Anda di halaman 1dari 3

Peristiwa tersebut tidak mencerminkan sila ke-2 dan sila ke-3.

Pada awalnya terjadi peristiwa adu mulut antara seorang pemuda dengan pedagang di kios
jalanan, kemudian tak lama datanglah dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan
Udara, berseragam lengkap. Setelah itu salah satu tentara lalu mengunci lengan si pemuda Papua
tuna wicara itu dan menarik lengan si pemuda, membawanya keluar dari kios. Badannya
dibanting ke trotoar, bahu kanan dan bagian leher kanan ditekan menggunakan tangan si prajurit;
kaki kanannya setengah melayang dari tanah kemudian wajah pemuda tersebut miring ke kanan
sementara itu seorang prajurit lainnya menginjak kepalanya. Rontaan pemuda itu sia-sia, lantaran
si prajurit mulai membenamkan dengkul kiri di punggungnya. Kejadian tersebut terjadi di Jalan
Raya Mandala, Merauke, Papua.
Perilaku tersebut dapat dibilang sangat tidak manusiawi, karena seharusnya bisa diamankan
tanpa harus memakai kekerasan terlebih lagi hal tersebut dilakukan oleh seorang TNI yang mana
pada hakikatnya harus dapat melindungi dan mengayomi masyarakat. Selain itu hal tersebut juga
dapat dinilai sebagai bentuk rasisme dalam bentuk kekerasan, tentunya bisa berdampak terhadap
perpecahan antar suku bangsa yang nantinya akan berdampak sangat merugikan
Peristiwa yang terjadi di atas tidak mencerminkan penerapan sila ke-2 dan ke-5.
Kasus Korupsi tersebut bermula dari adanya program pengadaan bansos penanganan Covid-19
berupa paket sembako di Kemensos tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp 5,9 Triliun dengan total
272 kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode. Untuk setiap paket bansos, fee yang disepakati
oleh Matheus dan Adi (Kaki tangan Juliari Batubara) sebesar Rp 10.000 per paket sembako dari
nilai Rp 300.000 per paket bansos.
Perilaku tersebut tentunya sangat merugikan masyarakat, terlebih ladi di era pandemic saat ini
yang pada dasarnya masyarakat sangatlah membutuhkan uluran tangan pemerintah, akan tetapi
malah justru pemerintah yang menyiksa keadaan masyarakat dengan mengambil fee atau
keuntungan pribadi dari pandemic tersebut. Tak berhenti sampai disitu Juliari ternyata hanya
divonis 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Senin (23/8/2021), alasannya sangat sederhana “Karena ia juga
sudah cukup menderita dicerca, dimaki, dihina oleh masyarakat.” Bukan hanya Tindakan korupsinya
yang tidak manusiawi akan tetapi hukuman yang diberikan sangatlah dinilai tidak adil oleh
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai