Anda di halaman 1dari 65

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang


memiliki sumber daya hutan yang sangat potensial. Berdasarkan keputusan
Menteri Kehutanan Nomor 529/Menhut-II/2012, luas kawasan hutan di Provinsi
Kalimantan Tengah sebesar 15.320.100 ha. Dari luasan tersebut, hampir
setengahnya mengalami kerusakan yang disebabkan oleh penebangan liar (illegal
logging), perambahan hutan, konversi lahan untuk perkebunan dan pertambangan.
Meningkatnya angka kerusakan hutan alam dan menurunnya kualitas
lingkungan hidup serta semakin menyempitnya kawasan hutan alam produksi
yang menyuplai kayu bulat untuk penghara industri pengolahan kayu di
Kalimantan Tengah, maka pembangunan hutan tanaman termasuk Hutan
Tanaman Rakyat (HTR) mulai oleh digalakkan pemerintah. Hutan Tanaman
Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh
kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dengan menerapkan teknik silvikultur yang tepat. Merujuk pengertian ini sasaran
dari pembanguan HTR adalah masyarakat yang berada di dalam dan atau di
sekitar hutan, masyarakat di sini terdiri dari perorangan atau kelompok
masyarakat yang diberikan ijin pengelolaan hutan. Kawasan hutan yang dapat
menjadi sasaran lokasi HTR adalah kawasan hutan produksi yang  tidak produktif,
tidak dibebani izin atau hak lain, letaknya diutamakan dekat dengan industri hasil
hutan dan telah ditetapkan pencadangannya oleh Menteri Kehutanan.
Pola pertumbuhan tanaman membentuk grafik sigmoid yang dapat
dirumuskan melalui persamaan eksponensial (Brown 1997; Grant et al. 1997;
Radonja et al. 2003) dan polinomial (Brown 1997; Burkhart 2003). Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh jenis, genetik, lingkungan atau tempat tumbuh dan
teknik silvikultur (Wahyudi, 2012). Faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
iklim dan faktor tanah. Faktor iklim terdiri dari curah hujan, cahaya, suhu,
kelembaban, angin dan letak geografi berdasarkan garis lintang. Sedangkan faktor
2

tanah terdiri dari sifat fisik, kimia dan biologi tanah, kelerengan, aspek, ketinggian
dan drainase (Fisher & Binkley, 2000).
Salah satu jenis tanaman yang dapat dikembangkan dalam hutan tanaman
adalah sengon atau dengan nama ilmiah (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen).
Sengon adalah tanaman yang sangat potensial untuk pembangunan hutan
tanaman, karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan manfaat ekologis yang luas.
Keunggulan ekonomi pohon sengon adalah jenis pohon kayu cepat tumbuh (fast
growing species), pengelolaan relatif mudah, sifat kayunya termasuk kelas kuat
dan permintaan pasar yang terus meningkat (Nugroho dan Salamah, 2015),
sedangkan secara ekologis sengon dapat meningkatkan kualitas lingkungan seperti
meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki tata air. Sehingga tanaman
sengon memungkinkan digunakan sebagai jenis rehabilitasi hutan dan lahan
gambut (Suharti, 2008).
Kabupaten Pulang Pisau dengan kondisi lahan yang didomiansi lahan rawa
gambut ternyata sangat sesuai untuk budidaya tanaman sengon dengan syarat
tanaman tersebut bebas dari genangan air pada saat musim hujan. Untuk
keperluan tersebut, penanaman sengon ditempatkan pada lahan yang relatif tinggi
yang bebas dari genangan air atau dibuat guludan untuk menghindari
penggenangan pada saat musim hujan. Tanaman sengon memiliki posisi strategis
sehingga  investor tertarik membangun industri pengelolahan sengon di Pulang
Pisau. Saat ini di Pulang Pisau terdapat sekitar 5.000 hutan rakyat sengon dan
pemerintah bekerja sama dengan PT. Naga Bhuana untuk pembangunan pabrik
pengolahan kayu sengon yang didirikan di Desa Buntoi, yang telah diresmikan
oleh Presiden Jokowi ( Borneonews, 2016).
Keberadaan tanaman sengon yang ditanam pada lahan rawa gambut masih
relatif baru sehingga banyak memerlukan input-input sebagai bagian dari teknik
silvikultur dalam rangka memantapkan pelaksanaannya di masa datang. Salah satu
input yang cukup penting adalah pemodelan pertumbuhan tanaman. Model
pertumbuhan pohon-pohon di hutan alam produksi sangat diperlukan untuk
mengetahui besaran diameter (dbh) dan tingginya pada umur tertentu serta untuk
3

menentukan waktu masak tebang yang tepat sehingga diperoleh manfaat ekonomi
yang optimal.

I.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pertumbuhan tanaman sengon (Paraserianthes falcataria (L)
Nielsen) yang ditanam pada guludan di lahan rawa gambut.
2. Mengetahui model pertumbuhan tanaman sengon yang ditanam pada lahan
gambut menggunakan sistem guludan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
tentang pertumbuhan tanaman sengon yang ditanam pada lahan rawa gambut
serta memprediksi besaran diameter dan tingginya pada saat umur tertentu
menggunakan model pertumbuhan tanaman, sehingga dapat menentukan daur
ekonomis tanaman secara tepat.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Penyebaran


Sengon disebut juga jeungjing, albiso, dahulu mempunyai nama botani
Albisia falcataria (L) Nielsen. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama
daerah yaitu jeunjing, jeunjing laut (Sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut atau
sengon sebrang (Jawa), seia (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui
(Tidore) (Santoso 1992). Klasifikasi morfologi sengon (Paraserianthes falcataria
(L) Nielsen) ialah:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Sub Famili : Mimosoidae
Genus : Paraserianthes
Spesies : Paraserianthes falcataria (L) Nielsen

Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) tumbuh secara alami di


Sumatera, Jawa, Bali, Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Australia.
Sengon dapat tumbuh pada ketinggian 0-1600 m dpl, dan tumbuh pada tanah
berpasir dan laterit dengan drainase yang cukup baik. Sengon dapat beradaptasi
dengan iklim monsoon dan lembab dengan curah hujan 200-2700 mm/th dengan
bulan kering sampai 4 bulan dan dapat ditanam pada tapak yang tidak subur tanpa
dipupuk, namun tidak dapat tumbuh subur pada lahan berdrainase jelek. Sengon
termasuk spesies yang memerlukan cahaya dan salah satu spesies paling cepat
tumbuh di dunia, karena mampu tumbuh 8 m dalam tahun pertama penanaman
(Santoso, 1992).
5

2.2 Hutan Rawa Gambut


Gambut adalah material organik (mati) yang terbentuk dari bahan-bahan
organik, seperti dedaunan, batang, dan cabang serta akar tumbuhan yang
terakumulasi dalam kondisi lingkungan yang tergenang air, sangat sedikit oksigen
dan keasaman tinggi serta terbentuk disuatu lokasi dalam jangka waktu geologis
(CKPP, 2008 dalam Endo, 2010).
Hutan Rawa Gambut (peat swarm forest) merupakan suatu formasi hutan
yang cukup luas di Indonesia. Istilah hutan rawa gambut muncul karena antara
hutan rawa dan hutan gambut umumnya berdekatan, seringkali tidak memiliki
batas yang tegas. Ciri umum untuk gambut, tidak mengalami perkembangan profil
kearah terbentuknya horizon-horizon yang berbeda, berwarna coklat kelam
sampai hitam, berkadar air tinggi dan berwarna seperti teh serta bereaksi masam
dengan ph 3,0 – 5,0 (Istomo, dalam Darwanto,2008)
Pembentukan hutan rawa gambut saat ini adalah hasil suksesi yang
memakan waktu yang cukup lama. Suksesi hutan rawa gambut diperkirakan
berasal dari tumbuhan payau yang berangsur-angsur berubah menjadi tumbuhan
hutan rawa gambut. Anderson (1997) dalam Andreas (2011) menerangkan bahwa
pada perkembangan awal hutan rawa gambut tersebut hanya berada di pinggir
pantai, sedang pada rawa yang dipedalaman adalah rawa yang telah berkembang
lama.

2.3 Pemodelan Pertumbuhan


Pemodelan adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan model, mulai
dari membangun model, melakukan validasi, menjalankan model hingga
menganalisa hasil untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan baru. Pemodelan
sangat penting dalam suatu penelitian, terutama untuk menghemat waktu dan
biaya serta menghindari resiko kerusakan atau bahaya apabila dilakukan pada
sistem nyata. Sebagai contoh, kita ingin melakukan penelitian untuk mengetahui
perbedaan pertumbuhan pohon jati apabila ditanam secara monokultur dan secara
tumpang sari dengan pohon cendana. Untuk mengetahui hasilnya diperlukan
waktu pengamatan paling sedikit 30-40 tahun untuk dapat melihat pertumbuhan
6

dalam satu siklusnya. Bayangkan berapa lama seorang peneliti dapat bertahan
untuk melakukan penelitan tersebut dan berapa banyak biaya yang dibutuhkan
(Degi Harja & Subekti Rahayu, 2018).
Sebagai alternatif untuk permasalahan diatas kita dapat menggunakan model
simulasi. Model tersebut dapat dibangun dari hasil penelitian sebelumnya dengan
melibatkan proses kausal menggunakan metode baik statistika, matematika
maupun logika pemograman. Dengan model simulasi tersebut kita dapat mencoba
berbagai skenario model dan mendapatkan hasil dugaannya sebagai pertimbangan
untuk suatu program yang akan direncanakan. Namun perlu diingat bahwa hasil
dari suatu model adalah hanya berupa dugaan, artinya dalam kenyataannya bisa
terjadi hal yang berbeda. Tapi tidak semerta merta hasil dari suatu model adalah
hal yang tidak berguna, karena pada sistem model tersebut terdapat rangkaian
logika sebab akibat berdasarkan hasil percobaan nyata, sehingga apapun hasilnya
adalah merupakan ilmu pengetahun yang bisa dijelaskan secara logis (Degi Harja
& Subekti Rahayu, 2018).
Menurut Gadow et al., (1999), model pola pertumbuhan juga sebuah
prasyarat penting untuk mengevaluasi berbagai aksi khususnya pengelolaan bagi
perkembangan masa depan sumberdaya alam, seperti ekosistem daerah hutan.
Dimana model pertumbuhan dapat memberikan informasi utama tentang
perubahan dinamik dari berkurangnya nilai-nilai nyata karakteristik suatu hutan,
misalnya stability dan resilience dalam mempengaruhi lingkungan oleh polusi
indutri atau nilai estetika yang diberikan dari struktur tegakan hutan.
Menurut Davis & Johnson (1987) & Vanclay (1994), berdasarkan kepada
unit-unit dasar yang menyusun suatu model, model pertumbuhan (empiris) dapat
dikelompokkan atas 3 (tiga) model kelompok, yaitu model tegakan keseluruhan
(whole stand models), model kelas ukuran (size class models), atau model kelas
tegakan (stand-class models), dan model individu pohon (single-tree models).

2.4 Teknik Silvikultur


Pada umumnya tanaman sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)
diperbanyak dengan biji. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin
mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon
7

yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar,
tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih
sengon yang baik yaitu kulit bersih berwarna coklat tua, ukuran benih maksimum,
tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan bentuk benih masih utuh. Selain
penampakan visual benih, perlu diperhatikan juga daya tumbuh dan daya
hidupnya dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya caranya
dengan mengupas benih tersebut (Santoso, 1992 dalam Adrian, 2010). Benih
sengon memiliki kulit luar yang sedikit keras, oleh karena itu, untuk mempercepat
dan menyerempakkan perkecambahan, sebelum ditabur benih disiram air
mendidih sebanyak 4 kali volume benih, lalu dibiarkan mendingin. Cara lain yang
dapat dilakukan ialah benih direndam pada air mendidih 1-3 menit, diangkat dan
direndam dalam air dingin selama 24 jam. Tujuan dari perendaman benih sengon
adalah untuk memutuskan masa dorman dari benih sengon yang akan ditanam,
sehingga sengon dapat segera tumbuh. (Santoso, 1992 dalam Adrian, 2010).

2.5 Pemanfaatan
Berat jenis kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) memiliki
rata-rata 0,33, dan termasuk kelas awet IV-V, serta kelas kuat IV-V. Kayu sengon
termasuk kayu yang ringan dan cocok untuk konstruksi ringan, meubel, bahan
pengepak (rak botol, kotak cerutu, kotak rokok, dll), bahan korek api, alat musik
mainan anak-anak, papan partikel, dan bahan pembuatan kertas. Selain itu,
tanaman sengon kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar dan bahan
pembuatan arang, sedangkan daun sengon dapat digunakan sebagai pakan ayam
dan kambing Sutisna, 1998 dalam Adrian, 2010). Daun sengon mengandung
protein, zat lemak, memosin, dan sebagainya, sehingga dapat bermanfaat sebagai
pupuk hijau (Santoso, 1992 dalam Adrian, 2010)

2.6 Pertumbuhan Tanaman


Faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah :
2.6.1 Cahaya Matahari
Cahaya matahari memberi energi pada proses fotosintesis (photosyntesis),
yang dilakukan pada organ-organ tanaman yang mengandung zat hijau daun
8

(kloropil) dengan menggunakan karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O)
dari tanah. Proses ini menghasilkan karbohidrat (C6H12O6) dan gas Oksigen (O2)
yang dilepas ke udara (Wahyudi, 2013)
Karbohidrat (C6H12O6) sebagai energi potensial disimpan dalam tubuh
tanaman dan dapat dipergunakan untuk menjalankan proses metabolisme.
Pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi dilakukan melalui proses
pernapasan (respiration). Menurut Sutejo dan Kartasapoetra (1991), satu molekul
karbohidrat (C6H12O6) dioksidasi dengan 6 molekul oksigen (O 2) menghasilkan 6
molekul karbondioksida, 6 molekul air dan 674 kalori. Kalori inilah yang
dipergunakan untuk menjalankan metabolisme tumbuhan (Wahyudi, 2013).

2.6.2. Air
Jumlah kandungan air di udara dapat menentukan kelembapan udara. Air
(H2O) merupakan komponen utama dan merupakan 70-90% dari seluruh berat
tumbuhan. Air merupakan media bagi pertukaran zat dan reaksi biokimia serta
berperan penting dalam proses fisiologi tumbuhan. Air diperlukan untuk proses
translokasi, mengatur suhu tumbuhan dan dapat mengeliminasi zat racun dalam
tubuh tanaman.Air yang dipergunakan tumbuhan dalam proses fotosintesa diambil
dari tanah melalui perakaran. Menurut Lee (1990) air tanah pada zone perakaran
berasal dari proses infiltrasi (infiltration) melalui pori-pori tanah. Air yang
mengalami infiltrasi berasal dari air lolos, aliran batang dan aliran permukaan,
yang semuanya berasal dari curah hujan (precipitation).
Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (1991) keberadaan air dalam tanah
pada zone perakaran sangat tergantung pada tekstur tanah, yaitu komposisi
penyusun tanah berdasarkan besar kecil partikel-partikel penyusunnya (pasir, liat
dan debu).Tanaman yang kelebihan atau kekurangan air dapat mengalami
gangguan pertumbuhan sampai pada kematian.

2.6.3 Temperatur
Temperatur merupakan salah satu faktor pembatas dalam pertumbuhan
tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai relung temperatur tertentu untuk
9

menjalankan proses metabolisme. Temperatur yang terlalu rendah atau tinggi


dapat mengganggu pertumbuhan dan kehidupan tanaman.
Tanaman jenis akasia mangium dan sengon memerlukan kisaran suhu antara
18-34oC (Deptan, 1980a), tanaman sungkai hidup baik pada suhu 21-34 oC,
tanaman sengon mampu tumbuh pada suhu 18-27oC (Dephut, 1998) dan tanaman
meranti memerlukan suhu yang lebih rendah pada awal pertumbuhannya
kemudian mampu hidup pada suhu yang lebih tinggi di daerah tropis (Mc Kinnon,
2000 dalam Wahyudi, 2013).

2.6.4 Unsur Hara


Unsur hara adalah ion atau molekul tertentu yang diserap tanaman untuk
keperluan kegiatan fisiologisnya. Contoh ion yang diserap adalah K+, Ca2+,
NO3-, SO4-2 dan molekul yang diserap adalah O2, CO2, H2O (Wahyudi, 2013)
Menurut Dephut (1998), unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman dibagi menjadi dua kelompok, yaitu unsur makro dan unsur mikro.
Unsur hara makro diperlukan dalam jumlah banyak, seperti Karbon (C), Hidrogen
(H2), Oksigen (O2), Nitrogen (N2), Pospor (P), Belerang (Sulfur/S), Kalium (K),
Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).Unsur mikro diperlukan dalam jumlah sedikit
namun bila kekurangan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pada
umumnya unsur hara mikro merupakan zat katalisator yang dapat membantu
proses persenyawaan kimia tanaman. Unsur hara mikro terdiri dari Besi
(Ferum/Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cuprum/Cu), Borium (Bo),
Clorida (Cl), Silisium (Si), Natrium (Na), Kobalt (Co), Molybden (Mo).
10

III. METODE PENELITIAN

III.1 Tempat dan Waktu


Penelitian dilakukan pada areal budidaya Sengon (Paraserianthes
falcataria (L) Nielsen) kelompok tani Hasupa Hasundau yang terletak di jalan
lintas Kalimantan Km 88 Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Waktu
yang diperlukan untuk penelitian ini selama 5 (lima) bulan, dimulai pada bulan
Mei sampai dengan bulan September 2018 termasuk dalam persiapan, proses
pengolahan data serta penyusunan dan penyajian hasil penelitian ( Lampiran 16).
III.2 Bahan dan Peralatan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) berumur 6,13, 30,
36, 48 dan 56 Bulan yang ditanam pada lahan rawa gambut menggunakan
guludan jarak tanam 3 m x 3 m.
2. Peta Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Pita ukur e. Meteran
b. Kompas f. Tali rapia
c. Kamera g. Komputer
d. GPS h. Tally sheet dan alat tulis menulis
e. Hagameter
III.3 Prosedur Penelitian
Penelitian tentang pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman
sengon(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) pada lahan gambut dilaksanakan
dengan prosedur sebagai berikut:
a. Menentukan blok-blok tanamanSengon (Paraserianthes falcataria (L)
Nielsen) yang berumur 6, 13, 30, 36, 48 dan 56 Bulan.
b. Menentukan kelompok sampel tanaman pada masing-masing blok tanaman
secara acak (random sampling) dengan tingkat kepercayaan 95% (sugiono,
2001)
11

Kalau bisa Tabel ini diketik ulang


Gambar 3.1 : Tabel Statistika Jumlah Sampel 95% (Sugiono, 2001)
c. Mengukur diameter dan tinggi tanaman sampel. Pada lokasi pengukuran
diameter diberi tanda melingkar menggunakan cat.
d. Melengkapi data sekunder
e. Pengolahan data penelitian, termasuk membuat pola pertumbuhan diameter
dan tinggi tanaman sengon berdasarkan persamaan eksponensial dan poli
nomial.
III.4 Analisis Data
III.4.1 Pola Pertumbuhan Eksponensial
Pola pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman Sengon (Paraserianthes
falcataria (L) Nielsen) diprediksi menggunakan data hasil pengukuran. Pola
pertumbuhan tanaman ini akan menyerupai model pertumbuhan hutan seumur
12

(even-aged stand forest) yang berbentuk sigmoid growth dengan persamaan


eksponensial ( Brown, 1997; Grant et al 1997; Radonsa et al, 2003) yaitu:

y = c 1 ec x2

Keterangan:

x = Diameter Awal
y = Diameter Akhir
e = Eksponensial = 2,7182
c1, c2 = Konstanta
3.4.2 Pola Pertumbuhan Polinominal
Pola pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman Sengon ((Paraserianthes
falcataria (L) Nielsen)dibentuk berdasarkan fungsi riap dan waktu melalui
persamaan polinominal ( Brown 1997; Burkhart 2003; Wahyudi dan Pamoengkas,
2013) dengan persamaan:
y = c 1 +c 2+ c 3 x 2

Keterangan:
y = Diameter akhir rata- rata
x = Waktu dalam tahun
c1 + c2 + c3 = Konstanta
3.4.3 Validasi dan Uji Akurasi Model
Model pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman yang valid adalah model
pertumbuhan yang mendekati keadaan sesungguhnya di lapangan. Untuk
mengetahui validasi model pertumbuhan tanaman tersebut, dapat dilakukan uji
Chi-Kuadrat (Sudjana, 1988) sebagai berikut:
n
( oi−e ¿¿ i)2
χ2 = ∑ ¿
i=I ei
Keterangan :
oi = Data aktual (observed) ke-i
ei = Data dugaan / hasil pemodelan (expected) ke-i
n = Jumlah pasangan data
13

Apabila nilai χ2 hitung ≥ χ2tabel (db-1; 0,05), maka terima H1 (Model tidak valid)
Apabila nilai χ2 hitung < χ2tabel (db-1; 0,05), maka terima H0 (Model valid)

Sedangkan tingkat keakuratan model penelitian dihitung berdasarkan Mean


Absolute Persentage Error (MAPE) dengan persamaan ( Wahyudi et al, 2011).

n
Oi−¿ E I
y = 100 % - [ 1/n ∑ I i
x 100 % ¿
i=I Ei

Kriteria :
y > 85% = Sangat akurat

y = 75% - 85% = Akurat

y = 60% - 74,99% = Cukup akurat

y < 60% = Tidak akurat


14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Pulang Pisau bersama dengan Kabupaten Gunung Mas


merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kapuas. Kabupaten Pulang Pisau
dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2002 tanggal 10 April
2002 tentang pembentukan 8 kabupaten baru di provinsi Kalimantan Tengah dan
diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 18 Tahun 2002.
Menteri Dalam Negeri kemudian mengeluarkan keputusan dengan nomor 131.42-
187 Tahun 2002 tanggal 16 Mei 2002 tentang pengangkatan pejabat bupati Pulang
Pisau. Tanggal 2 Juli 2002 dilakukan pesmian atas pembukaan 19 (Sembilan
belas) Kabupaten dan 3 (tiga) kota di 10 (sepuluh) provinsi di Indonesia, termasuk
8 kabupaten baru di provinsi Kalimantan Tengah oleh Menteri Dalam Negeri RI
atas nama Presiden RI ( Profil Kabupaten Pulang Pisau, 2013).
Kabupaten Pulang Pisau terletak di daerah khatulistiwa pada posisi 10 o
Lintang Selatan dan 110o - 120 o Bujur Timur, dengan luas wilayah serta luas laut
8.997 km2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut (Profil Kabupaten Pulang
Pisau, 2013):
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan dan Kota Palangka
Raya.
Kabupaten Pulang Pisau adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah. Ibu kota kabupaten ini adalah Pulang Pisau. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 8.997 km2 atau 899.700 ha ( 5.85% dari luas Kalimantan Tengah sebesar
153.564 km2) dan berpenduduk sebanyak 122.511 jiwa ( BPS Kabupaten Pulang
Pisau. Pulang Pisau Dalam Angka, 2013). Hasil studi Puslitanak (2005), bahwa
luas lahan gambut di Kalimantan Tengah mencapai 3.01 juta ha atau 52.2% dari
seluruh luasan gambut di Kalimantan. Gambut di Kalimantan Tengah tersebut 1/3
nya merupakan gambut tebal ( ketebalan ≥ 3 meter). Berdasarkan tipe kedalaman,
15

estimasi distribusi lahan gambut di Kalimantan Tengah meliputi: sangat dangkal/


sangat tipis mencapai 75.990 ha (3%); sedangkal/tipis mencapai 958.486 ha
(32%); sedang mencapai 462,399 ha (15); dalam/tebal mencapai 574.978 (19%);
sangat dalam/sangat tebal mencapai 661.093 ha (22%) dan dalam sekali/tebal
sekli mencapai 277.694 ha (9%). Deposit karbon (C) yang terkandung dalam
lahan gambut di Kalimantan Tengah diperkirakan sebesar 6.35 giga ton (GT) atau
setara karbon hasil pembakaran bahan bakar minyak di Amerika Serikat selama
satu tahun. Jumlah ini merupakan deposit terbesar di Pulau Kalimantan yaitu
sebesar 56.34% dari deposit karbon di lahan gambut Kalimantan. Dari deposit
karbon tersebut, diperkirakan defosit terbesar terdapat di Kabupaten Pulang Pisau
(2.7 giga ton), Kabupaten Katingan (1.5 giga ton), Kabupaten Kapuas (1.1 giga
ton) dan selebihnya di kabupaten- kabupaten lainnya.
Kecamatan Jabiren Raya berada didaerah Selatan Kabupaten Pulang Pisau,
yang didominasi atas dataran rendah dan rawa gambut (peat swamp) dengan
ketinggian sekitar 0 – 250 m dpl sehingga sangat berpotensi untuk pengembangan
lahan pertanian, namun sangat berpotensi mengalami banjir pada musim
penghujan. Pembentukan tanah gambut dimulai dengan adanya cekungan lahan
berdrainase jelek dan genangan air sehingga memungkinkan terjadinya
penumpukan bahan organik yang sukar melapuk. Penumpukan bahan organik
dapat berjalan terus karena sifat permeabilitas ke bawah yang rendah dari tanah-
tnah jelek dan air tetap tergenang. Kualitas tanah gambut sangat tergantung pada
vegetasi yang menghasilkan bahan organik pembentuk tanah gambut, bahan
mineral yang berada di bawahnya, faktor lingkungan tempat terbentuknya tanah
gambut dan proses pembentukannya (Abdullah, 1997). Gambut hanya mungkin
terbentuk apabila terdapat banyak limpahan biomassa atau vegetasi pada suatu
kawasan yang memiliki hambatan dalam proses dekomposisinya. Faktor
penghambat utama tersebut adalah genangan air sepanjang tahun atau kondisi
rawa. Dalam konteks yang demikian, hutan sebagai penghasi biomassa yang
mendominasi wilayah Kalimantan (sekitar 65,05% dai total luas wilayah),
khususnya pada areal-areal yang selalu tergenang air merupakan kawasan
16

potensial terbentuknya gambut. Tetapi sebliknya, tidak semua areal hutan dapat
membentuk lahan-lahan gambut (Profil Kabupaten Pulang Pisau, 2013).
Kabupaten Pulang Pisau memiliki lahan rawa dan rawa pasang surut seluas
307.980 ha (Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulang
Pisau,2004). Salah satu sifat gambut apabila sudah kering tidak akan dapat balik
(irreversible drying), daerah ini pada musim kemarau (Juni – November) menjadi
langganan kebakaran hutan, sehingga diperlukan solusi untuk pengembangan
yang berkelanjutan yaitu tipe pengelolaan yang sesuai untuk pemanfaatan
ekosistem rawa gambut dengan mempertimbangkan alternatif sebagai daerah
perlindungan gambut dan ekosistem berbasis konservasi.

