11
e. Penyakit buah, yaitu serangan penyakit terjadi pada buah
Contoh: fruit root (buah busuk).
f. Penyakit umbi, yaitu serangan penyakit terjadi pada umbi
Contoh: tuber root (busuk umbi)
g. Penyakit pucuk atau tunas, yaitu serangan penyakit terjadi pada pucuk
atau tunas. Contoh: bud rot (busuk mata tunas)
h. Penyakit biji, yaitu serangan penyakit terjadi pada biji.
Contoh: seed root (busuk biji)
i. Penyakit jaringan pembuluh, yaitu serangan penyakit terjadi pada
jaringan pembuluh. Contoh : layu pembuluh
12
4. Berdasarkan cara inokulum dapat terbawa atau tertular pada tanaman inang
a. Seed borne diseases, yaitu penyakit yang tertular melalui biji
b. Air borne diseases, yaitu penyakit yang tertular melalui udara
c. Soil borne diseases, yaitu penyakit yang tertular melalui tanah
A B
13
b. Penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular (non-infecttion diseases),
dikatakan juga dengan penyakit abiotis, penyebabnya dapat seperti
berikut:
1. Suhu yang telah rendah atau terlalu tinggi
2. Jumlah O2 yang tidak sesuai
3. Kekurangan atau kelebihan cahaya
4. Kelembaban yang tidak sesuai
5. Kekurangan unsur hara
6. Pencemaran lingkungan
7. Keracunan mineral
8. Keracunan karena pemakaian pestisida
9. pH tanah yang tidak cocok
10. Pengelolaan pertanian yang salah
14
tumbuhan. Misalnya penyakit busuk akar, akibatnya menimbulkan gejala
layu pada seluruh tubuh tumbuhan, karena terjadinya gangguan translokasi
ke seluruh tubuh tumbuhan.
b. Penyakit Lokal, yaitu penyakit yang menyerang hanya bagian tertentu dari
tubuh tumbuhan, akibat yang terjadi hanya pada bagian tersebut, misalnya
penyakit bercak daun. Akibat adanya penyakit akan menimbulkan gejala
yang hanya terlihat pada daun tersebut, bahkan hanya beberapa bagian
saja dari daun, sedangkan bagian lain di samping bercak masih berwarna
hijau.
15
cukup untuk mengindentifikasi suatu penyakit tertentu, karena banyak penyakit
memperlihatkan gejala yang sama walaupun penyebab penyakit atau patogennya
berbeda. Adanya tanda penyakit menambahkan kepastian suatu diagnosis, tetapi
perlu juga diperhatikan kemungkinan akan adanya patogen sekunder atau saprofit
yang menyerang bagian tanaman yang sudah terinfeksi pada tingkat lanjut. Jadi
mungkin saja organisme yang diperoleh dari tumbuhan bergejala penyakit bukan
merupakan patogen primer.
a. Biotis (Patogen)
Penyakit yang disebabkan oleh suatu patogen, biasanya dicirikan dengan
adanya patogen-patogen tersebut pada permukaan bagian tanaman yang sakit tadi
atau berada di dalam organ tanaman yang sakit tersebut. Adanya patogen tersebut
pada stadia yang aktif di permukaan tumbuhan menunjukkan bahwa dia adalah
penyebab penyakit dari penyakit tersebut. Penyelidikan dan identifikasinya dapat
dilakukan dengan bermacam cara, seperti berdasarkan pada pengalaman mata
biasa saja, dengan bantuan kaca pembesar maupun mikroskop, misalnya
penyelidikan terhadap beberapa macam jamur dan nematoda. Kadang-kadang
diperlukan mikroskop elektron, seperti pengamatan terhadap bakteri, virus,
16
mikoplasma, protozoa dan lain-lain. Atau dapat juga dengan membiakkannya
pada biakan tertentu dan dilakukan pengujian-pengujian.
Kalau patogen-patogen tersebut tidak ada pada permukaan tumbuhan
yang terserang, maka selanjutnya perlu dilihat gejala tambahan dan teristimewa
untuk patogen-patogen yang berada di dalam jaringan tumbuhan yang sakit.
Biasanya ini terlihat di tepi-tepi jaringan yang sakit, pada jaringan pembuluh,
pada pangkal tumbuhan atau pada akarnya.
Batang tidak coklat + tidak ada ooze bakteri busuk batang atau busuk akar
oleh jamur atau akar gada
oleh nematoda
b. Abiotis (Lingkungan)
Kalau suadah tidak ada diketemukan patogen pada jaringan tumbuhan
yang sakit sebelumnya, baik dengan biakan murni ataupun dengan pemindahan
dari tumbuhan yang sakit ke tumbuhan yang sehat, maka selanjutnya diduga
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh faktor yang tidak hidup (abiotis) atau
faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang menyebabkan penyakit pada
tumbuhan juga sangat banyak dan juga dapat mengganggu tumbuhan dan merusak
proses fisiologisnya yang normal. Misalnya disebabkan oleh zat beracun dari
dalam tanah, kekurangan unsur hara, suhu tidak cocok, dan lain-lain. Beberapa
faktor lingkungan menyebabkan gejala yang spesifik pada tumbuhan, sehingga
dapat cepat membantu untuk mendiagnosis penyakit tumbuhan tersebut.
17
Gambar. 2.2. Penyakit abiotis karena kekurangan unsur hara. a. kekurangan
kalsium pada tomat, b. Kekurangan potassium pada lobak dan
c. Kekurangan boron pada brokoli (Burgess, et al. 2009).
C. Postulat’s Koch
Jika penyebab penyakit pada suatu tumbuhan sudah dapat didiagnosis
secara sempurna, maka penyakit tumbuhan tersebut dapat diidentifikasi. Untuk
mengindentifikasi dan membuktikan penyebab penyakit tumbuhan yang belum
ada laporan tertulis atau yang menyokongnya sebagai dugaan sementara tentang
penyebab penyakit, tidak bisa hanya dengan mengandalkan gejala dan tanda saja.
Untuk itu perlu ada langkah-langkah yang dibuat oleh Robert Koch, seorang ahli
bakteriologi bangsa Jerman. Cara pembuktiannya disebut juga dengan Postulat’s
Koch, dengan syarat sebagai berikut:
a. Patogen ini harus selalu dapat dijumpai pada setiap tumbuhan yang sakit
dengan tersebut pada setiap kali pemeriksaan.
b. Patogen itu haruslah dapat dipisahkan (diisolasi) dan ditumbuhkan pada
kultur median buatan sebagai biakan murni sehingga bebas dari organisme
lain.
18
c. Patogen yang berasal dari biakan murni tersebut harus dapat pula
diinokulasikan kembali pada tumbuhan yang sehat dengan spesies yang sama
dan harus dapat pula menimbulkan gejala yang sama betul dengan yang
terlihat dari tumbuhan semula, darimana patogen tersebut diisolasikan.
d. Patogen dari tumbuhan yang diisolasikan ini harus dapat pula diisolasikan
kembali (re-isolasi) dan dapat pula tumbuh atau dibiakkan pada medium
buatan yang baru.
Postulat’s Koch ini tidak selalu dapat dilakukan, karena hanya dapat
dilakukan pada organisme yang dapat dikulturkan pada medium buatan. Selain
patogen obligat, termasuk sejumlah jamur patogen, seperti jamur karat yang
mempunyai banyak inang, beberapa fitoplasma dan semua virus dan viroid tidak
dapat dipisahkan dan dibiakkan pada medium buatan.
19
Gambar 2.3. Teknik –tehnik untuk mengidentifikasi penyebab penyakit setelah
dilakukan diagnosis (Strange, 2003).
20
Ringkasan
21
penyakit yang benar diperlukan untuk merekombinasikan cara pengendalian yang
tepat dan harus dilakukam dalam suatu survei penyakit tumbuhan.
22