Anda di halaman 1dari 8

(COVER)

Kata Pengantar

Ucapan syukur senantiasa kami pamjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla yang telah
melimpahkan rakmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Statistika Perancangan Produk dengan
judul “Analisis Penggunaan Energi Bersih dan Terjangkau di Kota Bandung dan
Semarang”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini msih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segara bentuk sarean seta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Semarang, 12 September 2021

Penulis
Latar Belakang

Pengadaan energi listrik telah menjadi salah satu masalah pokok yang sedang
dihadapi negara Indonesia saat ini. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan
wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang mengalami peningkatan setiap tahunnya
memiliki kewajiban untuk melakukan pemenuhan energi listrik untuk semua
masyarakatnya, khususnya di wilayah pedesaan yang terpencil. Hal ini menjadi tantangan
bagi pemerintah dalam upaya menciptakan pembangunan yang merata. Menurut
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dalam 6 tahun terakhir
rasio elektrifikasi meningkat 14,85% dari tahun 2014 sebesar 84,35% menjadi 99,20% pada
tahun 2020. Akan tetapi, dalam usaha pemenuhan rasio eletrifikasi ini indonesia masih
memiliki ketergantungan yang besar terhadap energi fosil. Pada tahun 2020 Indonesia
masih menunjukkan ketergantungan terhadap energi fosil, yakni 85,1% yang mendominasi
bauran pembangkit listrik pada H1 2020 (IESR, 2020). Meskipun dalam praktiknya energi
fosil merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam pemenuhan energi listrik nasional,
tetapi terdapat masalah dalam penggunaan energi fosil ini, yakni limbah produksi yang
berdampak buruk terhadap lingkungan, khususnya sebagai penyumbang emisi karbon ke
atmosfer. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif berupa sumber energi baru dan terbarukan
sebagai solusi pemenuhan energi listrik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Untuk menganalisis pemenuhan energi listrik di Indonesia, alangkah baiknya jika


melihat dari ranah yang lebih kecil. Dengan melihat dari ranah yang lebih kecil, dapat
dibandingkan kualitas dan potensi pemenuhan energi listrik tiap masing-masing daerah.
Dalam makalah ini akan dilakukan analisis penggunaan energi bersih dan terjangkau di
kota Semarang dan kota Bandung. Pemilihan kedua kota ini merupakan pendekatan dari
pemenuhan energi listrik provinsi dengan jumlah kepadatan penduduk yang tinggi menurut
BPS (Badan Pusat Statistik).
Total Pemakaian Energi Listrik Masing-Masing Daerah

Kota Semarang dan kota Bandung memiliki kebutuhan total energi listrik yang
berbeda. Maka daripada itu, terdapat perbedaan pada jumlah pembangkit listrik tiap daerah
tersebut. Pembangkit listrik terditi dari pembangkit listrik energi fosil dan pembangkit
listrik energi terbarukan, seperti PLTS, PLTSa, PLT Hybrid, PLTBm dan pembangkit
energi terbarukan lainnya. Pada data yang kami dapatkan di Statistik Ketenagalistrikan
tahun 2018 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, didapatkan data Kapasitas Terpasang Pembangkit
Tenaga Listrik PLN & non PLN menurut Jenis Pembangkit per Wilayah 2018 sebagai
berikut:

Jawa Tengah Jawa Barat


PLTU 1.290,00 PLTU 2.040,00
PLTU_MT - PLTU_MT -
PLTU-M/G 200,00 PLTU-M/G
PLTG 55,00 PLTG 1.158,30
PLTGU 1.033,90 PLTGU 882,00
PLTMG - PLTMG -
PLTD 4,40 PLTD -
PLTA 322,14 PLTA 1.805,36
PLTM 9,99 PLTM -
PLTMH 5,26 PLTMH -
PLTP - PLTP 375,00
PLTS - PLTS -
PLTSa - PLTSa -
Jumlah 2.920,69 Jumlah 6.260,66
Tabel 1. Kapasitas Terpasang Pembangkit Tenaga Listrik PLN Menurut Jenis Pembangkit
per Wilayah 2018

Jawa Tengah Jawa Barat


EBTKE IO IPP PPU EBTKE IPP IO
PLTU - - 4.016,00 PLTU 310,00 - 660,00 -
PLTU_MT - - - PLTU_MT - - - -
PLTU-M/G - - - PLTU-M/G - - - -
PLTG - - - PLTG 892,40 - 300,00 39,00
PLTGU - - - PLTGU 258,50 - - -
PLTMG - - - PLTMG - - - -
PLTD - - - PLTD 32,48 - - -
PLTA - - - PLTA - - 180,00 -
PLTB - 19,80 - PLTM - - 85,48 -
PLTMH - - - PLTMH - 0,02 - -
PLTP - - 60,00 PLTP - - 818,80 -
PLTS 0,17 - - PLTS - 0,08 - -
PLTSa - - - PLTSa - - 14,00 -
Jumlah 0,17 19,80 4.076,00 Jumlah 1.493,38 0,10 2.058,28 39,00
Tabel 2. Kapasitas Terpasang Pembangkit Tenaga Listrik non PLN Menurut Jenis
Pembangkit per Wilayah 2018

