Anda di halaman 1dari 9

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

http://khoirulsidikderschone.blogspot.co.id/2011/07/aliran-aliran-filsafat-
pendidikan.html Diakses 10 Mei 2018

Senin, 25 Juli 2011

Dalam filsafat pendidikan dikenal beberapa aliran, antara lain Progresivisme, Esensialisme,
Perenialisme dan Rekonstruksionisme.

1.      Aliran Progresivisme

Oleh Tuatul Mahfud Pada Filsafat

Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di
masa mendatang. Pendidikan harus berpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau
bidang muatan.

Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa
manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan
mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan mengancam adanya manusia itu sendiri
( Barnadib, 1994:28 ). Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen
progresivisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan
dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat,
antropologi, psikologi, dan ilmu alam.

Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut
progresivisme bersifat dinamis dan temporal;menyala. Tidak pernah sampai pada yang paling
eksterm, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam
kebudayaan. Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Progresivisme merupkan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih
besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata”, dan juga
pengalaman teman sebaya.

A. Tokoh-tokoh Aliran Progresivisme

1. William James ( 1842-1910 )

James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus
mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak
atau fikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.
Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa prakonsepsi teologis, dan menempatkannya
da atas dasar ilmu prilaku.
2. John Dewey ( 1859-1952 )

Teori Dewey tentang sekolah adalah progresivisme yang lebih menekankan kepada anak
didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah “Cild Centered
Curiculum”, dan “Cild Centered School”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini
dibanding masa depan yang belum jelas.
3. Hans Vaihinger ( 1852-1933 )

Hans Vaihinger menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan
objeknya mungkin dibuktikan, satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya untuk
mempengaruhi kejadian-kejadian didunia.

B. Pandangan Progresivisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan


Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan
bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya. Tanpa terhambat oleh rintangan yang
dibuat oleh orang lain. Oleh karena itu aliran filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan
yang otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup
sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan daya
kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
Filsafat progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes (fleksibel) dan
terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya. Sifat
kurikulumnya adalah kurikulum yang dapat direvisi dan jenisnya yang memadai, yaitu yang
bersifat eksperimental atau tipe Core Curriculum. Kurikulum
Dipusatkan pada pengalaman atau kurikulum eksperimental didasarkan atas manusia dalam
hidupnya selalu berinteraksi didalam lingkungan yang komplek.
Progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan
harus terintegrasi dalam unit. Dengan adanya mata pelajaran yang terintegrasi dalam unit,
diharapkan anak dapat berkembang secara fisik mauopun psikis dan dapat menjangkau aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2.      Aliran Esensialisme

A.    Hakikat dan Prinsip Esensialisme

Filsafat Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang
telah ada sejak awak peradaban umat manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan
harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan
kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa prinsp-prinsip Esensialisme adalah :


a. Esesialisme berakar pada ungkapn realisme objektif dan idealisme objektif  yang modern,
yaitu alam semesta diatur oleh hokum alam sehingga tugas manusia memahami hokum
alam adalah dalam rangka penyesuaian diri dan pengelolaannya.
b. Sasaran pendidikan adalah mengenalkan siswa pada karakter alam dan warisan budaya.
Pendidikan harus dibangun atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil.

c. Nilai kebenaran bersifat korespondensi, berhubungan antara gagasan fakta secara


objektif.

d. Bersifat konservatif ( pelestarian budaya ) dengan merfleksikan humanisme klasik yang


berkembang pada zaman renaissance.

3.      Aliran Perenialisme

A.    Tempat Asal Aliran Perenialisme Dikembangkan

Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan
manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka
perenialisme memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau
yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk itulah pendidikan harus lebih
banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
Jelaslah bila dikatakan bahwa pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kepada masa
lampau, karena dengan mengembalikan keadaan masa lampau ini,kebudayaan yang dianggap
krisis ini dapat teratasi melalui perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya
pada pendidikan zaman dahulu dengan sekarang. Perenialisme memandang pendidikan sebagai
jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan
sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun peraktek bagi kebudayaan dan pendidikan
zaman sekarang.
Dari pendapat ini sangatlah tepat jika dikatakan bahwa perenialisme memandang pendidikan
itu sebagai jalan kembali yaitu sebagai suatu proses mengembalikan kebudayaan sekarang
( zaman modern ) ini terutama pendidikan zaman sekarang ini perlu dikembalikan ke masa
lampau .
Perenialisme merupakan aliran filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan, dimana
susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk
bersikap tegas dan lurus. Karena itulah perenialisme berpendapat bahwa mencari dan
menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat khususnya filsafat
pendidikan .
Setelah perenialisme menjadi terdesak karena perkembangan politik industri yang cukup
berat timbullah usaha untuk bangkit kembali, dan perenialisme berharap agar manusia kini dapat
memahami ide dan cita filsafatnya yang menganggap filsafat sebagai suatu azas yang
komprehensif perenialisme dalam makna filsafat sebagai satu pandangan hidup yang berdasarkan
pada sumber kebudayaan dan hasil-hasilnya.

B.     Tokoh-Tokoh Aliran Perealisme

1.      Aristoteles
Filsafat perenialisme terkenal dengan bahasa latinnya Philosofhia Perenis. Pendiri utama dari
aliran filsafat ini adalah Aristoteles sendiri, kemudian didukung dan dilanjutkan St. Thomas
Aquinas sebagai pemburu dan reformer utama dalam abad ke-13.
Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad
pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang.
Sikap ini bukanlah nostalgia ( rindu akan hal-hal yang sudah lampau semata-mata ) tetapi telah
berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut berguna bagi abad sekarang.
Jika sikap untuk kembali kemasa lampau itu merupakan konsep bagi perenialisme dimana
pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan keyakinan
bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang ini.

C.    Pandangan Perealisme Dan Penerapanya Dibidang Pendidikan

Ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi menurut perenialisme, karena dengan
ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif yang bersifat analisa. Jadi dengan
berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan melalui akal pikiran. Menurut epistimologi
thomisme sebagian besarnya berpusat pada pengolahan tenaga logika pada pikiran manusia.
Apabila pikiran itu bermula dalam keadaan potensialitas, maka dia dapat dipergunakan untuk
menampilkan tenaganya secara penuh.
Jadi epistimologi dari perenialisme, harus memiliki pengetahuan tentang pengertian dari
kebenaran yang sesuai dengan realita hakiki, yang dibuktikan dengan kebenaran yang ada pada
diri sendiri dengan menggunakan tenaga pada logika melalui hukum berpikir metode deduksi,
yang merupakan metode filsafat yang menghasilkan kebenaran hakiki.
Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal faktor-
faktor dengan pertautannya masing-masing memahami problema yang perlu diselesaikan dan
berusaha untuk mengadakan penyelesaian masalahnya. Dengan demikian ia telah mampu
mengembangkan suatu paham.
Anak didik yang diharapkan menurut perenialisme adalah mampu mengenal dan
mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-
karya ini merupakan buah pikiran tokoh-tokoh besar dimasa lampau. Berbagai buah pikiran
mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol dalam bidang-bidang seperti bahasa dan sastra,
sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam dan lain-lainnya, telah
banyak yang mampu memberikan ilmunisasi zaman yang sudah lampau.

Dengan mengetahui tulisan yang berupa pikiran dari para ahli yang terkenal tersebut, yang
sesuai dengan bidangnya maka anak didik akan mempunyai dua keuntungan yakni :

1.      Anak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau yang telah dipikirkan oleh orang-
orang besar.
2.      Mereka telah memikirkan peristiwa-peristiwa dan karya-karya tokoh tersebut untuk diri sendiri
dan sebagai bahan pertimbangan ( reverensi ) zaman sekarang.

Jelaslah bahwa dengan mengetahui dan mengembangkan karya-karya buah pikiran para ahli
tersebut pada masa lampau, maka anak-anak didik dapat mengetahui bagaimana pemikiran para
ahli tersebut pada masa lampau, maka anak-anak didik dapat mengetahui bagaimana peristiwa
pada masa lampau tersebut sehingga dapat berguna bagi mereka sendiri, dan sebagai bahan
pertimbangan pemikiran mereka pada zaman sekarang ini. Hal inilah yang sesuai dengan aliran
filsafat perenialisme tersebut.
Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik kearah kemasakan. Masak dalam
arti hidup akalnya. Jadi akal inilah yang perlu mendapat tuntunan ke arah kemasakan tersebut.
Sekolah rendah memberiakn pendidikan dan pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang
tradisional seperti membaca, menulis dan berhitung anak didik memperoleh dasar penting bagi
pengetahuan-pengetahuan yang lain.
Sekolah sebagai tempat utama dalam pendidikan yang mempersiapkan anak didik ke arah
kemasakan melalui akalnya dengan memberikan pengetahuan. Sedangkan sebagai tugas utama
dalam pendidikan adalah guru-guru, di mana tugas pendidikanlah yang memberikan pendidikan
dan pengajaran ( pengetahuan ) kepada anak didik. Faktor keberhasilan anak dalam akalnya
sangat tergantung kepada guru, dalam arti orang yang telah mendidik dan mengajarkan.

4.      Aliran Rekonstruksionisme

A.    Pendahuluan

Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali.
Dalam konteks filsafat pendidikan , aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern. Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu
hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut, memandang bahwa
keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh
kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran.
Walaupun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran rekonstruksionisme tidaklah sama
dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya memepunyai visi dan cara
yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang
serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme memilih cara tersendari, yakni dengan kembali ke
alam kebudayaan lama atau di kenal dangan regressive road culture yang mereka anggap paling
ideal. Sedangkan itu aliran rekonsruksinisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina
suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan
umat manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antar
sesama manusia, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan
seluruh lingkungannya. Maka, proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan
rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama tersebut memerlukan kerjasama antar umat
manusia.

B.     Tokoh-Tokoh Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin
membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran
ini : Caroline Pratt, Geaoge Count, Harold Rugg.

C.    Tempat Asal Aliran Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme merupakn kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir


didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri
dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang.

 
KESIMPULAN

Setiap aliran-aliran filsafat ini mempunyai pengertian tersendiri yang dapat dipelajari, diamati
bahkan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap aliran mempunyai makna yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
membuat pendidikan yang lebih baik lagi, maka dari itu baik siswa maupun guru dapat
menela’ah secara baik dan apa saja yang pantas untuk dipelajari dan dikembangkan.
Aliran ini juga mengajarkan kita dapat menghargai dan mengenal nilai-nilai budaya yang telah
ada sejak peradaban umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Mirna Ferdiyawati-uin-bi-2b.blogspot.com/…/progresivisme.html
Panji Romdani-uin-pai-2e.blogspot.com/…/aliran-aliran filsafat pendidikan.html
Pak guru online.pendidikan.net/buku_tua_pak guru_dasar_kppd_11.html    

Anda mungkin juga menyukai