Anda di halaman 1dari 8

Nama Peserta : dr.

Atika Putri Pratiwi


Nama Wahana : RSI SITI AISYAH
Topik : Kejang Demam Sederhana
Tanggal (kasus) : 11 Juni 2015
Nama Pasien : An. A No. RM : 18.48.27
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Anang Sigit Anoraga
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah  Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien anak usia 2 tahun dengan keluhan demam sejak kemarin, kejang 1 kali selama + 5
menit seluruh tubuh dan ketika sadar langsung menangis.
Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat.
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus  Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi  E-mail Pos
Data Nama : An. A No. RM : 18.48.27
Nama klinik : RSI SITI AISYAH Telp : Terdaftar sejak :
pasien :
11 Juni 2015
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien anak usia 2 tahun datang ke IGD diantar oleh orang tuanya dengan keluhan pasien demam selama 1
hari dan dirumah jam 8.00 terjadi kejang selama + 5 menit seluruh tubuh. Kejang baru pertama kali.
Setelah kejang bayi langsung sadar sendiri dan langsung menangis. Pasien tidak mengeluh batuk, pilek,
mual atau muntah.
2. Riwayat Pengobatan :
• Sebelum ke Rumah Sakit pasien belum pernah berobat dan belum meminum obat apapun
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
› Riwayat kejang sebelumnya (-)
› Riwayat trauma kepala (-)
› Riwayat kuning saat lahir (-)
› Riwayat penyakit lain (-)
4. Riwayat Keluarga :
› Ayah dan Ibunya tidak mempunyai riwayat kejang demam tetapi nenek ada
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien dirawat oleh orang tua dengan keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang cukup baik.
7. Riwayat Imunisasi : Lengkap sesuai jadwal di bidan

8. Lain-lain :

Laboratorium :
11 Juni 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi      
  Hb 14 13,5-18 g/dL
  Leukosit 6 4.000-11.000 sel/µL
  LED 2-13 mm/jam
  Diff count    
  - Eosinofil 1.9 0-6 %
  - Basofil 1.6 0-2 %
  -neutrofil 81 42-85 %
  -Limfosit 9.3 11-49 %
  -Monosit 6.3 0-9%
  Hematokrit 28.4 40-54 %
  Trombosit 360 150.000-450.000 sel/µL
Eritrosit 4.31 4.4-5.9 juta sel/ µL
MCV 69.6 82-100 fL
MCH 21.4 27-32pg
MCHC 30.8 32-36 g/dl

Assessment
- Kejang Demam Sederhana

Plan
- O2 2 lpm
- Inf. D5 ¼ NS 10 tpm
- Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang berulang)
- Ekstra Stesolid supp
- Ekstra Proris supp
- Sanmol syrup 3x1 cth
Daftar Pustaka :.
1. IkatanDokterAnak Indonesia (IDAI). 2006. KonsensusPenatalaksanaanKejangDemam.
Jakarta: BadanPenerbit IDAI
2. Kemenkes RI. 2013. PanduanPraktisKlinisBagiDokter di FasilitasPelayananKesehatan Primer .
Jakarta.
3. Behrman K, Stanton J. 2007. Nelson Textbook of Pediatric. Philadeplphia: Saunders Elsevier.

Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis penyakit kejang demam dan mampu mengklasifikasikannya
2. Mampu memberikan penatalaksanaan Kejang Demam dengan benar sesuai dengan kompetensi
dokter umum
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit Kejang Demam

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :


1. Subyektif :
1 HSMRS anak mulai demam. Demam dirasakan terus menerus. Batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-).
Muntah (-). Anak masih mau makan dan minum. BAB cair (-), BAK tidak ada keluhan. Kejang (-), anak
tidak periksa atau minum obat.
HMRS anak masih demam. Batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-). Keluar cairan dari telinga (-). Muntah (-).
Anak masih mau makan dan minum. BAB cair (-), BAK tidak ada keluhan. Anak dikatakan kejang 1 kali,
selama ± 5 menit. Kejang seluruh tubuh, berhenti sendiri, Setelah kejang anak menangis.
Anak akhirnya dibawa ke UGD RSI, kejang (-).
2. Objektif :
Keadaan Umum : Cukup, Tampak Rewel
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 39°C
Antropometri : BB : 14 kg

Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil isokor Ø 3mm/3mm
Telinga: membran timpani intak, hiperemis -/-, sekret -/-
Hidung: sekret (-/-), hiperemis(-)
Mulut : sianosi (-), coated tongue (-)
Leher
KGB : tidak teraba
Trakea : deviasi (-)
Thoraks
Paru
 Inspeksi : Tampak simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikularis sinistra
 Perkusi : Batas jantung dbn
 Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, tidak lebih tinggi dari pada dada, tidak ada jejas
• Auskultasi : BU (+) Normal
• Palpasi : Supel (+), Nyeri Tekan epigastrik (-)
Defans Muskular (-)
Hepar dan Lien tidak teraba
 Perkusi : Timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”, edema (-), turgor baik
Status Neurologis:

TUNGKAI LENGAN
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Normal Normal Normal Normal
Kekuatan 5 5 5 5
Klonus - -
Ref Fisiologis N N N N
Ref Patologis - - - -
Tanda meningeal -
Sensibilitas N
Nervi kranialis Tidak ada defisit nervi kranialis

3. Assessment :
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 0 C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Faktor Resiko:
1. Demam
a. Demam yang berperan pada Kejang Demam, akibat :
• Infeksi saluran pernafasan
• Infeksi saluran kencing
• Infeksi saluran pencernaan
• Pasca imunisasi
b. Ketinggian suhu pada demam
• 75% dari anak dengan demam > 39 C
• 25% dari anak dengan demam > 40 C
2. Usia
a. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan - 6 tahun
b. Puncak tertinggi umur 17 – 23 bln
c. Kejang demam sebelum 5-6 bulan mungkin disebabkan oleh infeksi SSP
d. Kejang demam menetap di atas umur 6 tahun, perlu pertimbangkan febrile seizure plus (FS+)
3. Gen
a. Risiko meningkat 2-3 x bila saudara Kejang demam
b. Risiko meningkat 5%, bila seorang orang tua menderita kejang demam
Klasifikasi:
 Kejang demam sederhana (KDS)
 Kejang < 15 menit, umumnya akan berhenti sendiri
 Kejang umum tonik atau klonik
 Kejang tidak berulang dalam 24 jam
 Kejang demam kompleks (KDK) :
 Kejang lama > 15 menit
 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
 Kejang berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam
4. Plan :
Diagnosis : Kejang Demam Sederhana
Pengobatan :
- O2 2 lpm
- Inf. D5 ¼ NS 10 tpm
- Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang berulang)
- Ekstra Stesolid supp
- Ekstra Proris supp
- Sanmol syrup 3x1 cth
Penanganan Kejang :
ANTIPIRETIK
 Paracetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari
 Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali diberikan 3-4 kali sehari

ANTIKONVULSAN
 Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya
kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam
pada suhu >38,5 0C
 Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel, dan sedasi yang cukup berat pada
25-39% kasus
PENGOBATAN RUMATAN
Hanya diberikan bila terdapat hal berikut:
1. Kejang lama >15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang
(hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus)
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
-kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
-kejang demam terjadi pada bayi <12 bulan
-kejang demam ≥ 4 kali per tahun
Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya
kejang
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguang perilaku dan kesulitan belajar pada 40-
50% kasus
Obat pilihan saat ini adalah asam valproate. Pada sebagian kecil kasus terutama pada anak <2 tahun dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Dosis asam valproate: 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis
Dosis fenobarbital : 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Fenitoin & carbamazepin tidak efektif untuk pencegahan kejang demam

Prognosis
1. Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis:
 Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan
 Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal
 Kelainan neurologis ditemukan pada sebagian kecil kasus dengan kejang lama atau kejang
berulang baik umum atau fokal
2. Kemungkinan mengalami kematian:
 Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan
3. Kemungkinan berulangnya kejang demam:
 riwayat kejang demam dalam keluarga
 Usia kurang dari 12 bulan
 Temperatur yang rendah saat kejang
 Cepatnya kejang setelah demam
Bila tidak ada faktor 10-15%, Bila ada 3 faktor kemungkinan berulang 80%
4. Kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari:
Faktor resiko:
 Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
 Kejang demam kompleks
 Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung

Masing-masing factor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy 4-6%, kombinasi dari faktor
resiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsy menjadi 10-49%.

Pendidikan :
- Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya memiliki prognosis yang baik
- Memberitahukan cara penanganan kejang
- Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
- Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek
samping obat
Hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang:
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian terutama sekitar leher
3. Bila tidak sadar posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir
di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam
mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
5. Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
6. Bawa ke dokter atau RS bila kejang berlangsung 5 menit
Konsultasi dan Rujukan : Dilakukan konsultasi atau rujukan ke dokter spesialis jika kejang demam
berulang atau ada kejang tanpa demam

Madiun, 20 Juni 2015


Dokter Pembimbing Dokter Internsip

dr. Anang Sigit Anoraga dr. Atika Putri Pratiwi

Anda mungkin juga menyukai