Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Praktik penyelenggaraan layanan publik harus membangun kepercayaan masyarakat
atas pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik, dan
layanan publik juga merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan
dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk Indonesia, sehingga upaya untuk
mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan penduduk, serta
terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik merupakan hal yang diperlukan. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka perlu
ada suatu inovasi pelayanan publik sebagai solusi untuk mengefektifkan
penyelenggaraan pelayanan publik agar bisa berjalan sesuai dengan norma-norma
yang diingingkan, yakni mengedepankan norma keadilan, transparan, akuntabel, dan
terbuka. Oleh karena itu, dalam artikel ini mencoba untuk menggarambarkan kondisi
pelayanan publik di Indonesia serta pentingnya penerapan inovasi pelayanan, terutama
pada organisasi-organisasi publik, baik di pemerintah pusat maupun di pemerintah
daerah. Sementara itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan software NVivo 11 dalam análisis datanya.
Setuju & Sangat Setuju Tidak Setuju & Sangat Tidak Setuju
Sementara itu, hasil survey yang dilakukan oleh Kompas dan Tempo yang
bekerjasama dengan Ausaid menunjukkan bahwa 62 % responden menyatakan sudah
aware dengan reformasi birokrasi, namun penilaian publik terhadap birokrasi masih
buruk, yakni hanya 18 % responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju dengan
peningkatan kualitas pelayanan publik, sedangkan 82 % responden menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju adanya peningkatan kualitas pelayanan publik.
(Imanuddin. 2015)
Oleh karena itu, untuk mengatasi pesoalan tersebut maka perlu adanya upaya
untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dengan memaksimalkan sistem
desentraliasi yang secara subtantif, yakni menekankan aspek partisipasi masyatakat,
akuntabilitas pemerintan daerah, serta mendorong kualitas pelayanan publik dengan
meningkatkan inovasi-inovasi pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melalui gerakan “One Agency One
Innovation”, yakni gerakan yang mendorong pemerintah, baik pusat maupun daerah
setiap tahunnya harus menciptakan 1 (satu) inovasi pelayanan publik.
Menurut Peraturan Menteri Pandayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik maka
organisasi publik dalam melakukan inovasi pelayanan harus melakukan
pengembangan inovasi, yakni : Pertama, melakakukan transfer pengetahuan inovasi
pelayanan publik. Proses ini merupakan tahapan atau mekanisme pembelajaran dari
satu pihak ke pihak lain tentang praktik inovasi yang sudah terbukti menjadi solusi
efektif terhadap permasalahan dalam pelayanan. Kedua, melakukan peningkatan
kapasitas, Peningkatan kapasitas dilakukan terhadap penerima manfaat organisasi
yang dilakukan oleh fasilitator. Peningkatan ini terdiri dari peningkatan kapasitas
organisasi (meliputi peningkatan kemampuan dalam strategi dan pengembangan
inovasi); peningkatan kapasitas individual (peningkatan kemampuan terhadap
kompetensi individu dalam pengembangan inovasi); dan peningkatan kapasitas sistem
(peningkatan kemampuan dalam pengelolaan pengembangan inovasi).
Ketiga, melakukan jaringan inovasi pelayanan publik. Jaringan inovasi
pelayanan publik adalah simpul kerjasama antar lembaga yang mempunyai minat
dalam pengembangan inovasi pelayanan publik; dan Keempat, pelembagaan dan
keberlanjutan inovasi. Untuk menjamin pelembagaan dan keberlanjutan inovasi maka
setiap organisasi public, baik di pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah wajib
membuat dasar hukum inovasi dan menyediakan program serta anggaran yang
didukung dengan sistem pengembangan inovasi yang memadai.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Imanudin menunjukkan bahwa
inovasi pelayanan tergantung dari budaya organisasi yang memuat nilai, sikap, dan
prilaku organiasasi. Oleh karenanya untuk menciptakan budaya tersebut yang
mendukung inovasi pelayanan publik, maka perlu ada pelembagaan inovasi pelayanan
publik, yakni membuat produk hukum, struktur, serta program dan anggaran sehingga
organisasi pelayanan publik dapat dipaksakan untuk melakukan inovasi pelayanan
publik.
5. Kesimpulan
Permasalahan buruknya pelayanan di Indoneisa sebagaian besar diakibatkan
ketidakjelasan standar pelayanan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, seperti ketidakjelasan persyaratan, jangka waktu penyelesaian
pelayanan, prosedur dan biaya pelayanan. Rendahnya kepatuhan terhadap standar
pelayanan publik secara langsung mengakibatkan mal administrasi, berupa
ketidakpastian hukum, ketidakakuratan pelayanan dan praktik-praktik pungli pada
penyelenggaraan pelayanan publik dari pusat sampai ke daerah.
Oleh karena itu, untuk mengatasi pesoalan tersebut maka perlu adanya upaya
untuk terus menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memaksimalkan
inovasi-inovasi pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah melalui gerakan “One Agency One Innovation”, yakni
gerakan yang mendorong pemerintah, baik pusat maupun daerah setiap tahunnya
harus menciptakan 1 (satu) inovasi pelayanan publik. Hal yang harus dilakukan adalah
menciptakan budaya organiasi yang mendukung inovasi pelayanan publik melakukan
pelembagaan inovasi pelayanan public.
Daftar Pustaka