Anda di halaman 1dari 11

Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021.

hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pengelolaan Alokasi


Dana Desa (ADD) Di Desa Jaya Makmur Kecamatan Binongko
Kabupaten Wakatobi
1La
Lili, 2Rahman, 3Jopang
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP, Universitas Halu Oleo
laliliadmnegara16@gmail.com
Kota Kendari 93111, Indonesia

Abstract

This study aims to determine the application of the principle of transparency in the
management of Village Fund Alocation (ADD) in Jaya Makmur Village, Binongko District
Wakatobi Regency. This type of research is qualitative research. The date collection
techniques used consisted of interviews and documentation. The resource person used in
this study were village officials and the hamlet head of Jaya Makmur village. The result ot
this study indicate that the management of Village Fund Allocation in Jaya Makmur Village
is transparent. Based on the transparency indicator, it shows that there is availability that
can be accesed by the public through APBDes billboards, clarity and completeness of
information by involving the community in the implementation of development, there is an
open process by involving the community in the planning, deliberation and implementation
processes, as well as the regulatory framework which guarantees transparency, namely
Permendagri Number 113 of 2014 concerning Village Financial Management.

Keywords: Transparency; Village Fund Management

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dalam
pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Jaya Makmur Kecamatan Binongko
Kabupaten Wakatobi.Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara dan dokumentasi. Informan
dalam penelitian adalah Perangkat Desa dan Kepala Dusun Desa Jaya Makmur. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Jaya Makmur
sudah transparan. Berdasarkan indikator transparansi menunjukan bahwa adanya
ketersediaan aksesibilitas dokumen yang bisa diakses oleh masyarakat melalui baliho
APBDes, adanya kejelasan dan kelengkapan informasi dengan melibatkan masyarakat
dalam pelaksanaan pembangunan, adanya keterbukaan proses dengan melibatkan
masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan yang dimulai dari tahap
perencanaan, musyawarah,dan pelaksanaan, serta adanya kerangka regulasi yang
menjamin transparansi yaitu Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.

Kata Kunci: Transparansi; Pengelolaan Dana Desa

PENDAHULUAN
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, pemerintah mengalokasikan dana desa melalui mekanisme transfer kepada
kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi dana tersebut, maka tiap kabupaten/kota
mengalokasikannya kepada setiap desa berdasarkan jumlah desa dengan
memperhatikan jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan. Hasil perhitungan

1
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

tersebut disesuaikan juga dengan tingkat kesulitan geografis masing-masing desa. Alokasi
anggaran sebagaimana dimaksud diatas, bersumber dari belanja pusat dengan
mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan.
Penggunaan Alokasi dana desa di prioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program
dan kegiatan di bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa. Prioritas dana desa yang dimaksud diharapkan dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat desa berupa peningkatan
kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan, dan penanggulangan kemiskinan serta
peningkatan pelayanan public ditigkat desa.

Pada pengelolaan ADD, transparasi merupakan hal yang sangat krusial untuk ditinjau
secara mendalam. Sebab hal tersebut menjadi penting karena transparansi menunjukan
kinerja dari seorang pemimpin. Sebagai salah satu pelaksanaan dari prinsip indikator good
governance, transparansi merupakan hal penting yang harus dikedepankan.
Keterbukaan informasi terhadap berbagai hal dalam pelaksanaan pemerintahan
merupakan salah satu prinsip yang harus ada dalam transparansi. Widjaja (2005:261),
prinsip terbuka tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut keuangan,
transparansi pemerintah dalam perencanaan juga meliputi 5 (lima) hal sebagai berikut:
a.Keterbukaan dalam rapat penting dimana masyarakat ikut memberikan pendapatnya.
b.Keterbukaan informasi yang berhubungan dengan dokumen yang perlu diketahui oleh
masyarakat. c.Keterbukaan prosedur ( pengambilan keputusan atau prosedur menyusun
rencana). Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pasal 2 ayat 1 Keuangan desa dikelola
berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
disiplin anggaran. Transparansi ini tentunya harus benar-benar diterapkan dan mendapat
perhatian yang serius dari stake holders yang ada di desa, baik pemerintah maupun
masyarakat serta lembaga swadaya yang ada di desa guna mencapai kemandirian desa
dalam mengelola Alokasi Dana Desa, namun hal ini lebih dititikberatkan pada peran
pemerintah desa itu sendiri.

Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, sebagaimana dimaksud pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia pasal 1 Nomor 47 Tahun 2015 adalah dana perimbangan
yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah
kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Didalam penggunaan Alokasi
Dana Desa rawan terhadap tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggungjawab dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa. Dibutuhkan
peningkatan kinerja pemerintah desa dan Badan Pengawas Desa, masyarakat juga
diperlukan dalam mengawasi penggunaan anggaran yang diperoleh dari pemerintah
pusat, dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
2
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

pertanggungjawaban sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sehingga penerapan


dalam pembangunan desa dapat berjalan dengan baik. Desa dalam melaksanakan
kewenangan, hak dan kewajibannya didalam mengelola potensi yang dimilikinya dituntut
untuk melakukan secara transparan dan memiliki akuntabilitas tinggi. Kristianten (2006:73)
mengemukakan bahwa transparansi dapat diukur melalui beberapa indikator yaitu
Kesediaan dan aksesibilitas dokumen, Kejelasan dan kelengkapan informasi, Keterbukan
proses, Kerangka regulasi yang menjamin transparansi. Hal tersebut untuk mempermudah
masyarakat mengetahui proses perencanaan program serta pelaksanakan program
hingga pertanggungjawaban dalam bentuk dokumen atau laporan kepada masyarakat
mengenai dana yang digunakan untuk mendanai program atau kegiatan yang telah
dilakukan dan disepakati bersama.

Desa Jaya Makmur merupakan salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Binongko
yang telah mengelola anggaran dana Desa sebesar Rp 1.462.543.000 Miliar Rupiah. Dana
Desa Sekitar Rp 798.300.000 Juta Rupiah dan Alokasi Dana Desa sekitar Rp 654.877.000 Juta
Rupiah (APBDes 2019 ). Sekitar 70% dari jumlah anggaran belanja digunakan untuk
mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelakasanaan pembangunan desa,
pemberdayaan masyarakat desa. paling banyak 30% dari jumlah anggaran belanja desa
untuk penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa, biaya operasional
pemerintahan desa serta tunjangan dan operasional BPD. Dengan menggunakan
indicator transparansi yaitu kesediaan aksesibilitas dokumen maka dokumen APBDes dan
dokumen realisasi anggaran Dana Desa Jaya Makmur bisa dengan mudah di akses oleh
masyarakat. Serta adanya kejelasan informasi dan keterbukaan bagi masyarakat untuk
dapat mengakses informasi tentang Anggaran dana desa menjadi hal penting dalam
penelitian ini.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Yaitu jenis penelitian yang
dimaksudkan sebagai proses pemecahan masalah yang diperoleh berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau bagaimana adanya. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di
Desa Jaya Makmur Kecamatan Binongko Kabupaten Wakatobi.

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling yakni teknik
penentuan informan dengan pertimbangan tertentu atau penentuan informan yang
disengaja berdasarkan tujuan dan kebutuhan peneliti. Dengan mempertimbangkan
bahwa informan mampu memberikan keterangan dan informasi mengenai permasalahan
dalam penelitian ini. Informan penelitian sebanyak 7 orang yang terdiri dari Kepala Desa,
Sekretaris Desa, Kaur Keuangan, Kaur Pemerintahan, Kepala Dusun, Ketua BPD dan
Masyarakat. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data

3
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

skunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi.


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-
langkah analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam (Sugiono, 2015)
yaitu pengumpulan data,reduksi data,penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verivikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
DI Desa Jaya Makmur Kecamatan Binongko Kabupaten Wakatobi
Transparansi merupakan keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang
terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang
membutuhkan informasi yaitu masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pasal 2
ayat 1 Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Transparansi ini tentunya harus benar-
benar diterapkan dan mendapat perhatian yang serius dari stake holders yang ada di
desa, baik pemerintah maupun masyarakat serta lembaga swadaya yang ada di desa
guna mencapai kemandirian desa dalam mengelola Alokasi Dana Desa, namun hal ini
lebih dititikberatkan pada peran pemerintah desa itu sendiri.

