OLEH :
Nim : 2010020086
Kelas : 1C (Akuntansi)
JAWAB
1.) Menurut Adam Smith dalam bukunya “Wealth of Nations” yang terkenal dengan
ajarannya bernamal The Four Maxims, asas pemungutan pajak dapat dilihat di bawah
ini, yakni:
1. Asas Equality
Asas ini disebut juga dengan asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas
keadilan. Pengertian dari asas ini menyatakan bahwa pemungutan pajak dilakukan
oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak.
Dalam asas ini dikatakan bahwa negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap
wajib pajak.
2. Asas Certainly
Asas ini disebut juga dengan asas kepastian hukum. Asas ini mengatakan bahwa
semua pungutan pajak harus berdasarkan UU sehingga bagi yang melanggar peraturan
ini akan dapat dikenai dengan adanya sanksi hukum
Asas ini disebut juga dengan asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas
kesenangan. Arti dalam asas ini adalah bahwa pajak harus dipungut di saat yang tepat
bagi wajib pajak. Menurut Smith, momen atau saat yang paling tepat bagi wajib pajak
adalah
4. Asas Eficiency
Dalam asas ini disebut juga dengan asas efisiensi atau asas ekonomis. Asas ini
memiliki pengertian bahwa biaya pemungutan pajak diusahakan dan dilakukan sehemat
mungkin, dan jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil
pemungutan pajak itu sendiri.
2.) Teori Kewajiban Mutlak atau Teori Bakti, Teori ini didasari paham organisasi Negara
( organische staatsleer ) yang mengajarkan bahwa Negara sebagai organisasi
mempunyai tugas untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Negara harus
mengambil tindakan atau keputusan yang diperlukan termasuk keputusan dibidang
pajak.Menurut sifat ini maka Negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajakdan
rakyat harus membayar pajak sebagai tanda baktinya.
3.) PTKP 2016 naik sebesar 50% dibandingkan dengan PTKP 2015. Jika pada tahun
2015 untuk pegawai dengan status TK/0 PTKP-nya sebesar Rp 36.000.000 maka untuk
tahun 2016 ini PTKP naik menjadi Rp 54.000.000.
4.) Cara menghitung PTKP terbaru sudah tertera di dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 101/PMK.010/2016. Dengan kata lain, dalam dua tahun
terakhir, tidak ada perubahan dalam batas dari penghasilan tidak kena pajak.
Setiap wajib pajak PTKP yang belum menikah adalah Rp. 54 juta dan akan
berakumulasi Rp. 4,5 juta ketika memiliki istri dan anak.
Tuan Duka memiliki 2 orang istri (Rp. 54 juta + Rp. 4,5 juta + Rp. 4,5 juta =
Rp. 63 juta)
Tuan Duka memiliki 2 anak (Rp. 63 juta + (Rp. 4,5 juta * 2 anak) = Rp. 72
juta)
3. Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan. Yakni
pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan kemudian pada
akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila
besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan,
maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya jika besarnya pajak menurut kenyataan
lebih kecil daripada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak dapat minta kembali
kelebihannya (direstitusi) dapat juga dikompensasi.
7.) 1. Stelsel nyata,kelemahan dari stelsel nyata adalah pemungutan pajak baru dapat
di lakukan pada akhir tahun pajak/periode pajak, padahal pemerintah membutuhkan
penerimaan pajak ini untuk membiayai pengeluaran sepanjang tahun dan tidak hanya
pada akhir tahun saja.
2. Stelsel Fiktif,kelemahan dari stelsel fiktif adalah besarnya pajak yang di pungut
belum tentu sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karna
pemungutan pajak di lakukan berdasarkan suatu anggapan bukan penghasilan yang
sesungguhnya.
3. Stelsel campuran,kelemahan dari stelsel campuran adalah adanya tambahan
pekerjaan administrasi karna perhitungan pajak di lakukan dua kali, yaitu pada awal dan
akhir tahun pajak atau periode pajak.
8.) 1.) Stelsel nyata, kelebihan dari stelsel nyata adalah besarnya pajak yang di pungut
sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karna pemungutan pajak
di lakukan setelah tutup buku sehingga penghasilan yang sesungguhnya telah di
ketahui.
2.) Stelsel fiktif, kelebihan dari stelsel fiktif adalah pemungutan pajak sudah dapat
di lakukan pada awal tahun pajak/periode pajak karna berdasarkan pada suatu
anggapan sehingga penerimaan pajak oleh pemerintah ini untuk membiayai
pengeluaran sepanjang tahun dan tidak hanya pada akhir tahun saja.
3.) Stelsel campuran,kelemahan dari stelsel campuran adalah pemungutan pajak
sudah dapat di lakukan pada awal tahun pajak/periode pajak dan besarnya pajak yang
di pungut sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karna di lakukan
penghitungan Kembali pada akhir tahun pajak atau akhir periode pajak setelah
penghasilan yang sesungguhnya di ketahui.
9.) Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian
hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori-teori tersebut antara lain:
Teori Asuransi.
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena
itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena
memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
Teori Kepentingan
Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar
sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat
digunakan dua pendekatan yaitu:
1. Unsur Objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayan yang dimiliki
oleh seseorang.
2. Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus
dipenuhi.
pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga
negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah
sebagai suatu kewajiban.
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak
berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara.
Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali kemasyarakat dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarakat, dengan demikian kepentingan seluruh
masyarakat lebih diutamakan.