Anda di halaman 1dari 24

Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop

Kecamatan Bintan Timur


Kabupaten Bintan

BAB IV. MASTERPLAN

4.1 LOKUS SENTRA INDUSTRI & KESIAPAN LAHAN


Pada saat ini Sentra IKM umumnya tumbuh secara informal dengan
berbagai keterbatasannya, tanpa sentuhan dan campur tangan langsung
pemerintah sehingga sangat sulit untuk berkembang. Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah diharapkan melakukan pembangunan dan
pemberdayaan IKM untuk mewujudkan IKM yang berdaya saing, berperan
signifikan dalam penguatan struktur industri nasional, ikut berperan dalam
pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja, serta
menghasilkan barang dan/atau jasa industri untuk diekspor. Sentra
Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM) adalah lokasi pemusatan
kegiatan industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan produk
sejenis, menggunakan bahan baku sejenis dan atau mengerjakan proses
produksi yang sama, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang
dirancang berbasis pada pengembangan potensi sumber daya daerah, serta
dikelola oleh suatu pengurus professional.
Sentra industri mempunyai pengertian suatu wilayah dimana
didalamnya terdapat pengelompokan industri-industri yang sejenis atau
memiliki kaitan erat diantara industri tersebut. Industri-industri inilah yang
mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan
rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional
maupun modern. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja,
memakmurkan masyarakat secara keseluruhan, dan tercapainya
peningkatan kemampuan industri dalam aspek penyediaan produk jadi,
bahan baku untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Keberadaan
industri-industri ini juga dapat meningkatkan potensi bisnis di Kabupaten
Bintan.
Lokus tersebut sesuai dengan proyeksi RTRW Kabupaten Bintan yang
menempatkan Kecamatan Bintan Timur sebagai Kawasan Strategis
IV-1
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
Kabupaten (KSK) untuk pembangunan industri maritim (pengutamaan
Kelautan dan Perikanan) oleh karena itu sentra industri di Sei Lekop
sebagai lokasi sentra diharapkan potensi perikanan dan kelautan
khususnya perikanan dan kelautan dapat lebih ditingkatkan dengan
adanya pembangunan sentra industri yang akan dibangun. Analisis spasial
memperlihatkan lokus sentra industri yang akan dibangun lebih dekat
dengan beberapa fasilitas pendukung seperti pelabuhan,tempat
penjemuran, rumah kemasan, jalan dan beberapa fasilitas lainnya sehingga
dapat disimpulkan juga menggunakan metode centre of gravity bahwa lokus
di Kecamatan Bintan Timur sudah tepat. Selain itu, untuk pembebasan
lahan telah ditetapkan sejak lama bahwa kawasan tersebut merupakan
kawasan dengan lokus kawasan peruntukan industri (Perda RTRW Bintan).
Penentuan lokus sentra industri adalah kajian pertama yang harus
dilakukan dalam melakukan upaya membuat studi kelayakan dan
masterplan sebuah sentra industri. Dalam lokus yang terdapat di
Kecamatan Bintan Timur tepatnya di Kelurahan Sei Lekop memiliki akses
yang sangat dekat dengan pelabuhan Kijang ( 5,62 km) dan pemukiman
warga (1 km). Selain itu Kelurahan Sei Lekop merupakan pusat dari
Kecamatan Sei Lekop, karena letak bangunan Kecamatan Sei Lekop berada
pada Kelurahan Sei Lekop. Lokus sentra industri ini pun memiliki jarak
yang dekat dengan pasar serta pendaratan ikan nelayan. Selain itu akses
jalan, PLN dan PDAM pun berada di Kelurahan Sei Lekop yang notabenenya
merupakan letak sentra industri yang akan dibangun sehingga proyeksi
centre of gravity yang dibuat telah sesuai adanya.

4.1.1 Analisa Jarak Sentra IKM ke Pusat Kota


Pertimbangan jarak ke pusat kota bagi lokasi Sentra Industri adalah
dalam rangka kemudahan memperoleh fasilitas pelayanan baik sarana dan
prasarana maupun pemasaran. Mengingat pembangunan suatu Sentra IKM
tidak harus membangun seluruh sistem prasarana dari mulai tahap awal
melainkan memanfaatkan sistem yang telah ada seperti listrik, air bersih
yang biasanya telah tersedia di lingkungan perkotaan. Kestabilan tegangan
(listrik) dan tekanan (air bersih) dipengaruhi faktor jarak, disamping

IV-2
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
fasilitas banking, kantor-kantor pemerintahan yang memberikan jasa
pelayanan bagi kegiatan industri yang pada umumnya berlokasi di pusat
perkotaan, maka idealnya suatu Sentra Industri berjarak 15–20 km. Lokasi
Sentra IKM di Kelurahan Sei Lekop ini berada sekitar 25 km dari pusat kota
bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 30 menit. Hal ini tentu sangat
mendukung kegiatan industri yang berada pada Sentra IKM. Untuk kota
lain jarak antara sentra IKM ke Kota Batam sebagai pusat kota yang
terbesar di Kepulauan Riau berjarak 31 km dengan waktu tempuh
menggunakan kapal selama ± 1 jam. Sedangkan untuk pusat pemerintahan
di Kabupaten Bintan jaraknya adalah 49 km dengan waktu tempuh
menggunakan kapal selama ± 1 jam. Sentra IKM sangat berdekatan dengan
Kota Batam yang notabene merupakan jalur utama dalam hal ekspor
sehingga sangat menguntungkan karena lokasinya yang strategis.

4.1.2 Analisa Jarak Sentra IKM terhadap Permukiman


Pertimbangan jarak terhadap permukiman bagi pemilihan lokasi
kegiatan industri, pada prinsipnya memiliki dua tujuan pokok, yaitu:
 Berdampak positif dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja
dan aspek pemasaran produk.
 Dalam kaitannya dengan jarak terhadap permukiman dengan
mempertimbangkan masalah areal tanah disekitar lokasi industri
tidak menjadi kumuh.
 Berdampak negatif karena kegiatan industri menghasilkan polutan
dan limbah yang dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat.
Jarak terhadap permukiman yang ideal minimal 2 (dua) km dari lokasi
kegiatan industri. Berdasarkan peta pola ruang dari RTRW pada lokasi ini
jarak terdekat antara Sentra IKM dan permukiman sekitar 1 km. Hal ini
menunjukkan lokasi Sentra IKM berdekatan dengan permukiman sehingga
pada saat pembangunan harus dilakukan sosialisasi secara persuasif untuk
menghindari gejolak sosial dan efek negatif lainnya. Disamping itu juga
penerapan prinsip ramah lingkungan pada Sentra IKM menjadi sesuatu
yang wajib supaya kegiatan industri tidak mencemari pemukiman. Kegiatan

IV-3
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
industri harus bisa meminimalisir polusi udara, bau, suara. Pemilihan
bahan bakar yang tepat dan efisien bisa meminimalisir polusi udara yang
dihasilkan. Selain itu proses pengolahan limbah padat dan cair harus juga
dilakukan dengan cermat dan ramah lingkungan untuk menghindari resiko
gesekan. dengan warga atas bau yang tidak enak dari limbah industri.
Demikian juga halnya dengan bunyi mesin yang dihasilkan harus
dipastikan tidak menimbulkan polusi suara.

4.1.3 Analisa Topografi


Sentra IKM memiliki kemiringan lereng 0-5 % dengan ini berarti
lahan Sentra IKM datar dan lahan di sekitar IKM juga datar sehingga dapat
meminimalisir cut and fill pada saat pembangunan. Walaupun terlihat
datar, ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu bentuk lahan yang berupa
kawasan hutan dan memiliki tanah yang keras yang tersusun atas tanah
podzolik dan podzolik kuning (mengandung bauksit). Beberapa teknik
untuk mengatasi ini antara lain dengan mengerahkan alat berat guna
mempercepat pembangunan sentra industri. Lahan tersebut sangat baik
untuk dibangun mengingat karakter tanah yang kokoh dan tidak berjalan,
karena berada tidak pada lempeng pergeseran.

4.1.4 Analisa Daya Dukung Lahan


Lokasi Sentra IKM Kerupuk ikan adalah lahan yang sudah digunakan
untuk kegiatan pengolahan ikan menjadi kerupuk dengan luasan + 2 Ha.
Selanjuntnya untuk mendukung aktivitas pengolahan di sentra IKM
kerupuk ikan diperlukan Unit Pelaksana Teknis dimana tersedia fasilitas
Rumah kemasan, Perkantoran, Outlet untuk pemasaran kerupuk dan
gedung pengeringan. Sehingga dibutuhkan lahan tambahan sekitar 5000
m2. Untuk lahan sentra dan UPT agar proses revitalisasi semakin baik
maka diperlukan adanya kajian dalam perhitungan pengaruh direct dan
indirect terhadap lingkungan sekitar yang pastinya akan berpengaruh
melalui kajian AMDAL dan DED, sebagai penguat kapasitas dalam hal
pembangunan sentra IKM.

IV-4
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
4.1.5 Analisa Geologi

4.1.6 Analisa Pola Tata Guna Lahan


Sentra IKM dibangun pada lokasi lahan non-pertanian, non-
konservasi dan non-permukiman untuk mencegah timbulnya dampak
negatif. Pola tata guna lahan pada Sentra IKM pada awalnya adalah hutan,
semak belukar, dan mangrove sebagian sudah menjadi bangunan dan
tanah rata, hal ini diketahui oleh tim setelah melakukan analisa dengan
cara mengoverlay data hasil pengukuran tata batas pada saat turun lapang.
Sentra IKM berada pada Kawasan Peruntukan Industri karena pada lahan
tersebut telah terdapat bangunan tempat tinggal pelaku industri
pengolahan kerupuk sebanyak 46 bangungan dengan total luasan lahan + 2
Ha. Kemudian untuk pengembangan kawasan industri pengolahan kerupuk
dibutuhkan lahan baru sekitar 5000 m2 yang digunakan untuk rumah
kemasan, perkantoran dan gedung promosi, sehingga pola tata guna lahan
di sentra IKM sangat baik dari segi kesiapan lahan oleh pemerintah
Kabupaten Bintan.

IV-5
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan

IV-6
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan

IV-7
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
4.2 KONDISI INFRASTRUKTUR PENDUKUNG SENTRA
Kondisi infrastruktur pendukung sentra IKM kerupuk ikan di
Kelurahan Sei Lekop Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan memiliki
beberapa pendukung seperti jalan dilingkungan sentra sekitar 4 meter dan
terhubung dengan jalan primer selebar 8 meter yang mempermudah akses
menuju sentra IKM kerupuk ikan. Akses jalan ini merupakan hal yang
sangat penting mengingat jalan merupakan salah satu penghubung dalam
kegiatan produksi, perdagangan dan perekonomian lainnya. Jalan yang
berada di kawasan sentra industri tersebut pun sudah di aspal sehingga
memudahkan dalam membangun sentra IKM kedepannya.

Gambar 4.3 Aksesibilitas Jalan

Komponen lain yang sangat mendukung dalam aksesibilitas di sentra


industri kerupuk adalah adanya Pelabuhan Sei Bayintan yang merupakan

IV-8
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
salah satu pelabuhan bongkar muat untuk memasok barang-barang hasil
produksi sentra industri ataupun bahan baku. Pelabuhan ini berada sekitar
10 menit dari sentra IKM yang akan direvitalisaso sehingga
aksesibilitasnya sangat memungkinkan, mengingat Kecamatan Bintan
Timur merupakan kecamatan dengan jumlah terpadat di Kabupaten
Bintan.
Pelabuhan Sei Bayintan merupakan pelabuhan yang telah dilengkapi
fasilitas untuk mendukung aktivitas perdagangan seperti crane peti kemas,
akses pelayaran sehingga aktivitas bongkar muat menjadi lebih cepat.

Gambar 4.4 Pelabuhan Kijang


Pada lokasi kawasan sentra industri kerupuk ikan sudah berdiri
tempat pengolahan, hanya saja aktivitas pelaku di industri sentra masih
tergabung dengan aktivitas rumah tangga, sehingga dipandang perlu
dilakukan revitalisasi sentra industri kerupuk ikan agar aktivitas menjadi
terpisah. Pembangunan by design penting adanya mengingat lahan yang
digunakan untuk industri kerupuk ikan adalah sebesar ± 20000 m2, serta
penambahan untuk UPT sebesar 5000 m2. Lahan yang akan digunakan
untuk UPT tersebut pada saat ini masih berupa semak belukar dan belum

IV-9
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
siap untuk dibangun, serta belum pindah kepemilikan dari kepemilikan
pribadi ke Pemerintah Daerah. Untuk sumberdaya penunjang lainnya
seperti pasokan air masih masih tersedia dikarenakan dalam sentra
industri kerupuk tidak banyak menggunakan air. Air bersih digunakan
pada saat proses pembersihan ikan tamban (Spratelloides gracilis) dalam
sekitar 30 L/20 kg ikan.
4.3 KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DALAM SENTRA
Pemahaman terhadap standar teknis Sentra IKM diperlukan baik
dalam rangka memilih lokasi yang tepat bagi rencana lokasi Sentra IKM
maupun dalam menilai apakah rencana pengembangan sentra IKM yang
memenuhi berbagai prasyarat teknis, sehingga dapat menghindari
terjadinya permasalahan teknis dan lingkungan. Ketentuan tentang
pemanfaatan tanah untuk bangunan seperti Koefisien Dasar Bangunan
(KDB/BCR), Koefisien Lantai Bangunan/KLB, Garis Sempadan
Bangunan/GSB diatur sesuai dengan ketentuan Pemerintah Daerah yang
berlaku. Dalam ketentuanya pola penggunaan lahan sentra IKM merujuk
pada aturan yang berlaku dalam pembangunan sentra industri yang
terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keutuhan dalam Pembangunan Sentra

No. Jenis Penggunaan Struktur Keterangan


Penggunaan

1. Kapling Industri Maksimal 70 % Setiap kapling harus mengikuti


ketentuan BCR sebesar (60:40)

2. Jalan dan Saluran 8-12 %  Untuk tercapainya


aksesibilitas, dengan
adanya jalan primer dan
jalan sekunder
 Tekanan ganda primer
sebaiknya 8 ton dan
sekunder minimal 5 ton
 Perkerasan Jalan minimal 7
m

IV-10
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
3. Ruang Terbuka Minimal 10 % Dapat berupa jalur hijau (green
Hijau belt), taman, pedestrian dan
perimeter.

4. Fasilitas 6-12 % Dapat berupa kantin, tempat


Penunjang ibadah, WWTP, pengelolaan
limbah, pengelolaan air bersih,
SWRO, sarana komunikasi,
listrik dan lain sebagainya.

Revitalisasi Sentra IKM dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari
kapling untuk produksi kerupuk ikan yang di gunakan oleh pelaku usaha
IKM dan kapling untuk Unit Pelaksana Teknis dimana terdapat rumah
kemasan, outlet penjualan, perkantoran, dan ruang pengeringan.
Persentase kapling industri sekitar 40 %, jalan dan saluran 10 %, ruang
terbuka hijau 38 %, fasilitas penunjang 12 %.

4.3.1 Sistim Zoning


Mengingat Sentra IKM sebagai tempat beraglomerasinya berbagai
kegiatan industri dengan berbagai karakteristik yang sama, dalam arti
kebutuhan utilitas, tingkat/jenis polutan maupun skala produksi, dan
untuk tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam penyediaan infrastruktur
dan utilitas, serta tercapai efisiensi dalam biaya pemeliharaan sifat-sifat
polutannya, maka diperlukan penerapan sistem zoning dalam perencanaan
blok.
4.3.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Sehubungan dengan IPAL terpadu hanya mengolah 4 parameter,
maka pihak pengelola wajib menetapkan standar influent yang boleh
dimasukkan ke dalam IPAL terpadu, dan parameter limbah cair lain atau
kualitas atas 4 parameter kunci tersebut jauh diatas standar influent, maka
wajib dikelola terlebih dahulu (pre treatment) oleh masing-masing IKM.
Dalam perencanaan sistem IPAL Terpadu yang hanya mampu mengolah 4
parameter kunci (BOD, COD, TSS dan pH). Peruntukan badan air penerima
limbah cair (stream) apakah merupakan badan air klas I, II, III atau IV

IV-11
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
sesuai dengan PP 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Dalam perencanaan suatu Sentra Industri
standar influent untuk keempat parameter tersebut adalah sebagai berikut
:
• BOD : 400 – 600 mg/l
• COD : 600 – 800 mg/l
• TSS : 400 – 600 mg/l
• pH : 4 – 10
4.3.3 Penyediaan Tempat Parkir & Bongkar Muat
Mengingat jaringan jalan dalam suatu Sentra IKM membutuhkan
tingkat aksessibilitas yang tinggi, maka dalam perencanaan tata letak
pabrik maupun site plan Sentra IKM perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Penyediaan tempat parkir kendaraan karyawan dan pengunjung non
bus dipersiapkan dalam kapling pabrik.
2. Kegiatan bongkar muat barang harus dilakukan dalam areal/kapling
pabrik, sehingga perlu dipersiapkan areal bongkar muat.
3. Penyediaan tempat parkir kendaraan bus karyawan ataupun
container bahan baku/penolong yang menunggu giliran bongkar perlu
dipersiapkan oleh pihak pengelola Sentra IKM, sehingga tidak memarkir
bus atau kontainer di bahu jalan.

4.3.4 Standar Teknis Sarana dan Prasarana Penunjang Dalam Sentra


IKM
Sentra IKM wajib membangun/menyediakan sarana dan prasarana
teknis untuk menunjang kegiatan industri, sebagai berikut :
1. Jaringan jalan lingkungan dalam Sentra IKM yang terdiri dari jalan
satu jalur dengan dua arah, lebar perkerasan minimum 8 meter atau jalan
dua jalur dengan satu arah, lebar perkerasan minimum 2 x 7 meter. Dalam
pengembangan sistem jaringan jalan di dalam KI, juga perlu
dipertimbangkan untuk adanya jalan akses dari Sentra IKM ke tempat
permukiman disekitarnya dan juga ke tempat fasilitas umum di luar Sentra
IKM.

IV-12
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
2. Saluran buangan air hujan (drainase) yang bermuara kepada saluran
pembuangan sesuai dengan ketentuan teknis pemerintah daerah setempat.
3. Saluran pembuangan air kotor (sewerage), merupakan saluran
tertutup yang dipersiapkan untuk melayani kapling-kapling industri
menyalurkan limbahnya yang telah memenuhi standar influent ke IPAL
terpadu.
4. Instalasi penyedia air bersih termasuk saluran distribusi ke setiap
kapling industri, yang kapasitasnya dapat memenuhi permintaan. Sumber
airnya dapat berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum atau dari sistem
yang diusahakan sendiri oleh perusahaan Sentra IKM.
5. Instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik sesuai
dengan ketentuan PLN. Sumber tenaga listrik dapat disediakan oleh PLN
maupun pengelola Sentra IKM (perusahaan listrik swasta).
6. Penerangan jalan pada tiap jalur jalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
7. Jaringan telekomunikasi yang dipersiapkan untuk melayani
kaplingkapling industri dengan sistim kabel atas ataupun kabel bawah
tanah.
8. Unit perkantoran Sentra Industri.
9. Menyediakan prasarana penunjang teknis lainnya seperti kantin,
sarana ibadah, areal penampungan limbah padat, pagar sentra industri,
pencadangan tanah untuk perkantoran, bank, pos dan pelayanan
telekomunikasi, listrik dan keamanan.
10. Dalam rangka penyelenggaraan pemasaran serta pelayanan kepada
konsumen (masyarakat/investor industri) baik yang berasal dari dalam
negeri maupun luar negeri. Pemerintah daerah dan pelaku industri perlu
membangun fasilitas pemasaran atau yang lebih di kenal dengan “trade
center” atau gedung promosi. Trade center ini akan sangat bermanfaat bagi
pemerintah daerah dan pelaku industri di daerah tersebut untuk
mempromosikan potensi dan keunggulan yang dimilikinya, sehingga
mendorong masuknya investasi ke daerah tersebut, adapun fungsinya
adalah:

IV-13
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
• Sebagai tempat pameran (exhibition) produk-produk yang dihasilkan
oleh kegiatan-kegiatan industri di sentra tersebut.
• Tempat promosi bagi sentra-sentra industri dan pelaku–pelaku
industri yang ada di daerah tersebut.
• Tempat pelayanan informasi lainnya yang terkait dengan kegiatan–
kegiatan Sentra IKM.
• Dapat menjadi salah satu obyek wisata bagi daerah tersebut.
Pada pembuatan masterplan Sentra IKM Kerupuk Ikan Kelurahan Sei
Lekop, Kecamatan Bintan Timur ini mengusung tema “Fish Product of
sustainability”. Proses produksi harus mengacu kepada Standar Industri
yang berkelanjutan, begitu juga dengan konsep bangunannya. Industri
berkelanjutan adalah industri yang dalam proses produksinya
mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya
secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi
manfaat bagi masyarakat. Artinya, suatu pendekatan yang berorientasi
pada peningkatan efisiensi melalui tindakan hemat dalam pemakaian
bahan/material, air dan energi; penggunaan energi alternatif; penggunaan
material yang aman terhadap manusia dan lingkungan; dan penggunaan
teknologi rendah karbon dengan sasaran peningkatan produktivitas dan
minimisasi limbah yang menekankan pendekatan bisnis guna memberikan
peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan.
Pengembangan sentra IKM kerupuk ikan difokuskan kepada
pembangunan tempat pengolahan di sentra IKM dan sebagai pengelolanya
adalah kelompok masyarakat yang bergerak di KUBE, sedangkan
Pemerintah Kabupaten Bintan akan berperan mengelola UPT dimana
terdapat fasilitas rumah kemasan, tempat pengeringan, Outlet/tempat
pemasaran, Perkantoran. Sentra IKM sendiri akan lebih banyak mengolah
ikan tamban menjadi kerupuk ikan.
Proses pengolahan kerupuk ikan pada prinsipnya sangat sederhana
yaitu dengan mencampurkan tepung patioka dan lumatan daging ikan
menjadi satu selanjutnya ditambahkan penyedap rasa, garam, gula dan air
secukupnya sehingga diperoleh adonan kerupuk ikan yang kalis,

IV-14
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
selanjunya adonan dibentuk menjadi silindris dan dikukus, setelah
pengukusan adonan berbentuk silindris diangin-anginkan dan di potong
tipis-tipis. Penjemuran dilakukan selama 2 hari menggunakan cahaya
matahari. Berikut tahapan proses pembuatan kerupuk ikan
1. Penyiangan ikan (dibuang kepala dan tulang) selanjutnya di lumat
2. Pengadonan, Tepung tapioka dan lumatan ikan,
3. Penambahan penyedap rasa, garam, gula dan air secukupnya,
4. Pembentukan adonan dan pengukusan
5. Penirisan/ diangin-anginkan
6. Pemotongan kerupuk
7. Penjemuran
Kegiatan sentra tidak terlepas dari pengelolaanya sehingga dalam
konsep ini, pemerintah sebagai pengelola Unit Pelaksana Teknis serta
beberapa fasilitas penunjang sentra meliputi perkantoran, rumah kemasan,
rumah pengeringan serta outlet untuk tempat penjualan yang diproduksi
sentra.
4.4 TAHAPAN PEMBANGUNAN FISIK SENTRA
Pada dasarnya pembangunan sentra IKM disesuaikan dengan
beberapa strategi pembangunan sentra menurut Kementerian
Perindustriian yang meliputi:
1. Pengembangan sentra IKM dilakukan di setiap wilayah
Kabupaten/Kota (minimal sebanyak satu sentra IKM, terutama di luar
Pulau Jawa) yang dapat berada di dalam atau di luar Kawasan Industri.
2. Prioritas sentra IKM yang dikembangkan sentra meliputi:
a. Tidak berpotensi mencemari lingkungan;
b. Industri yang mempunyai keterkaitan dengan industri besar;
c. Industri yang mempunyai nilai tambah tinggi;
d. Industri yang mempunyai pasar /potensi pasar yang besar
3. Pengembangan sentra IKM bersifat diusulkan dari bawah (Bottom Up)
oleh pemerintah Kabupaten/Kota yang dalam pengembangannya dapat
bekerjasama dengan pemerintah dan/atau Pemerintah Provinsi dengan
memperhatikan rencana pembangunan industri daerah.
4. Pengembangan sentra IKM dilakukan melalui dua cara yaitu:

IV-15
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
a. Pembangunan Sentra IKM (by design)
b. Revitalisasi Sentra IKM
Pembangunan Sentra IKM “by design” dimaksudkan agar Sentra IKM
tertata dan efisien dengan tujuan untuk percepatan, penyebaran dan
pemerataan pembangunan industri. Pembangunan Sentra IKM diarahkan
pada daerah-daerah yang belum memiliki Sentra IKM khususnya di luar
Pulau Jawa dengan memperhatikan industri yang potensial untuk
dikembangkan. Lokasi pembangunan Sentra IKM diprioritaskan di Kawasan
Peruntukan Industri atau berada di dalam Kawasan Industri. Sedangkan
revitalisasi Sentra IKM diarahkan pada daerah-daerah yang telah memiliki
Sentra IKM namun berada dalam kondisi yang kurang baik dan
membutuhkan fasilitasi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan daya
saing produk. Bentuk sentra yang dibangun “by design” yaitu :
1. Sentra IKM sebagai lokasi/lingkungan kegiatan produksi IKM yang
terpisah dari rumah tempat tinggal, seperti Lingkungan Industri Kecil
(LIK). Pembangunannya dilakukan untuk:
a. Relokasi IKM, terutama yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan;
b. Meningkatkan potensi Sumberdaya Alam melalui rantai nilai supply
chain.
2. Sentra IKM sebagai lokasi/lingkungan kegiatan produksi IKM yang
dalam lingkungan tersebut dibangun rumah/tempat tinggal yang
lokasinya berada di dalam sentra. Untuk pembangunan pemukiman
dapat bekerjasama dengan Kementerian PUPR.
3. Sentra IKM sebagai lokasi/lingkungan kegiatan produksi IKM yang
berada di dalam Kawasan Industri. Produknya terkait dengan kegiatan
subkontrak industri besar.
Tahapan Revitalisasi sentra IKM di Kabupaten Bintan menggunakan
waktu per semester, dengan taraf satu semester adalah 6 bulan pengerjaan.
Sehingga pembangunan sentra IKM berjarak 2 tahun (Tabel 4.2). Tahapan
Pembangunan sentra IKM ini meliputi beberapa kajian yang telah dilakukan
diantaranya:

IV-16
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
1. Pemilihan dan penetapan lokasi sentra IKM di Kabupaten Bintan
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dengan mempertimbangkan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Prioritas kawasan sentra IKM berdasarkan Kawasan Peruntukan Industri
(KPI) menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bintan
yang berlokasi di Sei Lekop Kecamatan Bintan Timur.
b. Proyeksi paling sedikit 5 IKM yang berada di dalam lokasi, dalam hal ini
adanya industri pengembangan dan penumbuhan berbasis ikan di Sei
lekop.
c. Lahan yang telah tersedia dan sudah dilakukan pembebasan lahan.
d. Dekat dengan sumber bahan baku ikan karena Kecamatan Bintan
Timur salah satu pendaratan ikan di Kabupaten Bintan.
e. Dekat dengan pemukiman pengusaha/tenaga kerja IKM.
f. Memiliki potensi pasar dan permodalan karena Bintan merupakan salah
satu kawasan FTZ dan merupakan kawasan jalur perdagangan .
g. Tersedianya sumberdaya listrik, energi, air dan sumberdaya penunjang
lainnya.
h. Aksesibilitas yang baik (transportasi)
i. Penyiapan kelembagaan (pengelola/pengurus sentra dan UPT)
j. Penyiapan dokumen perencanaan pembangunan sentra IKM oleh
pemerintah (masterplan/pola pengembangan, bisnis plan, AMDAL/UKL-
UPL, DED, dan sebagainya).
1. Tahapan pembangunan sentra yang harus disesuaikan dengan suatu
kawasan didalamnya yang meliputi:
a. Pembangunan infrastruktur/sarana dan prasarana utama yaitu
gedung usaha, rumah produksi, jalan, IPAL, kantor pengelola dan
sebagainya (disesuaikan dengan masterplan pengembangan).
b. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti showroom,
lahan parkir, ruang terbuka hijau, tempat ibadah dan lain sebagainya
(disesuaikan dengan masterplan pengembangan).
c. Pengembangan fasilitas layanan bersama (common service facilities).
d. Pembangunan jejaring/networking.
2. Operasional pengembangan pengelola sentra IKM yang meliputi:

IV-17
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
a. Penguatan kelembagaan (pengelola sentra dan FLB).
b. Peningkatan fasilitas pelayanan sentra kepada IKM.

Tabel 4.2 Perencanaan Tahapan Pembangunan Infrastruktur Sentra IKM


Semester/6 bulan
No. Bangunan/Infrastruktur
1 2 3 4

1 Pembebasan Lahan tambahan √

Kantor UPT, Rumah Kemasan,


2 √
Tempat Pengeringan, Outlet

3 Bangunan Pengelolaan IPAL √


4 Sarana IPAL √
5 Tempat Ibadah √
Bangunan Pengelolaan Limbah
6 Padatan (tulang ikan, kepala √
dan jeroan)
surimi, kerupuk atom dan
7
Kerupuk tulang ikan
8 Bangunan Pos Jaga √
9 Lahan Parkir √
10 Kantin √
11 Pedestrian dan Taman √
12 Pagar √

4.5 SITEPLAN PEMBANGUNAN SENTRA IKM


Siteplan adalah desain rencana tapak. Pengertian siteplan adalah
gambar dua dimensi yang menunjukan detail dari rencana yang akan
dilakukan terhadap sebuah kavling tanah, baik menyangkut rencana jalan,
utilitas air bersih, listrik, IPAL, bangunan, dan fasilitas terkait. Dalam hal
ini siteplan yang dibangun adalah sentra IKM, dengan luasan lahan ± 2 Ha,
bertempat di Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten
Bintan. Sentra IKM tersebut difokuskan pada bangunan IKM yang
berjumlah 50 bangunan dan serta fasilitas pendukung lainnya.

IV-18
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan

Gambar 4.5 Detail Lay-out Sentra IKM Kerupuk Ikan Tamban

Gambar 4.6 Detail Lay-out Pengelola Sentra IKM Kerupuk Ikan Tamban
A. Pos Satpam I. Musholla
B. Parkir J. Taman
C. Pengemasan K. Pengolahan tepung tulang
D. Promosi L. Pengeringan
E. Gudang M. Surimi
F. Kantor N. Ruang Instalasi IPAL
G. Toilet Umum O. Tong Sampah
IV-19
H. Kantin P. IPAL.
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan

Gambar 4.7 Detail Lay-out Tempat pengolahan Kerupuk

IV-20
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan

Gambar 4.8 Detail Lay-out Tempat pengolahan Kerupuk

Gambar 4.9 Detail Lay-out Tempat Penjemuran Kerupuk

IV-21
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan

Gambar 4.10 Lay-out Lantai Dasar Tempat Pengolahan Kerupuk

Gambar 4.11 Visualisasi Rumah Pengolahan Kerupuk Ikan Tamban

Gambar 4.12 Visualisasi Rumah Pengolahan Kerupuk Ikan Tamban

IV-22
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan

Gambar 4.13 Visualisasi Rumah Pengolahan Kerupuk Ikan Tamban

IV-23
Revitalisasi Sentra Industri Kerupuk Ikan Kelurahan Sei Lekop
Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan
Gambar 4.14 Detail Lay-out Pengelola Sentra Kerupuk Ikan

Gambar 4.15 Visualisasi Lay-out Pengelola Sentra Kerupuk Ikan

Gambar 4.16 Visualisasi IPAL dan Gedung Pengolahan Surimi,


Tepung Tulang

IV-24

Anda mungkin juga menyukai