Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KERETA API”

DISUSUN OLEH:
SUNARTO
20180611014076

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena rahmat-NYA


saya dapat menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang “KERETA API”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah jalan rel.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna
serta banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik
membangun yang ditunjukkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jayapura, 23 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa
kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di rel. Dengan demikian, kereta api hanya dapat
bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan
peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu
dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan kereta api
menjadi angkutan yang tidak fleksibel karena jaringannya terbatas tapi
nyaman.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
1. Pengertian Kereta Api
2. Jenis-jenis Kereta Api dan Karakteristiknya

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu Kereta Api
2. Mengetahui Jenis-jenis Kereta Api dan Karakteristiknya
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KERETA API


Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya
terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan
sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau gerbong tersebut berukuran
relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam
skala besar. Untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dapat
digunakan rangkaian lebih dari 50 kereta yang ditarik dan/atau didorong
dengan beberapa buah lokomotif, seperti kereta api babaranjang (kereta
api batutu bara rangkaian panjang)di Sumatera Selatan.
Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah
penumpang yang tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal
kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi juga digunakan untuk
angkutan penumpang jarak menengah sampai dengan 3 atau 4 jam
perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam
bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai
angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya
secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di
dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

2. JENIS – JENIS KERETA API


1. Kereta Api Uap
Kere
ta uap, gambar oldmachinepress.com

Jenis kereta api ini merupakan kereta mesin pertama yang dibangun manusia,
yang sebelumnya kereta ditarik oleh tenaga kuda. Kereta uap memanfaaatkan
kemampuan air saat dipanaskan dalam ketel uap. Uap air yang termampatkan
akan menghasilkan tekanan yang luar biasa besar dan mampu menggerakan
piston, gigi-gigi mesin dan akhirnya menggerakan roda kereta.

Setelah James Watt berhasil membuat mesin uap, Beberapa insinyur berhasil
membuat prototipe kereta uap pertama di dunia seperti kereta uap buatan Richard
Trevithick, Matthew Murray dan William Hedley, Namun dari sekian banyak
ilmuan diatas, kereta uap buatan George Stephenson lah yang terbilang sukses di
pasaran.

Kereta uap terbilang sukses memangkas biaya pengiriman barang-barang kala itu
dan menjadi transportasi jarak jauh teraman. Sejak dibuat pertama kali pada
1800an, kereta uap mencapai puncak kejayaannya dengan berbagai jenis kereta
api uap nya, yakni:

2. Kereta Api Diesel


KRDE, gambar wikimedia.org

Di dalam negeri sering disebut KRD atau kereta rel diesel. Jenis kereta api ini
menggunakan mesin diesel sebagai motor penggeraknya dan bahan bakar cair
seperti solar sebagai bahan bakar utamanya. Ada dua jenis kereta api ini, yakni
kereta rel diesel hidraulik (KRDH) dan kereta rel diesel elektrik (KRDE). bekas
ini diklaim memiliki tahun pembuatan lebih muda dibanding unit sebelumnya.

KRDH, gambar wikipedia.org


1. Kereta Rel Diesel Hidraulik, merupakan jenis kereta api bermesin diesel,
dimana mesin ini digunakan untuk memompa oli dan selanjutnya
disalurkan ke perangkat hidraulik untuk menggerakan roda-roda
lokomotif.  KRDH pernah dipakai di Indonesia dengan seri lokomotf
BB301 hingga BB304. Saat ini KRDH tidak lagi digunakan karena biaya
perawatan yang tinggi.
2. Kereta Rel Diesel Elektrik, merupakan jenis kereta api bermesin diesel,
dimana solar dipakai untuk memutar generator agar menghasilkan energi
listrik. Lalu, Energi listrik tersebut dipakai untuk menggerakan motor
listrik berukuran besar, dan akhirnya menggerakan roda-roda lokomotif.
Saat ini KRDE banyak digunakan di negera-negara berkembang, termasuk
Indonesia, dan hampir semua kereta jarak jauh yang di operasikan PT
Kereta Api Indonesia (PT KAI) merupakan tipe KRDE.

Perbedaan lokomotif uap Mallet, Garrat dan Meyer, gambar: masemboyan35.com


1. Lokomotif Mallet, merupakan jenis kereta api yang lokomotifnya
memiliki artikulasi (sambungan) berada di tengah-tengah ketel uap. Roda
penggerak depannya memiliki bogie sendiri yang bebas bergerak,
sedangkan roda belakangnya tersambung dengan rangka utama lokomotif.
Pada sistem ini, roda penggerak depan akan mendapat tekanan uap lebih
tinggi dibanding roda belakang, namun tekanan ini akan tersalurkan ke
roda belakang saat bergerak. Penemu lokomotif uap ini yakni Insinyur
Swiss bernama Anatoie Mallet. Sistem ini banyak dipakai di Eropa,
Amerika, dan Hindia Belanda (Indonesia).
2. Lokomotif Garrat, merupakan jenis kereta api uap yang memiliki dua
tender, terpisah dari ketel uap yang letaknya didepan dan dibelakang.
Roda-roda penggeraknya berada dibawah tender dan memiliki bogie
tersendiri, sehingga lokomotif garrat memiliki dua artikulasi. Penemu
sistem ini adalah insinyur Inggris bernama Garrat. Jenis kereta api ini
banyak dipakai di benua Afrika, Asia Timur, Australia, Sebagian Eropa
dan Amerika selatan.
3. Lokomotif Meyer, seperti halnya garrat, jenis kereta api yang memiliki
dua artikulasi, namun kedua sambungannya terletak dibawah ketel uap.
Disain lokomotif ini diperoleh dengan membuat masing-masing bogie bagi
roda penggerak depan dan belakang, sehingga keduanya seakan terpisah
dari badan lokomotif. Dengan disain ini, didapat lokomotif uap yang dapat
bergerak lebih fleksibel dan efisien, karena semua roda penggerak akan
mendapatkan tekanan uap yang sama. Penemu sistem ini yakni insinyur
Prancis bernama Jean-Jacques Meyer pada tahun 1868. Sistem ini banyak
dipakai di Eropa, Amerika dan juga Hindia Belanda.

Karena kereta uap menggunakan kayu bakar dan batu bara sebagai bahan bakar
utamanya, yang banyak menghasilkan asap pekat, Mendekati akhir abad ke-19,
jenis kereta api ini mulai ditinggalkan, terganti oleh kereta diesel dan listrik yang
dipandang ramah lingkungan dan lebih hemat bahan bakar.

3. Kereta Rel Listrik (KRL)


KRL Indonesia, gambar: wikimedia.org

Kereta rel listrik merupakan jenis kereta api yang bergerak dengan memanfaatkan
motor listrik sebagai mesin utamanya, dimana sumber listrik didapat langsung
dari jaringan listrik aliran atas (LAA) melalui pantograf(sebuah alat yang letaknya
diatas gerbong, bersentuhan langsung dengan kawat LAA).

Sejatinya LAA berupa kawat bertegangan tinggi yang mampu menyuplai


kebutuhan arus listrik DC yang digunakan motor listik KRL. LAA ini letaknya
menggantung ditengah-tengah sepur, mengikuti alur lintasan rel dan biasanya
memiliki tegangan sebesar 1,5 kilo volt.

Biasanya kereta rel listrik dibangun didaerah perkotaan yang padat dan tinggi
akan mobilitas penduduknya, seperti Tokyo, Amsterdam, Beijing dan kota besar
lainnya. Di Indonesia, KRL dapat ditemui dikawasan Jabodetabek.

Jalur-jalur yang dilayani KRL Indonesia diantaranya: jalur utara-selatan (Jakarta


kota-Bekasi-Cikarang-Depok-Bogor) dan jalur barat-timur (Rangkasbitung-Maja-
Serpong-Tangerang-Tanah Abang) serta jalur-jalur melingkar (Manggarai-
Jatinegara-Pasar senen-Kampung bandan-Tanah abang dan sebaliknya).
Kedepannya Stasiun Manggarai akan menjadi stasiun induk untuk semua kereta
Jabodetabek dan kereta bandara.

Hampir 90% gerbong KRL yang dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia


(anak perusahaan PT KAI) merupakan gerbong yang berasal dari Jepang dan
sisanya dari Korea. Untuk menjaga harga tiket agar tetap murah, gerbong-gerbong
pun diibeli secara bekas namun layak jalan. Yang terbaru, KRL akan
mendatangkan seri 205 unit dari East Japan Railways sebanyak 192 unit,  kereta
bekas ini diklaim memiliki tahun pembuatan lebih muda dibanding unit
sebelumnya.
4. Mass Rapid Transit (MRT)

MRT Singapura, gambar: Gov.sg

MRT (mass rapid transit) atau di Indonesia disebut Moda Raya Terpadu,
merupakan jenis kereta api listrik yang memiliki kecepatan diatas KRL biasa,
kapasitas dan frekuensi yang tinggi serta memiliki sistem persinyalan dan kendali
serba otomatis.

Karena semuanya serba otomatis dan cepat, MRT harus memiliki jalur khusus dan
bebas dari persimpangan jalan raya aspal. Makanya, seringkali kita jumpai sebuah
sistem MRT dibuat pada jalur layang (elevated), jalur ditanah (at ground) dan
dibawah tanah (subway). Sistem kereta ini sangat cocok diterapkan dikota-kota
padat seperti Singapura, Bangkok dan Tokyo.

Indonesia sendiri memiliki MRT yang baru dirampungkan pada April lalu di
Jakarta, yakni rute bundaran HI- lebak bulus sepanjang 15,7 km dengan 13 stasiun
pemberhentian. Rencananya, jaringan MRT tersebut akan diperluas pada fase 2
dan 3, hingga total trek 110,8 km.

5. Kereta Ringan (Light Railways)

Kereta ringan merupakan salah satu sistem kereta api listrik yang beroperasi di
kawasan perkotaan, dimana beratnya sekitar 20 ton, konstruksi relnya dibangun
beriringan bersama lalu lintas lain,  mobil dan bus. Terdapat dua jenis kereta
ringan:
Trem di Solo, gambar goodnewsfromindonesia.com
1. Trem, merupakan kereta ringan yang memiliki rel di dalam kota, dimana
satu set kereta terdiri dari 2-3 gerbong. Lintasan trem biasanya bersatu
dengan aspal jalan.
2. LRT (ligth rail transit), merupakan kereta ringan yang memiliki jalur
lebih khusus dibandingkan trem, terpisah dari jalan aspal, namun masih
beriringan dengan jalan perkotaan. LRT biasanya terdiri dari 2-4 gerbong.

Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah
mengalami modernisasi, misalnya otomatisasi masinis, beroperasi pada lintasan
khusus, sistem anti benturan, penggunaan lantai yang rendah sehingga
mempermudah naik turun penumpang. Indonesia sendiri mempunyai lintasan trem
di kota solo dan LRT Jabodebek.
LRT jakarta, gambar travelingyuk.com

Sebagai info, pembangunan fisik LRT untuk tahap satu sedang dibangun, yakni
rute Cawang-Harjamukti, Cawang-Jatimulya dan Cawang-Dukuh atas dengan
total lintasan 43 km. Total pengerjaan per bulan April, mencapai 62%. Sedangkan
untuk tahap dua dalam tahap Detailed Engineering Design (DED). Jika telah
rampung, Indonesia akan memiliki LRT sepanjang 130,4 km.

6. Monorel

Straddle-beam, gambar monorails.com


Monorel merupakan jenis kereta api ringan yang bergerak pada sebuah rel
tunggal, berbeda dengan kereta konvensional, yang bergerak pada dua rel.
Biasanya rel terbuat dari beton khusus dan roda-roda keretanya terbuat dari karet,
sehingga tidak sebising kereta diesel maupun listrik.

Sebelum pembangunan MRT dan LRT terealisasi hari ini, pada tahun 2004,
Pemprov Jakarta pernah akan membangun moda monorel sejauh 21 km, namun
proyek ini terbelangkalai menyisakan tiang-tiang pancang ditengah-tengah kota.

Sampai saat ini terdapat dua jenis monorel yaitu:

1. Tipe Straddle-beam, dimana kereta berjalan diatas rel.


2. Tipe Suspended, dimana kereta tergantung dan melaju di bawah rel.

Suspended Monorel, gambar youtube.com

Terdapat beberapa kelebihan monorel dibandingkan kereta doublerel, diantaranya:

 hanya membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun


horizontal,
 terlihat lebih ringan daripada kereta konvensional,
 relatif tidak bising,
 kereta lebih aerodinamis,
 lebih aman resiko gerbong terguling kecil, dan
 lebih murah untuk dibangun dan hemat perawatan.
7.  Kereta Maglev

New Shinkansen, gambar wikimedia.org

Kereta maglev merupakan jenis kereta api yang mengambang secara magnetik.
Seperti namanya, prinsip kerja dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya
magnet untuk mengangkat kereta sehingga mengambang, tidak menyentuh rel,
sehingga gaya gesek dapat diminimalisir.

Karena kecilnya gaya gesek antara roda-rel, maka kereta ini mampu melaju
dengan kecepatan hampir 600 km/jam (secara eksperimen), jauh lebih cepat
dibandingkan kereta biasa. Beberapa negara yang telah berhasil mengembangkan
dan mengaplikasikan jenis kereta api ini, diantaranya Jepang dengan kereta
Shinkansen-nya dan Prancis dengan kereta TGV nya.

Salah satu temuan penting yang memungkinkan manusia sehingga bisa membuat
kereta maglev yakni superkonduktor. Superkonduktor merupakan sebuah
fenomena unik yang terjadi pada beberapa jenis logam, jika logam tersebut berada
dalam kondisi suhu sangat rendah. Ciri suatu logam berubah menjadi
superkonduktor yakni hilangnya hambatan listrik dan kemampuan sementara
menolak medan magnet luar (efek meissner).

Kemampuan superkonduktor dalam menolak medan magnet inilah yang


dimanfaatkan para insinyur, karena jika logam superkonduktor diletakan diatas
magnet permanen atau bahan magnet lainnya maka logam tersebut akan
mengambang/melayang.

Anda mungkin juga menyukai