1
Praktisi Industri
2
Staf Produksi Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE
Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta 14350
ibudihar@yahoo.com
ABSTRACT
ABSTRAK
Untuk menentukan mesin-mesin manakah yang dapat digunakan dalam produksi agar
didapatkan hasil optimal merupakan suatu masalah dalam industri. Metode yang digunakan dalam
pemecahan masalah ini dengan model Capital Budgeting dari Dynamic Programming. Dengan
model ini setiap tahapan proses dapat disebut sebagai stage dan setiap mesin dianggap sebagai
state, di mana setiap stage dan state memiliki saling keterkaitan sebagai suatu kesatuan. Dari hasil
pengolahan data yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa susunan mesin-mesin, yaitu
Granulator untuk proses Meshing, Drum Rotator untuk Mixing, Reynold untuk Wet Granulation,
Static Oven untuk Drying, Killian RUZS untuk Compressing dan untuk proses Coatingnya
digunakan mesin Accelacota 48”. Waktu yang dihemat Total Ct yang digunakan untuk keenam
proses ini adalah 1445 menit dengan waktu penghematan 805 menit. Penghematan waktu membuat
perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dari ongkos mesin dan upah pekerja sehingga
direkomendasikan susunan mesin yang optimal ini diterapkan dalam produksi Depakote diwaktu
yang akan datang.
Dalam era globalisasi yang serba cepat, waktu dan biaya merupakan hal yang sangat
penting dalam dunia industri manufaktur dan jasa. Penggunaan keduanya secara cermat dan bijak
akan meningkatkan kinerja dan penggunaan waktu. Biaya yang baik ini tentunya akan sia-sia jika
suatu sistem yang ada tidak menunjang adanya keefektifan dan keefisienan dari kedua variabel
tersebut. Salah satu hal yang dapat menyebabkan kedua hal ini berpengaruh mungkin terjadi pada
lini produksi suatu lantai produksi. Ketidakefisienan yang terjadi akan menimbulkan dampak
negatif yang besar bagi perusahaan, baik secara finansial maupun psikologis pekerjanya.
Keputusan merupakan suatu hal yang amat penting, di mana keputusan yang tepat akan
memberikan dampak dan pengaruh besar dalam perkembangan dan kemajuan perusahaan. Hal ini
menyebabkan perlu adanya suatu pemecahan matematis atas berbagai pilihan keputusan yang
dianggap penting agar didapat suatu keputusan tepat dan dapat diandalkan oleh perusahaan, di
mana perusahaan belum mempertimbangkan pilihan terhadap mesin yang digunakan dalam
produksi sehingga belum ada susunan urutan mesin yang standar dan memberikan hasil optimal.
Pokok permasalahan utama dalam hal ini adalah bagaimana menentukan dan membuat
suatu sistem urutan proses produksi baru yang efisien dan efektif pada salah satu subsistem
perusahaan yang sudah ada. Dalam hal ini adalah urutan proses produksi lantai produksi solid
untuk produk Depakote sehingga memberikan hasil dan profit bagi perusahaan dari penghematan
yang dilakukan berdasarkan analisis. Ruang lingkup dalam pembahasan ini antara lain (1)
Membatasi permasalahan pada area sekitar suatu lini lantai produksi yang disusun berdasarkan
prosesnya (by process), dikarenakan pada ruang lingkup ini untuk setiap prosesnya memiliki
banyak alternatif pilihan mesin dengan karakteristik dan kemampuan mesin yang berbeda-beda; (2)
Alternatif yang tidak berpengaruh besar atau tidak memiliki keterkaitan terhadap keputusan akhir
tidak akan dipilih karena akan menambah kerumitan; (3) Metode yang digunakan dalam
penyelesaian masalah keputusan ini adalah Programma Multitahap atau Pemograman Dinamis
(Dynamic Programming). Dengan metode ini, suatu permasalahan akan diselesaikan dengan cara
membagi persoalan menjadi bagian yang lebih kecil dan diselesaikan secara bertahap, di mana pada
setiap tahap (stage) diperlukan adanya suatu keputusan; (4) Parameter yang akan menjadi variabel
perhitungan dengan menggunakan Dynamic Programming, yaitu biaya dan waktu.
PEMBAHASAN
Perusahaan telah memproduksi obat anti epilepsi, yaitu Depakote yang berupa tablet salut
enterik dengan zat berkhasiat Natrium Hidrogen Divalproat untuk menangani kasus-kasus epilepsi
di Indonesia. Epilepsi merupakan suatu gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala,
biasanya denga perubahan kesadaran. Serangan epilepsi ini dapat merusak sel-sel otak dan dapat
menjadi suatu beban sosial dan psikologis bagi para penderitanya. Serangan epilapsi ini dapat
Untuk memproduksi tablet Depakote, banyak hal yang perlu diperhatikan, mengingat tablet
yang dibuat berupa tablet yang zat aktifnya diharapkan dapat larut di dalam usus. Oleh karena itu,
mutu suatu obat harus sudah dibentuk, dimulai dari awal produksi hingga akhir produksi agar
menghasilkan obat yang berkualitas, efektif, dan aman untuk tujuan penggunaan.
Dalam pembuatan Depakote, alat-alat yang digunakan adalah (1) Fitzmill. Alat ini berguna
untuk menggiling campuran untuk pembuatan granulasi sehingga menjadi lebih halus dan
ukurannya seragam. Di dalam alat ini terdapat pisau-pisau yang dapat menghaluskan dan ayakan
untuk menyeragamkan ukuran; (2) Drum Rotator. Alat ini berguna untuk menghomogenkan suatu
campuran serbuk sehingga menghasilkan campuran yang homogen. Alat ini berupa drum yang
diisikan suatu campuran lalu diletakkan pada rotator; (3) Reynold Mixer. Alat ini berguna untuk
mencampurkan campuran dan larutan pengikat sehingga menghasilkan granul basah. Alat ini terdiri
dari reynold bowl, pengaduk, dan mesin reynold mixer; (4) Granulator. Alat ini berguna untuk
menyeragamkan ukuran granul. Di dalam alat tersebut terdapat ayakan dengan ukuran mesh
tertentu; (5) Drying Oven. Alat ini berguna untuk mengeringkan granul basah dengan temperatur
terkontrol; (6) Compressing Tablet Killian RUZS. Alat ini berguna untuk mencetak tablet. Cara
kerja alat ini adalah dengan memasukkan granul ke tempat pencetakannya dan dikempa oleh
gerakan punch atas dan bawah; (7) Accelacota 48”. Alat ini berguna sebagai alat penyalutan tablet.
Alat ini dilengkapi dengan penyemprot atau sprayer yang dapat menyemprot larutan penyalut ke
dalam coating pan. Pada alat juga terdapat saluran udara masuk dan saluran udara keluar agar
tablet yang telah disemprot dengan larutan coating dialiri udara yang telah diatur suhu, tekanan dan
alirannya sehingga tablet yang telah disalut menjadi kering; (8) Ball Mill. Alat ini berguna untuk
mencampur dan menghomogenkan larutan dengan menggunakan bola-bola kecil yang terbuat dari
porcelaine yang ada di dalamnya. Lalu, alat ini diputar dengan diletakkan pada rotator; (9)
Lightening Mixer. Alat ini berguna untuk mencampur dan menghomogenkan larutan; (10) Markem
Printer. Alat ini berguna untuk mencetak logo pada tablet yang telah disalut; (11) Ce King Filling.
Alat ini berguna untuk proses filling tablet ke dalam botol plastik sebagai kemasan primer; (12)
Kalish Capper. Alat ini berguna untuk memasang tutup botol plastik kuat sehingga tidak terjadi
kebocoran.
Kedua, Meshing. Meshing merupakan proses pengayakan bahan baku, sedangkan proses
mixing merupakan proses pencampuran berbagai bahan baku. Sebelum proses mixing dilakukan,
bahan bahan tersebut harus diayak terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi benda asing dan
didapatkan bahan dengan ukuran kehalusan yang sama. Proses pengayakan dapat dilakukan dengan
cara manual atau dengan menggunakan mesin, yaitu Shifter, Granulator, dan Fitzmil.
Ketiga, Mixing. Hal yang perlu diperhatikan pada saat mixing adalah operator harus
berhati-hati saat mencampur Natrium Hidrogen Divalproat karena zat aktif ini dapat meleleh
sehingga pada saat mencampur zat tersebut operator diharapkan memakai sarung tangan agar tidak
kontak dengan kulit. Untuk proses mixing itu sendiri dapat dilakukan dengan dan menggunakan
mesin-mesin seperti Drum Rotator, V-Blender, dan Ribbon Blender.
