Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

IMAN KEPADA QADA DAN QADAR

SMAN 6 KARAWANG

Disusun oleh:

Muhammad Ridho Bagus Dwi Cahyo


12 IPS 1

Jl.Veteran Kw 6 Karang Pawitan


BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar belakang

Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni kehidupan yang
sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga
rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi
adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering
menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain
yang telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan bekal
keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah
mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah
diberikan Allah SWT.

Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-
ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang
ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih,
dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat
Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.

Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah
beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami
keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat
beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.

B . Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan iman qada’ dan qadar?

2. Takdir dibagi menjadi berapa macam?

3. Apa fungsi beriman kepada qada’dan qadar Allah SWT?

4. Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?

5. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar

2. Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir

3. Untuk memahami fungsi iman kepada qada’ dan qadar

4. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar

5. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR

Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan
dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya
ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti
ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan
sebelumnya. Qada’ dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada’
dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam
raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali. Iman kepada qada’ dan qadar
termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Iman adalah kamu percaya
kepada allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik
maupun buruk.” (HR. Muslim)

Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang telah menetap
dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah
nantinya ia ini sengsara atau bahagia? ‘ Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian
malaikat itu bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ‘ Maka
ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan
rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR.
Muslim)
Allah berfirman :

Artinya : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu, melainkan dahulu
sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadiid:22)

2. MACAM-MACAM TAKDIR

Takdir terbagi menjadi dua bagian,yakni:

a. Takdir Mu’allaq

Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan dapat berubah
karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah berfirman :

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka itu mengubah
nasibnya sendiri.” (Ar-Radu : 11)

Contoh :

1) Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras

Allah berfirman :

Artinya : “Dan katakanlah(hai Muhammad) : Bekerjalah kamu semua, maka Allah dan Rasulnya serta
orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.’ (At- Taubah ayat 105)

2) Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat

Rasullulah SAW bersabda yang artinya : “Belajarlah kamu sekalian, ajarkanlah bertawakal kamu kepada
guru, serta lemah lembutlah kamu kepada murid.” (H.R. Tabrani)

3) Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa

Allah berfirman :

Artinya : “Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu.” (Al-Mu’minun
ayat 60)

b. Taqdir Mubram

Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan kejadiannya. Contohnya
nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan terjadinya kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar
Allah SWT yang berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang
mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qada’dan qadarnya melalui usaha dan ikhtiar.
Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya, bagaimana rizkinya ,siapa anak istrinya,dan
kapanya meninggalnya,adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia seperti itu sudah ditetapkan sejak
zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun
yang mengetahuinya.

3. FUNGSI BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR ALLAH SWT

Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Diantaranya:

a) Mempunyai semangat ikhtiar

Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan
hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah ,seorang murid akan bekerja keras agar
biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya. Allah SWT
berfirman:

Artinya:“ Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan sesungguhnya usahanya
itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).”(Q.S.An-Najm, 39-40)

b) Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan

Dengan percaya qada’ dan qadar, manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian-ujian yang
harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh pendirian,berani menghadapi
tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan. Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah
dalam memagang prisip atau pedoman hidup,berani menghadapi tantangan berarti berani menghadapi
cobaan,penderitaan,kesakitan dan kesensaraan. Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan
jernih, dicari jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada Allah
SWT. Allah SWT berfirman:

Artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan, ’’kami telah
beriman, ”dan mereka tidak di uji” (Q.S.AL-Ankabut,29:2)

c) Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT

Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat akan kembali
kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:

Artinya:“Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah,mereka berkata’Inna’lilliahi wa inna ilaihi rajiun’.


(Q.S. Albaqarah,2:156)
d)Tawakal

Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama, tawakal
artinya berserah dirisepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu
pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT
dalam menghadapi setiap kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bkan berarti
penyandaran diri kepada Allah SWT secara mutlak, melaikan penyandaran diri yang haras didahului
dengan kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.

4. CIRI- CIRI ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR.

a. Qana’ah dan Kemuliaan Diri

Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan bahwa ia
tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh
semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki.
Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun
mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya.
Dari sini muncullah qana’ah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta
membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian mereka. Hal tersebut
tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan dengan qana’ah
ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan
dari mengorbankan rasa malunya.

b. Cita-Cita Yang Tinggi

Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir dari perkara-
perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih
mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-
perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan
menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.

c. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal

Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh dalam berbagai urusannya,
memanfaatkan peluang yang datang kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik akhirat
maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu, dan sama sekali tidak mendorong
kepada kemalasan dan sedikit beramal.
Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam mendorong para tokoh untuk
melakukan pekerjaan besar, yang mereka menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan
berbagai faktor yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya.

d. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah

Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala keadaan, sebab manusia dalam
kehidupan dunia ini mengalami keadaan bermacam-macam.Orang-orang yang beriman kepada qadar
menerima sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur
kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu,
dengan melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan, yang
semakin melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan
keridhaan, mencari pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi, meringankan apa
yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka
bersabar terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai kebaikan yang
besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan
harapan yang baik.

e. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan

Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang menjangkiti masyarakat, di mana
penyakit itu telah menanamkan kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang
beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang Allah berikan kepada mereka,
karena keimanan-nya bahwa Allah-lah yang memberi dan menentukan rizki mereka. Dia memberikan
dan menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian. Apabila dia dengki kepada selainnya,
berarti dia menentang ketentuan Allah. Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat
dari kedengkian, selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah yang bersifat syar’i (syari’at)
dan ketentuan-ketentuan-Nya yang bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya
kepada Allah semata.

5. HIKMAH ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam
menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara
lain:
a. Banyak Bersyukur dan Bersabar

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan
bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila
terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah:

Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh
kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).

b. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa

Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia
menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya
hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia
menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:

Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)

c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan
bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh
sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk
meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah:

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas
ayat 77)

d. Jiwanya Tenang

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam
hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung
atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat
27-30)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang
menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan
memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.Oleh karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk
menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut
Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan
dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari
Allah.

B. SARAN

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena itu,penulis


menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita
senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa
ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan
bertawakal dalam menghadapi takdir Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai