Anda di halaman 1dari 18

TUGAS RINGKASAN

MEKANIKA TEKNIK

Mata Kuliah : MEKANIKA TEKNIK

Dosen Pengampu : RANDY M. OSWARA. S.T,. M.S.

Nama : BIMMA MAHARDHIKI PUTRA.S

NPM : 191016131202008

Prodi : PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUARA BUNGO


APA ITU STATISTIKA ?

Statistika adalah cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori dan metoda
mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung,
menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara
sistematis. Dengan demikian, didalamnya terdiri dari sekumpulan prosedur mengenai
bagaimana cara:

 Mengumpulkan data

 Meringkas data

 Mengolah data

 Menyajikan data

 Menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan data dan hasil
analisisnya

Ruang Lingkup Statistika

Berdasarkan orientasi pembahasannya:

 Statistika matematik: statistika teoritis yang lebih berorientasi kepada pemahaman


model dan teknik-teknik statistika secara matematis teoritis.

 Statistika terapan: statistika yang lebih berorientasi kepada pemahaman intuitif atas
konsep dan teknik-teknik statistika serta penggunaannya di berbagai bidang

Berdasarkan tahapan dan tujuan analisisnya:

 Statistika deskriptif:
o Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistik mengenai
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian suatu gugus data sehingga bisa
memberikan informasi yang berguna.
o Statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan
atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja
o Menjelaskan/menggambarkan berbagai karakteristik data melalui:
 Ukuran Lokasi (Central Tendency): mode, mean, median, dll
 Ukuran Variabilitas/Dispersi: varians, deviasi standar, range, dll
 Ukuran Bentuk: skewness, kurtosis, plot boks
 Penyajian tabel dan grafik misalnya
 Distribusi Frekuensi
 Histogram, Pie chart, Box-Plot dsb
 Statistika Inferensial:
o Statistika inferensi (inference statistics) merupakan cabang ilmu statistik
yang berkaitan dengan penerapan metode‐metode statistik untuk menaksir
dan/atau menguji karakteristik populasi yang dihipotesiskan berdasarkan data
sampel.
o Statistika yang menggunakan data dari suatu sampel untuk menarik
kesimpulan mengenai populasi dari mana sampel tersebut diambil
o Membuat berbagai inferensi (penarikan kesimpulan) terhadap sekumpulan
data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut seperti
melakukan perkiraan, peramalan, pengambilan keputusan dan sebagainya.

APA ITU DINAMIKA?

Dinamika adalah cabang dari ilmu fisika (terutama mekanika klasik) yang
mempelajari gaya dan torsi dan efeknya pada gerak. Dinamika merupakan kebalikan dari
kinematika, yang mempelajari gerak suatu objek tanpa memperhatikan apa penyebabnya.

Secara umum, para peneliti yang menekuni dinamika akan mendalami bagaimana
sistem fisika mengalami perubahan dan penyebab mereka berubah. Isaac Newton
menciptakan hukum-hukum fisika yang menjadi panduan dalam fisika dinamika. Secara
umum, dinamika sangat berkaitan erat dengan Hukum kedua newton tentang gerak. Namun,
ketiga hukumnya tetap saling berkaitan satu sama lain.

APA ITU MEKANIKA?

Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa Yunani mechanikos, "seseorang


yang ahli di bidang mesin") adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan
pelaksanaan mesin, alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang
sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik. Mekanika
(Mechanics) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu benda serta efek
gaya dalam gerakan itu.

Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ; Mekanika Statik dan Mekanika Dinamik, sedang
Mekanika Dinamik dapat dibagi dua pula, yaitu Kinematik dan Kinetik.
1. Mekanika klasik
Berikut ini adalah digolongkan sebagai mekanika klasik:
 Mekanika Newton, teori mengenai (kinematika) dan (dinamika)
 Mekanika Hamiltonian
 Mekanika Lagrangean
 Mekanika benda langit
 Astrodinamika, navigasi penerbangan, etc.
 Mekanika zat padat, elastisitas, sifat-sifat benda elastis.
 Mekanika fraktura
 Akustik, suara
 Statika,
 Mekanika fluida, pergerakan cairan
 Mekanika tanah, sifat-sifat mekanik dari tanah
 Mekanika kontinuum
 Hidrolika,sifat-sifat mekanika cairan
 Statika fluida
 Mekanika terapan, salah satunya Teknik mesin
 Biomekanika, solid, fluida,
 Biofisika, proses fisika dalam makluk hidup
 Mekanika statistik
 Fisika relativistik
2. Mekanika kuantum
Beberapa kategori ini dikategorikan sebagai Mekanika kuantum:
 Fisika partikel, pergerakan, struktur, dan reaksi partikel
 Fisika nuklir, pergerakan, struktur, dan reaksi nucleus
 Fisika benda terkondensasi
 Mekanika kuantum statistik,

Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa atau analisa struktur
merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu
tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja padanya. Perilaku
struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan gaya internal).
Gaya serta sifat-sifatnya perlu difahami dalam ilmu mekanika teknik karena dalam ilmu
tersebut, mayoritas membicarakan tentang gaya, sedang mekanika teknik adalah merupakan
mata kuliah dasar keahlian yang perlu dimengerti oleh semua sarjana teknik sipil. Jadi,
dengan memahami sifat-sifay gaya, mahasiswa akan lebih mudah memahami permasalahan
yang terjadi di pelajaran mekanika teknik.

STRUKTUR PADA MEKANIKA ITU APA?

Struktur adalah segala sesuatu yang menerima beban.

1. Beban
Di dalam suatu struktur pasti ada beban.
 Beban yang bisa bergerak umumnya disebut dengan beban hidup. Misal :
manusia, kendaraan, dan lain sebagainya.
 Beban yang tdak dapat bergerak disebut beban mati. Misal : meja, kursi,
peralatan, dan lain sebagainya.

Ada beberapa macam beban, yaitu :

1) Beban Terpusat, adalah beban yang terkonsentrasi pada suatu tempat.


2) Beban Merata, adalah beban yang merata secara merata baik ke arah
memanjang maupun ke arah luas.
2. Reaksi Perletakan
Reaksi perletakan merupakan reaksi yang ditimbulkan akibat beban yang
bekerja pada struktur, baik dari berat struktur itu sendiri maupun dari luar.
3. Tumpuan.
Dalam bidang teknik sipil kita selalu membicarakan masalah bangunan seperti
bangunan gedung, jembatan, dan lain sebagainya. Bangunan-bangunan tersebut harus
terletak di atas permukaan bumi, hubungan antara bangunan tersebut dengan lapisan
permukan bumi dikaitkan dengan suatu pondasi. Bangunan yang terletak di atas
permukaan bumi disebut dengan bangunan atas, sedang yang masuk pada lapisan
permukaan bumi disebut dengan bangunan bawah. Hubungan antara bangunan atas
dan bawah melalui suatu tumpuan yang disebut dengan perletakan.
Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi atau dukungan bagi
konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya ke pondasi.
Jenis tumpuan :
1) Tumpuan Sendi (pin) : Tumpuan sendi mampu memberikan reaksi
arah vertikal & horizontal (dapat menahan gaya vertikal dan gaya
horizontal) tetapi tidak dapat menahan momen. Cara kerja tumpuan
sendi seperti engsel.
2) Tumpuan Rol : Tumpuan rol merupakan tumpuan yang dapat bergeser
ke arah horizontal sehingga tidak dapat memberikan reaksi terhadap
gaya horizontal, akan tetapi dapat memberikan reaksi terhadap gaya
vertikal. Tumpuan rol juga tidak dapat memberikan reaksi terhadap
momen yang bekerja.
3) Tumpuan Jepit : Tumpuan jepit merupakan suatu tumpuan yang dapat
memberikan reaksi terhadap gaya vertikal, gaya horizontal dan momen
(RV, RH, M).
4. Respon
 Deformasi
 Gaya Dalam, adalah gaya yang disebabkan struktur yang terpotong. Gaya-
gaya dalam dibedakan menjadi tiga :
1) Gaya normal (N), yaitu gaya dalam yang bekerja searah sumbu balok.
Gaya normal dikatakan :
(+) Jika benda berada dala keadaan tertarik
(-) Jika benda dalam keadaan tertekan
2) Gaya lintang (L), yaitu gaya dalam yang bekerja tegak lurus sumbu
balok. Gaya lintang dikatakan :
(+) Jika terjadi pergesekan di antara 2 benda,dimana benda kiri ke atas
dan benda kanan ke bawah
(-) Jika terjadi pergesekan di antara 2 benda,dimana benda kiri ke
bawah dan benda kanan ke atas
3) Momen lentur (F), yaitu gaya dalam yang menahan lemtur sumbu
balok. Momen dikatakan :
(+) Jika serat bawah batang tertarik dan serat atas batang tertekan
(-) Jika serat batang bawah tertekan dan serat atas batang tertarik
TEGANGAN DAN REGANGAN PADA STRUKTUR?

Tegangan

Bila kita hendak mengangkat sebuah benda tetapi kita tidak memiliki mesin angkat
maka benda tersebut dapat kita angkat dengan menggunakan bantuan katrol dan tali. katrol
menancap erat pada balok diatasnya dan tali ditempatkan pada rol katrol. Apa yang terjadi
pada kasus ini ? benda tersebut bergantung pada salah satu ujung tali dan ditarik oleh kita
pada ujung yang lainnya. Tali yang tertarik akan tegang sehingga balok katrol dapat
dianggap sebagai sebuah struktur.

Dari yang sudah kita pelajari pada teori kekuatan bahan, bahwasanya tegangan tarik
dapat ditentukan dengan membagi berat beban ( berat dari benda yang menggantung pada tali
) dengan luas penampang elemennya ( tali yang memegang benda tersebut ).

keadaan ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

σ = N/A

dimana :

σ = tegangan normal

N = gaya longitudinal (aksial)

A = luas penampang tali


Jadi disini bisa disimpulkan, bahwasanya tegangan yang terjadi pada tali merupakan
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja pada tali dengan luas penampang tali itu sendiri.
Penyebab terjadinya tegangan pada suatu benda, tidak hanya dari gaya tarik saja, tapi juga
bisa dari gaya tekan dan gaya lentur. Karena disini yang dijadikan contoh adalah benda yang
diangkat tali melalui rol katrol, maka yang bekerja adalah gaya tarik.

Secara redaksional, tegangan dapat diartikan sebagai berikut :

 Tegangan (Stress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik atau tekan yang
bekerja terhadap luas penampang benda” .
σ = N/A

Regangan

Benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik pada tali , sehingga tali
memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding dengan berat beban yang
dipikulnya (gaya aksi = reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap beban yang bekerja
padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai efek terjadinya
pergeseran internal di tingkat atom pada partikel-partikel yang menyusun tali, sehingga tali
mengalami pertambahan panjang (istilah jawanya : „modot atau melur‟).

Jika pada akhirnya tali telah mengalami pertambahan sejauh Δl dari yang semula
sepanjang L, maka regangan yang terjadi pada tali merupakan perbandingan antara
penambahan panjang yang terjadi terhadap panjang mula-mula dari tali dan dinyatakan
sebagai berikut :

ε = ΔL / L

dimana :

ΔL = perubahan panjang (perpanjangan)…………… (satuan panjang)


L = panjang awal (panjang semula)………………… (satuan panjang)

Karena pembilang dan penyebutnya memiliki satuan yang sama, maka regangan adalah
sebuah nilai nisbi, yang dapat dinyatakan dalam persen dan tidak mempunyai satuan.

 Regangan (Strain)
Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL)
terhadap panjang mula-mula(L)”. Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak
mempunyai satuan.

GAYA PADA HUKUM NEWTON

Gaya merupakan dorongan ataupun tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak,
berubah arah, maupun perubahan bentuk benda. Gaya juga dapat mengakibatkan benda yang
mulanya bergerak menjadi diam. Untuk mengukur nilai gaya yang terjadi pada suatu benda,
kita dapat menggunakan alat ukur neraca pegas (dinamometer).

Gaya dirumuskan sebagai berikut:

F= m.a

Keterangan:

F =Gaya (N)

m =massa (kg)

a =percepatan (m/s2)

Macam-macam Gaya

1. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang memiliki arah berlawanan dengan arah gerak
benda atau arah kecenderungan gerak benda. Gaya gesek terbagi menjadi dua jenis,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Lho, apa bedanya? Gaya gesek statis
bekerja pada benda diam, sementara gaya gesek kinetis bekerja pada benda bergerak.
Persamaan Gaya Gesek :
fs = µs.N
fk = µk.N
Keterangan:
fs = gaya gesek statis (N)
fk = gaya gesek kinetis (N)
µs = koefisien gesek statis
µk = koefisien gesek kinetis
N = gaya normal (N)
2. Gaya Berat
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu
benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut.
Rumus:
w=mxg
Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Catatan: gbumi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2

Menggambar Gaya

Gaya dikategorikan sebagai besaran vektor karena memiliki besar dan juga arah. Oleh
karena itu, kita dapat menggambar gaya dengan menggunakan diagram vektor yang beranak
panah. Untuk menggambar jumlah dua gaya dengan metode poligon, kita harus mengerjakan
tahap di bawah ini:

 Gambar salah satu gaya.


 Gambar gaya kedua yang titik tangkapnya berimpit dengan ujung vektor pertama.
 Jumlah kedua gaya ialah anak panah yang menghubungkan titik tangkap gaya
pertama ke titik gaya kedua.
Penjumlahan gaya

Untuk menggambar selisih dua gaya dengan metode poligon, kita harus melakukan
beberapa tahap di bawah ini:

 Gambar salah satu gaya.


 Gambar gaya kedua dengan arah yang berlawanan dengan gaya asalnya.
 Selisih kedua gaya ialah anak panah yang menghubungkan titik tangkap gaya pertama
ke ujung gaya kedua.

MASSA PADA HUKUM NEWTON

Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda
yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan
sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat (misalnya untuk berat badan, alih-alih
massa badan). Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan
oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.

Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat mengasosiasi
berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda yang
berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka berat benda tersebut
akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama. Tubuh manusia
dilengkapi dengan indra-indra perasa yang membuat kita dapat merasakan berbagai
fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa. Seseorang dapat mengamati suatu
objek untuk menentukan ukurannya, mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan
mendorongnya untuk merasakan inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan bagian
dari pemahaman kita mengenai massa, tetapi tiada satupun yang secara penuh dapat mewakili
konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari penginderaan, melainkan berasal
dari gabungan berbagai pengalaman manusia.

Newton konsep modern massa diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727)
dalam penjelasan gravitasi dan inersia yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai
fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan tidak
berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan fenomena-fenomena ini dan
berargumen bahwa kesemuaan fenomena ini disebabkan oleh adanya keberadaan massa.
PERCEPATAN PADA HUKUM NEWTON

Percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu. Dalam fisika, percepatan atau
akselerasi adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Akselerasi sebuah objek
disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut, seperti yang dijelaskan dalam
Hukum kedua Newton. Satuan SI untuk akselerasi adalah meter per sekon kuadrat (m s−2).
Percepatan adalah besaran vektor, sehingga percepatan memiliki besaran dan arah. Sebagai
vektor, total gaya sama dengan hasil kali massa objek (besaran skalar) dan percepatannya.
Umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu objek yang semakin cepat ataupun
lambat. Dengan kata lain, objek yang membelok (misalnya mobil yang sedang menikung)-
pun memiliki percepatan juga.

