Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT


PADA TUMBUHAN

A. Klasifikasi Penyakit pada Tumbuhan

Berbagai macam penyakit tumbuhan dapat menyerang berbagai macam


tumbuhan di lapangan. Satu macam tumbuhan dapat diserang oleh berbagai
macam penyakit. Tiap jenis patogen dapat menyerang satu atau lebih spesies
tumbuhan. Satu jenis patogen dapat menimbulkan bermacam-macam gejala pada
satu spesies tumbuhan atau pada spesies yang berbeda. Sedangkan gejala yang
sama, ternyata dapat ditimbulkan oleh patogen yang berbeda.
Untuk memudahkan dalam mempelajari dan mengenal penyakit pada
tumbuhan, maka penyakit-penyakit tumbuhan tersebut dikelompokkan dan
diklasifikasikan oleh para ahli menurut cara tertentu. Karena dengan demikian
akan mudah diketahui penyebabnya, perkembangannya, dan penyebaran dari
penyakit tersebut. Hal ini akan dapat bermanfaat untuk memudahkan untuk
pengendalian, pencegahan atau pemberantasan terhadap suatu penyakit tertentu.

Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk pengklasifikasian penyakit


tumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan organ tanaman yang diserang oleh penyakit:


a. Penyakit akar, yaitu serangan penyakit terjadi pada akar
Contoh: root rot (busuk akar)
b. Penyakit batang, yaitu serangan penyakit terjadi pada batang
Contoh: twig blight (hawar ranting), stem rot (busuk batang)
c. Penyakit daun, yaitu serangan penyakit terjadi pada daun
Contoh : leaf spot (bercak daun)
d. Penyakit bunga, yaitu serangan penyakit terjadi pada bunga
Contoh : blossom blight (hawar daun)

11
e. Penyakit buah, yaitu serangan penyakit terjadi pada buah
Contoh: fruit root (buah busuk).
f. Penyakit umbi, yaitu serangan penyakit terjadi pada umbi
Contoh: tuber root (busuk umbi)
g. Penyakit pucuk atau tunas, yaitu serangan penyakit terjadi pada pucuk
atau tunas. Contoh: bud rot (busuk mata tunas)
h. Penyakit biji, yaitu serangan penyakit terjadi pada biji.
Contoh: seed root (busuk biji)
i. Penyakit jaringan pembuluh, yaitu serangan penyakit terjadi pada
jaringan pembuluh. Contoh : layu pembuluh

2. Berdasarkan kelompok tanaman yang diserang


a. Penyakit tanaman sayuran
b. Penyakit tanaman pangan
c. Penyakit tanaman buah-buahan
d. Penyakit tanaman perkebunan
e. Penyakit tanaman hutan
f. Penyakit tanaman serealia
g. Penyakit tanaman hias

3. Berdasarkan gejala penyakit yang terdapat pada tumbuhan


a. Penyakit karat
b. Penyakit gosong
c. Penyakit layu
d. Penyakit antraknosa
e. Penyakit bercak daun
f. Penyakit busuk buah
g. Penyakit busuk akar
h. Penyakit kanker
i. Penyakit lanas
j. Penyakit bengkak akar (gall),dan lain-lain.

12
4. Berdasarkan cara inokulum dapat terbawa atau tertular pada tanaman inang
a. Seed borne diseases, yaitu penyakit yang tertular melalui biji
b. Air borne diseases, yaitu penyakit yang tertular melalui udara
c. Soil borne diseases, yaitu penyakit yang tertular melalui tanah

5. Berdasarkan sifat dan penyebab munculnya penyakit


a. Penyebab penyakit yang sifatnya menular (infection diseases) dikatakan
juga dengan penyakit biotis, penyebab penyakit adalah sebagai berikut:
1. Bakteri, contohnya Xanthomonas campestris pv. oryzae pada padi,
Pseudomonas syringae pv. tabaci pada tembakau.
2. Jamur, contohnya Phytophthora infestans pada kentang, Exobasidium
vexans pada teh.
3. Virus, contohnya Potato Yellow Dwarf Virus (PYDV) pada kentang
dan Peanut Mottle Virus (PMV) pada kacang tanah
4. Nematoda, contohnya Melaidogyne dan Heterodera
5. Mikoplasma
6. Viroid
7. Protozoa
8. Tumbuhan tingkat tinggi parasit, contohnya Cuscuta australis atau tali
putri

A B

Gambar. 2.1. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen. A. Penyakit


busuk lunak disebabkan oleh Erwinia aroideae, dan
B. Pseudomonas syringae pada daun labu (Burgess,2008).

