Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sumber Hukum.


yang dimaksud dengan sumber hukum ialah segala atau apa
saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan
yang bersifat memaksa, yakni atura-aturan yang kalau di langgar
mengakibat kan sanksi yang tegas dan nyata.
Menurut Mudakir Iskandar yang dimaksud sumber hukum adalah segala
sesuatu yang menimbulkan aturan yang mempunyai sifat mengatur dan
memaksa, dan bagi pelanggarnya dikenakan sanksi.
Sumber hukum menurut van Apeldoorn:
1) Sumber hukum dalam arti historis, yaitu tempat kita dapat menemukan
hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum ini
dibagi menjadi:
a. Sumber hukum yang merupakan tempat dapat ditemukan atau
dikenal hukum secara historis: dokumen-dokumen kuno, lontar, dll.
b. Sumber hkum yang merupakan tempat pembentuk UU
mengambil hukumnya.
2) Sumber hukum dalam arti sosiologis yaitu merupakan faktor-faktor
yang menentukan isi hokum positif, seperti misalnya keadaan agama,
pandangan agama, kebudayaan dsb.
3) Sumber hukum dalam arti filosofis, sumber hukum ini dibagi lebih
lanjut menjadi dua:
a. Sumber isi hukum, disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.
Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini yaitu :
– pandangan theocratis, menurut pandangan ini hukum berasal dari
Tuhan
– pandangan hukum kodrat, menurut pandangan ini isi hokum
berasal dari akal manusia
– pandangan mazhab hostoris, menurut pandangan isi hokum
berasal dari kesadaran hukum.
b. Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum
mempuyai kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hukum
Menurut Prof Dr. Sudikno SH, sumber hukum itu sendiri digunakan dalam
beberapa arti seperti berikut :

1. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum


misalnya kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa, bangsa dan sebagainya.
2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberibahan-bahan kepada hukum
yang berlaku sekarang, misalnya HukumPerancis, Hukum Romawi.
3. Sebagai sumber berlakunya, yang member kekuatan, berlaku secara formal
kepada peraturan
4. Sebagai sumber darimana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen,
Undang-undang.
5. Sebagai sumber terjadinya hukum sumber yang menimbulkan hukum.1

Sedangkan menurut analisis kami, sumber-sumber hukum segala


sesuatu yang berupa aturan-aturan yang mempunyai kekuatan mengikat
sehingga dalam bergaul disuatu masyarakat ada batasan-batasannya dan
apabila dilanggar maka ada sanksinya.

2. Macam-macam Sumber Hukum

Sumber hukum dibagi dua macam, pertama sumber hukum materiel


dan sumber hokum formil.

 Sumber hukum dalam arti matriel yaitu faktor-faktor yang turut


serta menentukan isi hukum. Karena kompleks nya mempelajari sumber-
sumber hokum ini maka usaha itu baru akan mencapai hasil, apabila
sumber-sumber hukum itu ditinjau dari berbagai-bagai sudut cabang ilmu
hukum maupun disiplin lainnya seperti sosiologi hukum, filsafat hukum,
sejarah, agama, psykhologi dan ilmu pemerintahan.2

1
Lihatbuku Prof Dr. Sudikno SH: “mengenalhukum”, (1986:62).
2
Lihatbuku DEDI SOEMARDI, SH.: “SUMBER-SUMBER HUKUM POSITIP”, hal 5.
 Sedangkan dikatan sumber dalam artian formal artinya adalah
sumber hukum yang ditinjau dari segi undang-undang, kebiasaan,
yurisprodensi, putusan hakim, traktat, dan pendapat ahli hukum (doktrin).3
a) Sumber Hukum Materiel
 Sumber hukum menurut ahli sejarah
1. Dalam arti sumber pengenalan hukum yakni semua tulisan, dokumen dan
sebagainya. Dari sumber tersebut kita dapat mengenal suatu bangsa pada
suatu waktu.
2. Dengan melihat dan mempergunakan dokumen-dokumen, surat-surat dan
keterangan yang lain yang membuat undang-undang dan yang
memungkinkan dia mengetahui hukum yang berlaku masa sekarang.

 Sumber hukum menurut ahli filsafat

Sumber hukum menurut ahli filsafat terbagi menjadi dua arti :

1. Ukuran yang harus dipakai untuk menjadi hukum agar dapat


mengetahui apakah suatu hukum merupakan hukum yang
adil.
2. Dengan melihat kekuatan mengingat dalam hukum faktor
yang mengikat hingga orang menaati hukum.
 Sumber hukum menurut ahli ekonomi

Sumber hukum menurut ahli ekonomi ialah apa yang tampak di dalam
lapangan pengihidupan, misalnya sebelum pemerintah membuat peraturan yang
bertujuan membatasi persaingan di lapangan dagang maka ahli ekonomi harus
mengetahui apa yang dirasakan pasti dan tidak dirasa pasti mengenai
persaingan itu.

 Sumber hukum menurut ahli sosiologi

3
LihatbukuMudakirIskandar: “pengantarilmuhukumdantatahukum Indonesia”, hal 7.
Sumber hukum menurut ahli sosiologi adalah fakto-faktor yang
menentukan isi hukum positif, misalnya keadaan-keadaan ekonomi, pandangan
agama.

