Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta

bertambahnya penududuk dan masyrakat maka, perlu adanya perawatan kesehatan

komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam hal pencegahan, pemeliharaan ,

promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditunjukan kepada individu,

keluarga, tetapi juga dengan masyrakat dan inilah yang disebut keperawatan

komunitas.Perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan professional

yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok beresiko tinggi,

dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi pelayanan keperawatan. (Allender & spradley, 2001).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengetian kesehatan masyarakat ?

2. Apa saja prinsip prinsip kesehatan masyarakat ?

3. Apa pengertian keperawatan kesehatan komunitas ?

4. Apa saja prinsip keperawatan kesehatan komunitas ?

5. Apa epidemologi dalam keperawatan kesehatan komunitas ?

6. Apa saja dasar kesehatan lingkungan ?

1
C. TUJUAN

1. Pembaca dapat mengetahui pengertian kesehatan masyarakat

2. keperawatan komunitas

3. Pembaca dapat mengetahui prinsip-prnsip kesehatan masyarakat

4. keperawatan kesehatan komunitas

5. Pembaca dapat mengetaahui epidemiologi keperawatan kesehatan komunitas

6. Pembaca dapat mengetahui kesehatan lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perawatan Kesehatan Masyarakat

1. Pengertian Perawatan Kesehatan Masyarakat

Perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan professional

yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok beresiko

tinggi, dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Allender & spradley, 2001)

Ada dua istilah yang perlu diketahui sebelum membahas perawatan kesehatan

masyarakat, yaitu Public Health Nursing (PHN) dan Community Health Nursing

(CHN), kedua istilah tersebut bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

mempunyai arti yang sama yaitu Perawatan Kesehatan Masyarakat. Akan tetapi

Freeman (1981), tidak lagi mengunakan istilah public tetapi mengantinya dengan

community dikarenakan istilah public mengandung pengertian yang sangat luas

dan tidak terbatas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus

(spesialisasi) dalam ilmu keperawatan. (Ruth, 1981, 1961) Menurut beberapa ahli

perkesmas adalah sebagai berikut :

Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah lapangan khusus yang merupakan

gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan

sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna

meningkatkan kesehatan.

3
Penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitatif, pencega-han

penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada keluarga yang sehat, individu

yang sakit dan tidak dirawat di rumah sakit beserta keluarganya, kelompok masyarakat

khusus yang mempunyai masalah kesehatan dimana hal tersebut akan mempengaruhi

masyarakat secara keseluruhan. (Helvie 1998; Smith & Maurer,1995 dan Hitchcock 1999).

2. Prinsip-Prinsip Kesehatan Masyarakat

Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik ada beberapa

prinsip pokok yang harus terpenuhi, yaitu :

a) Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan tindakan pencegahan

(preventif) daripada pengobatan (kuratif).

b) Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan cara-cara

yang ringan biaya dan berhasil baik.

c) Dalam melaksanakan kegiatannya lebih menitik beratkan pada masyarakat,

baik sebagai pelaku (subyek) dan sasaran (obyek) atau dengan kata lain "suatu

usaha dari, oleh dan untuk masyarakat".

d) Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang diutamakan

adalah masyarakat yang terorganisir.

e) Ruang lingkup usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan masalah-

masalah kesehatan masyarakat yang jika tidak segera diatasi akan

menimbulkan malapetaka.

Contoh ruang lingkup usaha kesehatan masyarakat :

1) memperbaiki kesehatan lingkungan.

2) mencegah dan memberantas penyakit infeksi yang berkembang dalam

masyarakat.

4
3) mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.

4) mengkoordinir tenaga kesehatan agar mereka dapat melakukan

pengobatan dan perawatan dengan sebaik-baiknya.

5) mengembangkan usaha-usaha masyarakat agar mereka dapat mencapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Contoh masalah kesehatan yang dapat menimbulkan malapetaka antara lain

wabah penyakit yang menimbulkan kematian.

3. Pengertian keperawatan kesehatan komunitas

Praktek melakukan promosi kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat

dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu

kesehatan masyrakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan

penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane, 2011)

a) Prinsip keperawatan komunitas

Prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara lain:

kemanfaatan, intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas

dilakukan harus memberikan manfaaat sebesar-besarnya bagi komunitas ,

otonomi dalam keperawatan komunitas , masyarakat diberikan kebebasan

untuk melakukan atau memilih alternative terbaik yang disediakan dan

keadilan, hal ini menegaskan bahwa upaya yang dilakukan sesuai dengan

kemampuan atau kapasitas komunitas . (Stanhope&Lancaster, 2000)

5
B. Epidemiologi

1. Pengertian epidemiologi

Secara harfiah epidemiologi berasal dari kata epi (permukaan, diatas,

menimpa), demo (orang, populasi, manusia), dan ology (ilmu tentang). Dengan

demikian, istilah epidemiologi jika diartikan kata perkata memiliki arti ilmu yang

mempelajari tentang sesuatu yang menimpa manusia. Epidemiologi sudah

didefinisikan dengan berbagai cara, salah satu definisinya adalah ilmu yang

mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian dan faktor-faktor yang

mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, atau kematian dalam

populasi manusia.

Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan,

penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat laiinya berdasarkan usia, jenis

kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat,

orang dan sebagainya. Karakterisasi ini dilakukan guna menjelaskan disrtibusi

suatu penyakit atau masalah yang terkait tentang kesehatan jika dihubungkan

dengan faktor penyebab. Selain berfokus pada keluasan cedera, kondisi atau

penyakit yang menimpa suatu kelompok atau populasi , epidemiologi juga

menangani faktor resiko yang dapat memberikan dampak, pengaruh, pemicu, serta

efek pada distribusi penyakit, cacat (defek), ketidakmampuan, dan kematian (T.C.

Timmrock, 2005).

2. Sejarah epidemiologi

Dalam sejarahnya, epidemiologi dikembangkan dengan menggunakan

epidemic penyakit menular sebagai suatu model studi. Landasan epidemiologi

6
masih berpegang pada model penyakit, metode, dan pendekatannya. Epidemiologi

sudah terbukti efektif dalam mengembangkan hubungan sebab akibat pada kondisi-

kondisi non-infeksius seperti penyalahgunaan obat, bunuh diri, kecelakaan lalu

lintas, keracunan zat kimia, kanker dan penyakit jantung.

Epidemiologi digunakan untuk menentukan kebutuhan program-program

pengendalian penyakit, mengembangkan program pencegahan dan kegiatan

layanan kesehatan, serta menetapkan pola penyakit endemis, epidemic dan

pandemic. Endemic adalah berlangsungnya suatu penyakit dalam tingkatan yang

sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus menerus di dalam populasi atau

wilayah tertentu.

Hiperendemi merupakan istilah yang menyatakan aktivitas terus menerus

melebihi pravelansi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan populasi

tertentu, populasi yang kecil atau populasi yang jarang seperti yang ditemukan di

rumah sakit, klinik, bidan, atau instusi lainnya.

Epidemic adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang beraal dari

sumber tunggal dalam satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah yang

melebihi tingkatan kebiasaan yang di perkirakan. Kejadian luar biasa atau

peningkatan secara tajam dari kasus baru yang mempengaruhi kelompok terentu

biasanya disebut juga epidemic. Pandemic adalah epidemic yang menyebar luas

melintasi bata negara, benua atau populasi yang besar dan bahkan kemungkinan

seluruh dunia.

7
3. Pendekatan epidemiologi

a. Epidemiologi deskriptif, yang mempelajari frekuensi, distribusi &

perkembangan masalah kesehatan pada populasi.

b. Epidemiologi analitik, yang mempelajari faktor-faktor yang menentukan

distribusi hubungan sebab akibat masalaah kesehatan.

4. Konsep epidemiologi

Pada mulanya, epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemic. Hal ini

berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja

tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemilogi juga mempelajari penyakit-

penyakit non infeksi. Sehingga dapat diartikan epidemiologi ini adalah studi yang

mempelajari tentang penyebaran penyakit pada manusia didalam konteks

lingkungannya.

Didalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup tiga elemen

sebagai berikut:

a) Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun non

infeksi seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu

lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa, dan sebagainya. Bahkan dinegara

maju epidemiologi mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

b) populasi

apabila ketodekteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari

penyakit penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya

pada distribusi penyakit dalam populasi (masyarakat) atau kelompok.

8
c) Pendekatan ekologis

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, ataupun social. Hal inilah

yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang

dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

5. Cara pengukuran epidemiologi

a) Incidence Rate

Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang

terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.

Jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu

.Incidence Rate = ------------------------------------------------------------------ x


1000

Populasi yang mempunyai resiko

b) Attack Rate

Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama.

Jumlah kasus selama epidemi

Attack Rate = --------------------------------------------- x 1000

Populasi yang mempunyai resiko-resiko

9
c) Prevalence Rate

Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita


suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

Jumlah kasus-kasus penyakit yang ada pada satu titik waktu

Prevalence Rate = ------------------------------------------- x 1000

Jumlah penduduk seluruhnya

d) Period Prevalence

Digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada
penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.

Jumlah kasus penyakit selama periode

Period Prevalence = ---------------------------------------------- x 1000

Penduduk rata-rata dari periode tersebut

(mid period population)

e) Crude Death Rate (CDR)

Jumlah kematian di kalangan penduduk

di suatu daerah dalam 1 tahun

Crude Death Rate = ---------------------------------------------- x 1000

Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan

tahun, di daerah & tahun yang sama)

f) Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)

Sebagai contoh : age specific death rate pada golongan umur 20-30 tahun

10
Jumlah kematian antara umur 20-30 tahun
di suatu daerah dalam waktu 1 tahun

Age Specific Death Rate = ----------------------------------------------------- x 1000

Jumlah penduduk berumur antara 20-30 tahun


pada daerah dan tahun yang sama
g) Cause Disease Specific Death Rate (Angka Kematian Akibat Penyakit
Tertentu)

Sebagai contoh kematian karena TB :

Jumlah kematian karena TBC di


1 daerah dalam waktu 1 tahun

Cause (TB) Specific Death Rate = -------------------------------------------- x 1000

Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan

tahun) pada daerah dan tahun yang sama

6. Pencegahan penyakit

a. Pencegahan tingkat awal (primodial prevention)

Upaya pencegahan tingkat awal ini adalah usaha mencegah terjadinya


resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah kepada masyarakat
terhadap penyakit secara umum. Mengkondisikan masyarakat agar penyakit
tersebut tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Upaya ini tidak hanya dari
pihak petugas kesehatan saja namun dari seluruh masyarakat. Yang terlebih
sasarannya adalah kelompok remaja dan usia muda, dengan tidak
mengabaikan kelompok dewasa dan usila.

b. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)


Pencegahan primer ini merupakan upaya agar masyarakat yang berada
dalam keadaan sehat tidak jatuh dalam keadaan sakit, melalui usaha
mengontrol dan mengatasi factor resiko dengan sasaran utamanya adalah
orang sehat melalui promosi kesehatan.

11
c. Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention )

Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat yang dalam


keadaan sakit, mereka yang terancam akan menderita penyakit tertentu.

d. Pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention )

Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan upaya


pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan mengalami
kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah
terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis, dan social diterapkan
melalui PHN ( Public Health Nursing )

Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi, dan


social seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitas fisik / medis, rehabilitasi
mental, rehabilitasi social, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota
masyarakat yang produktif dan berdaya guna.

7. Faktor mempengaruhi kesehatan

a) Udara

Pencemaran udara sudah tidak bisa dipungkiri lagi sebagai faktor yang

mempengaruhi kesehatan. Udara yang kita hirup setiap hari dapat dipastikan

dalam kondisi tercemar. Polusi kendaraan bermotor, asap pabrik dan asap

rokok menjadi faktor dominan pencemaran udara.

Alangkah baiknya jika kita melakukan hal preventif untuk meminimalisir

resiko dari pencemaran udara. Hal ini bisa dilakukan dengan cara

menghijaukan perkarangan rumah kita dengan menanam pepohonan di sekitar

rumah untuk menjaga agar lingkungan kita tetap segar.

12
b) Air
Air merupakan zat yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tubuh
manusia sebagian besar terdiri atas air. Tentu saja tubuh kita memerlukan
asupan air yang bersih dan sehat untuk menjaga agar semua organ berfungsi
dengan baik.
Air yang kotor dan tercemar akan mengakibatkan menurunnya kualitas
kesehatan kita. Pastikan air yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari
terbebas dari polusi dan bakteri.
c) Makanan dan Minuman
Sadarkah kita akan makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari
selama bertahun-tahun? Yakinkah bahwa makanan dan minuman tersebut
diproses dengan tingkat kebersihan yang tinggi?
Jika kita tidak yakin, mungkin ada baiknya makan dan minuman masakan
sendiri, makanan dan minuman dari bahan yang alami dan bebas dari zat kimia
seperti makanan organik.
d) Keseimbangan Emosi
Emosi turut menyumbang dalam perannya mempengaruhi kesehatan.
Emosi seringkali dikaitkan dengan produksi hormon dalam tubuh. Di masa
sekarang telah banyak pakar yang mengemukakan pentingnya kecerdasan
emosi, karena hal itu cukup penting dalam menjaga kesehatan. Untuk menjaga
emosi tetap stabil beraktivitas dan, berekspresi secara wajar dalam kehidupan
sehari-hari
e) Olahraga Teratur
Jika pola hidup kita sehat, termasuk berolahraga secara teratur, tubuh kita
dapat dikatakan sehat. Hampir semua orang sadar dan setuju akan pentingnya
berolahraga. Sayang, hanya sedikit dari kita yang mau melakukannya.
Alangkah baiknya setiap hari kita meluangkan waktu kita beberapa menit
untuk berolahraga. Tidak harus olahraga yang sifatnya berat dan menguras
banyak tenaga, cukup melakukan olahraga ringan yang dapat kita lakukan di
rumah.

13
f) Istirahat Cukup

Tidur merupakan ritual yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.


Itulah kenapa Tuhan menciptakan siang dan malam. Agar sebagian dari hari
yang kita lalui itu digunakan untuk istirahat, dalam hal ini tidur.

Tidur dibutuhkan untuk mengistirahatkan organ-organ tubuh kita setelah


lelah bekerja. Saat kita tidur, metabolisme tubuh bekerja, dari mulai
peremajaan sel-sel sampai kepada pembuangan sejumlah toksin yang ada di
dalam tubuh.

Jangan sepelekan tidur. Tidur yang berkualitas tidak diukur dari lama atau
tidaknya kita tertidur. Tidurlah dengan suasana hati yang tenang agar ketika
bangun kita akan merasa segar.

8. Transmisi penyakit
Transmisi penyakit dikenal juga dengan penularan penyakit yangmerupakan
suatu mekanisme dimanapenyebab penyakit ditularkan dari seseorang kepada
orang lain atau dari serervior ke hospes baru. Mekanisme penularan yang paaling
sering terjadi adalah melalui beberapa organ tubuh.
9. Penelitian epidemiologi

a. Penelitian Eksperimental yaitu intervensi atau perlakuan khusus pada obyek


yang diteliti baik secara keseluruhan sampel atau secara randomisasi
(eksperimental murni), atau dapat juga dilakukan secara non randomisasi
(eksperimental semu).
b. Penelitian observasional dapat dilihat dari peristiwa secara alami tanpa ada
perlakuan khusus terhadap kelompok yang diteliti.
c. Penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui jumlah kasus baru dan lama dalam
periode tertentu dengan Who, When dan Where. Penelitian ini digunakan untuk
mengetahui sifat kejadian tersebut dalam masyarakat serta kecenderungannya
untuk masa mendatang.
d. Penelitian analitik dapat dilakukan dalam mencari faktor penyebab serta
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit maupun gangguan kesehatan

14
lainnya.

10. Peran perawat epidemiologi

Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peranan yang sangat penting

dalam epidemiologi, hal ini dapat dilihat dalam penerapan community health

nursing (CHN) atau keperawatan kesehatan masyarakat, yang merupakan ilmu

pengetahuan epidemiologi sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada pekerjaan

dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi.

Metode epidemiologi dapat digunakan sebagai standard kesehatan, disajikan

sebagai alat untuk memperkirakan kebutuhan masyarakat. Kemudian metode

epidemiologi juga dapat digunakan untuk melakukan monitoring perubahan status

kesehatan masyarakat, evaluasi pengaruh program pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan.

Perawat menggunakan hasil riset/studi epidemiologi sebagai informasi awal

dalam membuat kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program

intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta

meminimalkan kecacatan, karena riset epidemiologi dapat memunculkan badan

pengetahuan (body of knowledge) termasuk riwayat asal penyakit, pola terjadinya

penyakit, dan faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit. Adapun program yang

dapat dilakukan perawat berdasarkan riset epidemiologi adalah Program utama

pencegahan difokuskan pada menjaga jarak perantara penyakit dari host/tuan

rumah yang rentan, pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahan resistensi

host dan mengubah kejadian hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua,

15
program mengurangi resiko dan screening, ketiga : strategi mencegah pada pribadi

perawat dengan body of knowlwdge yang berasal dari riset epidemiologi, sebagai

dasar untuk pengkajian individu dan kebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi

perencanaan perawatan.

11. Manfaat epidemiologi

Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program kesehatan dan

keluarga berencana adalah sebagai alat dan sebagai metode atau

pendekatan.epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu

masalah kesehatan, selalu mempertanyakan siapa yangterkena masalah, dimana

dan bagaiman penyeberan masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut

terjadi.

C. Konsep Sehat Sakit

1. Konsep sehat sakit menurut WHO

Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat diartikan suatu keadaan yang

sempurna baaik secara fisik , mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari

penyakiyt atau kelemahan.

2. Sehat menurut depkes RI

UU No.23,1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa :

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini

maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-

unsur fisik mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian

16
integral kesehatan.

3. Definisi sakit seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakiit menahun

(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatan

taerganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk

angin,pilek,tetapi bilaa ia tidak tergangu untuk melaksanakan kegiatanya.maka ia

dianggap tidak sakit.

4. Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi

impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu

hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.

D. Dasar Kesehatan Lingkungan

1. Pengertian :

a. Pengertian kesehatan menurut:

WHO : “keadaan yang meliputi fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya

berarti suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan”

UU no 23 Tahun 1992 : “keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis”

b. Pengertian Lingkungan:

Encyclopaedia of science : “sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi

kehidupan dan perkembangan organisme”

A.L.Slamet Riyadi : “tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana

organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung

maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun

17
kesehatan dari organisme itu.

c. Pengertian kesehatan lingkungan

HAKLI : “suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekoligi yang dinamis antara manusia dan lingkungan nya untuk mendukung

tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”

WHO : “ suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan

lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”

2. Ruang Lingkup kesehatan lingkungan :

a. Penyediaan air minum

b. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran

c. Pembuangan sampah padat

d. Pengendalian vektor

e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

f. Higiene makanan, termasuk higiene susu

g. Pengendalian pencemaran udara

h. Pengendalian radiasi

i. Kesehatan kerja

j. Pengendalian kebisingan

k. Perumahan dan pemukiman

l. Aspek kesling dan transportasi udara

m. Perencanaan daerah perkotaan

n. Pencegahan kecelakaan

o. Rekreasi umum dari pariwisata

18
p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.

q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

3. Sasaran kesehatan lingkungan

a. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan dan usaha sejenisnya.

b. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama.

c. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri.

d. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara.

4. Konsep hubungan interaksi

a. Faktor yang menimbulkan penyakit : Agen, Host dan Environment

(lingkungan fisik, kimia, biologi)

b. Faktor yang berperan menimbulkan penyakit :

Fisik : air, udara, iklim, geografis, panas, pangan, radiasi dan perumahan

Sosial : status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik

Biologis : mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan

5. Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia

a. Air bersih

b. Pembuangan kotoran / Tinja

c. Kesehatan pemukiman

d. Pembuangan sampah

e. Serangga dan binatang pengganggu

f. Makanan dan minuman

g. Pencemaran lingkungan

19
6. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia

a. Pertambahan dan kepadatan penduduk.

b. Keaneka ragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar

penduduk

c. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.

E. Strategi Intervensi dan Pengorganisasian Masyarakat

Menurut Stanhope & Lancaster (2000), Hitchcock (1999) strategi intervensi dalam

keperawatan komunitas meliputi kerjasama, proses kelompok, pendidikan kesehatan,

dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam keperawatan komunitas, perawat harus berpartisipasi aktif dalam

pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah kesehatan, bekerjasama saling

berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan keterampilan masing-masing, saling

sharing tanggung jawab, pengambilan keputusan, komitmen terhadap tujuan dan

bersifat saling menguntungkan.(Hitchcock, 1999) Keperawatan komunitas merupakan

proses kelompok yang dapat dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui

pembentukan kelompok atau support social yang lainnya sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi yang ada di komunitas tersebut.

Selain itu keperawatan komunitas juga dibutuhkan pendidikan kesehatan dalam

asuhan keperawatan karena merupakan upaya transformasi pengetahuan dari perawat

kepada komunitas atau kelompok sehingga akan menjadi tahu, mau dan mampu dalam

menyelesaikan masalah kesehatannya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

20
yang optimal baik upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. (Stanhope &

Lancaster, 2000)

Strategi keperawatan komunitas tersebut diatas akan terlaksana dengan baik

apabila didukung adanya pemberdayaan (empowerment) karena memberikan kekuatan,

baik ide maupun pengetahuan. Adapun pemberdayaan masyarakat tersebut

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Perkesmas antara lain asuhan keperawatan pasien

dan home visit . (Anderson & Mc Farlan, 2000)

Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang

diberikan kepada pasien di rumahnya untuk menyembuhkan, mempertahankan,

memelihara, dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien. (Rice,2006)

Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan

kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang berasal dari spesialisasi

keperawatan tertentu. Pelayanan keperawatan di rumah mencakup pencegahan primer,

sekunder, dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan individu dengan

melibatkan keluarga atau pemberi pelayanan yang lain. (Anderson & Mc Farlan, 2000)

Pelaksanaan home visit terhadap penderita TB Paru di Puskesmas Rowosari

meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan kontak serumah serta lingkungan, penyuluhan

kesehatan perawatan TB Paru, memotivasi penderita memeriksakan kesehatan di

Puskesmas. Masalah yang dialami kurangnya tenaga perawat, tidak adanya sarana

transportasi serta susahnya merubah budaya dan status ekonomi warga yang kurang.

Penyelesaian masalah antara lain konsultasi dengan kepala Puskesmas, kerja sama

lintas sektoral dan membahasnya bersama keluarga. (Suharyanto,2008)

Dalam upaya meningkatkan kerjasama dan proses kelompok, serta mendorong

21
peran serta masyaarakat, maka diperlukan suatu pengorganisasian masyarakat yang

dirancang untuk membuat adanya perubahan (Helvie, 1998). Menurut Stanhope &

Lancater (2000) dan Helvie (1998) ada tiga model pengorganisasian masyarakat, yaitu

pendekatan pengembangan masyarakat (Locality development), pendekatan

perencanaan sosial (social planning), dan pendekatan aksi sosial (social action).

