Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN MONETER DAN

KEBIJAKAN FISKAL

Perhatikan kedua gambar diatas! apa yang dapat anda simpulkan dari kedua
gambar tersebut yang berkaitan dengan kebijakan moneter dan kebijkan fiskal?
Apakah yang menjadi perbedaan diantara kedua kebijakan tersebut?

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diberlakukan pemegang otoritas


moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar yang bertujuan
meningkatkatkan pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga-harga, dan perbaikan
kinerja perekonomian. Adapun kebijakan fiskal adalah kebijakan penyesuaian di
bidang pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk memperbaiki keadaan
ekonomi.

Menaikkan suku bunga merupakan salah satu bentuk kebijakan moneter.


Kebijakan moneter perlu dilakukan untuk menciptakan iklim yang baik bagi
stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Sejak awal 1990, muncul consensus
bahwa bagi negara yang sedang berkembang peran kunci strategi kebijakan
moneter adalah mempertahankan stabilitas harga. Hal ini berarti inflasi harus
diusahakan serendah mungkin.

Mekanisme perumusan kebijakan moneter mempunyai hubungan dengan


perumusan kebijakam fiskal. Kebijakn fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat

1
pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan
pendapatan pemerintah. Kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan.

Pada bab ini kita akan mempelajari tentang pengertiaan kebijakan moneter
dan fiskal, peran dan fungsi kebijakan moneter dan fiskal, serta instrument dan
jenis-jenis kebijakan moneter dan fiskal.

KEBIJAKAN MONETER

Bank sentral merupakan bank yang memiliki otoritas untuk mengendalikan


kondisi moneter di suatu negara. Di Indonesia, otoritas ini dipegang oleh Bank
Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1999, tujuan BI adalah
mencapai kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai
tujuan Bank Indonesia antara lain mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
Bank Indonesia di dukung oleh 3 (tiga) pilar yang merupakan 3 (tiga) bidang utama

2
Bank Indonesia. Tiga pilar itu adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter; 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran; 3. Mengatur dan mengawasi bank. Dari ketiga pilar tugas Bank
Indonesia, kita akan memfokuskan diri pada pembahasan mengenai kebijakan
moneter.

A. Pengertian Kebijakan Moneter

Krisis ekonomi adalah istilah yang digunakan dalam bidang ekonomi dan
mengacu pada perubahan drastis pada perekonomian. Ketidakseimbangan antar
sektor produksi, lemahnya alokasi faktor-faktor produksi, serta kecendrungan pada
pelaku bisnis bertansaksi dalam mata uang asing akan menyebabkan terjadinya
krisis ekonomi. Ketika krisis ekonomi terjadi maka nilai tukar mata uang akan
menurun, harga barang dan jasa akan naik secara tidak terkendali. Kenaikkan harga
barang dan jasa akan memaksa masyarakat untuk membelanjakan uang yang lebih
banyak dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga jumlah uang beredar dalam
masyarakat akan bertambah, dan akhirnya menimbulkan kondisi baru yaitu inflasi
sangat tinggi.

Untuk mengatasi hal tersebut maka jumlah uang beredar harus bisa
dikendalikan. Sarana untuk mengendalikan jumlah uang yang beeredar adalah
kebijakan moneter. Kebijakan berasal dari kata bijak di tambah dengan imbuhan
ke-an, bijak artinya pandai, mahir atau selalu menggunakan akal budi sedangkan
kebijakan di artikan kepandaian atau kemahiran moneter keuangan atau mengenai
keuangan. Jadi kata kebijakan moneter adalah kepandaian mengenai keuangan.

Kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan


oleh bank sentral (di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia) umtuk
mempengaruhi (mengubah) jumlah penawaran uang dalam perekonomian atau
mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat
(Sadono Sukirno, 2012:24),

3
Kebijakan berasal dari kata bijak ditambah dengan imbuhan ke-an. Bijak
artinya pandai, mahir atau selalu menggunakan akal budi. Kebijakan artinya
kepandaian dan kemahiran. Moneter artinya keuangan atau mengenai keuangan.
Menurut arti katanya, kebijakan moneter adalah kebijakan yang diberlakukan
pemegang otoritas moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar yang
bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, distribusi harga-harga dan
perbaikan kinerja perekonomian (Alam s, 2016:158)

Kebijakam moneter adalah kebijakan yang dibuat oleh bank sentral untuk
mempertahankan, menambah, atau mengurangi jumlah uang yang beredar untuk
mencapai tujuan perekonomian yang diinginkan (Prathama Raharja dan Wiji
Purwanta, 2017:132).

Berdasarkan dari pengertian-pengertian diatas, kebijakan moneter dapat


dideskripsikan sebagai tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan pemerintah
melalui bank sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi atau mengukur jumlah
uang yang beredar dimasyarakat untuk mencapai perekonomian yang diinginkan.
Yang di maksud dengan perekonomian yang diinginkan adalah dengan kondisi
yang lebih baik dengan meningkatkan output keseimbangan dan atau terpelihara
stabilitas harga (inflasi terkontrol). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat
mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
upaya mempertahankan kemampuan ekonomi untuk tumbuh, sekaligus
mengendalikan inflasi.

B. Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter

Peran kebijakan moneter adalah sebagai instrument pengendalian uang yang


beredar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Langkah-
langkah kebijakan moneter diambil oleh penguasa moneter (bank sentral atau Bank
Indonesia). Caranya dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan
moneter, seperti operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, rasio cadangan
minimum, batas instrumen tersebut akan terjadi perubahan jumlah uang yang

4
beredar. Keberhasilan kebijakan moneter biasanya diukur dari peningkatan
kesempatan kerja, perbaikan neraca pembayaran dan kestabilan tingkat harga.

