2.1 Teori
Untuk merencanakan besarnya debit kebutuhan air yang diperlukan pada areal
persawahan secara keseluruhan, maka perlu dilakukan suatu analisa kebutuhan air.Tujuan
dari penelitian ini pada adalah melakukan analisa hitungan untuk mendapatkan besarnya
debit kebutuhan air irigasi maksimal pada daerah irigasi Bendung. Penelitian ini dilakukan
dengan cara mengambil data sekunder.Data tersebut dikompilasikan dengan metode
Penman yang dimodifikasi untuk menentukan evapotranspirasi acuan (Eto), kemudian
dikalikan dengan koefisien tanaman akan didapatkan nilai penggunaan konsumtif
(consumtive use). Dengan faktor-faktor lainnya yang menunjang hitungan kebutuhan air
seperti curah hujan efektif yang disesuaikan dengan jenis tanaman (padi/palawija), perkolasi
besarnya diasumsikan dan kemudian menentukan pola tanamnya. Setelah itu dengan
menggunakan rumus efisiensi tiap-tiap saluran maka kebutuhan air dapat ditentukan.
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan
jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah (Anonim,1996).
Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara pengolahan lahan. Air irigasi di
Indonesia umumnya bersumberdari sungai, waduk, air tanah dan sistem pasang surut.Salah
satu usaha peningkatan produksi pangankhususnya padi adalah tersedianya air irigasi di
sawah-sawah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan air yangdiperlukan pada areal irigasi
besarnya bervariasi sesuaikeadaan.
Kebutuhan air untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: penyiapan
lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, pergantian lapisan air dan curah
hujan efektif. Jika besarnya kebutuhan air irigasi diketahuimaka dapat diprediksi pada waktu
tertentu, kapanketersediaan air dapat memenuhi dan tidak dapatmemenuhi kebutuhan air
irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat memenuhikebutuhan maka
dapat dicari solusinya bagaimana kebutuhan tersebut tetap harus dipenuhi. Kebutuhan
airirigasi secara keseluruhan perlu diketahui karena merupakan salah satu tahap penting
yang diperlukandalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi.
2.2 DATA
2.2.1. Data Curah Hujan
7
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Tahun
I II I II I II I II I II I II
2010 33 124 12 59 135 108 187 129 266 37 0 0
2011 33 132 12 59 127 108 187 121 266 37 0 0
2012 140 70 136 120 44 74 86 47 31 7 0 0
2013 67 114 83 215 124 66 146 28 0 108 86 105
2014 138 97 74 175 72 35 116 87 125 46 0 52
2015 18 123 81 25 77 141 113 85 137 0 26 0
2016 93 39 403 237 144 81 74 63 53 141 157 168
2017 143 63 27 116 182 89 179 102 80 65 38 54
2018 65 38 111 136 152 39 180 138 31 22 6 24
2019 128 60 130 131 78 101 135 154 26 100 30 16
8
Tabel 2.2 Data Evapotranspirasi Potensial
Eto (mm/hari)
Bulan
1 2 3 4 5
Januari 4.22 4.51 4.83 4.19 4.06
Febuari 4.06 4.44 4.52 4.46 4.20
Maret 4.28 4.30 4.28 4.52 4.22
April 4.90 4.73 4.79 4.41 4.13
Mei 4.30 4.96 4.37 4.48 4.53
Juni 4.00 4.58 4.60 4.42 4.29
Juli 4.18 4.03 4.63 4.36 4.36
Agustus 4.89 4.26 4.90 4.47 4.07
September 5.68 5.69 5.59 5.65 5.94
Oktober 5.78 5.67 5.14 5.61 5.30
November 4.49 4.70 4.26 4.39 4.44
Desember 4.09 4.63 4.15 4.15 4.05
9
2.2.2. Data Tanah
10
2.2.5. Data Efisiensi Irigasi
Tabel 2.5 Efisiensi Irigasi
Palawija = ( 0,5 x Ra ) / n
2.2.9. Debit Andalan
Debit andalan sungai (Q) = 11 m3/dt, adalah hasil perhitungan dari Q andalan di
sungai (diketahui.)
2.3 TUGAS
a. Hitunglah curah hujan efektif (Reff).
b. Hitunglah kebutuhan air tanaman untuk penggunaan konsumtif (Consumtif Use)
dengan melihat grafik koefisien tanaman (grafik terlampir).
c. Hitunglah kebutuhan bruto (l/det/ha).
11
d. Hitunglah kebutuhan netto (l/det/ha).
e. Hitunglah kebutuhan air irigasi dengan Metode KP PU (m3/det).
f. Melengkapi gambar skema jaringan irigasi dengan mencantumkan A = luas area (ha)
dan q = debit kebutuhan air disawah (l/det/ha) yaitu dari hasil perhitungan.
g. Cek Q kebutuhan dengan Q andalan (debit yang tersedia di intake).
2.4 PENYELESAIAN
2.4.1 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi (PTT Tunggal)
Berikut merupakan contoh perhitungan kebutuhan air iriqasi dengan metode KP PU. Data
yang diketahui:
• Tanaman padi berumur 105 hari,
• Tanaman bawang berumur 90 hari
• Tanaman padi berumur 90 hari,
• Penanaman dinulai pada tangal 15 September
• Sistem pembagian pola tata tanam 15 harian
• Waktu penggantian lapisan air (WLR) 45 hari
• WLR dimula pada hari ke 30 Setelah masa tanam
• Jangka waktu penyiapan lahan (T) selama 45 hari
• Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan (S) 300 mm
• Jangka waktu pengistirahatan lahan (Bero) 15 hari
B. Rasio luas PL
Contoh rasio luas PL pada bulan Oktober Periode II:
12
Perhitungan kebutuhan air irigasi bertujuan untuk:
1. Menggambarkan PTT sesuai dengan jenis tanaman dan waktu mulai tanam
Gambar 2.1 Pengerjaan Pola Tata Tanam
Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
I II I II I II I II I II I II I
PL PADI WLR
Koefisien Tanaman
Hari ke- Kacang
Kedelai Jagung Bawang Buncis Padi
Tanah
15 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.8
120 - - 0.55 - - -
Contoh Perhitungan:
13
Kc padi hari ke 45 dapat dilihat pada tabel 2,6 sehingga didapatkan nilai koefisien
tanaman padi pada hari ke 45 sebesar 1,32.
= 6,99mm/hr
14
7. Perkolasi dapat diketahui berdasarkan jenis tanah
Tabel 2.8 Nilai Perkolasi berdasarkan Jenis Tanah
Jenis Tanah Perkolasi Soal
Liat 1,0-1,5 -
Liat Berdebu 1,5-2,0 -
Lempung Liat 2,0-2,5 -
Lempung Liat Berpasir 2,5-3,0 2,9
Lempung berpasir 3,0-3,5 -
15
Dengan S = 300 mm dan T = 45 hari maka,
dilakukan interpolasi:
9
Rasio luas tanaman I = 12
= 0,75
16
11. PL dengan rasio luas
Contoh perhitungan PL x Rasio Luas PL pada bulan September periode II :
PL x Rasio luas PL = 11,85 x 0,75
= 8,89 mm/hr
12. Pergantian lapisan air (WLR) selama 45 hari, dimulai pada hari ke 30 penanaman
padi Contoh WLR pada bulan Oktober Periode II:
Oktober November Desember
I II I II I II
PADI WLR
12
Rasio luas tanaman I = 12
=1
Contoh perhitungan WLR dengan rasio luas WLR pada bulan November Periode II:
Ra : 139 mm
n : 15 harian
0,7𝑥 139
Curah Hujan Efektif I (PADI) = 15
= 6,49 mm/hari
10000
Kebutuhan Air di Sawah NFR = Kebuthan air disawah x 24𝑥60𝑥60
10000
= 0,79 x 24𝑥60𝑥60
= 0,09 mm/hr
18. Rasio Luas Total
Contoh perhitungan pada bullan Oktober Periode II:
=1+0
= 1,00
18
Tabel 1.6 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Metode PU
No Bulan Satuan Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
Periode I II I II I II I II I II I II I
1 Pola Tata Tanam