Pada pengelolaan ADD, transparasi merupakan hal yang sangat krusial untuk ditinjau
secara mendalam. Sebab hal tersebut menjadi penting karena transparansi menunjukan
kinerja dari seorang pemimpin. Sebagai salah satu pelaksanaan dari prinsip indikator good
governance, transparansi merupakan hal penting yang harus dikedepankan.
Keterbukaan informasi terhadap berbagai hal dalam pelaksanaan pemerintahan
merupakan salah satu prinsip yang harus ada dalam transparansi. Hal tersebut untuk
mempermudah masyarakat mengetahui proses perencanaan program serta
pelaksanakan program hingga pertanggungjawaban dalam bentuk dokumen atau
laporan kepada masyarakat mengenai dana yang digunakan untuk mendanai program
atau kegiatan yang telah dilakukan dan disepakati bersama. Penggunaan dana desa di
prioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa. Prioritas dana desa yang dimaksud diharapkan dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat desa berupa peningkatan kualitas hidup,
peningkatan kesejahteraan, dan penanggulangan kemiskinan serta peningkatan
pelayanan public ditigkat desa. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Penerapan Prinsip
Transparansi Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Jaya Makmur
Kecamatan Binongko Kabupaten Wakatobi yang diukur menggunakan 4 indikator yang
dikemukakan oleh Kristianten (2006:73) yaitu Kesediaan dan aksesibilitas Dokumen,
4
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

Kejelasan dan Kelengkapan Informasi, Keterbukaan Proses, Kerangka Regulasi yang


Menjamin Transparansi.

1. Kesediaan dan Aksesibilitas Dokumen

Pemerintah Desa Jaya Makmur telah memberikan informasi tentang Pengelolaan Alokasi
Dana Desa kepada masyarakat hal itu dengan adanya Musdus pada tingkatan dusun
nantinya musdus itu untuk menentukan prioritas kebutuhan masyarakat masing-masing
dusun. Setelah itu diadakan musrembang yang di hadiri oleh masyarakat untuk
menyepakati prioritas yang mereka usulkan, setelah itu baru ditetapkan di APBDes. Didalam
APBDes itu sudah lengkap gambar dan dananya. APBDes yang telah disusun dan disahkan
oleh BPD akan di sampaikan oleh pemerintah desa kepada masyarakat desa dengan
pemasangan baliho yang berisi informasi mengenai APBDes, mulai dari rincian
pendapatan desa hingga rincian penggunaanya akan di cantumkan dalam baliho
tersebut. Hal tersebut menunjukan adanya penerapan keterbukaan informasi dari
pemerintah desa kepada masyarakat.

Berdasarkan indikator kesediaan dan aksesibilitas dokumen hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa pemerintah desa Jaya Makmur sudah menerapkan prinsip
transparansi dengan mengikutsertakan masyarakat dalam musrembang desa serta bentuk
transparansinya dengan memasang baliho tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes). Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Herman yuddin selaku
Kepala Desa Jaya Makmur, pada tangal 02 Maret 2020, menyatakan bahwa:
“pemberian informasi yang dilakukan oleh pemerintah desa salah satunya dengan baliho
APBDes yang memuat dana anggaran yang digunakan untuk pembangunan fisik maupun
non fisik”. Masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses dan mengetahui
penggunaan ADD melalui baliho yang dibuat oleh pemerintah desa. Karena di banner
tersebut sudah dijelaskan terkait penggunaan dana yang digunakan untuk mendanai
bidang-bidang tertentu. masyarakat yang ingin melihat baliho secara langsung dapat
datang di hanta. Dalam perencanaan masyarakat dilibatkan melalui musrembangdesa”

Hal tersebut juga diungkapan bapak Lakatinuru masyarakat Desa Jaya Makmur pada
tanggal 2 maret 2020 mengatakan bahwa :
“ Kami selaku masyarakat dapat melihat dan mengetahui proses pembangunan di desa
ini melaui rapat musrembangdesa dan baliho yang sudah dibuat sama pemerintah desa
ini yang disertai dengan gambar dan jumlah dananya. Baliho itu bisa kami lihat itu di
pasang dihanta”

Hal senada juga dikemukakan oleh Bapak Imran selaku ketua BPD Desa Jaya Makmur
tanggal 2 Maret 2020 bahwa:
“pertama adanya musdus pada tingkatan dusun yang dihadiri oleh BPD, nantinya musdus
ini untuk menentukan prioritas kebutuhan masyarakat masing-masing dusun. Setelah itu
diadakan musrembang yang di hadiri oleh masyarakat untuk menyepakati prioritas yang

5
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

mereka usulkan, setelah itu baru ditetapkan di APBDes. Didalam APBDes itu sudah lengkap
gambar dan dananya”.

Berdasarkan beberapa hasil wawancara bersama informan dapat di simpulkan bahwa


pemerintah desa Jaya Makmur sudah menerapkan prinsip transparansi dengan
mengikutsertakan masyarakat dalam musrembang desa serta bentuk transparansinya
dengan memasang baliho tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes ) .
Bisa ditarik kesimpulan bahwa kesediaan dan aksesibilitas dokumen di Desa Jaya Makmur
berjalan baik. Berdasarkan indikator kesediaan dan aksesibilitas dokumen hasil penelitian
yang dilakukan menunjukkan bahwa pemerintah desa Jaya Makmur sudah menerapkan
prinsip transparansi dengan mengikutsertakan masyarakat dalam musrembang desa serta
bentuk transparansinya dengan memasang baliho tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDes ).

2. Kejelasan dan Kelengkapan Informasi


Pemerintah desa memiliki APBDes sebagai bukti kegiatan tahunan yang akan dilakukan di
desa. keterbukaan informasi pelaksanaan kegiatan bagi masyarakat telah diupayakan
pemerintah desa dengan melibatkan mereka sebagai tenaga kerja, pemerintah membuat
tim pelaksana kegiatan dan bentuk transparansi dalam pelaksanaan kegiatan berupa
informasi dananya dari mana, jumlahnya berapa, volumenya berapa, pekerjaan apa
program atau kegiatan yang dilaksanakan dengan diberikanya infomasi secara jelas dan
detail. Dalam indicator kejelasan dan kelengkapan informasi Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa pemerintah desa Jaya Makmur telah memberikan informasi secara
jelas kepada masyarakat dengan melibatkan mereka dalam pelaksanaan pembangunan
serta adanya papan informasi yang memberikan penjelasan secara terperinci agar
masyarakat mudah memahaminya. Sebagaimana Hasil wawancara yang di peroleh dari
Bapak Imran selaku ketua BPD Desa Jaya Makmur 2 Maret 2020 bahwa:
“ ada tim dalam pelaksanaan kegiatan, masyarakat bisa dilibatkan untuk tenaga kerja,
jadi transparansinya itu berupa papan informasi dananya dari mana, jumlahnya berapa,
volumenya berapa, pekerjaan apa, dan sebagainya sehingga masyarakat bisa tahu”

Hal tersebut juga diungkapan bapak La Irwan Kepala Dusun Desa Jaya Makmur pada
tanggal 2 maret 2020 mengatakan bahwa :

“Setiap melaksanakan pembangunan di desa masyarakat selalu dapat informasi dari


kepala desa tentang kapan, dimana, dananya berapa dan pembangunan apa yang
akan di kerjakan. Kepala desa melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam
pembangunan desa sampai selesai hal itu kan untuk kepentingan masyarakat agar bisa
mendapatkan pekerjaan di desa”.

