjadinya kanker, mengurangi perdarahan setelah

melahirkan, mengurangi terjadinya anemia, menjarangkan

kehamilan, mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali,

lebih ekonomis atau murah, tidak merepotkan serta hemat


9

waktu dan praktis, dan memberi kepuasan bagi ibu (Roesli,

2000).

2.1.3 Komposisi ASI

ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok yang sangat

penting antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral,

faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih.

Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang

lainnya (Roesli, 2000).

a. Kolostrum

Cairan yang keluar pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan,

merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak

terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kolostrum

banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang.

Didalam kolostrum terdapat zat anti-infeksi 10-17 kali lebih banyak

dibandingkan dengan ASI yang matang. Kadar karbohidrat dan lemak

rendah dibandingkan dengan ASI matang. Total energi yang dimiliki oleh

kolostrum lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matang.

b. ASI Transisi/Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang muncul setelah kolostrum sampai

sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin merendah,

sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi serta volume

akan meningkat.
10

c. ASI Matang (Mature)

ASI matang merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke 14

dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan

produksi ASI cukup ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik

dan cukup untuk bayi sampai bayi berumur 6 bulan.

2.1.4 Program ASI Eksklusif

Pemberdayaan masyarakat pada program ASI eksklusif ini sangat

penting untuk mencapai kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun

masyarakat luas sering disebut sebagai indikator keberhasilan

pembangunan. Keberhasilan pembangunan kesehatan dalam mencapai

sasaran dan target yang strategis sangat ditentukan oleh keberhasilan

dalam menciptakan dan melestarikan perilaku hidup sehat masyarakat.

Saat ini derajat kesehatan masyarakat masih belum optimal dipengaruhi

oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor genetika

(Kemenkes, 2011).

Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) khususnya ASI

eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini dikarenakan memberikan

dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan. Didukung pula konferensi

tingkat tinggi tentang kesejahteraan anak menyepakati bahwa semua

keluarga harus mengetahui arti penting mendukung dalam tugas

pemberian ASI saja selama enam bulan untuk perempuan pada kehidupan

pertama bagi anak (Kemenkes, 2013).


11

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian

ASI Eksklusif. PP tentang pemberian ASI eksklusif ini merupakan

penjabaran dari Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan Pasal 129, ayat 1 “Pemerintah bertanggung jawab menetapkan

kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara

eksklusif”. Dan ayat 2 : “ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah” (Kemenkes, 2012).

2.1.5 Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan ASI

Menurut peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak No 03 tahun 2010 tentang Penerapan Sepuluh Langkah

Menuju Keberhasilan Menyusui adalah (Kemenkes,2010):

1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan

Pemberian ASI (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan

kepada semuapetugas.

2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan

keterampilan untuk menerapkan kebijakantersebut.

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan

penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir

sampai umur 2 (dua) tahun termasuk cara mengatasi kesulitanmenyusui.

4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah

melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat

operasi caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibusadar.

5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara


12

mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayi atas indikasi

medis.

6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada

bayi barulahir.

7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24

jam sehari.

8. Membantu ibu menyusui sesuai keinginan bayi, tanpa pembatasan

terhadap lama dan frekuensimenyusui.

9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberiASI.

10. Mengupayakan terbentuknya kelompok ASI dan rujuk ibu kepada

kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit bersalin/sarana

pelayanankesehatan.

2.1.6 Faktor Penghambat Pemberian ASI Eksklusif

Terdapat beberapa penghambat dalam proses pemberian ASI yang

sering dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif kepada

bayinya (Roesli, 2000) diantaranya adalah :

a. Produksi ASI kurang

Alasan ini tampaknya merupakan alasan utama para ibu untuk tidak

memberikan ASI nya secara ekskusif. Meskipun banyak ibu yang merasa

ASInya kurang, akan tetapi hanya sedikit sekali ibu yang secara biologis

memang kurang produksi ASInya. Selebihnya 95 – 98% ibudapat

menghasilkan ASI yang cukup bagibayinya.


13

b. Ibu Kurang Memahami Tatalaksana ASI Yang Benar

Ibu kurang memahami tatalaksana ASI yang benar, misalnya

pentingnya memberikan ASI, bagaimana ASI keluar, bagaimana posisi

menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara

efektif dan ASI dapat keluar dengan baik, termasuk cara memberikan ASI

bila ibu harus berpisah dengan bayinya.

c. Ibu Ingin Menyusui Kembali Setelah Bayi Diberi Susu Formula (Relaksasi)

Relaksasi merupakan suatu keadaan yang biasanya dialami oleh

beberapa ibu yang telah berhenti menyusui dan ingin mencoba menyusui

kembali. Biasanya setelah tidak menyusui maka produksi ASI akan

berkurang dan bayi menjadi malas untuk menyusu pada ibunya, apalagi

apabila bayi sebelumnya telah diberi susu botol.

d. Bayi Terlanjur Mendapatkan Prelakteal Feeding

Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberi air putih, air gula,

madu, susu formula dengan dot. Hal ini akan menyebabkan bayi malas

menyusu.

e. Kelainan Bayi

Bayi yang menderita sakit atau dengan kelainan kongenital mungkin

akan mengganggu proses menyusu yang dapat menganggu proses

pemberian ASI. Kelainan ini perlu penatalaksanaan dengan benar agar

keadaan tersebut tidak menjadi penghambat dalam proses menyusui.

f. Ibu Bekerja
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif,
karena waktu ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI yang telah diperah sehari
sebelumnya.
14

g. Anggapan Susu Formula lebih Praktis

Pendapat ini tidak benar karena untuk mebuat sufor (susu formula)

diperlukan api dan listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril dan

perlu waktu untuk mendinginkan susu yang baru dibuat. Sementara ASI siap

pakai dengan suhu yang tepat setiap saat serta tidak memerlukan

perlengkapan apapun.

h. Takut Badan Tetap Gemuk

Pendapat bahwa ibu menyusui akan sulit untuk menurunkan berat

badan adalah tidak benar. Didapatkan bukti bahwa menyusui akan

membantu ibu dalam menurunkan berat badan lebih cepat daripada ibu yang

tidak menyusui secara eksklusif. Timbunan lemak yang terjadi sewaktu

hamil akan dipergunakan untuk proses menyusui, sedangkan wanita yang

tidak menyusui akan sukar menghilangkan lemak.

2.2 Faktor Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif

a. Pekerjaan

Meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan antara lain

disebabkan oleh tuntutan ekonomi, menyebabkan sebagian keluarga tidak

dapat mempertahankan kesejahteraannya hanya dari sumber pendapatan.

Keikutsertaan perempuan dalam bekerja sedikit banyak mempengaruhi

peran ibu dalam pengasuhan anak. Ibu yang telah bekerja kembali setelah

cuti melahirkan cenderung memberikan ASI yang cukup, sedangkan ibu

yang bekerja penuh waktu cenderung menyusui dalam waktu yang lebih

pendek daripada rata-rata ibu yang tidak bekerja (Mufdlilah, 2017).


15

Menurut Thomas, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukan sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari

nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Wawan, 2010).

b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau hasil “tahu” yang terjadi setelah

orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Hasil

pengindraan pada obyek biasanya terjadi melalui panca indra manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.

Sebagian besar pengetahuan manusia dapat diperoleh dari penglihatan dan

pendengaran. Pengetahuan pada seseorang tentang suatu objek mengandung

dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan

menentukan sikap pengetahuan seseorang (Wawan, 2010).

ASI merupakan makan yang penting bagi bayi karena ASI juga bisa

meningkatkan kecerdasan pada bayi dan masih banyak manfaat ASI bagi

bayi, akan tetapi ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi ASI juga

bermanfaat bagi sang ibu, manfaatnya diantara lain adalah menjarangkan

kehamilan, mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mengurangi

terjadinya kangker dan masih banyak manfaat lainnya.Pada umumnya ibu

memberikan makanan tambahan selain ASI sebelum berusia 6 bulan

beranggapan jika anaknya mungkin lapar, meskipun hal tersebut tidak ada

hubungannya banyak yang menganggap ini adalah tindakan benar. Karena

pencernaan pada bayi masih belum sempurna maka sistem pencernaan

tersebut akan bekerja lebih keras untuk mengolah dan memecah makanan.

Apabila bayi menangis terus itu bukan dikarenakan masih lapar, bisa
16

disebabkan oleh berbagai faktor. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan

ibu masih rendah. Ketidakpahaman ibu mengenai kolostrum yakni ASI yang

keluar pada hari pertama hingga kelima atau ketujuh. Kolostrum merupakan

cairan jernih kekuningan yang mengandung zat putih telur atau protein

dengan kadar tinggi serta zat anti infeksi atau zat daya tahan tubuh

(immunoglobulin) dalam kadar yang lebih tinggi ketimbang ASI mature yaitu

ASI yang berumur lebih dari tiga hari. Kebiasaan membuang kolostrum

karena ada anggapan bahwa kolostrum merupakan susu basi dan dapat

membuat bayi terserang penyakit lalu kemudian menggantinya dengan susu

formula atau makanan lainnya (Prasetyono, 2012).

Dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang ASI,

baik dalam segi manfaat atau keunggulan yang dimiliki oleh ASI maupun

segala hal lainnya yang menyangkut tentang ASI, maka dengan demikian ibu

akan termotivasi untuk memberikan ASI pada bayinya (Maryunani, 2015).

c. Persepsi Ibu

Persepsi ibu dalam menyusui yang paling penting adalah menyiapkan

mental dan psikologis ibu, keberhasilan dan kegagalan pada pemberian ASI

dipengaruhi oleh presepsi ibu sendiri, persiapan mental dan psikologis ibu

sangatlah penting karena sikap atau keputusan ibu yang positif terhadap

pemberian ASI harus dihayati sejak dalam masa kehamilan (Maryunani,

2015).
17

Persepsi negatif yang sering ditemukan pada ibu, menurut Siregar (2004)

yaitu sindroma ASI kurang sehingga harus diberi tambahan makanan dan

minuman lain. Pada kasus sindroma ASI kurang ibu merasa ASI yang dia

produksi tidak cukup atau sedikit untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Ibu

sering merasa payudara sudah tidak memproduksi ASI karena ketegangannya

berkurang. Persepsi ibu apabila ketika menyusui akan membuat keindahan

payudaranya berkurang, menyusui merupakan hal yang melelahkan,

memberikan ASI eksklusif tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang

bayi, dengan presepsi ibu yang negatif maka akan menganggu produksi ASI

ibu. Jika ibu mempunyai persepsi atau pikiran yang positif maka ibu bisa

merasa senang, bersemangat ketika menyusui, mempunyai dorongan untuk

memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan atau

minuman tambahan lain dan ketika ibu menyusui secara langsung kepada

bayinya maka akan terjalin kedekatan antara ibu dan bayi.

d. Dukungan keluarga

Dalam menyusui bukan semata-mata merupakan tanggungjawab ibu

yang melahirkan saja. Menyusui juga merupakan tanggung jawab seluruh

keluarga karena keluarga merupakan orang terdekat. Salah satunya dukungan

dari ayah bayi, pentingnya peran ayah dalam mendukung ibu selama

memberikan ASI, jika ibu merasa didukung, dicintai, dan diperhatikan maka

akan muncul emosi yang positif yang akan meningkatkan produksi hormon

oksitosin sehingga berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI

(Maryunani, 2015).
18

Keluarga terutama ayah bayi juga berperan untuk bisa mendapatkan

informasi mengenai pemberian ASI, serta membantu menyiapkan segala

kebutuhan yang diperlukan oleh ibu dan bayi. suami dan keluarga berperan

dalam mendorong ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya dan

memberikan motivasi serta semangat agar ibu bayi tetap bisa memberikan

ASI dengan baik. Dukungan tersebut dapat memperlancar refleks

pengeluaran ASI karena ibu mendapat dukungan secara psikologis dan emosi

(Pertiwi,2012).

e. Promosi Susu formula

Gencarnya promosi susu formula dapat menimbulkan dampak

gagalnya program ASI eksklusif iklan di tv yang menawarkan segala macam

untuk menarik para orang tua agar memberikan susu formula, namun apabila

terjadi indikasi medis seperti ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari bayinya,

maka ibu, keluarga tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya dapat

memberikan susu formula pada bayi. Bagi ibu yang bekerja dengan adanya

susu formula maka bayi bisa tetap menyusui tanpa ada ibunya karena susu

formula bisa diberikan oleh keluarga yang ditinggalkan melalui botol dengan

dotnya (Sitepoe, 2013).

Ada beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui

anaknya. Salah satunya adalah promosi yang terlampau gencar dari pihak

produsen susu dan makanan pendamping ASI. Inilah yang membuat para ibu

terpengaruh untuk menggantikan ASI sebagai makanan utama bayi dengan

susu formula. Promosi ini sangat mempengaruhi pemikiran ibu yang kurang

memiliki pengetahuan yang luas tentang ASI. Adanya anggapan bahwa susu
19

formula lebih baik daripada ASI, susu formula lebih menyehatkan, Adanya

promosi susu formula tersebut, para ibu dibujuk agar mempercayai ucapan

mereka dan mulai menggunakan susu formula sebagai pengganti ASI. Bagi

para ibu menggunakan susu formula dianggap lebih mendatangkan semacam

kelonggaran karena mereka tidak perlu selalu siap sedia memberikan ASI

kepada anak (Prasetyono, 2012).

Walaupun sebenarnya maindset yang ditanamkan adalah ASI tetapi

dengan masih adanya promosi susu formula, pemberian ASI eksklusif akan

gagal. Gencarnya promosi susu formula menjadi hambatan tersendiri bagi

peningkat keberhasilan penggunaan ASI (Maryunani, 2015).

f. Dukungan Tenaga Kesehatan

Ibu yang mendapatkan informasi mengenai ASI Eksklusif dari

petugas kesehatan memiliki kecenderungan untuk menyusui secara eksklusif

dalam jangka waktu lama. Dengan cara memberitahukan kepada para ibu

tentang keuntungan pemberian ASI eksklusif, dan memberitahukan

bagaimana cara menyusui, tidak memberikan makanan dan minuman lain

selain ASI, serta mengajarkan waktu memberikan asi tanpa jadwal

(Maryunani, 2015).

Dukungan Petugas Kesehatan sangat penting dalam mendukung ibu

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Dimana WHO/ UNICEF (1989),

dimana isinya telah dikembangkan oleh Depkes RI/ BK-PP-ASI (Badan

koordinasi- Peningkatan Penggunaan ASI) telah mengeluarkan pedoman bagi

fasilitas kesehatan yang merawat ibu dan bayi untuk meningkatkan

penggunaan ASI yang disebut The ten sreps to successful breastfeeding


20

(sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui/ LMKM) yang salah satu

isinya bahwa setiap fasilitas yang menyediakan pelayanan persalinan dan

perawatan bayi baru lahir hendaknya membuat kebijakan tertulis mengenai

pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas

kesehatan, membantu para ibu mengawali pemberian ASI dalam setengah

jam pertama setelah melahirkan (Inisiasi Menyusui Dini) (Maryunani,2012).

g. Fasilitas Kesehatan (Tempat Bersalin)

Tempat bersalin ibu untuk pertama kali dapat memberikan pengaruh

tinggi untuk ibu dapat menyusui secara eksklusif atau tidak. Meskipun

terdapat kode etik internasional tentang pengganti ASI yaitu susuformula

akan tetapi pemasaran susu formula langsung kepada tenaga kesehatan dan

rumah sakit menjadi sangat menggangu keberhasilan ASI eksklusif saat ini.

Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan peningkatan pemberian

ASI yang telah tertulis secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas

(Maryunani, 2015).

Dari sebuah penelitian yang dilakukan Putri menyebutkan bahwa

hampir seluruh ibu menggunakan fasilitas kesehatan sebagai sarana

persalinan, namun cakupan ASI eksklusif masih rendah dikarenakan oleh

dukungan petugas kesehatan sebagai sarana informasi masih kurang (Putri,

2016).
21

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu

1. Evy Hariana, Yuspina (2018)

Judul penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan

pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Nanga Kalis Kabupaten Kapuas

Hulu Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik

dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

hubungan bermakna antara pegetahuan (p value = 0,00;PR = 8.458), media

informasi (p value = 0,00;PR = 3.123), dukungan keluarga (p value =

0,00;PR = 4.053), dan dukungan petugas kesehatan (p value = 0,00;PR =

4.053).

2. Catra Ibriza Wendiranti, Hertanto Wahyu Subagio, Hertanti Sandi

Wijayanti (2017)

Judul penelitian Faktor resiko kegagalan ASI eksklusif. Penelitian

ini merupakan penelitian case-control. Hasil penelitian menunjukkan

hampir separuh subjek penelitian berada pada kelompok usia 20-29 tahun

dengan rerata usia kurang lebih 31,1-5.58. ibu menyusui yang tidak

didukung oleh suami untuk melakukan ASI eksklusif beresiko 3.59 kali

lebih besar untuk mengalami kegagalan ASI eksklusif, ibu menyusui yang

melahirkan difasilitas kesehatan tingkat pertama beresiko 5,18 kali lebih

besar untuk mengalami kegagalan ASI eksklusif, serta bu menyusui yang

menerima informasi yang salah dari petugas kesehatan beresiko 8,06 kali

lebih besar untuk mengalami kegagalan ASI eksklusif.


22

3. Irfa Eka Angraresti, Ahmad Syauqy (2016)

Judul penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan

pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Semarang. Metode dalam penelitian

ini menggunakan studi observasional dengan rancangan desain

crossectional. Teknik dalam pengambilan data menggunakan proporsional

random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu (nilai

p=0,000: RP=2,0: IK95%= 1.43-3.00), sikap ibu (nilai p=0,016 RP=1.5:

IK95% 1,26-1,78), dukungan keluarga (nilai p=0,000 RP=2.6: IK95% 1,27-

5,54), dukungan suami (nilai p=0,193 RP=1.2: IK95% 0,91-1,59), peran

tenaga kesehatan (nilai p=0,171 RP=0.7: IK95% 0,60-1,02).

2.4 Konsep Teori Keperawatan (Lawrance W. Green)

Dalam penelitian ini menggunakan teori model keperawatan Lawrence

Green (1980) menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yakni

factor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non- behaviour

causes)(Nursalam, 2017). Perilaku tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor utama

yakni:

a. Faktor Predisposisi (Predisposingfactor)

Faktor predisposisi merupakan factor positif yang mempernudah

terwujudnya praktik atau factor pemudah, factor ini mencakup

pengetahuan individu, sikap, tingkat pendidikan dan unsur-unsur lain

dalam individu yang meliputi kesiapan ibu untuk menyusui secara

psikologis dan kesehatan ibu untukmenyusui (Mahasiswa, Penelitian,

& Hariana, 2018).


23

b. Faktor Pendukung (Enablingfactor)

Faktor factor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya posyandu,

puskesmas dan lain sebagainya (Mahasiswa et al., 2018).

c. Faktor Pendorong (Reinforcing factor)

Faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan, termasuk

juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat

maupun pemerintahan daerah yang terkait dengan kesehatan.

Notoatmodjo (2007) dalam (Mahasiswa et al., 2018).


24

2.5 Kerangka Teori

Faktor Predisposisi Faktor Pendukung Faktor pendorong

- Pengetahuan - Ketersediaan sumber daya - Keluarga


- Keyakinan kesehatan - Teman sebaya
- Nilai-nilai - Guru
- Tingkah Laku - Keterjangkauan sumber daya - Majikan
- Kepercayaan Diri kesehatan - Petugas kesehatan
- Hukum, prioritas dan - Pemimpin
komitmen masyarakat atau masyarakat
pemerintahan terhadap - Pengambil keputusan
kesehatan

Hasil perilaku Lingkungan


spesifik individu (keadaan tempat
atau organisasi tinggal)

Kesehatan

Gambar 2.1 Konsep Teori Menurut Lawrance W. Green


25

2.6 Kerangka Konsep

Faktor Pendukung Faktor pendorong


Faktor Predisposisi - Dukungan tenaga
- Fasilitas Kesehatan
kesehatan
 Pengetahuan ( Tempat Bersalin) - Dukungan keluarga
 Persepsi ibu Promosi susu
- (suami, orang tua,
 Pekerjaan formula ibu mertua)

Kegagalan/
keberhasilan
Pemberian ASI

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian Determinan faktor penyebab kegagalan

pemberian ASI Eksklusif.


26

2.6 Hipotesa

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian atau

rumusan masalah, suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih yang diharapkan bisa menjawab suau pernyataan dalam

penelitian (Nursalam, 2017).

Dari kejadian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan antara faktor penyebab kegagalan pemberian ASI

dengan terjadinya kegagalan pemberian ASI eksklusif.

H1 : Ada hubungan antara faktor penyebab kegagalan dengan terjadinya

kegagalan pemberian ASI eksklusif.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi akurasi hasil. Istilah desain penelitian sering digunakan dalam

dua hal: pertama, desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data;

dan kedua, desain penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur

penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2017).

Peneliti menggunakan jenis rancangan penelitian deskriptif, penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini.

Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada

data faktual daripada penyimpulan. Fenomena disajikan secara apa adanya

tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan

mengapa fenomena tersebut bisa terjadi (Nursalam, 2017).

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu

peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu

sedangkan variabel independen ditelusuri secara retrospektif untuk

menentukan ada tidaknya faktor yang berperan (Nursalam, 2017).

27
28

3.2 Kerangka Operasional

Kerangka operasional merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari

desain hingga analisis datanya (Hidayat, 2014). Kerangka operasional dalam

penelitian ini:

Desain Penelitian
Deskriptif dengan pendekatan Retrospektif

Populasi
Semua ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan berjumlah 94
responden

Sampel
Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan berjumlah 76
responden

Sampling
Cluster Random Sampling

Pengambilan Data
Kuesioner (google form)

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa Data
Regresi Logistik Berganda

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Kerangka Operasional penelitian “Determinan Faktor


Penyebab Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif.”
29

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya: Manusia, Klien)

yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi

dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang berumur

7 – 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Brambang yang berjumlah 94

responden.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat

digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Ibu

yang mempunyai bayi berumur 7-12 bulan diwilayah kerja Puskesmas

Brambang. Rumus besar sampel adalah sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑)²

Keterangan :

n : Perkiraan jumlah sampel

N : Perkiraan besar populasi

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (Nursalam,

2017).

94
𝑛=
1 + 94 (0,05)²

94
𝑛=
1 + 94 (0,0025)
30

94
𝑛=
1 + 0,235

94
𝑛=
1,235

𝑛 = 76

Besar sampel perdesa menggunakan rumus :

𝑁1
𝑛1 = ×𝑛
𝑁

Keterangan :

n1 : jumlah sampel perdesa

N1 : jumlah populasi perdesa

N : jumlah seluruh populasi

n : jumlah seluruh sampel

Jadi didapatkan hasil setiap desa :

a. Desa Pundong

40
𝑛1 = × 76
94

n1 = 32

b. Desa Kwaron

26
𝑛1 = × 76
94

n1 = 21

c. Desa Watugaluh

28
𝑛1 = × 76
94

n1 = 23
31

Jumlah total sampel dari 3 desa di wilyah kerja Puskesmas Brambang

sebesar 76 responden.

3.3.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2017). Dalam

penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah probability dengan

teknik cluster sampling yaitu pengelompokan sampel berdasarkan wilayah

atau lokasi populasi (Nursalam, 2017).

3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik suatu objek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan ditelitu (Nursalam, 2017).

Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Bersedia menjadiresponden

b. Mempunyai bayi usia 7 – 12bulan

c. Tidak lupa riwayatmenyusui

d. Ibu bisa mengakses internet

e. Dapat membaca dan memahami informasi yang diberikan dengan baik


32

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Balita dengan kelainan kongenital

b. Ibu balita yang menderita HIV

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang nilainya menentukan variabel

yang lain, biasanya variabel bebas dimanipulasi, diamati dan diukur untuk

diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam, 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

pengetahuan, pekerjaan ibu, persepsi ibu, dukungan keluarga, promosi

susu formula, dukungan tenaga kesehatan dan tempat bersalin.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependent yaitu variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain. Variabel terikat merupakan faktor yang diamati dan diukur

untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel

bebas (Nursalam, 2017). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah

pemberian ASI eksklusif.


33

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2017).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Determinan faktor penyebab kegagalan


pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Variabel Kegiatan aktif 1. bekerja Kuesioner N Bekerja = 1
Independen : yang dilakukan 2. tidak dengan o Tidak
Pekerjaan responden bekerja menggunaka m Bekerja = 0
dalam n google i
melakukan Form n
tugas pokok a
sehari-hari dan l
menghasilkan
penghasilan
Variabel Kemampuan 1.Pengertian Kuesioner O Dari 9 item
Independen : responden untuk ASI dengan r kategori
d penilaian :
Pengetahuan mengetahui dan 2.Manfaat menggunaka
i 1. baik :
memahami ASI n google n jawaban
tentang 3.Komposisi Form a benar
l terjawab
pemberian ASI ASI
pertanyaan
eksklusif 11-14 (76-
100%)
2. cukup :
jawaban
benar 8-10
pertanyaan
(56-75%)
3. kurang :
jawaban
benar
terjawab 1-
7
pertanyaan
(kurangdar
i 55%)
34

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Persepsi Ibu Pandangan yang 1. Persepsi Kuesioner O Menggunaka
positif/Set n skala likert.
dipercaya atau dengan r
uju/baik Pernyataan
diketahui 2. Persepsi menggunaka d Positif :
negatif/tid Sangat
dirasakan ibu n google i
aksetuju/ Setuju: 4
terkait tidak baik Form n Setuju: 3
Tidak Setuju:
pemberian ASI a
2
l Sangat tidak
setuju: 1
Pernyataan
Negatif
Sangat
Setuju: 1
Setuju: 2
Tidak Setuju:
3
Sangat tidak
setuju: 4
Dengan
kriteria:
a.Jika
nilai T ≥
median
T=
persepsi
positif/S
etuju/bai
k
b.Jika
nilai T <
median
T=
persepsi
negatif/t
idaksetu
ju
/ tidak baik
35

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Dukungan Bentuk Dukungan Kuesioner O Menggunaka
Keluarga
Keluarga perlakuan yang dengan r n skala likert.
dalam
diterima ibu pemberian menggunaka d Pernyataan
ASI eksklusif
sebagai n google i Positif :
1.Dukungan
dorongan untuk Informasi Form n Selalu: 4
2.dukungan
memotivasi ibu a Sering: 3
penilaian
dalam 3.dukungan l Kadang-
instrumental
pemberian ASI kadang: 2
4.dukungan
eksklusif yang emosional Tidak
berasal dari Pernah: 1
Suami, Ibu Pernyataan
mertua, Orang Negatif
tua, Saudara. Selalu: 1
Sering: 2
Kadang-
kadang: 3
Tidak
Pernah: 4
Dengan
kriteria :
a.Jika nilai T
≥ median T
= Tindakan
Positif/Setuj
u/tidak baik
/mendukung
b.Jika nilai
T < median
T =
Tindakan
negatif/tidak
setuju
/ tidak
baik/tidak
mendukung
36

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Promosi susu Upaya persuasi - Memberikan Kuesioner N Dari 8 item
susu kategori
formula yang mengajak dengan o
formula penilaian :
ibu untuk karena menggunaka m 1.baik :
tertarik jawaban benar
menggunakan n google i
dengan iklan terjawab 7-8
susu formula - Anggapan form. n (75-100%)
susu 2. cukup :
yang dilakukan a
formula jawaban benar
oleh media masa lebih baik l terjawab 5-6
- Pemahaman (50-62%)
dan media
tentang susu 3. kurang :
publikasi lainya. formula jawaban benar
terjawab 1-4
(12-37%)

Dukungan Bantuan atau -tenaga Kuesioner O Menggunaka


n skala likert.
Tenaga perlakuan dari kesehatan dengan r
Pernyataan
Kesehatan petugas mengajari menggunaka d Positif :
Selalu:4
kesehatan perawatan n google i
Sering: 3
sebagai bentuk payudara form. n Kadang–
kadang:2
dorongan untuk -tenaga a
Tidak
pemberian ASI kesehatan l pernah:1
Pernyataan
eksklusif . mengingatkan
negatif :
pentingnya Selalu:1
Sering: 2
ASI eksklusif
Kadang–
-petugas kadang:3
Tidak
kesehatan
pernah:4
memberikan Dengan
kriteria :
informasi
a.Jika nilai T
tentang ASI ≥ median T
= Tindakan
Eksklusif
Positif/Setuj
-memberikan u/tidak baik
/mendukung
informasi
b.Jika nilai
perawatan T < median
T=
payudara
Tindakan
negatif/tidak
setuju
/ tidak
baik/tidak
mendukung
37

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Tempat Tempat ibu Riwayat Kuesioner N 0=
Bersalin melahirkan tempat dengan o
Non-Faskes
bayinya dibantu bersalin ibu menggunaka m
1 = Faskes
oleh tenaga Faskes : n google i
kesehatan Rumah Sakit, form. n
Bidan, a
Puskesmas l
Non-Faskes :
Dukun,
Rumah
Variabel Ibu yang Pemberian ASI Kuesioner N Kategori
Dependen : memberikan saja sampai dengan o penilaian
Pemberian ASI sejak bayi bayi berusia 6 menggunaka m 1 : diberikan
ASI dilahirkan bulan n google i 0 : tidak
Eksklusif sampai usia bayi form. n diberikan
6 bulan tanpa a
tambahan l
apapun.

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

3.7.1 Tempat Penelitian

Tempat dilakukan penelitian ini adalah di wilayah kerja Puskesmas

Brambang

3.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan 8 Juni 2020 - 11 Juni 2020.
38

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2017).

Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan surat ijin pengambilan data awal dari STIKES Pemkab Jombang

kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dan Puskesmas Brambang

2. Melakukan koordinasi dengan Pemegang Program terkait untuk

pengambilan data awal

3. Menentukan jumlah populasi sebanyak 94 orang

4. Menentukan sampel dengan Cluster Random Sampling sebanyak 76 orang

5. Membuat surat ijin penelitian dari Ketua STIKES Pemkab untuk

ditujukkan ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dan Kepala

Puskesmas Brambang Kabupaten Jombang

6. Melakukan koordinasi dengan Bidan Desa terkait pengambilan data dan

penelitian

7. Bertemu kader untuk melakukan penelitian dengan cara meminta nomer

calon responden melalui kader

8. Melakukan penelitian

9. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia


menjadi responden dipersilahkan untuk mengisi google form
10. Responden harus mengisi semua daftar pertanyaan dalam kuesioner yang
telah diberikan
11. Pemberian inducement kepada responden

12. Penyusunan laporan hasil penelitian


39

3.9 Instrumen Pengumpulan

Instrumen adalah suatu alat dan cara yang digunakan untuk mengukur

konsep nilai dalam suatu proyek riset (Nursalam, 2017). Pengambilan data

untuk penelitian ini menggunakan kuesioner google form mengenai pertanyaan

yang berhubungan dengan materi yaitu ASI eksklusif dan faktor kegagalan.

a. Uji validitas merupakan suatu pengukuran dan pengamatan yang artinya

prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data. Instrumen harus

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Peneliti

menggunakan teknik korelasi Product Moment yang rumusnya sebagai

berikut:

n (∑x1 ) − (∑y1 )
𝑟𝑥ᵧ =
{∑x 2 − ∑x 2 }{n∑y 2 − (∑y 2 )

Keterangan :

n = jumlah responden

∑ 𝑥¹ = skor rata − rata dari X

∑ 𝑦¹ = skor rata − rata dari Y

X2 = kuadrat skor item

∑ 𝑥² = jumlah dari kuadrat item

∑ 𝑦 = total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Y2 = kuadrat dari jumlah skor yang dipaearoleh tiap responden


40

∑ 𝑦² = total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap item

∑ 𝑥𝑦

= jumlah hasil kali item dengan jumlah skor yang diperoleh responden

(Sabrina, 2006).Suatu intrumen dinyatakan valid jika (rhitung lebih besar dari

rtabel ) (Sugiyono, 2008). Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini untuk

variabel independen dan dependen adalah kuesioner dengan memberikan

pertanyaan dan pilihan jawaban yang disediakan dengan menggunakan google

form.Suatu instrumen dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar dari pada

rtabel (Sugiyono, 2013). Hasil uji validitas kuisioner dikatakan valid jika r

hitung lebih besar dari pada r tabel. Berdasarkan uji validitas kuisionerfaktor-

faktor penyebab kegagalan pemberian asi eksklusif sebanyak 82 pertanyaan

dengan 20 responden dan hasil pertanyaan yang valid sejumlah 49 pertanyaan.

a. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Untuk

mencari reabilitas instrument peneliti menggunakan pengujian reabilitas

dengan Alfa Cronchbach Coefficient- Alpha, digunakan untuk mengukur

keandalan indicator-indikator yang digunakan dalam kuesioner penelitian.

Uji reabilitas dapat dilakukan dengan cara menggunakan Alfa Croncboch

Coeffiencient- Alpha (Sugiyono, 2013).


41

Untuk menentukan keeratan hubungan dari koefisien reabilitas

(Croncbach`s Alpha) dapat digunakan kriteria Guilfrod yaitu :

Tabel 3.2 Tingkat Keandalan Alpha Croncbach’s

Nilai Alpha
Tingkat keandalan
Croncbach`s
0,0-0,20 Kurang andal
0,21-0,40 Agak andal
0,41-0,60 Cukup andal
0,61-0,80 Andal
0,81-1,00 Sangat andal
Sumber: Hair et al , 2010

Pada uji reliabilitas dikatakan reliabel bila nilai Croncbach`s Alpha

> 0,8. Dari uji validitas pernyataan yang valid pernyataan pengetahuan pada

uji reabilitas didapatkan nilai Croncbach`s Alpha ( ,789) > 0,8 maka variabel

tersebut reliabel atau sangat andal. Hasil dari uji vaiditas pertanyaan yang

valid sejumlah 9 pernyataan. Pernyataan persepsi ibu pada uji reabilitas

didapatkan nilai Croncbach’s Alpha ( ,936) > 0,8 maka variabel tersebut

reliabel atau sangat andal, hasil dari uji vaiditas pertanyaan yang valid

sejumlah 11 pernyataan. Pernyataan dukungan keluarga pada uji reabilitas

didapatkan nilai Croncbach’s Alpha ( ,929) > 0,8 maka variabel tersebut

reliabel atau sangat andal, hasil dari uji vaiditas pertanyaan yang valid

sejumlah 12 pernyataan. Promosi susu formula pada uji reabilitas

didapatkan nilai Croncbach’s Alpha ( ,798) > 0,8 maka variabel tersebut

reliabel atau sangat andal, hasil dari uji vaiditas pertanyaan yang valid

sejumlah 10 pernyataan. Dukungan tenaga kesehatan pada uji reabilitas

didapatkan nilai Croncbach’s Alpha ( ,825) >0,8 maka variabel tersebut


42

reliabel atau sangat andal. Hasil dari uji vaiditas pertanyaan yang valid

sejumlah 7 pernyataan.

3.10 Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan analisa, data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang

diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama

dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2014).

Dalam proses pengelolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, diantaranya :

3.10.1 Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2014).

3.10.2 Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisa data yang menggunakan komputer.

Kode responden :

1) Responden

 Responden 1 : R1

 Responden 2 : R2

 Responden 3 : R3

 Responden..... : R..........
43

2) Umur

a) 17-25 tahun : U1

b) 26-35 tahun : U2

36-45 tahun : U3

3) Tingkat Pendidikan

 Pendidikan dasar (SD atau SMP) : T1

 Pendidikan menengah (SMA) : T2

 Pendidikan tinggi (D-III, S1, S2, S3) : T3

4) Pekerjaan

Bekerja : P1

Tidak Bekerja : P0

5) Variabel pengetahuan diukur melalui kuesioner pertanyaan diberi kode

Baik :1

Cukup :2

Kurang :3

6) Variabel Persepsi ibu diukur menggunakan skala likert sebagai berikut

Pertanyaan positif :

Sangat setuju :4

Setuju :3

Tidak setuju :2

Sangat tidak setuju :1

Pertanyaan negatif :

Sangat setuju :1

Setuju :2
44

Tidak setuju :3

Sangat tidak setuju :4

7) Variabel dukungan keluarga diukur melalui kuesioner pertanyaan diberi

Pertayaan positif :

Selalu :4

Sering :3

Kadang – kadang :2

Tidak pernah :1

Pertanyaan negatif

Selalu :1

Sering :2

Kadang – kadang :3

Tidak pernah :4

8) Variabel promosi susu formula diukur melalui kuesioner pertanyaan

diberi kode :

Baik :1

Cukup :2

Kurang :3

9) Variabel dukungan tenaga kesehatan

Pertayaan positif :

Selalu :4

Sering :3

Kadang – kadang :2

Tidak pernah :1
45

Pertanyaan negatif
Selalu :1

Sering :2

Kadang – kadang :3

Tidak pernah :4

10) Variabel Riwayat Tempat bersalin diukur melalui kuesioner pertanyaan

diberi kode “1” jika faskes dan “0” jika jawaban non faskes

3.10.3 Scoring

Scoring merupakan pemberian skor penelitian terhadap item-item

yang perlu diberi penilaian atau skor (Saryono, 2011). Untuk mengukur

faktor yang menjadi kegagalan pemberian ASI eksklusif kuesioner dengan

a. Pengetahuan Ibu

Alat pengukur yang digunakan adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan

yang diberikan adalah 9 pertanyaan. Pertanyaan didalam kuesioner

bersifat tertutup. Yaitu variasi jawaban sudah ditentukan dan disusun

terlebih dahulu oleh peneliti sehingga responden tidak mempunyai

kebebasan untuk nenilih jawaban kecuali yang sudah disediakan.

1) Cara penilaian pengetahuan ibu :

a) Bila jawaban responden benar skor adalah (1)

b) Bila jawaban responden salah skornya adalah (0)

2) Penilian skor per item pertanyaan :

Menghitung dengan rumus :

𝑓
p= × 100
𝑁
46

Keterangan :
p : Nilai yang didapat

f : skor yang didapat

N : skor maksimal
9 2
1. 𝑥100 = 100 8. 𝑥100 = 22
9 9
8 1
2. 𝑥100 = 89 9. 𝑥100 = 11
9 9
7
3. 𝑥100 = 78. 7/9x100=78
9
6
4. 𝑥100 = 67
9
5
5. 𝑥100 = 56
9
4
6. 𝑥100 = 44
9
3
7. 𝑥100 = 33
9

Kriteria yang digunakan sebagai berikut (Arikunto, 2010) :

1. Baik : jawaban benar terjawab 7-9 pertanyaan

2. Cukup : jawaban benar terjawab 5-6 pertanyaan

3. Kurang : jawaban benar terjawab 1-4 pertanyaan

b. Persepsi Ibu

Alat pengukur yang digunakan yaitu kuesioner. Jumlah pertanyaan

yang diberikan sebanyak 11 pertanyaan yang terdiri dari pernyataan

positif dan pernyataan negatif.

Pernyataan positif :

a. Sangat Setuju :4

b. Setuju :3

c. Tidak Setuju :2

d. Sangat Tidak Setuju :1


47

Pernyataan negatif :

a. Sangat Setuju :1

b. Setuju :2

c. Tidak Setuju :3

d. Sangat Tidak Setuju :4

Untuk mengkonversikan dari jawaban skala likert menjadi bentuk T

skor menggunakan rumus(Azwar, 2013).


𝑥−𝑋
T Skor = 50 + 10 [ ]
𝑠

Keterangan :

x : skor jawaban yang akan diubah dalam bentuk T skor

X : rata rata dari skor kelompok

S : Standart devisiasi

c. Dukungan Keluarga

Alat pengukur yang digunakan adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan

yang diberikan adalah 12 pertanyaan. Pertanyaan didalam kuesioner

bersifat tertutup. Yaitu variasi jawaban sudah ditentukan dan disusun

terlebih dahulu oleh peneliti sehingga responden tidak mempunyai

kebebasan untuk memilih jawaban kecuali yang sudah disediakan.

1) Cara penilaian Dukungan Keluarga :

Pernyataan positif :

a. Selalu :4

b. Sering :3

c. Kadang-kadang :2

d. Tidak Pernah :1
48

Pernyataan negatif :

a. Selalu :1

b. Sering :2

c. Kadang-kadang :3

d. Tidak Pernah :4

Untuk mengkonversikan dari jawaban skala likert menjadi bentuk T

skor menggunakan rumus(Azwar, 2013).


𝑥−𝑋
T Skor = 50 + 10 [ ]
𝑠

Keterangan :

x : skor jawaban yang akan diubah dalam bentuk T skor

X : rata rata dari skor kelompok

S : Standart devisiasi

d. Promosi susu formula

Alat pengukur yang digunakan adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan

yang diberikan adalah 10 pertanyaan. Pertanyaan didalam kuesioner

bersifat tertutup. Yaitu variasi jawaban sudah ditentukan dan disusun

terlebih dahulu oleh peneliti sehingga responden tidak mempunyai

kebebasan untuk nenilih jawaban kecuali yang sudah disediakan.

e. Cara penilaian Promosi susu formula :

a) Bila jawaban responden benar skor adalah (1)

b) Bila jawaban responden salah skornya adalah (0)

2) Penilian skor per item pertanyaan :

Menghitung dengan rumus :

𝑓
p= × 100
𝑁
49

Keterangan :

p : Nilai yang didapat

f : skor yang didapat

N : skor maksimal
10 5
1. 𝑥100 = 100 6. 𝑥100 = 50
10 10
9 4
2. 𝑥100 = 90 7. 𝑥100 = 40
10 10
8 3
3. 𝑥100 = 80 8. 𝑥100 = 30
10 10
7 2
4. 𝑥100 = 70 9. 𝑥100 = 20
10 10
6 1
5. 10 𝑥100 = 60 10. 𝑥100 = 10
10

Kriteria yang digunakan sebagai berikut (Arikunto, 2010) :

1. Baik : jawaban benar terjawab 8-10 pertanyaan

2. Cukup : jawaban benar terjawab 6-7 pertanyaan

3. Kurang : jawaban benar terjawab 1-5 pertanyaan

f. Dukungan tenaga kesehatan

Alat pengukur yang digunakan yaitu kuesioner. Jumlah pertanyaan

yang diberikan sebanyak 7 pertanyaan yang terdiri dari pernyataan

positif dan pernyataan negatif.

Pernyataan positif :

e. Selalu :4

f. Sering :3

g. Kadang-kadang :2

h. Tidak Pernah :1

Pernyataan negatif :

e. Selalu :1
50

f. Sering :2

g. Kadang-kadang :3

h. Tidak Pernah :4

Untuk mengkonversikan dari jawaban skala likert menjadi bentuk T

skor menggunakan rumus(Azwar, 2013).


𝑥−𝑋
T Skor = 50 + 10 [ ]
𝑠

Keterangan :

x : skor jawaban yang akan diubah dalam bentuk T skor

X : rata rata dari skor kelompok

S : Standart devisiasi

3.10.4 Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang

telah diberi kode kemudian dimasukan ke dalam table. Hal ini

diinterprestasikan dengan skala (Arikunto, 2010):

a. 0% : tidak ada

b. 1-25% : sebagian hasil

c. 26 -49% : hampir setengahnya

d. 50% : setengahnya

e. 51-75% : sebagian besar

f. 76 -99% : hampir seluruhnya

g. 100% : seluruhnya
51

3.11 Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

yang mengungkap fenomena (Nursalam, 2017).

Analisa data dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik

berganda adalah model model regresi berganda jika variabel terikatnya

adalah data dikotomi artinya dalam bentuk atau kategori sebanyak dua

kategori seperti baik dan cukup, ya dan tidak.

Sedangkan variabel bebas jenis regresi berganda ini pada umumnya

adalah variabel dikotomi, namun tidak masalah jika variabel dalam skala

data interval, rasio, ordinal maupun multinominal. Analisa data dalam

penelitian dilakukan dengan menggunakan program komputer di mana akan

dilakukan 2 macam analisis data, yaitu analisis univariat dan analisis

bivariat.

a. Analisis Univariat

Tujuan analisis univariat adalah untuk menerangkan karakteristik

masing–masing variabel, baik variabel bebas maupun terikat. Dengan

melihat distribusi frekuensi masing- masing variabel

b. Analisis Bivariat

Tujuan analisis bivariat adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan

antara dua variabel, yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square.

Uji chi-square merupakan uji komparatif yang digunakan dalam data di

penelitian ini. Uji signifikan antara data yang diobservasi dengan data
52

yang diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan (α<0,05) yang

artinya apabila diperoleh <α, berarti ada hubungan yang signifikan

antara variabel bebas dengan variabel terikat dan bila nilai p>α, berarti

tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Apabila uji chi square tidak memenuhi syarat

parametic (nilai expected count >20%), maka dilakukan uji alternative

Kolmogorov-smirnov (Notoatmodjo, 2012).

c. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel independen

yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis

multivariat yang digunakan adalah regresi logistik model prediksi,

dengan tingkat kepercayaan 95% dan menggunakan metode

menentukan odds rasio variabel kategorik polikontom dengan salah

satu kategori menjadi pembanding dengan cara chi square.

Langkah yang dilakukan dalam analisis regresi logistik adalah sebagai

berikut (Dahlan, 2014).

1. Melakukan seleksi variabel yang layak dilakukan dalam model

multivariat dengan cara terlebih dahulu melakukan seleksi

bivariat antara masing-masing variabel independen dengan

variabel dependen dengan uji regresi logistik sederhana

2. Bila hasil analisis bivariat menghasilkan p-value<0,25 atau

termasuk substansi yang penting maka variabel tersebut dapat

dimasukkan dalam model multivariat.


53

3. Variabel yang memenuhi syarat lalu dimasukkan ke dalam

analisis multivariat.

4. Dari hasil analisis dengan multivariat dengan regresi logistik

menghasilkan p value masing-masing variabel.

5. Variabel yang p valuenya>0,05 ditandai dan dikeluarkan satu-

persatu dari model, hingga seluruh variabel yang p-

valuenya>0,05 hilang.

6. Untuk melihat adanya interaksi antar variabel selanjutnya

dilakukan uji interaksi. Variabel dikatakan tidak saling

berinteraksi jika didapatkan hasil p valuenya>0,05 pada

α=0,05.

7. Pada langkah terakhir akan tampak nilai exp(B), yang

menunjukan bahwa semakin besar nilai exp(B)/OR maka makin

besar pengaruh variabel tersebut tehadap variabel dependen

3.12 Etika Penelitian

Dalam melasanakan penelitian khususnya jika subjek penelitian

adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga

penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

kebebasan manusia (Hidayat, 2014). Sebelum penelitian ini dilakukan,

peneliti mengajukan permohonan kepada pihak yang terkait. Setelah

mendapatkan persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan

menggunakan etika yang meliputi :


54

3.12.1 Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

3.12.2 Anonymity (tanpa nama)

Kerahasian partispan dilakukan dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil peneltian yang

akan disajikan (Hidayat, 2014). Peneliti menjaga kerahasiaan dengan

memberikan kode peserta mengenai identitasnya.

3.12.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat, 2014).

3.12.4 Nonmaleficience

Peneliti harus meminimalkan resiko bahaya pada responden selama

mengikuti penelitian (Rahmawati, 2014). Penelitian ini tidak menimbulkan

bahaya bagi responden karena penelitian ini hanya mengharuskan

responden untuk mengisi lembar kuesioner


55

3.12.5 Beneficience

Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk meminimalkan resiko dan

memaksimalkan manfaat. Penelitian yang dilakukan kepada manusia,

diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan manusia baik

secara individu maupun masyarakat secara keseluruhan (Saryono, 2011).

Pada penelitian ini, peneliti membantu memberikan informasi yang jelas

tentang faktor yang menyebabkan kegagalan pemberian ASI eksklusif.

3.12.6 Justice

Prinsip ini dilakukan dengan menjunjung tinggi keadilan manusia

dengan hak menjaga privasi manusia dan memberikan perlakuan yang sama

terhadap manusia (Hidayat, 2014). Peneliti menghargai dan menghormati

semua responden tanpa membedakan latar belakang responden.

3.12.7 Veracity

Kejujuran merupakan dasar dari penelitian. Apabila dalam melakukan

penelitian, hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan maka

peneliti tidak boleh melakukan rekayasa data untuk mengubah hasil. Hasil

penelitian harus didasarkan pada temuan yang diperoleh, baik sesuai dengan

keinginan peneliti maupun tidak (Sarosa, 2017). Dalam penelitian ini,

peneliti melaukan penelitian dengan partisipan di Kabupaten Jombang dan

menulis hasil penelitian berdasarkan temuan dan disusun secara sistematis.

3.12.8 Autonomy

Persiapan memiliki hak untuk menentukan keputusannya

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian setelah diberikan penjelasan oleh

peneliti dan memahami bentuk partisipasinya dalam penelitian (Rahmawati,


56

2014). Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari partisipan

yang mana sebelum dilakukan kegiatan wawancara partisipan diberikan

penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan proses penelitian yang akan

dilakukan. Peneliti akan dihentikan ketika partisipan memutuskan untuk

tidak melanjutkan keikutsertaannya dalam penelitian.

3.12.9 Bujukan/Inducement

Bujukan/Inducement merupakan penjelasan tentang insentif bagi

subjek penelitian, dapat berupa material seperti uang, hadiah, layanan gratis

jika diperlukan, atau lainnya, berupa non material: uraian mengenai

kompensasi atau penggantian yang akan diberikan (dalam hal waktu,

perjalanan, hari-hari yang hilang dari pekerjaan, dll). Insentif pada

penelitian yang berisiko luka fisik, atau lebih berat, termasuk pemberian

pengobatan bebas biaya termasuk asuransi, bahkan kompensasi jika terjadi

disabilitas, bahkan kematian (KEPPKN, 2017).

3.13 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti tidak bisa meneliti

di seluruh wilayah kerja puskesmas dikarenakan pada waktu penelitian ini

bersamaan dengan adanya pandemi covid 19, jadi peneliti tidak bisa

meneliti di seluruh wilayah kerja puskesma brambang, peneliti hanya

mengambil 3 desa untuk dijadikan penelitian.


57

4 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Brambang Kabupaten Jombang pada tanggal 8 Juni sampai 11 juni

2020 dengan jumlah sampel sebesar 76 responden. Hasil penelitian disajikan

berdasarkan analisis yang digunakan yaitu univariat untuk melihat gambaran,

bivariat untuk melihat hubungan dua variabel dan multivariat regresi untuk

melihat variabel yang paling berpengaruh.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tiga desa yakni Kwaron, Watugaluh dan

Pundong yang berada di wilayah kerja Puskesmas Brambang. Puskesmas

Brambang Jombang terletak di Jl. Brambang No. 144 Desa Brambang,

Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Jawa Timur dengan luas wilayah

3.940 m2. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia yakni : Rawat jalan,

9BP Umum, BP gigi, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana,

Laboratorium, Klinik Remaja, Klinik Sanitasi, Pojok Gizi, UGD, Rawat

Inap Poli Bersalin/ PONED, Pelayanan Obgyn, Jaringan Puskesmas dan

UKBM : Puskesmas Pembantu 2, Polindes 11, Bidan di Desa 19, Posyandu

Lansia 25, Posyandu Madya 15, Posyandu Purnama 43, Posyandu Mandiri

3, Kesehatan Desa 11.


58

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Data Umum

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 8-11 juli 2020 di


Wilayah Kerja Puskesmas Brambang Kabupaten Jombang diperoleh data
sebagi berikut :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ibu


No. Usia f (%)
1 17-25 tahun 56 73,7
2 26-35 tahun 15 19,7
3 36-45 tahun 5 6,6
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

(73,7%) ibu memiliki usia 17-25 tahun berjumlah 56 responden.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Bayi

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia bayi


No. Usia (bulan) f (%)
1 7 33 43,4
2 8 10 13,2
3 9 3 3,9
4 10 4 5,3
5 11 15 19,7
6 12 11 14,5
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa proporsi paling

banyak (43,4%) adalah bayi dengan usia 7 Bulan berjumlah 33

responden.
59

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama


No. Agama f (%)
1 Islam 76 100,0
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh responden

(100,0%) beragama islam berjumlah 76 responden.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


No. Pendidikan f (%)
1 Pendidikan Dasar 9 11,8
2 Pendidikan menengah 28 36,8
3 Pendidikan Tinggi 39 51,3
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian

besar (51,3%) responden memiliki pendidikan tinggi berjumlah 39

responden

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


No. Pekerjaan F (%)
1 Bekerja 14 18,4
2 Tidak bekerja 62 81,6
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar

(81,6%) responden tidak bekerja berjumlah 62 responden.


60

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Asi Ekslusif

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan ASI Eksklusif


No. ASI eksklusif F (%)
1 Tidak eksklusif 27 35,5
2 Eksklusif 49 64,5
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4,6 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden (64,5%) memberikan asi eksklusif yaitu berjumlah 49

responden.

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Penyuluhan

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyuluhan


No. Penyuluhan f (%)
1 Iya 24 31,6
2 Tidak 52 68,4
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4,7 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden (68,4%) tidak menerima penyuluhan berjumlah 52 responden.

h. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Bersalin

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tempat bersalin


No. Tempat bersalin f (%)
1 Non faskes 2 2,6
2 Faskes 74 97,4
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4,8 menunjukkan bahwa sebagian besar

(97,4%) responden bersalin di fasilitas kesehatan berjumlah 74

responden.
61

i. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pengetahuan


No. Pengetahuan f (%)
1 Kurang 23 30,3
2 Cukup 11 14,5
3 Baik 42 55,3
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4,9 menunjukkan bahwa sebagian besar

(55,3%) responden memiliki pengetahuan yang baik berjumlah 42

responden.

j. Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi


No. Persepsi f (%)
1 Negatif 16 21,1
2 Positif 60 78,9
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar

(78,9%) responden memiliki persepsi yang positif berjumlah 60

responden.

k. Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan


keluarga
No. Dukungan keluarga f (%)
1 Negatif 25 32,9
2 Positif 51 67,1
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar

(67,1%) responden memiliki dukungan keluarga yang positif berjumlah

51 responden.
62

l. Karakteristik Responden Berdasarkan Promosi Susu Formula

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Promosi susu


formula
No. Promosi susu formula f (%)
1 Kurang 14 18,4
2 Cukup 16 21,1
3 Baik 46 60,5
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4,12 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden (60,5%) mendapatkan promosi susu formula yang baik

berjumlah 46 responden.

m. Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan tenaga Kesehatan

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan


tenaga kesehatan
No. Tenaga kesehatan F (%)
1 Negatif 15 19,7
2 Positif 61 80,3
Total 76 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden (80,3%) memiliki dukungan tenaga kesehatan yang positif

berjumlah 61 responden.

4.2.2 Data Khusus

a. Tabulasi Silang Pekerjaan dengan ASI Ekslusif

Tabel 4.14 Tabulasi Silang pekerjaan dengan ASI ekslusif


ASI EKSKLUSIF
OR
Tidak
Pekerjaan Eksklusif Total pvalue (95%
Eksklusif
CI)
n % n % n %
Bekerja 12 85,7 2 14,3 14 100,0 18,80
Tidak 0,000 (3,77-
15 24,2 47 75,8 62 100,0
bekerja 93,66)
63

Hasil tabulasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

bekerja (85,7%) tidak memberikan ASI eksklusif berjumlah 12 responden.

Sedangkan, sebagian besar responden yang tidak bekerja (75,8%) ASI

eksklusif kepada bayinya berjumlah 47 responden.

Hasil uji statistika menunjukkan nilai pvalue 0,000 artinya pada nilai

α 0,05, pvalue < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

pemberian ASI Eksklusif. Selain itu juga diperoleh nilai OR sebesar 18,80

(95% CI 3,77-93,66) yang artinya ibu yang bekerja berpeluang 18,8 kali

untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak

bekerja.

b. Tabulasi Silang Tempat Bersalin dengan ASI Ekslusif

Tabel 4.15 Tabulasi Silang tempat bersalin dengan ASI ekslusif


ASI EKSKLUSIF
OR
Tempat Tidak
Eksklusif Total Pvalue (95%
bersalin Eksklusif
CI)
n % n % n %
Non faskes 2 100,0 0 0,0 2 100,0 2,960
0,000 (2,15-
Faskes 25 33,8 49 66,2 74 100,0
4,07)

Hasil tabulasi menunjukkan bahwa seluruh responden yang bersalin

di non fasilitas kesehatan (100,0%) tidak memberikan ASI eksklusif

berjumlah 2 responden. Sedangkan sebagian besar responden yang bersalin

di fasilitas kesehatan (66,2%) memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

berjumlah 49 responden. Hasil uji statistika menunjukkan nilai pvalue 0,040

artinya pada nilai α 0,05, pvalue < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara

tempat bersalin dengan pemberian ASI Eksklusif. Selain itu juga diperoleh
64

nilai OR sebesar 2,96 (95% CI 2,15-4,07) yang artinya tempat bersalin di

non fasilitas kesehatan berpeluang 2,96 kali untuk ibu tidak memberikan

ASI eksklusif dibandingkan bersalin di fasilitas kesehatan.

c. Tabulasi Silang Pengetahuan dengan ASI Ekslusif

Tabel 4.16 Tabulasi silang pengetahuan dengan ASI ekslusif

ASI EKSKLUSIF OR
Tidak
Pengetahuan Eksklusif Total (CI 95%)
Eksklusif
n % n % n % Pvalue
0,02 (0,004-
Kurang 20 87,0 3 13,0 23 100,0 0,000
0,094)
Cukup 2 18,2 9 81,8 11 100,0
Baik 5 11,9 37 88,1 42 100,0

Hasil tabulasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dengan pengetahuan yang kurang (87,0%) tidak memberikan ASI eksklusif

berjumlah 20 responden. Sedangkan, sebagian besar responden dengan

pengetahuan yang baik (88,1%) memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

berjumlah 37 responden dan 81,8% responden dengan pengetahuan yang

cukup memberikan asi eksklusif berjumlah 9 responden. Hasil uji statistika

menunjukkan nilai pvalue 0,000 artinya pada nilai α 0,05, pvalue < 0,05

sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI

Eksklusif. Selain itu juga diperoleh nilai OR sebesar 0,02 (95% CI 0,004-

0,094) untuk pengetahuan yang kurang yang artinya pengetahuan yang

kurang berpeluang 0,02 kali untuk ibu tidak memberikan ASI eksklusif

dibandingkan pengetahuan yang baik. sedangkan untuk kategori

pengetahuan yang cukup diperoleh nilai OR sebesar 0,61 (95% CI 0,10-


65

3,66) artinya pengetahuan yang cukup berpeluang 0,61 kali untuk ibu tidak

memberikan ASI eksklusif dibandingkan pengetahuan yang baik.

d. Tabulasi Silang Persepsi dengan ASI Ekslusif

Tabel 4.17 Tabulasi silang persepsi dengan ASI ekslusif

ASI EKSKLUSIF
Tidak OR (95%
Persepsi Eksklusif Total pvalue
Eksklusif CI)
n % n % n %
Negatif 16 100,0 0 0,0 16 100,0 5,45 (3,19-
0,000
Positif 11 18,3 49 81,7 60 100,0 9,30)
Hasil tabulasi menunjukkan bahwa seluruh responden dengan

persepsi yang negatif (100,0%) tidak memberikan ASI eksklusif berjumlah

16 orang. Sedangkan, sebagian besar responden dengan persepsi positif

(81,7%) memberikan ASI eksklusif kepada bayinya berjumlah 49

responden. Hasil uji statistika menunjukkan nilai pvalue 0,000 artinya pada

nilai α 0,05, pvalue < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara persepsi

dengan pemberian ASI Eksklusif. Selain itu juga diperoleh nilai OR sebesar

5,45 (95% CI 3,19-9,30) yang artinya persepsi yang negatif berpeluang 5,45

kali untuk ibu tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan persepsi yang

positif.

e. Tabulasi Silang Dukungan Keluarga dengan ASI Ekslusif

Tabel 4.18 Tabulasi silang dukungan keluarga dengan ASI ekslusif


ASI EKSKLUSIF
OR
Dukungan Tidak
Eksklusif Total pvalue (95%
keluarga Eksklusif
CI)
n % n % n %
Negatif 19 76,0 6 24,0 25 100,0 17,02
0,000 (5,1-
Positif 8 15,7 43 84,3 51 100,0
55,8)
66

Hasil tabulasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan

dukungan keluarga yang negatif (76,0%) tidak memberikan ASI eksklusif

berjumlah 19 responden. Sedangkan, sebagian besar responden dengan

dukungan keluarga positif (84,3%) memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

berjumlah 43 responden. Hasil uji statistika menunjukkan nilai pvalue 0,000

artinya pada nilai α 0,05, pvalue < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara

dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. Selain itu juga diperoleh

nilai OR sebesar 17,02 (95% CI 5,1-55,8) yang artinya dukungan keluarga

yang negatif berpeluang 17,02 kali untuk ibu tidak memberikan ASI eksklusif

dibandingkan dukungan keluarga yang positif.

f. Tabulasi Silang Promosi Susu Formula dengan ASI Ekslusif

Tabel 4.19 Tabulasi silang promosi susu formula dengan ASI ekslusif
ASI EKSKLUSIF
Promosi
Tidak OR (95%
susu Eksklusif Total pvalue
Eksklusif CI)
formula
n % n % N %
0,012
Kurang 13 92,9 1 7,1 14 100,0
(0,00-0,10)
0,000 0,15 (0,04-
Cukup 8 50,0 8 50,0 16 100,0
0,55)
Baik 6 13,0 40 87,0 46 100,0

Hasil tabulasi menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden

dengan paparan promosi susu formula yang kurang (92,9%) tidak

memberikan ASI eksklusif berjumlah 13 responden. Sedangkan, 87,0%

responden dengan paparan promosi susu formula yang baik memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya berjumlah 40 responden. Pada kelompok

responden dengan paparan promosi susu formula yang cukup, 50%

memberikan ASI eksklusif dan 50% tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil
67

uji statistika menunjukkan nilai pvalue 0,000 artinyapada nilai α 0,05,

pvalue < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara promosi susu formula

dengan pemberian ASI Eksklusif.

Selain itu juga diperoleh nilai OR sebesar 0,012 (95% CI 0,001-

0,105) untuk promosi susu formula yang kurang yang artinya promosi susu

formula yang kurang berpeluang 0,012 kali untuk ibu tidak memberikan

ASI eksklusif dibandingkan promosi susu formula yang baik. sedangkan

untuk kategori promosi susu formula yang cukup diperoleh nilai OR sebesar

0,15 (95% CI 0,041-0,55) artinya promosi susu formula yang cukup

berpeluang 0,15 kali untuk ibu tidak memberikan ASI eksklusif

dibandingkan promosi susu formula yang baik.

g. Tabulasi Silang Dukungan Tenaga Kesehatan dengan ASI Ekslusif

Tabel 4.20 tabulasi silang dukungan tenaga kesehatan dengan ASI ekslusif
ASI EKSKLUSIF
Dukungan
Tidak OR (95%
tenaga Eksklusif Total pvalue
Eksklusif CI)
kesehatan
n % n % n %
Negatif 15 100,0 0 0,0 15 100,0 5,08 (3,06-
0,000
Positif 12 19,7 49 80,3 61 100,0 8,44)

Hasil tabulasi menunjukkan bahwa seluruh responden dengan

dukungan tenaga kesehatan yang negatif (100,0%) tidak memberikan ASI

eksklusif berjumlah 15 responden. Sedangkan, sebagian besar responden

dengan dukungan tenaga kesehatan positif (80,3%) memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya berjumlah 49 responden. Hasil uji statistika

menunjukkan nilai pvalue 0,000 artinya pada nilai α 0,05, pvalue < 0,05

sehingga terdapat hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan


68

pemberian ASI Eksklusif. Selain itu juga diperoleh nilai OR sebesar 5,08

(95% CI 3,06-8,44) yang artinya dukungan tenaga kesehatan yang negatif

berpeluang 5,08 kali untuk ibu tidak memberikan ASI eksklusif

dibandingkan dukungan tenaga kesehatan yang positif.

4.2.3 Regresi

Uji regresi logistik berganda dilakukan dengan pemodelan

sebagaimana berikut. Model 1 merupakan model awal dan model 5 adalah

model akhir. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh nilai pvalue sebesar

0,003 untuk variabel promosi susu formula, 0,004 untuk variabel pekerjaan,

dan 0,002 untuk variabel dukungan keluarga. Pada nilai α 0,05 seluruh

pvalue yang diperoleh < 0,05 artinya promosi susu formula, pekerjaan, dan

dukungan keluarga berhubungan signifikan dengan pemberian ASI

eksklusif. Pada variabel promosi susu formula yang kurang diperoleh nilai

ORadjusted 0,014 artinya responden yang memiliki promosi susu formula

yang kurang berpeluang 0,014 kali untuk tidak memberikan ASI eksklusif

dibandingkan dengan promosi susu formula yang baik. Pada variabel

promosi susu formula yang cukup diperoleh nilai ORadjusted 0,091 artinya

responden yang memiliki promosi susu formula yang cukup berpeluang

0,091 kali untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan

promosi susu formula yang baik.

Pada variabel pekerjaan diperoleh nilai ORadjusted 32,71 artinya

responden yang bekerja berpeluang 32,71 kali untuk tidak memberikan ASI

eksklusif dibandingkan yang tidak bekerja. Pada variabel dukungan

keluarga diperoleh nilai ORadjusted 17,96 artinya responden dengan


69

dukungan keluarga yang negatif berpeluang 17,96 kali untuk tidak

memberikan ASI eksklusif dibandingkan responden dengan dukungan

keluarga yang positif.

Tabel 4.21 Determinan ASI eksklusif


Asi Pvalue
95% CI
eksklusif Model Model Model Model Model
model 5
1 2 3 4 5
Promosi
susu 0,429 0,429 0,536 0,046 0,003
formula
0,014
Kurang (0,001-
0,214)
0,091
Cukup (0,013-
0,618)
32,71
Pekerjaan 0,025 0,025 0,026 0,019 0,004 (3,01-
355,53)
Tempat
1,000 - - - -
bersalin
Pengetahuan 0,055 0,055 0,066 0,146 - -
Persepsi 0,997 0,997 0,998 - - -
17,96
Dukungan
0,199 0,199 0,044 0,015 0,002 (2,98-
keluarga
108,5)
Dukungan
tenaga 0,988 0,988 - - -
kesehatan

Selain itu, diperoleh dua persamaan regresi sebagaimana berikut


1. Persamaan regresi untuk variabel promosi susu formula (kurang), pekerjaan,

dan dukungan keluarga :

logit (asi eksklusif)= -8,994 - 4,248 (promosi susu formula kurang) + 3,488

(pekerjaan) + 2,889 (dukungan keluarga).

2. Persamaan regresi untuk variabel promosi susu formula (cukup), pekerjaan,

dan dukungan keluarga :


70

logit (asi eksklusif)= -8,994 - 2,397 (promosi susu formula cukup) + 3,488

(pekerjaan) + 2,889 (dukungan keluarga).

4.3 Pembahasan Data Umum

4.3.1 Gambaran Usia

Usia ibu pada penelitian ini juga sebagian besar berusia 17 tahun

keatas, sehingga kebanyakan dari mereka menyelesaikan pendidikan tingkat

atas kemudian baru memiliki anak. Hasil penelitian ini juga sama dengan

penelitian yang dialkukan Rahayu (2014) dimana 73,9% usia ibu pada

penelitiannya berada pada usia produktif (Rahayu, 2014). Fahrani (2014)

dan juga Sriningsih (2011) juga menyampaikan hasil penelitiannya yang

sama, pada penelitian Fahrani (2011) sebagian besar responden

penelitiannya berusia 25 tahun keatas, dan pada penelitian Sriningsih (2011)

sebagian besar responden penelitiannya berusia lebih dari 27 tahun

(Fahriani, 2014)(Sriningsih, 2011). Hasil penelitian lain juga diungkap

Atabik (2013) dimana 82,8% usia ibu dalam penelitiannya berusia

produktif, sedangkan Septiani (2017) juga menyampaikan hal yang tak

kalah sama, diamana 53,6% respondennya berusia 20-35 tahun (Atabik,

2013)(Septiani, 2017). Usia yang tepat juga akan menghasilkan kelahiran

yang sehat. Depkes RI (1994) mengatakan bahwa umur ibu sangat

menentukan kesehatan maternal karena berkaitan dengan kondisi

kehamilan, persalinan dan nifas, serta cara mengasuh juga menyusui

bayinya.

Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan

belum siap secara jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan,


71

persalinan, dan menyusui bayi yang dilahirkan. Sedangkan pada usia 35

tahun ke atas di mana produksi hormon relatif berkurang, mengakibatkan

proses laktasi menurun, sedangkan pada usia remaja 20 tahun kebawah

perkembangan fisik, psikologis, maupun sosial belum siap sehingga dapat

mengganggu keseimbangan psikologis dan dapat mempengaruhi dalam

produksi ASI (Arini, 2012). Pada penelitian ini juga usia bayi tersebar

merata antara 7-12 bulan hal ini sama dengan penelitian Fahrani (2014)

dimana usia bayi dalam hasil penelitiannya tersebar merata pada seluruh

usia (Fahriani, 2014).

4.3.2 Gambaran Agama

Pada penelitian ini 100% responden hasil penelitiannya beragama

islam. Kondisi ini terjadi karena 95% warga Indonesia beragama islam

(Syahadah, 2017). Jumlah ini diperkirakan mencapai 204.847.000 jiwa pada

tahun 2019 (Hayat, 2019). Masuknya islam di Indonesia melalui berbagai

sektor seperti perdagangan, dimana diperkirakan pada abad 7 terjadi banyak

kerjasama antara raja-raja di indonesia dengan para pedagang dari arab dan

persia. Islamisasi juga terjadi melalui jalur kesenian yang dibawa sunan

kalijaga dan melalui pendidikan seperti pendirian pondok pesantren

(Dalimunthe, 2019). Sehingga tidak heran jika saat ini islam menjadi agama

yang mendominasi di Indonesia termasuk pada hasil karakteristik dalam

penelitian ini.

4.3.3 Gambaran Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menjadi faktor dasar yang menentukan sikap

seseorang. Pada penelitian ini sebagian besar masyarakat berpendidikan


72

tinggi. Kondisi demografi ini bisa dijadikan salah satu acuan terhadap

keberhasilan dalam cakupan ASI eksklusif di Indonesia (Sriningsih, 2011).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahayu (2014)

dimana 69,6% responden penelitiannya juga berpendidikan tinggi, Fahriani

(2014) juga mengungkapkan hal yang sama dimana 73,3% responden

penelitiannya berpendidikan tinggi (Rahayu, 2014)(Fahriani, 2014).

Sriningsih (2011) juga mengungkapkan hal yang sama dimana 70%

responden dalam penelitiannya memiliki pendidikan tinggi(Sriningsih,

2011). Kondisi ini juga sebenarnya menggambarkan tentang keberhasilan

pemerintah dalam melaksanakan program wajib belajar dan meningkatnya

kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

4.3.4 Gambaran Pekerjaan

Sebagian besar ibu dalam penelitian in tidak bekerja, hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan (Atabik, 2013) dimana 84,5% responden

dalam penelitiannya juga tidak bekerja, sedangkan pada penelitian

(Sriningsih, 2011) 67,7% ibu dalam penelitiannya juga tidak bekerja.

Menurut (Atabik, 2013) 82% ibu dalam penelitiannya berprofesi sebagai ibu

rumah tangga 7% sebagai PNS dan 9% sebagai pekerja swasta. Kondisi ini

dipengaruhi karena tingginya tingkat pendidikan ibu menjadikan sebagian

besar ibu memutuskan untuk bekerja.

4.3.5 Gambaran ASI Ekslusif

Pada penelitian ini 64% responden penelitiannya memberikan ASI

Eksklusif kepada bayi mereka. Hasil ini sama dengan penelitian yang

dilakukan Septiani (2017) dimana sebagian besar responden penelitiannya


73

memberikan ASI eksklusif (57,4%) (Septiani, 2017). Rahayu (2014) juga

mengungkapkan hal yang sama 55,2% responden penelitiannya

memberikan ASI eksklusif, kemudian ada penelitian dari Sriningsih (2011)

dan Windari (2017) dimana masing – masing dari penelitian mereka

sebagian besar respondennya juga telah memberikan ASI eksklusif, dimana

pada penelitian Sriningsih (2011) sebesar 72,6% dan pada penelitian

Windari (2017) sebesar 73% (Rahayu, 2014)(Sriningsih, 2011)(Windari,

2017). Tingginya angka ini menunjukkan bahwa kondisi masyarakat yang

sudah semakin paham akan pentingnya ASI eksklusif. Kondisi ini tidak

terjadi begitu saja, ada banyak faktor yang mendukung sehingga sebagian

masyarakat saat ini sudah mulai sadar akan pentingnya ASI.

4.3.6 Gambaran Penyuluhan

Pada penelitian ini sebagian besar ibu telah mendapatkan materi

penyuluhan tentang pentingnya ASI. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Septiani (2017) diamana 66,7% responden penelitiannya

mendapatkan materi penyuluhan, Fahrani (2014) juga mengungkapkan hal

yang sama, dimana 73,3% ibu dari hasil penelitiannya mengungkapkan

pernah mendapatkan konseling dan edukasi mengenai ASI (Fahriani, 2014)

(Septiani, 2017). Septiani (2017) mengungkapkan sebagian besar ibu yang

mendapatkan penyuluhan memutuskan untuk ASI eksklusif, namun perlu

juga dilakukan apresiasi terhadap tenaga kesehatan yang telah melakukan

penyuluhan kepada masyarakat. Banyaknya masyarakat yang sudah

mendapatkan penyuluhan merupakan bukti dari keberhasilan tugas tenaga

kesehatan dalam menjalankan tugasnya.


74

4.3.7 Gambaran Tempat Bersalin

Tingginya kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan secara

tidak langsung juga akan meningkatkan minat masyarakat untuk bersalin di

fasilitas kesehatan. Pada penelitian ini sebagian besar masyarakat sudah

bersalin di fasilitas kesehatan dan didampingi tenaga kesehatan yang

berkompeten. Hasil peneltian ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan (Rahayu, 2014) diamana 65,2% ibu dalam penelitiannya

melakukan persalinan di dokter yang berkompeten.

4.3.8 Gambaran Tingkat Pengetahuan

Pada penelitian ini sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang

baik tentang ASI eksklusif, hal ini tentunya sesuai dengan hasil penelitian

yang diperoleh dimana sebagian besar ibu telah memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Septiani (2017) dimana 72,8% ibu dalam penelitiannya memiliki

pengetahuan yang baik, Rahayu (2014) juga menyampaikan hal yang sama

52,2% respondennya berpengetahuan baik, Fahrani (2014) 85% responden

penelitiannya berpengetahuan baik (Septiani, 2017)(Rahayu,

2014)(Fahriani, 2014). Pengetahuan yang baik umumnya dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan, hal ini selaras dengan hasil pada penelitian ini dimana

sebagian besar responden penelitian berpendidikan tinggi.

4.3.9 Gambaran Persepsi

Presepsi umumnya dibentuk dari latar belakang seseorang yang

dibangun selama bertahun – tahun. Pada penelitian ini sebagian besar

responden memiliki presepsi positif terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal


75

ini senada dengan penelitian yang dilakukan Septiani (2017) dimana 72,1%

responden penelitiannya memiliki presepsi positif (Septiani, 2017).

Mamonto (2016) juga mengungkapakan bahwa sebagian besar masyarakat

memang telah menyadari tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif

(Mamonto, 2016). Kondisi ini tidak dibangun dalam kondisi yang instan,

salah satunya melalui penyuluhan yang rutin diberikan.

4.3.10 Gambaran Dukungan Keluarga

Pada penelitian ini sebagian besar ibu mendapatkan dukungan

keluarga untuk memberikan ASI eksklusif. Hasil ini sama dengan penelitian

yang dilakukan (Septiani, 2017) dimana 75,7% responden dalam

penelitiannya mendapat dukungan keluarga untuk memberikan ASI

eksklusif. (Rahayu, 2014) juga menyampaikan hal yang sama dimana

78,3% responden penelitiannya mendapat dukungan keluarga, sementara

dalam penelitian (Fahriani, 2014) 74,2% juga mendapatkan dukungan yang

sama. Kondisi ini tidak terlepas dari meningkatnya pengetahuan masyarakat

tentang pentingnya ASI eksklusif.

4.3.11 Gambaran Promosi Susu Formula

Pada penelitian ini sebagian besar responden mendapatkan promosi

mengenai susu formula. Namun meskipun begitu banyak responden yang

juga tetap melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. Menurut

(Sriningsih, 2011) meskipun mendapatkan promosi, sebagian besar

masyarakat memutuskan untuk ASI eksklusif dikarenakana keberatan

terhadap biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli susu setiap bulannya

dimana harganya yang cukup mahal. Apabila satu kaleng susu seharga
76

50.000 - 70.000, setiap bulan bayi habis 5 kaleng maka praktis setiap

bulannya harus mengeluarkan uang sekitar 250.000 – 350.000 hanya untuk

membeli susu, kondisi ini yang pada akhirnya menjadikan masyarakat

enggan menggunakan susu formula meskipun memperoleh promosi.

4.3.12 Gambaran Dukungan Tenaga Kesehatan

Pada penelitian ini sebagian besar responden juga mendapatkan

dukungan dari tenaga kesehatan setempat. Kondisi ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan (Mamonto, 2016) dimana 80,9% responden

dalam penelitiannya mendapatkan dukungan yang baik dari tenaga

kesehatan sehingga keinginan untuk menjaga kondisi kandungan,

melahirkan dan merawat anak selalu dikonsultasikan dengan ahlinya.

Kondisi ini terjadi karena telah terbangun kepercayaan antara masyarakat

dengan tenaga kesehatan (Mamonto, 2016).

4.4 Pembahasan Data Khusus

4.4.1 Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara

pekerjaan ibu dengan keputusan dalam memberikan ASI. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pawenrusi (2011) dimana terdapat

hubungan yang signifikan antara ibu yang bekerja dengan keputusan

memberikan asi eksklusif dengan nilai p value 0,000 (Pawenrusi, 2011).

Namun hasil yang berbeda diperoleh dalam penelitian Atabik (2013)

berdasarkan hasil uji statistik antara variabel pekerjaan ibu dengan variabel

praktik pemberian ASI eksklusif diperoleh probabilitas p value 0,706 yang

artinya tidak hubungan yang signifikan antara tingkat pekerjaan ibu dengan
77

praktik pemebrian ASI eksklusif di Desa pamotan kecamatan Pamotan

kabupaten Rembang (Atabik, 2013).

Semakin meningkatnya jumlah angka- tan kerja wanita diberbagai

sektor akan mengakibatkan semakin banyak ibu yang harus me- ninggalkan

bayinya sebelum berusia 6 bulan, setelah habis masa cuti bersalin Jenis

pekerjaan yang dimaksud di sini adalah pekerjaan yang menghasilkan uang

serta menyangkut lamanya jam kerja yang dihabiskan dalam satu hari

maupun kesempatan menyusui selama bekerja. Bagi ibu-ibu yang bekerja

sebagian besar waktunya tersita untuk pekerjaan yang akhirnya waktu

menyusui akan berkurang. Namun demikian, sebenarnya apapun jenis

pekerjaan ibu, apabila ibu mempunyai pengetahuan yang baik dan

mendapatkan informasi yang cukup tentang cara penyimpanan ASI serta

persiapan menyusui bagi ibu bekerja, maka keberhasilan memberikan ASI

eksklusif dapat terwujud. (Sriningsih, 2011)

4.4.2 Hubungan Tempat Bersalin dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada penelitian ini diketahui terdapat hubunan antara tempat

bersalin dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sama dengan

penelitian yang dilakukan Septiani (2017) dengan nilai p value 0. 001,

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

ketersediaan fasilitas dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil analisis juga

menunjukkan nilai OR 6.9 yang berarti bahwa ibu dengan ketersediaan

fasilitas yang mendukung 6.9 kali lebih berpeluang untuk memberikan ASI

dibandingkan dengan ibu yang ketersediaan fasilitasnya tidak mendukung

(Septiani, 2017).
78

Penelitian yang dilakukan Tarigan (2012) dimana faktor pemungkin

dalam pemberian ASI eksklusif adalah tempat melahirkan dan ketersediaan

ruangan untuk menyusui. Kondisi ini terjadi karena tempat melahirkan

(fasilitas kesehatan) akan mendukung dan menganjurkan si ibu untuk

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, terutama saat awal masa

kelahiran si bayi, namun ini semua harus didukung oleh keinginan ibu untuk

memberikan yang terbaik kepada bayinya (Tarigan U, 2012). Menurut

Mamonto (2016) tempat persalinan dapat berpengaruh terhadap pemberian

makanan prelakteal dikarenakan masih terdapat kebijakan atau tata laksana

rumah sakit atau tempat bersalin yang kurang mendukung keberhasilan

menyusui seperti bayi baru lahir tidak segera disusui, memberikan makana

prelaktal dan tidak dilakukannya rawat gabung. (Mamonto, 2016)

4.4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada penelitian ini juga diperoleh informasi menganai terdapat

hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Septiani

(2017) dimana diperoleh nilai p value= 0.001, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian

ASI eksklusif. Hasil analisis juga menunjukkan nilai OR yaitu sebesar 10,

3 artinya adalah bahwa ibu dengan pengetahuan yang baik berpeluang

memberikan ASI eksklusif sebesar 10, 3 kali lebih besar dibanding ibu yang

memiliki pengetahuan cukup (Septiani, 2017). Sedangkan menurut Atabik

(2013) diperoleh nilai pvalue 0,002 yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan praktik pemberian


79

ASI eksklusif (Atabik, 2013). Sriningsih (2011) dan juga Fahriani (2014)

juga pernah melakukan penelitian, dan diperoleh hasil yang sama yakni

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keputusan memberikan ASI

eksklusif dengan masing-masing nilai p value 0,015 dan 0,000 (Sriningsih,

2011)(Fahriani, 2014).

Kecenderungan tindakan pada kondisi pengetahuan yang baik

adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu (Nurhuda,

2012) Pengetahuan merupakan domain yang cukup penting dalam

menentukan perilaku. Perilaku yang didasari pengetahuan, kesadaran dan

sikap positif akan semakin langgeng. Pengetahuan yang baik akan

memudahkan seseorang untuk merubah perilaku termasuk dalam praktik

menyusui. Perilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif disebabkan oleh

faktor penyebab perilaku yang salah satunya adalah pengetahuan, dimana

faktor ini menjadi dasaratau motivasi bagi individu dalam mengambil

keputusan (Sriningsih, 2011). Gangguan proses pemberian Air Susu Ibu

(ASI) pada prinsipnya berakar pada kurangnya pengetahuan, rasa percaya

diri, dukungan keluarga dan lingkungan (Atabik, 2013).

4.4.4 Hubungan Presepsi Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada penelitian ini terdapat hubungan antara presepsi ibu dengan

keputusan untuk memberikan ASI eksklusif. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan (Septiani, 2017) dengan nilai p value 0.001,

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

sikap dengan pemberian ASI eksklusif pada penelitian ini juga

menunjukkan nilai OR sebesar 3.7, artinya bahwa responden yang memiliki


80

sikap positif terhadap pemberian ASI memiliki peluang 3.7 kali lebih besar

untuk memberikan ASI eksklusif (Septiani, 2017). Fahriani (2014) juga

menyampaikan hasil yang tak kalah sama dengan nilai p value 0,000 OR

7,21 (95% CI 2,88-18,04) (Fahriani, 2014). Notoadmojo (2010) juga

menyampaikan hasil yang sama dimana terdapat hubungan antara presepsi

ibu dengan pemberian ASI eksklusif dengan p≤0,05 (Notoadmojo, 2010).

Sikap adalah merupakan respon tertutup seseorang terhadap

stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan

emosi yang bersangkutan. Salah satu teori yang dapat menjelaskan

hubungan sikap dengan praktik pemberian ASI adalah teoritindakan

beralasan (theoryof reasoned action) oleh Ajzen dan Fishbein. Asumsi yang

mendasari teori ini adalah: manusia umumnya melakukan tindakan dengan

cara yang masuk akal, manusia akan mempertimbangkan informasi yang

mendasari perhitungan akibat dari tindakan. Sikap positif tentang ASI akan

berpengaruh pada praktik pemberian ASI secara eksklusif. Perilaku

merupakan hasil proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan

dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian tindakan tersebut

(Septiani, 2017). Faktor psikis ibu juga memiliki hubungan dengan

pemberian ASI eksklusif. Beberapa penelitian di Amerika dan Australia

sepakat bahwa faktor psikis ibu berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif.

Faktor psikis yang positif seperti rasa percaya diri yang kuat, merasa yakin

akan kecukupan ASI, tidak stress dan sikap positif terhadap menyusui turut

menunjang keberhasilan ASI eksklusif (Fahriani, 2014). Menurut

Notoadmojo (dalam Sriningsih, 2011) pengetahuan yang baik juga akan


81

memudahkan seseorang untuk merubah perilaku termasuk dalam praktik

menyusui. Perilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif disebabkan oleh

faktor penyebab perilaku yang salah satunya adalah pengetahuan, dimana

faktor ini menjadi dasar atau motivasi bagi individu dalam mengambil

keputusan (Sriningsih, 2011).

4.4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada peneltian ini terdapat hubungan antar dukungan keluarga

dengan pemberin ASI esklusif. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakuan Septiani (2017), dalam penelitiannya diungkapkan terdapat

hubungan antar dukungan keluarga dengan pemberian ASI dengan nilai p

value 0.001. Hasil analisis juga menunjukkan nilai OR sebesar 7, 6, artinya

bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga memiliki peluang 7, 6 kali

lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang

tidak mendapatkan dukungan keluarga (Septiani, 2017). Fahriani (2014)

juga menyampaikan hal yang sama, dimana terdapat hubungan antara

dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p value

0,000 dan OR 5,71 (95% CI 2,3-14,14) dimana ibu yang mendapatkan

dukungan keluarga memiliki kencenderungan untuk memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya 5,7 kali jika dibandingkan ibu yang tidak

mendapat dukungan (Fahriani, 2014).

Keluarga merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan

seseorang. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan oleh seorang ibu

dalam keberhasilannya memberikan ASI eksklusif, diamana akan sangat

banyak sekalia hambatan yang dihadapi ibu untuk memberikan ASI


82

eksklusif dari ASI yang belum keluar atau ada masalah dengan puting dan

hambatan lain (Septiani, 2017). Menurut Heather (2009) jika ibu merasa

didukung, dicintai, dan diperhatikan maka akan muncul emosi positif yang

akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi ASI pun

lancar (Heather, 2009)

4.4.6 Hubungan Promosi Susu Formula dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada penelitian ini ditemukan hasil terdapat hubungan antara

promosi susu formula dengan keputusan ibu untuk memberikan ASI

eksklusif. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Fahrani (2014)

dengan nilai p value 0,029 dan nilai OR 2,5 (1,08 – 5,89) dimana seorang

ibu yang mendapatan promosi berisiko tidak melakukan ASI eksklusif

sebesar 2,5 kali lipat dibandingkan yang tidak mendapatkan promosi

(Fahriani, 2014). Diana (2019) juga menyampaikan hasil yang sama dimana

terdapat hubungan antara promosi susu dengan keputusan memberikan ASI

eksklusif dengan nilai p value 0,000 dengan OR 5,314 dengan CI 95% =

2,114-12,471 (Diana, 2019). Arifianti (2017) juga menyampaikan hal yang

sama dengan nilai p value 0,0001 bahwa terdapat hubungan antara promosi

susu dengan keputusan pemberian ASI eksklusif (Arifiati, 2017).

Ketertarikan ibu terhadap susu formula dirasakan terutama saat

bulan-bulan pertama menyusui di saat masalah menyusui muncul, seperti

produksi ASI belum banyak, puting lecet, dan payudara bengkak (Fahriani,

2014). Susu formula banyak dijumpai di tempat atau toko yang menjual

susu formula bayi dengan berbagai merek. Mulai dari harga yang bisa

dijangkau sampai harga yang mahal tentu dengan iming-iming yang


83

menarik perhatian. Bahkan di media-media promosi susu formula pun selalu

gencar dibandingkan dengan promosi menyusui secara eksklusif.

Imingiming merek susu tertentu yang isinya menyamakan dengan ASI,

misalnya jika bayi diberikan merek tertentu maka perkembangan dan

pertumbuhannya bagus, aktif, dan cerdas. Orang tua bayi tidak akan

kesulitan mencari atau mendapatkan susu formula yang diinginkan karena

jaraknya yang dekat dengan rumah dan memakan waktu hanya beberapa

menit saja (Fitriani, 2015)

4.4.7 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pada penelitian ini terdapat hubungan antara dukungan tenaga

kesehatan dengan keputusan seorang ibu untuk memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Astuti (2013) dimana terdapat hubungan antara dukungan tenaga kesehatan

dengan keputusan ibu memberikan ASI eksklusif dengan nilai p value 0,000

(Astuti, 2013). Wahyutri (2016) juga menyampaikan hasil yang sama,

dimana terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga

kesehatan dengan keputusan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p value

0,000, penelitian ini dilakukan di Kota Batu, Jawa Timur (Wahyutri, 2016).

Penelitian yang dilakukan Anita (2016) di Tomohon Selatan juga

menunjukkan hubungan antara dukungan petugas kesehatan dalam

pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pangolombian

Kecamatan Tomohon Selatan dengan nilai p value 0,008 (Anita, 2016).

Menurut Windari (2017) dalam penelitianya bahwa dukungan

kepada ibu menjadi satu faktor penting dalam memberikan ASI eksklusif.
84

Jika ibu merasa senang dan lingkungan sekelilingnya tenang, maka ibu

dapat merasa nyaman dalam memberikan ASI eksklusif. Dukungan untuk

ibu dapat diperoleh dari 3 pihak yaitu dukungan suami, dukungan keluarga,

dan dukungan tenaga kesehatan. Dukungan tenaga kesehatan dapat

berwujud dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi

(Windari, 2017). Keberhasilan Ibu menyusui memerlukan peran petugas

kesehatan terutama petugas pelayanan perinatal seperti bidan yang terlatih

dan mengerti akan seluk beluk proses menyusui. Merekalah orang pertama

yang membantu Ibu bersalin untuk memberikan ASI kepada bayi. Peran

tenaga kesehatan merupakan awal dari keberhasilan atau kegagalan Ibu

dalam memberikan ASI secara eksklusif. Pengetahuan, sikap dan tindakan

petugas kesehatan seperti bidan adalah faktor penentu kesiapan petugas

dalam mengelola Ibu menyusui dengan tata laksana laktasi (manajemen

laktasi) sehingga pelaksanaan ASI Eksklusif meningkat (Jatmika, 2014)

4.4.8 Analisis Multivariat Deteminan Pemberian ASI Eksklusif

Pada analisis multivariat diperoleh hasil, ibu bekerja menjadi faktor

yang paling banyak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif dengan

nilai AOR mencapai 32,71 (95% CI 3,01-355,53). Menurut Sulistyowati

(2014) seorang ibu yang bekerja berisiko 4,2 kali untuk tidak memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya (Sulistiyowati, 2014).

Sebagian besar ibu bekerja beralasan karena ASI yang keluar hanya

sedikit pada saat diperah, sedangkan jika disusui secara langsung produksi

ASI banyak sehingga saat ibu di rumah, bayi diberikan ASI, sementara saat

ibu bekerja bayi diberikan susu formula (Fahriani, 2014). Arini (2012) juga
85

mengungkapkan mengenai berbagai kendala yang dihadapi dalam

pemberian ASI eksklusif salah satunya adalah ibu kembali bekerja setelah

cuti bersalin yang menyebabkan penggunaan susu botol / susu formula

secara dini sehingga menggeser / menggantikan ASI. Hal ini diperberat lagi

dengan adanya kecenderungan meningkatnya peran ganda wanita dari tahun

ke tahun. Selain alasan tersebut meurut Arini (2012) mengungkapkan

bahwa fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu (1) pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang

ASI eksklusif (2) beredarnya mitos yang kurang baik dan (3) kesibukan ibu

bekerja dan singkatnya cuti melahirkan. Semua itu merupakan alasan yang

diungkapkan oleh ibu yang tidak menyusui secara eksklusif (Arini, 2012).

Sedangkan di Desa walaupun yang tidak berkerja sebanyak 36,6% tetapi

mereka terpengaruh oleh lingkungan keluarga untuk memberikan makanan

tambahan sebelum bayi berusia kurang dari 6 bulan (Atabik, 2013). Seorang

wanita yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung untuk menjadi

wanita karier (Sriningsih, 2011).

Berdasarkan hasil uji multivariat faktor penyebab kedua yang

menjadi pengaruh seorang ibu tidak memberikan ASI eksklusif adalah

dukungan keluarga, dengan nilai AOR 17,96 (95% CI 2,98-108,5). Pada

penelitian Septiani (2017) dukungan keluarga berhubungan dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif dengan nialia AOR4. 06 (95% CI 7 - 11.7) yang

artinya bahwa responden yang medapat dukungan keuarga berpeluang

memberikan ASI eksklusif sebesar 4 kali dibandingkan responden dengan

kurang mendapatkan dukungan (Septiani, 2017).


86

Wahyutri (2016) menunjukkan bahwa ayah memainkan peran

penting dalam mendukung keberhasilan menyusui dan meningkatkan angka

menyusui. Data pengamatan menunjukkan bahwa ayah memiliki peran

penting dalam keputusan ibu tentang cara memberi makan bayi dan ibu yang

memilih untuk memberikan susu botol atau menyusui untuk waktu yang

lebih singkat ketika ayah tidak mendukung (Wahyutri, 2016). Seorang ayah

dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan

memberikan dukungan secara emosional dan bantuan praktis lainnya,

seperti mengganti popok atau menyendawakan bayi (Handayani, 2015).

Keluarga, selain bisa menjadi faktor pendukung sekaligus justru bisa

menjadi faktor penghambat. Keinginan ibu untuk memberikan ASI

eksklusif sebaiknya sudah didiskusikan dengan keluarga terutama orang-

orang yang akan tinggal bersama ibu saat bayi itu lahir misal suami, ibu, ibu

mertua jauh sebelum si bayi lahir atau minimal saat fase kehamilan.

Tanamkan kepada keluarga pentingnya ASI, bagaimana memberikan ASI

eksklusif serta dukungan apa yang mereka bisa berikan. Hal ini menjadi

penting, karena pada beberapa kasus, kegagalan seorang ibu dalam

memberikan ASI eksklusif justru karena pemahaman yang salah dari

keluarga, misalnya diberikan air putih supaya bayi tidak kuning, atau

menambahkan bayi dengan susu formula karena bayi menangis dan

beranggapan bahwa bayi masih lapar dan saat itu si ibu bayi kesulitan

menolak atau menentang karena yang memberikan adalah ibu mertua

maupun ibu kandungnya. Peristiwa ini akan bisa diminimalisir saat ibu

maupun keluarga memiliki pengetahuan tentang ASI yang baik serta


87

kesepakatan dan komitmen yang kuat untuk mendukung ibu dalam

memberikan ASI eksklusif (Septiani, 2017).

Faktor penyebab ketiga yang mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif adalah promosi dari susu formula. Pada peneltian ini seorang ibu

yang tidak mendapatkan promosi susu 91% akan memutuskan memberikan

susu formula. Kondisi ini menunjukkan dapak promosi susu yang cukup

besar dalam mempengaruhi keputusan dalam memberikan ASI eksklusif.

Menurut Diana (2019) setelah dilakukan analisis, ketertarikan seorang ibu

terhadap susu formula berdampak 5 kali untuk tidak melakukan pemberian

asi eksklusif pada bayinya (Diana, 2019).

Pemerintah juga telah megeluarkan peraturan mengenai pemasaran

susu formula yaitu Kepmenkes No.237/Menkes/SK/IV/1997 tentang

pemasaran pengganti ASI yang telah melarang mengiklankan susu formula

bayi, pembagian sampel gratis pada sarana pelayanan kesehatan, ibu hamil

atau melahirkan.Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan ini serta

sanksi yang jelas dan tegas masih belum tercapai sehingga pelanggaran

yang berkaitan dengan promosi susu formula masih terus berjalan.

(Fahriani, 2014). Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu

yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan menyatakan bahwa sebagian besar

peran petugas kesehatan mendukung ibu untuk tidak memberikan susu

formula pada bayinya. Namun diantara petugas kesehatan yang mendukung,

masih ada beberapa peran petugas kesehatan tidak mendukung, dilihat dari

hasil kuesioner ibu menyatakan bahwa Bidan tidak menjelaskan manfaat


88

ASI eksklusif bagi bayi maupun bagi ibu (Maftucha, 2017 ). Sehingga

promosi yang diberikan oleh susu formula lebih mudah menarik perhatian

ibu untuk membeli susu formula dan tidak melakukan ASI eksklusif.

Melihat faktor determinan yang mempengaruhi keputusan ibu dalam

memberikan asi eksklusif, maka perawat memegang peran penting dalam

mengontrol dan mendorong agar upaya pemberian ASI eksklusif dapat

digencarkan. Teori yang diungkapkan Lawrance W. Green

mengungkapkan bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor

predisposisi yakni faktor yang mempermudah terwujudnya praktik

misalnya mencakup pengetahuan individu, sikap dan unsur dalam individu

yang meliputi kesiapan ibu untuk menyusui, faktor pendukung yang

mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi

masyarakat, dan faktor pendorong meliputi sikap dan perilaku tokoh

masyarakat serta perilaku petugas kesehatan yang menjadi faktor pendorong

untuk ibu bisa mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh ibu untuk

bayinya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Kesimpulan

1. Sebagian besar karakteristik responden adalah ibu dengan usia 17-25

tahun, usia bayi 7 Bulan, beragama islam. Responden sebagian besar

berpendidikan tinggi dan tidak bekerja.

2. 64,5% responden memberikan ASI eksklusif dan 35,5% responden tidak

memberikan ASI eksklusif. Sebagian besar responden bersalin di fasilitas

kesehatan (97,4%). 55,3% responden berpengetahuan baik, 78,9%

responden memiliki persepsi yang positif dan 67,1% mendapatkan

dukungan keluarga yang positif. Sebagian besar responden mendapatkan

promosi susu formula yang baik (60,5%) dan 80,3% responden

mendapatkan dukungan tenaga kesehatan yang positif.

3. Variabel dukungan tenaga kesehatan , promosi susu formula, dukungan

keluarga, persepsi, pengetahuan, tempat bersalin, dan pekerjaan

berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif

4. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh

kepada pemberian ASI eksklusif adalah Dukungan keluarga (pv 0,002;

ORadjusted 17,96), promosi susu formula (pv 0,003; ORadjusted kurang 0,014;

ORadjusted cukup 0,091), dan pekerjaan (pv 0,004; OR adjusted 32,71).

89
90

4.3 Saran

a. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan studi lebih lanjut dengan

desain studi yang lebih komprehensif seperti case control dan kohort

sehingga kausalitas hubungan dapat diketahui.

b. Bagi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

acuan dalam melakukan intervensi pemecahan masalah sekaligus

promosi kepada ibu hamil dan menyusui. Tenaga kesehatan dapat

memberikan edukasi yang komprehensif yang berkaitan dengan

pengetahuan tentang ASI eksklusif dan memberikan pemahaman

mengenai persepsi-persepsi yang masih salah di masyarakat mengenai

ASI Eksklusif.
91

DAFTAR PUSTAKA

Anita. (2016). Hubungan Pengetahuan ibu, fasilitas pelayanan kesehatan, dukungan


keluarga dan dukungan petugas dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan
di wilayah kerja puskesmas pangolobian kecamatan tomohon. Tesis ,
Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi Manado.

Arifiati, N. (2017). Analisis Faktor yang mempengaruhi pemberian asi eksklusif


pada bayi di keluarahan warnasari kecamatan citangkil kota cilegon. jurnal
kesehatan masyarakat , 978-979.

Arifianto. (2019). Tidak Bisa Menyusui? Bandung: Mizan Publika.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis. Jakarta:


Rineka Medika.

Arini, H. (2012). Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogyakarta: FlashBooks.

Astuti, I. (2013). Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui. Jurnal
Health Quality , 1 (4) ; 1 - 76
https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/41Jurnal_ISRONI.pdf.

Atabik, A. (2013). FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH
KERJAPUSKESMAS PAMOTAN. Skripsi , Jurusan Kesehatan
Masyarakat, FIK, Unnes.

Azwar, S. (2013). Sikap Manusia Teori akan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Dalimunthe, L. A. (2019). Kajian Proses Islamisasi di Indonesia. IAIN


Palangkaraya , 1 (12) ; 100- 120
https://media.neliti.com/media/publications/140046-ID-kajian-proses-
islamisasi-di-indonesia-st.pdf.

Diana, T. T. (2019). ANALISIS FAKTOR RISIKO RENDAHNYA CAKUPAN


PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS OESAPA. Cendana Medical Journa , 2 (17); 198
- 210 https://core.ac.uk/download/pdf/270189013.pdf.

Fahriani, R. R. (2014). Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada


Bayi Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Sari
Pediatri , 6 (15) ; 394 - 400.

Fitriani, K. D. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI IBU


DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA 0-6
BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI
KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2014 . Jurnal
92

Kesehatan Masyarakat , 2 (3)


https://media.neliti.com/media/publications/18535-ID-faktor-faktor-
yang-melatarbelakangi-ibu-dalam-pemberian-susu-formula-pada-bayi-
u.pdf.

Handayani, R. S. (2015). Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI


Eksklusif. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia , 2 (1)
https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/9750.

Hayat, B. (2019). Ke Arah Masa Depan Peradaban Islam Asia Tenggara. Dipetik
june 26, 2020, dari https://media.neliti.com/media/publications/157764-
ID-kontribusi-islam-terhadap-masa-depan-per.pdf

Heather, L. K. (2009). Risk factor for cessation of breastfeeding prior to six months
postpartum among a community sampel of woman in Calgary, Alberta.
Can J of Pub Health , 68; 1-14.

Hidayat. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan Dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Jatmika, S. E. (2014). Dukungan Tenaga Kesehatan Untuk Meningkatkan Niat Ibu


Hamil Dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia ,
2 (9) ; 100-120.

Kemenkes, R. (2011). Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah Untuk Bidan di Desa.
Jakarta.

Kemenkes, R. (2012). Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang


“Kewajiban Ibu Memberikan ASI pada Bayinya Secara Eksklusif”.

Kemenkes, R. (2013). Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional


Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama
Kehidupan. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama
Kehidupan.

KEPPKN. (2017). Pedoman dan Standart Etik Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Nasional. Jakarta.

Kesehatan, K., Badan, R. I., Kesehatan, P., Humaniora, P., & Kesehatan, M. (2018).
Hasil utama riskesdas 2018 provinsi jawa timur. 1–82.

Kesehatan, K., & Indonesia, R. (n.d.). No Title.

Mahasiswa, J., Penelitian, D. A. N., & Hariana, E. (2018). Factors associated with
failure to give exclusive association in nanga kalis district, kapuas district
hulu year 2018.
93

Maryunani, A. (2015). Inisiasi Menyusu Dini, ASI EKSKLUSIF dan Manajemen


Laktasi. Jakarta: Trans Info Media.

Maftucha, A. I. (2017 ). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN


SUSU FORMULA SEBAGAI PENGGANTI ASI EKSKLUSIF. Jurnal
Smart Kebidanan Stikes Karya Husada , 2 (4) ; 67-80
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb/article/view/135/pdf.

Mamonto, T. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KOTOBANGON KECAMATAN KOTAMOBAGU
TIMUR KOTA KOTAMOBAGU. Jurnal Kesehatan Masyarakat , 1 (1) ;
56 - 66 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/7241.

Mufdlilah. (2017). KEBIJAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Kendala dan


Komunikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoadmojo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Nurhuda, M. (2012). Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan


dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten
Tuban. Jurnal Biometrika dan Kependudukan , 1 (1) ; 62 -71.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Paramashanti, B. A. (2019). GIZI BAGI IBU & ANAK. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Pawenrusi, E. (2011). Faktor Yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif


di Kelurahan Tamamaung Makassar. Media Gizi Pangan , 1 (1) ; 10-20.

Profil Kesehatan Kabupaten Jombang. (2018).

Rahayu, S. d. (2014). FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA
TAHUN 2013. Jurnal Ilmiah Solusi , 1(1); 55 - 63
https://journal.unsika.ac.id/index.php/solusi/article/view/38.

Rahmawati, A. &. (2014). Metodologi Penelitian Kuanlitatif dalam Riset


Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.

Roesli, U. (2000). Mengenal ASI EKSKLUSIF. Jakarta: Pustaka Bunda.

Roesli, U. (2008). PANDUAN INISIASI MENYUSU DINI Plus ASI Eksklusif.


Jakarta: Pustaka Bunda.

Sarosa, S. (2017). Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar. Jakarta: Indeks.

Saryono. (2011). Metodologi Penelitian (Ketiga). Yogyakarta: Nuha Medika.


94

Septiani, H. A. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI


Eksklusif Oleh Ibu Menyusui yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan.
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN , 2 (2) 159-174
https://media.neliti.com/media/publications/217373-faktor-faktor-yang-
berhubungan-dengan-pe.pdf.

Sitepoe, M. (2013). ASI EKSKLUSIF Arti Penting Bagi Kehidupan. Jakarta:


Indeks.

Sriningsih, I. (2011). FAKTOR DEMOGRAFI, PENGETAHUAN IBU


TENTANG AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF.
Jurnal Kesehatan Masyarakat , 2 (6)
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1759.

Sulistiyowati, T. P. (2014). PERILAKU IBU BEKERJA DALAM


MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN JAPANAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMLAGI MOJOKERTO. Jurnal
Promkes , 1 (2) ; 89 -100 http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
jupromkesd6de2ea109full.pdf.

Syahadah, W. (2017). Islam. Dipetik June 26, 2020, dari


http://eprints.ums.ac.id/53422/3/BAB%20I.pdf

Tarigan U, N. A. (2012). Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Bayi Terhadap


Pemberian Asi Eksklusif. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan , 15 (4) ;
390 - 397.

Wawan, a. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku


Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wahyutri. (2016). KEYAKINAN DIRI (self efficacy) DAN PROSES BERUBAH


PADA IBU HAMIL UNTUK PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI
SAMARINDA . Jurnal Husada Mahakam , 4 (2) ; 72-80
http://husadamahakam.poltekkes-
kaltim.ac.id/ojs/index.php/Home/article/download/1/15.

Windari, E. N. (2017). PENGARUH DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN


TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SISIR KELURAHAN SISIR KOTA BATU. Journal of
Issues in Midwifery , E-ISSN : 2549-6581
https://joim.ub.ac.id/index.php/joim/article/view/38/8.
95

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Responden

Di Tempat

Sebagai persyaratan tugas akhir Skripsi Mahasiswi Sarjana Keperawatan

STIKES Pemkab Jombang, saya akan melakukan penelitian tentang “Determinan

Faktor Penyebab Kegagalan Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Brambang Kabupaten Jombang”, untuk keperluan

tersebut saya mohon kesediaan Ibu untuk menjawab dengan jujur serta apa adanya

dan bekerjasama dengan baik selama penelitian, semua jawaban anda dijamin

kerahasiannya.

Demikian permohonan saya, atas bantuan dan partisipasinya disampaikan

terimakasih.

Jombang, Juni 2020

Peneliti

Nisfi Badriyatul Laili


96

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk turut

berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi S1

Keperawatan STIKES Pemkab Jombang untuk memenuhi tugas akhir Skripsi

dengan judul “Determinan Faktor Penyebab Kegagalan Pemberian ASI eksklusif

pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Brambang Kabupaten

Jombang”.

Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi dan

memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jombang, Juni 2020

Peneliti Responden

(Nisfi Badriyatul Laili) ( ) Kode:


97

Lampiran 3. Lembar Informasi Persetujuan Penelitian

Lembar Informasi Persetujuan Penelitian

Yang terhormat Ibu calon responden. Saya, Nisfi Badriyatul Laili


Mahasiswa Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pemkab
Jombang, akan melakukan pengambilan data dan penelitian tentang “Determinan
Faktor Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Brambang Kabupaten Jombang”. Penelitian ini dilaksanakan
untuk menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan.Sehubungan dengan hal
tersebut, perkenakan saya memohon kesedian ibu yang saya hormati untuk
menjadi responden pada penelitian ini. Hasil penelitian akan dilaporkan kepada
pihak instusi penyelenggara pendidikan, lahan praktik atau supervisi sebagai
informasi dasar atas lingkungan praktik pembelajaran di klinik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor yang terkait dengan kegagalan dalam pemberian
ASI Eksklusif, sehingga akan memberikan manfaat bagi responden sebagai
pengetahuan dan pengalaman dirumah. Untuk hasil penelitian, peneliti menyimpan
dokumen hasil pengumpulan data yang terkait dalam tempat khusus yang hanya
bisa diakses peneliti dan penulis transkip data akan diberikan inisial untuk menjaga
kerahasian responden. Sebagai partisipasi keikutsertaan anda tidak akan
mendapatkan dampak atau pengaruh yang merugikan. Untuk itu apabila terjadi hal-
hal yang menimbulkan ketidaknyamanan, anda berhak secara penuh mengundurkan
diri atau menolak untuk berpartisipasi. Jika bersedia mohon menandatangani
lembar persetujuan (Informed Consent) yang telah disediakan dan mohon kesedian
untuk menjawab pertanyaan dengan jujur berdasarkan presepsi masing-masing.
Jika ada pertanyaan terkait dengan penelitian ini. Responden dapat menghubungi
peneliti Nisfi Badriyatul Laili, nomor HP 085745555407 atau Nama Penanggung
Jawab Medis : Retno Yunia E, nomor HP 085731960099, Nanik Eriyani nomor HP
085706477832,Nunuk Anugrahati nomor HP : 085649245865, Alamat kantor : Jl.
Brambang No. 144 Desa Brambang, Kec. Diwek, Kab. Jombang
Peneliti menjamin kerahasian informasi dan identitas yang diberikan.
Sebagai bentuk rasa terima kasih peneliti kepada responden dalam penelitian ini,
98

peneliti akan memberikan cinderamata sebagai kenang-kenangan dan ucapan


terima kasih. Demikian penjelasan saya, atas perhatian, kesediaan, dan kerjasama
calon responden saya ucapkan terima kasih.

Jombang, Juni 2020

Peneliti

( Nisfi Badriyatul Laili )

Veryawanti Setiawaningsih
99

Lampiran 4. LembarSurat Persetujuan Sebagai Menjadi Responden

Surat Persetujuan Sebagai Menjadi Responden


(Informed Consent)

Setelah membaca dan memahami surat dari saudara NISFI BADRIYATUL

LAILI, NIM: 161101030, mahasiswa Sarjana Keperawatan STIKES Pemkab

Jombang, serta mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat, proses selama

penelitiannya, maka saya BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* menjadi partisipan

dalam penelitian yang akan dilakukan dengan judul “Determinan Faktor Kegagalan

Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Brambang Kabupaten Jombang”.

Demikian persetujuan saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan

dari siapapun.

*) Coret yang tidak perlu

Jombang, Juni 2020

Saksi Partisipan

(………………………………) (……………………………….)
100

Lampiran 5. Penjelasan Subjek Penelitian

PENJELASAN SUBJEK PENELITIAN (PSP)

Judul Penelitian : Determinan Faktor Penyebab Kegagalan Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Brambang

Kabupeten Jombang.

Tujuan Penelitian :

Mengetahui Determinan Faktor Penyebab Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif

Pada Bayi Usia 0-6 Bulan.

Prosedur Pengumpulan Data Meliputi :

1. Tahap Persiapan

Prosedur yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan adalah :

1. Pembuatan surat izin pengambilan data dari STIKES PEMKAB

JOMBANG kepada Dinas Kesehatan Jombang.

2. Peneliti meminta surat izin ke Dinas Kesehatan Jombang yang di tujukan

ke Puskesmas Brambang untuk pengambilan data.

3. Peneliti mulai menyusun skripsi penelitian, uji skripsi, dan uji etik.

4. Pembuatan surat izin penelitian dari STIKES PEMKAB JOMBANG

kepada Puskesmas Brambang untuk pengambilan responden penelitian.

5. Peneliti mengobservasi responden yang akan di teliti.


101

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pengumpulan data :

1. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan, setelah diterima peneliti

memberikan lembar persetujuan kemudian dilakukan memberikan

kuesioner untuk mengetahui penyebab kegagalan dalam pemberian ASI

Eksklusif.

2. Memberikan informasi mengenai manfaat pemberian ASI Eksklusif.

3. Tahap Terminasi

Pada tahap terminasi peneliti melakukan validasi akhir pada pastisipan.

Setelah malakukan validasi akhir, peneliti menyatakan pada partisipan bahwa

proses penelitian telah berakhir dan peneliti mengucapkan terimakasih dan

berpamitan serta memberikan cindramata kepada partisipan.

Manfaat

1. Manfaat teoritis dapat dijadikan metode penelitian dan bahan bandingan

peneliti selanjutnya.

2. Manfaat bagi petugas kesehatan dapat dijadikan bahan masukan untuk

meningkatkan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif

Hambatan Penelitian

Penelitian tidak dapat dilakukan bila ibu menolak untuk dijadikan

responden dan tidak bersedia menandatangani Inform Consent.


102

Hak Untuk Undur Diri

Kebersediaan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi

yang dapat merugikan responden.

Adanya Insentif Untuk Subjek

Keikutsertaan responden ada insentif berupa biskuit yang akan diberikan

kepada partisipan.

Jombang, Mei 2020

Nisfi Badriyatul Laili

NIM. 161101030
103

Lampiran 6. Kisi-kisi

KISI-KISI KUESIONER PENGETAHUAN IBU

Variabel Indikator Jumlah Soal Positif Negatif

Pengetahuan 1. Pengertian 3 1,2,3 1,3 2,


ASI
Ibu
2. Manfaat
ASI 2 4,5 4 5
3. Komposisi
ASI
4 6,7,8,9 7,9 6,8
Jumlah soal 9

KISI-KISI KUESIONER PERSEPSI IBU


Variabel Indikator Jumlah Soal Positif Negatif

Persepsi 1. Persepsi Ibu 3 2,7,9 9 2,7


Ibu 2.Keyakinan ibu 2 1,10 1 10
3.Motivasi Ibu 3 3,8,11 3,8 11
4.Perasaan Ibu 3 4,5,6 4,5 6
Jumlah soal 11

KISI-KISI KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Variabel Indikator Jumlah Soal Positif Negatif

Dukungan 1.Dukungan 3 1,2,3 2,3 1


Keluarga Informasi
2.dukungan 3 4,5,6 4,5 6
penilaian
3.dukungan 3 7,8,9 8,9 7
instrumental
4.dukungan 3 10,11,12 10,11 12
emosional
Jumlah soal 12
104

KISI-KISI KUESIONER PROMOSI SUSU FORMULA

Variabel Indikator Soal Jumlah Positif Negatif

Promosi - Memberikan 1,7 2 7 1


susu formula
Susu
karena tertarik
Formula dengan iklan
- Anggapan susu
formula lebih
baik 2,3,8,9,10 5 8,9,10 2,3
- Pemahaman
tentang susu
4,5,6 3 4,5 6
ASI
Jumlah soal 10

KISI-KISI KUESIONER DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN


Variabel Indikator Soal Jumlah Positif Negatif
Dukungan -Tenaga kesehatan 1,2,3 3 1,2 3
Tenaga mengingatkan pentingnya
Kesehatan ASI eksklusif
-Tenaga kesehatan
memberikan informasi
tentang ASI Eksklusif 5,6 2 5 6
-Memberikan informasi
perawatan payudara dan
cara menyusui

4,7 2 4 7
Jumlah soal 7
105

Lampiran 7. Lembar Kuisioner

LEMBAR KUISIONER

Tanggal Pengisian :
Kode Responden :
Umur : Tahun

Petunjuk :
Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada jawaban yang
anda pilih!

1. UmurAnak ............... Bulan


2. Agama
( ) Islam ( ) Hindu ( ) Khatolik

( ) Kristen ( ) Budha Lainnya........

3. PendidikanTerakhir
( ) SD ( ) SMU ( ) TidakSekolah

( ) SMP ( ) PerguruanTinggi

4. Pekerjaan

( ) Bekerja ( )Tidak Bekerja


5. Apakah ibu menyusui bayinya secara eksklusif selama 6 bulan?

( ) Ya ( ) Tidak

6. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan/penyuluhan

tentang ASI Eksklusif ?

( )Ya ( ) Tidak

7. Tempat bersalin:
( ) Faskes ( ) Non-Faskes
106

Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada jawaban yang
anda pilih!
No PENGETAHUAN IBU YA TIDAK

1. Asi Eksklusif berarti pemberian Air Susu


Ibu kepada bayi tanpa tambahan apapun
2. Cairan kental dan berwarna kekuningan
pada hari pertama kelahiran (kolostrum)
dapat membuat bayi terserang penyakit
3. Pemberian asi eksklusif minimal selama
6 bulan
4. Asi penting untuk kecerdasan bayi
5. Asi berguna untuk menjarangkan
kehamilan
6. Asi yang pertama kali keluar atau yang
disebut kolostrum seharusnya tidak
disusukan pada bayi
7. Cairan berwarna kuning (kolostrum)
lebih baik daripada asi
8. Cairan berwarna kuning (kolostrum)
dapat menyebabkan bayi terserang
penyakit
9. Asi merupakan makanan satu-satunya
yang paling baik sampai bayi berumur
6bulan

SL : Jika Ibu SELALU dengan pernyataan dalam kolom


SR : Jika Ibu SERING dengan pernyataan dalam kolom
KK : Jika Ibu KADANG - KADANG dengan pernyataan dalam kolom
TP : Jika Ibu TIDAK PERNAH dengan pernyataan dalam kolom
SS : Jika Ibu SANGAT SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
S : Jika Ibu SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
TS : Jika Ibu TIDAK SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
STS : Jika Ibu SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
107

No Pernyataan Persepsi Ibu SS S TS STS

1. Ibu yakin bayinya mendapat Asi


yang cukup

2. Menurut ibu jika produksi asi


kurang maka harus ditambah
makanan dan minuman lain

3. Ibu merasa memiliki dorongan


motivasi untuk bisa menyusui
selama 6 bulan tanpa memberikan
makanan dan minuman lain

4. Ibu merasa senang ketika menyusui


bayinya

5. Ibu merasa lebih dekat dengan


bayinya ketika menyusui

6. Ibu merasa menyusui adalah hal


yang berat dan melelahkan

7. Menyusui dapat menganggu


keindahan payudara

8. Ibu merasa bersemangat ketika


menyusui bayinya

9. Menurut ibu dengan menyusui dapat


menghemat pengeluaran

10. Ibu yakin ASI merupakan makanan


yang terbaik untuk bayi

11. Ibu tidak bersemangat ketika


menyusui
108

No Pernyataan Dukungan SL SR KK TP
Keluarga

Dukungan informasi

1. Suami saya tidak pernah


memberikan informasi tentang
manfaat Asi

2. Saya mendapatkan penjelasan


dari keluarga tentang cara
memberikan ASI yang baik dan
benar

3. Suami saya selalu memberikan


informasi mengenai ASI
Ekklusif

Dukungan penilaian atau


penghargaan

4. Orang tua mengingatkan saya


untuk memberikan ASI

5. Orang tua menanyakan kendala


dalam pemberian ASI eksklusif

6. Suami tidak pernah


mengingatkan saya untuk
memberikan ASI
109

Dukungan Instrumental

7. Suami membiarkan saya


mengurus sendiri saat bayi
terbangun malam hari

8. Suami membantu mengurusi


bayi

9. Suami selalu membantu


mencarikan kebutuhan bayi

Dukungan Emosional

10. Suami memberikan pujian


kepada saya setelah menyusui

11. Keluarga merasa senang


setelah saya memberikan ASI
eksklusif pada bayi

12. Suami tidak pernah menemani


saya ketika kontrol
110

No Pernyataan Promosi Susu Formula YA TIDAK

1. Ibu memberikan susu formula karena


tertarik iklan ditv

2. Susu formula lebih baik daripada ASI

3. Susu formula lebih menyehatkan

4. Susu formula lebih aman daripada ASI

5. Ibu tetap memberikan ASI eksklusif


pada bayi walaupun banyak promosi
susu formula

6. Adanya pemberian susu formula maka


pemberian asi eksklusif akan gagal

7. Ibu tidak tertarik dengan promosi susu


formula

8. Pemberian susu formula menganggu


aktivitas ibu

9. Susu formula kurang menyehatkan

10. ASI lebih baik dari pada susu formula


111

No Pernyataan Dukungan Tenaga SL SR KK TP


Kesehatan

1. Petugas kesehatan memberikan


informasi mengenai asi eksklusif

2. Petugas kesehatan memberitahu


tentang keuntungan pemberian asi

3. Petugas kesehatan menganjurkan


untuk memberi minuman
tambahan apabila asi tidak keluar

4. Petugas kesehatan menjelaskan


tentang perawatan payudara

5. Petugas kesehatan mengajarkan


memberikan asi tanpa jadwal

6. Petugas kesehatan melarang ibu


untuk memberi makanan
tambahan pada saat bayi berusia 0-
6 bulan

7. Petugas kesehatan mengajari cara


menyusui
112

KISI-KISI JAWABAN KUESIONER


No PENGETAHUAN IBU YA TIDAK

1. Asi Eksklusif berarti pemberian Air √


Susu Ibu kepada bayi tanpa tambahan
apapun
2. Cairan kental dan berwarna kekuningan √
pada hari pertama kelahiran
(kolostrum) dapat membuat bayi
terserang penyakit
3. Pemberian asi eksklusif minimal √
selama 6 bulan
4. Asi penting untuk kecerdasan bayi √
5. Asi berguna untuk menjarangkan √
kehamilan
6. Asi yang pertama kali keluar atau yang √
disebut kolostrum seharusnya tidak
disusukan pada bayi
7. Cairan berwarna kuning (kolostrum) √
lebih baik daripada asi
8. Cairan berwarna kuning (kolostrum) √
dapat menyebabkan bayi terserang
penyakit
9. Asi merupakan makanan satu-satunya √
yang paling baik sampai bayi berumur
6bulan
SL : Jika Ibu SELALU dengan pernyataan dalam kolom
SR : Jika Ibu SERING dengan pernyataan dalam kolom
KK : Jika Ibu KADANG - KADANG dengan pernyataan dalam kolom
TP : Jika Ibu TIDAK PERNAH dengan pernyataan dalam kolom
SS : Jika Ibu SANGAT SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
S : Jika Ibu SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
TS : Jika Ibu TIDAK SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
STS : Jika Ibu SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan dalam kolom
113

No Pernyataan Persepsi Ibu SS S TS STS

1. Ibu yakin bayinya mendapat Asi 4 3 2 1


yang cukup

2. Menurut ibu jika produksi asi 1 2 3 4


kurang maka harus ditambah
makanan dan minuman lain

3. Ibu merasa memiliki dorongan 4 3 2 1


motivasi untuk bisa menyusui
selama 6 bulan tanpa memberikan
makanan dan minuman lain

4. Ibu merasa senang ketika menyusui 4 3 2 1


bayinya

5. Ibu merasa lebih dekat dengan 4 3 2 1


bayinya ketika menyusui

6. Ibu merasa menyusui adalah hal 1 2 3 4


yang berat dan melelahkan

7. Menyusui dapat menganggu 1 2 3 4


keindahan payudara

8. Ibu merasa bersemangat ketika 4 3 2 1


menyusui bayinya

9. Menurut ibu dengan menyusui dapat 4 3 2 1


menghemat pengeluaran

10. Ibu yakin ASI merupakan makanan 4 3 2 1


yang terbaik untuk bayi

11. Ibu tidak bersemangat ketika 1 2 3 4


menyusui
114

No Pernyataan Dukungan SL SR KK TP
Keluarga

Dukungan informasi

1. Suami saya tidak pernah 1 2 3 4


memberikan informasi tentang
manfaat Asi

2. Saya mendapatkan penjelasan 4 3 2 1


dari keluarga tentang cara
memberikan ASI yang baik dan
benar

3. Suami saya selalu memberikan 4 3 2 1


informasi mengenai ASI
Ekklusif

Dukungan penilaian atau


penghargaan

4. Orang tua mengingatkan saya 4 3 2 1


untuk memberikan ASI

5. Orang tua menanyakan kendala 4 3 2 1


dalam pemberian ASI eksklusif

6. Suami tidak pernah 1 2 3 4


mengingatkan saya untuk
memberikan ASI
115

Dukungan Instrumental

7. Suami membiarkan saya 1 2 3 4


mengurus sendiri saat bayi
terbangun malam hari

8. Suami membantu mengurusi bayi 4 3 2 1

9. Suami selalu membantu 4 3 2 1


mencarikan kebutuhan bayi
Dukungan Emosional

10. Suami memberikan pujian 4 3 2 1


kepada saya setelah menyusui

11. Keluarga merasa senang 4 3 2 1


setelah saya memberikan ASI
eksklusif pada bayi

12. Suami tidak pernah menemani 4 3 2 1


saya ketika kontrol

No Pernyataan Promosi Susu Formula YA TIDAK

1. Ibu memberikan susu formula karena √


tertarik iklan ditv

2. Susu formula lebih baik daripada ASI √

3. Susu formula lebih menyehatkan √

4. Asi lebih aman daripada susu formula √

5. Ibu tetap memberikan ASI eksklusif pada √


bayi walaupun banyak promosi susu
formula
116

6. Adanya pemberian susu formula maka √


pemberian asi eksklusif akan gagal

7. Ibu tidak tertarik dengan promosi susu √


formula

8. Pemberian susu formula menganggu √


aktivitas ibu

9. Susu formula kurang menyehatkan √

10. ASI lebih baik dari pada susu formula √

No Pernyataan Dukungan Tenaga SL SR KK TP


Kesehatan

1. Petugas kesehatan memberikan 4 3 2 1


informasi mengenai asi eksklusif

2. Petugas kesehatan memberitahu 4 3 2 1


tentang keuntungan pemberian asi

3. Petugas kesehatan menganjurkan 1 2 3 4


untuk memberi minuman
tambahan apabila asi tidak keluar

4. Petugas kesehatan menjelaskan 4 3 2 1


tentang perawatan payudara

5. Petugas kesehatan mengajarkan 4 3 2 1


memberikan asi tanpa jadwal

6. Petugas kesehatan melarang ibu 4 3 2 1


untuk memberi makanan
117

tambahan pada saat bayi berusia 0-


6 bulan

7. Petugas kesehatan mengajari cara 4 3 2 1


menyusui
118

Lampiran 8. Lembar Kosultasi


119
120
121
122
123
124
125
126

Lampiran
Hasil Validitas Kuesioner
Dalam uji validitas ini peneliti menyebarkan kuesioner kepada 20 responden
di desa peneliti Desa Janti, Kecamatan Mojoagung, peneliti memilih melakukan uji
valid didesa tersebut di karenakan adanya pandemi covid-19 membuat peneliti
kesulitan untuk mencari tempat atau desa untuk uji validitas, setelah dilakukan uji
validitas dan reabilitas sebanyak 82 soal dan jumlah soal yang valid sebanyak 49
soal. Karena menurut hasil validitas jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai
positif maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.Soal yang valid
terdiri dari 9 soal pengetahuan ibu, 11 soal presepsi ibu, 12 soal dukungan keluarga,
10 soal promosi susu formula, dan 7 soal dukungan keluarga.

TABULASI DATA

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGETAHUAN IBU

PERNYATAAN
Resp. Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 11
2 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5
6 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9
7 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 8
8 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 5
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
10 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5
11 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9
12 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
13 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13
15 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7
16 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11
17 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4
18 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 6
19 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
20 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6
127

UJI VALIDITAS
Correlations
[DataSet0]
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total
P1 Pearson Correlation 1 ,436 ,126 ,000 ,429 ,285 -,218 ,218 ,378 ,126 ,285 ,663** -,126 ,218 ,524*
Sig. (2-tailed) ,054 ,597 1,000 ,059 ,223 ,355 ,355 ,100 ,597 ,223 ,001 ,597 ,355 ,018
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation ,436 1 ,346 ,400 ,218 ,302 ,200 ,200 ,346 ,577** ,101 ,314 ,346 ,400 ,714**
Sig. (2-tailed) ,054 ,135 ,081 ,355 ,196 ,398 ,398 ,135 ,008 ,673 ,177 ,135 ,081 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation ,126 ,346 1 ,115 ,378 ,174 ,115 -,115 ,200 ,467* ,406 ,061 ,467* ,346 ,547*
Sig. (2-tailed) ,597 ,135 ,628 ,100 ,463 ,628 ,628 ,398 ,038 ,076 ,800 ,038 ,135 ,013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation ,000 ,400 ,115 1 ,000 -,101 ,200 ,400 ,115 ,115 ,101 -,105 ,115 ,400 ,393
Sig. (2-tailed) 1,000 ,081 ,628 1,000 ,673 ,398 ,081 ,628 ,628 ,673 ,660 ,628 ,081 ,086
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation ,429 ,218 ,378 ,000 1 ,154 ,436 ,000 ,126 ,378 ,592** ,252 ,126 ,000 ,556*
Sig. (2-tailed) ,059 ,355 ,100 1,000 ,518 ,054 1,000 ,597 ,100 ,006 ,285 ,597 1,000 ,011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation ,285 ,302 ,174 -,101 ,154 1 ,101 ,302 ,406 ,406 ,192 ,390 ,406 ,302 ,593**
Sig. (2-tailed) ,223 ,196 ,463 ,673 ,518 ,673 ,196 ,076 ,076 ,418 ,089 ,076 ,196 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation -,218 ,200 ,115 ,200 ,436 ,101 1 ,000 -,115 ,346 ,503* -,105 ,115 ,200 ,393
Sig. (2-tailed) ,355 ,398 ,628 ,398 ,054 ,673 1,000 ,628 ,135 ,024 ,660 ,628 ,398 ,086
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation ,218 ,200 -,115 ,400 ,000 ,302 ,000 1 ,346 ,115 ,101 ,105 -,115 ,400 ,422
Sig. (2-tailed) ,355 ,398 ,628 ,081 1,000 ,196 1,000 ,135 ,628 ,673 ,660 ,628 ,081 ,064
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation ,378 ,346 ,200 ,115 ,126 ,406 -,115 ,346 1 ,200 ,174 ,303 -,067 ,346 ,513*
Sig. (2-tailed) ,100 ,135 ,398 ,628 ,597 ,076 ,628 ,135 ,398 ,463 ,195 ,780 ,135 ,021
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation ,126 ,577** ,467* ,115 ,378 ,406 ,346 ,115 ,200 1 ,174 ,303 ,200 ,115 ,614**
Sig. (2-tailed) ,597 ,008 ,038 ,628 ,100 ,076 ,135 ,628 ,398 ,463 ,195 ,398 ,628 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation ,285 ,101 ,406 ,101 ,592** ,192 ,503* ,101 ,174 ,174 1 -,032 ,174 ,503* ,593**
Sig. (2-tailed) ,223 ,673 ,076 ,673 ,006 ,418 ,024 ,673 ,463 ,463 ,895 ,463 ,024 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation ,663** ,314 ,061 -,105 ,252 ,390 -,105 ,105 ,303 ,303 -,032 1 -,182 -,105 ,389
Sig. (2-tailed) ,001 ,177 ,800 ,660 ,285 ,089 ,660 ,660 ,195 ,195 ,895 ,444 ,660 ,090
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation -,126 ,346 ,467* ,115 ,126 ,406 ,115 -,115 -,067 ,200 ,174 -,182 1 ,346 ,378
Sig. (2-tailed) ,597 ,135 ,038 ,628 ,597 ,076 ,628 ,628 ,780 ,398 ,463 ,444 ,135 ,100
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation ,218 ,400 ,346 ,400 ,000 ,302 ,200 ,400 ,346 ,115 ,503* -,105 ,346 1 ,626**
Sig. (2-tailed) ,355 ,081 ,135 ,081 1,000 ,196 ,398 ,081 ,135 ,628 ,024 ,660 ,135 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total Pearson Correlation ,524* ,714** ,547* ,393 ,556* ,593** ,393 ,422 ,513* ,614** ,593** ,389 ,378 ,626** 1
Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,013 ,086 ,011 ,006 ,086 ,064 ,021 ,004 ,006 ,090 ,100 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.


Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 20 maka
r tabel = 0,444 (r tabel pada n = 20 dengan uji dua sisi).
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid
Yang valid no. 1,2,3,5,6,9,10,11,14
128

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,789 9
129

TABULASI KUESIONER PERSEPSI IBU

PERNYATAAN
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 4 4 2 4 2 4 4 1 4 3 4 4 4 1 1 3 2 2 1 1 3 4 62
2 2 2 3 2 1 4 4 2 4 3 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 60
3 2 3 2 3 3 4 4 1 4 2 4 4 4 3 1 2 3 3 3 4 2 4 65
4 2 2 3 1 3 4 4 2 4 2 4 3 4 2 1 2 2 2 4 4 2 4 61
5 3 3 2 3 3 4 4 1 4 3 4 3 3 1 4 3 3 3 4 4 2 3 67
6 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 68
7 2 3 3 2 3 3 4 2 4 3 4 1 3 2 1 2 3 3 3 4 3 4 62
8 3 2 2 3 2 4 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 71
9 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 1 2 3 2 4 2 73
10 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 2 2 3 2 1 2 2 4 1 63
11 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 1 1 2 2 2 67
12 1 2 3 1 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 46
13 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 44
14 4 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 73
15 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 43
16 3 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 3 1 3 4 2 1 2 4 2 65
17 2 2 2 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 61
18 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 2 62
19 4 3 4 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 4 1 4 3 3 3 3 2 4 68
20 2 1 3 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 45
130

UJI VALIDITAS

Correlations
[DataSet0]
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 Total
P1 Pearson Correlation 1 ,624** ,098 ,652** -,093 ,542* ,442 ,236 ,482* ,681** ,539* ,076 ,498* ,070 ,217 ,910** -,134 -,078 -,294 -,238 ,594** -,145 ,639**
Sig. (2-tailed) ,003 ,682 ,002 ,695 ,014 ,051 ,316 ,031 ,001 ,014 ,749 ,025 ,770 ,358 ,000 ,573 ,742 ,208 ,312 ,006 ,541 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation ,624** 1 ,073 ,719** ,198 ,509* ,586** -,095 ,582** ,569** ,638** ,101 ,594** -,139 -,046 ,569** ,266 -,127 -,357 -,090 ,523* ,019 ,626**
Sig. (2-tailed) ,003 ,761 ,000 ,403 ,022 ,007 ,691 ,007 ,009 ,002 ,671 ,006 ,559 ,847 ,009 ,256 ,594 ,122 ,705 ,018 ,937 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation ,098 ,073 1 -,010 -,274 -,087 ,090 ,304 -,183 -,014 -,028 ,217 ,013 ,375 ,148 ,265 -,244 -,143 -,011 -,124 -,262 ,075 ,115
Sig. (2-tailed) ,682 ,761 ,967 ,243 ,714 ,707 ,192 ,439 ,953 ,907 ,358 ,957 ,103 ,532 ,259 ,299 ,547 ,965 ,602 ,264 ,754 ,628
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation ,652** ,719** -,010 1 -,072 ,692** ,563** ,173 ,508* ,581** ,346 ,306 ,526* ,150 ,124 ,581** -,015 -,099 -,433 -,222 ,408 -,134 ,612**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,967 ,764 ,001 ,010 ,467 ,022 ,007 ,135 ,190 ,017 ,528 ,601 ,007 ,950 ,678 ,057 ,348 ,074 ,574 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation -,093 ,198 -,274 -,072 1 ,084 ,345 -,306 ,290 ,111 ,300 -,228 ,285 -,409 ,068 -,205 ,208 ,137 ,401 ,515* ,152 ,254 ,259
Sig. (2-tailed) ,695 ,403 ,243 ,764 ,726 ,136 ,190 ,214 ,643 ,199 ,333 ,224 ,073 ,774 ,385 ,380 ,564 ,080 ,020 ,521 ,281 ,271
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation ,542* ,509* -,087 ,692** ,084 1 ,819** ,037 ,809** ,555* ,647** ,103 ,747** -,010 ,008 ,418 -,105 -,038 -,201 ,061 ,407 -,020 ,683**
Sig. (2-tailed) ,014 ,022 ,714 ,001 ,726 ,000 ,876 ,000 ,011 ,002 ,666 ,000 ,965 ,973 ,067 ,660 ,874 ,394 ,799 ,075 ,933 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation ,442 ,586** ,090 ,563** ,345 ,819** 1 -,133 ,777** ,566** ,712** ,061 ,821** -,250 -,022 ,274 ,000 ,101 -,069 ,163 ,306 ,240 ,713**
Sig. (2-tailed) ,051 ,007 ,707 ,010 ,136 ,000 ,577 ,000 ,009 ,000 ,799 ,000 ,287 ,928 ,242 1,000 ,672 ,773 ,494 ,189 ,308 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation ,236 -,095 ,304 ,173 -,306 ,037 -,133 1 ,068 ,241 -,077 ,029 ,095 ,550* ,387 ,327 -,302 -,109 -,078 -,089 ,288 -,389 ,215
Sig. (2-tailed) ,316 ,691 ,192 ,467 ,190 ,876 ,577 ,776 ,306 ,746 ,904 ,691 ,012 ,092 ,159 ,196 ,648 ,744 ,708 ,218 ,090 ,363
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation ,482* ,582** -,183 ,508* ,290 ,809** ,777** ,068 1 ,560* ,839** ,062 ,787** -,171 ,000 ,336 ,000 ,088 -,084 ,166 ,569** ,055 ,732**
Sig. (2-tailed) ,031 ,007 ,439 ,022 ,214 ,000 ,000 ,776 ,010 ,000 ,794 ,000 ,472 1,000 ,147 1,000 ,711 ,723 ,484 ,009 ,819 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation ,681** ,569** -,014 ,581** ,111 ,555* ,566** ,241 ,560* 1 ,483* -,126 ,561* ,065 ,118 ,526* ,083 ,011 -,318 -,028 ,426 -,118 ,615**
Sig. (2-tailed) ,001 ,009 ,953 ,007 ,643 ,011 ,009 ,306 ,010 ,031 ,596 ,010 ,786 ,621 ,017 ,728 ,963 ,172 ,906 ,061 ,621 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation ,539* ,638** -,028 ,346 ,300 ,647** ,712** -,077 ,839** ,483* 1 ,083 ,794** -,141 ,025 ,483* ,218 ,303 ,096 ,295 ,616** ,301 ,817**
Sig. (2-tailed) ,014 ,002 ,907 ,135 ,199 ,002 ,000 ,746 ,000 ,031 ,728 ,000 ,554 ,916 ,031 ,357 ,195 ,686 ,207 ,004 ,198 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation ,076 ,101 ,217 ,306 -,228 ,103 ,061 ,029 ,062 -,126 ,083 1 ,261 ,313 ,131 ,111 -,225 ,199 ,024 -,246 -,168 ,196 ,236
131

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 Total
Sig. (2-tailed) ,749 ,671 ,358 ,190 ,333 ,666 ,799 ,904 ,794 ,596 ,728 ,267 ,180 ,583 ,643 ,341 ,399 ,921 ,296 ,478 ,408 ,317
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation ,498* ,594** ,013 ,526* ,285 ,747** ,821** ,095 ,787** ,561* ,794** ,261 1 ,007 ,149 ,387 ,019 ,195 -,102 ,155 ,536* ,235 ,830**
Sig. (2-tailed) ,025 ,006 ,957 ,017 ,224 ,000 ,000 ,691 ,000 ,010 ,000 ,267 ,978 ,531 ,092 ,937 ,409 ,670 ,515 ,015 ,319 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation ,070 -,139 ,375 ,150 -,409 -,010 -,250 ,550* -,171 ,065 -,141 ,313 ,007 1 ,205 ,281 ,032 ,097 -,169 -,064 ,011 -,137 ,164
Sig. (2-tailed) ,770 ,559 ,103 ,528 ,073 ,965 ,287 ,012 ,472 ,786 ,554 ,180 ,978 ,387 ,229 ,895 ,685 ,477 ,788 ,963 ,565 ,489
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation ,217 -,046 ,148 ,124 ,068 ,008 -,022 ,387 ,000 ,118 ,025 ,131 ,149 ,205 1 ,398 -,209 ,278 ,258 ,174 ,247 -,098 ,377
Sig. (2-tailed) ,358 ,847 ,532 ,601 ,774 ,973 ,928 ,092 1,000 ,621 ,916 ,583 ,531 ,387 ,082 ,378 ,235 ,273 ,462 ,293 ,681 ,101
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P16 Pearson Correlation ,910** ,569** ,265 ,581** -,205 ,418 ,274 ,327 ,336 ,526* ,483* ,111 ,387 ,281 ,398 1 -,021 ,011 -,175 -,098 ,570** -,118 ,660**
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,259 ,007 ,385 ,067 ,242 ,159 ,147 ,017 ,031 ,643 ,092 ,229 ,082 ,931 ,963 ,460 ,680 ,009 ,621 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P17 Pearson Correlation -,134 ,266 -,244 -,015 ,208 -,105 ,000 -,302 ,000 ,083 ,218 -,225 ,019 ,032 -,209 -,021 1 ,278 -,016 ,431 ,032 ,288 ,128
Sig. (2-tailed) ,573 ,256 ,299 ,950 ,380 ,660 1,000 ,196 1,000 ,728 ,357 ,341 ,937 ,895 ,378 ,931 ,235 ,948 ,058 ,895 ,218 ,591
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P18 Pearson Correlation -,078 -,127 -,143 -,099 ,137 -,038 ,101 -,109 ,088 ,011 ,303 ,199 ,195 ,097 ,278 ,011 ,278 1 ,629** ,599** ,097 ,704** ,427
Sig. (2-tailed) ,742 ,594 ,547 ,678 ,564 ,874 ,672 ,648 ,711 ,963 ,195 ,399 ,409 ,685 ,235 ,963 ,235 ,003 ,005 ,685 ,001 ,060
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P19 Pearson Correlation -,294 -,357 -,011 -,433 ,401 -,201 -,069 -,078 -,084 -,318 ,096 ,024 -,102 -,169 ,258 -,175 -,016 ,629** 1 ,721** -,114 ,485* ,142
Sig. (2-tailed) ,208 ,122 ,965 ,057 ,080 ,394 ,773 ,744 ,723 ,172 ,686 ,921 ,670 ,477 ,273 ,460 ,948 ,003 ,000 ,631 ,030 ,551
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P20 Pearson Correlation -,238 -,090 -,124 -,222 ,515* ,061 ,163 -,089 ,166 -,028 ,295 -,246 ,155 -,064 ,174 -,098 ,431 ,599** ,721** 1 -,011 ,595** ,367
Sig. (2-tailed) ,312 ,705 ,602 ,348 ,020 ,799 ,494 ,708 ,484 ,906 ,207 ,296 ,515 ,788 ,462 ,680 ,058 ,005 ,000 ,964 ,006 ,111
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P21 Pearson Correlation ,594** ,523* -,262 ,408 ,152 ,407 ,306 ,288 ,569** ,426 ,616** -,168 ,536* ,011 ,247 ,570** ,032 ,097 -,114 -,011 1 -,190 ,586**
Sig. (2-tailed) ,006 ,018 ,264 ,074 ,521 ,075 ,189 ,218 ,009 ,061 ,004 ,478 ,015 ,963 ,293 ,009 ,895 ,685 ,631 ,964 ,423 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P22 Pearson Correlation -,145 ,019 ,075 -,134 ,254 -,020 ,240 -,389 ,055 -,118 ,301 ,196 ,235 -,137 -,098 -,118 ,288 ,704** ,485* ,595** -,190 1 ,309
Sig. (2-tailed) ,541 ,937 ,754 ,574 ,281 ,933 ,308 ,090 ,819 ,621 ,198 ,408 ,319 ,565 ,681 ,621 ,218 ,001 ,030 ,006 ,423 ,184
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total Pearson Correlation ,639** ,626** ,115 ,612** ,259 ,683** ,713** ,215 ,732** ,615** ,817** ,236 ,830** ,164 ,377 ,660** ,128 ,427 ,142 ,367 ,586** ,309 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,003 ,628 ,004 ,271 ,001 ,000 ,363 ,000 ,004 ,000 ,317 ,000 ,489 ,101 ,002 ,591 ,060 ,551 ,111 ,007 ,184
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

No. Kuesioner yang valid: 1,2,4,6,7,9,10,11,13,16,21


132

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,936 11
133

TABULASI KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

PERNYATAAN Total
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 2 2 3 4 1 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 3 4 61
2 2 2 3 1 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 57
3 2 3 2 3 3 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 2 1 4 2 4 60
4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 2 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 63
5 3 3 4 3 3 4 1 4 4 1 1 3 3 1 4 3 4 4 2 3 58
6 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 64
7 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 1 4 3 3 4 3 4 62
8 3 2 2 2 3 4 1 4 4 2 4 3 4 2 4 2 2 4 4 4 60
9 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 1 4 2 2 4 4 4 62
10 3 3 2 3 3 4 1 4 4 2 1 4 4 1 4 2 4 4 4 4 61
11 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 1 3 2 4 65
12 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 40
13 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 40
14 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 3 67
15 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 39
16 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 1 2 3 2 45
17 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 3 60
18 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 57
19 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 3 2 4 60
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 2 42
134

UJI VALIDITAS

Correlations
[DataSet0]
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total
P1 Pearson Correlation 1 ,363 ,502* -,031 ,522* ,304 ,276 ,218 ,244 ,390 -,280 ,375 ,395 ,347 ,468* ,279 ,337 ,419 ,363 ,396 ,604**
Sig. (2-tailed) ,115 ,024 ,898 ,018 ,192 ,238 ,356 ,299 ,089 ,232 ,104 ,084 ,134 ,037 ,234 ,146 ,066 ,115 ,084 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation ,624
,363 1 ,578** ,407 ,330 ,118 ,138 ,455* ,401 ,293 -,144 ,520* ,396 -,052 ,529* ,235 ,141 ,152 ,590** ,598**
**
Sig. (2-tailed) ,115 ,008 ,075 ,155 ,621 ,561 ,044 ,080 ,210 ,544 ,019 ,084 ,827 ,016 ,319 ,554 ,003 ,524 ,006 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation -
,502* ,578** 1 -,076 ,401 ,327 ,330 ,377 ,304 ,336 -,256 ,254 ,277 ,227 ,422 ,142 ,058 ,289 ,337 ,487*
,151
Sig. (2-tailed) ,024 ,008 ,749 ,079 ,159 ,156 ,101 ,192 ,147 ,276 ,279 ,237 ,336 ,064 ,550 ,807 ,217 ,526 ,146 ,029
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation ,635
-,031 ,407 -,076 1 ,123 ,100 -,404 ,392 ,377 -,269 ,172 ,175 ,320 -,410 ,421 ,188 ,392 ,161 ,441 ,370
**
Sig. (2-tailed) ,898 ,075 ,749 ,606 ,675 ,078 ,087 ,101 ,252 ,467 ,460 ,169 ,073 ,064 ,427 ,087 ,003 ,497 ,052 ,109
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation ,509 -
,522* ,330 ,401 ,123 1 ,679** ,123 ,530* ,326 ,131 -,110 ,370 ,508* ,251 ,698** -,150 ,107 ,560* ,611**
* ,069
Sig. (2-tailed) ,018 ,155 ,079 ,606 ,001 ,606 ,016 ,161 ,581 ,645 ,109 ,022 ,286 ,001 ,529 ,654 ,022 ,772 ,010 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation ,450 -
,304 ,118 ,327 ,100 ,679** 1 -,268 ,685** ,544* -,015 ,042 ,251 ,644** ,071 ,700** -,126 ,160 ,425 ,557*
* ,021
Sig. (2-tailed) ,192 ,621 ,159 ,675 ,001 ,252 ,001 ,013 ,948 ,859 ,286 ,002 ,765 ,001 ,597 ,499 ,046 ,931 ,062 ,011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation -
,276 ,138 ,330 -,404 ,123 -,268 1 -,346 -,140 ,617** -,047 ,175 -,127 ,565** -,101 ,043 -,214 -,290 -,155 ,092
,069
Sig. (2-tailed) ,238 ,561 ,156 ,078 ,606 ,252 ,135 ,557 ,004 ,844 ,460 ,593 ,009 ,670 ,856 ,365 ,215 ,772 ,515 ,701
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation ,746
,218 ,455* ,377 ,392 ,530* ,685** -,346 1 ,632** ,068 ,358 ,435 ,742** -,260 ,812** ,019 ,253 ,091 ,830** ,738**
**
Sig. (2-tailed) ,356 ,044 ,101 ,087 ,016 ,001 ,135 ,003 ,777 ,121 ,055 ,000 ,267 ,000 ,937 ,282 ,000 ,703 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation ,643
,244 ,401 ,304 ,377 ,326 ,544* -,140 ,632** 1 -,005 ,402 ,464* ,848** -,035 ,790** ,158 ,473* ,183 ,607** ,770**
**
Sig. (2-tailed) ,299 ,080 ,192 ,101 ,161 ,013 ,557 ,003 ,983 ,079 ,039 ,000 ,883 ,000 ,506 ,035 ,002 ,439 ,005 ,000
135

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation ,390 ,293 ,336 -,269 ,131 -,015 ,617** ,068 -,005 1 ,015 ,514* ,202 ,478* ,153 ,269 -,244 ,053 ,203 ,206 ,379
Sig. (2-tailed) ,089 ,210 ,147 ,252 ,581 ,948 ,004 ,777 ,983 ,949 ,021 ,392 ,033 ,519 ,252 ,300 ,823 ,391 ,384 ,100
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation -,280 -,144 -,256 ,172 -,110 ,042 -,047 ,358 ,402 ,015 1 ,261 ,404 -,142 ,305 ,039 ,019 ,214 ,136 ,372 ,313
Sig. (2-tailed) ,232 ,544 ,276 ,467 ,645 ,859 ,844 ,121 ,079 ,949 ,267 ,078 ,551 ,191 ,871 ,936 ,365 ,568 ,106 ,179
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation ,375 ,520* ,254 ,175 ,370 ,251 ,175 ,435 ,464* ,514* ,261 1 ,606** ,264 ,644** ,444* ,198 ,406 ,281 ,647** ,747**
Sig. (2-tailed) ,104 ,019 ,279 ,460 ,109 ,286 ,460 ,055 ,039 ,021 ,267 ,005 ,261 ,002 ,050 ,403 ,076 ,230 ,002 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation ,704
,395 ,396 ,277 ,320 ,508* ,644** -,127 ,742** ,848** ,202 ,404 ,606** 1 ,074 ,831** ,202 ,344 ,223 ,792** ,870**
**
Sig. (2-tailed) ,084 ,084 ,237 ,169 ,022 ,002 ,593 ,000 ,000 ,392 ,078 ,005 ,755 ,000 ,393 ,137 ,001 ,345 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation -
,347 -,052 ,227 -,410 ,251 ,071 ,565** -,260 -,035 ,478* -,142 ,264 ,074 1 -,014 ,174 -,403 -,342 -,144 ,138
,104
Sig. (2-tailed) ,134 ,827 ,336 ,073 ,286 ,765 ,009 ,267 ,883 ,033 ,551 ,261 ,755 ,954 ,462 ,078 ,140 ,662 ,546 ,562
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation ,833
,468* ,529* ,422 ,421 ,698** ,700** -,101 ,812** ,790** ,153 ,305 ,644** ,831** -,014 1 ,236 ,431 ,254 ,828** ,940**
**
Sig. (2-tailed) ,037 ,016 ,064 ,064 ,001 ,001 ,670 ,000 ,000 ,519 ,191 ,002 ,000 ,954 ,317 ,058 ,000 ,279 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P16 Pearson Correlation ,279 ,235 ,142 ,188 -,150 -,126 ,043 ,019 ,158 ,269 ,039 ,444* ,202 ,174 ,236 1 ,383 ,205 ,209 ,193 ,378
Sig. (2-tailed) ,234 ,319 ,550 ,427 ,529 ,597 ,856 ,937 ,506 ,252 ,871 ,050 ,393 ,462 ,317 ,096 ,387 ,376 ,414 ,100
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P17 Pearson Correlation ,487
,337 ,141 ,058 ,392 ,107 ,160 -,214 ,253 ,473* -,244 ,019 ,198 ,344 -,403 ,431 ,383 1 ,084 ,363 ,411
*
Sig. (2-tailed) ,146 ,554 ,807 ,087 ,654 ,499 ,365 ,282 ,035 ,300 ,936 ,403 ,137 ,078 ,058 ,096 ,029 ,724 ,116 ,072
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P18 Pearson Correlation ,419 ,624** ,289 ,635** ,509* ,450* -,290 ,746** ,643** ,053 ,214 ,406 ,704** -,342 ,833** ,205 ,487* 1 ,315 ,830** ,790**
Sig. (2-tailed) ,066 ,003 ,217 ,003 ,022 ,046 ,215 ,000 ,002 ,823 ,365 ,076 ,001 ,140 ,000 ,387 ,029 ,176 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P19 Pearson Correlation ,363 ,152 -,151 ,161 -,069 -,021 -,069 ,091 ,183 ,203 ,136 ,281 ,223 -,104 ,254 ,209 ,084 ,315 1 ,172 ,306
Sig. (2-tailed) ,115 ,524 ,526 ,497 ,772 ,931 ,772 ,703 ,439 ,391 ,568 ,230 ,345 ,662 ,279 ,376 ,724 ,176 ,468 ,189
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P20 Pearson Correlation ,830
,396 ,590** ,337 ,441 ,560* ,425 -,155 ,830** ,607** ,206 ,372 ,647** ,792** -,144 ,828** ,193 ,363 ,172 1 ,850**
**
Sig. (2-tailed) ,084 ,006 ,146 ,052 ,010 ,062 ,515 ,000 ,005 ,384 ,106 ,002 ,000 ,546 ,000 ,414 ,116 ,000 ,468 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total Pearson Correlation ,790
,604** ,598** ,487* ,370 ,611** ,557* ,092 ,738** ,770** ,379 ,313 ,747** ,870** ,138 ,940** ,378 ,411 ,306 ,850** 1
**
136

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total
Sig. (2-tailed) ,005 ,005 ,029 ,109 ,004 ,011 ,701 ,000 ,000 ,100 ,179 ,000 ,000 ,562 ,000 ,100 ,072 ,000 ,189 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Kuesioner yang valid : 1,2,3,5,6,8,9,12,13,15,18,20


137

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,929 12
138

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PROMOSI SUSU

FORMULA

PERNYATAAN
Resp. Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 10
2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4
6 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 7
7 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 7
8 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 5
9 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12
10 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6
11 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9
12 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
15 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 8
16 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9
17 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
18 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5
19 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
20 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6
139

UJI VALIDITAS
Correlations
[DataSet0]
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total
P1 Pearson Correlation 1 ,436 -,154 ,429 ,429 ,285 -,356 ,285 ,378 -,023 ,285 -,055 ,134 -,023 ,456*
Sig. (2-tailed) ,054 ,518 ,059 ,059 ,223 ,123 ,223 ,100 ,924 ,223 ,819 ,574 ,924 ,043
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation ,436 1 ,302 ,218 ,218 ,302 ,000 ,302 ,346 ,314 ,101 ,500* ,000 ,105 ,622**
Sig. (2-tailed) ,054 ,196 ,355 ,355 ,196 1,000 ,196 ,135 ,177 ,673 ,025 1,000 ,660 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation -,154 ,302 1 -,066 -,066 -,212 -,082 ,192 -,058 ,179 -,010 ,050 -,123 ,179 ,181
Sig. (2-tailed) ,518 ,196 ,783 ,783 ,369 ,731 ,418 ,808 ,450 ,966 ,833 ,605 ,450 ,445
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation ,429 ,218 -,066 11,000** ,154 ,134 -,066 ,126 ,023 ,592** ,327 ,535* -,206 ,623**
Sig. (2-tailed) ,059 ,355 ,783 ,000 ,518 ,574 ,783 ,597 ,924 ,006 ,159 ,015 ,384 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation ,429 ,218 -,0661,000** 1 ,154 ,134 -,066 ,126 ,023 ,592** ,327 ,535* -,206 ,623**
Sig. (2-tailed) ,059 ,355 ,783 ,000 ,518 ,574 ,783 ,597 ,924 ,006 ,159 ,015 ,384 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation ,285 ,302 -,212 ,154 ,154 1 ,123 ,394 ,406 ,179 ,192 ,302 ,082 ,179 ,534*
Sig. (2-tailed) ,223 ,196 ,369 ,518 ,518 ,605 ,086 ,076 ,450 ,418 ,196 ,731 ,450 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation -,356 ,000 -,082 ,134 ,134 ,123 1 -,082 -,236 ,171 ,328 ,153 ,250 -,257 ,202
Sig. (2-tailed) ,123 1,000 ,731 ,574 ,574 ,605 ,731 ,317 ,471 ,158 ,519 ,288 ,274 ,393
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation ,285 ,302 ,192 -,066 -,066 ,394 -,082 1 ,406 ,179 ,192 ,050 ,082 ,390 ,502*
Sig. (2-tailed) ,223 ,196 ,418 ,783 ,783 ,086 ,731 ,076 ,450 ,418 ,833 ,731 ,089 ,024
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation ,378 ,346 -,058 ,126 ,126 ,406 -,236 ,406 1 ,061 ,174 ,289 ,236 ,061 ,488*
Sig. (2-tailed) ,100 ,135 ,808 ,597 ,597 ,076 ,317 ,076 ,800 ,463 ,217 ,317 ,800 ,029
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation -,023 ,314 ,179 ,023 ,023 ,179 ,171 ,179 ,061 1 -,032 ,681** -,171 -,099 ,366
Sig. (2-tailed) ,924 ,177 ,450 ,924 ,924 ,450 ,471 ,450 ,800 ,895 ,001 ,471 ,678 ,112
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation ,285 ,101 -,010 ,592** ,592** ,192 ,328 ,192 ,174 -,032 1 ,050 ,903** ,179 ,694**
Sig. (2-tailed) ,223 ,673 ,966 ,006 ,006 ,418 ,158 ,418 ,463 ,895 ,833 ,000 ,450 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation -,055 ,500* ,050 ,327 ,327 ,302 ,153 ,050 ,289 ,681** ,050 1 ,102 -,105 ,534*
Sig. (2-tailed) ,819 ,025 ,833 ,159 ,159 ,196 ,519 ,833 ,217 ,001 ,833 ,669 ,660 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation ,134 ,000 -,123 ,535* ,535* ,082 ,250 ,082 ,236 -,171 ,903** ,102 1 ,257 ,580**
Sig. (2-tailed) ,574 1,000 ,605 ,015 ,015 ,731 ,288 ,731 ,317 ,471 ,000 ,669 ,274 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation -,023 ,105 ,179 -,206 -,206 ,179 -,257 ,390 ,061 -,099 ,179 -,105 ,257 1 ,232
Sig. (2-tailed) ,924 ,660 ,450 ,384 ,384 ,450 ,274 ,089 ,800 ,678 ,450 ,660 ,274 ,324
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total Pearson Correlation ,456* ,622** ,181 ,623** ,623** ,534* ,202 ,502* ,488* ,366 ,694** ,534* ,580** ,232 1
Sig. (2-tailed) ,043 ,003 ,445 ,003 ,003 ,015 ,393 ,024 ,029 ,112 ,001 ,015 ,007 ,324
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.


Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 20 maka
r tabel = 0,444 (r tabel pada n = 20 dengan uji dua sisi).
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid
: 1,2,4,5,6,8,9,11,12,13
140

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,798 10
141

VALIDITAS DAN RELIABILITAS DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN

PERNYATAAN
Resp. Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 3 2 2 2 3 4 1 4 2 2 4 4 33
2 2 3 3 1 2 4 2 4 2 2 4 4 33
3 2 2 2 3 3 4 1 4 3 3 4 4 35
4 3 2 3 3 3 4 2 4 2 2 4 3 35
5 3 3 4 3 3 4 1 4 3 3 1 3 35
6 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 36
7 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 36
8 3 2 2 2 3 4 1 4 2 2 4 3 32
9 3 2 3 2 3 3 3 4 1 3 4 4 35
10 3 2 2 3 3 4 1 4 2 3 1 4 32
11 3 1 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 38
12 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 27
13 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 24
14 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 1 4 37
15 2 1 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 24
16 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 3 30
17 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 2 4 34
18 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 32
19 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 1 4 35
20 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 26
142

UJI VALIDITAS
Correlations
[DataSet0]
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Total
P1 Pearson Correlation 1 ,279 ,502* -,031 ,522* ,304 ,276 ,218 ,121 ,363 -,280 ,375 ,576**
Sig. (2-tailed) ,234 ,024 ,898 ,018 ,192 ,238 ,356 ,611 ,115 ,232 ,104 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation ,279 1 ,142 ,188 -,150 -,126 ,043 ,019 ,304 ,235 ,039 ,444* ,415
Sig. (2-tailed) ,234 ,550 ,427 ,529 ,597 ,856 ,937 ,192 ,319 ,871 ,050 ,069
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation ,502* ,142 1 -,076 ,401 ,327 ,330 ,377 ,113 ,578** -,256 ,254 ,607**
Sig. (2-tailed) ,024 ,550 ,749 ,079 ,159 ,156 ,101 ,635 ,008 ,276 ,279 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation -,031 ,188 -,076 1 ,123 ,100 -,404 ,392 ,208 ,407 ,172 ,175 ,368
Sig. (2-tailed) ,898 ,427 ,749 ,606 ,675 ,078 ,087 ,380 ,075 ,467 ,460 ,110
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation ,522* -,150 ,401 ,123 1 ,679** ,123 ,530* -,254 ,330 -,110 ,370 ,584**
Sig. (2-tailed) ,018 ,529 ,079 ,606 ,001 ,606 ,016 ,281 ,155 ,645 ,109 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation ,304 -,126 ,327 ,100 ,679** 1 -,268 ,685** -,083 ,118 ,042 ,251 ,521*
Sig. (2-tailed) ,192 ,597 ,159 ,675 ,001 ,252 ,001 ,728 ,621 ,859 ,286 ,019
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation ,276 ,043 ,330 -,404 ,123 -,268 1 -,346 -,138 ,138 -,047 ,175 ,171
Sig. (2-tailed) ,238 ,856 ,156 ,078 ,606 ,252 ,135 ,561 ,561 ,844 ,460 ,470
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation ,218 ,019 ,377 ,392 ,530* ,685** -,346 1 -,091 ,455* ,358 ,435 ,720**
Sig. (2-tailed) ,356 ,937 ,101 ,087 ,016 ,001 ,135 ,703 ,044 ,121 ,055 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation ,121 ,304 ,113 ,208 -,254 -,083 -,138 -,091 1 ,212 -,309 -,051 ,118
Sig. (2-tailed) ,611 ,192 ,635 ,380 ,281 ,728 ,561 ,703 ,369 ,185 ,830 ,620
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation ,363 ,235 ,578** ,407 ,330 ,118 ,138 ,455* ,212 1 -,144 ,520* ,664**
Sig. (2-tailed) ,115 ,319 ,008 ,075 ,155 ,621 ,561 ,044 ,369 ,544 ,019 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation -,280 ,039 -,256 ,172 -,110 ,042 -,047 ,358 -,309 -,144 1 ,261 ,264
Sig. (2-tailed) ,232 ,871 ,276 ,467 ,645 ,859 ,844 ,121 ,185 ,544 ,267 ,261
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation ,375 ,444* ,254 ,175 ,370 ,251 ,175 ,435 -,051 ,520* ,261 1 ,729**
Sig. (2-tailed) ,104 ,050 ,279 ,460 ,109 ,286 ,460 ,055 ,830 ,019 ,267 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total Pearson Correlation ,576** ,415 ,607** ,368 ,584** ,521* ,171 ,720** ,118 ,664** ,264 ,729** 1
Sig. (2-tailed) ,008 ,069 ,005 ,110 ,007 ,019 ,470 ,000 ,620 ,001 ,261 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.


Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 20 maka
r tabel = 0,444 (r tabel pada n = 20 dengan uji dua sisi).
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid
: 1,3,5,6,8.10.12
142

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,825 7
143

Tabulasi Hasil Penelitian


No. Umur Umur Tempat ASI
Responden Ibu Bayi Agama Pendidikan Pekerjaan Bersalin Penyuluhan jmlpengetahuan pengetahuan jmlpersepsi persepsi jumlahdukkel dukkel jmlprom promsufor jmlduknakes duknakes jmlasi EKSKLUSIF
1 1 7 Islam 2 2 2 2 8 3 38 2 43 2 9 3 26 2 2 2
2 1 7 Islam 2 2 2 2 6 2 34 2 37 2 8 3 22 2 2 2
3 3 12 Islam 3 2 2 2 9 3 33 2 37 2 10 3 23 2 2 2
4 1 11 Islam 2 1 2 1 2 1 21 1 34 1 9 3 14 1 0 1
5 2 7 Islam 2 2 2 2 6 2 33 2 39 2 7 2 22 2 2 2
6 1 8 Islam 2 2 2 2 6 2 34 2 39 2 8 3 23 2 2 2
7 2 11 Islam 2 1 1 1 2 1 29 1 37 2 6 2 21 2 0 1
8 1 10 Islam 3 2 2 2 8 3 36 2 40 2 9 3 24 2 2 2
9 1 7 Islam 1 1 2 1 3 1 20 1 37 2 4 1 22 2 1 1
10 1 11 Islam 3 2 2 2 4 1 34 2 39 2 8 3 22 2 2 2
11 2 12 Islam 3 1 2 2 5 1 31 2 32 1 8 3 21 2 1 1
12 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 36 2 44 2 8 3 26 2 2 2
13 1 7 Islam 2 2 2 2 4 1 35 2 44 2 7 2 25 2 1 1
14 1 7 Islam 2 1 1 1 5 1 33 2 24 1 4 1 18 1 0 1
15 1 12 Islam 3 2 2 2 7 3 34 2 36 2 8 3 21 2 2 2
16 1 7 Islam 1 1 2 1 3 1 16 1 25 1 5 1 14 1 1 1
17 1 7 Islam 3 2 2 2 9 3 35 2 41 2 10 3 23 2 2 2
18 1 9 Islam 2 2 2 1 2 1 15 1 26 1 5 1 14 1 0 1
19 2 11 Islam 2 2 2 2 6 2 36 2 42 2 10 3 25 2 2 2
20 1 8 Islam 3 2 2 2 7 3 33 2 36 2 8 3 22 2 2 2
21 1 8 Islam 2 1 2 1 4 1 19 1 26 1 4 1 15 1 0 1
22 1 7 Islam 3 2 2 2 8 3 36 2 37 2 9 3 21 2 2 2
23 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 34 2 36 2 8 3 21 2 2 2
24 3 12 Islam 2 1 2 1 5 1 23 1 23 1 7 2 13 1 1 1
25 1 11 Islam 3 2 2 2 7 3 34 2 35 1 8 3 23 2 2 2
26 1 7 Islam 3 2 2 2 8 3 32 2 39 2 8 3 23 2 2 2
27 3 8 Islam 3 2 2 2 9 3 34 2 37 2 8 3 21 2 2 2
28 1 11 Islam 2 2 2 1 5 1 17 1 17 1 7 2 9 1 1 1
29 2 10 Islam 2 2 2 2 6 2 34 2 39 2 7 2 23 2 2 2
30 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 36 2 37 2 8 3 22 2 2 2
31 2 11 Islam 3 2 2 2 9 3 38 2 40 2 10 3 24 2 2 2
32 1 12 Islam 2 2 2 1 7 3 17 1 30 1 4 1 20 1 0 1
33 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 34 2 36 2 8 3 21 2 2 2
34 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 37 2 44 2 8 3 25 2 2 2
35 2 7 Islam 1 2 2 1 4 1 32 2 32 1 5 1 15 1 0 1
36 1 12 Islam 3 1 2 2 8 3 37 2 44 2 9 3 24 2 2 2
37 1 7 Islam 2 2 2 1 3 1 35 2 34 1 4 1 21 2 1 1
38 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 33 2 32 1 8 3 22 2 2 2
144

39 1 9 Islam 3 2 2 2 7 3 35 2 30 1 8 3 22 2 2 2
40 1 11 Islam 2 2 2 1 7 3 33 2 36 2 6 2 23 2 2 2
41 1 8 Islam 3 2 2 2 9 3 33 2 32 1 10 3 23 2 2 2
42 1 8 Islam 1 2 2 1 8 3 13 1 39 2 5 1 23 2 0 1
43 2 7 Islam 2 2 2 2 8 3 32 2 31 1 7 2 23 2 2 2
44 1 7 Islam 3 2 2 2 9 3 34 2 33 1 9 3 22 2 1 1
45 1 12 Islam 3 2 2 2 9 3 34 2 36 2 9 3 22 2 2 2
46 1 11 Islam 3 2 2 2 8 3 32 2 26 1 8 3 12 1 0 1
47 2 7 Islam 3 2 2 2 7 3 35 2 39 2 8 3 24 2 2 2
48 1 8 Islam 3 2 2 2 4 1 33 2 34 1 8 3 22 2 2 2
49 2 11 Islam 2 2 2 1 6 2 16 1 26 1 5 1 12 1 0 1
50 1 10 Islam 3 2 2 2 8 3 34 2 37 2 9 3 22 2 2 2
51 1 7 Islam 2 2 2 1 3 1 32 2 37 2 4 1 21 2 2 2
52 1 11 Islam 3 1 2 2 7 3 32 2 37 2 10 3 22 2 1 1
53 2 12 Islam 3 2 2 2 7 3 31 2 38 2 8 3 21 2 2 2
54 1 7 Islam 3 2 2 2 8 3 31 2 38 2 8 3 24 2 2 2
55 1 7 Islam 3 2 2 2 9 3 34 2 37 2 10 3 22 2 2 2
56 3 7 Islam 1 1 2 1 5 1 17 1 24 1 7 2 8 1 0 1
57 1 12 Islam 2 2 2 2 6 2 32 2 37 2 8 3 22 2 2 2
58 2 7 Islam 2 2 2 2 6 2 31 2 38 2 8 3 21 2 2 2
59 1 7 Islam 1 1 2 1 2 1 32 2 37 2 5 1 22 2 0 1
60 1 9 Islam 3 2 2 2 9 3 31 2 38 2 10 3 21 2 2 2
61 3 11 Islam 1 2 2 1 1 1 20 1 24 1 5 1 13 1 0 1
62 1 8 Islam 2 2 2 2 6 2 34 2 37 2 7 2 22 2 2 2
63 2 8 Islam 3 1 2 2 8 3 31 2 37 2 9 3 21 2 2 2
64 1 7 Islam 2 2 2 2 6 2 32 2 37 2 7 2 22 2 0 1
65 2 7 Islam 3 2 2 2 8 3 31 2 38 2 9 3 21 2 2 2
66 1 12 Islam 2 2 2 1 7 3 36 2 45 2 6 2 26 2 2 2
67 1 11 Islam 3 2 2 2 4 1 35 2 37 2 9 3 22 2 1 1
68 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 33 2 39 2 8 3 24 2 2 2
69 2 8 Islam 2 2 2 1 5 1 21 1 23 1 6 2 13 1 1 1
70 1 11 Islam 3 2 2 2 9 3 38 2 44 2 10 3 24 2 2 2
71 1 10 Islam 1 2 2 1 5 1 21 1 23 1 6 2 13 1 0 1
72 1 7 Islam 2 2 2 2 6 2 40 2 44 2 7 2 26 2 2 2
73 1 11 Islam 1 2 2 1 7 3 34 2 36 2 6 2 23 2 2 2
74 1 12 Islam 2 1 2 1 5 1 24 1 31 1 5 1 22 2 0 1
75 1 7 Islam 3 2 2 2 7 3 34 2 37 2 8 3 21 2 2 2
76 1 7 Islam 3 2 2 2 8 3 34 2 38 2 8 3 22 2 2 2
145

Frequency Table
umur ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
17-25th 56 73,7 73,7 73,7
26-35th 15 19,7 19,7 93,4
Valid 36-45th 5 6,6 6,6 100,0
Total 76 100,0 100,0

umur bayi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
7 33 43,4 43,4 43,4
8 10 13,2 13,2 56,6
9 3 3,9 3,9 60,5
Valid 10 4 5,3 5,3 65,8
11 15 19,7 19,7 85,5
12 11 14,5 14,5 100,0
Total 76 100,0 100,0

agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Islam 76 100,0 100,0 100,0

pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pend. dasar 9 11,8 11,8 11,8
Pend. menengah 28 36,8 36,8 48,7
Valid Pend. tinggi 39 51,3 51,3 100,0
Total 76 100,0 100,0

pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
bekerja 14 18,4 18,4 18,4
Valid tdk bekerja 62 81,6 81,6 100,0
Total 76 100,0 100,0
146

tempat bersalin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
non faskes 2 2,6 2,6 2,6
Valid faskes 74 97,4 97,4 100,0
Total 76 100,0 100,0

penyuluhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ya 24 31,6 31,6 31,6
Valid tdk 52 68,4 68,4 100,0
Total 76 100,0 100,0

pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
kurang 23 30,3 30,3 30,3
cukup 11 14,5 14,5 44,7
Valid baik 42 55,3 55,3 100,0
Total 76 100,0 100,0

persepsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
negatif 16 21,1 21,1 21,1
Valid positif 60 78,9 78,9 100,0
Total 76 100,0 100,0

dukungan klrg
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
negatif 25 32,9 32,9 32,9
Valid positif 51 67,1 67,1 100,0
Total 76 100,0 100,0

promosi sufor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
kurang 14 18,4 18,4 18,4
cukup 16 21,1 21,1 39,5
Valid baik 46 60,5 60,5 100,0
Total 76 100,0 100,0
147

dukungan nakes
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
negatif 15 19,7 19,7 19,7
Valid positif 61 80,3 80,3 100,0
Total 76 100,0 100,0

ASI eksklusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tdk eksklusif 27 35,5 35,5 35,5
Valid eksklusif 49 64,5 64,5 100,0
Total 76 100,0 100,0
148

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
duknakes * ASI
76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%
EKSKLUSIF
promsufor * ASI
76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%
EKSKLUSIF
dukkel * ASI EKSKLUSIF 76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%
persepsi * ASI
76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%
EKSKLUSIF
pengetahuan * ASI
76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%
EKSKLUSIF
Tempat Bersalin * ASI
76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%
EKSKLUSIF
Pekerjaan * ASI
76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%
EKSKLUSIF

duknakes * ASI EKSKLUSIF

Crosstab
ASI EKSKLUSIF
tidak ekslusif ekslusif Total
duknakes negatif Count 15 0 15
% within duknakes 100,0% 0,0% 100,0%
positif Count 12 49 61
% within duknakes 19,7% 80,3% 100,0%
Total Count 27 49 76
% within duknakes 35,5% 64,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 33,916 1 ,000

Continuity Correction 30,500 1 ,000

Likelihood Ratio 38,407 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear
33,470 1 ,000
Association
N of Valid Cases 76
149

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

For cohort ASI EKSKLUSIF = tidak


5,083 3,061 8,441
ekslusif

N of Valid Cases 76

promsufor * ASI EKSKLUSIF

Crosstab
ASI EKSKLUSIF
tidak ekslusif ekslusif Total
promsufor kurang Count 13 1 14
% within promsufor 92,9% 7,1% 100,0%
cukup Count 8 8 16
% within promsufor 50,0% 50,0% 100,0%
baik Count 6 40 46
% within promsufor 13,0% 87,0% 100,0%
Total Count 27 49 76
% within promsufor 35,5% 64,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Value df Significance (2-sided)

Pearson Chi-Square 31,704 2 ,000

Likelihood Ratio 33,889 2 ,000

Linear-by-Linear Association 31,244 1 ,000

N of Valid Cases 76
150

dukkel * ASI EKSKLUSIF

Crosstab

ASI EKSKLUSIF

tidak ekslusif ekslusif Total

dukkel negatif Count 19 6 25

% within dukkel 76,0% 24,0% 100,0%

positif Count 8 43 51

% within dukkel 15,7% 84,3% 100,0%


Total Count
27 49 76

% within dukkel 35,5% 64,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 26,644 1 ,000

Continuity Correction 24,076 1 ,000

Likelihood Ratio 27,032 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear
26,293 1 ,000
Association
N of Valid Cases 76

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for dukkel (negatif / positif)
17,021 5,187 55,851

For cohort ASI EKSKLUSIF = tidak


ekslusif 4,845 2,471 9,500

For cohort ASI EKSKLUSIF = ekslusif


,285 ,140 ,578

N of Valid Cases
76
151

persepsi * ASI EKSKLUSIF

Crosstab

ASI EKSKLUSIF
tidak ekslusif ekslusif Total
persepsi negatif Count
16 0 16

% within persepsi 100,0% 0,0% 100,0%


positif Count 11 49 60
% within persepsi 18,3% 81,7% 100,0%
Total Count
27 49 76

% within persepsi 35,5% 64,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 36,780 1 ,000

Continuity Correction 33,301 1 ,000

Likelihood Ratio 41,729 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear
36,296 1 ,000
Association
N of Valid Cases 76

Risk Estimate

95% Confidence Interval


Value Lower Upper
For cohort ASI EKSKLUSIF = tidak
ekslusif
5,455 3,198 9,304

N of Valid Cases
76
152

pengetahuan * ASI EKSKLUSIF

Crosstab
ASI EKSKLUSIF
tidak ekslusif ekslusif Total
pengetahuan kurang Count 20 3 23
% within pengetahuan 87,0% 13,0% 100,0%
cukup Count 2 9 11
% within pengetahuan 18,2% 81,8% 100,0%
baik Count 5 37 42
% within pengetahuan 11,9% 88,1% 100,0%
Total Count 27 49 76
% within pengetahuan 35,5% 64,5% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Value df Significance (2-sided)

Pearson Chi-Square 38,236 2 ,000

Likelihood Ratio 39,993 2 ,000

Linear-by-Linear Association 33,828 1 ,000

N of Valid Cases 76

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for pengetahuan


(kurang / cukup)
153

Tempat Bersalin * ASI EKSKLUSIF

Crosstab
ASI EKSKLUSIF
tidak ekslusif ekslusif Total
Tempat Bersalin non faskes Count 2 0 2
% within Tempat Bersalin 100,0% 0,0% 100,0%
faskes Count 25 49 74
% within Tempat Bersalin 33,8% 66,2% 100,0%
Total Count 27 49 76
% within Tempat Bersalin 35,5% 64,5% 100,0%
Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3,728 1 ,054

Continuity Correction 1,397 1 ,237

Likelihood Ratio 4,238 1 ,040

Fisher's Exact Test ,123 ,123

Linear-by-Linear
3,679 1 ,055
Association
N of Valid Cases 76

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

For cohort ASI EKSKLUSIF = tidak


2,960 2,152 4,072
ekslusif

N of Valid Cases 76
154

Pekerjaan * ASI EKSKLUSIF

Crosstab

ASI EKSKLUSIF

tidak ekslusif ekslusif Total

Pekerjaan bekerja Count 12 2 14

% within Pekerjaan 85,7% 14,3% 100,0%

tidak bekerja Count 15 47 62

% within Pekerjaan 24,2% 75,8% 100,0%


Total Count 27 49 76

% within Pekerjaan 35,5% 64,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 18,872 1 ,000
Continuity Correction 16,282 1 ,000
Likelihood Ratio 18,805 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
18,624 1 ,000
Association
N of Valid Cases 76

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pekerjaan (bekerja /


18,800 3,774 93,661
tidak bekerja)
For cohort ASI EKSKLUSIF = tidak
3,543 2,171 5,782
ekslusif
For cohort ASI EKSKLUSIF =
,188 ,052 ,685
ekslusif
N of Valid Cases 76
155

Variables in the Equation

95% C.I.for
EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1 pengetahuan 26,106 2 ,000

pengetahuan
-3,899 ,781 24,902 1 ,000 ,020 ,004 ,094
(1)

pengetahuan
-,497 ,915 ,295 1 ,587 ,608 ,101 3,658
(2)

Constant 2,001 ,476 17,645 1 ,000 7,400

Variables in the Equation

95% C.I.for
EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1 promsufor 19,319 2 ,000

promsufor(
-4,462 1,126 15,695 1 ,000 ,012 ,001 ,105
1)

promsufor(
-1,897 ,665 8,149 1 ,004 ,150 ,041 ,552
2)

Constant 1,897 ,438 18,778 1 ,000 6,667


156
157
158

Anda mungkin juga menyukai