Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah AGAMA KRISTEN
Disusun Oleh :
JANET SIBURIAN (Ketua) LENTINA SIHOMBING
LAURENTIA SITUMORANG (Sekretaris) NATALIA SIBARANI
IRAWATI PANDIANGAN OCTAVIA SIHOMBING
HERLISA BARIMBING PUTRI HUTAJULU
VERAWATI PADANG
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat TUHAN YESUS KRISTUS, atas
segala berkat dan kasih anugerah-Nya yang tiada berkesudahan dalam
kehidupan kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah tugas
individu Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan dengan Judul :
“ KEMATIAN DALAM PANDANGAN ALKITAB“
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan dan mengajak orang
Kristen untuk lebih tahu lebih dalam tentang Kematian Dalam Pandangan
Alkitab.
Pematangsiantar,Oktober 2021
Janet Siburian
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
3
Setiap Individu pasti akan Mengalami Kematian, Kematian merupakan
sebuah kenyataan hidup yang harus dialami oleh setiap manusia siapapun dia.
Menghadapi kenyataan ini sadar atau tidak, kita sering merasa takut akan
kenyataan akhir hidup kita di dunia ini. Kematian lalu dipandang sebagai suatu
kenyataan yang akan menghapus segala keberadaan hidup manusia. Tidak
heran kalau kemudian ada begitu banyak orang memuja kehidupan dan masa
muda yang penuh vitalitas serta sedapat mungkin menghindar dari ketuaan.
4
3 Apakah Kematian itu?
4 Apakah yang Ada di balik Kematian?
5 Kemanakah Manusia Setelah Mati?
6 Adakah Hubungan Orang hidup Dengan Orang mati?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Berbicara mengenai kematian, definisi dari kematian itu sungguh hal
yang pelik dari apa yang telah diperkirakan oleh banyak orang. Seperti yang
kita ketahui bahwa kita hidup karena nafas yang telah Allah berikan kepada
manusia sehingga pernafasan diartikan sebagai sesuatu yang memegang
peranan penting dalam kehidupan sebab ketika seseorang berhenti bernafas
maka kehidupannya pun akan berhenti. Dari penjelasan ini kita dapat
menyimpulkan bahwa kematian merupakan terhentinya prses pernafasan
(cessation of breathing). Definisi kematian ini pernah diterima oleh masyarakat
bahkan oleh dunia medis sampai abadke 20. Namun, seiring berjalannya waktu
dimana teknologi terus berkembang, definisi kematian dipertanyakan
keabsahannya karena jika manusia berhenti bernafas maka pernafasannya
dapat digantikan dengan respirator yang merupakan pernafasan mekanis. Oleh
sebab itu definisi kematian perlu mengalami perubahan mengikuti keadaan
zaman pada saat ini.
Oleh sebab itu, jika perjalanan hidup sudah berakhir di dunia, maka kita tidak
akan bisa untuk kembali dan hidup beberapa saat lagi di dunia ini. Manusia
memang sudah ditentukan untuk hidup dan mati hanya 1 kali saja dan sesudah
itu akan menjalani penghakiman dan tidak akan ada reinkarnasi sesudah
7
kematian. Inilah arti sebenarnya kematian yang sebenarnya dalam ajaran
Kristen yang sudah dijelaskan di Alkitab:
Gereja mengajarkan jika kematian sudah masuk ke dalam dunia dan ini terjadi
karena manusia sudah berdosa. Namun, meskipun manusia memiliki kodrat
yang bisa mati, tetapi Allah sudah menentukan supaya ia tidaklah mati.
Kematian badaniah sebenarnya bisa dihindari apabila manusia tidak memiliki
dosa dan kematian menjadi musuh terakhir untuk kita manusia yang harus
dikalahkan.
Kematian tidaklah dibuat oleh Allah dan Allah sendiri juga tidak senang dengan
musnahnya sesuatu yang hidup. Allah sudah menciptakan manusia untuk
hidup yang baka, akan tetapi dengan kedengkian setan yang sudah
memasukkan kematian dalam dunia dan karena kesalahan pribadi maka
manusia harus bertanggung jawab atas kematian. Kematian menjadi sika yang
adil dari Tuhan untuk semua dosa yang sudah dilakukan manusia
Kematian menurut Kristen Protestan juga memiliki arti yang lebih mendalam
untuk kehidupan manusia. Kehidupan memang sebuah jalan agar kita bisa
menuju Allah, namun pada kenyataannya dimana manusia sudah tercemar
dengan dosa, maka akan banyak rintangan untuk menuju pada Allah. Agar kita
bisa dipersatukan kembali dengan Allah, maka membutuhkan kemurnian hati
seutuhnya dan kehidupan harus menjadi proses pembersihan.
