Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 4

XII OTKP 1
20 September 2021
PENDAPAT ULAMA TENTANG TAKDIR

Pendapat para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah tentang takdir (qadha qadar) dari ulama salaf (klasik)
sampai ulama kontemporer.

PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG TAKDIR (QADHA & QADAR)

Berdasarkan pada firman Allah QS Yunus :61, Al-An'am :59, Al-Hadid :22 Yusuf Qardhawi
menyatakan bahwa:

a. Seluruh yang ada di alam ini tertulis dan tercatat:


Bahwa seluruh perkara yang ada di alam semesta ii tertulis dan tercatat itu sudah dimaklumi
secara agama dan tidak diragukan lagi. Walaupun kita tidak mengetahui bagaimana bentuk
penulisan dan format kitab atau bukunya. Apa yang kita ketahui adalah bahwa Allah-lah
yang telah menciptakan alam semesta ini, baik langit dan buminya, benda mati dan
hidupnya, berdasarkan pada ketentuan (takdir) azali Allah. Dan bahwa ilmu Allah
mengetahui setiap sesuatu dan detail jumlah hitungannya. Dan bahwa setiap peristiwa yang
terjadi di alam itu dapat terjadi sesuai dengan ilmu dan kehendak-Nya. Lihat, QS Yunus :61,
Al-An'am :59, Al-Hadid :22

b. Ilmu yang menyeluruh, hitungan yang detail, dan catatan yang meliputi pada segala sesuatu
dan peristiwa sebelumnya terjadinya itu tidak menafikan adanya ijtihad dalam berbuat dan
membuat sebab. Karena Allah sebagaimana telah membuat akibat juga telah menciptakan
sebab. Dan sebagaimana mentakdirkan hasil, Allah juga menciptakan tahapan proses untuk
mencapainya. Allah tidak mentakdirkan seorang pelajar yang lulus saja dalam arti ia dapat
mencapai hasil ini dengan cara apapun, akan tetapi Allah mentakdirkan dia berhasil dengan
beberapa tahapan proses seperti rajin belajar, semangat, energik, sabar, tidak mudah putus
asa dan faktor-faktor lain yang menjadi sebab keberhasilannya. Semua ini ditentukan
(ditakdirkan; Arab, muqoddar) dan tertulis (maktub). Ketentuan secara tertulis ini dalam arti
bahwa melakukan sebab itu tidak menafikan takdir, tetapi justru bagian dari takdir itu
sendiri. Karena itulah ketika Nabi Muhammad ditanya tentang masalah obat dan sebab yang
menjaga dari perkara yang tidak disukai apakah beliau menolak dari takdir Allah? Jawab
Nabi: Ini bagian dari takdir Allah (hadits hasan riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi).

Ketika wabah endemi menyebar di Syam (sekarang Suriah, Lebanon), Umar bin Khattab
dengan konsultasi dengan Sahabat memutuskan untuk tidak masuk ke negara itu dan
kembali dengan rombongan. Umar ditanya: Apakah engkau akan lari dari takdir Allah wahai
Amirul Mukminin? Umar menjawab: Iya. Kami lari dari satu takdir Allah menuju takdir Allah
(yang lain). Apa yang kamu lakukan apabila kamu melewati dua tempat yang satu berdebu
sedang yang lain kering? Bukankah apabila kamu menghindari tempat berdebu, kamu
melakukannya dengan takdir Allah dan apabila menghindari tempat kering maka kamu
melakukannya dengan takdir Allah juga?

