The existence of high-tech corporations in villages are regarded as aliens in
their environment. This indicates a wide gap between them and the environments. That gap may result in an interaction that tends to be negative. Although this has been anticipated by the initiators implemented in Amdal document accompanied by UPL & UKL, it cannot guarantee that it can give a solution of the gap. Any efforts to bridge the gap through CD that turn into CSR do not have a strong foundation by law or academically. However, CSR is a way to develop collaboration between Academics (A), Businessmen (B) and Government (G). The attempts to combine the ABG concept have several obstacles either from the internal or from external institutions. The corporations’ care for environment, well-known as CSR, can be regarded as a new breakthrough to provide a chance for developing creativity, not only in developing society, research, and community service but also in improving the roles of government for public service, especially in managing environment. It can also reposition the roles of government in society, as it was proposed by Al Gore.
Sosok benda asing dan kesenjangan dimiliki masyarakat setempat, tentunya
bila kita tinjau aspek lainnya keberadaan Ketika sebuah perusahaan besar perusahaan besar tsb dapat dipandang pengguna teknologi (hi-tech) beroperasi sebagai ‘unsur’ asing yang sangat di lingkungan perdesaan, akan terjadi kontras dengan lingkungan sekelilingnya interaksi antara perusahaan tsb dengan dari berbagai aspek kehidupan. lingkungannya. Yang dimaksudkan dengan lingkungannya bukan hanya Kontras keadaan sosok perusahaan yang sebatas lingkungan bio-geo fisika saja, sangat mencolok di lingkungannya tetapi meliputi juga lingkungan merupakan ekspresi kesenjangan yang ekonomi-sosial- budayanya. sangat lebar dan berpotensi untuk menimbulkan berbagai gejolak sosial. Sudah barang tentu perusahaan besar tsb Interaksi perusahaan dengan lingkungan dalam berusahanya menggunakan tidak hanya sebatas bagai mana teknologi yang jauh lebih tinggi dari perusahaan tsb menangani limbah teknologi yang dikuasai oleh masyarakat produk samping dari aktivitas usahanya, sekitarnya, demikian pula modalnya atau pengaruh kebisingan, pencahayaan, sangat jauh lebih besar dari modal yang hingga kepada timbulnya kecemburuan sosial terhadap recruitment pegawai. * Dosen KK-Ilmu kemanusiaan FSRD-ITB Sering kali dijumpai bahwa pegawai Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 276 Kepedulian Perusahaan Terhadap Lingkungan
yang bekerja di perusahaan tsb lebih dalam rangka reboisasi, mendukung
banyak didatangkan dari luar ketimbang berbagai kampanye pengelolaan dari masyarakat setempat. Kita tidak lingkungan. dapat saling menyalahkan antara masyarakat dan perusahaan tsb hal ini Tujuan pokok perusahaan adalah disebabkan kapasitas tingkat pendidikan mencari keuntungan (profit centre), dan keterampilan masyarakat setempat sedangkan kegiatan-kegiatan tsb di atas jauh dari memadai untuk bisa bekerja di berbentuk kegiatan yang mengeluarkan lingkungan perusahaan tsb. Demikian biaya yang dianggap tidak menciptakan pula perusahaan tsb tidak dapat melatih keuntungan (profit) tetapi membangun masyarakat untuk dapat bekerja di citra dan memperbaiki serta memelihara lingkungan perusahaannya karena tugas hubungan baik yang kemanfaatannya pokok perusahaan tsb bukan sebagai akan memiliki dampak positif terhadap lembaga pelatihan atau pelayanan sosial. keberadaan perusahaan di masyarakat dan lingkungannya (benefit) yang Keberadaan perusahaan di suatu tempat bentuk serta sifat kemanfaatannya non tsb memunculkan beragam interaksi material. dengan lingkungan yang tidak sama untuk tiap periode kegiatan usaha dari Karena sifat dan kedudukan dari perusahaan tsb. Biasanya sebelum kegiatan di atas dapat digolongkan pemerintah memberi ijin beroperasinya sebagai kegiatan hubungan masyarakat kepada suatu perusahaan terlebih dahulu (Public Relation), seringkali pelaksana perusahaan tsb diwajibkan membuat dari kegiatan-kegiatan tsb dilakukan Amdal yang dilengkapi dengan UKL oleh unit/ bagian Humas (PR). dan UPL. Dokumen-dokumen tsb selain merupakan kelengkapan untuk Kita dapat mencermati kegiatan- diberikannya ijin operasi perusahaan kegiatan yang diselenggarakan oleh juga berfungsi sebagai acuan bagi perusahaan tsb seringkali berbentuk berbagai pihak untuk mengantisipasi pemberian bantuan yang bersifat berbagai kemungkinan dampak karitatif dan tidak mendidik bahkan lingkungan. menyebabkan suatu kondisi masyarakat yang tidak produktif dan meningkatnya ketergantungan terhadap perusahaan tsb. Unjuk Kepedulian Perusahaan Kondisi ini muncul akibat diselenggarakannya kegiatan tanpa Kepedulian perusahaan terhadap memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan terutama terhadap masyarakatnya. Pemberian bantuan dari masyarakatnya biasanya diungkapkan perusahaan kepada masyarakat seperti dengan berbagai kegiatan bakti sosial, itu bila terus dilakukan dapat peran serta perusahaan pada perayaan menimbulkan persoalan baru berupa hari-hari besar, pembuatan fasilitas konflik antarkelompok dalam umum seperti MCK, mushola/ mesjid masyarakatnya. Kecemburuan sosial dimasyarakat sekitar lingkungan muncul akibat tidak meratanya perusahaan hingga penanaman pohon pemberian bantuan kepada masyarakat, Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 277 Kepedulian Perusahaan Terhadap Lingkungan
sehingga sering kali kita mendengar (Community Development), kegiatan ini
keluhan dari sekelompok masyarakat merupakan salah satu bagian dari yang mengatakan bahwa: mengapa kewajiban perusahaan dalam memenuhi hanya kepada kelompok itu saja janjinya sesuai dengan yang tertuang sementara kami pun masih warga desa dalam UKL dan UPL, selain kegiatan yang sama kok tidak memperoleh pemantauan komponen lingkungan bantuan serupa? dst. lainnya (bio-geo fisika) yang terus dipantau dan ditanggulangi bila terjadi Bagaimana sebaiknya perusahaan kondisi di atas ambang batas yang mewujudkan kepedulian terhadap diijinkan, sesuai tertuang dalam lingkungan dan masyarakat sekitarnya? dokumen Amdal. Merupakan persoalan yang seringkali tidak mendapat tanggapan yang Dalam perkembangannya kegiatan CD memadai dari perusahaan tsb, kegiatan dipandang tidak hanya berkedudukan dianggap cukup ditangani oleh bagian sebagai pengelolaan terhadap dampak humas, sementara persoalan yang lingkungan pada aspek ekonomi-sosial- dihadapi tidak hanya sebatas kegiatan budaya tetapi fungsinya bergeser dan pengelolaan dampak lingkungan dan berkembang sehingga memiliki peran humas saja. Hal ini merupakan sebagai pagar sosial (Sosial barrier) persoalan kelembagaan tersendiri dalam yang dapat dibangun dengan suatu internal perusahaan dalam upaya teknik rekayasa sosial yang terencana mewujudkan ungkapan kepedulian dengan baik, sehingga kegiatannya tidak perusahaan terhadap lingkungan dan lagi sebatas kegiatan karitatif seperti masyarakatnya. sinterklas membagikan hadiah natal kepada anak-anak. Karena sifat Beberapa pekerjaan pembangunan kegiatannya seperti itu, beberapa pihak masyarakat yang diungkapkan dalam memandang pemberian nama CD pada bentuk pelayanan kesehatan atau kegiatan tsb sudah tidak cocok lagi, membangun fasilitas umum biasanya sehingga diberikan istilah baru yang kini dilakukan oleh pihak ke tiga yang dikenal sebagai Corporate Sosial sifatnya sebagai suatu projek dengan Responsibility (CSR). syarat-syarat pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan CSR dalam tataran globalisasi bisnis oleh perusahaan. Ketika pihak ketiga kegiatan yang ditangani diperluas, tidak melaksanakan projek tsb, sering kita hanya menangani upaya keserasian jumpai berbagai persoalan baru sebagai kegiatan bisnis dengan kehidupan sosial efek samping dan turunan dari disekitar perusahaan saja, tetapi kurangnya keterlibatan masyarakat menjangkau keseluruhan pemangku dalam projek tsb. kepentingan. Pemangku kepentingan yang dimaksud Dulu CD sekarang CSR meliputi: karyawan perusahaan beserta keluarganya, konsumen/pasar, para Kegiatan bantuan perusahaan kepada pemasok, lembaga2 penunjang masyarakat dulu dikenal sebagai perusahaan antara lain perbankan dan Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 278 Kepedulian Perusahaan Terhadap Lingkungan
konsultan, Para pemangku kepentingan memudar hingga hilang ditelan jaman.
perlu mendapat perhatian karena Tidak etis bila kita menuduh bahwa perusahaan memerlukan dukungan hilangnya local wisdom itu disebabkan kepercayaan/trust dari mereka. oleh kedatangan benda asing perusahaan tsb. Tata nilai bergeser dari tindakan Hal tersebut jika ditinjau dari sisi yang bersifat sosialistik menjadi manajemen perusahaan akan terlihat individualistik akibat makin sebagai masalah bagaimana perusahaan meningkatnya intensitas kegiatan formal melakukan redistribusi nilai tambah yang segalanya harus kepada pemangku kepentingan. dipertanggungjawabkan secara Kegiatan CSR ini akan memberikan administratif dan jelas implikasi yang wajar terhadap pertanggungjawaban keuangannya. perusahaan , kalau tidak bagian keuntungan untuk pemilik modal Kegiatan gotong royong sebagai menjadi berkurang, maka harga barang ungkapan dari CBD (Community Base menjadi lebih mahal. Seandainya Development) yang dimiliki masyarakat menaikkan harga barang yang dipilih, selayaknya tidak boleh hilang dengan hal ini logis karena yang adanya program CD tsb., malahan diperdagangkan tidak hanya phisik seharusnya CD itulah yang barang ttapi termasuk didalamnya nilai2 meningkatkan aktivitas CBD, bukan kepercayaan/trust. sebaliknya menggeser bahkan menggantikannya.
CBD (Community Base Development) CSR diharapkan memiliki kemampuan
untuk mengubah pola kegiatan CD yang Sudah sejak dulu masyarakat nusantara dulu dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki tradisi membangun lingkungan tidak memiliki kapasitas dan secara bergotong royong. Kegiatan kemampuan menangani kegiatan gotong royong tsb sebagai ungkapan tata rekayasa sosial. Oleh karena itu, CBD nilai lokal yang dihormati oleh perlu ditetapkan sebagai salah satu masyarakatnya. Sebagai salah satu indikator keberhasilan dari kegiatan contoh adalah dalam membangun rumah CSR dan perlu ada beberapa kriteria salah seorang anggota masyarakatnya yang harus diberikan kepada beberapa dilakukan secara ‘adat’. Kegiatan itu perusahaan pihak ke tiga yang akan merupakan suatu tradisi yaitu bersama- menangani projek CD yang diberikan sama sebagai kewajiban anggota oleh pemrakarsa dalam rangka CSR. Di masyarakatnya untuk kemajuan sinilah peran pihak akademisi dalam bersama. menjembatani antara perusahaan pemrakarsa dalam mempengaruhi Dengan kemajuan jaman dan masuknya pemerintah untuk mengatur para pihak perusahaan besar dengan berbagai ke tiga (kontraktor local) dalam dampak ikutannya, seringkali kita menangani CD dan CSR. jumpai bahwa tatanilai lokal yang pernah ada secara bertahap berkurang, Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 279 Kepedulian Perusahaan Terhadap Lingkungan
Peran Pemerintah ada di daerah tsb dihadapkan kepada
masyarakat dan lingkungannya, keadaan Walaupun Perusahaan /pebisnis (B) tsb merupakan peluang bagi perguruan telah melakukan kewajibannya tinggi dalam hal ini ITB untuk membayar pajak kepada pemerintah, memanfaatkan kegiatan CSR ini dimana pajak tsb sesungguhnya menjadi modus operandi bagi penguatan ditujukan untuk membangun daerah. kerja sama antara pihak perguruan Pajak tersebut seharusnya diprioritaskan tinggi/akademisi (A)- Pebisnis/ untuk daerah tempat perusahaan tsb perusahaan pengguna teknologi (B) dan berada (berproduksi). Sering kali sikap pemerintah daerah/government (G). pemerintah daerah kita masih menganut azas pemerataan sehingga kebijakan pembangunan daerah tidak Sinergitas A-B-G memprioritaskan pada lokasi tempat perusahaan itu berada, bahkan Sinergitas A-B-G meskipun sudah sebaliknya daerah daerah tsb seakan terdapat didalam dokumen dokumen membiarkan agar pembangunan daerah lembaga pemerintah dan juga sudah sekitar lokasi perusahaan dibiayai oleh pernah menjadi pernyataan resmi program CSR perusahaan tsb. pejabat, namun belum terlihat adanya pola yang jelas bagaimana A-B-G dapat Sebut saja beberapa desa di sekitar bersinergi secara intens. bendungan Saguling, seperti Desa Jati, Untuk membangun pola sebagai upaya Cikande, Cipangeran, Ds Saguling, meningkatkan intensitas A-B-G kondisi daerahnya masih jauh dari bersinergi, dirasa perlu adanya mediator berkembang dibanding dengan desa- yang efektif. desa lainnya di Kec Batujajar. Demikian Mediasi dapat dilakukan baik oleh pula Desa-desa Malabar, Margamulya, individu ataupun lembaga. Margamukti, Bunisari, masih relatif Mediator dalam mlakukan mediasi perlu tertinggal dibanding dengan desa-desa memperhatikan kepentingan masing2 lainnya di Kec. Pangalengan padahal di phihak, dengan demikian perlu lokasi tsb terdapat perusahaan diciptakannya bahasa komunikasi pembangkit panas bumi (geothermal) administratip yang dapat digunakan Wayang Windu. Dikecamatan Jatiluhur untuk melakukan pembagian peran terdapat desa-desa: Tajur sindang, masing2 pihak. Panindangan, Ciseuti yang terletak ditepi danau Jatiluhur. Jatiluhur dikenal sebagai bendungan serbaguna penyuplai Daftar Pustaka air baku bagi air minum DKI, Pembangkit listrik, dan penyedia air 1. Arsjad Anwar, Moh; Omura, saluran irigasi Tarum Timur dan Tarum Keiji; et al; Local Development Barat. in Indonesia, Institute of Developing Economies, Tokyo, Pemerintah daerah belum memahami 1994. apa peran dan fungsi perusahaan yang Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 280 Kepedulian Perusahaan Terhadap Lingkungan
2. Simandjuntak, B. drs, SH &
Pasaribu, I. L., Dra; Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat Desa, TARSITO, Bandung, 1986. 3. Kartasasmita, G.; Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka membangun perekonomian yang berdasar Pancasila; Journal Studi Pembangunan, ITB Bandung, vol. 1, No. 1, Januari 1998. 4. Saefuddin, Asep; IPTEK ditengah perubahan Bangsa, TIM INNOSCENT, Bogor, 2004. 5. Arif Budimanta, Adi Prasetijo, Bambang Rudito, Corporate Sosial Responsibility.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 281