Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HUKUM PAJAK

OLEH :

Nama : Selvi Melisa

Nim : 2010020086

Kelas : 1C (Akuntansi)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat asas-asas pemungutan pajak yang di


kenal dengan the four maxims.
2. Menurut teori bakti apakah negara di benarkan memungut pajak dari
rakyat? Berikan alasannya.
3. Berapak PTKP untuk diri pegawai dalam satu tahun?
4. Tuan Duka Bergembira adalah seorang pegawai di suatu perusahaan.
Beliau mempunyai dua orang istri yang tinggal dalam satu rumah. Dari istri
pertamanya untuk mempunyai seorang anak perempuan. Karna begitu
besar keinginan untuk mempunyai seorang anak laki-laki, Tuan Duka
mengangkat seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun. Dirumahnya,
beliau masih menanggung ibunya yang sudah menjanda selama dua puluh
tahun. Hitunglah besarnya PTKP Tuan Duka Bergembira selama satu
tahun.
5. Syarat keadilan dapat di bagi menjadi berapa? Sebutkan.
6. Sebutkan jenis stelsel pajak.
7. Apakah kelemahan dari masing-masing stelsel pajak?
8. Apakah kelebihan dari masing-masing stelsel pajak?
9. Sebutkan teori-teori pembenaran pemungutan pajak.
10. Sebutkan syarat-syarat pembuatan undang-undang pajak.

JAWAB

1.) Menurut Adam Smith dalam bukunya “Wealth of Nations” yang terkenal dengan
ajarannya bernamal The Four Maxims,  asas pemungutan pajak dapat dilihat di bawah
ini, yakni:

1. Asas Equality

Asas ini disebut juga dengan asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas
keadilan. Pengertian dari asas ini menyatakan bahwa  pemungutan pajak dilakukan
oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak.

Dalam asas ini dikatakan bahwa negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap
wajib pajak.

2. Asas Certainly

Asas ini disebut juga dengan asas kepastian hukum. Asas ini mengatakan bahwa
semua pungutan pajak harus berdasarkan UU sehingga bagi yang melanggar peraturan
ini akan dapat dikenai dengan adanya sanksi hukum

3. Asas Convinience of Payment

Asas ini disebut juga dengan asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas
kesenangan. Arti dalam asas ini adalah bahwa pajak harus dipungut di saat yang tepat
bagi wajib pajak. Menurut Smith, momen atau saat yang paling tepat bagi wajib pajak
adalah

 Wajib pajak ketika baru saja mendapatkan penghasilan


 Wajib pajak ketika baru saja mendapatkan laba dan keuntungan

4. Asas Eficiency

Dalam asas ini disebut juga dengan asas efisiensi atau asas ekonomis. Asas ini
memiliki pengertian bahwa biaya pemungutan pajak diusahakan dan dilakukan sehemat
mungkin, dan jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil
pemungutan pajak itu sendiri.

2.) Teori Kewajiban Mutlak atau Teori Bakti, Teori ini didasari paham organisasi Negara
( organische staatsleer ) yang mengajarkan bahwa Negara sebagai organisasi
mempunyai tugas untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Negara harus
mengambil tindakan atau keputusan yang diperlukan termasuk keputusan dibidang
pajak.Menurut sifat ini maka Negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajakdan
rakyat harus membayar pajak sebagai tanda baktinya.

3.) PTKP 2016 naik sebesar 50% dibandingkan dengan PTKP 2015. Jika pada tahun
2015 untuk pegawai dengan status TK/0 PTKP-nya sebesar Rp 36.000.000 maka untuk
tahun 2016 ini PTKP naik menjadi Rp 54.000.000.
4.) Cara menghitung PTKP terbaru sudah tertera di dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 101/PMK.010/2016. Dengan kata lain, dalam dua tahun
terakhir, tidak ada perubahan dalam batas dari penghasilan tidak kena pajak.
Setiap wajib pajak PTKP yang belum menikah adalah Rp. 54 juta dan akan
berakumulasi Rp. 4,5 juta ketika memiliki istri dan anak.
Tuan Duka memiliki 2 orang istri (Rp. 54 juta + Rp. 4,5 juta + Rp. 4,5 juta =
Rp. 63 juta)

Tuan Duka memiliki 2 anak (Rp. 63 juta + (Rp. 4,5 juta * 2 anak) = Rp. 72
juta)

5.) Syarat keadilan dibagi menjadi dua, yaitu :

 Keadilan horizontal, wajib pajak yang mempunyai kemampuan membayar


(gaya pikul) sama harus dikenakan pajak yang sama.
 Keadilan vertikal, wajib pajak yang mempunyai kemampuan membayar (gaya
pikul) tidak sama harus dikenakan pajak yang sama.
6.) Cara pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel:

1. Stelsel nyata (riil stelsel)


Pemungutan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga
pemungutan yang baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata memiliki kelebihan atau
kebaikan, dan kekurangan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih
realistis, sedangkan kelemahanya pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode
( setelah penghasilan riil diketahui).

2. Stelsel anggapan (fictive stelsel)


Pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu aggapan yang diatur oleh suatu Undang
Undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya,
sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang
untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama
tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya
adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

3. Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan. Yakni
pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan kemudian pada
akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila
besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan,
maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya jika besarnya pajak menurut kenyataan
lebih kecil daripada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak dapat minta kembali
kelebihannya (direstitusi) dapat juga dikompensasi.

7.) 1. Stelsel nyata,kelemahan dari stelsel nyata adalah pemungutan pajak baru dapat
di lakukan pada akhir tahun pajak/periode pajak, padahal pemerintah membutuhkan
penerimaan pajak ini untuk membiayai pengeluaran sepanjang tahun dan tidak hanya
pada akhir tahun saja.
2. Stelsel Fiktif,kelemahan dari stelsel fiktif adalah besarnya pajak yang di pungut
belum tentu sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karna
pemungutan pajak di lakukan berdasarkan suatu anggapan bukan penghasilan yang
sesungguhnya.
3. Stelsel campuran,kelemahan dari stelsel campuran adalah adanya tambahan
pekerjaan administrasi karna perhitungan pajak di lakukan dua kali, yaitu pada awal dan
akhir tahun pajak atau periode pajak.

8.) 1.) Stelsel nyata, kelebihan dari stelsel nyata adalah besarnya pajak yang di pungut
sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karna pemungutan pajak
di lakukan setelah tutup buku sehingga penghasilan yang sesungguhnya telah di
ketahui.
2.) Stelsel fiktif, kelebihan dari stelsel fiktif adalah pemungutan pajak sudah dapat
di lakukan pada awal tahun pajak/periode pajak karna berdasarkan pada suatu
anggapan sehingga penerimaan pajak oleh pemerintah ini untuk membiayai
pengeluaran sepanjang tahun dan tidak hanya pada akhir tahun saja.
3.) Stelsel campuran,kelemahan dari stelsel campuran adalah pemungutan pajak
sudah dapat di lakukan pada awal tahun pajak/periode pajak dan besarnya pajak yang
di pungut sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karna di lakukan
penghitungan Kembali pada akhir tahun pajak atau akhir periode pajak setelah
penghasilan yang sesungguhnya di ketahui.

9.) Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian
hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori-teori tersebut antara lain:

 Teori Asuransi.

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena
itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena
memperoleh jaminan perlindungan tersebut.

 Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya


perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap
negara, semakin besar bajak yang harus dibayar.

 Teori Daya Pikul

Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar
sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat
digunakan dua pendekatan yaitu:

1. Unsur Objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayan yang dimiliki
oleh seseorang.
2. Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus
dipenuhi.

 Teori  Bukti dasar  keadilan 

pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga
negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah
sebagai suatu kewajiban.

 Teori Asas Daya Beli

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak
berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara.
Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali kemasyarakat dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarakat, dengan demikian kepentingan seluruh
masyarakat lebih diutamakan.

10.) Berikut ini 5 syarat pemungutan pajak di Indonesia.

 Syarat Keadilan (pemungutan pajak harus adil).


 Syarat Yuridis (pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang).
 Syarat Ekonomis (pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian
nasional).
 Syarat Finansial (pemungutan pajak harus efisien).
 Syarat Sederhana (sistem pemungutan pajak harus sederhana).

Anda mungkin juga menyukai