Oleh :
FAKULTAS
TEKNOLOGIMINERAL
FAKULTAS
1 TEKNOLOGIMINERAL
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
S..H
...Y
...L
...V..I..L..I..O
....J...R..A
...N ...D
..E
NIM : 7..1..0..0.1..8..O ...6..3....
Mengetahui,
Dosen Pengampu Praktikum Komputasi Tambang
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum
Komputasi Tambang. Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan ini tidak
akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Hidayatullah Sidiq, S.T, M.T., selaku Dosen dari Mata Kuliah
Komputasi Tambang Jurusan Teknik Pertambangan ITNY
Kami menyadari Laporan ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya laporan ini dapat memberikan manfaat.
Shylvilio jrande
II
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAAN. ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan. ................................................................ 2
1.3. Acara Praktikum ...................................................................... 2
1.4. Dosen, Asisten dan Praktikan .................................................. 2
III
BAB V PIT OPTIMASI LIMIT ......................................................................19
5.1. Pit Limit Design. ........................................................................ 19
5.1.1. Cross Section Manual. ...................................................... 19
5.1.2. Metode Kerucut Mengambang ....................................... 21
5.1.3. Metode Lerchs-Grossmann Algorithm. .......................... 24
IV
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Metode Triangular ........................................................................................ 7
3.2. Layout dari segitiga-segitiga ......................................................................... 8
3.3. Prisma-prisma triangular ............................................................................... 8
3.4. Empat Persegi Panjang ABCD ...................................................................... 9
3.5 Klasifikasi Sumberdaya Batubara diadopsi dariStandar
Nasional Indonesia SNI 5015:2019 ...................................................................... 10
4.1 Stabilitas lereng dengan metode
Bishop ................................................................................................................... 15
4.2 Kriteria Tahanan Geser .............................................................................................. 15
4.3. Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb...............................................................16
4.5. Penentuan Faktor Keamanan .......................................................................... 18
5.1 Penentuan Stripping Ratio (Sidiq, H., 2017) .................................................... 20
5.2 Diagram Alir Metode Kerucut Mengambang ................................................... 22
5.3 Pencarian Blok Positif dengan Metode Kerucut ............................................... 23
Mengambang(Wright,E.A.,1990)
5.4 Nilai Awal Blok Model (W. Hustrulid, 2013) ................................................... 24
5.5 Nilai Kumulatif dari Nilai Awal (W. Hustrulid, 2013) ...................................... 24
5.6 Nilai Kumulatif dari Penjumlahan Berdasarkan ................................................. 24
Rekomendasi Geoteknik (overall slope) (W. Hustrulid, 2013) ................................. 25
5.7 Ultimate Pit (Kuning) dari Hasil Trial and Error(W. Hustrulid, 2013) ................25
6.1. Batu Hijau Mine, Sumbawa, Indonesia......................................................................... 26
6.2 Grasberg Mine, Papua, Indonesia ........................................................................ 27
6.3. Ilustrasi Stripping Ratio .................................................................................................. 27
6.4. Reklamasi yang dilakukan di tambang batubara di daerah Lahat, .................................. 28
7.1 Sheet Cash Flow ................................................................................................... 40
7.2 Sheet Pendapatan...................................................................................................41
V
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Parameter Sumberdaya .............................................................. 9
7.1 Biaya Perijinan .......................................................................... 37
7.8 Biaya Eksplorasi ........................................................................ 38
VI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A Tugas Acara1. ................................................................................44
B Tugas Acara 2. ............................................................................... 47
C Tugas Acara 3. ............................................................................... 79
D Tugas Acara 4. ............................................................................... 98
E Tugas Acara 5. ................................................................................ 117
F Tugas Acara 6. ............................................................................... 157
VII
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Maksud dan Tujuan
2
BAB II
PETA KESAMPAIAN DAERAH DAN PETA GEOLOGI
3
benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
4. Menurut Aryono Prihandito (1998): Peta adalah gambaran permukaaan
bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui system
proyeksi tertentu.
2.2 Pengetahuan Umum Mengenai Peta Geologi
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian
unsur permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi
tertentu. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola
bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu
bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifikasinya.
Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk
menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur
geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya.
Pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai kajian
lapangan. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa pemetaan geologi diartikan
sama dengan geologi lapangan.
Peta geologi umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta
topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-singkapan batuan beserta
unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan
batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan kompas geologi.
2.2.1. Bagian-Bagian Peta
a. Judul Peta, diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam
satu sheet peta. Biasanya terletak di bagian atas peta.
b. Legenda Peta, penjelasan dari simbol simbol yang tercantum dalam peta.
Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta
dalam membaca peta jika tidak ada legendanya.
c. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan
medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala
angka. Dalam peta topografi biasanya dicantumkan keduanya. Rumus
perhitungan : jarak dimedan sebenarnya = jarak di peta x skalanya.
4
(Contoh : skala peta 1:25000; 1:50000; 1:100000) cara membacanya
adalah 1:25000 berarti 1 cm dalam peta adalah 25000cm di medan
sebenarnya atau 250 meter.
d. Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal
dan garis horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan
koordinat.
e. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang
menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam
peta.
f. Tahun Pembuatan Peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun
terakhir peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi
permukaan bumi bisa berubah sewaktu waktu.
g. Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan
Utara Magnetik (Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali.
2.2.2. Manfaat dan Kegunaan Peta Geologi
Peta geologi sebagai peta yang menggambarkan sebaran berbagai jenis
batuan dan struktur geologi dalam suatu peta dan merupakan sumber informasi
geologi dari suatu wilayah akan bermanfaat bagi para perencana maupun
pelaksana dalam bidang :
a. Keteknikan (Pembangunan Pondasi Bendungan, Jalan Raya, Daya Dukung
Lahan, Daerah Rawan Longsor, Daerah Rawan Banjir, dll).
b. Perencanaan Wilayah dan Kota (Perencanaan Tata Ruang).
c. Pertambangan (Potensi Bahan Galian Ekonomis).
d. Perminyakan (Potensi Sumberdaya Gas dan Minyakbumi).
e. Industri (Potensi Sumberdaya Air dan Mineral).
2.3. Pengenalan Software ArcGIS
ArcGIS adalah salah satu perangkat lunak (software) yang digunakan
sebagai sarana untuk menampilkan atau pengimplementasian sistem informasi
geografis. Kelebihan perangkat lunak ArcGIS tersebut adalah karena fasilitas
yang diberikan cukup mudah untuk dioperasikan dan cukup lengkap untuk
keperluan pengembangan sistem informasi geografis.
5
Kemudahan lain, perangkat ini tidak memerlukan dukungan hardware
yang terlalu rumit. Sehingga hampir semua Personal Computer (PC) dapat
digunakan untuk mengoperasikan software tersebut. Selain itu dengan sudah
tersedianya menu-menu pada windows, maka pengguna tidak perlu menghafalkan
perintah-perintah panjang. Melainkan dapat langsung memberi perintah melalui
menu utama maupun icon yang sudah tersedia.
Seperti halnya perangkat lunak lain yang dioperasikan di bawah windows
yang memiliki kemampuan multitasking, maka ArcGIS juga dapat digunakan
secara bersama-sama dengan fasilitas lain di dalam ArcGIS sendiri. Konsep ini
dinamakan sebagai desktop mapping. Kemampuan lain dari desktop mapping ini
adalah kemampuan untuk mengorganisir, memanipulasi dan menganalisis data.
Informasi yang disajikan oleh ArcGIS ini pada prinsipnya adalah hasil
penggabungan data grafis dan non-grafis.
2.3.1. Fungsi-Fungsi ArcGIS
Dalam menangani data grafis dan non-grafis, ArcGIS menggunakan
fungsi-fungsi yang diaplikasikan kepada data peta maupun atribut. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
a. Fungsi Peta
Dimana pada fungsi ini dapat dilakukan pembuatan, pemanggilan,
pengeditan dan penampilan peta. Fungsi-fungsi dapat dilakukan pada
bagian mapping sistem pada ArcGIS.
b. Fungsi Data
Dimana pada bagian ini dapat dilakukan pembuatan, pemanggilan,
pengeditan, pengurutan dan penghitungan data. Kebanyakan dari fungsi -
fungsi ini dapat dilakukan pada Mbase, yaitu manajemen basisdata pada
ArcGIS atau sistem manajemen basis data yang lainnya dengan ArcGIS.
c. Fungsi Kombinasi
Bagian ini adalah mengaitkan file data tekstual kepada peta dan
menampilkan kedua data tersebut pada peta.
6
BAB III
PERMODELAN DAN SUMBERDAYA
3.1.1. Metoda
A. Metode Triangular
Metode ini umunya digunakan pada daerah dengan titik sampel yang tidak
mengikutipola atau grid. Perhitungan dilakukan dengan membuat jaring segitiga
seperti pada gambar di bawah ini.
7
Untuk perhitungan cadangan menggunakan metode ini dapat menggunakan cara
berikut :
8
Gambar 3.4 Empat Persegi Panjang ABCD
Ada dua cara untuk mengkonstruksikan prisma-prisma triangular dari
prisma empatpersegi panjang. Kesalahan relatif dari volume suatu blok yang
dibatasi oleh empat (4) lubang bor dengan ketebalan t1, t2, t3 dan t4 dapat
dijelaskan dibawah ini
Volume dari prisma dapat dihitung dari V1 dengan prisma-prisma
triangular ABD dan BDC atau V2 dengan prisma-prisma triangular ABC dan
ADC.
9
3.1.3. Klasifikasi Estimasi Sumberdaya
10
c. Sumberdaya batubara terukur
Sumberdaya batubara terukur (measured coal resoured) yaitu
bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, didasarkan
pada informasi titik-titik pengamatan dan data-datapendukung.
