Anda di halaman 1dari 5

Latihan Praktikum

Komposisi Urin Fisiologis I

Oleh:
Salsabila Meiharti (200600229)
Kelompok B2
(B)

Dosen Pembimbing:
Dr. M.Syahputra

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara
Medan
2021
1. Jelaskan proses pemekatan dan pengenceran urine oleh ginjal!
A. Proses Terjadinya Pemekatan Urine
Apabila permeabilizas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui
interstisiumyang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam
kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya
apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi keluar duktus
pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin, sehingga urin akan encer.
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone hipofisis
Posterior,hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari
hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau
peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus
pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau
osmolalitas plasma tinggi,maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi
ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas
ekstrasel berkurang. Sebaliknya,apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel
terlalu encer, maka pengeluaran ADHakan dihambat dan akan lebih banyak air yang
diekskresikan melalui urin sehingga volume dantekanan darah menurun dan osmolalitas
ekstrasel meningkat. (Corwin, 2000).
B. Proses Terjadinya Pengenceran Urin
Prosess terjadinya pengenceran urin di pengaruhi oleh ADH (anti duretik hormon) dan
aldosteron. ADH dan aldosteron menyebabkan meningkatnya permeabilitas tubulus sehingga
akan meningkatkan reabsorsi air. Hal ini akan menyebabkan volume urin menurun.Apabila
ADH jumlahnya menurun, maka reabsorsi air menurun akibatnya jumlah urin meningkat.
Hal-hal yang menyebabkan ADH naik.:
1) Maningkatkan asmolalitas plasma
2) Penurunan volume dan tekanan darah
Hal-hal yang menyebabkan ADH turun:
1) Penurunan asmolalitas plasma
2) Peningkatan volume dan tekanan darah
Hal ini diatur oleh sistem autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback
pada jukstaglomerolus terutama pada makula densa di tubulus distal yang menimbulkan
vasokonstriksi dan vasodilatasi kapiler afferen dan efferen, yang akan mempertahankan laju
filtrasi tetap normal pada MAP antara 70 - 160 mmHg. Namun perubahan tekanan darah akan
menyebabkan produksi urin yang meningkat walaupun laju filtrasi tetap normal, karena
adanya mekanisme reabsorpsi dan sekresi dari tubulus ginjal.

2. Jelaskan kondisi apa yang dapat terjadi akibat proteinuria!


Proteinuria atau albuminuria adalah suatu kondisi di mana urine mengandung sejumlah
protein dalam jumlah yang terlalu banyak. Bocornya protein ke dalam urine biasanya
disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kecil (glomeruli) pada ginjal, sehingga tidak dapat
menyaring darah dengan baik.
Kondisi proteinuria yang ringan bisa disebabkan oleh dehidrasi, demam, stres, hingga
pengaruh suhu dingin yang ekstrem. Biasanya, kondisi proteinuria akan hilang dengan
sendirinya setelah penyebabnya teratasi.
Kadar protein yang tinggi pada urine anak bisa menjadi pertanda adanya gangguan
kesehatan. Kadar protein urine yang tinggi biasanya disertai dengan gejala lain, seperti
bengkak pada kaki, pergelangan kaki, dan kelopak mata.
Selain itu, terdapat beberapa penyakit dan kondisi tertentu yang dapat menyebabkan
proteinuria, yakni:
 Nefropati diabetic
Pada penderita diabetes, glomeruli yang ada di dalam ginjal akan mengalami penebalan.
Akibatnya, glomeruli yang berperan dalam menyaring zat sisa metabolisme dan
mengeluarkan cairan dari tubuh akan mengalami penurunan fungsi. Hal inilah yang membuat
protein albumin ikut terbawa ke dalam urine. Gejala-gejala yang bisa terjadi adalah sakit
kepala, kelelahan, menurunnya nafsu makan, dan pembengkakan pada kaki.
 Infeksi ginjal
Infeksi ginjal atau pielonefritis dapat terjadi karena adanya perpindahan bakteri dari
saluran kemih bagian bawah ke ginjal. Gejala infeksi ginjal meliputi demam menggigil, rasa
sakit ketika buang air kecil, dan timbulnya rasa sakit di sekitar perut, punggung, atau
pinggang.
 Lupus nefritis
Lupus nefritis merupakan peradangan pada ginjal yang terjadi akibat adanya pengaruh
dari penyakit systemic lupus erythematosus (SLE). Kondisi ini dapat menyebabkan ginjal
mengalami peradangan, sehingga mengganggu fungsi ginjal sebagai penyaring limbah dari
dalam tubuh. Akibatnya, darah dan protein tidak tersaring dengan baik. Hal inilah yang
menyebabkan adanya darah dan protein di dalam urine. Gejala lupus nefritis umumnya tidak
jauh berbeda dengan gangguan ginjal lainnya, seperti adanya darah dan protein dalam urine,
mengalami pembengkakan pada kaki, mata, dan perut, serta kencing berbusa dan berwarna
gelap.
 Preeklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan adanya tekanan darah
tinggi (hipertensi), dan tingginya kadar protein dalam urine (proteinuria). Wanita hamil yang
menderita preeklamsia dapat mengalami gejala berupa nyeri pada perut bagian atas, sakit
kepala parah, adanya kenaikan tekanan darah (melebihi 140/90 mmHg), terdapat protein
dalam urine, dan penglihatan menjadi kabur.
 Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik terjadi akibat rusaknya glomeruli di ginjal yang disebabkan oleh
peradangan, sumbatan pembuluh darah, infeksi, hingga penyakit tertentu, seperti diabetes,
lupus, dan kanker. Gejala sindrom nefropatik adalah protein dalam urine, pembengkakan di
seluruh tubuh, mudah terserang infeksi, lemas, dan urine yang berbusa.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan Ambang Batas Ginjal untuk Glukosa / RTG
(Renal Threshold for Glucose)
Kelebihan glukosa akan keluar bersama urin yang akan menghasilkan glukosuria yaitu
adanya glukosa dalam urin dan pada orang normal glukosuria terjadi apabila glukosa darah
melebihi 170-180 mg/dL yang disebut sebagai ambang ginjal untuk glukosa (Mayes P, 1985).

4. Jelaskan kondisi apa yang dapat terjadi akibat glucosuria!


Glikosuria adalah kondisi dimana di dalam urin terdapat kandungan gula atau gula darah
yang berlebihan. Kondisi ini terjadi akibat kadar gula darah tinggi atau kerusakan ginjal.
Umumnya glikosuria terjadi karena ada kondisi hiperglikemia atau penyakit yang
melatarbelakanginya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan
glikosuria:
1. Diabetes tipe 2
Pada kondisi ini, reseptor insulin tubuh tidak bekerja dengan baik, sehingga gula darah
tidak dapat masuk ke sel-sel tubuh secara efektif. Akibatnya, terjadi kelebihan gula dalam
darah yang tidak dapat tersaring semua oleh ginjal.
2. Diabetes gestasional
Kondisi ini dapat terjadi ketika hormon dari plasenta bayi menghambat insulin dalam
mengontrol gula darah sehingga menyebabkan kadar gula darah pada wanita hamil menjadi
tinggi.
3. Kondisi hiperglikemia selain diabetes
Orang yang tidak menderita diabetes juga bisa mengalami glikosuria karena
hiperglikemia. Glikosuria jenis ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan yang
tinggi kadar gula. Selain karena makanan, hiperglikemia juga dapat disebabkan oleh
kecemasan yang parah, meningkatnya hormon stres, akromegali, tirotoksikosis, dan sindrom
Cushing.
4. Renal glikosuria
Kondisi ini dapat terjadi meski kadar gula darah pada normal atau justru di bawah batas
normal. Renal glikosuria terjadi karena adanya mutasi gen tertentu yang mengakibatkan gula
darah lolos ke dalam urine ketika darah disaring oleh ginjal.

5. Jelaskan perubahan apa yang terjadi pada urine yang mengandung protein dan
urine yang mengandung gula pada praktikum ini?
A. Urin yang mengandung protein
Terjadi perubahan pada urin yang menunjukkan adanya endapan dan berwarna keruh.
B. Urin yang mengandung gula
Terjadi perubahan warna pada urin. Urine yang normal setelah diproses berwarna biru. Hal
ini menandakan tidak adanya glukosa dalam urine. Sedangkan pengidap diabetes setelah
diproses urinenya berwarna merah. Warna merah ini menunjukkan adanya glukosa dalam
urine.

Anda mungkin juga menyukai