Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
8. Lain-lain :
Laboratorium :
11 Juni 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hb 14 13,5-18 g/dL
Leukosit 6 4.000-11.000 sel/µL
LED 2-13 mm/jam
Diff count
- Eosinofil 1.9 0-6 %
- Basofil 1.6 0-2 %
-neutrofil 81 42-85 %
-Limfosit 9.3 11-49 %
-Monosit 6.3 0-9%
Hematokrit 28.4 40-54 %
Trombosit 360 150.000-450.000 sel/µL
Eritrosit 4.31 4.4-5.9 juta sel/ µL
MCV 69.6 82-100 fL
MCH 21.4 27-32pg
MCHC 30.8 32-36 g/dl
Assessment
- Kejang Demam Sederhana
Plan
- O2 2 lpm
- Inf. D5 ¼ NS 10 tpm
- Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang berulang)
- Ekstra Stesolid supp
- Ekstra Proris supp
- Sanmol syrup 3x1 cth
Daftar Pustaka :.
1. IkatanDokterAnak Indonesia (IDAI). 2006. KonsensusPenatalaksanaanKejangDemam.
Jakarta: BadanPenerbit IDAI
2. Kemenkes RI. 2013. PanduanPraktisKlinisBagiDokter di FasilitasPelayananKesehatan Primer .
Jakarta.
3. Behrman K, Stanton J. 2007. Nelson Textbook of Pediatric. Philadeplphia: Saunders Elsevier.
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis penyakit kejang demam dan mampu mengklasifikasikannya
2. Mampu memberikan penatalaksanaan Kejang Demam dengan benar sesuai dengan kompetensi
dokter umum
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit Kejang Demam
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil isokor Ø 3mm/3mm
Telinga: membran timpani intak, hiperemis -/-, sekret -/-
Hidung: sekret (-/-), hiperemis(-)
Mulut : sianosi (-), coated tongue (-)
Leher
KGB : tidak teraba
Trakea : deviasi (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Tampak simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, tidak lebih tinggi dari pada dada, tidak ada jejas
• Auskultasi : BU (+) Normal
• Palpasi : Supel (+), Nyeri Tekan epigastrik (-)
Defans Muskular (-)
Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”, edema (-), turgor baik
Status Neurologis:
TUNGKAI LENGAN
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Normal Normal Normal Normal
Kekuatan 5 5 5 5
Klonus - -
Ref Fisiologis N N N N
Ref Patologis - - - -
Tanda meningeal -
Sensibilitas N
Nervi kranialis Tidak ada defisit nervi kranialis
3. Assessment :
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 0 C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Faktor Resiko:
1. Demam
a. Demam yang berperan pada Kejang Demam, akibat :
• Infeksi saluran pernafasan
• Infeksi saluran kencing
• Infeksi saluran pencernaan
• Pasca imunisasi
b. Ketinggian suhu pada demam
• 75% dari anak dengan demam > 39 C
• 25% dari anak dengan demam > 40 C
2. Usia
a. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan - 6 tahun
b. Puncak tertinggi umur 17 – 23 bln
c. Kejang demam sebelum 5-6 bulan mungkin disebabkan oleh infeksi SSP
d. Kejang demam menetap di atas umur 6 tahun, perlu pertimbangkan febrile seizure plus (FS+)
3. Gen
a. Risiko meningkat 2-3 x bila saudara Kejang demam
b. Risiko meningkat 5%, bila seorang orang tua menderita kejang demam
Klasifikasi:
Kejang demam sederhana (KDS)
Kejang < 15 menit, umumnya akan berhenti sendiri
Kejang umum tonik atau klonik
Kejang tidak berulang dalam 24 jam
Kejang demam kompleks (KDK) :
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Kejang berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam
4. Plan :
Diagnosis : Kejang Demam Sederhana
Pengobatan :
- O2 2 lpm
- Inf. D5 ¼ NS 10 tpm
- Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang berulang)
- Ekstra Stesolid supp
- Ekstra Proris supp
- Sanmol syrup 3x1 cth
Penanganan Kejang :
ANTIPIRETIK
Paracetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali diberikan 3-4 kali sehari
ANTIKONVULSAN
Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya
kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam
pada suhu >38,5 0C
Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel, dan sedasi yang cukup berat pada
25-39% kasus
PENGOBATAN RUMATAN
Hanya diberikan bila terdapat hal berikut:
1. Kejang lama >15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang
(hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus)
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
-kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
-kejang demam terjadi pada bayi <12 bulan
-kejang demam ≥ 4 kali per tahun
Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya
kejang
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguang perilaku dan kesulitan belajar pada 40-
50% kasus
Obat pilihan saat ini adalah asam valproate. Pada sebagian kecil kasus terutama pada anak <2 tahun dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Dosis asam valproate: 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis
Dosis fenobarbital : 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Fenitoin & carbamazepin tidak efektif untuk pencegahan kejang demam
Prognosis
1. Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis:
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal
Kelainan neurologis ditemukan pada sebagian kecil kasus dengan kejang lama atau kejang
berulang baik umum atau fokal
2. Kemungkinan mengalami kematian:
Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan
3. Kemungkinan berulangnya kejang demam:
riwayat kejang demam dalam keluarga
Usia kurang dari 12 bulan
Temperatur yang rendah saat kejang
Cepatnya kejang setelah demam
Bila tidak ada faktor 10-15%, Bila ada 3 faktor kemungkinan berulang 80%
4. Kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari:
Faktor resiko:
Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
Masing-masing factor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy 4-6%, kombinasi dari faktor
resiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsy menjadi 10-49%.
Pendidikan :
- Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya memiliki prognosis yang baik
- Memberitahukan cara penanganan kejang
- Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
- Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek
samping obat
Hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang:
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian terutama sekitar leher
3. Bila tidak sadar posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir
di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam
mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
5. Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
6. Bawa ke dokter atau RS bila kejang berlangsung 5 menit
Konsultasi dan Rujukan : Dilakukan konsultasi atau rujukan ke dokter spesialis jika kejang demam
berulang atau ada kejang tanpa demam