Sebagaimana juga diungkapkan oleh Bapak La Katinuru Masyarakat Desa Jaya Makmur
Tanggal 2 Maret 2020, menyatakan bahwa:

6
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

“alhamdulilah sekarang sudah di bangun jalan rabat, waktu jalan itu di bangun kami juga
di libatkan sebagai pekerja, alhamdulilah ada pemasukan ekonomi kami di situ. Kami juga
bisa tahu berapa jumlah anggarannya melaui baiho yang ada di hanta tersebut”.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan dapat disimpulkan bahwa


pemerintah desa Jaya Makmur telah memberikan informasi secara jelas kepada
masyarakat dengan melibatkan mereka dalam pelaksanaan pembangunan serta adanya
papan informasi yang memberikan penjelasan secara terperinci agar masyarakat mudah
memahaminya. Dalam indicator kejelasan dan kelengkapan informasi Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan bahwa pemerintah desa Jaya Makmur telah memberikan informasi
secara jelas kepada masyarakat dengan melibatkan mereka dalam pelaksanaan
pembangunan serta adanya papan informasi yang memberikan penjelasan secara
terperinci agar masyarakat mudah memahaminya.

3. Keterbukaan Proses

Pemerintah desa Jaya Makmur mengadakan musyawarah dan mengundang masyarakat


dan BPD untuk hadir dan menyusun perencanaan pembangunan di desa. hal tersebut
menunjukan adanya keterbukaan dalam hal rapat dan keterbukaan prosedur. Dalam
perencanaan Alokasi Dana Desa pemerintah desa mebuat perdes APBdes dan
disampaikan kepada BPD . APBDes yang telah di susun dan disahkan oleh BPD dan Bupati
akan disampaikan oleh pemerintah desa kepada masyarakat dengan pemsangan baliho
yang berisi informasi mengenai APBDes. Pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam
prosese pelaksanaan program kerja sebagai tenaga kerja. Bendahara melakukan
pencatatan penerimaan dan pengeluaran keuangan desa di dalam buku kas dan
dilaporkan setiap bualnnya kepada kepala desa.

Berdasarkan indicator keterbukaan proses hasil peneltian ini menunjukan bahwa


masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dana desa.
penatausahaan ADD seluruhnya dilakukan oleh bendahara desa dari pencatatan
pemasukan dan pengeluaran dibuku kas umum desa dan dilaporkan setiap bulannya
kepada kepala desa. Berikut hasil wawancara Bapak Herman Yuddin (Kepala Desa) pada
tanggal 2 Maret 2020 yang mengatakan bahwa :

“pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam musrembang desa dan dalam


pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa. Kalau masyarakat mau meliahat informasi
tentang pembangunan desa ini bisa ke hanta karena di situ sudah di pasang baliho besar
dan papan informasinya pun lengkap dengan jumlah uangya. Bendahara melakukan
pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan desa yang akan dicatat
dalam buku kas umum dan setiap bulannya dilaporkan kepada kepala desa tentang
penggunaan dana tersebut”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Sahrul Ramadan ( Sekretaris Desa ) tanggal
2 Maret 2020 bahwa:

7
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

“pengelolaan dana desa sudah melibatkan masyarakat baik dalam musrembang desa
maupun dalam pelaksanaan kegiatan dana desa. Bendahara akan melakukan pelaporan
setiap bulannya kepada kepala desa tentang penerimaan maupun pengeluaran tentang
saldo yang tersisa semua itu dicatat dibuku kas umum desa ”.

Hasil wawancara dengan bapak Imran Ketua BPD Desa Jaya Makmur pada tanggal 2
maret 2020 mengatakan bahwa :

“lewat rapat perencanaan biasanya masyarakat dilibatkan, biasanya pemerintah desa


mau koordinasi dengan BPD untuk membahas rancangan Perdes APBDes, dalam hal ini
BPD juga ikut terlibat dalam perumusan APBDes. Untuk pencatatan administrasi keuangan
itu kan ada bendahara desa yang mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran dana
di desa”.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari berbagai informan dapat disimpulkan
bahwa masyarakat terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dana desa.
penatausahaan ADD seluruhnya dilakukan oleh bendahara desa dari pencatatan
pemasukan dan pengeluaran dibuku kas, hingga pelaporan setiap bulannya kepada
kepala desa.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan dapat disimpulkan bahwa
masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dana desa.
penatausahaan ADD seluruhnya dilakukan oleh bendahara desa tentang pencatatan
pemasukan dan pengeluaran dibuku kas, hingga pelaporan setiap bulannya kepada
kepala desa. Dalam hal ini pemerintah Desa Jaya Makmur telah menerapkan prinsip
transparansi sesuai teori Kristianten ( 2006:73) tentang keterbukaan proses.

