Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

FILSAFAT ILMU

Nama : Indah Tirtya

Nim : 2007170

Kelas : NR4

Dosen : Dr. Yuliva, M.Kes

Resume : Perkembangan Pengetahuan dan Moral atau Etika

(Kelompok 2)

Defenisi Moral
Moral berasal dari bahasa Latin yakni ,mores‟ kata jamak dari „mos‟ yang berarti adat
kebiasaan, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, yang kemudian artinya berkembang menjadi
sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku baik.
Menurut W.J.S Poerdaminta ( dalam Darmadi 2009:50 ) menjelaskan moral merupakan
ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan, sedangkan etika merupakan ilmu
pengetahuan mengenai asas-asas akhlak.

Defenisi Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethikos, ethos yang berarti adab, kebiasaaan atau praktek.
Etika secara terminologis adalah cabang filasafat yang mempelajari perbuatan atau tingkah laku
dan nilai moral (baik dan buruk) manusia. Perbuatan yang dapat dinilai baik buruknya adalah
tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata, yang dilakukan dengan kesadaran.

Defenisi Pengetahuan
Defenisi ilmu pengetahuan merupakan usaha yang dialkukan secara sadar untuk
menemukan, menyelidiki dan meningkatkan tentang pemahaman manusia dalam segala sudut
kenyataan terhadap alam manusia. 
Perkembangan Pengetahuan dan Moral/Etika
Menurut Gibb dkk. (2003) Perkembangan moral adalah perubahan penalaran,
perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah.
Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal, yang mengatur aktivitas
seseorang ketika dia tidak terlibat dalam interaksi social dan dimensi interpersonal
yang mengatur interaksi social dan penyelesaian konflik (Santrock J. W., 2007, hal.117).
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock J. W.,
2002).
Dalam mengembangkan moral anak, peranan orangtua sangatlah penting, terutama
pada waktu anak masih kecil (Yusuf LN, 2004,)
Antara moral dan etika dengan pengetahuan terdapat kaitan. Dalam penggunaan ilmu
pengetahuan memerlukan pemahaman etika dan moral untuk menentukan apakah ilmu
pengetahuan tersebut baik atau buruk. 
Selain itu etika dan norma juga menjadi landasan perkembangan ilmu pengetahuan
dimana dalam perkembangannya harus sesuai dengan etika dan norma yang sudah melekat
padamasyarakat. Adanya ilmu pengetahuan bertujuan untuk kemajuan masyarakat agar dapat
menyelesaikan permasalahan dengan bijak.

Intelektual Activity
aktivitas intelektual adalah fungsi pikiran yang bermakna (berpikir cerdas). Menurut
Anthony O’Hear, intelectual activity adalah kegiatan pencaharian dan pengembangan ilmu.
Jenis-Jenis Intelektual Activity
1. Berkaitan dengan hasil aktivitas intelektual, ada tiga jenis:
 Aktivitas intelektual reproduktif
 produktif terbatas
 Intelektual produktif
2. Berkaitan dengan sarana yang digunakan untuk mencapai hasil, terdapat tiga jenis:
 Instrumental reproduktif
 Instrumental diperluas
 Aktivitas intelektual kreatif
Inductivism
Inductivism, yang dalam bahasa Indonesia sehari-hari dikenal dengan sebutan
pendekatan induktif. Menurut pendekatan ini pembangunan ilmu dimulai dari observasi atau
pengamatan.
Kegiatan pengamatan ilmu harus memiliki susunan pemikiran yang normal dan utuh,
serta harus penuh kepercayaan terhadap apa yang dapat didengar, dilihat, dan seterusnya,
dihubungkan dengan situasi pengamatan yang dilakukan tanpa disertai prasangka. Susunan
tersebut akan melahirkan pernyataan yang dianggap sebagai pernyataan ilmiah.
Syarat-syarat Yang Harus Dipenuhi Untuk Menarik Generalisasi Menurut Paham
Induksivisme Adalah:
 Daerah observasi yang dipakai sebagai dasar untuk menarik pernyataan universal
(generalisasi) harus luas/banyak
 Observasi harus dilakukan berulang kali pada bermacam-macam situasi
 Tidak ada satu pernyataan hasil observasi yang bertentangan dengan hukum umum.

Logika Dan Deductive Reasoning


Menurut Langeveld, logika itu adalah kepandaian untuk memutuskan secara jitu. Logika
mempelajari syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengambil kesimpulan secara benar; atau
dengan kata lain, untuk menghasilkan pengetahuan yang benar.
Logika diperlukan dalam penarikan kesimpulan yang bersifat ilmiah. Unsur utama logika
adalah pemikiran dan keputusan. Dalam inductivisme, pemikiran tersebut didasarkan pada
pengamatan.

Perbedaaan Antara Berpikir Induktif Dan Berpikir Deduktif


 Berpikir induktif adalah menarik pernyataan yang didasarkan pada hasil-hasil
pengamatan
 Berpikir deduktif adalah penarikan pernyataan yang didasarkan pada hukum dan teori.

Masalah Dalam Inductivism


Batas jumlah dan variasi situasi pengamatan yang bisa dipakai sebagai dasar untuk
menarik pernyataan.
Perbedaan antara lingkungan orang yang menarik induksi dengan obyek pengamatan.
Setting atau konteksnya berbedaan. Sejauh mana pembuat pernyataan bisa melepaskan diri dari
prasangka pribadi.
Yang paling krusial lagi adalah menghubungkan semua kejadian dengan situasi dari
obyek yang diamati.

Falsificationism
Falsificationism adalah suatu paham atau pemikiran yang berpendapat bahwa setiap teori
yang dikemukakan manusia tidak akan seluruhnya cocok dengan hasil observasi atau percobaan.

Masalah Nilai Dan Moral


Nilai menyangkut sikap manusia untuk menyatakan baik atau jelek, benar atau salah,
diterima atau ditolaki, dan seterusnya. Dengan sikapnya itu manusia memberikan konfirmasi
mengenai sejauh mana manfaat dari obyek yang dinilainya. Demikian juga terhadap ilmu.
Berbicara moral sama artinya dengan berbicara tentang etika atau susila, mempelajari
kaidah-kaidah yang membimbing kelakuan manusia sehingga baik dan lurus.
Pada dasarnya masalah moral, tidak bisa dilepaskan dari tekad manusia untuk
menemukan dan mempertahankan kebenaran. Moral sangat berkaitan dengan nilainilai, serta
cara terhadap suatu hal. Pada awal masa perkembangannya, ilmu sering kali berbenturan dengan
nilai moral yang diyakini oleh masyarakat. Oleh karena itu, sangat banyak ilmuwan atau ahli
filsafat yang dianggap gila atau bahkan dihukum mati oleh penguasa pada saat itu, seperti
Nicholas Copernicus, Socrates, John Huss dan Galileo Galilei.

Anda mungkin juga menyukai