 Sumber hukum menurut ahli agama

Sumber hukum menurut ahli agama (Ulama,Pendeta,Teologi) tentu


berbeda banyak orang bagi golongan ahli agama yang menjadi dasar hukum
yang paling haqiqi ialah kitab suci. Dari pandangan ahli tersebut dapat kita tarik
kesimpulan bahwa apa yang di maksud dengan sumber hukum dalam arti kata
materil ialah segala apa yang merupakan perasaan hukum, keyakinan hukum,
dan pendapat umum (public opinion) yang ada pada masyarakat.

b) Sumber Hukum Formal di Indonesia


Adapun yang menjadi sumber-sumber hukum dalam arti formal
menurut ilmu pengetahuan hukum secara umum antar lain sebagai berikut:
undang-undang, kebiasaan, keputusan hakim, dan trakatat

.
a) Undang-undang

Undang-undang adalah suatu peraturan yang dibuat oleh badan


legislatif dan eksekutif. Undang-undang ini dibagi 2 macam yaitu Undang-
undang dalam arti materiel, dan undang-undang dalam arti formal.

Undang-undang dalam arti materiel adalah setiap Undang-undang


atau putusan pemerintah yang karena isinya mengikat langsung terhadap
masyarakat. Sedangkan Undang-undang dalam arti formil ialah Undang-
undang atau keputusan pemerintah yang merupakan Undang-undang yang
karena bentuk dan cara pembuatannya.4

Menurut Mudakir iskandar dalam bukunya “Pengantar Ilmu Hukum


dan Tata Hukum Indonesia” dikatakan baik Undang-undang dalam arti

4
LihatbukuMudakirIskandar: “pengantarilmuhukumdantatahukum Indonesia”, hal 7-8.
materiel maupun formil tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang
uang lebih tinggi. Ada ketentuan yuridis yang menggariskan bahwa :

 UU yang lebih tinggi mengalahkan UU yang lebih rendah.


 UU yang baru mengalahkan yang lama.
 UU yang khusus mengalahkan UU yang umum.

Menurut Buys, Undang-Undang itu mempunyai 2 arti :

 Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang


merupakan UU karena cara pembuatannya (misalnya, dibuat
oleh pemerintah bersama-sama dengan parlemen)
 Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah yang
menurut isinya mengikat setiap penduduk.

Menurut UU No. 10 tahun 2004 yang dimaksud dengan UU adalah


peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama Presiden (pasal 1 angka 3)

b) Kebiasaan (Custom)
Kebiasaan adalah perbuataan manusia yang di lakukan secara
sadar dan berulang-ulang dan dianggap sebagai norma yang ditaati bersama
sehingga bila seseorang bertingkah laku tidak menurut norma kebiasaan
maka dianggap bertentangan dengan hukum dan sebaliknya apabila
perbuatan itu sesuai dengan kebiasaan berarti sesuai dengan hukum.
Kesadaran masyarakat dalam menggunakan dan menaati norma yang lahir
dari lingkungan masyarakat itu sendiri, merupakan kesadaran yang tanpa
harus dilakukan pemaksaan.

Terjadinya hukum kebiasaan adanya norma yang diakui dari


masyarakat, secara konstan. Masyarakat adat biasanya mentaati hukum
yang tidak tertulis (kebiasaan) atau hukum adat daripada hukum tertulis
dalam arti undang-undang, hal ini disebabkan hukum kebiasaan itu
timbulnya dari mereka sendiri. Kelebihan yang lain hukum adat ini tanpa
harus Aadanya penegak hukum sebagaimana hukum tertulis, tetapi
eksistensinya tidak kalah dengan hukum yang tertulis, bahkan masyarakat
adat pada umumnya lebih mentaati hukum adat daripada hukum tertulis
yang dihasilkan oleh lembaga legislatif. Karena pelaku pelanggaran
terhadap hukum adat akan mendapatkan sanksi moral yang sepanjang masa.
Sedangkan sanksi dari hukum tertulis mempunyai kurun waktu cepat atau
hanya sesaat saja.

c) Keputusan Hakim (Yurisprodentie)

Keputusan hakim yang bisa menjadi sumber hukum adalah


keputusan yang memenuhi syarat sebagai yurisprodensi. Menurut doktrin
semua keputusan hakim bisa menjadi sumber hukum, namun, keputusan
hakim yang berdasarkan hukum adat tidak bisa dijadikan sumber hukum
untuk daerah lain. Hal ini berarti yurisprodensi berdasarkan hukum adat
tidak bisa dijadikan sumber hukum.

Hakim mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam mengadili dan


memeriksa terdakwa, oleh karena itu, hakim wajib memutuskan semua
perkara walaupun belum ada hukum yang mengaturnya, hal ini di
terangkan dalam pasal 22 AB (Algemen Bipalingen van wetgevingvoor
indonesia) yang disahkan dengan staatblad 1847 No.32 yang bunyi
pasalnya sebagai berikut: “Hakim yang menolak untuk menyelesaikan
suatu perkara dengan alasan bahwa peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan tidak menyebutkan, tidak jelas atau tidak lengkap, maka ia
dapat dituntut agar dikenakan sanksi”

Dikatakan juga dalam Undang-Undang No.14 Tahun 1970 tentang


pokok-pokok kekuasaan kehakiman yang diterangkan dalam pasal 14 ayat
1 ialah “pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili
suatu perkara yang diajukan dengan dalih tidak ada hukum atau kurang
jelas, melainkan wajib memeriksa dan mengadili”.5

Kalau dilihat dari ketentuan tersebut seseorang hakim mempunyai


beban yang sangat berat yaitu walaupun tidak ada hukum yang
mengaturnya tetapi harus bisa memutuskan perkara, oleh karena itu
keputusan hakim merupakan sumber hukum, keputusan hakim
(yurisprodensi) yang bisa di jadikan sumber hukum harus memenuhi
syarat sebagai berikut:

 Keputusan hakim bersifat umum


 Keputusan itu harus diulang-ulang dan dijadikan pedoman hakim
yang lain
 Keputusan itu mempunyai sifat universal

d) Traktat (Treaty)
Traktat adalah perjanjian yang dilakukan oleh para pihak. Dalam
perjanjian mengandung asas pacta sunt servanda artinya perjanjian
mengikat para pihak yang mengadakan perjanjian dan wajib untuk
mentaati. Traktat bisa dilakukan antara dua negara atau beberapa Negara.
Bagi negara yang mengadakan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Tetapi ada juga traktat yang mengikat beberapa pihak. Traktat yang
demikian dinamakan traktat terbuka (traktat koletif), dengan traktat ini
yang wajib mentaati bukan hanya pihak pembuat perjanjian saja, tetapi
ada pihak-pihak lain yang juga mempunyai kewajiban untuk mentaatinya.

e) Pendapat Ahli Hukum (doktrin)

Doktrin ada yang mengartikan pendapat ahli hukum, berarti


semua pendapat ahli hukum bisa di jadikan sumber hukum, dan tidak
jarang para penegak hukum menggunakan pendapat ahi hukum dalam

5
Rebublik Indonesia, Pokok-poko Kekuasaan Kehakiman, UU Nomor 14 Tahun 1970
mengartikan berbagai permasalahan hukum. Pendapat ahli hukum yang
dapat dijadikan sumber hukum harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Didasari dengan ilmu hukum


 Bersifat universal
 Berdiri diatas keadilan dan kebenaran.6

3. Sumber Hukum Dalam Bisnis

Terdapat berbagai sumber hukum bisnis sebagai dasar hukum yang lazim
digunakan dalam aktivis bisnis, antara lain berupa :

 KUH Perdata, KUH Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku adalah
pengaturan tentang :
 Keagenan dan Distributor (Makelar dan Komisioner)
 Sursat berhaga (Wesel,Cek, dan Aksep)
 Asuransi
 Pengangkutan laut
 KUH Dagang yang sudah banyak berubah. Ketentuan-ketentuan dalam
KUH Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku, tetapi sudah banyak
berubah adalah mengenai :
 Pembukuan Dagang
 Asuransi
 KUH Dagang yang sudah di ganti dengan perundang-undangan yang
baru. Yakni ketentuan-ketentuan tertentu yang mengatur tentang
berbagai asprk dari hukum bisnis, berupa :
 Persoalan Terbatas
 Pembukuan Perseroan
 Reklame dan penuntutan kembali dalam kepaitan

1. Kesimpulan

6
Lihat buku Mudakir Iskandar: “pengantar ilmu hokum dan tata hukum Indonesia”, hal10.
Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan
yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar
akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Sumber Hukum dibagi menjadi dua yaitu sumber hukum fomil dan sumber
hukum materil.
1. Sumber Hukum Fomil merupakan tempat atau sumber dari mana
suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan
bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu berlaku
secara formal.
2. Sumber Hukum Materil merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan
polotik, situasi sosial ekonomi, tradisi (kriminologi, lalu lintas),
perkembangan internasional, keadaan gegografis,.

Sumber hukum formil yang langsung diakui undang-undang yaitu :

1. Undang – undang
2. Perjanjian antar negara
3. Kebiasan
4. Sumber hukum formil yang tidak langsung atas pengakuan
undang – undang yaitu ;
 Doktrin
 Yurisprodensi

Sumber hukum materil antara lain :

1. Sumber hukum menurut ahli sejarah


2. Sumber hukum menurut ahli filsafat
3. Sumber hukum menurut ahli ekonomi
4. Sumber hukum menurut ahli sosiologi
5. ‘Sumber hukum menurut ahli agama

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Mudzakir: “Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia”

Sudikno : “mengenalhukum”, 1986.

Soemardi, Dedi,: “Sumber-Sumber Hukum Positif”

L.J. van Apeldoorn, 1990: “PengantarIlmuHukum”.

Rebublik Indonesia, Pokok-poko Kekuasaan Kehakiman, UU Nomor 14 Tahun


1970

Anda mungkin juga menyukai