c. Takdir adalah perkara gaib yang tertutup bagi kita. Kita tidak akan tahu takdir sesuatu
kecuali setelah terjadi. Adapun sebelum terjadi, maka kita diperintahkan untuk mengikuti
aturan hukum alam (sunnah kauniyah), dan panduan syariah untuk memelihara kebaikan
KELOMPOK 4
XII OTKP 1
20 September 2021
bagi dunia dan akhirat kita. Perkara ghaib adalah ketentuan yang tertutup dari mata
makhluk. ia tidak tampak kecuali sedikit dan secara sporadis.
Sunnah atau aturan Allah pada alam dan syariah-Nya mewajibkan kita untuk melakukan
sebab sebagaimana hal itu dilakukan oleh seorang manusia yang paling kuat imannya pada
Allah, dan pada takdir-Nya yaitu Rasulullah. (Dalam berperang) Nabi selalu bersikap hati-
hati, menyiapkan tentara dengan baik, dan mengirim intelijen, memakai pakaian perang,
pengaman kepala, menggali parit di sekitar Madinah, memberi ijin umat Islam yang tertindas
untuk imigrasi ke Habasyah dan Madinah termasuk Nabi sendiri. Nabi juga melakukan
usaha-usaha maksimal saat hijrah .. menyiapkan kendaraan dan pemandu yang
menemaninya, merubah jalur perjalanan agar tidak diketahui musuh, bersembunyi di gua,
makan dan minum dan menyiapkan makanan yang cukup setahun untuk keluarganya dan
tidak menunggu rejeki turun dari langit. Nabi pernah berkata pada orang yang bertanya
apakah ia harus mengikat untanya atau melepasnya? Nabi menjawab: ikatlah dan
bertawakallah (hadits hasan riwayat Ibnu Hibban dari Amr bin Umayah al-Dhoari. Ibnu
Khuzaimah dan Tabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik dengan kalimat: " ‫"قيدها وتوكل‬
ikatlah dan tawakal-lah. Nabi bersabda: "Larilah dari penyakit lepra seperti larimu dari singa
(hadits riwayat Bukhari). Nabi bersabda: ‫ ال يوردن ممرض على مصح‬Artinya: Pemilik unta jangan
mencampur antara unta yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.

d. Iman atau percaya pada takdir bukan berarti tidak bekerja dan berusaha dan bersungguh-
sungguh dalam melakukan apa yang kita ingin, dan menjauhi perkara yang akan
menyebabkan gagal.Oleh karena itu tidak ada alasan atau dalih bagi pemalas dan yang suka
santai untuk bersembunyi di balik takdir atas kesalahan, kekeliruan, dan kegagalannya. Ini
bukti dari kelemahan dan lari dari tanggung jawab. Filosof Pakistan, Dr. Muhammd Iqbal
berkata: Muslim yang lemah menyalahkan takdir Allah. Sedangkan muslim yang kuat
meyakini bahwa takdir Allah itu tidak dapat ditolak dan dikalahkan. Manusia hendaknya
tidak menjadikan takdir sebagai alasan kecuali setelah mengerahkan segala usaha yang
maksimal. Setelah itu ia boleh berkata: Inilah takdir Allah.

Seorang laki-laki yang menang berada di depan Nabi. Yang kalah berkata: Cukuplah Allah
bagiku. Nabi marah mendengar itu dan melihat bahwa dari luar tampak kalimat tersebut
seperti beriman tapi dalamnya lemah. Nabi bersabda: " ‫ فإذا‬،‫ ولكن عليك بالكيس‬،‫إن هللا يلوم على العجز‬
‫ "غلبك أمر فقل حسبي هللا‬Allah tidak suka pada kelemahan. Engkau harus berusaha. Apabila gagal,
maka katakan 'cukuplah Allah bagiku'.

e. Buah Iman pada Takdir


Buah dari percaya pada takdir Allah adalah ketika manusia telah berusaha maksimal dan
mengerahkan segala daya upaya yang ada dan gagal maka kegagalan itu tidak akan
membuatnya putus asa. Ia akan tetap memiliki kemauan untuk berjuang, keberanian saat
bahaya, sabar saat kesulitan ekonomi, dan ridho pada hasil rejeki yang halal saat tidak
mudah dalam mendapatkan penghasilan.Saat sulit ia akan berkata: Sekali-kali tidak akan
menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami (QS At-Taubah :51)
Saat berperang ia akan berkata: Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya
orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka
terbunuh" (QS Ali Imron :154)
KELOMPOK 4
XII OTKP 1
20 September 2021

Saat ditimpa musibah ia akan berkata: Allah telah mentakdirkan ini. Apa yang Allah kehendaki, maka
Ia lakukan. Akidah takdir apabila kita mengerti pada maknanya yang benar maka akan bisa
menciptakan sebuah umat yang enerjik, pekerja keras, sabar, tahan uji dan persisten.

IBNU HAJAR AL-ASQALANI

Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Fathul Bari

‫ وال يبعد أن يتعلق‬،‫ وإن الذي يجوز عليه التغير والتبديل ما يبدو للناس من عمل العامل‬،‫إن الذي سبق في علم هللا ال يتغير وال يتبدل‬
‫ذلك بما في علم الحفظة الموكلين باآلدمي فيقع فيه المحو واإلثبات كالزيادة في العمر والنقص‬

Artinya: Perkara yang sudah lalu dalam ilmu Allah tidak akan dapat berubah. Yang boleh dan bisa
berubah dan berganti adalah sesuatu yang tampak pada manusia yakni perbuatan pelaku. Hal itu
tidak jauh hubungannya dengan ilmu malaikat hafadzah (penjaga) yang diwakilkan (diutus) pada
manusia. Maka terjadilah penghilangan (pengurangan) dan ketetapan seperti bertambah atau
berkurangnya usia seseorang.

IBNU TAIMIYAH

‫ وإن عمل ما يوجب النقص نقص من ذلك‬،‫إن هللا يكتب للعبد أجال في صحف المالئكة فإذا وصل رحمه زاد في ذلك المكتوب‬
‫ فإنك تمحو ما تشاء وتثبت ـ وهللا‬،‫ اللهم إن كنت كتبتني شقيا فامحني واكتبني سعيدا‬:‫ وهذا معنى ما روى عن عمر أنه قال‬...‫المكتوب‬
‫ والمالئكة ال علم لهم‬،‫ فهو يعلم ما كتبه له وما يزيده إياه بعد ذلك‬،‫ وما لم يكن لو كان كيف كان يكون‬،‫سبحانه عالم بما كان وما يكون‬
‫ وأما علم هللا‬،‫ إن المحو واإلثبات في صحف المالئكة‬:‫ فلهذا قال العلماء‬،‫ وهللا يعلم األشياء قبل كونها وبعد كونها‬،‫إال ما علمهم هللا‬
،‫ فهل فيه محو وإثبات؟ على قولين‬:‫ وأما اللوح المحفوظ‬،‫ فال محو فيه وال إثبات‬،‫سبحانه فال يختلف وال يبدو له ما لم يكن عالما به‬
‫وهللا سبحانه وتعالى أعلم‬

Artinya: Allah menulis usia seseorang pada buku catatan malaikat. Apabila orang itu melakukan
silaturrahim maka bertambahlah usia yang tertulis, apabila melakukan sesuatu yang dapat
mengurangi umur, maka berkurangnya usia yang tertulis. Inilah makna hadits yang diriwayatkan dari
Umar bin Khattab di mana ia berkata (berdoa): "Ya Allah apabila engkau menulisku sebagai orang
yang celaka maka hapuslah dan tulislah aku sebagai orang yang beruntung. Sesungguhnya engkau
dapat menghapus dan menetapkan apapun yang Engkau kehendaki."

Allah mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi dan apa yang tidak terjadi. Kalau sudah terjadi
dan bagaimana kejadiannya. Allah tahu apa yang ditulis atau ditentukan pada seseorang dan apa
yang ditambahkan padanya setelah itu. Sedangkan malaikat tidak tahu itu kecuali apa yang sudah
diberitahu Allah. Allah tahu semuanya sebelum dan sesudah adanya. Itulah sebabnya ulama berkata:
Penghapusan dan penetapan berada dalam buku malaikat. Adapun ilmu Allah maka tidak berbeda.
KELOMPOK 4
XII OTKP 1
20 September 2021
Tidak ada yang tidak diketahui Allah karena itu maka tidak ada penghapusan dan penetapan. Adapun
Lauh Madfudz: Apakah ada penghapusan dan penetapan? Ada dua pendapat dalam soal ini.

IMAM THOHAWI

Imam Thahawi dalam Tafsir Al-Tahawi menguraikan soal takdir sebagai berikut:

Takdir adalah setiap sesuatu yang berjalan dengan takdir atau ketetapan dan kehendak Allah.
Kehendak Allah itu lestari. Dan tidak ada kehendak bagi manusia kecuali atas kehendak Allah. Apa
yang dikehendaki Allah maka terjadi, apa yang tidak dikehendaki tidak terjadi. Tidak ada yang bisa
mencegah pada takdir-Nya. Tidak ada yang dapat menandingi hukumnya. Dan tidak ada yang dapat
mengalahkan perintahNya.

Iman pada takdir ada empat tingkatan:

1) Iman pada ilmu Allah yang qadim (dahulu)


2) Iman pada tulisan Allah di Lauhul Mahfudz
3) Iman pada kehendak Allah yang terjadi dan kemampuan (qudrat0 Allah yang menyeluruh.
4) Iman pada kemampuan Allah mewujudkan setiap makhluk. Dia-lah Sang Pencipta sedang
yang lainnya adalah yang dicipta (makhluk).

Anda mungkin juga menyukai