Kelima, Drying. Granul basah yang sudah diayak kemudian disebarkan pada stainless steel
tray, lalu rak tray yang berisikan granul basah dimasukkan mesin pengering pada suhu 79-490 C.
Setelah kering, sampel diambil untuk dikirim ke QA untuk pemeriksaan LOD. Penentuan suhu dan
waktu yang digunakan dalam proses pengeringan bertujuan agar menghasilkan kadar LOD yang
kurang dari 2%. Setelah granul-granul tersebut diperiksa oleh QA dan dinyatakan lulus, maka
granul tersebut diayak dengan ayakan tertentu agar menghasilkan granul yang seragam.
Keseragaman granul ini akan mencegah adanya rongga udara pada tablet sehingga tablet tampak
rata dan baik penampilannya. Adapun jenis mesin pengering yang dapat digunakan dalam proses
ini adalah Fluid Bed Dryer dan Static Oven.
Keenam, Lubrikasi, yaitu merupakan pemberian larutan pelumas atau lubrikan pada granul-
granul yang sudah melewati proses pengeringan. Caranya adalah setengah bagian granul kering
yang telah diayak dimasukkan ke dalam drum rotator, kemudian ditambahkan silikon dioksida, lalu
ditambahkan sisa setengah bagian granul kering dan diaduk menggunakan alat tersebut hingga
homogen.
Kesembilan, Coating. Proses coating diawali dengan color coating dengan larutan
penyalut, yaitu coating solution enteric apricot orange dan dilanjutkan dengan coating
menggunakan coating solution enteric clear sebagai larutan gloss. Tablet yang telah tersalut
tersebut diperiksa oleh QA sebelum proses printing. Mesin-mesin yang mungkin dapat digunakan
untuk proses penyalutan, yaitu Accelacota 48”, Accelacota 24”, dan Coating Pan.
Kesepuluh, Printing. Mesin yang dapat digunakan untuk proses printing hanya ada satu,
yaitu Markem Printer. Pada proses printing, yang perlu diperhatikan adalah hasil pencetakannya, di
mana hasil pencetakan harus jelas, tajam, dan tidak belobor. Waktu standar yang digunakan untuk
proses printing adalah selama 240 menit.
Pengolahan Data
Setelah mengetahui tahapan-tahapan dalam memproduksi Depakote, secara garis besar
dapat diketahui bahwa tahapan yang dilalui tersebut terdiri dari proses penimbangan, pengayakan,
mixing, granulation, drying, compressing, coating, dan printing. Dengan melihat kemungkinan
banyaknya jumlah mesin yang dapat digunakan untuk proses produksi pada setiap tahapan proses,
maka tahapan proses yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah dengan Dynamic
Programming ini meliputi pengayakan, mixing, granulation, drying, compressing, dan coating.
Untuk proses penimbangan dan printing, tahapan itu dapat di-ignore saja karena masing masing
tahapan proses untuk pengerjaannya hanya memiliki satu mesin sehingga tahapan-tahapan yang
sudah dimodifikasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tahapan Proses Produksi Depakote dan Mesin-mesin yang Dapat Digunakan
Tujuan dari perlu diketahuinya waktu setup mesin dan waktu standar proses adalah untuk
menentukan nilai Rt i karena nilai Rt i didapat dengan mengurangi waktu standar proses dengan
nilai Ct i dan waktu setup mesin tahap proses i.
Rt i = Waktu Standar ti – ( Ct ij + Waktu Setup mesin j)
di mana i adalah tahapan proses ke- dan j adalah mesin yang digunakan.
Contoh perhitungan :
Rt1 pada Usulan 3 Æ Rt1 = 600 − (436 + 45) = 119 menit
Rt 2 pada Usulan 4 Æ Rt2 = 120 − (58 + 15) = 47 menit
Rt 3 pada Usulan 2 Æ Rt3 = 90 − (60 + 15) = 15 menit
Rt 4 pada Usulan 3 Æ Rt4 = 360 − (150 + 15) = 195 menit
Rt 5 pada Usulan 4 Æ Rt5 = 630 − (525 + 60) = 45 menit
Rt 6 pada Usulan 2 Æ Rt6 = 780 − (360 + 120) = 300 menit
Dengan melihat data waktu yang sudah didapat melalui observasi, maka hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 2.
1 2 3 4 5 6
Wet
usulan Meshing Mixing Drying Tabletting Coating
Granulation
Ct1 Rt1 Ct2 Rt2 Ct3 Rt3 Ct4 Rt4 Ct5 Rt5 Ct6 Rt6
- - - - - -
1 - - - - - -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Drum Fluid Bed Accelacota
Manual Reynold Killian TX
Rotator Dryer 48”
2
15 30 15 60 60 120
578 7 35 55 60 15 120 180 540 30 360 300
Ribbon Killian Accelacota
Shifter V-Blender Static Oven
Blender RUZS 24”
3
45 60 30 15 60 60
436 119 56 4 46 14 150 195 505 65 630 90
Ribbon
Granulator Manesty Coating Pan
Blender
4
90 15 60 60
335 175 58 47 525 45 720 0
Fitzmil
5 120
315 165
Dari Tabel 2, diketahui bahwa nilai Rt i terkecil adalah 0. Hal ini berarti bahwa tidak ada
penghematan yang dapat dilakukan jika pilihan mesin dijatuhkan pada mesin ini. Jika ternyata
didapatkan nilai Rt i yang lebih kecil dari 0, maka itu berarti waktu yang dialokasikan untuk tahap
tersebut melebihi dari waktu standarnya dan hal tersebut juga dapat berarti sebagai suatu kerugian.
Jenis proses rekursif yang dipilih untuk pemecahan masalah ini adalah dengan
menggunakan proses mundur. Persamaan rekursif mundurnya dapat ditulis sebagai berikut.
Tahap 6 f 6 ( y 6 ) = max {Rt 6 (k 6 )}
Ct 6 (k 6 ) ≤ y 6
k 6 = 1, 2 , 3 , 4
Tahap 5 f 5 ( y 5 ) = max {Rt 5 (k 5 ) + f 6 [ y 5 − Ct 5 (k 5 )]}
Ct 5 (k 5 ) ≤ y 5
k 5 = 1, 2 , 3 , 4
Tahap 4 f 4 ( y 4 ) = max {Rt 4 (k 4 ) + f 5 [ y 4 − Ct 4 (k 4 )]}
Ct 4 (k 4 ) ≤ y 4
k 4 = 1, 2 , 3
Setelah dilakukan perhitungan untuk semua tahap, yang dimulai dari tahap 6 sampai
dengan tahap 1, maka diperoleh seperti berikut.
Tahap 6
f 6 ( y 6 ) = max {Rt 6 (k 6 )}; Ct 6 (k 6 ) ≤ y 6 untuk k 6 = 1 , 2 , 3 , 4
Rt 6 (k 6 )
Pemecahan
Optimal
y6 k6 = 1 k6 = 2 k6 = 3 k6 = 4 f 6 ( y6 ) k6 *
120 0 - - - 0 -
240 0 - - - 0 -
360 0 300 - - 300 1
480 0 300 - - 300 1
600 0 300 - - 300 1
720 0 300 90 0 300 1
840 0 300 90 0 300 1
960 0 300 90 0 300 1
1080 0 300 90 0 300 1
1200 0 300 90 0 300 1
1320 0 300 90 0 300 1
1440 0 300 90 0 300 1
1560 0 300 90 0 300 1
1680 0 300 90 0 300 1
1800 0 300 90 0 300 1
1920 0 300 90 0 300 1
2040 0 300 90 0 300 1
2160 0 300 90 0 300 1
2280 0 300 90 0 300 1
2400 0 300 90 0 300 1
R1 (k1 ) + f 2 [ y1 − c1 (k1 )]
Pemecahan
Optimal
f1 ( y1 ) k1 *
y1
k1 = 1 k1 = 2 k1 = 3 k1 = 4 k1 = 5
2400 0 + 630 = 630 7 + 630 = 637 119 + 630 = 749 175 + 630 = 805 165 + 630 = 795 805 4
Analisis Usulan
Jumlah usulan dari masing-masing tahap berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah mesin yang mungkin untuk digunakan dari masing-masing tahap seperti pada
tahap 1, terdapat 5 usulan dengan 4 usulan yang terdiri dari mesin atau alat yang dapat digunakan
dan 1 usulan untuk tidak menggunakan dari keempat mesin tersebut. Jika ternyata tahap 1 dipilih
usulan 1 yang berarti tidak menggunakan mesin atau alat apapun, maka dapat dipastikan bahwa
proses produksi tidak akan selesai karena untuk menyelesaikan obat Depakote tidak diperbolehkan
adanya satu tahapan proses yang terlewati dan begitupun juga dengan tahapan-tahapan selanjutnya.
