Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sofy Wulandari

Kelas : Eksekutif A 48A


Mata Kuliah : Business Ethics
Dosen Pengampu : Singgih Wijayana, S.E., M.Sc., Ph.D.

Rangkuman Buku Manuel G. Velasquez


Bab 3: The Business System: Government, Markets, and International Trade

Ideologi adalah sebuah sistem keyakinan normatif yang dimiliki para anggota
kelompok sosial tertentu, sedangkan ideologi bisnis adalah sistem keyakinan normatif atas
masalah-masalah di dalam bisnis khususnya yang diyakini oleh kelompok-kelompok bisnis
tertentu, misalnya para manajer. Ideologi bisnis ini punya arti penting, ideologi bisnis
seseorang kerap kali menentukan keputusan bisnis yang dibuatnya, melalui keputusan ini,
ideologi memengaruhi perilakunya. Pasar bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah
ekonomi dasar yang dihadapi semua masyarakat: Mengkoordinasi berbagai aktivitas ekonomi
dari para anggota masyarakat. Dalam sistem perintah, satu otoritas (seseorang atau komisi)
membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi, siapa yang akan memproduksi, dan
siapa yang akan mendapatkannya. Dalam sistem pasar bebas, semua perusahaan yang
masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan mencari keuntungan dengan cara
yang berbeda membuat keputusan atas apa yang mereka produksi dan bagaimana
memproduksinya. John Locke (1632-1704), seorang filsuf politik Inggris, dianggap sebagai
pengembang gagasan bahwa manusia memilki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami”
atas properti pribadi. Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa dia
memiliki hak atas kebebasan. Meskipun Locke tidak secara eksplisit menggunakan teori hak
alami untuk mendukung sistem pasar bebas, namun sejumlah penulis abad ke-20
menggunakan teorinya untuk tujuan tersebut. Pandangan Locke tentang hak atas properti
pribadi memiliki pengaruh signifikan pada institusi Amerika atas properti.
Para kritikus tentang pasar bebas memfokuskan argumen mereka pada 4 kelemahan
utama pandangan Locke:
1. Pertama, Locke mengatakan dalam pandangannya bahwa, seseorang memiliki hak
properti atas kepemilikan properti ketika orang tersebut mempunyai dan memadukan
usahanya dengan obyek properti yang tak berpemilik maka obyek tersebut menjadi hak
kepemilikannya. Dalam suatu analogi yang dapat digambarkan adalah apabila saya
menemukan kayu dan memahatnya sehingga menjadi patung maka patung itu adalah
properti yang saya miliki. Tapi para kritikus menentangnya dengan analogi sebagai
berikut, apabila saya mempunyai segelas air dan melemparkannya ke laut, apakah laut
tersebut menjadi milik saya?
2. Kedua, meskipun manusia mempunyai hak alami dan kebebasan akan kepemilikan
properti tapi hal ini tidak berarti hak-hak tersebut lebih diprioritaskan dari hak-hak yang
lain. Kita sepakat bahwa hak alami dan hak prioritas adalah hak negatif yang mungkin
akan sering bertentangan dengan hak positif orang lain. Dalam hal ini kita ambil contoh
hak positif orang lain berkaitan dengan memperoleh makanan, perawatan, kesehatan,
perumahan, atau udara bersih.
3. Ketiga, pandangan Locke mengisyaratkan sesuatu hal dimana pasar bebas menciptakan
suatu perbedaan hak yang tidak adil dalam persaingan pasar bebas usaha seseorang
proporsional terhadap modal yang dimilki dan properti yang dimilikinya. Semakin besar
modal dan properti semakin maju seseorang dalam menjalankan bisnisnya, tetapi lain
halnya bagi pihak yang memiliki modal dan properti yang terbatas. Apabila hal ini
berlanjut tanpa adanya intervensi pemerintah untuk meratakan dan membuat regulasi
yang mengaturnya, maka kesenjangan sosial akan menjadi sangat tajam.
4. Keempat, para kritikus menilai pandangan Locke ini menggambarkan adanya nilai
individualis karena setiap manusia hanya mementingkan kepentingannya sendiri dan
bebas dalam menentukan hak alami mereka sehingga secara terpisah dari komunitas.
Persepsi ini menurut para kritikus salah total, karena tiap manusia lahir pada kondisi
sosialis dan saling ketergantungan pada sesama.
Adam Smith (1723-1790), sang “bapak ekonomi modern” adalah pencetus argumen
utilitarian pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari
kepentingannya sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan publik
oleh sebuah “tangan tak terlihat”. Smith juga mengatakan bahwa sistem pasar kompetitif
mengalokasikan sumber daya secara efisien di antara berbagai industri dalam sebuah
masyarakat. Adam Smith mengasumsikan bahwa suatu masyarakat yang memiliki sistem
pasar bebas berarti juga memiliki sistem properti pribadi.
Kritik terhadap Adam Smith:
1. Pertama mereka beranggapan bahwa pendapat Smith ini tidak realistis. Karena para
kritikus menganggap teori yang dijabarkan oleh Smith hanya berlaku pada zaman Smith
yang menggambarkan bahwa para produsen sangat banyak dan kecil. Jadi teori Smith
hanya terjadi ketika para produsen tidak mampu membuat harga. Pertanyaan yang paling
besar, bagaimana dengan era seperti sekarang ini, dimana para produsen mampu
memonopoli harga barang karena produsen sekarang memilki kemampuan modal raksasa
sehingga proses pricing mampu terjadi dengan penentuan keuntungan yang setinggi-
tingginya dengan biaya produksi yang rendah tanpa melihat para pesaing secara
signifikan.
2. Kedua adalah masalah penggantian sumber daya produksi. Para produsen akan
memaksimalkan keuntungan dengan meminimalkan biaya yang timbul dari proses
produksi. Tapi untuk sumber daya yang tidak menimbulkan dampak secara langsung
kurang mendapatkan perhitungan yang matang dari Smith. Contohnya adalah polusi yang
dihasilkan, dalam penentuan harga akan berdampak terabaikannya penanganan mengenai
polusi.
3. Ketiga, Smith menggambarkan bahwa manusia secara alami hanya termotivasi akan
keuntungan. Hal ini menurut para kritikus adalah salah. Karena manusia sebagai makhluk
sosial cenderung untuk menunjukan sikap perhatian terhadap kebaikan orang lain dan
membatasi kepentingannya untuk hak-hak orang lain. Menurut para kritikus yang
menyebabkan manusia berorientasi pada keuntungan ekonomis adalah suatu sistem yang
terdapat dalam pasar kompetitif bukan dari keinginan alami individu.
Keynes menyatakan bahwa permintaan total atas barang dan jasa adalah permintaan
dari tiga sektor ekonomi: Rumah Tangga, Bisnis, dan Pemerintah. Pemerintah mampu
mempengaruhi kecenderungan untuk menabung atau menghemat, yang dalam hal ini
menurunkan permintaan dan menciptakan pengangguran. Kedua, pemerintah dapat
mempengaruhi secara langsung jumlah yang bisa diperoleh rumah tangga dengan menaikkan
atau menurunkan pajak. Ketiga, pengeluaran pemerintah bisa menutup perbedaan antara
jumlah permintaan dan jumlah persediaan dengan meningkatkan permintaan dari rumah
tangga dan bisnis (dan secara tidak sengaja menciptakan inflasi). Dengan demikian,
berkebalikan dengan pandangan Smith, intervensi pemerintah dalam bidang ekonomi
merupakan instrumen yang diperlukan untuk memaksimalkan utilitas masyarakat.
Doktrin Darwinisme sosial dibentuk dari Charles Darwin (1809-1882), yang
menyatakan bahwa berbagai spesies makluk hidup berkembang akibat proses lingkungan
yang mendukung kelangsungan hidup makluk hidup tertentu dan menghancurkan yang lain.
Individu-individu yang agresif dalam bisnis sehingga memungkinkan mereka berhasil dalam
dunia persaingan bisnis adalah “yang terkuat” dan otomatis juga yang terbaik.
Bagi para kritikus cukup mudah untuk melihat celah kelemahan dalam teori ini.
Mereka, para kritikus, melontarkan sebuah pernyataan “Keahlian dan karateristik yang
membantu individu untuk maju dan bertahan tidak selalu dapat menjamin kelangsungan
hidup manusia di planet ini. Perkembangan dunia bisnis memang dapat dicapai dengan
mengabaikan manusia lain secara kejam, namun kelangsungan hidup manusia juga
bergantung pada perkembangan sikap kerja sama dan kesediaan dari orang-orang untuk
saling membantu.”
Karl Marx (1818-1883) merupakan kritikus paling keras dan paling berpengaruh
terhadap kesenjangan yang diperkirakan terbentuk dari sistem properti pribadi dan pasar
bebas. Marx mengklaim bahwa contoh-contoh eksploitasi terhadap para pekerja ini hanyalah
gejala dari ketidakadilan besar yang diciptakan kapitalisme.

Anda mungkin juga menyukai