Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

6.1 Bangunan Utama


6.1.1Definisi Bangunan Utama
Bangunan utama adalah bangunan penyadap air sungai yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan irigasi, air baku, dan lain-lain.
6.1.2Macam Bangunan Utama
Macam-macam bangunan utama yaitu :
1. Pengambilan Bebas
2. Bendung
3. Bendungan
6.1.3Kriteria Pemilihan Bangunan Utama
1. Pengambilan Bebas (Free Intake), jika tinggi muka air (h) cukup dan debit (Q) cukup
2. Bendung, jika tinggi muka air (h) tidak cukup dan debit (Q) cukup
3. Bendungan, jika tinggi muka air (h) kecil dan debit (Q) kecil
6.1.4Bagian-Bagian Bangunan Utama
Bagian-bagian bangunan utama yaitu :
1. Bangunan Pengelak
2. Bangunan Pengambilan
3. Bangunan Pembilas (penguras)
4. Kantong Lumpur
5. Pekerjaan Sungai
6. Bangunan- Bangunan Pelengkap
6.1.5Penentuan Lokasi Bendung
▪ Pemilihan Lokasi Denah Bendung

Gambar 6.1 Lokasi Denah Bendung


Keterangan Gambar :
Pemilihan lokasi yang tepat untuk dibangunnya sebuah bendung adalah pada bagian
sungai yang lurus. Dimana pada bagian tersebut tidak terjadi adanya endapan maupun
gerusan.
▪ Faktor-faktor yang mempengaruhi penetuan denah bendung adalah :
A. Data Geologi, meliputi :
1. Kondisi umum permukaan tanah daerah yang bersangkutan
2. Kondisi geologi lapangan
3. Kedalaman lapisan keras
4. Permeabilitas tanah
B. Data Mekanika Tanah, meliputi :
1. Bahan pondasi
2. Bahan konstruksi
3. Sumber bahan timbunan
4. Parameter tanah yang harus digunakan
C. Data Topografi, meliputi :
1. Peta daerah aliran sungai
2. Peta situasi untuk letak bangunan utama
3. Gambar potongan memanjang dan melintang sungai
D. Data morfologi, meliputi :
1. Kandungan sedimen
2. Distribusi ukuran butiran
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai
1.1. Penentuan Site Bendung
a. DATA
Pemilihan site : I

1.2. Tinggi Bendung dan Elevasi Puncak Bendung


a. DATA
▪ Elevasi sawah tertinggi = +136,50 m
▪ Elevasi dasar sungai = +135,00 m
b. TUGAS :
▪ Tentukan tinggi bendung ( syarat tinggi bendung ≤ 7 m )
▪ Elevasi Puncak Bendung (bila didapat ≤ 7 m, maka site harus pindah lokasi)
6.3 Lebar bendung
a. DATA
Direncanakan bendung gerak dengan Data sebagai berikut :
▪ Lebar sungai asli = 219,063 ( didapat dari cross section sungai)
▪ Lebar sungai rencana (b) = 262,876 ( 1 sd 1.2) x .Lebar sungai asli
▪ Jumlah pintu =6
▪ Jumlah pilar (n) =5
▪ Tebal pilar utama = 1,5 m
▪ Tebal pintu pembilas = 4,4 m

▪ Lebar pintu penguras (p) = ( 1 − 1 ) x Lebar sungai


6 10

Tabel 6.1. Koefisien pilar (Kp) dan koefisien dinding samping (Ka)
Bentuk Pilar Kp

Pilar berujung segi empat dg sudut-sudut yg dibulatkan pd jari-jari 0,02


yang hampir sama dg 0,1 dari tebal pilar.