Definisi dan Sifat

Besaran kinematis pada partikel klasik: massa m, posisi r, kecepatan v, percepatan a.

Percepatan Rata-rata
Akselerasi adalah perubahan kecepatan. Pada titik manapun pada lintasan, besaran percepatan
sama dengan perubahan kecepatan pada besaran dan arah pada titik tersebut. Akselerasi
sebenarnya pada waktu t adalah limit sebagai interval waktu Δt → 0 dari Δv/Δt. Percepatan
rata-rata suatu objek untuk tiap waktu adalah perubahan kecepatan dibagi waktu .

Percepatan Sesaat

 Fungsi akselerasi a(t);


 Integral dari akselerasi adalah fungsi kecepatan v(t);
 Integral dari kecepatan adalah fungsi posisi s(t).

Percepatan sesaat, adalah limit dari percepatan rata-rata per interval waktu yang
sangat kecil. Dalam kalculus, percepatan sesaat adalah turunan vektor kecepatan terhadap
waktu. (Disini dan dimanapun, jika gerak berada dalam garis lurus, besaran vektor dapat
digantikan dengan skalar dalam persamaan.)

Dapat dilihat bahwa integral fungsi akselerasi a(t) adalah fungsi kecepatan v(t) ;
dimana luasan di bawah kurva akselerasi vs waktu (a vs. t) sama dengan kecepatan. Karena
akselerasi didefinisikan sebagai turunan kecepatan v terhadap waktu t dan kecepatan
didefinisikan sebagai turunan posisi x terhadap waktu, maka akselerasi adalah turunan kedua
dari x terhadap t:

Dalam mekanika klasik, percepatan suatu objek bermassa tetap berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya.
Dengan F adalah gaya yang bekerja pada objek, m adalah massa objek, dan a adalah
percepatan pusat massa benda. Ketika kecepatan semakin mendekati kecepatan cahaya, efek
relativistik menjadi semakin besar.
Percepatan bisa bernilai positif dan negatif. Bila nilai percepatan positif, hal ini
menunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami percepatan positif ini bertambah
(dipercepat). Sebaliknya bila negatif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda menurun
(diperlambat). Contoh percepatan positif adalah: jatuhnya buah dari pohonnya yang
dipengaruhi oleh gravitasi. Sedangkan contoh percepatan negatif adalah: proses pengereman
mobil.

BIDANG DISKONTINUITAS

Secara umum bidang diskontinuitas merupakan bidang yang membagi massa batuan
menjadi bagian-bagian yang terpisah.

Menurut Wyllie dan Mah 2004, bidang diskontinuitas dapat berupa bidang perlapisan,
joint ataupun patahan. Bidang diskontinuitas dapat mempengaruhi kuat geser batuan
termasuk bentuk dan tingkat kekasaran permukaan batuan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bidang diskontinuitas


terbentuk karena tegangan tarik yang terjadi pada batuan. Hal ini yang membedakan antara
diskontinuitas alami yang terbentuk oleh peristiwa geologi atau geomorfologi, dengan
diskontinuitas artifisial yang terbentuk akibat aktivitas manusia misalnya pemboran,
peledakan dan proses pembongkaran material batuan.

Menurut Brady dan Brown 2004, struktur diskontinuitas pada batuan disebut sebagai
struktur batuan sedangkan batuan yang tidak pecah disebut sebagai material batuan yang
bersama struktur batuan, membentuk massa batuan.

Beberapa macam bidang diskontinuitas sebagai berikut ;

1. Fault atau patahan


adalah bidang diskontinuitas yang secara jelas memperlihatkan tanda-tanda
bidang tersebut mengalami pergerakan. Tanda-tanda tersebut diantaranya adalah
adanya zona hancuran maupun slickenside atau jejak yang terdapat disepanjang
bidang fault . Fault dikenal sebagai weakness zone karena akan memberikan pengaruh
pada kestabilan massa batuan dalam wilayah yang luas.
2. Joint atau kekar
adalah bidang diskontinuitas yang terbentuk secara alami tanpa ada tanda-
tanda pergeseran yang terlihat. Kelompok joint yang sejajar disebut joint set dan
saling berpotongan membentuk joint system. Joint berdasarkan lokasi terjadinya atau
tempat terbentuknya dapat dikelompokkan menjadi :
 Foliation joint adalah bidang diskontinuitas yang terbentuk sepanjang
bidang foliasi pada batuan metamorf.
 Bedding joint adalah bidang diskontinuitas yang terbentuk sepanjang
bidang perlapisan pada batuan sedimen.
3. Fold atau Lipatan
adalah bidang diskontinuitas pada batuan yang terbentuk karena batuan
mengalami deformasi sehingga terlipat. Lipatan dapat berskala luas ataupun lokal.
Selama proses perlipatan, tegangan dan tekanan dapat meningkat sehingga dapat
mengurangi kuat geser batuan.
4. Crack
adalah bidang diskontinuitas yang berukuran kecil atau tidak menerus. Crack
untuk menjelaskan pecahan atau crack yang terjadi pada saat pengujian batuan,
peledakan dan untuk menjelaskan mekanisme pecahnya batuan.
5. Rupture
adalah pecahan atau bidang diskontinuitas yang terjadi karena proses
ekskavasi atau pekerjaan manusia yang lain.
6. Fissure
adalah bidang diskontinuitas yang berukuran kecil, terutama yang tidak terisi
atau terbungkus oleh material isian.
7. Bedding Plane
Merupakan istilah untuk bidang perlapisan pada batuan sedimen. Bedding
terdapat pada permukaan batuan yang mengalami perubahan ukuran dan orientasi
butir dari batuan tersebut serta perubahan mineralogi yang terjadi selama proses
pembentukan batuan sedimen. Bidang perlapisan dapat mengurangi kuat geser.
8. Shear Zone
adalah bidang pergeseran yang berisi material hancuran akibat tergerus oleh
pergerakan kedua sisi massa batuan dengan ukuran celah yang lebih lebar dari kekar.
Ketebalan material hancuran yang berupa batu atau tanah ini bervariasi dari ukuran
milimeter sampai meter.
9. Cleat
merupakan rekahan pada lapisan batubara dengan arah memotong dan searah
dengan lapisan batubara.
10. Vein
merupakan bidang diskontinuitas yang berupa material atau mineral yang
mengisi celah pada batuan. Vein dapat berupa batuan beku akibat proses mineralisasi.
Vein dapat menambah kekuatan massa batuan dan dapat mengurangi kekuatan
batuan.

KESETIMBANGAN

Kesetimbangan dinamis adalah kesetimabangan kimia yang bersifat reversible atau dapat
dibalikkan.

A+B=C

Reaksi reversible ini reaktannya dapat menghasilkan produk. Namun produknya dapat
kembali menghasilkan reaktan dengan laju reaksi yang sama.

Konsep Kesetimbangan Dinamis

Kesetimbangan dinamis hanya dapat tejadi pada reaksi kimia bolak-balik.


Kesetimbangan dinamis tidak dapat terjadi pada reaksi yang tidak bisa dikembalikan seperti
reaksi pembakaran kayu. Kayu yang dibakar akan berubah menjadi abu dan arang dan tidak
bisa dikembalikan menjadi kayu.

Kesetimbangan dinamis pada reaksi bolak-balik terjadi secara terus-menerus. Reaktan


menjadi produk, dan produk menjadi reaktan. Kesetimbangan dinamis hanya dapat terjadi
pada sistem tertutup di mana tidak ada energi yang dikurangi atau ditambahkan pada sistem.
Perbedaan reaksi pada sistem tertutup dan terbuka.

Pada gambar terlihat bahwa pada sistem terbuka gas iodin akan keluar dan Kristal
iodin akan terus berubah menjadi gas hingga habis. Sedangkan pada sistem tertutup Kristal
iodin berubah menjadi gas, lalu gas tersebut kembali membentuk Kristal dengan laju yang
sama saat pembentukan gas.

Hal ini membuktikan bahwa kesetimbangan dinamis hanya dapat terjadi pada sistem
tertutup. Garis biru menunjukkan reaktan yang bereaksi di awal. Seiring dengan berjalannya
waktu, produk mulai terbentuk ditunjukkan oleh garis merah. Produk hasil reaksi bereaksi
kembali dan berubah menjadi reaktan dalam waktu bersamaan dengan berubahnya reaktan
menjadi produk. Garis hijau menunjukkan kesetimbangan pada reaksi di mana laju reaksi
maju (pembentukan reaktan menjadi produk) memiliki laju yang sama dengan reaksi mundur
(pembalikan produk menjadi reaktan).

STABILITAS LERENG

Stabilitas Lereng (slope stability)

Gerakan tanah (mass movement) ialah perpindahan massa tanah/batu pada arah tegak,
miring, atau mendatar dari kedudukan semula.Gerakan tanah mencakup gerak rayapan,
aliran, dan longsoran (land slide).Menurut definisi ini maka longsoran adalah bagian dari
gerakan tanah.

Tujuan Analisis Stabilitas Lereng

Mengetahui stabilitas jangka pendek dan jangka panjangMengetahui kemungkinan


terjadinya longsorMengetahui cara untuk mendesain ulang lereng yang telah longsor.

Prinsip Dasar Analisa Faktor Aman Lereng

= tahanan geser sepanjang L (t/m2)c = kohesi massa lereng (t/m2)L = panjang segmen
bidang gelincir (m)W = berat massa lereng di atas segmenL (ton)V = beban luar (ton)= sudut

L)ᶲ = sudut geser dalam massa lereng(derajat)S = gaya dorong geser (ton/m2)F = faktor aman
lereng (tanpa satuan)
Beberapa cara melakukan analisis stabilitas lereng

Secara garis besar dibagi 3 (tiga) kelompok: Cara pengamatan visual yaitu dengan
mengamati langsung di lapangan dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau
diperkirakan bergerak dan yang yang tidak. Cara ini memperkirakan lereng labil maupun
stabil dengan memanfaatkan pengalaman di lapangan. Cara ini kurang teliti, tergantung dari
pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko longsor terjadi saat
pengamatan.Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus
(Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified ,dan lain-lain).Cara grafik adalah dengan
menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek & Bray, Janbu, Cousins dan
Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material homogen dengan struktur sederhana.
Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan
rumus (cara komputasi).

Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng dan Intensitas Longsor

 Kejadian longsor F < 1,07 Sering terjadi longsor (lereng labil)


 1,07 < F < 1.25 Pernah terjadi longsor (lereng kritis)
 F > 1,25 Jarang terjadi longsor (lereng relatif stabil)

Data yang diperlukan untuk perhitungan faktor aman lereng

Data lereng untuk membuat penampang lereng: sudut lereng, tinggi lereng, dan
panjang lereng dari kaki lereng ke puncak lereng. Data mekanika tanah- sudut geser dalam (ᶲ;
derajat)- kohesi (c; kN/m2 atau ton/m2)- berat isi -
kadar air tanah (w; %)

TEROWONGAN

Pada proses pembangunan terowongan, proses perancangan penyangga merupakan


suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan. Proses ini harus dilakukan dengan cermat dan
teliti agar didapatkan efisiensi biaya pengeluaran pada proyek pembangunan terowongan
tersebut. Karena jumlah pengeluaran total dalam pembangunan suatu terowongan
membutuhkan biaya yang tidak murah. Proses perencanaan penyangga ini sendiri terbagi
menjadi 2 yakni perencanaan penyangga sementara dan juga permanen. Perencanaan
penyangga sementara biasanya dilakukan sebelum dan saat dilakukan konstruksi terowongan.

Anda mungkin juga menyukai