Anda di halaman 1dari 5

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

SKENARIO KONSELING HIV/AIDS

Oleh :
Kelompok 6

Ni Putu Dian Purnami Artha (C2121116)


Ni Made Juita Kama Perastika Yanthi (C2121117)
Ni Putu Ayu Novita Maharani (C2121118)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA BALI
TAHUN 2021/2022
Nama dan Peran:
1. Ni Putu Dian Purnami Artha (Keluarga Pasien)
2. Ni Made Juita Kama Perastika Yanthi (Konselor)
3. Ni Putu Ayu Novita Maharani (Pasien)

Skenario:
Di pagi hari datang seorang perempuan yang berumur 23 tahun ke Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah untuk kontrol, karena 4 hari yang lalu kondisinya mengalami keluhan diare,
sariawan selama 1 bulan lamanya dan mengeluh tidak kunjung sembuh, dokter menyarankan
pasien untuk melalukan tes ELISA terkait kondisinya. Dokter memberitahu pasien hasil tes
ELISA bisa diketahui hasilnya 1-3 hari. Setelah mengetahui hasilnya ternyata paisen tersebut
mengidap HIV dan dokter menyarankan pasien untuk menemui konselor untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut. Sebelum pasien datang ke ruang konselor, konselor sudah
mengetahui terkait diagnosa pasien.
Pasien masuk ke ruang konselor

Konselor :“Selamat Pagi mbak “( berdiri sambil tersenyum )


Pasien :“Selamat Pagi bu”
Konselor :“Silahkan duduk dulu mbak”
Paisen :“Iya terimakasih bu “
Konselor :“Sebelumnya perkenalkan nama saya Juita Kama Perastika Yanthi
panggil saja saya Juita , Kalau boleh tau nama mbak siapa ya?”
Pasien :“Nama saya Ayu Novita “
Konselor :“Ini yang bersama mbak siapa ya?
Pasien :“Oh ini adik saya bu”
Adik pasien :“Perkenalkan bu saya Dian bu ”
Konselor :”Oh baik dik, adik disini dulu ya temenin mbaknya sambil menyimak
informasi yang akan saya sampaikan , boleh saya tau tempat dan tanggal
lahirnya mbak dan apakah mbak sudah menikah ?”
Paisen :“Saya lahir di Denpasar, 17 Agustus 1998 bu dan saya belum menikah
bu ”
Konselor :“Baik mbak disini saya sebagai konselor akan memberikan konsultasi
terkait permasalahan yang sedang mbak hadapi, disini kita akan
berkonsultasi kurang lebih 15 sampai 30 menit kedepan, mbak bisa
menceritakan apa saja mengenai permasalahan yang mbak hadapi dan
tidak perlu merasa tidak enak serta canggung, kerahasiaan pasien dapat
kita jaga dan mba tidak perlu khawatir tentang masalah yang mbak
hadapi mbak bisa berkonsultasi mengenai apa saja untuk menunjang
kesehatan mbak, bagimana mbak apakah mbak bersedia?”
Pasien :“Iya bu bersedia”
Konselor :“Oh iya baik, sebelumnya mbak sudah tau mengenai VCT ?”
Pasien :“Saya kurang paham mengenai VCT itu apa bu”
Konselor : “Baik mbak, saya akan menjelaskan apa itu VCT, VCT atau voluntary
counselling and testing iyalah sebagai konseling dan tes HIV secara
sukarela (KTS). Layanan ini bertujuan untuk membantu pencegahan,
perawatan, dan pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. VCT bisa
dilakukan di puskesmas atau rumah sakit maupun klinik penyedia
layanan VCT.”
Konselor :“Oh iya mbak, sebelumnya mbak sudah tau mengenai penyakit HIV
mbak?”
Pasien :“Saya pernah dengar tentang penyakit HIV, dan penyakit itu berbahaya,
tetapi saya kurang memahami tentang penyakit tersebut bu”
Konselor :“Baik mbak saya akan jelaskan tentang penyakit tersebut, supaya mbak
dapat memahaminya dengan baik, HIV yang dikenal dengan nama
Human Immunodeficiency Virusiyalah virus yang menumpang hidup dan
merusak sistem imun tubuh, sejenis virus yang menginfeksi sel darah
putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.”
Pasien :“Bu apakah penyakit ini menular atau ada dari faktor keturunan ? karena
saya takut nantinya menular ke keluarga saya bu”
Konselor :“Penyakit HIV ini sebenarnya menular dan tidak ada hubunganya
dengan faktor resiko garis keturunan, akan tetapi penularan dari HIV ini
hanya melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, air susu
ibu yang terinfeksi HIV dan juga penularan dari HIV ini melalui
hubungan sex bebas, bertukar-tukar pasangan serta tidak menggunakan
alat pengaman saat berhubungan seperti kondom. Penggunaan jarum
suntik yang terkontaminasi darah yang terinfeksi HIV, kehamilan /
persalinan menyusui seperti contoh : ibu yang terinfeksi HIV dan
mengandung atau menyususi beresiko tinggi akan menularkan kepada
bayinya.”
Pasien :“Ibu sekarang saya sudah HIV positif, bagaimana cara pengobatan dari
penyakit saya bu, apa yang saya harus lakukan ?”
Konselor :“Sebelumnya sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan
HIV, namun ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan
virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan
menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan
diri, dan mencegah virus HIV menghancurkan sel atau disebut CD4, dan
seperti yang mbak tahu bahwa penderita HIV itu akan bisa bertahan jika
rutin melakukan terapi ARV dan obat ini nanti akan diresepkan oleh
dokter dan dikonsumsi sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter
dan jangan sampai telat / tidak mengkonsumsi obat ini.”
Pasien :“Oh iya baik bu terimakasih atas penjelasannya “
Konselor :“Mbak ini saya sekarang memberikan leafleat terkait penyakit
HIV/AIDS, mbak dan kelurga nanti bisa baca-baca serta memahami
terkait penyakit ini, nanti jika ada yang perlu dikonsultasikan nanti mbak
bisa datang ke sini lagi dan untuk adik sebagai keluarga pasien harus
tetap mendukung dan serta memberi motivasi.”
Keluarga Pasien :“Bu apakah ada perawatan khusus di rumah untuk mbak saya ?”
Konselor :”Perawatannya dengan menjaga kesehatan pasien dengan cara
melakukan pola hidup sehat, cairan bekas pasien ditempatkan khusus,
minum obat teratur”
Keluarga pasien :“Ibu, tadi sudah jelaskan mengenai penularan penyakit HIV, kalau boleh
saya tau penyakit HIV tidak menular melalui apa saja ya ibu ?”
Konselor :”HIV tidak dapat menular melalui air liur, berbagi makanan, hidup
serumah dengan orang yang terinfeksi HIV, berjabat tangan, bercium
atau berpelukan, gigitan serangga, batuk atau bersin, menggunakan toilet
umum.
Kelurga pasien :”Baik ibu, terimakasih atas penjelasan dan konsultasinya hari ini”
Konselor :”Iya mbak terimakasih kembali, nanti jika ada yang kurang dipahami
mbak bisa datang kesini lagi untuk berkonsultasi kembali.”
Keluarga px dan px :“Baik ibu”, ibu saya pamit dulu ya”
Konselor :“Baik mbak silahkan, hati hati dijalan”
Keluarga px dan px keluar ruangan
Keluarga pasien :“Mbak harus semangatt iya, keluarga selalu mendukung mbak, apapun
yang terjadi “
Pasien :”Terimakasih iya adik.”

- Selesai -

Anda mungkin juga menyukai