Pilar barujung bulat


0,01
Pilar berujung runcing
0

Bentuk tembok hulu Ka


Pangkal tembok segi empat dg tembok hulu pada 90 ke arah aliran 0,20

Pangkal tembok bulat dg tembok hulu pada 90 ke arah aliran dengan


0,5 H1 >r >0,15H1
0,10
Pangkal tembok bulat dimana r >0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih
dari 45 ke arah aliran

b. TUGAS
▪ Rencanakan lebar mercu bendung.
▪ Rencanakan lebar efektif bendung.

Penyelesaian:
Tabel 6.2 Perhitungan Kemiringan Dasar Sungai Asli
NO Patok Elevasi Beda Tinggi Jarak (m) S
1 P0 135 0 0 0
2 P1 136 1 108.0446 0.009255
3 P2 137 1 91.8532 0.010887
4 P3 138 1 125.3478 0.007978
Rerata Slope 0.009373
5 P4 134 1 178.0558 0.005616
6 P5 133 1 156.6486 0.006384
7 P6 132 1 179.117 0.005583
8 P7 131 1 208.19 0.004803
Rerata Slope 0.005597
Rerata Slope Keseluruhan 0.007485
Sumber : Hasil Perhitungan 2020

Keterangan :
▪ Jarak didapatkan dari pengukuran jarak antar patok pada peta
▪ Elevasi didapatkan dari peta
Contoh Perhitungan :
▪ Mencari Beda Tinggi Sungai Asli
▪ Beda tinggi P1 ke P2 = P2 - P1
= 137,00 – 136,00
= 1,00
▪ Beda tinggi P2 ke P3 = P3 – P2
= 138,00 – 137,00
= 1,00
▪ Beda tinggi P4 ke P5 = P4 – P5
= 134,00 – 133,00
= 1,00
▪ Beda tinggi P5 ke P6 = P5 - P6
= 133,00 – 132,00
= 1,00
▪ Beda tinggi P6 ke P7 = P6 - P7
= 132,00 – 131,00
= 1,00
▪ Mencari Slope Sungai Asli
▪ Slope patok P1 = Beda tinggi / Jarak
= 1,00/108,0446
= 0,009255
▪ Slope patok P2 = Beda tinggi / Jarak
= 1,00/91,8532
= 0,010887
▪ Slope patok P3 = Beda tinggi / Jarak
= 1,00/125,3478
= 0,007978
▪ Slope patok P4 = Beda tinggi / Jarak
= 1,00/ 178,0558
= 0,005616
▪ Slope patok P5 = Beda tinggi / Jarak
= 1,00/ 156,6486
= 0,006384
▪ Slope patok P6 = Beda tinggi / Jarak
= 1,00/ 179,117
= 0,005583
▪ Slope patok P7 = Beda tinggi / Jarak
= 1,00/ 208,19
= 0,004803
▪ Menghitung Jarak Total Sungai Asli = P2+P3+P5+P7
= 582,0396