4. Kerangka Regulasi yang Menjamin Transparansi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa. Selain regulasi dan pertanggungjawaban pemerintah desa
juga harus membuat laporan realisasi anggaran APBDes dalam setiap kegaiatan
pembangunan yang dilaksanakan dengan disertai dokumen. Laporan
pertanggungjawaban merupakan suatu dokumen tertulis yang disusun dengan tujuan
untuk memberikan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan secara rinci. Pemerintah desa
menyampaikan laporan terkait penyelenggaraan pemerintahan yang telah dilaksanakan
kepada Bupati dan BPD selaku perwakilan masyarakat. Pelaporan tersebut untuk menilai
kesesuaian perencanaan dalam APBDes yang telah dilakukan oleh pemerintah desa
dengan realisasi pelaksanaannya. Pemerintah desa juga bertanggung jawab untuk
menyampaikan laporan realisasi kepada masyarakat desa, sebagai pihak yang ikut serta
dalam perencanaan program kerja pemerintah desa.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala desa Jaya Makmur sudah
melakukan pelaporan berupa laporan realisasi APBDes yang dilaporkan kepada bupati
melalui camat, maka dari itu Kepala Desa sudah melakukan setiap proses sesuai dengan
8
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Sebagaimana
hasil wawancara dengan Kepala Desa Jaya Makmur Bapak Herman Yuddin pada tanggal
2 Maret 2020 yang mengatakan bahwa:
“pelaporan yang dilakukan pemerintah desa berupa laporan realisasi APBDes yang di
laporkan kepada bupati melalui camat. Kemudian di rekomendasi oleh camat ke bupati
yaitu SPJ yang sudah di kerjakan di tahapan pembangunan tersebut. Misalnya
pembangunan jalan rabat dananya habis terpakai untuk pembangunan jalan tersebut
diatas, maka seperti itulah pertanggung jawaban yang di sampaikan kepada Bupati.
Begitulah kira-kira proses pertangung jawaban dana desa yang sudah di laksanakan oleh
pemerintah desa sesuai dengan permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan
keuangan Desa. Kami juga pemerintah menyampaikan hasil dari pada pembangunan
kepada masyarakat dalam bentuk laporan realisasi APBDes yang bisa di akses di kantor
desa”.

Hal yang sama diungkapkan oleh Bapak Imran (Ketua BPD) pada tanggal 2 Maret 2020
yang mengatakan bahwa :
“ laporan setiap tahunnya yang di laporkan ke BPD itu adalah laporan realisasi kegiatan
dan laporan realisasi APBDes, selanjutnya pelaporan yang di sampaikan kepada
bupati/walikota berupa laporan realisasi APBDes setiap satu tahun anggaran”

Hal senada juga diungkapkan dengan Ibu Wa Ode Onayati selaku Kaur Umum Desa Jaya
Makmur pada tanggal 2 Maret 2020 yang mengatakan bahwa :
“Laporan realisasi pelaksanan APBDes disampaikan di masyarakat sesuai yang ada di
APBDes. Laporan realisasi APBDes juga di laporkan kepada bupati melalui camat. Setiap
pengelolaan ADD di lakukan berdasarkan tahapan yang tercantum dalam Permendagri
Nomor 113 tahun 2014.

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informan diatas dapat di simpulkan bahwa
kepala desa Jaya Makmur sudah melakukan pelaporan berupa laporan realisasi APBDes
yang dilaporkan kepada bupati melalui camat, maka dari itu Kepala Desa sudah
melakukan setiap proses sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa. Dengan demikian pemerintah desa Jaya Makmur telah
melaksanakan prinsip transparansi pengelolaan Alokasi Dana Desa sesuai teori Kristianten (
2006:73) tentang kerangka regulasi yang menjamin Transparansi.

KESIMPULAN

Penerapan Prinsip Transparansi berdasarkan indikator transparansi, Kesediaan aksesibilitas


dan dokumen, bahwa pemerintah desa Jaya Makmur sudah transparan dengan
menyediakan akses dokumen Alokasi Dana Desa yang telah tersusun rapi untuk diakses
oleh masyarakat dalam rapat musrembangdesa serta melalui informasi baliho APBDes,
selanjutnya adanya kejelasan dan kelengkapan informasi bagi masyarakat seperti
pelibatan masyarakat dalam pembangunan dan pemasangan papan informasi dilokasi
kegiatan. Kemudian pemerintah Desa Jaya Makmur sudah transparan dengan melibatkan
masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan yang di mulai dari tahap

9
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

perencanaan, musyawarah,dan pelaksanaan. Kemudian dalam pengelolaan Dana Desa


sudah sesuai kerangka regulasi yang menjamin transparansi seperti adanya laporan
realisasi APBDes kepada Bupati melalui Camat sesuai Permendagri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Didjaja, Mustopa. 2003. Transparansi Pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Public.
Yogyakarta: UGM Press.
Dwi, Risky Indriani. 2019. Penerapan Prinsip Transparansi dalam pengelolaan
alokasi dana desa ( ADD ) di Desa Bah Joga Simalungun. Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara Medan.
Gayatri, & Made Yeni Latrini. 2017. Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Dana Desa untuk Mendorong Kemandirian Masyarakat Pedesaan. Jurnal Ekonomi
Kuantitatif Terapan Vol. 10 No. 2 ▪ Agustus 2017.
Kristianten. 2006. Transparansi Anggaran pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.
Lalolo Krina, Loina. 2003. Indikator Alat Ukur Akuntabilitas, transparansi dan partisipasi.
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Meisy,Egi Yalti. 2020. Transparansi Pengelolaan Dana Desa Kampung Arul Putih
Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah. Universitas Islam Negeri Araniri Banda
Aceh
Nahruddin, Zulfan.2014. Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa di
Desa Pao-Pao Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Jurnal Ilmu pemerintahan
Vol.II No. 02 Oktober 2014.
Rahman, Meutiah Ganie. 2000. Good Governance, Prinsip, Komponen, dan Penerapanya”
dalam Hak Asasi Manusia (Penyelenggaraan Negara Yang Baik ). Jakarta: Penerbit
Komnas HAM.
Rahum, Abu. 2015. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Dalam Pembangunan Fisik Desa
Krayan Makmur Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. eJournal Ilmu
Pemerintahan,2015:3(4)1623-1636 ISSN 00000000 ejournal.ip.fisip.unmul.ac.i.
Siswanto, Victorianus Aries. 2012. Strategi dan Langkah - Langkah Penelitian. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sri, Mulyaningsih. 2019. Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pekon
Simpangkanan. Universitas Lampung.

10
Vol 7 No 2 Juni – Agustus 2021. hlm 1 – 11
REZ PUBLICA: Jurnal Administrasi Negara, Politik-Pemerintahan & Hubungan Internasional
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Halu Oleo. ISSN 2460-058X
Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica

Subhan, Ahmad. 2017. Pelaksanaan Transparansi Pemerintahan Daerah Dalam


Perspektif Jaringan. Universitas Padjadjaran: Bandung.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuailitatif, dan Kombinasi( Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Sujarweni,V.Wiratna.2015. Akuntansi Desa. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Sulisyanti, Eni Dwi.2016. Transparansi Dan Akuntabilitas Alokasi Dana Desa ( Studi Pada
Desa Trimulyo,Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul Tahun 2016). Forum Keuangan dan
Bisnis V,Th.2016:265.
Syahdan, Goris Dkk. 2004. Buku Saku Pedoman Alokasi Dana Desa. Bandung.
Widjaja, HAW.2005. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat, dan
Utuh.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai