Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hilwa Ramadhani

NIM : R011191041

PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha sadar menyiapkan generasi muda


Indonesia agar cinta terhadap tanah air, setia, berani berkorban, membela bangsa dan negara.
Tujuan mempelajari pend. Kewarganegaraan ialah untuk melatih mahasiswa untuk berfikir
kritis, analitis, demokratis berdasarkan pancasila. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan
tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, taat aturan negara dan juga sebagai
wadah untuk menumbuhkan semngat patriotisme. Hakikat pendidikan kewarganegaraan
adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara
dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata
negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka tidak
akan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia. Pendidikan
Kewarganegaraan lah yang mengajarkan bagaimana seseorang menjadi warga negara yang
lebih bertanggung jawab. Karena kewarganegaraan itu tidak dapat diwariskan begitu saja
melainkan harus dipelajari dan di alami oleh masing-masing orang. Apalagi negara kita
sedang menuju menjadi negara yang demokratis, maka secara tidak langsung warga
negaranya harus lebih aktif dan partisipatif. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus
memepelajarinya, agar kita bisa menjadi garda terdepan dalam melindungi negara.

Kewarganegaraan (Civic Education) menempatkan secara proporsional aspek


pendidikan, seperti: pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta
tanah air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi salah satu solusi jitu sebagai sarana dalam
mempersiapkan warga negara yang baik di tengah kompleksitas keberagaman yang berada di
Indonesia. Yang dikarenakan pendidikan kewarganegaraan memiliki makna filosofis sebagai
fondasi kekuatan ligatur dalam pembentukan mental multikultural pluralisme guna
mewujudkan cita-cita nasional serta pemodernan bangsa dan negara tanpa meninggalkan
kearifan lokal yang telah diajarkan para leluhur sejak dulu. Materi pembahasan dalam
Pendidikan Kewarganegaraan ini memiliki ruang lingkup mengenai persatuan bangsa dan
negara, Nilai dan norma (agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum), Hak Asasi Manusia,
kebutuhan hidup warga negara, kekuasaan dan politik, masyarakat demokratis, Pancasila dan
konstitusi negara, globalisasi; materi ini juga mengusung misi pendidikan nilai dan moral
(Santoso et al., 2015).

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki tujuan agar mahasiswa memiliki


kemampuan; (1) berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,
(2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi, (3) berkembang secara positif
dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakterkarakter masyarakat Indonesia
agar dapat hidup bersama-sama dengan bangsa lain, (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa
lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (Budimansyah, 2010, pp. 121–122). Dalam
pembelajaran kewarganegaraan kita diajarkan bagaimana menjadi manusia Indonesia yang
pancasilais, yang mampu menempatkan diri sebagai seorang individu yang mengerti
memahami keberagaman dan pluralitas di Indonesia, dan pendidikan multikultural sebagai
jawaban adalah proses bagaimana penanaman cara hidup untuk menghormati secara tulus,
dan toleran dalam keberagaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat majemuk
bagi bangsa Indonesia khususnya generasi muda.

Kewarganegaraan multikultural adalah seperangkat pengetahuan, nilai, dan sikap,


serta keterampilan generasi muda sebagai warga negara yang mendukung upaya terwujudnya
warga negara multikultural yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara. Kompetensi kewarganegaraan multikultural yang
dimaksudkan sebagaimana dikemukakan Branson & Quigley (1998) yaitu: 1) Civic
knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkenaan dengan konten atau apa yang
seharusnya diketahui oleh setiap warga negara; 2) Civic skill (kecakapan kewarganegaraan),
adalah kemampuan intelektual dan partisipatif setiap warga negara; dan 3) Civic disposition
(watak kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter yang terdapat di dalam diri
warga negara yang mendukung bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi
konstitusional Branson (1998, p. 16).

Ketiga kompetensi tersebut diolah menjadi sebuah formula yang dimiliki setiap warga
negara agar mampu menjadi warga negara yang cerdas dan baik, khususnya menjadi
warganegara yang mengerti, memahami, serta mampu melaksanakan apa yang seharusnya
dilakukan oleh seorang warga negara multikulturalisme, dan PPKn menjadi ujung tombak
bagi generasi muda Indonesia untuk mampu mempelajari multikulturalisme di Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan untuk mahasiswa Perguruan Tinggi yaitu untuk


memberikan wawasan cinta tanah air, menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang
memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Sehingga dapat
menjujung tinggi Hak Asasi Manusia, dimana hal ini juga untuk mewujudkan integrasi
bangsa, yang dapat menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan serta saling menghargai
satu sama lain. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada
negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya,
kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat
agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara kita.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran secara
langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada mahasiswa.

Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan oleh mahasiswa perguruan tinggi, agar


dapat dijadikan bekal kedepannya, untuk membentuk pribadi yang bertanggung jawab, serta
memiliki nilai-nilai moral dan agama yang tertanam, sehingga dapat menyelesaikan masalah
dengan baik. Serta dapat berpikir kritis, kontributif, dan solutif terhadap kebijakan publik.
Selain itu juga untuk menyikapi perkembangan zaman dan arus globalisasi dengan baik.
Kaum professional yang sudah memiliki gelar tetap membutuhkan Pendidikan
Kewarganegaraan untuk bekal dalam menghadapi kehidupan dimasa sekarang dan masa
depan. Dimana pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah didapat hendaknya terus
ditanamkan didalam diri untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan dimasa mendatang.

Dinamika, dan esensi kewarganegaraan perlu mendorong warga negara agar mampu
memanfaatkan pengaruh positif perkembangan iptek untuk membangun negara-bangsa. Masa
depan kewarganegaraan sangat ditentukan oleh eksistensi konstitusi negara dan bangsa
Indonesia. Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah goyah
dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu kita tidak akan
mudah terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga
menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Memiliki sikap
tersebut tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar. Oleh karena itu mengapa
pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk kita pelajari. Pendidikan
Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka di masa depan harus segera dilakukan
perubahan secara mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan evaluasi pembelajarannya.
Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar akan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya dengan cara demokratis dan
juga terdidik.

Untuk itu Pendidikan Kewarganegaraan sudah sepantasnya menjadi salah satu mata
kuliah yang mampu mengemban tugas tersebut sebagai mata pelajaran yang di dalamnya
terdapat muatan ataupun konten multikulturalisme, karena pendidikan Kewarganegaraan
khususnya di Indonesia mengajarkan bagaimana seorang warga negara untuk mampu menjadi
individu yang memiliki kecerdasan dan berkarater baik sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Anda mungkin juga menyukai