1 SM
1 SM
ABSTRAK
Sistem stomatognatik terdiri dari berbagai komponen antara lain gigi-geligi, otot mastikasi dan sendi temporomandibula.
Perubahan pada salah satu komponen akan menyebabkan gangguan pada fungsi dari seluruh komponen sistem stomatognatik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kehilangan gigi posterior rahang atas dan rahang bawah terhadap gangguan
sendi temporomandibula dan sudut inklinasi eminensia artikularis.
Penelitian dengan metode observasi analitik dilakukan pada 20 orang subyek yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni
10 orang pada kelompok pasien dengan kehilangan gigi posterior rahang atas dan rahang bawah dan 10 orang pada kelompok
pasien yang memiliki gigi lengkap. Semua subyek dilakukan pengambilan foto roentgen dengan metode OPG (orthopantomograph).
Pada hasil roentgen dilakukan pengukuran besar sudut inklinasi eminensia artikularis dengan menggunakan busur derajat. Data
yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis variansi 2 jalur dan uji Multiple Comparisons ( LSD-test ).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada besar sudut inklinasi eminensia artikularis antara
kelompok pasien dengan kehilangan gigi posterior rahang atas dan rahang bawah dan kelompok pasien dengan gigi lengkap
(p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah kehilangan gigi posterior rahang atas dan rahang bawah berpengaruh terhadap gangguan
sendi temporomandibula dan sudut inklinasi eminensia artikularis.
ABSTRACT
Stomatognathic system consists of various components, among others, teeth, masticatory muscles and temporomandibular
joints. Changes to one component will cause interference with the function of all components of the stomatognathic system.The
aim of the research was to know the effect of upper and lower posterior lost of teeth on temporomandibular joint disorder and the
inclination angle of articular eminence.
This analytic-observational research was used 20 subjects, which were divided into two groups. First group was 10 subjects
with upper and lower posterior lost of teeth and second group was 10 subjects with complete dentition. An OPG radiograph was
taken from all subjects. All radiographs were measured the articular eminence inclination with a protractor, The data was analyzed
using two-way analysis of variance and Multiple Comparisons ( LSD-test ).
The result showed that there were significant differences between group with upper and lower posterior lost of teeth and
group with complete dentition (p<0.05). The conclusion of the research, there was effect of upper and lower posterior lost of teeth
on temporomondibular joint disorder and the inclination angle of articular eminence.
315
Windriyatna, dkk. : Pengaruh Kehilangan Gigi Posterior Rahang Atas ISSN 2086-0218
316
J Ked Gi, Vol. 6, No. 3, Juli 2015: 315 - 320 ISSN 2086-0218
sebagai bagian paling tipis pada dasar fosa Tabel. 1. Nilai rata-rata dan simpangan baku
dan bagian paling dalam pada cekungan fosa besar sudut inklinasi eminensia artiku-
glenoidalis. laris
b. Sumbu horizontal (h) ditentukan sebagai
Franfort Horizontal Plane, diidentifikasi den-
gan cara menghubungkan titik paling inferior
± ±
pada kavitas orbita, dengan titik paling supe-
rior pada meatus acusticus externus.
c. Titik infleksi yakni titik e merupakan titik di-
mana cekungan fosa glenoid dan lereng em- ± ±
inensia artikularis bertemu dan membentuk
suatu kurva sigmoid.15 Keterangan :
A1 : kelompok pasien yang memiliki gigi lengkap
A2 : kelompok pasien yang kehilangan gigi posterior
rahang atas dan bawah
B1 : sudut sisi kanan
B2 : sudut sisi kiri
317
Windriyatna, dkk. : Pengaruh Kehilangan Gigi Posterior Rahang Atas ISSN 2086-0218
318
J Ked Gi, Vol. 6, No. 3, Juli 2015: 315 - 320 ISSN 2086-0218
sudut inklinasi eminensia artikularis antara ke- nan biomekanik berlebih pada sendi temporo-
lompok pasien dengan gigi lengkap dan kelom- mandibula dalam jangka waktu yang lama akan
pok pasien kehilangan gigi posterior rahang atas mengakibatkan remodeling pada struktur sendi.
dan bawah (p<0,05). Hasil ini didukung oleh Remodeling merupakan adaptasi bentuk dari
hasil analisa Uji Multiple Comparisons (LSD-test) sendi sebagai respon terhadap tekanan biomeka-
pada tabel 3 yang menunjukkan ada perbedaan nik untuk menahan efek akumulatif dari tekanan
bermakna antara sudut inklinasi eminensia arti- biomekanik yang berasal dari pergerakan fung-
kularis sisi kanan antara kelompok pasien yang sional rahang sehingga proses remodeling dapat
memiliki gigi lengkap dan kelompok pasien ke- menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pada
hilangan gigi posterior rahang atas dan bawah struktur sendi.19
(p<0,05), kemudian ada perbedaan bermakna Uji Multiple Comparisons (LSD-test) pada
antara sudut inklinasi eminensia artikularis sisi Tabel 3 menunjukkan terdapat perbedaan yang
kiri antara kelompok pasien yang memiliki gigi tidak bermakna antara sudut inklinasi eminen-
lengkap dan kelompok pasien kehilangan gigi sia artikularis antara sisi kanan dan sisi kiri baik
posterior rahang atas dan bawah (p<0,05). Ada pada kelompok pasien yang memiliki gigi lengkap
perbedaan bermakna pada sudut inklinasi emi- dan kelompok pasien kehilangan gigi posterior
nensia artikularis antara kelompok pasien de- rahang atas dan bawah (p>0,05). Hasil penelitian
ngan gigi lengkap dan kelompok pasien kehi- ini disebabkan karena pada kelompok pasien
langan gigi posterior rahang atas dan bawah dengan gigi lengkap dan kelompok pasien ke-
ini disebabkan karena pada kelompok pasien hilangan gigi posterior rahang atas dan bawah
dengan gigi lengkap tidak terjadi perubahan di- tidak terdapat kondisi-kondisi yang mengakibat-
mensi vertikal oklusi karena masih terdapatnya kan distribusi tekanan biomekanik menjadi tidak
gigi yang lengkap pada rahang atas dan rahang seimbang antara kedua sisi rahang. Kondisi-
bawah. Gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah kondisi tersebut antara lain seperti mengunyah
ini berfungsi untuk mempertahankan dimensi satu sisi, kebiasaan bertopang dagu satu sisi
vertikal oklusi sehingga hubungan antara kondi- dan kebiasaan tidur satu sisi, dimana kondisi-
lus mandibula dengan fossa mandibularis tulang kondisi ini dapat mengakibatkan distribusi te-
temporal tetap terjaga normal. Pada kelompok kanan biomekanik berlebih pada satu sisi sendi
pasien kehilangan gigi posterior rahang atas dan saja. Apabila tekanan biomekanik terdistribusi
bawah mengalami penurunan vertikal dimensi secara seimbang pada kedua sisi rahang maka
dan perubahan hubungan kondilus mandibula perubahan yang terjadi pada struktur sendi juga
dengan fossa mandibularis tulang temporal. terjadi secara bersamaan pada kedua sendi, hal
Perubahan ini akan menyebabkan perubahan ini menyebabkan perubahan besar sudut inkilnasi
pola gerak fungsional rahang sehingga terjadi eminensia artikularis terjadi dalam kuantitas yang
peningkatan tekanan biomekanik pada struktur sama.
sendi temporomandibula yakni pada fossa man- Dinyatakan bahwa sendi temporomandi-
dibularis dan lereng eminensia artikularis yang bula secara umum mampu menahan beban pada
dilalui oleh kondilus saat sendi temporoman- kondisi normal namun pada kondisi aktivitas
dibular berfungsi. Tekanan biomekanik berlebih unilateral seperti mengunyah satu sisi, kondilus
dalam jangka waktu lama akan menyebabkan pada sisi yang tidak aktif menerima tekanan
remodeling pada struktur sendi tersebut seh- yang lebih besar. Bila kontak gigi pada kedua sisi
ingga terjadi perubahan bentuk pada struktur rahang seimbang maka posisi mandibula akan
sendi yakni pada lereng eminensia artikularis stabil sehingga tekanan biomekanik yang akan
yang ditandai dengan perubahan sudut inklinasi ditransmisikan menuju kedua sisi sendi juga akan
eminensia artikularis. seimbang. Kondisi ini berbeda apabila kontak gigi
Hasil penelitian ini bahwa gerakan fung- pada kedua sisi rahang tidak seimbang maka
sional rahang akan mengalami perubahan pada posisi mandibula menjadi tidak stabil, akibatnya
keadaan kehilangan gigi dan dimensi vertikal, tekanan biomekanik pada salah satu sisi akan
sehingga akan mengakibatkan peningkatan menjadi berlebih dan kerusakan pada struktur
tekanan biomekanik pada sendi temporoman- sendi dapat terjadi. Dinyatakan juga bahwa kon-
dibula. Dan juga bahwa kehilangan gigi dalam disi seperti pola mengunyah yang menyimpang
jumlah banyak akan menyebabkan terjadinya dapat mengakibatkan kelainan pada struktur
perubahan pada beban ketika berfungsi. Teka- sendi temporomandibula. 20,21
319
Windriyatna, dkk. : Pengaruh Kehilangan Gigi Posterior Rahang Atas ISSN 2086-0218
320