Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR DAYA

Istilah faktor daya atau power factor (PF) atau cos phi merupakan istilah yang sering


sekali dipakai di bidang-bidang yang berkaitan dengan pembangkitan dan penyaluran energi
listrik. Faktor daya merupakan istilah penting, tidak hanya bagi penyedia layanan listrik, namun
juga bagi konsumen listrik terutama konsumen level industri. Penyedia layanan listrik selalu
berusaha untuk menghimbau konsumennya agar berkontribusi supaya faktor daya menjadi lebih
baik, pun para konsumen industri juga berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar
tidak sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
faktor daya? Tulisan ini akan membahas secara ringkas tentang faktor daya.
Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik menggunakan
sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan beban linier. Beban linier adalah beban yang
menghasilkan bentuk arus sama dengan bentuk tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk
sinusoidal murni, beban linier mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga berbentuk
sinusoidal murni. Beban linier dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan
dengan arus yang sefasa dengan tegangan; beban induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal

terhadap tegangan sebesar  ; beban kapasitif, dicirikan dengan arus yang mendahului
terhadap tegangan sebesar  , dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut,
dicirikan dengan arus yang tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut, katakan,  . Gambar 1
menunjukkan tegangan dan arus pada berbagai beban linier.
Gambar 1. Tegangan, arus, daya, pada berbagai jenis beban linier.

Seperti kita tahu, pada listrik, daya bisa diperoleh dari perkalian antara tegangan dan arus
yang mengalir. Pada kasus sistem AC dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian
antara keduanya akan menghasilkan daya tampak (apparent power), satuanvolt-ampere (VA))
yang memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya yang termanfaatkan oleh
konsumen, bisa menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada elemen pemanas,
dsb; daya yang termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif(real power) memiliki satuan
watt (W) yang mengalir dari sisi sumber ke sisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua
adalah daya yang tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya ada di jaringan, daya ini
sering disebut dengan daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-ampere-
reactive (VAR) bernilai rata-rata nol. Untuk pembahasan ini, arah aliran daya reaktif tidak
didiskusikan saat ini. Beban bersifat resistif hanya mengonsumsi daya aktif; beban bersifat
induktif hanya mengonsumsi daya reaktif; dan beban bersifat kapasitif hanya memberikan daya
reaktif.
Untuk memahami istilah “daya termanfaatkan” dan “daya tidak termanfaatkan”, analogi
ditunjukkan pada Gambar 2. Pada analogi tersebut, orang menarik kereta ke arah kiri dengan
memberikan gaya yang memiliki sudut terhadap bidang datar, dengan asumsi kereta hanya bisa
bergerak ke arah kiri saja tetapi tidak bisa ke arah selainnya. Gaya yang diberikan dapat dipecah
menjadi dua bagian gaya yang saling tegak lurus, karena kereta berjalan ke kiri maka gaya yang
“bermanfaat” pada kasus ini hanyalah bagian gaya yang mendatar sedangkan bagian gaya yang
tegak lurus “tidak bermanfaat”. Dengan kata lain, tidak semua gaya yang diberikan oleh si orang
terpakai untuk menggerakkan kereta ke arah kiri, ada sebagian gaya yang diberikannya namun
tidak bermanfaat (untuk menggerakkan ke arah kiri). Apabila dia menurunkan tangannya hingga
tali mendatar maka semua gaya yang dia berikan akan termanfaatkan untuk menggerakan kereta
ke arah kiri.

Gambar 2. Analogi: Usaha untuk menggerakkan kereta ke arah kiri.

Sama halnya dengan listrik, bergantung pada kondisi jaringan, daya tampak yang
diberikan oleh sumber tidak semuanya bisa dimanfaatkan oleh konsumen sebagai daya aktif,
dengan kata lain terdapat porsi daya reaktif yang merupakan bagian yang tidak memberikan
manfaat langsung bagi konsumen. Rasio besarnya daya aktif yang bisa kita manfaatkan
terhadap daya tampak yang dihasilkan sumber inilah yang disebut sebagai faktor daya. Ilustrasi
segitiga daya pada Gambar 3 memberikan gambaran yang lebih jelas. Daya tampak (S) terdiri
dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Antara S dan P dipisahkan oleh sudut  , yang
merupakan sudut yang sama dengan sudut   antara tegangan dan arus yang telah disebutkan di
awal. Rasio antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari sudut  . Apabila kita berusaha
untuk membuat sudut  semakin kecil maka S akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P
akan mendekati besarnya S. Pada kasus ekstrim dimana  ,  ,   artinya semua
daya tampak yang diberikan sumber dapat kita manfaatkan sebagai daya aktif,
sebaliknya  ,     artinya semua daya tampak yang diberikan sumber tidak
dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan saja.
Gambar 3. Segitiga daya
Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien jaringan
yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0
hingga 1, semakin tinggi faktor daya (mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang
diberikan sumber bisa kita manfaatkan, sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0)
maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang sama. Di
sisi lain, faktor daya juga menunjukkan “besar pemanfaatan” dari peralatan listrik di jaringan
terhadap investasi yang dibayarkan. Seperti kita tahu, semua peralatan listrik memiliki kapasitas
maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah artinya walaupun arus yang mengalir di
jaringan sudah maksimum namun kenyataan hanya porsi kecil saja yang menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi pemilik jaringan.
Baik penyedia layanan maupun konsumen berupaya untuk membuat jaringannya
memiliki faktor daya yang bagus (mendekati 1). Bagi penyedia layanan, jaringan dengan faktor
daya yang jelek mengakibatkan dia harus menghasilkan daya yang lebih besar untuk memenuhi
daya aktif yang diminta oleh para konsumen. Apabila konsumen didominasi oleh konsumen jenis
residensial maka mereka hanya membayar sejumlah daya aktif yang terpakai saja, artinya
penyedia layanan harus menanggung sendiri biaya yang hanya menjadi daya reaktif tanpa
mendapatkan kompensasi uang dari konsumen. Sebaliknya bagi konsumen skala besar atau
industri, faktor daya yang baik menjadi keharusan karena beberapa penyedia layanan kadang
membebankan pemakaian daya aktif dan daya reaktif (atau memberikan denda faktor daya) tentu
saja konsumen tidak akan mau membayar mahal untuk daya yang “tidak termanfaatkan” bagi
mereka.
Penggunaan Kapasitor Pada Sistem Distribusi
Rangkaian sistem daya yang bersifat kapasitif seperti terdapatnya kapasitor bank dalam
jaringan yang gunanya yaitu untuk memperbaiki tegangan sistem dan memperkecil faktor daya
(cos phi ) dan memperkecil rugi-rugi.
Kompensasi Lebih
Biasanya, ukuran dari kapasitor seri dipilih sedemikian rupa, sehingga reaktansi kapasitif
dari kapasitor lebih kecil dari reaktansi induktif dari saluran. Akan tetapi dalam hal-hal tertentu
(tahanan dari saluran lebih besar dari reaktansinya), dipakai reaktansi kapasitifnya lebih besar
terhadap reaktansi induktif saluran, sehingga jatuh tegangannya.Keadaan seperti ini disebut
kompensasi lebih (over compensation).
Kapasitor Bank Pada Sistem Tenaga Listrik
Beban-beban yang tersambung pada saluran tenaga listrik sebagian besar adalah beban
induktif, dimana beban-beban induktif ini menyebabkan pemakaian daya semu menjadi berlebih
dan tegangan pada jaringan menjadi turun. Hal tersebut disebabkan turunnya faktor daya pada
jaringan, yang disebabkan oleh beban tersebut.
Begitu juga beban-beban/pelanggan listrik yang mempunyai daya besar yang mempunyai
beban induktif dapat mengurangi faktor daya sehingga pemakaian daya semu sangat berlebihan,
hal ini sangat merugikan beban/pelanggan tersebut.
Kapasitor, dapat membangkitkan daya reaktif kapasitif yang dibutuhkan untuk
mengkompensir daya reaktif induktif dari beban, pemasangannya dapat dilakukan pada tegangan
menengah maupun tegangan rendah.
Konstruksi Dasar Kapasitor Bank
Bila dilihat pada penampilannya, kapasitor tersebut merupakan peralatan yang terdiri dari
dua buah pelat metal yang dipisahkan satu sama lain dengan bahan isolasi. Bagian penghantar
biasanya dibuat dari lapisan alumunium murni atau semprotan logam. Untuk semua kapasitor
yang berdielektrik kertas, pada umumnya digunakan askarel sebagai pemadat. Dalam
prakteknya, kapsitor ini di desain dapat menahan kuat medan berkisar 15 kV per centi meter.
Rugi dayanya berkisar antara 2,4-3,5 Watt/kVAr. Lapisan kertas tipis tersebut ketebalannya
sekitar 10-16 mm.
Kombinasi antara keduanya digulung berbentuk silinder, biasanya untuk kapasitor daya
beberapa silinder tersebut dipadatkan dalam bentuk segi empat dan dimasukkan dalam
selubung/casing kapasitor.
Langkah-Langkah Mengatasi Harmonik-harmonik
Harmonik merupakan fenomena yang bisa timbul akibat bekerjanya suatu peralatan elektronik
yang dipakai oleh masyarakat modern, misalnya : komputer dan peralatan bantunya, motor listrik
berpengaturan kecepatan, lampu hemat energi yang menggunakan electronic ballast dan
peralatan elektronik lainnya.
Ditinjau dari pengaruh negatip arus harmonik yang timbul pada komponen-komponen
sistem distribusi tenaga listrik seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.5. berikut, maka secara
sistematis pengaruh arus harmonik ini dapat diatasi pada ketiga bagian sistem tersebut. Pertama,
pengaruh negatif dari arus harmonik diatasi dibagian komponen sistem yang merasakan langsung
akibat pengaruh arus harmonik tersebut. Kedua, menekan atau meniadakan kandungan harmonik
pada media atau jala-jala sistem dan yang ketiga adalah dengan cara menekan harmonik pada
sumber arus harmonik itu sendiri.
Penanggulangan akibat arus harmonik pada komponen sistem yang langsung merasakan
akibat arus harmonik tersebut dapat dengan mudah dilakukan. LCSE (Liebert Customer Service
Engineering) dan CBEMA (Computer and Busines Equipment Manufacturers Association)
merekomendasikan penanggulangan masalah ini dengan cara “derating” trafo dan generator, atau
dengan membebani trafo dan generator dibawah rating nominalnya, dan juga dengan cara
“memperbesar ukuran kawat netral” atau menggunakan beberapa kawat konduktor netral yang
terpisah untuk beban-beban nonlinier. Cara mengatasi arus harmonik dengan cara derating
tersebut hanya bersifat sementara, karena tidak menghilangkan atau menekan arus harmonik.
Karena dengan menggunakan cara derating hanya akan memperkecil efisiensi generator dan
trafo. Untuk peralatan-peralatan listrik yang telah terpasang, sangat tidak mungkin melakukan
pemisahan kawat-kawat konduktor netralnya. Jadi, mengatasi akibat pengaruh harmonik dengan
cara derating bukanlah suatu cara yang efektif, karena tidak dapat menghilangkan atau menekan
kandungan arus harmonik.
Usaha yang umum dilakukan untuk menanggulangi permasalahan harmonik di sistem distribusi
tenaga listrik adalah dengan cara penekanan arus harmonik di media atau di jala-jala sistem
dengan menggunakan filter pasif LC atau filter daya aktif. Dengan menggunakan filter ini, arus
harmonik yang dibangkitkan oleh beban-beban nonlinier tidak sampai mengalir ke berbagai
komponen sistem lainnya, sehingga pengaruh buruk dari arus harmonik tersebut terhadap
komponen sistem yang bersangkutan tidak terjadi.
Usaha lain yang dapat dilakukan dalam upaya penekanan arus harmonik adalah dengan
cara menghilangkan atau menekan harmonik tersebut pada sumbernya. Cara ini dapat ditempuh
apabila seluruh beban nonlinier menggunakan penyearah-penyearah PWM yang dapat
menghasilkan arus masukkannya sinusoidal dan faktor daya mendekati satu, atau dapat juga
dengan menggunakan penyearah multi pulsa seperti penyearah 12 pulsa, 18 pulsa, 24 pulsa dan
seterusnya. Namun penyelesaian dengan cara ini mengharuskan adanya penggantian semua
penyearah yang telah dipasang pada beban-beban nonlinier tersebut, akibatnya cara ini menjadi
tidak praktis dan mahal. Cara ini mungkin efektif untuk instalasi baru, yaitu dengan memberikan
spesifikasi peralatan yang lebih baik.
Kerugian akibat Rendahnya Faktor Daya (Power Faktor) - Power Faktor (faktor daya)
merupakan hal yang penting dalam sebuah jaringan tenaga listrik AC baik jaringan tiga phasa
maupun jaringan satu phasa. Kerugian akibat rendahnya Faktor Daya dapat dijelaskan dengan
nilai arus yang mengalir pada jaringan tersebut dengan menggunakan persamaan perhitungan
Daya baik yang tiga phasa maupun 1 phasa , sbb :
Untuk 3 phasa :
P = √3 V x I CosФ ,
sehingga I = P / ( √3 V x CosФ ) , sehingga dapat dikatakan bahwa I ∝ 1/CosФ , yaitu : I (arus)
berbanding terbalik terhadap CosФ.
Sedangkan untuk 1 phasa :
P = V x I CosФ , sehingga I = P / ( V x CosФ ) , sehingga dapat dikatakan bahwa I ∝ 1/CosФ ,
yaitu : I (arus) berbanding terbalik terhadap CosФ.

Dari kedua persamaan diatas, jelas terlihat bahwa arus (I) berbanding terbalik dengan CosФ ,
yang merupakan faktor daya. Sehingga apabila faktor daya meningkat maka arus menjadi turun,
dan sebaliknya apabila faktor daya rendah, arus yang mengalir akan menjadi tinggi.

Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa faktor daya rendah mengakibatkan arus (I) yang mengalir
pada sistim jaringan tenaga listrik tersebut mengalami kenaikan, dan kenaikan arus
mengakibatkan kerugian - kerugian pada jaringan itu sendiri, sbb :

1 ) Kerugian pada jalur penghantar ( Rugi Tembaga )


Pada sebuah penghantar , kerugian yang timbul akibat arus yang mengalir adalah berbanding
lurus dengan nilai arus pangkat 2 ( I2) . Sehingga rugi - rugi daya pada penghanar tersebut
menjadi :

Rugi daya = I2 x R : yaitu , semakin besar arus yang mengalir pada penghantar tersebut ,
semakin besar kerugian (losses daya) pada jaringan tersebut.

Dengan kata lain, Power Loss = I2 x R ;

dari penjelasan diatas telah dinyatakan bahwa I = 1/CosФ, sehingga I2 = 1/CosФ2.

Jadi, jika faktor daya = 0,8 , maka kerugian atas faktor daya ini adalah = 1/CosФ2 = 1 / 0,82 =
1,56 , sehingga kerugian yang ditimbulkan adalah 1,56 kali dibanding bila faktor daya jaringan
tersebut adalah 1.

2 ) Besarnya rating kVA yang dibutuhkan untuk sebuah peralatan yang akan digunakan

Seperti yang kita tahu bahwa hampir semua peralatan mesin Listrik ( Transformer , Alternator
dll ) dihitung dalam satuan kVA . Sedangkan Faktor daya merupakan perbandingan antara daya
nyata (aktif - P = kW) dengan daya semu (S =kVA) , yaitu :

CosФ = P / S = kW / kVA

Sehingga , semakin rendah faktor daya , semakin besar rating kVA sebuah peralatan mesin
listrik tersebut , dan semakin besar rating kVA sebuah mesin , semakin besar pula ukuran mesin
dan semakin besar mesin semakin besar biaya pengadaannya dan perawatannya.

3 ) Ukuran Penghantar

Ketika faktor daya rendah , arus yang mengalir akan meningkat , dengan demikian , untuk
mengalirkan arus yang besar dibutuhkan ukuran penghantar konduktor yang lebih besar dan
semakin besar penghantar atau konduktor akan semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk
pengadaannya.

4 ) Voltage Drop (Tegangan Jatuh) dan jeleknya regulasi tegangan (VR)

Tegangan jatuh (Voltage Drop) disepanjang penghantar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan , Tegangan Jatuh (Voltage Drop)= V = IZ .
Pada kondisi Faktor Daya rendah , arus yang mengalir akan meningkat . Sehingga dari
persamaan (V = IZ ), Tegangan Jatuh pada penghantar akan mejadi lebih besar.

Pengaruh dari Voltage Drop, akan mengakibatkan buruknya nilai regulasi tegangan (Voltage
Regulation = VR) pada sistim, yang dapat dijelaskan dengan persamaan Voltage Drop (VR)
sebagai berikut :

Voltage Regulasi (VR) = ( VNL-No Load - VFL-Full Load ) / VFL-Full Load

Ketika faktor daya bernilai rendah , tegangan drop akan menjadi besar , sehingga nilai tegangan
diujung penerima menjadi kecil bila dibandingkan dengan Tegangan diujung pengirim. Dan akan
semakin besr selisihnya apabila dibandingkan dengan nilai tegangan disii pengirim ketika pada
kondisi tanpa beban, dimana arus tidak ada yang mengalir.

Dari persaman Voltage Regulasi diatas, dengan rendahnya faktor daya , maka voltage drop akan
semakin besar dan akan menyebabkan Voltage Regulsai menjadi tinggi. Beberapa peralatan
listrik, ada yang membutuhkan nilai voltage regulasi yang rendah sehingga, dengan kondisi
faktor daya yang rendah, maka operasional alat akan menjadi terganggu. Biasanya, untuk
menjaga penurunan tegangan dalam batas tertentu , perlu menginstal peralatan regulasi ekstra
yaitu regulator Voltage, yang tentu saja membutuhkan biaya tambahan.

5 ) Efisiensi Rendah

Dalam kasus rendahnya Faktor Daya , akan ada drop tegangan yang cukup besar dan kerugian
disepanjang penghantar dan hal ini akan menyebabkan sistem atau peralatan akan memiliki nilai
efisiensi yang rendah . Hal ini jelas terlihat pada sistim pembakitan (generator).

6 ) Penalti dari Penyedia Layanan Listrik (PLN)

PLN akan membebankan denda faktor daya di bawah 0,85 tertinggal dalam tagihan tenaga listrik
.

Anda mungkin juga menyukai