Namun, dari seluruh kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik, terdapat istilah
daya mampu pembangkit. Daya mampu merupakan kapasitas nyata suatu pembangkit
dalam menghasilkan MW. Daya Mampu Netto adalah daya mampu pembangkit dalam
satuan megawatt berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian yang dituangkan dalam
Sertifikat Laik Operasi. dari data Statistik Ketenagalistrikan tahun 2018 yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
didapatkan pula data Daya Mampu Pembangkit Tenaga Listrik PLN per Jenis Pembangkit
per Provinsi 2018 (MW) sebagai berikut:

Jawa Tengah Jawa Barat


PLTU 1.175,00 PLTU 1.839,00
PLTU_MT - PLTU_MT -
PLTU-M/G 110,00 PLTU-M/G -
PLTG - PLTG 1.114,00
PLTGU 810,00 PLTGU 829,00
PLTMG - PLTMG -
PLTD 3,60 PLTD -
PLTA 319,99 PLTA 1.777,78
PLTM 9,99 PLTM -
PLTMH 4,29 PLTMH -
PLTP - PLTP 356,60
PLTS - PLTS -
PLTSa - PLTSa -
Jumlah 2.432,87 Jumlah 5.916,38
Tabel 3. Daya Mampu Pembangkit Tenaga Listrik PLN per Jenis Pembangkit per Provinsi
2018

b. Total Pemakaian Energi Terbarukan Masing-Masing Daerah

Dalam menganalisis total pemakaian energy terbarukan, dapat dilihat daya mampu
yang dihasilkan dari keseluruhan pembangkit tenaga listrik baik PLN maupun non PLN di
masing-masing wilayah. dari data Statistik Ketenagalistrikan tahun 2018 yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
didapatkan pula data Daya Mampu keseluruhan Pembangkit Tenaga Listrik per Jenis
Pembangkit per Provinsi 2018 (MW) sebagai berikut:

Jawa Tengah Jawa Barat


PLTU 4.995,00 PLTU 2.809,00
PLTU_MT PLTU_MT
PLTU-M/G 110,00 PLTU-M/G
PLTG PLTG 1.992,83
PLTGU 810,00 PLTGU 1.367,00
PLTMG PLTMG
PLTD 3,60 PLTD 31,51
PLTA 319,99 PLTA 1.957,78
PLTM 9,99 PLTM 85,48
PLTMH 4,29 PLTMH 0,02
PLTP 45,00 PLTP 1.148,02
PLTS 0,17 PLTS 0,08
PLTSa - PLTSa 14,00
Jumlah 6.317,84 Jumlah 9.405,72
Tabel 4. Daya Mampu Keseluruhan Pembangkit Tenaga Listrik per Jenis Pembangkit per
Provinsi 2018

Dari data tabel yang telah dilampirkan tersebut, terdapat beberapa pembangkit
energy terbarukan seperti PLTA, PLTM, PLTM, PLTMH, PLTS, PLTSa, dan PLTD
Jumlah daya mampu yang dihasilkan pembangkit energi terbarukan dari Jawa Tengah
adalah 379,44 MW. Sedangkan jumlah daya mampu yang dihalsilkan pembangkin energy
terbarukan dari Jawa Barat adalah 3.205,38 MW.

Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa daya mampu yang dihasilkan pembangkit
energi terbarukan Jawa Barat jauh lebih besar daripada provinsi Jawa Tengah, khususnya
di pembangkit listrik tenaga air yang hampir menghasilkan 2000 MW di Jawa Barat pada
tahun 2018
Pembahasan

Dalam menganalisis energi bersih dan energi terjangkau, tak hanya melihat jumlah
total energi listrik dari seluruh pembangkit tenaga listrik dan daya mampu yang dihasilkan
pembangkit tersebut. Melainkan harus dilihat kembali sumber energi yang dihasilkan
tersebut apakah termasuk dalam energi konvensional (fossil fuels) atau termasuk dalam
energi terbarukan (renewable energy). Meskipun masih didominasi oleh energi
konvensional, kedua wilayah memiliki data yang cukup signifikan berbeda pada jumlah
daya yang dihasilkan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan. Pada provinsi Jawa
Tengah terdapat 6.317,84 MW daya mampu yang dihasilkan keseluruhan pembangkit pada
tahun 2018 sedangkan, pada provinsi Jawa Barat terdapat daya mampu sebesar 9.405,72
MW daya mampu yang dihasilkan keseluruhan pembangkit pada tahun yang sama. Dari
data tersebut, persentasi jumlah energi terbarukan di Jawa Tengah yaitu 6% sedangkan
untuk Jawa Barat yaitu 34%. Maka daripada itu, dapat disimpulkan bahwa Jawa Barat
memiliki kemampuan yang baik dalam mengoptimalkan energi terbarukan dalam
pemenuhan energi bersih dan terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai