Bab 2
Bab 2
ANATOMI
3
Gambar 2. Nukleus kompleks nervus okulomotorius10
3
Nukleus kompleks nervus okulomotorius terdiri dari 2 subnukleus, yaitu
nukleus yang berpasangan dan tidak berpasangan. Subnukleus levator merupakan
subnukleus yang tidak berpasangan yang berada di bagian tengah kaudal untuk
mempersarafi kedua otot levator. Lesi yang terjadi di bagian ini mengakibatkan
ptosis yang bilateral. Subnukleus rektus superior merupakan subnukleus yang
berpasangan. Subnukleus ini mempersarafi masing-masing dari otot rektus
superior kontralateral. Lesi yang terjadi pada subnukleusnya menyebabkan
gangguan pada kontralateral dari rektus superior. Subnukleus rektus media, rektus
inferior, dan oblik inferior merupakan subnukleus yang berpasangan. Subnukleus
ini mempersarafi otot ipsilateralnya. Lesinya jarang terjadi, namun biasanya
disebabkan oleh penyakit vaskular, tumor primer, dan metastasis. Keterlibatan
dari rektus medial yang berpasangan menyebabkan Wall-eyed Bilateral
Internuclear Opthalmoplegia (WEBINO) yang memiliki gejala seperti, eksotropia
dengan keterbatasan konvergensi dan adduksi.2,9,11
Nervus okulomotorius pada bagian fasikulus memiliki serabut eferen yang
melewati red nucleus dan medial dari pedikulus serebral. Nervus ini muncul di
otak bagian tengah dan masuk ke fossa interpedunkularis. Fasikulus nervus
okulomotorius dibagi menjadi fasikulus rostral dan fasikulus dorsal. Lesi yang
terjadi pada nukleus dan fasikulus memiliki penyebab yang sama, namun yang
disebabkan oleh demielisasi hanya terjadi pada bagian fasikulus. Kerusakan dari
dorsal fasikulus memberikan gambaran sindroma benedikt sedangkan kerusakan
bagian ventral fasikulus memberikan gambaran sindroma Weber.4,9
4
berjalan sejajar ke lateral bersamaan dengan arteri komunikans posterior. Saraf ini
melintasi sepanjang basis tulang tengkorak dan tidak diikuti oleh nervus kranial
lainnya. Lesi nervus okulomotorius sering terjadi pada bagian basilar dengan
penyebab utamanya yaitu aneurisma dan trauma kepala.9,13
5
mempersarafi sfingter pupil dan otot siliaris. Lesi di bagian inferior ini dapat
menyebabkan keterbatasan adduksi, depresi, dan dilatasi pupil. Lesi pada cabang
superior dan inferior biasanya disebabkan oleh trauma atau vaskular.5,11
6
disebabkan oleh bedah atau medis. Lesi bedah berupa aneurisma, trauma, dan
herniasi uncal. Lesi medis berupa mikroangiopati yang terjadi pada hipertemsi
dam diabetes.9
7
simpatis (setelah postganglion sampai ke trunkus ganglia servikal superior)
mengikuti arteri oftalmika dan percabangannya. Serabut sensoris membawa
impuls dari kornea, iris, koroid, dan otot intraokuler.2,9