Dalam perencanaan dan pelaksanaan program pemberantasan malaria, perlu ada

pemberdayaan masyarakat. Namun dalam proses kenyataan di lapangan masyarakat

tidak pernah dilibatkan dalam proses perencanaan kegiatan. Masyarakat hanya

dilibatkan dalam pelaksanaan program dilapangan yang merupakan program langsung

dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan. (Marrasabessy ,2007)

F. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas

Kegiatan perawat komunitas dalam membantu komunitas mengatasi masalah


kesehatan, perawat komunitas dapat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan,
advokat, pendidik kesehatan, konselor, koordinator, konsultan, peneliti dan
kolaborator. (Helvie 1998; Smith & Maurer,1995 dan Hitchcock 1999).

Perawat komunitas sebagai advokasi diharapkan tanggap terhadap kebutuhan


komunitas dan mampu mengkomunikasikan kebutuhan komunitas kepada pemberi
pelayanan kesehatan secara tepat, mampu menggunakan sumber-sumber dan
dukungan yang tersedia di masyarakat, membantu mengambil keputusan guna
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan pada individu, kelompok maupun
masyarakat. (Hitchcock, 1999).

Perawat sebagai pendidik mampu memberikan informasi kesehatan yang


dibutuhkan melalui pendidikan kesehatan pada komunitas dan keluarga. (Hitchcock,
1999)

Sebagai koordinator perawat harus mempunyai kemampuan dalam

22
mengidentifikasi sumber- sumber yang ada di komunitas, memotivasi dan melakukan
koordinasi dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan pada populasi dan
keluarga dengan masalah kesehatan. (Helvie, 1998)

Peran dan fungsi perawat sebagai konseling dapat diberikan pada individu dan
keluarga dalam membantu mengatasi masalah, beradaptasi terhadap konsekuensi
adanya gangguan kesehatan serta meningkatkan hubungan interpersonal diantara
anggota keluarga. (Smith & Maurer, 1995) perawat dapat melakukan konseling untuk
dapat merubah perilaku individu, keluarga dan lingkungan.

Peran perawat sebagai kolaborasi dapat dilaksanakan antara perawat dengan klien,
tim kesehatan lain, serta pihak terkait baik pemerintah maupun swasta dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dalam upaya penyelesaian
masalah. (Helvie, 1998)

Peran perawat sebagai peneliti diharapkan mampu membaca riset terkini dan
menerapkan penemuan riset tersebut pada praktik sebagai bagian dari aktifitas
profesional. (Hitchcock, 1999)

Sedangkan peran perawat sebagai konsultan, perawat membantu klien untuk


memahami masalah dan membantu mereka dalam mengambil keputusan yang tepat
serta sebagai katalisator untuk membuat individu berubah dan menggunakan
perubahan.(Anderson,2007).

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan professional yang

ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok beresiko tinggi, dalam

pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi pelayanan keperawatan. (Allender & spradley, 2001) Ada dua istilah yang

perlu diketahui sebelum membahas perawatan kesehatan masyarakat, yaitu Public

Health Nursing (PHN) dan Community Health Nursing (CHN), kedua istilah tersebut

bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti yang sama yaitu

Perawatan Kesehatan Masyarakat. Akan tetapi Freeman (1981), tidak lagi mengunakan

istilah public tetapi mengantinya dengan community dikarenakan istilah public

mengandung pengertian yang sangat luas dan tidak terbatas. Perawatan kesehatan

masyarakat merupakan bidang khusus (spesialisasi) dalam ilmu keperawatan. (Ruth,

1981, 1961) Menurut beberapa ahli perkesmas adalah sebagai berikut :

B. SARAN

Saran dan kritik sangat dibutuhkan oleh penulis guna menjadikan penulis menjadi lebih

baik lagi dalam membuat sebuah makalah.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ferry effendi dan makhfadli, 2009, keperawatan kesehatan komunita teori dan praktik dalam

keperawatan, Jakarta, salemba medika.

25

Anda mungkin juga menyukai