13
b. Penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular (non-infecttion diseases),
dikatakan juga dengan penyakit abiotis, penyebabnya dapat seperti
berikut:
1. Suhu yang telah rendah atau terlalu tinggi
2. Jumlah O2 yang tidak sesuai
3. Kekurangan atau kelebihan cahaya
4. Kelembaban yang tidak sesuai
5. Kekurangan unsur hara
6. Pencemaran lingkungan
7. Keracunan mineral
8. Keracunan karena pemakaian pestisida
9. pH tanah yang tidak cocok
10. Pengelolaan pertanian yang salah

6. Berdasarkan Cara Timbulnya Penyakit


a. Penyakit Endemi, yaitu penyakit pada tumbuhan jika serangannya meluas
atau menurun, dengan tingkat serangan tinggi atau rendah dan berlangsung
dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa patogen dapat
mempertahankan hidupnya dari satu musim ke musim yang lainnya dalam
tanah atau pada tumbuhan liar sebagai inang alternatifnya.
b. Penyakit Epidemi, yaitu penyakit yang timbul meluas dalam tingkat
populasi dan terjadi secara periodik. Ilmu yang mempelajari penyakit
epidemi ini disebut Epidemiologi, merupakan cabang ilmu dari penyakit
tumbuhan yang mempelajari penyebaran penyakit dari waktu ke waktu
dan dari suatu tempat ke tempat lain.
c. Penyakit Sporadis, yaitu penyakit yang timbul tiba-tiba, dengan interval
yang tidak menentu dan tidak teratur, begitu juga dengan lokasinya.

7. Berdasarkan tempat serangan dan munculnya gejala


a. Penyakit Sistemik, yaitu penyakit yang menyerang suatu bagian organ
tumbuhan, tetapi akibat yang terjadi akan muncul pada seluruh tubuh

14
tumbuhan. Misalnya penyakit busuk akar, akibatnya menimbulkan gejala
layu pada seluruh tubuh tumbuhan, karena terjadinya gangguan translokasi
ke seluruh tubuh tumbuhan.
b. Penyakit Lokal, yaitu penyakit yang menyerang hanya bagian tertentu dari
tubuh tumbuhan, akibat yang terjadi hanya pada bagian tersebut, misalnya
penyakit bercak daun. Akibat adanya penyakit akan menimbulkan gejala
yang hanya terlihat pada daun tersebut, bahkan hanya beberapa bagian
saja dari daun, sedangkan bagian lain di samping bercak masih berwarna
hijau.

8. Berdasarkan waktu terjadinya serangan atau kerusakan yang ditimbulkan:


a. Penyakit di lapangan atau di pertanaman (field disease)
b. Penyakit di penyimpanan atau di gudang (storage disease), penyakit ini
dikenal juga dengan istilah penyakit pasca panen (post harvest disease).
Menurut Semangun (1996), penyakit ini juga disebut sebagai Patologi
Pasar (Market Pathology). Penyakit dapat terjadi selama pengambilan,
pembungkusan (packing), pengangkutan, pengolahan (processing),
penyimpanan dan distribusi.

B. Diagnosis Penyakit Tumbuhan

Diagnosis penyakit tumbuhan merupakan suatu proses untuk


mengindentifikasi suatu penyakit tumbuhan melalui gejala dan tanda penyakit
yang khas, termasuk faktor-faktor lain yang berhubungan dengan proses
pembentukan penyakit tersebut. Diagnosis penyakit yang benar diperlukan untuk
merekombinasikan cara pengendalian yang tepat dan harus dilakukan dalam suatu
survey penyakit tumbuhan.

Melakukan diagnosis suatu penyakit tumbuhan, merupakan suatu


pekerjaan yang sangat menghendaki ketelitian dan kehati-hatian. Apakah penyakit
itu disebabkan oleh suatu patogen atau parasit, ataukah oleh suatu faktor
lingkungan. Diagnosis yang didasarkan pada gejala saja tidak memadai atau tidak

15
cukup untuk mengindentifikasi suatu penyakit tertentu, karena banyak penyakit
memperlihatkan gejala yang sama walaupun penyebab penyakit atau patogennya
berbeda. Adanya tanda penyakit menambahkan kepastian suatu diagnosis, tetapi
perlu juga diperhatikan kemungkinan akan adanya patogen sekunder atau saprofit
yang menyerang bagian tanaman yang sudah terinfeksi pada tingkat lanjut. Jadi
mungkin saja organisme yang diperoleh dari tumbuhan bergejala penyakit bukan
merupakan patogen primer.

Dalam beberapa hal, seseorang yang sudah berpengalaman biasanya


mudah menetapkan gejala-gejala penyakit yang muncul. Apakah itu disebabkan
oleh patogen atau parasit atau karena faktor lingkungan, atau juga yang tidak
diketahui jenis penyebabnya. Namun dalam banyak hal, pemeriksaan yang
mendalam terhadap sesuatu gejala dan ketentuan tentang karakteristik dari gejala
yang tampak itu adalah penting untuk mendapatkan diagnosis yang betul dan
tepat.

Diagnosis penyakit tumbuhan dapat dilakukan terlebih dahulu dengan


melakukan survei di lapangan seperti mengumpulkan informasi dari petani,
mencatat gejala penyakit yang muncul dan melakukan pengkoleksian terhadap
bagian tanaman yang sakit. Dalam mengamati gejala ini harus diperhatikan
apakah gejala disebabkan oleh biotis (patogen) atau abiotis (lingkungan).

a. Biotis (Patogen)
Penyakit yang disebabkan oleh suatu patogen, biasanya dicirikan dengan
adanya patogen-patogen tersebut pada permukaan bagian tanaman yang sakit tadi
atau berada di dalam organ tanaman yang sakit tersebut. Adanya patogen tersebut
pada stadia yang aktif di permukaan tumbuhan menunjukkan bahwa dia adalah
penyebab penyakit dari penyakit tersebut. Penyelidikan dan identifikasinya dapat
dilakukan dengan bermacam cara, seperti berdasarkan pada pengalaman mata
biasa saja, dengan bantuan kaca pembesar maupun mikroskop, misalnya
penyelidikan terhadap beberapa macam jamur dan nematoda. Kadang-kadang
diperlukan mikroskop elektron, seperti pengamatan terhadap bakteri, virus,

16
mikoplasma, protozoa dan lain-lain. Atau dapat juga dengan membiakkannya
pada biakan tertentu dan dilakukan pengujian-pengujian.
Kalau patogen-patogen tersebut tidak ada pada permukaan tumbuhan
yang terserang, maka selanjutnya perlu dilihat gejala tambahan dan teristimewa
untuk patogen-patogen yang berada di dalam jaringan tumbuhan yang sakit.
Biasanya ini terlihat di tepi-tepi jaringan yang sakit, pada jaringan pembuluh,
pada pangkal tumbuhan atau pada akarnya.

Kadang-kadang susah untuk menentukan penyebab penyakit yang tidak


spesifik, seperti gejala kerdil dan layu. Penyakit layu pembuluh, busuk akar dan
busuk batang, umumnya menyebabkan gejala tersebut. Berikut ini adalah cara
untuk membedakan penyebab penyakit tersebut:

Batang berwarna coklat + ooze bakteri Layu bakteri

Batang berwarna coklat + tanpa ooze bakteri Layu Fusarium atau


layu Verticillum

Batang tidak coklat + tidak ada ooze bakteri busuk batang atau busuk akar
oleh jamur atau akar gada
oleh nematoda

b. Abiotis (Lingkungan)
Kalau suadah tidak ada diketemukan patogen pada jaringan tumbuhan
yang sakit sebelumnya, baik dengan biakan murni ataupun dengan pemindahan
dari tumbuhan yang sakit ke tumbuhan yang sehat, maka selanjutnya diduga
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh faktor yang tidak hidup (abiotis) atau
faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang menyebabkan penyakit pada
tumbuhan juga sangat banyak dan juga dapat mengganggu tumbuhan dan merusak
proses fisiologisnya yang normal. Misalnya disebabkan oleh zat beracun dari
dalam tanah, kekurangan unsur hara, suhu tidak cocok, dan lain-lain. Beberapa
faktor lingkungan menyebabkan gejala yang spesifik pada tumbuhan, sehingga
dapat cepat membantu untuk mendiagnosis penyakit tumbuhan tersebut.

17
Gambar. 2.2. Penyakit abiotis karena kekurangan unsur hara. a. kekurangan
kalsium pada tomat, b. Kekurangan potassium pada lobak dan
c. Kekurangan boron pada brokoli (Burgess, et al. 2009).

C. Postulat’s Koch
Jika penyebab penyakit pada suatu tumbuhan sudah dapat didiagnosis
secara sempurna, maka penyakit tumbuhan tersebut dapat diidentifikasi. Untuk
mengindentifikasi dan membuktikan penyebab penyakit tumbuhan yang belum
ada laporan tertulis atau yang menyokongnya sebagai dugaan sementara tentang
penyebab penyakit, tidak bisa hanya dengan mengandalkan gejala dan tanda saja.
Untuk itu perlu ada langkah-langkah yang dibuat oleh Robert Koch, seorang ahli
bakteriologi bangsa Jerman. Cara pembuktiannya disebut juga dengan Postulat’s
Koch, dengan syarat sebagai berikut:
a. Patogen ini harus selalu dapat dijumpai pada setiap tumbuhan yang sakit
dengan tersebut pada setiap kali pemeriksaan.
b. Patogen itu haruslah dapat dipisahkan (diisolasi) dan ditumbuhkan pada
kultur median buatan sebagai biakan murni sehingga bebas dari organisme
lain.

18
c. Patogen yang berasal dari biakan murni tersebut harus dapat pula
diinokulasikan kembali pada tumbuhan yang sehat dengan spesies yang sama
dan harus dapat pula menimbulkan gejala yang sama betul dengan yang
terlihat dari tumbuhan semula, darimana patogen tersebut diisolasikan.
d. Patogen dari tumbuhan yang diisolasikan ini harus dapat pula diisolasikan
kembali (re-isolasi) dan dapat pula tumbuh atau dibiakkan pada medium
buatan yang baru.

Setelah proses Postulat’s Koch tersebut terlaksana, barulah patogen yang


telah diisolasikan tersebut diidentifikasi sifat-sifatnya, sebagai organisme yang
bertanggung jawab sebagai penyebab penyakit tanaman tersebut. Untuk
mengidentifikasi pathogen penyebab penyakit dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yang diawali terlebih dahulu mempelajari kisaran inang (host range) dan
gejalanya, morfologi patogen, penanda biokimia serta media selektif yang
digunakan. Penanda biokimia dapat dilihat dengan mempelajari metabolisme
substrat, profil asam lemak, analisis protein, tehnik asam nukleat dan tehnik
serologi. Proses identifikasi selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Postulat’s Koch ini tidak selalu dapat dilakukan, karena hanya dapat
dilakukan pada organisme yang dapat dikulturkan pada medium buatan. Selain
patogen obligat, termasuk sejumlah jamur patogen, seperti jamur karat yang
mempunyai banyak inang, beberapa fitoplasma dan semua virus dan viroid tidak
dapat dipisahkan dan dibiakkan pada medium buatan.

19
Gambar 2.3. Teknik –tehnik untuk mengidentifikasi penyebab penyakit setelah
dilakukan diagnosis (Strange, 2003).

20
Ringkasan

Berbagai macam penyakit tanaman dapat menyerang berbagai macam


tanaman di lapangan. Satu macam tanaman dapat diserang oleh berbagai macam
penyakit. Tiap jenis patogen dapat menyerang satu atau lebih spesies tanaman.
Satu jenis patogen dapat menimbulkan bermacam-macam gejala pada satu spesies
tanaman atau pada spesies yang berbeda. Sedangkan gejala yang sama, ternyata
dapat ditimbulkan oloeh patogen yang berbeda.

Untuk memudahkan dalam mempelajari dan mengenal penyakit pada


tanaman, maka penyakit-penyakit tanaman tersebut harus dikelompokkan dan
diklasifikasikan menurut cara tertentu. Hal ini akan dapat bermanfaat untuk
memudahkan pengendalian, pencegahan atau pemberantasan terhadap suatu
penyakit tertentu.

Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi penyakit


tanaman adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan organ tanaman yang diserang oleh penyakit


2. Berdasarkan kelompok tanaman yang diserang
3. Berdasarkan gejala penyakit yang terdapat pada tumbuhan
4. Berdasarkan cara inokulum dapat terbawa atau tertular kepada tanaman
inang
5. Berdasarkan sifat dan penyebab munculnya penyakit
a. Penyebab penyakit yang sifat menularnya (infection disease)
b. Penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular (non-infection disease)
6. Berdasarkan cara timbulnya penyakit
7. Berdasarkan tempat serangan dan munculnya gejala
8. Berdasarkan waktu terjadinya serangan atau kerusakan yang ditimbulkan

Diagnosis merupakan suatu proses untuk mengindentifikasi suatu penyakit


tanaman melalui gejala dan tanda penyakit yang khas, termasuk faktor-faktor lain
yang berhubungan dengan proses pembentukan penyakit tersebut. Diagnosis

21
penyakit yang benar diperlukan untuk merekombinasikan cara pengendalian yang
tepat dan harus dilakukam dalam suatu survei penyakit tumbuhan.

Jika penyebab penyakit pada suatu tanaman dapat didiagnosis dnegan


sempurna, maka penyakit tanaman tersebut dapat diidentifikasi. Untuk
mengindentifikasi dan membuktikan penyebab penyakit tanaman yang belum ada
laporan atau tulisan yang menyokongnya sebagai dugaan sementara penyebabnya
penyakit, tidak bisa hanya dengaan mengandalkan gejala dan tanda saja. Untuk itu
perlu ada langkah-langkah yang dibuat oleh Robert Koch, seorang ahli
bakteriologi bangsa Jerman. Langkah-langkah yang dikerjakan tersebut dikenal
dengan Postulat’s Koch.

22

Anda mungkin juga menyukai