▪ Menghitung Kemiringan Sungai Rerata = (∑P1,P2,P3 + ∑P4+P5+P6+P7)/2


= 0,009373 + 0,005597
= 0,007485
Kedalaman Sungai Maksimum
Debit sungai yang diperhitungkan untuk dimensi bendung adalah Q50. Untuk
menghitung kedalaman sungai maksimum, rumus yang digunakan adalah :
Q=A.V
2 1
1
V = . R 3 .s 2
n
Dimana :
Q = debit aliran (m3/dt)
A = luas penampang basah saluran (m3)
V = kecepatan aliran (m/dt)
n = angka kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m)
s = kemiringan saluran / slope
Untuk penentuan lebar bendung diambil lebar rata-rata dari bagian sungai yang stabil.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan lebar bendung ini, yaitu:
1. Menentukan besar debit rencana, dalam hal ini dipakai Q50 =42.6 m3/dt (ditentukan oleh
asisten).
2. Mencoba-coba tinggi muka air (h) dengan Q50, sehingga didapat luas penampang basah
melalui pengukuran secara langsung pada potongan melintang penampang sungai per
pias(dalam hal ini pada P2).
3. Penentuan keliling basah (P), dengan mengukur secara langsung pada potongan
melintang penampang sungai (dalam hal ini pada P2).
4. Penentuan jari-jari hidrolis (R), serta kecepatan aliran (V) dan debit (Q).
5. Setelah nilai h dan Q diketahui, maka dibuat lengkung debitnya. Dari sini akan diketahui
nilai h pada Q50 = 42.6 m3/dt, dimana keadaan sungai di sini masih dalam keadaan asli.
Dengan h yang diketahui tersebut akan kita dapatkan lebar muka air sungai (T). Lebar
muka air inilah yang akan dijadikan sebagai lebar bendung.
Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan :
Tabel 6.3. Perhitungan Sungai Asli Patok A-126
Elevasi H (m) A (m2) P R V Q T D Fr Keterangan
No
(Dr Gambar) (Elev n- Elev n-1) (Dr Gambar) (Dr Gambar) (A/P) (1/n*R2/3*S1/2) (V*A) (Dr Gambar) Aliran
0 135 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
1 135.50 0.50 9.45 75.65 0.12 0.72 6.82 37.82 0.25 0.46 sub kritis
2 136.00 1.00 37.82 151.29 0.25 1.14 43.27 75.63 0.50 0.52 sub kritis
3 136.50 1.50 84.60 223.03 0.38 1.51 127.84 111.49 0.76 0.55 sub kritis
4 137.00 2.00 149.31 294.76 0.51 1.83 273.60 147.35 1.01 0.58 sub kritis
5 137.50 2.50 234.13 383.93 0.61 2.07 485.53 191.93 1.22 0.60 sub kritis
6 138.00 3.00 341.23 473.11 0.72 2.32 791.45 236.51 1.44 0.62 sub kritis
Sumber : Hasil Perhitungan 2021

Keterangan:
Slope yang digunakan = 0,007485 (dari tabel 3.1)
Nilai n = 0,03 (Coarse Sand)
Contoh Perhitungan :
Misal pada pias I
1. Mencari H = Elevasi n – Elevasi n - 1
= 135,50 – 135,00 - 1
= 0,50 m
2. Mencari A = 9,45 m2(didapat dari gambar)
3. Mencari P = 75,65 m (didapat dari gambar)
4. Mencari R = A /P
= 9,39/75,65
= 0,12 m
5. Mencari V = 1⁄𝑛 × 𝑅32 × 𝑆 1/2
= 1/0,03 x (0,12) 2/3 x (0,007485) ½
= 0,72 m/dt
6. Mencari Q =VxA
= 0,72 x 9,45
= 6,82 m3/dt
7. Mencari T = lebar pias, didapat dari gambar
= 37,82 m
8. Mencari D =A/T
= 9,45 / 37,82
= 0,25 m
9. Mencari Fr = v/((9,81*D)^0.5))
= 0,72 / ((9,81*0,25) ^ 0.5)
= 0,46 < 1 Kondisi Aliran Subkritis
Penentuan Lebar Efektif Bendung
Definisi Lebar Efektif Bendung
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung dikurangi tebal pilar dan tebal pintu. Lebar
efektif bendung (Be) dihubungkan dengan lebar bendung yang sebenarnya atau lebar mercu
bendung (B) dengan persamaan seperti dijelaskan selanjutnya.
Perencanaan Lebar Efektif Bendung
Rumus Lebar Efektif Bendung :
Be = B – 2.(n.Kp + Ka). H1
Dimana :
Be = lebar efektif bendung
B = lebar mercu bendung
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi (m)
Nilai Ka dan Kp dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.4.Harga Koefisien Kontraksi
Bentuk Pilar Kp
Pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari- 0.02
jari yang hampir sama dengan 0.1 dari tebal pilar
Pilar berujung bulat 0.01
Pilar berujung runcing 0
Bentuk Tembok Hulu Ka
Pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 90o ke arah aliran 0.20
Pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90o ke arah aliran 0.10
dengan 0,5 H1> r > 0,15 H1
Pangkal tembok bulat dimana r > 0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih dari 0
45o ke arah aliran
Sumber : KP 02-Bangunan Utama
▪ Data Teknis
Data perencanaan lebar bendung:
▪ Lebar sungai asli (B) = 219,063 m ... (didapat dari gambar)
▪ Lebar sungai rencana (b) = 1.2 x B = 1.2 x 219,063 = 262,876 m
▪ Jumlah pilar (n) =5
▪ Tebal pilar utama = 1,5 m
▪ Tebal pilar pembilas = 1,5 m
▪ Lebar pintu pembilas (p) = 4,4 m
▪ Interpolasi lebar sungai asli
Diketahui :
Tinggi bendung = 3 m
Penentuan lebar sungai asli
direncanakan 2 buah pintu pembilas dengan lebar masing-masing 4,4 m dengan 5 buah
pilar dengan lebar masing-masing 1,75 m.
Pilar direncanakan dengan: (dari tabel 4.3 KP-02 Bangunan Utama)
Kp = 0.10 (pilar berujung bulat)
Ka = 0.10 (pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90o ke arah aliran
dengan 0,5 H1> r > 0,15 H1)
▪ Lebar dinding penahan (l) =1m
Direncanakan di kanan kiri sungai masing-masing dengan lebar 1 m.
▪ Lebar Mercu Bendung :
B = b – (pintu pembilas+pilar)–pilar utama – dinding penahan
= 232,588 m
Lebar Efektif Bendung :
Be = B – 2.(n.Kp + Ka). H1
= 232,588 – 0,3 . He

Tinggi Energi
Perhitungan Penentuan Nilai Cd
Langkah-langkah perencanaan Cd :
1. Asumsi Cd.
Menghitung Hd
Q Q
V = =
A Be(P + He )
V2
Hd = He −
2g
2. Co = 1,3 (konstanta)
3. Menghitung P / Hd
4. Menghitung He / Hd
5. Mencari C1 (KP 02 Bangunan Utama grafik 4.10 hal.49)
6. Menghitung P/He
7. Mencari C2 (KP 02 Bangunan Utama grafik 4.7 hal 45)
8. Menghitung Cd = Co . C1 . C2
9. Apabila Cdasumsi = Cd hitung asumsi benar
10. Apabila Qhitung ≥ Qdesign asumsi benar
▪ Perhitungan penentuan nilai Cd :
1. Cd asumsi = 1,35 He = 0,680 m
2. Be = 232,384 m
3. V = 0,351 m/dt
4. Hd = He – (V2/2g)
= 0,680 – (0,3512 / 2 . 9,81)= 0,674 m
5. Co = 1,3 (konstanta)

Gambar 6.2 Harga-Harga Koefisien Co

6. P / Hd = 3 / 0,674 = 4,45
7. He / Hd = 0,680 / 0,674 = 1,01
8. Dari grafik didapatkan C1 = 0,975
Gambar 6.3. Harga-harga Koefisien C1

9. P / He = 3 / 0,680 = 4,41
10. Untuk kemiringan muka hulu bending ….. dari grafik didapat C2 = 1,000

Gambar 6.4. Harga-harga Koefisien C2


11. Cd = Co .C1 . C2
= 1,3 x 0,975 x 1,000
= 1,35
12. Cd hitung = (1,35) sama dengan Cd asumsi = (1,3) ….. OK !!
13. Q = Cd. 2/3. (2/3.g)0.5. Be .He1.5
= 1,35 x 2/3 x (2/3 x 9.81)0.5 x 232,384 x (0,680)1.5
= 300 m3/dt
= Q hit ≥ Q rencana
= 300 m3/dt = 300 m3/dt .....OK !!
Perhitungan asumsi HE dan Cd
Diketahui:
Cd asumsi = 1,35
Qrencana (Q50) = 300 m3/dtk
Persamaan Beff = 232,588 – 0,3 . He
Perhitungan asumsi:
▪ He = 0,680 m
▪ He1.5 = 0,6801.5 = 0,561
▪ 0,3.He = 0.3 x 0,680 = 0,204
▪ Beff = 232,588 - ( 0,3 x 0,680 ) = 232,384 m
▪ Q = Cd x 2/3 x √2/3𝑔 𝑥 𝐵𝑒𝑓𝑓 𝑥 𝐻𝑒 1.5
Q / ( Cd x 2/3 x (2/3 x g)0.5) = Beff . He1.5
300 / ( 1,35 x 2/3 x (2/3 x 9.81)0.5 ) = 232,384 x 0,6801.5
130,344 = 130,344
Maka asumsi He dan Cd benar

Perhitungan H1
Data Teknis:
Cd = 1,35 (asumsi)
Rumus :
Q = Cd. . ( .g)0.5. Be .H10.5
300 = 1,35. 2/3. (2/3. 9.81)0.5. (232,384 – 0.3 He). He1.5
300 = 2,302. (232,384 – 0,3 He). He1.5
300 = (534,948 – 0,691 He). He1.5
Dengan cara coba-coba didapat H1 = He = 0,680 m
▪ Be = 232,588 – 0,3 He
= 232,588 – 0,3 (0,680)
= 232,384 m
▪ A = Be ( P + H1 )
= 232,384 (3 + 0,680)
= 855,203 m2
▪ V =Q/A
= 300/ 855,203
= 0,351 m/dt
𝑉2
▪ Hd = H1 – 2𝑔2

= 0,680 – (0,3512 / 2 . 9,81)


= 0,674 m
138
137,5 +137,062
137
136,5
136
135,5 +135
135

25 50 75 100 125 150 175 200 225 236,51

POTONGAN MELINTANG SUNGAI P1


SKALA H = 1:800
SKALA V = 1:100 STUDIO IRIGASI (TKP 61028)
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JUDUL GAMBAR SKALA DISETUJUI


SKALA H=1:800 Tanggal:
RATING CURVE SUNGAI P1
SKALA V=1:100 Catatan:

Direncana : RIZAL IBRAHIM ZAAFRANO


MUHAMMAD IQBAL
MUHAMMAD ADHITYA ALDI
Diperiksa : REYHAN SATYA IMANI
Dosen IR. RINI WAHYU SAYEKTI, MS.
Dr.Ir. HARI SISWOYO, ST., MT. ASISTEN DOSEN
236,51 m
138 191,93 m
137,5 147,35 m
137 111,49 m
136,5 75,63 m
136 37,82 m
135,5
135

NAMA SECSTION A1 A2 A3 A4 A5 A6 A11 A12 A13 A14 A16 A19

JARAK SECSTION 23,712 23,712 27,37 27,37 19,927 19,927 17,889 17,889 8,488 8,488 20,869 20,869
JARAK KOMULATIF 23.712 47.424 74.794 102.164 122.091 142.018 159.907 177.796 186.284 194.772 215.641 236.510
ELEVASI SUNGAI (m) 138 137,5 137 136,5 136 135,5 135 135,5 136 136,5 137 137,5 138

RATING CURVE SUNGAI P1


SKALA H = 1:800
SKALA V = 1:100 STUDIO IRIGASI (TKP 61028)
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JUDUL GAMBAR SKALA DISETUJUI


SKALA H=1:800 Tanggal:
RATING CURVE SUNGAI P1
SKALA V=1:100 Catatan:

Direncana : RIZAL IBRAHIM ZAAFRANO


MUHAMMAD IQBAL
MUHAMMAD ADHITYA ALDI
Diperiksa : REYHAN SATYA IMANI
Dosen IR. RINI WAHYU SAYEKTI, MS.
Dr.Ir. HARI SISWOYO, ST., MT. ASISTEN DOSEN

Anda mungkin juga menyukai