Secara garis besar, fungsi kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan


ekonomi yang ditandai dengan gairah dunia usaha dan meningkatnya kesempatan
kerja. Fungsi kebijakan moneter sebagai berikut:

a. Menjaga kestabilatas ekonomi


Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan
perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan,
terkendali dan berkesinambungan. Artinya, pertumbuhan
arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus
Gambar 1. Kebijakan moneter
barang dan jasa yang tersedia. bertujuan untuk menjaga stabilitas
ekonomi

b. Menjaga kestabilan harga


Kebijakan harga selalu dihubungkan dengan
jumlah uang yang beredar dan jumlah barang dan
jasa. Interaksi jumlah uang yang beredar dengan
jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga.
Ada kalanya harga naik atau turun tidak beraturan
Gambar 2. Kebijakan moneter sehinggah perubahan harga dapat mempengaruhi
bertujuan untuk menjaga stabilitas
harga
kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila harga
cendrung naik terus-menerus, orang akan
membelanjakan semua uangnya yang mengakibatkan terjadinya gejala
ekonomi yang disebut inflasi.

c. Meningkatkan kesempatan kerja


Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah
barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada
keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan
investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan

Gambar 3. Peningkatan jumlah


investor akan meningkatkan
kesempatan kerja
5
pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaan baru atau perluasaan usaha berarti
meningkatkan kesempatan kerja.

d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran


Kebijakan moneter dapat
JENDELA EKONOMI memperbaiki posisi neraca perdagangan
Devaluasi adalah kebijakan yang dan neraca pembayaran. Jika negara
dilakukan oleh pemerintah untuk
menurunkan nilai mata uang asing mendevaluasi mata uang rupiah kemata

Revaluasi merupakan kebijakan uang asing, harga-harga barang ekspor


yang dilakukan oleh meningkatkan
akan menjadi lebih murah, sehingga
nilai mata uang di dalam negeri
terhadap mata uang asing memperkuat daya saing dan
meningkatkan jumlah ekspor.
Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca
pembayaran.
Kebijakan moneter juga mempunyai peran dalam pembangunan
ekonomi. Kebijakan moneter dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Hal ini
dapat diawasi oleh pemerintah. Itulah sebabnya kebijakan moneter dapat
diperdayakan untuk mencapai sasaran pembangunan ekonomi. Pengaruh
kebijakan moneter pertama kali dirasakan pada sektor moneter dan perbankan,
seperti tingkat bunga, inflasi dan kredit. Efek dominannya dapat dilihat pada
sektor rill, seperti investasi dan konsumen.
e. Mempertahankan iklim investasi
Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka iklim investasi akan tetap
hidup. Jika inflasi rendah, suku bunga bank juga cenderung rendah. Rendahnya
suku bunga bank akan mendorong orang untuk melakukan investasi atau usaha
baru.

f. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang

Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan,
maka Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar
terbuka.Dalam keadaan apabila nilai kurs mata uang rupiah merosot tajam

6
dibanding dollar Amerika Serikat, maka Bank Indonesia melakukan intervensi
pasar dengan menjual dollar.

g. Menurunkan laju inflasi


Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank
Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter
untuk menurunkan jumlah uang yang beredar
(JUB).Untuk menurunkan jumlah uang yang
beredar, kebijakan moneter yang diambil dapat
Gambar 4. Pada saat inflasi tinggi, BI berupa menaikkan atau menurunkan suku
dapat melakukan kebijakan moneter
untuk menurun jumlah uang beredar bunga.Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau pun dengan kebijakan moneter
lainnya yaitu reserve requirements.Untuk menurunkan laju inflasi berarti
jumlah uang yang beredar harus dikurangi.Untuk itu, dengan kebijakan reserve
requirements, Bank Indonesia menetapkan kenaikan cadangan minimum dari
bank-bank umum.

Selain tujuan dan peran di atas, kebijakan moneter juga berfungsi sebagai
instrumen/cara untuk mempengaruhi perekonomian. Kebijakan moneter
sebagai sebuah cara, dipergunakan untuk mencapai tujuan/sasaran ekonomi
yang diharapkan, di antaranya adalah untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi, mengatasi pengangguran, memperbaiki neraca pembayaran yang
defisit, dan menjaga stabilitas nilai uang.

TUGAS INDIVIDU

Petunjuk mengerjakan:

1. Baca dan pahamilah bahan ajar yang diberikan guru.


2. Kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Tulislah kesimpulan mengenai pengertian kebijakan moneter
menurut pendapat anda!
b. Apa fungsi dari kebijakan moneter?
3. Tuliskan hasil jawaban Anda!
4. Kumpulkan jawaban Anda kepada guru!

7
C. Instrument Kebijakan Moneter

Agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, bank sentral dapat


menggunakan instrument-instrunen kebijakan moneter. Instrument kebijakan
moneter terbagi menjadi 2 yaitu kebijakan moneter kuantitatif dan kebijkan
moneter kualitatif

a. Kebijakan Moneter Kuantitatif


Kebijakan moneter kuantitatif dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Kebiijakan operasi pasar terbuka (open market operation)
Operasi pasar terbuka adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank
sentral (atau Bank Indonesia) untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar di masyarakat, kebijakan ini dilakukan dengan cara
menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat-surat berharga
di pasar modal/saham.
Jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar (dalam
keadaan inflasi), bank sentral akan menjaual Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Dengan penjualan SBI, uang akan masuk ke bank sentral, sehingga
uang yang beredar berkurang. Sebaliknya, jika bank sentral mengamati
bahwa uang yang beredar kurang dari kebutuhan, bank sentral akan
membeli kembali SBI atau surat-surat berharga lainnya dipasar modal
sehingga akan menambah jumlah uang yang beredar. Bank sentral membeli
surat-surat berharga apabila perekonomian menunjukkan gejala-gejala
deflasi (kekurangan uang sehingga perekonomian menjadi lesu dan tidak
bisa bergerak).
Bagan 1. Kebiijakan operasi pasar terbuka (open market operation)

Untuk Mengurangi Mengatasi


Menjual SBI
Kebijakan Uang yang Beredar Inflasi
Pasar
Terbuka Untuk Menambah jumah Mengatasi
Membeli SBI Uang yang Beredar Deflasi

8
2. Kebijakan diskonto (discount policy)
Pada instrument kebijakan ini, pemerintah
mengurangi atau menambah jumlah uang
beredar dengan cara mengubah diskonto bank
umum. Jika bank sentral memperhitungkan
jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan
Gambar 5. Jika tingkat suku bunga tinggi,
masyarakat enggan berinvestasi dan (gelaja inflasi), bank sentral mengeluarkan
memilih menabung
keputusan untuk menaikkan suku bunga.
Kenaikan suku bunga akan merangsang orang untuk menabung. Dengan
menabung, jumlah uang yang beredar ditangan masyarakat akan masuk ke
bank. Dengan cara ini laju inflasi dapat ditekan, sebaliknya jika bank sentral
mengamati bahwa kesulitan-kesulitan di bidang ekonomi disebabkan
karena jumlah uang yang beredar terlalu sedikit (terjadi deflasi), bank
sentral akan meng usahakan penambahan jumlah uang dengan cara
menurunkan suku bunga. Dengan menurunkan suku bunga berarti
keinginan masyarakat untuk menabung berkurang dan orang akan
mengambil uang tabungannya, sehingga uang beredar di masyarakat
bertambah.
Agar jumlah uang yang beredar stabil (jumlah uang yang beradar sama
dengan jumlah barang dan jasa di pasar) maka pihak bank sentral menaikkan
suku bunga Bank agar masyarakat berbondong-bondong menabungkan
uangnya.
Bagan 2. Kebijakan diskonto (discount policy)
Untuk Mengurangi
Menaikkan Suku Mengatasi
Jumlah Uang
Bunga Inflasi
beredar
Kebijakan
Diskonto
Untuk Menambah
Menurunkan Mengatasi
Jumlah Uang
Suku Bunga Deflasi
Beredar

9
3. Kebijakan cadangan wajib (reserve requitment)
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan dan
menurunkan cadangan kas (cash ratio). Bank umum menerima uang dari
nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito dan jenis
lainnya.
Namun dalam hal ini ada sebuah pengecualian yakni adanya
presentase tertentu dari uang yang disetor oleh nasabah yang tidak
diperbolehkan untuk dipinjamkan. Uang yang tidak boleh di pinjamkan itu
disebut cadangan wajib. Misalkan, jumlah uang nasabah suatu bank dengan
berbagai bentuk tabungan adalah Rp 8.000.000. jika bank sentral mematok
cadangan wajib 20%, jumlah uang yang tidak boleh dipinjamkan adalah
sebesar 20% x Rp 8.000.000 = Rp 1.600.000. adapun 80% lainnya yaitu Rp
6.400.000 boleh dipinjamkan.
Kebijakan cadangan kas adalah kebijakan bank sentral untuk
menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan
atau menurunkan cadangan kas minimum yang dimiliki bank-bank umum.
Cadangan kas minimum adalah jumlah cadangan kas yang tidak boleh
dipinjamkan bank umum kepada masyarakat.Jika bank sentral menaikkan
cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang
beredar. Dengan menaikkan cadangan kas minimum, bank umum harus
menahan lebih banyak uang di bank.Dengan demikian, jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi.Bank sentral menaikkan cadangan kas minimum
jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala inflasi.
Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan cadangan kas minimum
berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar.Dengan
menurunkan kas cadangan minimum, bank umum dapat meminjamkan
uang lebih banyak kepada masyarakat.
Dengan demikian, akan menambah jumlah uang yang beredar. Bank
sentral menurunkan cadangan kas minimum jika perekonomian
menunjukkan gejala-gejala deflasi

10
Bagan 3. Kebijakan cadangan kas
Untuk Mengurangi
Menaikkan Mengatasi Inflasi
Jumlah Uang
cadangan kas
berdar
Kebijakan
Cadangan Kas
Untuk Menambah
Menurunkan
Jumlah Uang Mengatasi Deflasi
cadangan kas
Berdar

b. Kebijakan Moneter Kualitatif


1. Kebijakan kredit selektif dan kredit longgar
Kredit selektif adalah kebijakan bank JENDELA EKONOMI
Prinsip kredit yang sering digunakan
sentral untuk mengurangi jumlah unag yang dikenal dengan prinsip kredit 5C, yaitu:
beredar dengan cara memperketat syarat-syarat 1. Character (karakter)
2. Chapability (kemampuan)
pemberian kredit. Dalam hali ini, bank-bank 3. Capital (modal)
4. Collecteral ( jaminan)
diperbolehkan memberikan kredit asalkan 5. Condition of economic (kondisi
dengan mempertimbangkan sungguh sungguh ekonomi

dan harus benar-benar didasarkan pada syarat 5


C yaitu, charater, capability, collateral, capital
dan condition economy. Dengan kebiajakan kredit
ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa
diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi. Sebaliknya
kredit longgar dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang
yang beredar. Caranya, dengan melonggarkan syarat-syarat pemberian
kredit dilakukan jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.
Bagan 4. Kebijakan kredit selektif dan kredit longgar

Untuk Mengurangi
Kredit Selektif Jumlah Uang Mengatasi Inflasi
berdar
Kebijakan Kredit
Untuk Menambah
Kredit Longgar Jumlah Uang Mengatasi Deflasi
Berdar
2. Kebijakan dorangan moral (moral persuasion)

11
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang yang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Bank sentral dapat juga mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan
berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum
dan pelaku kebijakan moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato, dan edaran
dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan
ataupun melepaskan pinjaman.

Gambar 6. Bank Indonesia adalah pelaksana moneter di Indonesia

D. Jenis-jenis Kebijakan Moneter


Untuk mengendalikan stabilitas ekonomi suatu negara maka
pemerintah melalui Bank Sentral dapat melakukan 2 (dua) cara yaitu dengan
cara langsung atau tidak langsung. Kebijakan moneter yang dilaksanakan
secara langsung oleh bank sentral dengan cara menentukan peredaran uang
atau kredit perbankan, sedangkan kebjakan moneter tidak langsung
dilakukan bank sentral dengan cara mempengaruhi kemampuan bank-bank
umum dalam memberikan kredit. Pengaturan jumlah uang yang beredar
pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah
yang beredar. Kebijakan moneter berdasarkan laporan tahunan Bank
Indonesia digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Kebijakan uang ketat (tight money policy)/Kebijakan Kontraktif

12
Adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang
beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan menaikkan suku bunga, menjual
SBI, menaikkan cadangan kas, dan membatasi pemberian kredit.
a. Politik Diskonto (Menaikkan tingkat suku bunga pada bank umum)
Bank sentral dalam, hal ini Bank Indonesia menaikkan tingkat suku
bunga pada bank umum. Tingkat suku bunga pada bank umum menaik
sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang / menurun.
b. Giro Wajib Minimum / GWM (Menaikkan giro wajib minimum pada
umum)
Bank Indonesia menaikkan tingat giro wajib minimum pada bank
umum. Giro wajib minimum menaik membuat tingakat jumlah uang
yang beredar di masyarakat berkurang / menurun.
c. Operasi Pasar Terbuka (Menjual SBI dan SBPU)
Bank Indonesia sebagai sentral di Indonesia menjual surat berharga
Bank Indonesia dari masyarakat, sehinggah dapat mengurangi tingat
uang yang beredar di masyarakat.
d. Politik Kredit Selektif (Pengetatan Pemberian Kredit)
Bank memperketat persyaratan pemberian kredit ke masyarakat.
Persyaratan pemberian kredit di perketat membuat minat masyarakat
melakukian kredit menurun, sehingga tingkat jumlah uang yang beredar
di masyarakat menurun / berkurang.

2. Kebijakan uang longgar (easy money policy)/Kebijakan Ekspansif


Adalah kebijakan yang diambil bank sentral untuk menambah jumlah uang
yang beredar. Kebijakan uang longgar ini dapat berupa penurunan tingkat
suku bunga (kebijakan moneter), pembelian surat-surat berharga (kebijakan
pasar terbuka), penurunan cadangan kas (kebijakan cash ratio), dan
kelonggaran pemberian kredit. Kebijakan Moneter Ekspansif terdiri dari:
a. Politik Diskonto (Menurunkan tingkat suku bunga pada bank umum)
Bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia menurunkan tingkat suku
bunga pada bank umum. Tingkat suku bunga pada bank umum menurun

13
membuat investasi meningkat sehinggah jumlah uang yang beredar di
masyarakat meningkat/ bertambah.
b. Giro Wajib Minimum / GWM (Menurunkan giro wajib minimum pada
umum)
Bank Indonesia menurunkan tingkat giro wajib minimum pada bank
umum. Giro wajib minimum menurun membuat tingat uang yang
beredar di masyarakat meningkat/bertambah.
c. Operasi Pasar Terbuka (Membeli SBI dan SBPU)
Bank Indonesia sebagai sentral di Indonesia membeli surat berharga
Bank Indonesia dari masyarakat, sehinggah dapat menambah tingat
uang yang beredar di masyarakat.
d. Politik Kredit Selektif (Pemberian Kredit Longgar)
Bank mempermudah persyaratan pemberian kredit ke masyarakat.
Persyaratan pemberian kredit di permudah menarik masyarakat
melakukian kredit, sehingga tingkat jumlahuang yang beredar di
masyarakat meningkat.

Tugas Individu

Carilah sebuah artikel yang berhubungan dengan kebijakan moneter. Baca dan analisislah
masalahnya. Kemudian tentukan instrument dan jenis kebijakan moneter apa yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.

AKTIFITAS KELOMPOK

1. Dari paparan di atas mengenai instrument dan jenis kebijakan


moneter, coba diskusikan dengan anggota kelompok dengan
bimbingan guru untuk masalah-masalah apa saja yang dapat
diatasi dengan kebijakan moneter!
2. Setelah bisa menentukan masalah yang dapat diatasi dengan
kebijakan moneter, identifikasikanlah instrument dan jenis
kebijakan moneter yang14tepat untuk digunakan!
3. Setelah dikerjakan paparkanlah hasil pengerjaan bersama
anggota kelompok ke depan kelas dan komunikasikan hasil
pengerjaan diatas bersama dengan kelompok lain!
KEBIJAKAN FISKAL