PL PADI WLR
2 Koefisien Tanaman 1.22 0.80 1.10 1.32 1.40 1.35 1.22 1.12 0.50 0.59
1.35 1.22 0.80 1.10 1.32 1.40 1.35 1.22 1.12 0.50
3 Koefisien Rerata Tanaman 1.29 1.22 0.80 0.95 1.21 1.36 1.38 1.29 1.17 1.12 0.50 0.55
4 Evaporasi Potensial (ET0) 4.89 4.89 5.68 5.68 5.78 5.78 4.49 4.49 4.09 4.09 4.22 4.22 4.06
5 Penggunaan Air Konsumtif (Consumtive Use) 6.28 5.97 4.54 5.49 6.99 6.11 6.17 5.26 4.79 4.73 2.11 2.21
6 Rasio Luas Tanaman 1.00 0.75 0.25 0.25 0.75 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.75 0.50 0.75
7 Perkolasi (P) 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90
8 (CU + Perkolasi) x Rasio Luas Tanaman 9.18 6.65 0.73 1.86 6.29 9.89 9.01 6.17 8.16 7.69 5.72 2.51 1.66
9 Penyiapan Lahan (PL) 11.27 11.85 11.85 11.91
10 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0.25 0.75 0.75 0.25
11 Penyiapan Lahan x Rasio Luas Penyiapan Lahan 2.82 8.89 8.89 2.98
12 Penggantian Lapisan Air (WLR) 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11
13 Rasio Luas WLR 0.75 0.25 0.25 0.75 1.00 0.75 0.25
14 Rasio Luas WLR x WLR 0.83 0.28 0.28 0.83 1.11 0.83 0.28
15 Curah Hujan Efektif 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.43 3.87 6.49 3.17 11.95 6.44 1.94 2.47
16 Kebutuhan Air di Sawah 10.02 9.75 9.61 10.75 9.27 7.74 5.97 0.79 5.82 0.00 0.00 0.57 0.00
17 Kebutuhan Air di sawah NFR 1.16 1.13 1.11 1.24 1.07 0.90 0.69 0.09 0.67 0.00 0.00 0.07 0.00
18 Rasio Luas Total 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.75 0.50 0.75
No Bulan Satuan Maret April Mei Juni Juli
Periode II I II I II I II I II I II
1 Pola Tata Tanam
JAGUNG PL PADI WLR
2 Koefisien Tanaman 0.75 1.05 1.02 0.95 0.8 1.1 1.32 1.4 1.35
0.59 0.75 1.05 1.02 0.95 0.8 1.1 1.32 1.4
3 Koefisien Rerata Tanaman 0.67 0.9 1.035 0.985 0.95 0.8 0.95 1.21 1.36 1.375
4 Evaporasi Potensial (ET0) 4.06 4.28 4.28 4.9 4.9 4.3 4.3 4 4 4.18 4.18
5 Penggunaan Air Konsumtif (Consumtive Use) 2.7202 3.852 4.4298 4.8265 4.655 0 3.44 3.8 4.84 5.6848 5.7475
6 Rasio Luas Tanaman 1 1 1 1 0.75 0.25 0.25 0.75 1 1 1
7 Perkolasi (P) 2.9 2.9 2.9 2.9
8 (CU + Perkolasi) x Rasio Luas Tanaman 2.7202 3.852 4.4298 4.8265 3.49125 0 1.585 5.025 7.74 8.5848 5.7475
9 Penyiapan Lahan (PL) 11.28 10.92 10.92 10.72
10 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0.25 0.75 0.75 0.25
11 Penyiapan Lahan x Rasio Luas Penyiapan Lahan 2.82 8.19 8.19 2.68
12 Penggantian Lapisan Air (WLR) 1.11111 1.11111 1.11111
13 Rasio Luas WLR 0.25 0.75 1
14 Rasio Luas WLR x WLR 0.27778 0.83333 1.11111
15 Curah Hujan Efektif 5.83 2.67 1.17
19
3.87 2.9 4.17 2.15 0 2.43 0.7 0.61
16 Kebutuhan Air di Sawah 0 1.182 3.2598 0.9565 3.41125 4.02 7.625 7.705 5.58778 8.71813 6.24861
17 Kebutuhan Air di sawah NFR 0 0.13681 0.37729 0.11071 0.39482 0.46528 0.88252 0.89178 0.64673 1.00904 0.72322
18 Rasio Luas Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Keterangan :
[1] Pola tata tanam (Data)
[2] Koefisien Tanaman
[3] Rerata [2]
[4] Evaporasi Potensial
[5] [3] [4]
[6] Rasio Luas Tanaman
[7] Perkolasi
[8] [5] x [6]
[9] Penyiapan Lahan dari interpolasi
[10] Rasio Penyiapan Lahan
[11] [9] x [10]
[12] WLR
[13] Rasio Luas WLR
[14] [12] x [13]
[15] Reff
[16] [8] + [11] + [14] – [15]
[17] [16]*(10000/(24*60*60))
[18] [6] + [10]
20
2.4.2 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi (PTT Rangkap)
Berikut ini adalah perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode KP PU
Rangkap Pola Tata Tanam II. Data yang digunakan :
1. Menggambar PTT sesuai dengan jenis tanaman dan waktu mulai tanam
Agustus September Oktober November Desember Januari
I II I II I II I II I II I II
PL PADI WLR
PL PADI WLR PL
120 - - 0.55 - - -
Sumber : KP-01
= 1,08 x 5,78
= 6,24 mm/hari
22
6. Dari tabel PTT didapatkan rasio luas tanaman
Contoh rasio luas tanaman pada bulan Oktober periode II
12
Rasio luas tanaman I = 12 x 0,5 = 0,5
9
Rasio luas tanaman II = 12 x 0,5 = 0,38
= 0,88
23
8. Penggunaan air konsumtif ditambah perkolasi, hitung dengan rumus (bulan Oktober
periode II)
PTT I = (PAK+Perkolasi) x Rasio Luas Tanaman
= (6,24 + 2,9) x 0,5
= 4,57mm/hari
9. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan didapat dari tabel kebutuhan air untuk penyiapan
lahan dengan cara interpolasi E0 + P dengan S dan T
Tabel 2.15 Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
M T = 30 Hari T = 45 Hari
S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm
5.0 11.1 12.7 8.4 9.5
5.5 11.4 13.0 8.8 9.8
6.0 11.7 13.3 9.1 10.1
6.5 12.0 13.6 9.4 10.4
7.0 12.3 13.9 9.8 10.8
7.5 12.6 14.2 10.1 11.1
8.0 13.0 14.5 10.5 11.4
8.5 13.3 14.8 10.8 11.8
9.0 13.6 15.2 11.2 12.1
9.5 14.0 15.5 11.6 12.5
10.0 14.3 15.8 12.0 12.9
10.5 14.7 16.2 12.4 13.2
11.0 15.0 16.5 12.8 13.6
Sumber : Data Soal Studio Irigasi, 2021.
Dengan S = 250 mm dan T = 30 hari maka,
Dengan nilai M yang didapat pada bulan Okttober diperoleh nilai:
Dengan S = 300 mm dan T = 45 hari maka,
dilakukan interpolasi:
24
10. Dari PTT didapatkan rasio luas PL
Contoh rasio penyiapan lahan pada bulan Oktober periode II pada pola tanaman
1
rasio penyiapan lahan =8
= 0,13
11. PL dengan rasio luas PL (Pada bulan Oktober Periode II pada tanaman )
PL dengan rasio luas = PL x Rasio Luas PL
= 11,908 x 0,13
= 1,49
12. Penggantian Lapisan Air (WLR) = 45 hari, dimulai pada hari ke 30 (Pada bulan
November pada tanaman)
50
WLR I = 45
= 1,11 mm/hari
13. Dari PTT didapat rasio luas WLR (Pada bulan November periode I)
Contoh rasio luas WLR pada bulan November periode I pada tanaman
3
rasio penyiapan lahan = 12
= 0,25
14. WLR dengan rasio luas WLR (Pada bulan November Periode I pada tanaman )
November periode II = WLR x rasio luas WLR
= 1,11 x 0,25
= 0,28
15. Curah hujan efektif didapat dari rumus PU :
Tabel 2.16 Penentuan Curah Hujan Efektif
Reff
Bulan Periode R80
Padi Palawija
Januari I 138 6.44 4.60
II 97 4.53 3.23
Februari I 74 3.45 2.47
II 175 8.17 5.83
Maret I 80 3.73 2.67
II 35 1.63 1.17
April I 116 5.41 3.87
II 87 4.06 2.90
Mei I 125 5.83 4.17
II 46 2.15 1.53
Juni I 0 0.00 0.00
II 52 2.43 1.73
Juli I 15 0.70 0.50
II 13 0.61 0.43
25
Agustus I 0 0.00 0.00
II 0 0.00 0.00
September I 0 0.00 0.00
II 0 0.00 0.00
Oktober I 0 0.00 0.00
II 52 2.43 1.73
November I 83 3.87 2.77
II 139 6.49 4.63
Desember I 68 3.17 2.27
II 256 11.95 8.53
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021.
Diketahui :
R80 = 83 mm (november Periode I)
n = 15
0,7𝑥 83
Curah Hujan Efektif I (PADI) = 15
= 3,87 mm/hari
0,7𝑥 83
Curah Hujan Efektif II (PADI) = 15
= 3,87 mm/hari
3,87 𝑥 3,87
Rerata Curah Hujan Efektif = 2
= 3,87 mm/hari
10000
= 5,607 x
24𝑥60𝑥60
= 0,59 mm/hr
26
Contoh perhitungan pada bullan September Periode I:
Rasio Luas Tanaman + Rasio Luas Penyiapan Lahan
=1+0
= 1,000
27
Bulan Agustus September Oktober November Desember Januari
No Satuan
Periode I II I II I II I II I II I II
Pola Tata Tanam I PL PADI WLR
1
Pola Tata Tanam II PL PADI WLR
0.00 0.00 0.00 2.43 3.87 6.49 3.17 11.95 1.94
Koefisien Tanaman I
10.02 9.75 9.27 7.74 5.97 0.79 5.82 0.00 0.00
2
0.00 0.00 0.00 0.00 2.43 3.87 6.49 3.17
Koefisien Tanaman II
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.43 3.87 6.49 3.17
Koefisien Rerata Tanaman I 1.16 1.13 1.24 1.07 0.90 0.69 0.09 0.67 0.00 0.00 0.07
3 Koefisien Rerata Tanaman II 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.22 3.15 5.18 4.83 3.17
Rerata Koefisien Rerata Tanaman 0.58 0.56 0.00 1.24 0.54 0.45 0.95 1.62 2.93 2.42 1.59 0.07
4 Evaporasi Potensial (ET0) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.75 0.50
5 Penggunaan Air Konsumtif (Consumtive Use) 0.58 0.56 0.00 1.24 0.54 0.45 0.95 1.62 2.93 2.42 1.19 0.03
Rasio Luas Tanaman 1 0.50 0.38 0.13 0.13 0.38 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.38 0.25
6 Rasio Luas Tanaman 2 0.50 0.50 0.38 0.13 0.13 0.38 0.50 0.50 0.50 0.50 0.38 0.13
Total Rasio Luas Tanaman 1.00 0.88 0.50 0.25 0.50 0.88 1.00 1.00 1.00 1.00 0.75 0.38
Perkolasi (P) 1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.90
7
Perkolasi (P) 2 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90
( Consumtive Use + Perkolasi ) x Rasio Luas Tanaman 1 0.29 0.21 0.00 0.16 0.20 0.22 0.48 0.81 1.46 1.21 0.45 0.73
8 ( Consumtive Use + Perkolasi ) x Rasio Luas Tanaman 2 0.29 0.28 0.00 0.16 0.43 1.26 1.93 2.26 1.46 2.66 1.53 0.37
Total ( Consumtive Use + Perkolasi ) x Rasio Luas Tanaman 0.58 0.49 0.00 0.31 0.63 1.48 2.40 3.07 2.93 3.87 1.98 1.10
9 Penyiapan Lahan ( PL ) 0.00 11.85 11.85 11.91 11.908 10.87 10.87
10 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0.38 0.50 0.75 0.50 0.13 0.13 0.38
11 Penyiapan Lahan x Luas Rasio Penyiapan Lahan 0.00 5.92 8.89 5.95 1.49 1.36 4.08
12 Penggantian Lapisan Air (WLR) 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11
13 Rasio Luas WLR 0.25 0.75 1.00 0.75 0.25
14 Rasio Luas WLR x WLR 0.28 0.83 1.11 0.83 0.28
Curah Hujan Efektif 1 4.06 4.28 4.28 4.90 4.90 4.30 4.30 4.00 4.00 4.18 4.18 0.00
15 Curah Hujan Efektif 2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Rerata Curah Hujan Efektif 2.03 2.14 2.14 2.45 2.45 2.15 2.15 2.00 2.00 2.09 2.09 0.00
16 Kebutuhan Air di Sawah 0.58 0.49 5.92 9.20 6.58 2.97 2.68 3.90 4.04 4.70 3.62 5.18
17 Kebutuhan Air di sawah NFR 0.07 0.06 0.69 1.06 0.76 0.34 0.31 0.45 0.47 0.54 0.42 0.60
18 Rasio Luas Total 0.50 0.88 0.88 0.88 0.63 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
28
Bulan Februari Maret April Mei Juni Juli
No Satuan
Periode I II I II I II I II I II I II
Pola Tata Tanam I JAGUNG PL PADI WLR
1
Pola Tata Tanam II PL PADI WLR BERO KACANG TANAH
2.47 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Koefisien Tanaman I
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2
0.00 0.00 2.43 3.87 6.49 3.17 11.95 0.00 0.00 0.00
Koefisien Tanaman II
0.00 0.00 2.43 3.87 6.49 3.17 11.95 0.00 0.00
Koefisien Rerata Tanaman I 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Koefisien Rerata Tanaman II 0.00 0.00 1.22 3.15 5.18 4.83 7.56 11.95 0.00 0.00 0.00
Rerata Koefisien Rerata Tanaman 0.00 0.00 0.61 1.58 2.59 2.42 7.56 5.98 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Evaporasi Potensial (ET0) 0.75 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Penggunaan Air Konsumtif (Consumtive Use) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Rasio Luas Tanaman 1 0.38 0.50 0.50 0.50 0.50 0.38 0.13 0.00 0.38 0.50 0.50 0.50
6 Rasio Luas Tanaman 2 0.13 0.38 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.38 0.13 0.13 0.38 0.50
Total Rasio Luas Tanaman 0.50 0.88 1.00 1.00 1.00 0.88 0.63 0.38 0.50 0.63 0.88 1.00
Perkolasi (P) 1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7
Perkolasi (P) 2 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90 2.90
( Consumtive Use + Perkolasi ) x Rasio Luas Tanaman 1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8 ( Consumtive Use + Perkolasi ) x Rasio Luas Tanaman 2 0.36 1.09 1.45 1.45 0.00 1.45 1.45 1.09 0.36 0.00 0.00 0.00
Total ( Consumtive Use + Perkolasi ) x Rasio Luas Tanaman 0.36 1.09 1.45 1.45 0.00 1.45 1.45 1.09 0.36 0.00 0.00 0.00
9 Penyiapan Lahan ( PL ) 10.77 10.77 0.00 0.00 0.00 0.00
10 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0.38 0.13 0.13 0.38 0.38 0.13
11 Penyiapan Lahan x Luas Rasio Penyiapan Lahan 4.04 1.35 0.00 0.00 0.00 0.00
12 Penggantian Lapisan Air (WLR) 1.11 1.11 1.11 1.11 1.11
13 Rasio Luas WLR 0.25 0.75 1.00 0.75 0.25
14 Rasio Luas WLR x WLR 0.28 0.83 1.11 0.83 0.28
Curah Hujan Efektif 1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
15 Curah Hujan Efektif 2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.12 0.00 0.00 0.00
Rerata Curah Hujan Efektif 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.56 0.00 0.00 0.00
16 Kebutuhan Air di Sawah 4.40 2.43 1.73 2.28 1.11 2.28 1.73 1.09 -4.76 0.00 0.00 0.00
17 Kebutuhan Air di sawah NFR 0.51 0.28 0.20 0.26 0.13 0.26 0.20 0.13 -0.55 0.00 0.00 0.00
18 Rasio Luas Total 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.63 0.88 0.75 0.25 0.13 0.38 0.50
29
Keterangan :
[1] Pola tata tanam (Data)
[2] Koefisien Tanaman
[3] ∑n[2]
[4] Evaporasi Potensial
[5] [3] [4]
[6] Rasio Luas Tanaman
[7] Perkolasi
[8] ([5]+[7]) [6]
[9] Penyiapan Lahan
[10] Rasio Luas PL
[11] [9] [10]
[12] WLR
[13] Rasio Luas WLR
[14] [12] [13]
[15] Curah Hujan Efektif
[16] [8] [11] [13] – [15]
[17] [16]
30