IV.2 Pertumbuhan Tanaman Sengon

Berdasarkan hasil pengukuran diameter (dbh), tinggi bebas cabang dan


tinggi pucuk tanaman sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) yang
ditanam pada lahan rawa gambut, diperoleh data pertumbuhan diameter (dbh)
rata-rata pada umur 6,13, 30, 36, 48, dan 56 bulan masing-masing sebesar 3,76
cm; 7,07 cm; 12,94 cm; 13,91 cm; 18,76 cm dan 23 cm dan tinggi pucuk rata-rata
tanaman sengon pada umur yang sama masing-masing sebesar 4,64 m; 9,70 m;
11,45 m; 12,16m; 14,75 m dan 15,20 m. serta tinggi bebas cabang rata-rata
tanaman sengon pada umur yang sama masing-masing sebesar 2,37 m; 4,13 m;
4,85 m; 5,28 m; 5,62 m; dan 6,21 m. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran
1, sedangkan rekapitulasi rata-rata data hasil penelitian disajikan dalam Tabel 5.1
17

Tabel 5.1. Rekapitulasi Diameter, Tinggi Pucuk, dan Tinggi Bebas Cabang
Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)
Diameter Tinggi Tinggi Bebas
Umur Jumlah
(dbh) Rata- Pucuk Rata- Cabang
(Bulan) Tanaman
rata (cm) rata (m) Rata-rata (m)
6 100 3,76 4,64 2,37
13 130 7,07 9,70 4,13
30 171 12,94 11,45 4,85
36 171 13,91 12,16 5,28
48 131 18,76 14,75 5,62
56 144 22,88 15,20 6,21
Sumber: Data Primer (2018).

Hasil pengamatan yang dilakukan di areal budidaya sengon milik kelompok


tani Hasupa Hasundau pada pertumbuhan diameter, tinggi bebas cabang, dan
tinggi pucuk 6, 13, 30, 36, 48 dan 56 bulan diperoleh hasil rata-rata diameter,
tinggi bebas cabang, dan tinggi pucuk tanaman sengon terbesar terdapat pada
umur 56 bulan dengan rata-rata diameter 22,88 cm, tinggi bebas cabang 6,21 m
serta tinggi pucuk 15,20 dan yang terkecil terdapat pada umur 6 bulan dengan
rata-rata diameter 3,76 cm, tinggi bebas cabang 2,37 m dan tinggi pucuk 4,64.
kontiniutas pertumbuhan tanaman sengon dapat terlihat dengan semakin
bertambahnya ukuran diameter, tinggi pucuk, dan tinggi bebas cabang tanaman
sengon dengan semakin bertambahnya waktu atau umur tanaman.
Komunitas pertumbuhan tanaman sengon (Paraserienthes falcataria (L)
Nielsen) dapat dilihat semakin bertambahnya ukuran diameter dan tinggi sejalan
dengan bertambahnya waktu dan umur tanaman. Pertumbuhan tinggi merupakan
suatu indikator dari hasil penyerapan hara mineral dan proses fotosintesis
(Rahman & Abdullah, 2002). Tingkat pertumbuhan suatu jenis dapat menjadi
indikator kemampuan adaptasi suatu jenis diluar habitat aslinya.
Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) dalam penelitian ini
memiliki pertumbuhan yang relatif cepat karena adanya perawatan yang cukup
intensif, berupa pemupukan, pembebasan dari tumbuhan penganggu sampai
Sengon (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) berumur 3 (tiga) tahun,
selanjutnya dibiarkan tumbuh sampai masa penebangan.
18

Pertumbuhan pohon dipengaruhi oleh faktor lingkungan, teknik silvikultur


yang ditetapkan serta kualitas genetik. Faktor lingkungan terdiri dari iklim dan
kondisi tanah. Faktor iklim terdiri atas unsur-unsur temperatur, kelembapan udara,
intensitas cahaya dan angin, sedangkan kondisi tanah meliputi sifat fisik, sifat
kimia, sifat biologi dan kelembapan tanah. Lokasi penelitian mempunyai iklim
dengan curah hujan 2.890 mm/ tahun. Kondisi tanah berupa tanah organik, yaitu
tanah gambut yang dapat mengalami penggenangan secara periodik. Teknik
silvikultur yang dipakai adalah Tebang Habis dengan Penanaman Buatan dengan
pembuatan guludan sebagai lokasi penanaman. Teknik penanaman menggunakan
guludan dimaksudkan agar tanaman tidak mengalami penggenangan pada musim
penghujan serta untuk memperbaiki saluran drainase. Perawatan dilakukan setiap
tahun dengan pemupukan NPK dan pupuk kandang dengan dosis 1 kg
pertanaman. Mac Kinnon et al (2000) menyatakan bahwa, tanah gambut
cenderung memiliki pH yang rendah atau masam sehingga keberadaan P dalam
kondisi terikat atau menjadi tidak tersedia. Pemupukan NPK dapat menambah
kandungan P dalam Tanah sehingga mampu memenuhi kebutuhan tanaman.
Disamping itu, penggunaan pupuk kandang juga mampu meningkatkan pH tanah
(Sutedjo & Kartasapoetra, 1991).

4.3. Pola Pertumbuhan Tanaman Sengon

4.3.1. Pola Pertumbuhan Polinomial


Pola pertumbuhan tanaman sengon dalam hutan tanaman umur 6, 13, 30,
36, 48 dan 56 Bulan menggunakan persamaan polinomial dengan fungsi riap dan
waktu ( Brown 1997; Burkhart 2003; Wahyudi & Pamoengkas, 2013). Persamaan
polinomial untu diameter, tinggi pucuk dan tinggi bebas cabang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
19

25

f(x) = 0 x² + 0.3 x + 2.39


20 R² = 0.99

15

10

0
0 10 20 30 40 50 60

Gambar 5.1. Pertumbuhan Diameter Sengon (Paraserianthes falcataria (L)


Nielsen) Menggunakan Model Persamaan Polinomial.

Pertumbuhan diameter dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi


fotosintesis. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila keperluan hasil
fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar dan tinggi telah
terpenuhi. Besarnya pertumbuhan diameter sengon diduga pengaruh asal benih,
kesuburan lokal, dan jarak tanam yang cukup lebar. Sitompul (2002) menyatakan
bahwa salah fungsi utama dari cahaya pada pertumbuhan tanaman adalah untuk
menggerakkan proses fotosintesis dalam pembentukkan karbohidrat. Karbohidrat
mempunyai arti penting dalam pertumbuhan tanaman, terlihat jelas dalam
komposisi bahan kering total tanaman yang sebagian besar (85-90%) terdiri dari
bahan (senyawa) karbon, kegunaan karbohidrat dalam pertumbuhan tanaman tidak
hanya sebagai bahan penyusun struktur tubuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber
energi metabolisme yaitu energi yang digunakan untuk mensintesis dan
memelihara biomassa tanaman. Tanaman sengon merupakan tanaman yang
menyukai sinar matahari yang jatuh secara langsung (Santoso, 1992).
Berdasarkan gambar menghasilkan persamaan sebagai berikut: y = 2,3936 +
0,3012x + 0,001x2 dengan R² = 0,9932 untuk diameter tanaman sengon (Gambar
5.1). R2 adalah koefisien determinasi. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin erat
hubungan X dan Y pada saat dilakukan validasi uji-chi kuadrat.
20

Persamaan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam


memprediksi pertumbuhan tanaman sengon dan perolehan hasil pada saat
pemanenan dan menentukan waktu masak tebang yang efektif untuk
meningkatkan produktivitas hutan.
Sementara untuk tinggi pucuk tanaman sengon menggunakan pola
pertumbuhan polinomial dengan umur 6, 13, 30, 36, 48, dan 56 Bulan
menghasilkan persamaan sebagai berikut: y = 0,6002 + 0,893x + 0,0236x2
-0,0002x3 dengan R² = 0,9568 (Gambar 5.2)

16
f(x) = 0 x³ − 0.02 x² + 0.89 x + 0.6
14
R² = 0.96
12

10
8
6

4
2
0
0 10 20 30 40 50 60

Gambar 5.2. Pertumbuhan Tinggi Pucuk Tanaman Sengon (Paraserianthes


falcataria (L) Nielsen) dengan Menggunakan Model Persamaan
Polinomial.
Tinggi Bebas Cabang tanaman sengon (Paraserianthes falcataria (L)
Nielsen) menggunakan pola pertumbuhan polinomial dengan umur 6, 13, 30, 36,
48, dan 56 Bulan menghasilkan persamaan sebagai berikut:
y = 0,5676 + 0,3777x + 0,0106x2 – 0,0001x3 dan R² = 0,983 (Gambar 5.3)
21

6 f(x) = 0 x³ − 0.01 x² + 0.38 x + 0.57


R² = 0.98
5

0
0 10 20 30 40 50 60

Gambar 5.3. Pertumbuhan Tinggi Bebas Cabang Tanaman Sengon


(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) dengan Menggunakan
Model Persamaan Polinomial

Pola pertumbuhan tanaman yang dirumuskan melalui persamaan


polinomial pertumbuhan diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi pucuk seperti
tersebut diatas berguna untuk memprediksi besaran diameter dan tinggi tanaman
pada umur tertentu. Petani atau pengusaha tanaman sengon dapat menggunakan
persamaan tersebut untuk memprediksi pertumbuhan tanaman sekaligus
menyusun rencana penanaman sampai perkiraan umur panen, berdasarkan besaran
diameter dan tinggi yang dicapai tanaman sengon pada lahan rawa gambut.
Pertumbuhan diameter tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria (L)
Nielsen) dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, akan tetapi pada umur 13
ke umur 30 bulan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, selain dari umur
yang yang lumayan jauh, perlakuan yang diberikan unsur hara tanah juga sangat
mempengaruhi pertumbuhan, apabila sampai umur 36 bulan tanaman belum
mengalami perubahan yang sesuai dengan harapan, maka akan diberikan
perlakuan tambahan baik dari segi pemberian pupuk NPK dan perawatan setelah
tanaman berusia diatas 36 bulan ke atas maka tanaman akan dibiarkan tumbuh
sendiri tanpa adanya perawatan.
Pemupukan dengan NPK berguna untuk menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan. Ketiga unsur
22

tersebut adalah unsur makro yang bersifat esensial yang tidak dapat digantikan
unsur lain (Dewick, 2002). Dubetz & Bole (1975), menyatakan bahwa diantara
berbagai unsur hara, unsur N merupakan unsur yang paling banyak diperlukan
karena memacu pemanjangan sel dan pertumbuhan vegetatif. Goldsworthy &
Fisher (1992) menyatakan bahwa peningkatan unsur N akan mengakibatkan
bertambahnya kandungan nitrat, serta memperpanjang pertumbuhan vegetatif.
Unsur P adalah komponen struktural dari sejumlah senyawa penting,
molekul pentransfer energi ADP dan ATP, NAD, NADPH dan senyawa sistem
informasi genetik DNA dan RNA, penyusun fosfolipid seperti lesitin dan kolin
yang berperan dalam integritas membran. Adapun unsur K berperan dalam
membantu memelihara potensial osmotis dan pengambilan air dan secara tidak
langsung berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun.
Ketiga unsur tersebut adalah unsur esensial bagi tanaman yang tidak dapat
digantikan fungsinya oleh unsur lain (Gardner, et al, 1991).
Melalui persamaan polinomial yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat
disusun dalam Tabel untuk memprediksi besaran diameter, tinggi pucuk dan
tinggi bebas cabang berdasarkan umur tanaman sengon, seperti terlihat pada Tabel
5.2.

Tabel 5.2. Diameter, Tinggi Pucuk dan Tinggi Bebas Cabang Tanaman Sengon
Berdasarkan Persamaan Polinomial.
Tinggi Bebas
Tinggi Pucuk (m)
Diameter (cm) Cabang (m)
Umur (Berdasarkan
(Berdasarkan Persamaan (Berdasarkan
(Bulan) Persamaan
Polinomial) Persamaan
Polinomial)
Polinomial)
1 2,70 1,47 0,93
2 3,00 2,29 1,28
3 3,31 3,07 1,61
4 3,61 3,81 1,92
5 3,92 4,50 2,20
6 4,24 5,15 2,47
7 4,55 5,76 2,73
8 4,87 6,34 2,96
9 5,19 6,87 3,18
10 5,51 7,37 3,38
23

Tinggi Bebas
Diameter (cm) Tinggi Pucuk (m)
Cabang (m)
(Berdasarkan (Berdasarkan
Umur (Bulan) (Berdasarkan
Persamaan Persamaan
Persamaan
Polinomial) Polinomial)
Polinomial)
11 5,83 7,83 3,57
12 6,15 8,26 3,75
13 6,48 8,66 3,91
14 6,81 9,03 4,05
15 7,14 9,36 4,19
16 7,47 9,67 4,31
17 7,80 9,94 4,42
18 8,14 10,19 4,52
19 8,48 10,42 4,60
20 8,82 10,62 4,68
21 9,16 10,80 4,75
22 9,50 10,95 4,81
23 9,85 11,09 4,86
24 10,20 11,20 4,91
25 10,55 11,30 4,95
26 10,90 11,38 4,98
27 11,26 11,44 5,01
28 11,61 11,49 5,03
29 11,97 11,53 5,05
30 12,33 11,55 5,06
31 12,69 11,56 5,07
32 13,06 11,56 5,08
33 13,42 11,56 5,08
34 13,79 11,54 5,09
35 14,16 11,52 5,09
36 14,53 11,49 5,09
37 14,91 11,46 5,10
38 15,28 11,43 5,10
39 15,66 11,40 5,11
40 16,04 11,36 5,12
41 16,42 11,33 5,13
42 16,81 11,29 5,14
43 17,19 11,26 5,16
44 17,58 11,24 5,18
45 17,97 11,22 5,21
46 18,36 11,21 5,25
24

Tinggi Bebas
Diameter (cm) Tinggi Pucuk (m)
Cabang (m)
(Berdasarkan (Berdasarkan
Umur (Bulan) (Berdasarkan
Persamaan Persamaan
Persamaan
Polinomial) Polinomial)
Polinomial)
47 18,76 11,20 5,29
48 19,16 11,21 5,33
49 19,55 11,22 5,39
50 19,95 11,25 5,45
51 20,36 11,29 5,52
52 20,76 11,34 5,61
53 21,17 11,41 5,70
54 21,57 11,50 5,80
55 21,98 11,60 5,91
56 22,40 11,72 6,04

4.3.2 Pola Pertumbuhan Eksponensial


Pola pertumbuhan tanaman sengon dalam hutan tanaman menyerupai pola
pertumbuhan hutan seumur (even-agedstand forest) yang berbentuk sigmoid
growth dengan persamaan eksponensial (Brown,1997; Grant et al. 1997; Radonsa
et al. 2003). Pola pertumbuhan tanaman sengon yang dibentuk oleh data tanaman
yang berumur 6,13,30,36,48 dan 56 bulan menggunakan persamaan pertumbuhan
diameter sebagai berikut: y = 3,9337e0.0334xdengan R² = 0,9391.

25
f(x) = 3.93 exp( 0.03 x )
R² = 0.94
20

15

10

0
0 10 20 30 40 50 60

Gambar 5.4. Pertumbuhan Diameter Sengon (Paraserianthes falcataria (L)


Nielsen) Menggunakan Model Persamaan Eksponensial
25

Sementara itu, pola pertumbuhan tinggi pucuk tanaman sengon


(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) umur 6, 13, 30, 36, 48, dan 56 bulan
menggunakan model eksponensial menghasilkan persamaan sebagai berikut:
y = 5,6607e0,0199x dengan R² = 0,7804. (Gambar 5.5)

16
f(x) = 5.66 exp( 0.02 x )
14 R² = 0.78
12

10

0
0 10 20 30 40 50 60

Gambar 5.5 Pertumbuhan Tinggi Pucuk Tanaman Sengon (Paraserianthes


falcataria (L) Nielsen) Menggunakan Model Persamaan Eksponensial

Tinggi Bebas Cabang tanaman sengon (Paraserianthes falcataria (L)


Nielsen) menggunakan pola pertumbuhan eksponensial dengan umur 6, 13, 30,
36, 48, dan 56 Bulan menghasilkan persamaan sebagai berikut:y = 2,7467e0,0159x
dengan R² = 0,7971(Gambar 5.6).
26

6 f(x) = 2.75 exp( 0.02 x )


R² = 0.8
5

0
0 10 20 30 40 50 60

Gambar 5.6. Pertumbuhan Tinggi Bebas Cabang Sengon (Paraserianthes


falcataria (L) Nielsen) menggunakan Model Persamaan
Eksponensial
Pola pertumbuhan tanaman yang dirumuskan melalui persamaan
eksponensial pertumbuhan diameter, tinggi pucuk dan tinggi bebas cabang seperti
tersebut diatas, berguna untuk memprediksi besaran diameter, tinggi pucuk dan
tinggi bebas cabang tanaman sengon pada umur tertentu. Menurut Purnomo,
(2005) model pertumbuhan adalah gambaran kondisi alam yang menunjukkan
proporsi dan komponen penyusun dan ekspresi nyata dari suatu teori. Model
pertumbuhan juga dapat digunakan untuk menggambarkan dinamika hutan,
perlakuan silvikultur, menentukan teknik pengolahan hutan, dan mengetahui
kondisi tegakan. Pemindahan kondisi nyata ke dalam suatu sistem dapat
membantu dalam memahami suatu ekosistem secara lebih mudah. Pola
pertumbuhan membentuk sigmoid dapat dirumuskan dengan persamaan
ekspoennsial dan polinomial. Pola pertumbuhan tanaman yang dirumuskan
melalui persamaan eksponensial dan polinomial bermanfaat untuk memprediksi
besaran diameter dan tinggi tanaman pada umur tertentu.
Petani atau pengusaha tanaman sengon dapat menggunakan persamaan
tersebut untuk memprediksi pertumbuhan tanaman sekaligus menyusun rencana
penanaman sampai perkiraan umur panen, berdasarkan besaran diameter, tinggi
pucuk, tinggi bebas cabang yang dicapai tanaman sengon pada lahan rawa
gambut.
27

Melalui persamaan eksponensial yang dihasilkan dalam penelitian ini,


dapat disusun Tabel untuk memprediksi besaran diameter, tinggi pucuk, tinggi
bebas cabang berdasarkan umur tanaman sengon, seperti terlihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Tabel Di ameter, Tinggi Pucuk dan Tinggi Bebas Cabang Tanaman
Sengon Berdasarkan Persamaan Eksponensial.
Tinggi Bebas
Diameter (cm) Tinggi Pucuk (m)
Cabang (m)
Umur (Berdasarkan (Berdasarkan
(Berdasarkan
(Bulan) Persamaan Persamaan
Persamaan
Eksponensial) Eksponensial)
Eksponensial)
1 4,07 5,66 2,79
2 8,13 11,55 5,55
3 12,37 17,36 8,38
4 16,88 23,44 11,29
5 21,09 29,22 14,21
6 25,94 35,95 17,13
7 30,49 41,19 20,06
8 34,84 48,43 22,99
9 39,68 53,22 25,93
10 44,29 60,95 28,87
11 48,72 65,31 31,82
12 53,58 73,52 34,77
13 58,23 77,44 37,73
14 62,70 86,12 40,69
15 67,58 89,61 43,65
16 72,27 98,76 46,61
17 76,79 101,81 49,58
18 81,69 111,43 52,55
19 86,40 114,04 55,53
20 90,95 124,12 58,51
21 95,87 b126,30 61,48
22 100,61 136,84 64,47
23 105,18 138,58 67,45
24 110,13 149,59 70,44
25 114,89 150,88 73,42
26 119,48 162,35 76,41
27 124,45 163,20 79,40
28 129,22 175,14 82,40
29 133,84 175,54 85,39
28

Tinggi Bebas
Diameter (cm) Tinggi Pucuk (m)
Cabang (m)
Umur (Berdasarkan (Berdasarkan
(Berdasarkan
(Bulan) Persamaan Persamaan
Persamaan
Eksponensial) Eksponensial)
Eksponensial)
30 138,82 187,94 88,39
31 143,61 187,89 91,39
32 148,24 200,76 94,39
33 153,24 200,26 97,39
34 158,05 213,60 100,39
35 162,70 212,65 103,39
36 167,70 226,45 106,40
37 172,53 225,05 109,41
38 177,19 239,32 112,41
39 182,21 237,46 115,42
40 187,05 252,20 118,43
41 191,73 249,89 121,45
42 196,76 265,09 124,46
43 201,61 262,33 127,47
44 206,30 278,00 130,49
45 211,34 274,78 133,51
46 216,20 290,91 136,52
47 220,90 287,24 139,54
48 225,96 303,84 142,56
49 230,83 299,71 145,58
50 235,54 316,78 148,60
51 240,61 312,19 151,63
52 245,49 329,73 154,65
53 250,21 324,68 157,67
54 255,28 342,69 160,70
55 260,18 337,18 163,73
56 264,91 343,44 166,75

4.3.3. Validasi Model Pertumbuhan Tanaman

A. Uji Chi-Kuadrat
Pertumbuhan tanaman sengon yang digambarkan menggunakan
pendekatan persamaan pertumbuhan eksponensial dan polinomial, seperti tersebut
dapat dipergunakan untuk memprediksi besaran diameter, tinggi pucuk dan tinggi
29

bebas cabang tanaman sengon yang ditanam di lahan rawa gambut menggunakan
teknik guludan berdasarkan umurnya. Menurut Purnomo et al (2011) & Wahyudi
(2012), persamaan pertumbuhan tanaman yang baik adalah suatu persamaan yang
mampu menggambarkan kondisi sebenarnya dilapangan secara akurat dan dengan
batas toleransi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Persamaan eksponensial dan polinomial dapat digunakan untuk
mengetahui akurasi dalam menggambarkan pola pertumbuhan tanaman sengon,
dilakukan uji validasi menggunakan uji chi-kuadrat pada persamaan polinomial
seperti terlihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil uji chi-kuadrat diperoleh nilai χ 2
sebesar 0,18, 2,37, dan 0,05 masing-masing untuk diameter, tinggi pucuk dan
tinggi bebas cabang tanaman sengon. Ketiga nilai tersebut lebih kecil dari
χ2tabel(0,95)(5): 11,1 sehingga terima hipotesa H : 1 yang menyimpulkan kedua
persamaan polinomial tersebut akurat dan dapat digunakan untuk menggambarkan
kondisi sebenarnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil uji chi-kuadrat pada persamaan
eksponensial tersebut diperoleh nilai χ2 sebesar 730,22, 1.036,74, 503,80 untuk
diameter, tinggi pucuk dan tinggi bebas cabang tanaman sengon. Ketiga nilai
tersebut lebih besar dari χ2tabel : 11,1 sehingga terima hipotesa H : 0 yang
(0,95)(5)

menyatakan bahwa ketiga persamaan eksponensial tersebut tidak akurat


digunakan untuk menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan.
30

Tabel 5.4 Uji Chi-Kuadrat Terhadap Persamaan Polinomial


Model Polinomial
Tinggi Bebas Cabang
Diameter (cm) Tinggi Pucuk (m)
(m)
Umur
Data Data Data Data Data Data
(Bulan)
Aktual Model Aktual Model Aktual Model
(O) (E) (O) (E) (O) (E)
6 3,76 4,24 4,64 5,15 2,37 2,47
13 7,07 6,48 9,7 8,66 4,13 3,91
30 12,94 12,33 11,45 11,55 4,85 5,06
36 13,91 14,53 12,16 11,49 5,28 5,09
48 18,76 19,16 14,75 11,21 5,62 5,33
56 22,88 22,4 15,2 11,72 6,21 6,04
Nilai
0,18 2,37 0,05
(Oi-Ei)2 /Ei
Keterangan : O= Data Pengukuran (Observed)
E= Data Hasil Pemodelan (Expecte

Tabel 5.5 Uji Chi-Kuadrat Terhadap Persamaan Eksponensial


Model Eksponensial
Tinggi Bebas
Diameter (cm) Tinggi Pucuk (m)
Cabang (m)
Umur
Data Data Data Data Data Data
(Bulan)
Aktual Model Aktual Model Aktual Model
(O) (E) (O) (E) (O) (E)
6 3,76 25,94 3,71 30,31 2,37 17,13
13 7,07 58,23 7,21 80,92 4,13 37,73
30 12,94 138,82 12,9 190,29 4,85 88,39
36 13,91 167,7 14,97 229,25 5,28 106,4
48 18,76 225,99 19,88 307,53 5,62 142,56
56 22,88 264,91 25,07 359,94 6,21 166,75
Nilai
730,25 1036,74 503,80
(Oi-Ei)2 /Ei
Keterangan : O= Data Pengukuran (Observed)
E= Data Hasil Pemodelan (Expected)

Berdasarkan dua persamaan antara eksponensial dan polinomial


menunjukkan semakin tinggi nilai R2 maka semakin erat hubungan antara X dan
Y. X merupakan umur tanaman dan Y sebagai hasil validasi. Purnomo et al.,
(2001) dan Wahyudi (2013) menyatakan bahwa, persamaan tanaman yang baik
31

adalah persamaan yang mampu menggambarkan kondisi sebenarnya dilapangan


secara akurat dengan batas toleransi yang dapat dipertanggungjawabkan.

B. Uji Keakuratan Model


Tingkat akurasi model pertumbuhan tanaman sengon dapat diketahui
melalui uji persentase kesalahan rata-rata absolute (Mean Absolute Percentage of
Error) atau MAPE (Wahyudi et al, 2011). Uji MAPE terhadap persamaan
polinomial dan eksponensial disajikan dalam Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Perhitungan MAPE (%) untuk Persamaan Polinomial dan Eksponensial

Nilai MAPE
Persamaan
Diameter Tinggi Pucuk Tinggi Bebas Cabang
Polinomial 100,2% 88,61% 98,43%
Eksponensial 18,9% 19,2% 18,5%

Berdasarkan perhitungan MAPE diperoleh nilai keakuratan persamaan


eksponensial hanya sebesar 18,9%; 19,2%; dan 18,5% masing-masing untuk
diameter, tinggi pucuk dan tinggi bebas cabang tanaman sengon, sehingga
berdasarkan kriteria y < 60% = tidak akurat maka persamaan tersebut tidak akurat
dan tidak dapat digunakan untuk memprediksi diameter, tinggi pucuk dan tinggi
bebas cabang tanaman sengon dilapangan pada umur tertentu. Sementara itu, Nilai
MAPE untuk persamaan polinomial sebesar 96,29%; 88,61%; dan 98,43%
masing-masing untuk diameter, tinggi pucuk dan tinggi bebas cabang tanaman
sengon, sehingga y > 80% = Sangat akurat maka persamaan tersebut sangat akurat
dan dapat digunakan untuk memprediksi diameter, tinggi pucuk dan tinggi bebas
cabang tanaman sengon dilapangan pada umur tertentu.
32

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil adalah


sebagai berikut:

1. Pertumbuhan tanaman sengon yang ditanam di lahan rawa gambut dengan


sistem guludan pada umur 6, 13, 30, 36, 48, dan 56 bulan masing-masing
sebesar 3,76 cm; 7,07 cm; 12,94 cm; 13,91 cm; 18,76 cm; dan 22,88 cm
untuk diameter setinggi dada (Dbh) dan 4,64 m; 9,70 m; 11,45 m; 12,16m;
14,75 m; dan 15,20 m untuk tinggi pucuk serta 2,37 m; 4,13 m; 4,85 m; 5,28
m; 5,62 m; dan 6,21 m untuk tinggi bebas cabang.
2. Model pertumbuhan tanaman sengon yang ditanam di lahan rawa gambut
dapat digambarkan melalui persamaan polinomial, yaitu: y = 2,3936 +
0,3012x + 0,001x2 dengan R² = 0.9932 untuk diameter, y= 0,6002 + 0,893x
+ 0,0236x2 – 0,0002x3 dengan R² = 0,9568 untuk titik pucuk dan y = 0,5676
+ 0,3777x + 0,0106x2 – 0,0001x3 dan R² = 0,983 untuk tinggi bebas cabang.
Persamaan telah valid dan mempunyai keakuratan yang tinggi untuk
memprediksi diameter, tinggi pucuk dan tinggi bebas cabang sampai umur
56 bulan.

5.2 Saran

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai Pertumbuhan tanaman


sengon yang ditanam di lahan rawa gambut dengan menggunakan guludan dan
tidak menggunakan guludan dengan perawatan yang sama.
33

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, J. 2010. Pola Budidaya Sengon. Arta Pustaka. Yogyakarta.


Amaro A, Reed D, Soares P, Editors. Modelling Forest System. CABI Publishing
Andreas, 2011. Keanekaragaman Jenis Vegetasi Tingkat Tiang dan Pohon di
Hutan Pendidikan Hampangen Brown S., 1997. Estimating Biomass
Change of Tropical Forest a Primer. FAO Forestry Paper No.134. FAO
USA.

Borneonews,2016.Perkembangan Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserienthes


Falcataria (L.) Nielsen di Kalteng.
Burkhart H.E., 2003. Suggestion for Choosing an Appropriate Level for
Modelling Forest Stand. In
Coates K.D, Philip JB., 1997. A Gap-Based Approach for Development of
Silvicultural System to Address Ecosystem Management Objectives.
Journal Forest Ecology and Management 99 (1997) 337-35.
Darwanto,R. 2008. Study Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Tingkat Tiang dan
Pohon Berdasarkan Kelas Kerapatan Tajuk di Hutan Rawa Gambut
Sebangau Kalimantan Tengah. Fakultas Kehutanan IPB Bogor.
Davis LS and Johnson NK. 1987. Forest Management. Third Edition. New York
(US): mcgraw Hill Company.
Degi Harja & Subekti Rahayu, 2018. Pemodelan Pertumbuhan Tanaman, Pohon
dan Perubahan Lansekap. (Available on-line with updates at
http://kiprahagroforestri.blogspot.com/2010/03/pemodelan
pertumbuhan-tanaman-pohon-dan.html) (verified 2 juni 2018).
Dephut, 1998. Atlas Kayu Indonesia. Jilid I dan II. Badan Litbang Dephut,
Bogor.
Deptan, 1980a. Pedoman Pembuatan Tanaman. Direktorat Jenderal Kehutanan,
Departemen Pertanian, Jakarta.
Endo, 2010. Pertumbuhan Sengon . pada Naungan yang Berbeda di Persemaian
CIMTROP Universitas Palangka Raya. CIMTROP.
Finkeldey R., 1989. An Introduction to Tropical Forest Genetic. Institute of
Forest Genetics and Forest Tree Breeding, Goettingen, Germany.
Fisher R.F, Binkley., 2000. Ecology and Management of Forest Soil. Third
Edition. John Wiley & Sons, Inc., New York.
Gadow KV, & Gangying H.1999. Modelling Forest Development For Sci Vol. 57.
Netherland: Kluwer Academic Publisher.
Gardner F, Pearce B, Mitchell R. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah
Susilo H. University Indonesia Press. Jakarta
34

Grant W.E, Pedersen E.K, Marin S.L. 1997. Ecology and Natural Resource
Management. Systems Analysis and Simulation. John Wiley & Sons,
Inc.
Halle F, Oldeman R.A.A, Tomlinson P.B. 1978. Tropical Trees and Forest, An
Architectural Analysis. Springer Verlag Berlin-Heidelberg-New York.
Hani'in O., 1999. Pemuliaan pohon hutan Indonesia menghadapi tantangan abad
21. Dalam Hardiyanto EB, editor. Prosiding Seminar Nasional Status
Silvikultur 1999. Peluang dan Tantangan Menuju Produktifitas dan
Kelestarian Sumberdaya Hutan Jangka Panjang. Wanagama I. Fakultas
Kehutanan UGM, Yogyakarta.
Krisnawati, H., E.Varis.,M. Kallio & M. Kanninen. 2011. (Paraserianthes
falcataria (L.) Nielsen): Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. CIFOR.
Bogor.
Mackinnon K,Hatta G, Hakimah H, Arthur M. 2000. Ecology of
Kalimantan.Series of Ecology of Indonesia, Book III. Canadian
Internasional Development Agency (CIDA), Prenhalindo, Jakarta.

Porte A, Bartelink H.H. 2001. Modelling Mixed Forest Growth: a Review of


Models For Forest Management. Eco. Model. Journal.
Profil Kabupaten Pulang Pisau, 2013. Pulang Pisau.
Purnomo H. 2011. Teori Sistem Komplek, Pemodelan dan Simulasi untuk
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Radonsa P.J, Koprivica M.J, Lavadinovic V.S. 2003. Modelling Current Annual
Height Increment of Young Douglas-Fir Stands at Different Site. In
Amaro A, Reed D, Soares P, Editors. Modelling Forest System. CABI
Publishing.
Rahman, W., & Abdullah, M.N. 2002. Efek Naungan dan Asal Anakan Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Eboni (Diospyros celebica Bakh.). Berita
Biologi 6 (2): 297-301: Edisi Khusus Manajemen Eboni. Pusat
Penelitian Biologi LIPI. Bogor.
Santoso. 1992. Budidaya Sengon. Jakarta: Kanisius.
Sitompul SM. 2002. Radiasi dalam sistem agroforestri. Di dalam: Hairiah K,
Widianto, Utami SR, Lusiana B, (eds). Wanulcas : Model Simulasi
untuk Sistem Agroforestri. Bogor: International Centre for Research in
Agroforestry.. Bogor: International Center for Research in Agoforestri.
hlm 78-101.
Sudjana 1998. Model statistika. Tarsito Bandung.
Sutedjo, M. & Kartasapoetra, 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Terbentuknya Tanah
dan Tanah Pertanian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
35

Sutisna U, Titi K & Purnadjaja. 1998. Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di


Indonesia. Bogor: Yayasan Prosea, dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM
Vanclay, J.K., 1995. Growth Models for Tropical Forest: A Synthesis of Models
and Methods.
Vanclay JK. 1994. Modelling Forest Growth and Yield. Aplications to Mixed
Tropical Forest. Guildford : CAB International.
Widhana S,IW. 2011. Model Dugaan Volume dan Riap Tegakan Sengon
(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) di Desa Suter, Kintamani, Bali.
BPK Mataram. Agroteksos Vol.21 No.1 (29-38).
Wahyudi, Indrawan A, Mansur I., Pamoengkas P., 2011. Analisis Pembangunan
Hutan TanamanKelas Perusahaan Kayu Sengon (Paraserianthes
falcataria (L.) Nielsen) di IUPHHK-HT PT Gunung MerantiProvinsi
Kalimantan Selatan. Palangka raya. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
IPB Vol.15 No.1/2010.
Wahyudi & Pamoengkas P. 2013. Modelling Pertumbuhan Diameter Tanaman
Jabon ( Anthocephallus Cadamba). Jurnal Blanatura, Universitas
Padjadjaran Vol 15, No.1, Maret 2013
36

Lampiran 1: Peta Lokasi Penelitian


37

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Pengukuran Diameter, Tinggi Pucuk dan Tinggi


Bebas Cabang Tanaman Sengon Berdasarkan Kelas Umurnya.

Diameter (cm)
Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
1 3,66 7,36 13,00 16,56 21,34 29,48
2 4,30 6,59 17,00 18,78 21,50 27,59
3 4,94 6,37 14,00 14,96 21,66 22,64
4 4,68 6,21 10,00 13,00 19,59 24,80
5 4,43 8,28 12,90 15,60 18,79 19,41
6 4,94 6,37 14,00 15,92 18,47 24,73
7 2,87 6,69 12,00 15,72 19,11 21,45
8 3,89 7,48 10,00 15,92 15,61 22,52
9 4,71 7,01 13,00 10,19 23,73 19,43
10 5,16 7,64 13,00 15,00 16,24 20,50
11 3,38 6,69 10,00 19,10 19,43 27,35
12 3,98 7,32 17,00 15,60 18,63 25,47
13 4,08 6,82 13,00 12,00 20,06 27,44
14 4,14 6,05 13,00 16,56 19,59 21,83
15 4,36 5,25 13,10 15,00 17,20 21,41
16 3,92 5,89 11,00 15,60 18,63 22,65
17 3,98 6,69 12,00 13,21 20,06 23,64
18 2,48 6,21 13,00 15,92 19,59 24,50
19 3,50 7,74 9,00 10,19 17,20 21,47
20 3,82 6,05 12,00 14,00 18,63 23,53
21 4,87 5,73 10,00 13,69 16,15 21,49
22 4,20 6,37 16,00 13,69 20,80 23,55
23 4,46 5,41 16,00 19,10 16,75 21,48
24 4,36 6,56 12,00 10,19 17,64 24,79
25 3,92 6,37 18,00 13,69 15,86 20,43
26 2,99 6,69 14,00 10,19 16,40 27,82
27 2,74 6,69 13,00 14,69 17,13 23,46
28 4,46 6,37 8,00 13,69 19,59 26,57
29 3,82 7,64 8,00 11,00 22,29 20,45
30 3,50 7,45 13,00 11,78 22,01 24,75
31 4,14 6,21 22,00 10,35 21,88 27,18
32 4,30 7,32 13,00 17,00 20,80 31,54
33 4,49 6,69 16,00 10,50 19,81 24,48
34 2,99 8,60 10,00 11,30 19,30 25,76
35 4,39 7,48 18,00 16,56 20,06 25,31
36 2,55 8,28 15,00 11,46 19,11 29,55
37 3,03 6,37 11,00 15,60 19,43 27,28
38 3,89 6,53 15,00 17,28 18,79 22,54
39 3,12 7,83 12,00 14,80 20,70 27,45
38

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
40 4,46 8,60 11,00 11,62 21,34 27,59
41 5,13 6,08 17,00 15,00 18,79 19,30
42 3,54 6,53 12,00 14,33 18,79 25,83
43 3,82 6,37 14,00 12,89 19,90 22,46
44 3,54 7,64 13,00 10,50 20,06 22,76
45 3,66 8,06 13,00 17,28 18,69 27,41
46 3,79 7,01 12,00 15,12 20,70 29,52
47 3,82 6,69 11,00 10,98 20,06 18,28
48 3,50 7,42 17,00 16,56 19,68 19,73
49 2,36 7,96 11,00 17,19 17,80 22,31
50 5,00 6,05 12,00 11,46 20,70 22,70
51 4,20 6,85 20,00 14,64 19,43 20,46
52 3,73 9,55 16,00 10,03 19,75 16,78
53 4,24 8,28 11,00 13,42 19,75 22,84
54 3,82 6,97 20,00 10,46 17,83 24,84
55 2,87 7,96 18,00 10,50 17,52 21,43
56 4,46 7,64 16,00 18,32 18,44 19,55
57 3,95 8,28 11,00 17,23 17,83 30,48
58 3,50 7,48 10,00 10,50 18,47 20,65
59 4,30 6,85 15,00 17,28 20,38 19,49
60 3,92 7,39 11,00 12,67 18,15 22,59
61 2,52 7,64 12,00 17,39 16,21 21,25
62 2,55 6,69 16,00 12,78 19,43 19,68
63 3,69 8,28 10,00 18,21 17,52 28,31
64 2,64 7,32 12,00 19,10 17,83 23,55
65 3,82 7,64 18,00 19,10 18,79 26,41
66 3,82 8,28 11,00 16,42 19,11 20,68
67 4,17 7,32 12,00 15,92 17,20 24,35
68 2,90 7,32 16,00 19,32 19,43 24,75
69 2,71 7,64 10,00 19,48 18,47 25,14
70 4,14 7,52 12,00 10,23 16,88 22,68
71 2,55 6,69 10,90 12,65 17,83 27,45
72 3,79 8,28 16,10 15,54 18,47 20,55
73 3,82 6,24 12,50 18,90 16,24 20,64
74 3,66 6,02 15,00 9,23 18,15 17,36
75 4,87 7,32 11,00 18,83 17,20 20,05
76 4,17 6,69 13.3 16,71 15,92 18,73
77 4,62 7,01 16,00 10,32 19,11 21,14
78 3,82 7,01 12,00 10,01 18,15 20,48
79 2,87 7,64 12,00 10,19 15,92 21,45
80 2,07 9,87 10,00 14,26 18,15 22,76
81 4,14 7,32 9,00 15,23 19,43 23,44
39

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
82 3,44 6,69 13,00 18,29 21,66 25,62
83 1,91 7,32 10,30 9,13 17,83 21,26
84 3,50 6,62 18,00 14,37 15,92 22,73
85 3,85 6,37 12,80 17,43 20,70 17,44
86 3,92 7,64 16,90 19,21 15,61 18,57
87 3,82 5,41 12,00 13,14 20,70 20,44
88 3,82 6,05 11,00 14,37 17,20 19,51
89 4,27 6,69 12,00 19,10 16,24 22,36
90 3,92 8,28 11,30 16,23 18,47 20,68
91 3,82 7,01 15,50 13,87 19,11 23,35
92 4,52 5,41 12,30 11,78 20,06 24,58
93 3,82 6,05 17,00 11,78 16,88 20,14
94 4,78 6,37 16,00 13,86 18,47 19,68
95 2,55 6,69 10,00 6,64 15,92 21,64
96 2,71 7,96 8,00 11,47 16,24 31,68
97 2,55 6,69 17,00 8,95 21,66 21,38
98 3,03 6,66 11,00 9,65 17,83 22,68
99 3,50 7,64 8,00 8,28 17,83 24,25
100 3,57 6,91 15,00 17,50 20,06 21,33
101  - 7,01 14,00 19,43 20,06 20,68
102  - 7,64 12,00 17,43 17,20 22,64
103  - 6,69 10,50 13,69 19,43 20,18
104  - 7,32 14,00 14,50 16,88 21,64
105  - 6,05 12,90 15,92 18,47 17,68
106  - 6,37 10,00 15,92 18,15 18,65
107  - 7,96 10,00 15,54 19,04 18,52
108  - 6,69 10,80 10,19 17,83 21,44
109  - 9,87 22,00 10,19 18,79 20,59
110  - 7,55 13,50 11,47 19,11 24,57
111  - 6,69 12,50 13,69 21,72 22,95
112  - 6,05 11,00 18,29 20,38 21,41
113  - 7,99 16,00 11,78 18,47 22,58
114  - 7,93 15,00 7,80 18,79 20,46
115  - 6,37 11,00 14,69 19,27 22,81
116  - 6,05 10,00 17,65 17,20 26,35
117  - 6,31 14,00 14,69 19,43 25,68
118  - 6,37 13,00 7,63 18,15 24,45
119  - 7,64 12,80 16,54 16,88 25,76
120  - 7,17 10,00 14,37 15,92 21,46
121  - 7,32 13,00 13,28 20,70 18,68
122  - 7,64 18,00 14,98 20,38 26,64
123  - 6,69 16,50 12,46 19,59 24,58
40

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
124  - 8,92 10,30 11,21 20,70 19,24
125  - 7,32 8,00 10,19 19,43 23,68
126  - 7,17 9,00 14,39 21,34 27,45
127  - 6,69 13,00 17,59 20,38 23,41
128  - 7,32 12,00 9,87 17,83 20,68
129  - 6,37 13,00 9,38 13,69 22,32
130  - 7,32 13,70 9,13 17,20 20,60
131  -  - 16,00 13,21 17,83 19,68
132  -  - 10,00 7,96  - 19,82
133  -  - 11,00 14,33  - 17,69
134  -  - 13,00 12,90  - 19,68
135  -  - 18,00 13,56  - 24,35
136  -  - 12,00 19,01  - 26,41
137  -  - 11,00 9,96  - 20,62
138  -  - 13,00 16,79  - 27,32
139  -  - 10,50 11,47  - 22,68
140  -  - 12,00 11,46  - 23,44
141  -  - 18,00 17,65  - 23,75
142  -  - 15,30 9,13  - 25,13
143  -  - 10,00 17,83  - 17,43
144  -  - 16,00 9,65  - 24,36
145  -  - 13,50 17,12  -  -
146  -  - 11,00 10,68  -  -
147  -  - 13,00 13,21  -  -
148  -  - 13,50 17,28  -  -
149  -  - 11,00 19,46  -  -
150  -  - 11,00 10,03  -  -
151  -  - 10,50 15,60  -  -
152  -  - 13,00 13,23  -  -
153  -  - 15,50 16,78  -  -
154  -  - 12,00 10,19  -  -
155 -  - 10,50 19,20  -  -
156 -  - 18,00 8,45  -  -
157 -  - 14,00 11,45  -  -
158 - - 11,00 10,35  -  -
159 - - 11,00 10,47 -  -
160 - - 13,00 14,67 -  -
161 - - 8,00 11,45 -  -
162 - 10,70 14,21 -  -
163 - - 13,00 18,43 -  -
164 - - 11,00 19,21 -  -
165 - - 15,00 11,23 -  -
41

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
166 - - 14,00 10,34 -  -
167 - 8,00 9,12 -  -
168 - - 9,00 11,23 -  -
169 - - 13,00 14,20 -  -
170 - - 11,00 16,24 -  -
171 - - 14,00 18,32 -  -
Rata rata 3,76 7,07 12,94 13,91 18,76 23

Tinggi Total (m)


Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
1 5,0 8,0 9,0 10,5 15,0 13,0
2 4,0 9,0 11,0 12,0 13,0 13,0
3 5,5 10,0 10,0 9,5 16,0 14,0
4 5,5 10,0 12,0 8,0 16,0 12,5
5 5,0 10,0 12,0 10,0 14,0 18,0
6 5,5 12,0 14,0 13,0 17,0 18,0
7 3,5 8,0 12,5 12,8 14,0 13,0
8 5,0 11,0 16,0 10,0 13,0 13,0
9 4,0 7,0 15,0 15,0 17,0 14,5
10 5,0 9,0 14,0 15,0 15,0 14,0
11 4,0 10,0 14,5 17,0 16,0 10,0
12 4,5 9,0 12,0 14,2 15,0 18,0
13 4,5 9,5 15,0 13,0 17,0 13,0
14 5,0 8,5 10,5 10,0 14,0 13,0
15 5,0 7,5 7,0 11,0 13,0 13,0
16 4,3 11,0 12,0 8,0 15,0 12,0
17 5,0 10,5 14,0 11,0 13,0 17,8
18 3,2 11,5 16,0 14,0 17,0 13,7
19 5,5 9,5 15,0 9,5 13,0 11,2
20 4,6 9,5 14,0 14,0 15,0 18,3
21 5,0 11,0 15,0 13,0 13,0 13,0
22 5,5 9,0 16,0 12,0 17,0 10,5
23 5,0 8,5 15,0 14,0 14,0 10,0
24 5,0 11,0 13,0 12,0 15,0 11,0
25 5,0 12,0 15,0 14,0 12,0 12,0
26 4,6 9,0 15,0 13,9 13,0 15,0
27 5,5 11,5 15,0 11,0 15,0 15,0
28 5,0 10,5 16,0 10,0 12,0 14,0
29 5,0 7,5 9,0 8,0 13,0 18,0
30 5,4 9,0 15,0 9,5 15,0 17,0
31 5,5 11,0 15,0 13,5 12,0 17,0
42

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
32 4,0 12,0 12,0 12,0 17,0 16,0
33 4,6 10,5 13,0 13,0 16,0 17,0
34 5,3 12,5 12,0 11,5 15,0 18,0
35 3,0 9,0 13,0 13,5 17,0 16,3
36 3,5 8,0 14,0 11,0 15,0 6,8
37 5,5 9,0 14,0 10,5 14,0 17,0
38 4,6 9,5 13,0 13,5 15,0 16,2
39 4,9 10,0 15,0 12,0 15,0 17,0
40 3,1 9,0 13,0 12,5 17,0 18,0
41 4,8 9,0 13,0 14,0 15,0 18,0
42 4,5 9,0 14,0 12,5 14,0 17,0
43 4,0 11,0 13,0 13,0 17,0 16,0
44 5,5 10,0 13,0 12,5 17,0 15,0
45 4,0 9,5 10,0 11,0 16,0 16,0
46 5,0 7,5 14,0 10,5 18,0 17,0
47 4,8 9,5 13,0 11,5 15,0 18,0
48 5,0 8,0 12,0 13,5 16,0 16,0
49 5,5 8,5 15,0 12,5 18,0 14,0
50 5,2 12,0 12,0 12,0 18,0 18,0
51 4,7 10,0 11,0 14,0 18,0 13,5
52 5,4 7,5 10,0 13,0 12,0 17,5
53 5,0 12,0 12,5 10,5 11,0 14,5
54 4,2 10,5 11,0 14,0 16,0 12,5
55 4,1 9,0 11,5 13,5 12,0 12,5
56 4,8 8,5 9,5 12,5 17,0 13,5
57 5,1 9,5 8,5 10,0 16,0 17,0
58 3,5 11,0 9,0 11,5 17,0 18,0
59 4,7 8,0 8,5 10,0 12,0 17,0
60 3,6 12,0 11,0 11,5 13,0 15,5
61 4,5 12,5 12,0 12,0 16,0 15,5
62 4,0 8,5 10,0 13,0 12,0 14,5
63 4,6 11,0 13,5 11,0 13,0 13,5
64 4,4 9,0 12,5 11,5 17,0 14,0
65 4,5 12,0 12,0 14,0 12,0 16,0
66 4,5 12,5 5,5 10,5 17,0 16,5
67 5,2 10,5 6,0 10,0 18,0 11,5
68 5,5 8,0 8,5 11,5 17,0 17,5
69 5,0 11,0 9,0 10,0 18,0 16,5
70 3,5 9,5 8,5 13,5 13,0 16,5
71 4,7 10,0 12,5 14,0 12,0 17,0
72 5,3 9,0 13,0 13,5 14,0 17,5
73 4,8 8,5 13,0 12,0 12,0 16,0
43

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
74 3,1 10,5 7,0 12,5 18,0 18,5
75 5,2 9,5 6,5 13,0 11,0 17,0
76 4,5 10,5 6,5 13,5 11,0 16,0
77 4,0 10,0 11,9 14,0 14,6 16,5
78 4,9 11,0 12,5 10,5 15,0 17,0
79 4,6 9,0 11,0 11,0 12,0 13,5
80 4,9 8,0 11,4 10,5 16,0 13,0
81 4,3 9,5 10,5 10,0 13,0 14,5
82 5,1 9,0 9,5 12,5 18,0 16,5
83 5,0 8,5 10,6 11,0 18,0 17,0
84 4,5 12,0 10,6 14,0 12,0 17,0
85 5,2 13,0 11,0 12,5 13,0 18,0
86 4,1 10,0 9,5 14,0 15,0 16,5
87 3,9 11,5 10,0 10,5 12,0 18,0
88 4,5 9,5 8,0 10,0 13,0 17,5
89 4,1 8,5 9,0 12,0 12,0 14,0
90 4,0 10,0 11,0 11,5 12,0 13,5
91 4,5 8,9 12,0 14,0 17,0 16,0
92 5,3 9,0 12,7 13,5 17,0 18,0
93 4,9 9,5 11,5 14,0 12,0 13,0
94 4,3 7,5 10,5 13,5 16,0 13,0
95 5,2 10,5 11,0 11,5 15,0 16,5
96 4,3 8,4 10,5 10,0 17,0 17,0
97 3,1 10,0 12,0 14,0 18,0 15,0
98 3,0 10,4 13,0 11,5 12,0 12,0
99 5,3 8,0 10,5 10,5 17,0 17,0
100 5,5 9,5 12,0 11,0 14,0 18,0
101  - 12,5 11,0 13,5 14,0 10,5
102  - 10,5 9,5 12,0 16,0 16,5
103  - 8,5 12,5 11,5 12,0 15,0
104  - 11,0 10,5 13,5 16,0 16,5
105  - 8,5 11,5 13,0 18,0 13,5
106  - 10,0 10,0 13,5 13,0 18,5
107  - 9,5 12,9 12,0 14,0 17,5
108  - 9,0 11,5 12,5 14,0 16,5
109  - 10,0 13,0 14,0 17,0 16,0
110  - 10,0 12,5 13,5 13,0 18,0
111  - 9,7 9,5 12,5 15,0 17,0
112  - 10,6 10,0 12,0 14,0 14,0
113  - 9,5 10,5 14,0 17,0 17,5
114  - 11,5 12,5 14,0 16,0 18,0
115  - 9,5 11,0 13,0 18,0 17,5
44

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
116  - 10,6 13,0 12,5 11,0 14,5
117  - 8,0 12,4 13,0 14,0 14,5
118  - 9,5 10,0 12,0 12,0 12,5
119  - 7,9 11,0 13,5 16,0 12,0
120  - 12,5 9,5 13,0 16,0 13,0
121  - 8,0 10,5 13,5 13,0 16,0
122  - 9,5 11,0 14,0 12,0 16,0
123  - 10,0 12,7 14,0 16,0 15,5
124  - 8,0 12,5 13,0 18,0 16,0
125  - 7,5 11,0 12,5 13,0 14,5
126  - 9,5 11,2 12,0 13,0 16,5
127  - 7,8 12,0 14,0 16,0 17,0
128  - 8,0 9,5 10,0 15,0 17,5
129  - 9,0 12,0 11,5 16,0 17,5
130  - 9,0 11,0 12,5 12,0 16,0
131  -  - 10,5 14,0 13,0 13,5
132  -  - 12,0 11,5  - 17,0
133  -  - 10,5 11,0  - 15,0
134  -  - 9,0 12,0  - 13,0
135  -  - 11,0 13,5  - 12,0
136  -  - 11,9 12,5  - 11,0
137  -  - 10,5 11,5  - 12,0
138  -  - 11,0 12,0  - 14,0
139  -  - 9,5 13,0  - 16,0
140  -  - 11,6 12,5  - 15,0
141  -  - 12,0 14,0  - 14,0
142  -  - 10,9 14,0  - 14,5
143  -  - 11,4 11,0  - 17,0
144  -  - 11,0 13,5  - 10,5
145  -  - 11,0 12,0  - 11,0
146  -  - 9,5 12,5  - -
147  -  - 11,5 10,5  - -
148  -  - 10,5 13,0  - -
149  -  - 9,5 12,0  - -
150  -  - 8,0 9,0  - -
151  -  - 10,0 10,0  - -
152  -  - 11,0 11,0  - -
153  -  - 10,5 13,5  - -
154  -  - 10,2 12,0  - -
155  -  - 10,5 13,0  - -
156  - - 9,5 8,5  - -
157  - - 12,0 11,5 - -
45

Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
158  - - 12,0 11,0 - -
159  - - 12,5 11,5 - -
160  - - 11,5 12,0 - -
161  - - 9,6 13,0 - -
162  - - 11,0 10,5 - -
163  - - 10,5 11,0 - -
164  - - 10,0 10,0 - -
165  - - 11,0 13,0 - -
166  - - 11,0 12,5 - -
167  - - 10,5 11,5 - -
168  - - 9,5 11,0 - -
169  - - 10,5 13,0 - -
170  - - 9,5 13,0 - -
171  - - 11,0 12,5 - -
Rata-rata 4,64 9,70 11,45 12,16 14,75 15,20

Tinggi Bebas Cabang (m)


Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
1 2,00 3,50 5,00 5,60 6,00 6,30
2 2,50 3,00 4,00 4,70 5,20 6,00
3 2,70 3,00 4,50 5,00 5,60 6,00
4 2,50 3,00 3.5 4,00 5,00 5,80
5 2,00 3,70 4,70 5,00 5,50 7,00
6 3,50 4,30 5,00 5,50 6,00 6,80
7 1,80 2,50 3.8 4,00 5,00 8,00
8 2,50 4,50 4,80 5,50 6,00 9,50
9 2,30 3,70 4,70 5,40 6,10 7,50
10 2,40 3,50 4.8 5,00 6,00 9,00
11 2,50 4,10 5,70 6,00 6,80 7,00
12 2,30 4,50 5,40 6,00 6,80 7,70
13 1,70 4,00 5,90 5,00 5,20 6,00
14 2,70 3,00 4.2 4,70 5,00 5,50
46

15 2,90 3,50 4,00 4,30 5,00 5,50


16 2,80 4,10 4,50 5,00 5,50 6,00
17 2,80 3,40 3.5 4,00 4,80 7,00
18 1,90 4,00 4,80 5,50 5,80 6,00
19 3,00 5,20 5,50 6,00 6,20 6,00
20 2,90 3,00 4,00 4,50 5,30 5,90
21 3,00 4,00 3.8 3,00 4,30 5,00
22 3,30 4,00 5,00 6,50 7,00 6,50
23 3,00 4,00 4.9 5,10 5,00 5,20
Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
24 3,00 4,60 4,00 5,00 5,30 6,00
25 1,50 3,20 4,50 5,00 5,40 5,90
26 3,20 3,50 4,00 5,50 6,00 4,00
27 3,50 5,00 4,60 6,20 5,00 7,00
28 3,00 5,50 5,20 5,90 6,00 5,70
29 2,30 3,00 4,20 4,00 5,00 6,10
30 2,90 3,50 4.1 5,00 6,40 5,00
31 3,90 6,00 7,00 5,00 5,50 6,00
32 2,40 3,60 4,00 5,00 4,90 6,40
33 2,80 4,50 5.7 5,00 6,00 5,30
34 3,80 4,00 4,30 5,00 4,00 5,30
35 1,30 4,00 6.5 5,00 4,00 5,10
36 2,40 4,00 4.9 4,50 5,60 6,20
37 3,00 4,20 4,50 5,00 5,20 5,00
38 1,90 3,70 5,00 6,50 6,40 6,00
39 3,00 4,00 4.1 4,00 6,00 4,00
40 0,95 4,50 4,00 5,00 4,50 3,00
41 1,90 3,50 5,00 5,20 6,20 7,00
47

42 2,50 4,00 4.2 5,10 5,00 5,50


43 2,70 3,50 5,10 5,60 6,00 6,00
44 3,20 2,90 4.2 5,00 5,00 4,90
45 2,80 5,00 4.5 5,00 5,00 4,50
46 2,90 4,50 3.8 4,50 6,00 4,00
47 2,40 3,80 4,00 5,20 5,90 4,50
48 2,00 3,50 5,00 4,50 6,20 5,60
49 2,40 5,00 3.7 3,60 5,60 6,00
50 2,90 6,00 4.2 3,70 4,90 7,00
51 2,40 5,20 5,70 5,50 5,00 6,00
52 2,50 5,50 4,60 4,50 6,00 7,00
53 2,80 3,50 3.6 5,40 6,50 6,20
54 0,75 4,50 5,40 4,90 5,30 6,00
55 1,40 3,50 5,40 5,00 5,00 4,80
56 3,00 5,00 5,00 4,20 5,80 5,20
57 2,20 3,50 3.8 4,50 5,90 7,00
58 0,85 5,20 3.5 6,00 5,30 7,10
59 2,10 4,00 5.1 5,00 5,00 5,70
60 1,95 4,00 4,00 5,30 5,00 6,20
61 2,50 4,20 4.3 5,90 4,80 6,00
62 2,00 4,00 5.9 6,00 6,00 4,50
63 1,70 4,00 4,90 5,30 6,00 5,80
64 1,90 6,00 4.2 7,10 6,00 9,00
65 2,60 5,20 6,00 5,80 7,30 8,50
Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
66 1,90 4,80 4,00 4,50 5,00 7,50
67 3,00 5,00 4.2 5,00 6,00 6,10
68 3,00 4,20 5.2 6,00 5,00 7,50
48

69 2,50 5,00 6,20 6,00 6,00 5,50


70 1,70 3,00 4,00 5,00 6,10 6,00
71 2,60 5,20 5,00 6,10 6,00 5,50
72 2,40 4,60 5.5 7,00 6,20 7,50
73 0,97 3,50 4,00 8,50 5,00 4,90
74 0,94 5,00 5.6 4,20 6,00 5,50
75 3,00 6,00 4,00 3,50 5,00 5,50
76 2,80 4,60 4.9 5,00 6,00 6,50
77 2,00 3,00 6.2 6,90 7,00 5,80
78 3,00 5,50 5,00 6,00 6,20 5,90
79 2,00 3,50 4,50 5,10 6,00 5,60
80 0,99 3,00 4,00 6,20 6,50 7,00
81 1,80 3,80 4,00 4,80 6,00 5,70
82 3,20 3,00 4.3 5,00 5,80 4,80
83 2,90 4,50 5,20 4,50 6,00 8,50
84 1,50 5,00 7,00 5,00 5,70 8,00
85 2,70 4,50 4,70 5,50 6,70 6,90
86 1,50 4,70 4,50 5,70 7,00 5,50
87 1,60 4,00 5,60 6,50 5,30 9,00
88 3,40 5,00 3,00 5,00 5,00 8,00
89 1,90 2,50 4,00 5,30 4,00 5,60
90 2,00 5,00 3.5 6,00 5,00 7,00
91 3,00 4,30 5,10 6,00 6,00 5,50
92 2,80 5,00 4,20 5,50 5,00 6,50
93 1,70 4,30 5,30 5,00 7,20 7,00
94 2,40 3,30 6,00 8,00 5,00 4,50
95 2,00 4,00 3.9 5,00 5,00 8,50
96 2,70 5,00 3,00 4,50 4,00 7,00
97 0,90 3,50 6,70 6,00 6,00 6,00
49

98 0,87 6,00 3.4 5,50 6,00 5,30


99 2,00 2,50 4,50 5,00 5,70 6,00
100 3,00 4,20 5,00 4,80 6,30 5,90
101  - 4,30 5.7 6,00 4,60 5,00
102  - 4,50 4,00 5,00 4,00 5,00
103  - 5,00 4,70 6,50 7,80 7,00
104  - 4,00 5,00 6,00 5,80 6,00
105  - 2,90 4,00 5,50 7,50 6,40
106  - 4,00 3.5 5,00 6,00 4,50
107  - 4,30 3.2 6,00 5,00 5,50
Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
108  - 3,00 4,00 5,50 4,80 5,50
109  - 4,60 8,00 5,20 5,00 5,40
110  - 4,00 6,00 5,00 5,40 5,00
111  - 4,30 4,00 4,50 6,20 5,50
112  - 4,70 4,00 5,00 5,60 5,00
113  - 3,00 6.3 5,00 5,00 7,00
114  - 5,00 6,00 6,50 6,00 9,50
115  - 5,10 4.1 6,40 5,90 9,50
116  - 5,20 3,00 5,80 6,30 8,00
117  - 2,00 5,00 5,70 5,00 7,50
118  - 3,50 4,00 4,00 5,80 6,30
119  - 4,50 5,00 5,50 6,40 5,90
120  -- 3,90 4,00 5,50 5,80 5,00
121  - 3,00 4,00 4,40 4,80 5,50
122  - 4,50 5,30 5,60 5,70 6,00
123   4,00 6.7 5,10 5,10 6,00
124  - 3,50 5,00 5,90 5,70 5,00
50

125  - 5,00 6,00 4,00 6,30 7,00


126   4,00 4,00 5,20 5,00 6,00
127  - 4,50 5,00 6,00 5,70 6,50
128   3,00 5,00 4,50 5,60 7,00
129  -- 4,00 6,00 5,00 5,00 7,50
130  - 3,90 5.7 4,00 6,30 5,70
131  - -  6,00 3,50 6,00 5,40
132  -  - 4,80 6,00 -  6,10
133  -  - 4,80 5,20  - 5,00
134  -  - 4.5 5,80  - 7,00
135  -  - 5,80 6,00  - 6,00
136  -  - 5,00 5,20  - 4,00
137    - 4,90 5,00  - 5,00
138  -  - 5,00 6,00  - 8,00
139  -  - 5,90 4,50  - 7,00
140    - 4.3 4,00  - 9,50
141  -  - 6,30 6,50  - 7,50
142  -  - 5,50 5,90  - 8,00
143  -  - 4,90 6,00  - 9,00
144  -  - 6,00 6,00  - 4,00
145  -  - 5,60 4,00  - 5,00
146  -  - 4,70 5,70  -  -
147  -  - 4,00 5,50  -  -
148  -  - 4,00 6,00  -  -
149  -  - 5,20 5,00  -  -
Umur (Bulan)
NO
6 13 30 36 48 56
150  -  - 5,00 5,50  -  -
151  -  - 5,00 4,00  -  -
51

152  -  - 5,00 5,70  -  -


153  -  - 4,00 5,00  -  -
154  -  - 4,00 5,30  -  -
155  -  - 5,30 5,60  -  -
156  -  - 5,00 5,00  -  -
157  -  - 5.7 6,00  -  -
158  -  - 6,00 5,40  -  -
159  -  - 5,40 5,60  -  -
160  -  - 5,00 4,50  -  -
161  -  - 4,20 5,60  -  -
162  -  - 5,00 5,00  -  -
163  -  - 3.9 5,00  -  -
164  -  - 4,00 5,50  -  -
165  -  - 5.2 6,00  -  -
166  -  - 5,10 5,20  -  -
167  -  - 5,00 4,00  -  -
168  -  - 4,30 6,00  -  -
169  -  - 4,90 7,00  - -
170  -  - 4,60 6,50  - -
171  -  - 4,20 5,00  - -
Rata-rata  2,37 4,13 4,85 5,28 5,62 6,21
52

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Uji Chi-Kuadrat untuk Diameter pada Persamaan


Polinomial
Umur Data Data Model
(O- €) (O- €)2 (O-€)2 / €
(Bulan) Lapangan (O) Polinomial (€)
6 3,76 4,24 -0,48 0,23 0,05
13 7,07 6,48 0,59 0,35 0,05
30 12,94 12,33 0,61 0,37 0,03
36 13,91 14,53 -0,62 0,38 0,03
48 18,76 19,16 -0,4 0,16 0,01
56 22,88 22,4 0,48 0,23 0,01
Jumlah 0,18

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Uji Chi-Kuadrat untuk Tinggi Bebas Cabang pada
Persamaan Polinomial
Umur Data Data Model
(O- €) (O- €)2 (O-€)2 / €
(Bulan) Lapangan (O) Polinomial (€)
6 2,37 2,47 -0,1 0,01 0,00
13 4,13 3,91 0,22 0,05 0,01
30 4,85 5,06 -0,21 0,04 0,01
36 5,28 5,09 0,19 0,04 0,01
48 5,62 5,33 0,29 0,08 0,02
56 6,21 6,04 0,17 0,03 0,005
Jumlah 0,05

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Uji Chi-Kuadrat untuk Tinggi Pucuk pada


Persamaan Polinomial
Umur Data Data Model
(O- €) (O- €)2 (O-€)2 / €
(Bulan) Lapangan (O) Polinomial (€)
6 4,64 5,15 -0,51 0,26 0,05
13 9,7 8,66 1,04 1,08 0,12
30 11,45 11,55 -0,1 0,01 0,00
36 12,16 11,49 0,67 0,45 0,04
48 14,75 11,21 3,54 12,53 1,12
56 15,2 11,72 3,48 12,11 1,03
53

Jumlah 2,37

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji Chi-Kuadrat untuk Diameter pada Persamaan


Eksponensial
Data Model
Umur Data Lapangan
Polinomial (O- €) (O- €)2 (O-€)2 / €
(Bulan) (O)
(€)
6 3,76 25,94 -22,18 491,9524 18,97
2617,345
13
7,07 58,23 -51,16 6 44,95
15845,77
30
12,94 138,82 -125,88 4 114,15
23651,36
36
13,91 167,7 -153,79 4 141,03
48 18,76 225,96 -207,2 42931,84 190,00
58578,52
56
22,88 264,91 -242,03 1 221,13
Jumlah 730,22

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Uji Chi-Kuadrat untuk Tinggi Bebas Cabang pada
Persamaan Polinomial
Data Model
Umur Data Lapangan
Polinomial (O- €) (O- €)2 (O-€)2 / €
(Bulan) (O)
(€)
6 2,37 17,13 -14,76 217,86 12,72
13 4,13 37,73 -33,6 1128,96 29,92
30 4,85 88,39 -83,54 6978,93 78,96
36 5,28 106,4 -101,12 10225,25 96,10
48 5,62 142,56 -136,94 18752,56 131,54
56 6,21 166,75 -160,54 25773,09 154,56
Jumlah 503,80

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Uji Chi-Kuadrat untuk Tinggi Pucuk pada


Persamaan Polinomial
Data Model
Umur Data Lapangan (O-€)2 /
Polinomial (O- €) (O- €)2
(Bulan) (O) €
(€)
6 3,71 30,31 -26,6 707,56 23,34
13 7,21 80,92 -73,71 5433,16 67,14
54

30 12,9 190,29 -177,39 31467,2 165,36


36 14,97 229,25 -214,28 45915,9 200,29
48 19,88 307,53 -287,65 82742,5 269,06
56 25,07 359,94 -334,87 112138 311,55
Jumlah 1036,74
55

Lampiran 9. Hasil Perhitungan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) untuk Diameter Persamaan Polinomial
Data Oi−Ei 1 Oi−Ei
Data Oi−Ei 1 Oi−Ei
Umur Model ( ) 100% - x x
Lapangan (Oi−Ei) Ei x x 100 6 Ei
(Bulan) Polinomia Ei 6 Ei
(Oi) *100 100%
l (Ei)
6 3,76 4,24 -0,48 -0,11 -11,32 -1,89 101,89
13 7,07 6,48 0,59 0,09 9,10 1,52 98,48
30 12,94 12,33 0,61 0,05 4,95 0,82 99,18
36 13,91 14,53 -0,62 -0,04 -4,27 -0,71 100,71
48 18,76 19,16 -0,4 -0,02 -2,09 -0,35 100,35
56 22,88 22,4 0,48 0,02 2,14 0,36 99,64
Jumlah 79,32 79,14 0,18 -0,01 -1,48 -0,25 100,25
Keterangan = O: Observed (diamati), E: Expected (diharapkan)

Maka
1 Oi−Ei
y = = 100% - x x 100% = 100% - (0,25) = 100,25 %
6 Ei

Kriteria: Model Akurat


56

Lampiran 10. Hasil Perhitungan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) untuk Tinggi Pucuk Persamaan Polinomial
Data Oi−Ei 1 Oi−Ei
Data Oi−Ei 1 Oi−Ei
Umur Model ( ) 100% - x x
Lapangan (Oi−Ei) Ei x x 100 6 Ei
(Bulan) Polinomia Ei 6 Ei
(Oi) *100 100%
l (Ei)
6 4,64 5,15 -0,51 -0,10 -9,90 -1,65 101,65
13 9,7 8,66 1,04 0,12 12,01 2,00 98,00
30 11,45 11,55 -0,1 -0,01 -0,87 -0,14 100,14
36 12,16 11,49 0,67 0,06 5,83 0,97 99,03
48 14,75 11,21 3,54 0,32 31,58 5,26 94,74
56 15,2 11,72 3,48 0,30 29,69 4,95 95,05
Jumlah 67,9 59,78 8,12 0,68 68,34 11,39 88,61
Keterangan = O: Observed (diamati), E: Expected (diharapkan)

Maka
1 Oi−Ei
y = = 100% - x x 100% = 100% - 11,39 = 88,61 %
6 Ei
Kriteria: Model Akurat
57

Lampiran 11. Hasil Perhitungan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) untuk Tinggi Bebas Cabang Persamaan Polinomial
Data Model ( Oi−Ei 1 Oi−Ei
Umur Data Lapangan Oi−Ei ( ) 1 Oi−Ei 100% - x x
Polinomial Oi−Ei Ei x x 100 6 Ei
(Bulan) (Oi) Ei 6 Ei
(Ei) ) *100 100%
6 2,37 2,47 -0,1 -0,04 -4,05 -0,67 100,67
13 4,13 3,91 0,22 0,06 5,63 0,94 99,06
30 4,85 5,06 -0,21 -0,04 -4,15 -0,69 100,69
36 5,28 5,09 0,19 0,04 3,73 0,62 99,38
48 5,62 5,33 0,29 0,05 5,44 0,91 99,09
56 6,21 6,04 0,17 0,03 2,81 0,47 99,53
Jumlah 28,46 27,9 0,56 0,09 9,42 1,57 98,43
Keterangan = O: Observed (diamati), E: Expected (diharapkan)

Maka
1 Oi−Ei
y = = 100% - x x 100% = 100% - 1,57 = 98,43 %
6 Ei
Kriteria: Model Sangat Akurat
58

Lampiran 12. Hasil Perhitungan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) untuk Diameter Persamaan Eksponensial
Data Data Model 1 Oi−Ei 1 Oi−Ei
Umur Oi−Ei Oi−Ei x x 100% - x x
Lapanga Eksponensial (Oi−Ei) ( )*100 6 Ei 6 Ei
(Bulan) Ei Ei
n (Oi) (Ei) 100 100%
6 3,76 25,94 -22,18 -0,86 -85,51 -14,25 114,25

13 7,07 58,23 -51,16 -0,88 -87,86 -14,64 114,64

30 12,94 138,82 -125,88 -0,91 -90,68 -15,11 115,11

36 13,91 167,7 -153,79 -0,92 -91,71 -15,28 115,28

48 18,76 225,96 -207,2 -0,92 -91,70 -15,28 115,28

56 22,88 264,91 -242,03 -0,91 -91,36 -15,23 115,23

Jumlah 79,32 881,56 -802,24 -5,39 -538,81 -89,80 189,80


Keterangan = O: Observed (diamati), E: Expected (diharapkan)

Maka
1 Oi−Ei
y = = 100% - x x 100%= 100% - (-89,80) = 18,9%
6 Ei

Kriteria: Model Tidak Akurat


59

Lampiran 13. Hasil Perhitungan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) untuk Tinggi Pucuk Persamaan Eksponensial
Data Data Model 1 Oi−Ei 1 Oi−Ei
Umur Oi−Ei Oi−Ei x x 100% - x x
Lapanga Eksponensial (Oi−Ei) ( )*100 6 Ei 6 Ei
(Bulan) Ei Ei
n (Oi) (Ei) 100 100%
6 4,64 35,95 -31,31 -0,87 -87,09 -14,52 114,52
13 9,7 77,44 -67,74 -0,87 -87,47 -14,58 114,58
30 11,45 187,94 -176,49 -0,94 -93,91 -15,65 115,65
36 12,16 226,45 -214,29 -0,95 -94,63 -15,77 115,77
48 14,75 303,84 -289,09 -0,95 -95,15 -15,86 115,86
56 15,2 343,44 -328,24 -0,96 -95,57 -15,93 115,93
Jumlah 67,9 1175,06 -1107,2 -5,54 -553,82 -92,30 192,30
Keterangan = O: Observed (diamati), E: Expected (diharapkan)

Maka
1 Oi−Ei
y = = 100% - x x 100% = 100% - (-0,923) = 19,2 %
6 Ei
Kriteria: Model Tidak Akurat
60

Lampiran 14. Hasil Perhitungan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) untuk Tinggi Pucuk Persamaan Eksponensial
Data Oi−Ei 1 Oi−Ei 1 Oi−Ei
Umur Data Model Oi−Ei ( )x x x 100% - x x
Lapangan(Oi (Oi−Ei) Ei 6 Ei 6 Ei
(Bulan) Eksponensial(Ei) Ei
) 100 100 100%
6 2,37 17,13 -14,76 -0,86 -86,16 -14,36 114,36
13 4,13 37,73 -33,6 -0,89 -89,05 -14,84 114,84
30 4,85 88,39 -83,54 -0,95 -94,51 -15,75 115,75
36 5,28 106,4 -101,12 -0,95 -95,04 -15,84 115,84
48 5,62 142,56 -136,94 -0,96 -96,06 -16,01 116,01
56 6,21 166,75 -160,54 -0,96 -96,28 -16,05 116,05
Jumlah 28,46 558,96 -530,5 -5,57 -557,10 -92,85 192,85
Keterangan = O: Observed (diamati), E: Expected (diharapkan)

Maka:
1 Oi−Ei
y = 100% - x x 100% = 100% - (-92,85) = 19,3%
6 Ei
61

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian di Desa Gohong Kecamatan jabiren.

A. Lokasi Penelitian

B. Pertumbuhan Sengon Pada Umur 6 Bulan

C. Pertumbuhan Sengon Pada Umur 13 Bulan


62

D. Pertumbuhan Sengon Pada Umur 30 Bulan

E. Pertumbuhan Sengon Pada Umur 36 Bulan

F. Pertumbuhan Sengon Pada Umur 48 Bulan


63

G. Pertumbuhan Sengon Pada Umur 48 Bulan


64

H. Pengacakan Nomor Sampel, Notulen, Pengukuran Tinggi dan Diameter


dan Pemberian Label Pohon
65

Lampiran 16. Jadwal penelitian yang telah dilakukan


Bulan/ Minggu
No Rencana Penelitian
Agustus September
Mei Juni Juli
Persiapan
1
Pelaksanaan
2 Penelitian

3
Pengumpulan Data
4
Analisis Data
Penyusunan Draff
5
Laporan
Seminar/ Revisi
6
Perbaikan Laporan
7
& Penggandaan
)

Anda mungkin juga menyukai