Tentu kita sering mendengar pemberitaan di media massa mengenai


kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Harga BBM dari waktu ke waktu
senantiasa naik. Apa pengaruh kenaikkan harga BBM ini terhadap keuangan
Negara? Apakah diuntungkan atau dirugikan? Indonesia adalah salah satu negara
penghasil minyak di dunia. Namun kenyataannya negara tetap dirugikan dengan
adanya kenaikkan harga tersebut,. Mengapa? Karena jumlah konsumsi minyak
dalam negeri lebih besar dari pada jumlah yang diproduksi sehingga harus
mengimpor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Di satu sisi, harga
BBM di dalam negeri lebih rendah di banding harga di pasar internasional. Ini
karena adanya subsidi BBM. Subsidi merupakan pengeluaran pemerintah. Sehingga
kenaikan harga minyak bumi justru akan meningkatkan pengeluaran pemerintah
untuk subsidi BBM. Tingginya subsidi yang harus dibayarkan akan membebani
APBN. Kemudian apa yang dilakukan pemerintah untuk menekan pengeluaran
subsidi tersebut, agar keuangan negara (APBN) tetap aman? Pemerintah kadang
perlu mengubah pengeluaran dan penerimaan dalam APBN untuk menyesuaikan

15
dengan kondisi pada waktu itu. Kebijakan yang dilakukan dengan cara mengubah
pengeluaran dan penerimaan Negara dikenal dengan kebijakan fiskal atau politik
fiskal.

Pemerintah memiliki peran yang sangat menentukan dalam mengendalikan


perekonomian nasional dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
Dalam upaya mengatur kegiatan perekonomian nasional, pemerintah menggunakan
berbagai perangkat kebijakan.Salah satu perangkat kebijakan tersebut adalah
kebijakan fiskal,yang dikenal pula dengan kebijakan anggaran karena berkaitan
dengan pengaturan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

A. Pengertian kebijakan fiskal

Penerimaan dan pengeluaran pemerintah merupakan faktor yang


mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Perlu diketahui bahwa dalam
banyak hal, rumah tangga negara tidak sama dengan dengan rumah tangga keluarga.
Pada rumah tangga keluarga, jika penerimaan semakin menurun, salah satu
tindakan yang ditempuh adalah pengeluaran. Tindakan demikian dapat
menyelamatkan kemunduran ekonomi rumah tangga keluarga. Sebaliknya, dalam
rumah tangga negara, penurunan penerimaan tidak selalu diatasi dengan dengan
pengerluaran. Jika pengeluaran yang ditekan, kegiatan ekonomi akan menjadi lesu.
Kelesuan ekonomi akan mengakibatkan pengangguran, yang berdampak pada
penurunan penerimaan.

Kebijakan apa yang kiranya dapat diambil pemerintah pada saat penerimaan
dan pendapatan menurun? Tindakan yang mungkin adalah mengatur pengeluaran
agar pengeluaragn tersebut berdampak positif pada perbaikan ekonomi. Tindakan
memperbaiki ekonomi juga dapat ditempuh dengan usaha menaikkan pendapatan.
Tindakan-tindakan mengatur pengeluaran dan pemasukan negara disebut sebagai
tindakan fiskal. Jadi, kebijakan fiskal adalah kebijakan penyesuaian di bidang
pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi.

Beberapa pendapat mengenai pengertian kebijakan fiskal:

16
a) Sadono Sukirno, Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah
untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam
perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masaah
ekonomi yang dihadapi.
b) Prathama Rahardja Mandala Manurung, Kebijakan Fiskal adalah kebijakan
ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola / mengarahkan
perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara
mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
c) Agus s, kebijakan fiskal adalah kebijakan penyesuaian di bidang pengeluar
dan penerimaan Negara untuk memperbaiki keadaan ekonomi

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal


adalah kebijakan yang digunakan pemerintah untuk membuat langkah-langkah
untuk mengelola/ mengarahkan perekonomi ke kondisi yang lebih baik.

B. Peran dan fungsi kebijakan fiskal

Pemerintah selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Banyak contoh yang dapat dilihat dari usaha pemerintah untuk memperbaiki
kehidupan masyarakat, seperti program tansmigrasi yang memberi lahan dan rumah
kepada penduduk, program irigasi yang dapat menaikkan hasil pertanian, program
perbaikan rumah-rumah kumuh, dan program listrik masuk desa yang memberi
kesempatan kepada penduduk untuk mendapatkan sarana listrik bagi kegiatan
ekonominya.

Kebijakan fiskal juga merupakan salah satu paket tindakan pemerintah di


bidang pengeluaran dan penerimaaan keuangan suatu Negara. Kebijakan ini
bertujuan untuk memperbaiki keadaan ekonomi, mengusahakan kesempatan kerja
(mengurangi pengangguran), dan menjaga kestabilan harga secara umum. Dengan
kata lain, kebijakan fiskal berperan dengan mengusahakan peningkatan
kemampuan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteran rakyat dengan
cara menyesuaikan pengeluaran dan penerimaan pemerintah.

17
Kebijakan fiscal secara umum difungsikan sebagai alat atau instrument
untuk mengoptimalkan pembangunan ekonomi bangsa, khususnya sebagai alat
untuk pengoptimalan penyerapan sumber daya dan memperbesar penanaman modal
dan investor.

Kebijakan fiskal juga memainkan peran penting dalam memengaruhi arah


ekonomi. Peran ini dapat dilihat dari empat fungsi kebijakan fiskal. Keempat fungsi
itu adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Alokasi
Fungsi utama alokasi adalah menetukan dengan tepat bagaimana dana
akan dialokasikan. Hal ini erat kaitannya dengan masalah perpajakan dan
pengeluaran karena alokasi dana tergantung pada pengumpulan pajak dan
pemerintah mengunakan pendapatan untuk tujuan tertentu. Anggaran
nasional menetukan bagaimana dana dialokasikan. Ini berarti bahwa jumlah
tertentu dari dana disisihkan untuk tujuan khusus yang ditetapakan oleh
pemerintah. Hal ini memiliki dampak ekonomi langsung pada negara.
2. Fungsi Distribusi
Fungsi alokasi menentukan beberapa banyak akan disisihkan dan untuk
tujuan apa. Sementara itu, fungsi distribusi kebijakan fiskal adalah untuk
menentukan lebih spesifik bagaimana dana tersebut akan didistribusikan ke
seluruh setiap segmen ekonomi. Misalnya, pemerintah mungkin
mengalokasikan 1 triliun terhadap program-program kesejahteraan social.

3. Fungsi Stabilisasi
Stabilisasi adalah fungsi lain yang penting dari kebijakan fiscal.
Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi stabil.
4. Fungsi Pembangunan
Fungsi utama keempat kebijakan fiscal adalah pembangunan.
Pembangunan tampaknya menunjukkan pertembuhan ekonomi.

AKTIVITAS INDIVIDU

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah


18 ini dengan singkat dan tepat!

1. Setelah membaca pendapat diatas tentang kebijakan fiscal, coba Anda


jelaskan pengertian kebijakan fiskal menurut pendapatmu!
C. Tujuan Kebijakan Fiskal
Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan
arah, tujuan dan prioritas nasional, serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan
Program Pembangunan Nasional (Propernas) yang pada gilirannya akan
meningkatkan kemakmuran masyarakat. Secara terperinci tujuan kebijakan fiscal
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menurunkan Tingkat Inflasi
Dalam rangka memakmurkan tingkat inflasi, pemerintah mengambil
peran kebijakan fiskal dengan cara memperkecil pengeluaran pemerintah.
Cara tersebut dilakukan dengan mengurangi atau menunda atau bahkan
membatalkan proyek-proyek pemerintah untuk sementara waktu. Dengan
begitu, peredaran uang kepada masyarakat akan berkurang, sehingga tingkat
inflasi bisa menurun. Selain cara tersebut, pemerintah juga bisa mengurangi
transfer pemerintah. Transfer pemerintah merupakan pengeluaran
pemerintah tanpa balas jasa langsung, seperti pemberian bantuan kepada
masyarakat miskin, bantuan bencana alam, beasiswa pendidikan atau
subsidi

2. Meningkatkan Produk Domestik Bruto


Dalam peran meningkatkan produk domestik bruto, kebijakan fiskal bisa
dijadikan dengan cara memperbesar pengeluaran pemerintah. Pemerintah
dapat menjalankan proyek pembangunan yang didanai oleh APBN. Dengan
cara tersebut nantinya aka nada permintaan barang dan jasa. Cara lain yang
dilakukan ialah dengan meningkatkan transfer pemerintah, yaitu pemberian
bantuan kepada masyarakat miskin, bantuan bencana alam, beasiswa

19
pelajar, atau subsidi. Melalui cara tersebut, dapat mendorong masyarakat
untuk menjalankan produksi atau perdagangan. Peran kebijakan fiscal
dalam meningkatkan produk domestik bruto bisa dikatakan bahwa
sebaliknya dari peran pada poin di atas.
3. Mengurangi Tingkat Pengangguran
Peran kebijakan fiskal untuk mengurangi tingkat pengangguran ialah
dengan cara memperbesar pengeluaran dantransfer pemerintah.
Memperbesar pengeluaran maksudnya, pemerintah menjalankan proyek-
proyek pembangunan sebagai langkah membuka lapangan pekerjaan.
Dalam menjalankan proyek pemerintah pasti membutuhkan tenaga kerja,
sehingga pengangguran dapat teratasi, untuk memperbesar transfer
pemerintah, perlu adanya subsidi atau mengurangi pungutan pajak dan
masyrakat.
4. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Peran kebijakan fiskal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat ialah
dari memperbesar pengeluaran pemerintah, seperti pengadaan proyek
pembangunan jalan, jembatan, gedung pemerintah atau membeli peralatan
militer, rumah sakit, perkantoran. Cara tersebut akan bisa memberikan
keuntungan kepada masyarakat dan dapat melibatkan tenaga kerja.
Contohnya penyedia atau supplier alat militer, alat-alat rumah sakit, alat-
alat perkantoran akan mendapat keuntungan dari penjualan tersebut. Dari
proyek pembangunan, pemerintah juga membutuhkan tenaga kerja sehingga
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.
5. Meningkatkan stabilitas perekonomian di tengah ketidakstabilan
internasional
Kebijakan fiskal memiliki peranan kunci dalam menjaga kestabilan
internal ataupun eksternal. Untuk mengurangi dampak internasional
fluktuasi siklis kebijakan fiskal mengatur pengelolaan eksport dan import.
Dengan begitu perekonomian negara tetap stabil meski perekonomian
internasional masih tidak stabil. Kebijakan fiskal maupun mengontrol

20
perekonomian dalam negeri agar tidak terpengaruh dengan ketidakstabilan
internasional.
6. Meningkatkan dan Mendistribusikan Pendapatan Nasional
Kebijakan fiskal juga berperan dalam pendistribusian pendapatan
nasional. Cara yang dilakukan pemerintah ialah dengan meningkatkan
pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang
lebih tinggi. Upaya tersebut dapat tercipta dengan adanya investasi dari
pemerintah berupa program pembagunan regional, sehingga dapat
mengimbangi perekonomian pemerintah.
7. Menyejahterahkan Masyarakat
Didalam kebijakan fiskal memang ditentukan oleh keterlibatan
pemerintah dan peran yang paling utama ialah negara. Pemerintah tentu saja
membutuhkan kebijakan fiskal untuk membuat rakyat sejahtera. Dalam
menyejahterakan masyarakat, pemerintah mengatur perekonomian berupa
pengeluaran, pajak perbelanjaan dan hutang agar lebih stabil. Dari sana
APBN dapat mengatur pertumbuhan ekonomi seperti inflasi. Hal ini
merupakan tujuan perekonomian yang diambil berdasarkan kebijakan
fiskal, khususnya tujuan dalam menyejahterakan masyarakat. Di sinilah,
peran kebijakan fiskal sangat penting bagi masyarakat ataupun pemerintah
sendiri.
Pada dasarnya, peranan kebijakan fiskal berkesinambungan dengan
tujuan. Peran kebijakn fiskal dalam perekonomian dalam kenyataannya
menunjukkan bahwa volume transaksi yang diadakan oleh pemerintah
dikebanyakan negara dari tahun ke tahun bertendensi untuk meningkatkan
lebih cepat daripada meningkatnya pendapatan nasional. Ini berarti bahwa
peranan dari tindakan fiskal pemerintah turut serta dalam menentukan
tingkat pendapatan nasional lebih besar dalam mekanisme pembuatan
tingkat pendapatan nasional terutama dimaksudkan agar dalam mekanisme
pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama dimaskudkan agar
supaya pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi jalannya
perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya

21
kebijakan fiskal, pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya
perekonomian dari keadaaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti
misalnya keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca
pembayaran internasional yang terus menurus defisit dan sebagainya.
Kebijakan fiscal secara umum difungsikan sebagai alat untuk instrument
untuk mengoptimalkan pembangunan ekonomi bangsa, khususnya sebagai
alat untuk mengoptimalkan penyerapan sumber daya dan memperbesar
penanaman modal investor

D. Instrument Kebijakan Fiskal


Banyak kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah untuk memperbaiki
kelesuan perekonomian Negara. Pemerintah dapat mengadakan deregulasi dan
debirokratisasi di berbagai bidang dengan tujuan memperbaiki keadaan ekonomi
agar tercapai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Kebijakan deregulasi dan
debirokratisasi merupakan bagian dari kebijakan fiskal pemerintah. Instrument
kebijakan fiskal adalah sistem perpajakan dan politik anggaran.
1. Sistem Perpajakan
Pemungutan pajak merupakan suatu sarana dalam kebijakan fiskal untuk
mengatur perekonomian. Secara ekonomi, pajak dapat didefinisikan sebagai
sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan dunia usaha ke sektor
pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib memberi balas jasa
langsung. Dengan menggunakan sarana perpajakan, pemerintah dapat
mengatur kegiatan ekonomi. Dengan menaikkan tarif pajak, pemerintah
bermaksud memperkuat kas pemerintah dan dapat memperbesar
pengeluaran yang bersifat umum. Sebaliknya, jika tarif pajak dikurangi,
pemerintah bermaksud memberi kesempatan perusahaan berinvestasi,
sekaligus meningkatkan konsumsi.

2. Politik Anggaran
Dilihat dari perbandingan nilai penerimaan dan pengeluaran, kebijakan
anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbang dan anggaran

22
berimbang. Jika pemerintah menempuh anggaran berimbang, pengeluaran
direncanakan sama dengan penerimaan. Tidak ada petunjuk dalam kondisi
ekonomi seperti apa politik anggaran berimbang di tempuh. Namun, bila
pemerintah memilih anggaran berimbang, dua hal paling pokok yang ingin
dicapai adalah peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.
Anggaran tidak berimbang dapat dibagi lagi atas anggaran defisit dan
anggaran surplus.
a. Anggaran defisit adalah anggaran yang lebih besar pengeluaran dari
penerimaan dan memang direncanakan demikian, sebab pengeluaran
pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan. Politik anggaran
defisit ini dipilih jika pemerintah ingin menstimulir pertumbuhan
ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan bila perekonomian berada dalam
keadaan resesi.
b. Anggaran surplus adalah kebalikan dari anggaran defisit. Dalam
anggaran surplus, pemerintah merencanakan penerimaan lebih besar dari
pada pengeluaran. Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian
sedang dalam tahap ekspansif dan memanas. Melalui anggaran surplus,
pemerintah mengurangi pengeluaran untuk menurunkan tekanan
permintaan atau mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak
c. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah
penerimaan dari tahun ketahun ditingkatkan dan terbuka pula
kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat sehingga anggaran
pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan
seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan
pemerintah yang terus bertambah, peningkatan penerimaan
pajak,atauberasal dari pinjaman pemerintah.

E. Jenis-jenis Kebijakan Fiskal

Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal dapat dibedakan


menjadi dua yaitu Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kebijakan Fiskal Kontraktif.

23
1. Kebijakan Fiskal Ekspansif (Expansionary Fiscal Policy)

Kebijakan Fiskal Ekspansif adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka


mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada saat munculnya
kontraksional gap. Konstraksional gap adalah suatu kondisi dimana output potensial
(Y) lebih tinggi dibandingkan dengan output actual. Kebijakan ekspansif dilakukan
dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah (G) atau menurunkan pajak (T)
untuk meningkatkan output (Y), ada pun mekanisme peningkatan pengeluaran
pemerintah atau pun penurunan pajak (T) terhadap output adalah sebagai berikut,
pada grafik dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah naik atau pajak
turun maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat keatas sehingga pendapatan

akan naik dari (Y1) menjadi (Yf). Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya
beli masyarakat. Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan pada saat perekonomian
mengalami resesi/depresi dan pengangguran yang tinggi.

Kurva Kebijakan Fiskal Ekspansif

2. Kebijakan Fiskal Kontraktif

Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah dengan cara


menurunkan belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan
untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi inflasi.kebijakan
pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya.
Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi
yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan
permintaan.pada saat munculnya ekpansionary gap. Ekspansionary gap adalah

24
suatu kondisi dimana output potensial (Y) lebih kecil di bandingkan dengan output
Actual. Adapun mekanisme penurunan pengeluaran pemerintah (G) ataupun
kenaikan pajak (T) terhadap output (Y) adalah sebagai berikut, secara grafik
kebijakan fiskal kontraktif diagram sebagai berikut:

Kurva Kebijakan Fiskal Kontraktif

Pada gambar di atasdapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah


turun atau pajak naik maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat ke bawah
sehingga pendapatan akan turun dari (Y1) menjadi (Yf)

TUGAS INDIVIDU

1. Jelaskan kebijakan fiskal yang pernah dilakukan oleh pemerintah RI!


2. Apakah dimaksud dengan kebijakan fiskal ekspansif?
3. Apakah yang dimaksud dengan kebijakan fiskal kontraktif?

AKTIFITAS KELOMPOK

1. Dari paparan di atas mengenai instrument dan jenis kebijakan


moneter, coba diskusikan25dengan anggota kelompok dengan
bimbingan guru untuk masalah-masalah apa saja yang dapat
diatasi dengan kebijakan fiskal!
2. Setelah bisa menentukan masalah yang dapat diatasi dengan
RANGKUMAN

1. Kebijakan moneter adalah tindakan-tindakan atau langkah-langkah yang


dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral untuk mempengaruhi atau
mengatur jumlah uang yang beredar dalam perekonoian dalam rangka
mencapai stabilitas perekonomian yang diukur dari kesempatan kerja,
kestabilan harga, dan keseimbangan neraca pembayaran guna mengatasi

26
masalah-masalah makro ekonomi seperti inflasi, pengangguran dan
menciptakan pertumbuhan ekonomi.
2. Tujuan kebijakan moneter secara garis besar adalah menjaga kestabilan
ekonomi yang ditandai dengan gairah dunia usaha dan meningkatkan
kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan dan peran kebijakan moneter adalah
sebagai berikut :
a. Menjaga Stabilitas Ekonomi
b. Menjaga Stabilitas Harga
c. Meningkatkan Kesempatan Kerja
d. Memperbaiki Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
e. Mempertahankan Iklim Invsetasi
f. Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Mata Uang
g. Menurunkan Laju Inflasi
3. Instrument kebijakan moneter terdiri dari 2, yaitu kebijakan kuantitatif dan
kebijakan moneter kualitatif.
• Kebijakan moneter kuantitatif:
a. Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)
b. Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
c. Kebijakan Cadangan Kas (Cas Ratio Policy)
• Kebijakan moneter kualitatif:
a. Kebijakan Kredit Selektif dan Kebijakan Longgar
b. Imbauan Moral (Moral Persusion)
4. Jenis kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
• Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
a. Politik Diskonto (Menurunkan tingkat suku bunga pada bank umum)
b. Giro Wajib Minimum / GWM (Menurunkan giro wajib minimum
pada bank umum)
c. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation / membeli SBI)
d. Politik Kredit Selektif (Pemberian Kredit Longgar)
• Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contraktive Policy

27
a. Politik Diskonto (Menurunkan tingkat suku bunga pada bank umum)
b. Giro Wajib Minimum / GWM (Menurunkan giro wajib minimum
pada bank umum)
c. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation / membeli SBI)
d. Politik Kredit Selektif (Pemberian Kredit Longgar)
5. Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan
kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi negara.
6. Pada dasarnya, peran kebijakan fiskal berkesinambungan dengan tujuan
kebijakan fiskal. Berikut peran dan tujuan kebijakan fiscal:
a. Menurunkan Tingkat Inflasi
b. Meningkatkan Produk Domestik Bruto
c. Mengurangi Tingkat Pengangguran
d. Meningkatkan Pendapatan Mnasyarakat
e. Meningkatkan Laju Investasi
f. Meningkatkan Stabilitas Perekonomian di Tengah Ketidakstabilan
Internbasional
g. Meningkatkan dan Mendistribusikan Pendapatan Nasional

7. Fungsi kebijakan fiskal dibagi menjadi 3, yaitu:


a. Fungsi Alokasi
b. Fungsi Distribusi
c. Fungsi Stabilitas
d. Fungsi Pembangunan

8. Instrument kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah


yang berhubungan erat dengan pajak.
9. Jenis-jenis kebijakan fiskal terdiri dari 2, yaitu:

28
a. Kebijakan fiskal ekspansif: menaikkan belanja negara dan menurunkan
tingkat pajak
b. Kebijakan fiscal kontraktif: menurunkan belanja negara dan menaikkan
tingkat pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Adji, Wahyu, Suwerli, Suratno. 2017. Ekonomi Untuk SMA/MA KElas X. Jakarta:
Erlangga
Rahardja, Pratama dan Wiji Purwanta. 2017. Eksplorasi Nalar Siswa Ekonomi
untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya

29
S. Alam. 2016. Ekonomi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Esis
Sukirno, Sadono. 2013. MakroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Tim Masmedia Buana Pustaka. 2015. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Sidoarjo:
Masmedia Buana Pustaka
http://infosiana.net/pengertian-jenis-tujuan-fungsi-contoh-dan-instrumen-
kebijakan-moneter/
http://ekspektasia.com/kebijakan-fiskal-dan-moneter/

30

Anda mungkin juga menyukai