8
Pembersihan yang dilakukan secara terus menerus sangat harus untuk
dilakukan dan tahap terakhir dalam menentukan hal tersebut adalah kematian
yang berarti berpisahnya dari dunia fana.
Baca juga:
Semua orang Kristen yang percaya meyakini jika kematian bukanlah sebuah
titik akhir namun sebagai titik awal. Pada kenyataannya, kematian memang
menjadi akhir dari banyak hal seperti kenikmatan duniawi, kekayaan dunia,
kehormatan dunia yang semuanya ini akan berakhir untuk selamanya.Untuk
mereka yang tidak merindukan sebuah hal lain dan tidak mengharapkan
sesuatu di kehidupan lain, maka kematian menjadi seperti sebuah bencana.
Kita mati bersama dengan Kristus, kematian tidak hanya sebagai pengantar kita
menuju sesuatu yang lebih baik untuk pribadi namun juga merupakan
penyatuan yang lebih khusus dengan Kristus. Untuk kita umat Kristen, tidak
ada yang lebih membahagiakan dan lebih bagus dari hidup bersama Kristus
sehingga membuat kematian dalam Kristiani memiliki sifat yang khas dan
khusus.
9
sejak ia tercipta (1 Kor 15:45), sebab ia sudah ditinggalkan oleh Roh yang
kembali kepada Allah, satu-satunya yang tidak pernah mati (Pkh 12:7; 1 Tim
6:16). Dalam Perjanjian Baru, kematian paling sering muncul dalam konteks
kebangkitan, bukan dalam konteks kebinasaan.
10
Ungkapan kitab Mazmur ini mengingatkan kepada kita bahwa kehidupan di
dunia ini hanya sementara.
II.1. Dosa
Dosa adalah suatu pelanggaran terhadap akal budi, kebenaran dan hati
nurani yang baik. Dosa adalah suatu kesalahan terhadap kasih yang benar
terhadap Allah dan sesama atas dasar suatu ketergantungan yang tidak normal
kepada barang-barang tertentu. Dosa melukai kodrat manusia dan solidaritas
manusiawi. Dosa oleh Agustinus didefenisikan sebagai “kata, perbuatan atau
keinginan untuk bertentangan dengan hukum abadi”.
11
memiliki kosekuensi yang besar. Pendapat ini mempengaruhi cara bagaimana
teologi kristen melihat, merasakan dan mendiskusikan kematian.
12
Kor 5: 15). Terhadap sikap mementingkan diri sendiri, kematian menjadi
ancaman serius. “Kematian tidak diciptakan oleh Allah dan tidak juga berasal
dari kehendak Allah Pencipta yang baik”. Nabi Yehezkiel mengungkapkan
bahwa Allah tidak berkenan pada kematian orang berdosa, melainkan supaya
mereka bertobat dan hidup (Yeh 33:11).
Kematian tidak berasal dari Allah tetapi dari manusia itu sendiri. Karena
dosa, manusia diperhadapkan dengan maut yang tidak terelakan. Manusia
yang berdosa dikuasai oleh maut dan ia tidak dapat membangun relasi dengan
Allah (bdk. Rm 5:12-14). Sejarah kematian manusia akibat dosa dimulai sejak
Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Konsekuensi dari kedosaan Adam dan
Hawa adalah dosa asali. Kenyataan ini membuat manusia jauh dari Allah. Dosa
asal menyebabkan manusia memiliki kodrat kesadaran dalam diri, yang
menyebabkan situasi keberdosaan selalu merupakan bagian dari hidup
manusia yang terus disadari.
16
yang dibedakan dari kegitan manusia. Karena itu, manusia tidak bisa
menangkap dan menjangkau arti kebangkitan. Kebangkitan hanya dimengerti
sebagai rahmat Allah. Kristuslah rahmat Allah itu sejauh Ia bersatu dengan
manusia dan dengan Allah. Dalam kematianNya, Yesus bersatu dengan
manusia. Kristus dibangkitkan “dari antara orang mati”. Ini berarti bahwa Ia
berada di antara mereka, senasib dan sepenanggungan. Justru karena Kristus
solider dengan orang mati, bersatu dengan mereka, kebangkitanNyapun
mempunyai akibat bagi mereka. Itulah bahwa mereka pun diselamatkan. Bapa
menerima bukan hanya Kristus, melainkan semua orang yang mati bersama
Kristus.
17
menegaskannya bahwa “Bersama Kristus kamu dikuburkan dalam
baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh
kepercayaan kepada kerja kuasa Allah yang telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati” (Kol 2: 12).
Dari uraian seputar kematian dari perspektif iman kristiani, kita mengetahui
beberapa hal penting. Pertama, kematian merupakan kodrat manusia.
Manusia siapapun dia tidak dapat menghindar dari kenyataan alamia ini.
Kedua, kematian merupakan konsekuenasi dari dosa. Ketiga, walaupun
kematian merupakan penderitaan bagi manusia sebagai akibat dosa, tetapi
lewat kematian manusia boleh mengalami penebusan. Dan keempat,
penebusan yang dimaksud tidak lain adalah kematian manusia yang disatukan
dengan kematian Kristus sendiri.
18
Dalam konteks Perjanjian Baru, kematian lebih dimengerti sebagai mati
bersama Kristus dengan harapan akan bangkit bersama Kristus. Paulus dalam
suratnya kepada umat di Filipi, mengungkapkan arti kematian kristen, bahwa
oleh Kristus kematian itu memiliki arti yang lebih positif “Bagiku hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp 1: 21). Dengan ini Paulus
menampilkan dimensi baru dari kematian kita: “Jika kita mati dengan Dia,
kitapun akan hidup dengan Dia (2 Tim 2: 11). Aspek yang baru pada kematian
kristen terdapat dalam kata-kata ini: “oleh pembaptisan warga kristen secara
sakramental sudah ‘mati bersama Kristrus’, supaya dapat menghidupi satu
kehidupan baru”.
Dari perspektif iman kita percaya bahwa kematian kita terjadi dalam
rahmat Kristus. ... Kita mati dalam Kristus. Kematian sebagai upah dosa diubah
menjadi berkat, karena kita mati dalam Kristus. Rasul Paulus menegaskan hal
ini kepada umat di Filipi: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan” (Flp 1:21).
5 Keadaan orang mati bukan misteri bagi Yehuwa, sang Pencipta otak. Ia
mengetahui kebenarannya, dan dalam Firman-Nya, Alkitab, Ia menjelaskan
bagaimana keadaan mereka. Alkitab dengan jelas mengajarkan: Sewaktu
seseorang mati, ia tidak ada lagi. Kematian adalah kebalikan dari kehidupan.
Orang mati tidak dapat melihat atau mendengar atau berpikir. Tidak ada satu
bagian pun dari diri kita yang tetap hidup setelah tubuh kita mati. Kita tidak
mempunyai jiwa atau roh yang tidak berkematian.
Pengkhotbah 12:7 “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh
kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.”
CATATAN: Apa yang terjadi pada saat kematian adalah kebalikan dari apa yang
terjadi selama penciptaan. Tubuh kembali ke debu dan roh, atau napas,
20
kembali kepada Allah yang memberikannya. Alkitab dengan jelas mengajarkan
bahwa “roh” yang kembali kepada Allah hanyalah nafas kehidupan, yang Allah
tiupkan kepada manusia di awal penciptaan
Ayub 14:21: “Anak-anaknya menjadi sukses, tetapi ia tidak tahu; atau mereka
menjadi hina, tetapi ia tidak menyadarinya.
Jadi, sangat jelas Orang mati tidak tau apa-apa tentang apa yang terjadi
di bumi.
21
2.4 Adakah Hubungan Orang Hidup Dengan Orang Mati
1. Siapakah pengantara roh untuk pertama kali? Jawab: “Adapun ular yang
paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan, Allah.
Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua
pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?.” Kejadian 3:1.
2. Untuk maksud apakah perantara itu digunakan? Jawab: “Sama seperti Hawa
diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” II Korintus 11: 3 bagian akhir.
Catatan: Sejak saat itu hasil dari setiap hubungan pengantaraan (Medium) roh
adalah penipuan. Setan menguasai ular. Ia membuat seakan akan ular
berbicara. Hawa pikir ia berbicara dengan ular yang sebenarnya ia sedang
berbicara dengan setan sendiri. Ia telah diungkapkan sebagai “ular tua” yang
disebut setan. Yang telah menipu sejak awal dunia ini. Wahyu 12 :9 bagian
pertama.
22
3. Dasar penipuan apakah yang disampaikan ular itu kepada Hawa? Jawab:
“Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “sekali-kali kamu tidak akan
mati.” Kejadian 3:4. Catatan: Apabila setan itu dapat memperdaya Adam dan
Hawa melakukan penipuannya, yang bertentangan dengan kebenaran Allah,
dia, sebagaimana yang dinyatakan Yesus, “adalah pembunuh manusia sejak
mulanya dan tidak hidup dalam kebenaran …… karena ia adalah pendusta dan
bapa segala dusta.” Yohanes 8:44 bagian akhir.
“Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang
berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menetang orang
itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya. Apabila ada seorang
laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka
dihukum mati, yakni mereka harus dilontari batu dan darah mereka tertimpa
kepada mereka sendiri.” Imamat 20:6, 27.
5. Ketika raja Saul pergi kepada wanita petenung di Endor adakah benar ia
berbicara dengan nabi Samuel? Jawab: Tuhan telah menolak untuk
berhubungan dengan raja Saul. Baca I Samuel 28:6. Catatlah bahwa Saul
meminta “petunjuk dari arwah, dengan tiada menurut firman Tuhan.” I
Tawarikh 10:13(terjemahan lama).
6. Adakah orang mati kembali ke rumah mereka setelah mati atau beredar-
edar memberi penghiburan? Jawab: “Sebagaimana awan lenyap dan melayang
hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan
muncul kembali. Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal oleh
tempat tinggalnya.” Ayub 7:9,10.
“Mereka tidur dan tidak ada pertimbangan sepenuhnya dalam diri mereka.
Baca Pengkhotbah 9:5, 6; Ayub 34:14, 15.
8. Apakah yang menjadi penyebab dari kemurtadan pada hari terakhir? Jawab:
23
“Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudianada
orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-
setan.” I Timotius 4:1. Catatan: Roh-roh dan pengantaraan mereka adalah roh-
roh penipuan. Mereka terikat dalam penipuan. Mereka yang membuat orang
banyak berpisah dari kebenaran dan iman dan mereka mencetuskan doktrin-
doktrin setan. Mereka adalah roh-roh yang melakukan tanda ajaib. Manifestasi
dari supra natura mereka merupakan implementasi dari seluruh penipuan
mereka dan membuat mereka dapat dipercaya. Baca Matius 7:22, 23; 24:24; II
Tesalonika 2:9; Wahyu 13:13, 14; 16:13, 14.
24
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari perspektif iman kita percaya bahwa kematian kita terjadi dalam
rahmat Kristus. ... Kita mati dalam Kristus. Kematian sebagai upah dosa diubah
menjadi berkat, karena kita mati dalam Kristus. Rasul Paulus menegaskan hal
ini kepada umat di Filipi: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan” (Flp 1:21).
25
dengan mengatakan bahwa orang mati tidak dapat mengasihi atau membenci
dan bahwa ”tidak ada pekerjaan atau rancangan atau pengetahuan atau
hikmat di [kuburan]”.
26
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/yustinushendro/kematian-dalam-perspektif-
iman-kristian_54f92fcca3331112678b4a5c
https://tuhanyesus.org/kematian-menurut-kristen
https://www.gotquestions.org/Indonesia/kematian-menurut-alkitab.html
https://educlass.org/kematian-menurut-alkitab/
https://inilah.com/mozaik/2568626/hubungan-antara-ruh-orang-mati-dan-
orang-hidup
https://danielbaraparatu.wordpress.com/2008/05/14/dapatkah-orang-mati-
berhubungan-dengan-orang-hidup/
https://m.republika.co.id/berita/q8x7e0483/kemana-perginya-roh-setelah-
jasad-mati
https://m.dw.com/id/sains-di-balik-kematian/g-19060550
https://www.sarapanpagi.org/hubungan-orang-yg-hidup-yg-sudah-mati-
babtisan-org-ma-vt423.html
27
28
29