Namun, juga perlu diketahui bahwa dari perhitungan tersebut juga telah didapatkan nilai
Total Ct yang lebih kecil, yaitu dengan Tahap 1 dipilih usulan 5, Tahap 2 tetap dipilih usulan 1,
Tahap 3 dipilih usulan 2, Tahap 4 dipilih usulan 1, Tahap 5 tetap dipilih usulan 3, dan Tahap 6
tetap dipilih usulan 2, yang bila dijumlahkan akan menghasilkan Total Ct yang lebih kecil, yaitu
1381 menit.
Total Ct (dari Ct terkecil) = Ct1 + Ct 2 + Ct 3 + Ct 4 + Ct 5 + Ct 6
= 315 + 35 + 46 + 120 + 505 + 360 = 1381 menit
Akan tetapi, Total Rt yang didapat tidak lebih baik dari sebelumnya, yaitu sebesar 779 menit.
Total Rt (dari Ct terkecil) = Rt1 + Rt 2 + Rt 3 + Rt 4 + Rt 5 + Rt 6
= 165 + 55 + 14 + 180 + 65 + 300 = 779 menit
Jadi, urutan dengan Total Ct sebesar 1445 masih dianggap lebih baik karena menghasilkan Total
penghematan terbesar, yaitu 805 menit. Hal itu sesuai dengan batasan yang ditentukan pada
ketentuan awal persoalan, yaitu Ct i ≤ 40 jam dan penghematannya max ∑ Rt i .
PENUTUP
Setelah melakukan penelitian dan pengamatan pada perusahaan, maka dapat disampaikan
beberapa simpulan. Pertama, lantai produksi sediaan padat (solid) yang digunakan untuk
memproduksi produk obat Depakote merupakan lantai produksi, di mana tata letak mesinnya diatur
berdasarkan tipe dan jenisnya atau lebih dikenal dengan Process Layout. Kedua, tahapan proses
yang dilalui dalam pembuatan obat Depakote, yaitu penimbangan, pengayakan (meshing),
pencampuran (mixing), granulasi, pengeringan (drying), lubrikasi, pencetakan (compressing),
penyalutan (coating), pencetakan logo (printing), dan filling, di mana kesemua tahapan tersebut
melewati 6 work centre dan banyaknya mesin dalam suatu work centre memiliki jumlah yang
berbeda-beda. Ketiga, dengan melihat persyaratan dari metode Dynamic Programming, yaitu harus
terdiri dari beberapa stage yang saling berkaitan dan pada setiap stage nya terdiri dari beberapa
state yang mungkin dapat dipilih, maka tahapan yang dipilih adalah Meshing, Mixing, Wet
Granulation, Drying, Compressing, dan Coating. Keempat, berdasarkan pengolahan data yang
telah dilakukan, didapatkan hasil optimal berupa suatu urutan mesin yang digunakan dalam
produksi Depakote, yaitu untuk proses Meshing dipilih mesin granulator, untuk proses mixing
dipilih mesin Drum Rotator, untuk proses Wet Granulation dipilih mesin Reynold, untuk proses
Drying dipilih mesin Static Oven, untuk proses Compressing dipilih mesin Killian RUZS, dan
untuk proses Coating dipilih mesin Accelacota 48”. Kelima, waktu optimal Ct i yang dihasilkan
dari urutan tersebut adalah 1445 menit. Waktu tersebut adalah waktu yang digunakan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, T.T., dkk. (2002). Operation research: Model pengambilan keputusan, Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Johnson, L.A., and Montgomery, D.C. (1995). Operation research in production planning
scheduling and inventory control, Canada: PHI.
Render, B., dan Heizer, J. (2001). Prinsip-prinsip manajemen operasi, Jakarta: Salemba Empat.