3.2. Permodelan
11
1. Peta topografi
Skala peta topografi yang digunakan untuk perhitungan sumberdaya batubara
pada umumnya berkisar antara 1:5.000 sampai 1:2.000. Untuk keperluan studi
kelayakan peta topografi disyaratkan harus mempunyai skala 1:2.000 sesuai
dengan Kepmen ESDM Nomor: 1453 K/29/MEM/2000
3. Data pengeboran
Selain peta penyebaran titik bor, data-data pengeboran yang perlu ditampilkan
meliputi: koordinat titik bor, elevasi titik bor, sudut kemiringan pengeboran
(jikamelakukan bor miring), total kedalaman, serta data logbor yang terutama
menunjukkan posisi (kedalaman), deskripsi dan ketebalan batubara serta batuan
lainnya. Pada umumnya pengeboran eksplorasi untuk endapan batubara
dilakukan dengan bor coring. Jika tidak maka data pengeboran harusdilengkapi
dengan logging geofisika untuk meyakinkan kondisi dan jenis batuan di
sepanjanglubang bor. Data lubang bor dapat dilengkapi jugadengan data paritan
atau uji sumuran.
3.2.2. Kesalahan Umum Permodelan
Menurut Sudarto, dkk (2005) dalam perhitungan cadangan sangat dituntut
keakuratan yang tinggi khususnya dalam penentuan batas luar zona bijih yang
akan sangat berpengaruh terhadap tahapan perancangan tambang. Kelemahan
dalam penentuan lokasi dan batas endapan akan menyebabkan ketidakpastian
dalam mengevaluasi endapan dan kemungkinan permasalahan pada tahapan
produksi. Ketidakpastian disebabkan oleh beberapa kesalahan yang dapat
12
dikategorikansebagai berikut:
1. Ketidakakuratan terhadap data sebenarnya, misalnya kesalahan
penentuan lokasi bor, kesalahan asumsi kemenerusan, dll.
2. Kesalahan sampling dan analitik, misalnya ketidakpastian batas bijih
karena tidakpresisinya penaksiran kadar
3. Kesalahan karena variasi alamiah, misalnya batas bijih yang tidak rata
dan berkelok- kelok
4. Kesalahan dalam entri data, misalnya kesalahan memasukkan informasi
dalam database
5. Kesalahan komputer, misalnya ketidakpastian yang berhubungan
dengan paket software yang masih mengandung bug yang belum
teridentifikasi atau tidak fleksibelnya software karena kasus yang
khusus.
Ketidakakuratan terhadap data sebenarnya dapat diminimalkan dengan
karakteristik endapan yang akan semakin dapat diketahui secara detil dengan
semakin rincinya kegiatan eksplorasi atau perolehan data selama proses
penambangan. Dalam melakukan interpolasi, model geologi diasumsikan
mempunyai kemenerusan yang smooth di antara dua titik informasi.
Semakin banyak informasi geologi yang diperoleh maka semakin kecil
kesalahan yang ditimbulkan olehinterpretasi kemenerusan.
13
BAB IV
ANALISIS KESTABILAN LERENG
14
Gambar 4.1 Stabilitas lereng dengan metode Bishop
Cara analisa yang dibuat oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan cara elemen
dimana gaya yang bekerja pada tiap elemen ditunjukkan pada seperti pada gambar
4. Persyaratan keseimbangan diterapkan pada elemen yang membentuk lereng
tersebut.
Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan kekuatan
geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang longsor (Stersedia) dengan tahanan
geser yang diperlukan untuk keseimbangan (Sperlu).
15
4.3. Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb
Keruntuhan geser (shear failure) tanah terjadi bukan disebabkan hancurnya
butir-butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak relatif antara butir-butir tanah
tersebut. Mohr (1900) mengemukakan teori keruntuhan tentang material yang
menyatakan bahwa kerutuhan pada suatu material tergantung pada kohesi material
dan besarnya tegangan normal yang bekerja pada dinding keruntuhan tersebut,
selain itu juga dipengaruhi oleh hubungan antara tegangan normal dan geser pada
sebuah bidang keruntuhan. Oleh karena itu, kriteria keruntuhan Mohr Coulomb
digambarkan dalam bentuk garis lurus. Jika kedudukan tegangan baru mencapai
titik P, keruntuhan tidak akan terjadi. Pada titik Q akan terjadi keruntuhan karena
titik tersebut terletak tepat pada garis keruntuhan. Titik R tidak akan pernah
dicapai, karena sebelum menvapai titik R sudah terjadi keruntuhan.
16
Terzaghi (1925) mengubah persamaan Coulomb dalam bentuk efektif
karena tanah sangat dipengaruhi oleh tekanan air pori.
= ’ + ( − ) tan φ�karena �= –
Maka persamaan menjadi :
= ‟ + ′ tan φ′
Keterangan gambar :
r-r = bidang rupture
t-t = garis kuat geser Coulomb
1-3 = diameter lingkaran Mohr Φ = sudut keruntuhan (derajat)
= sudut keruntuhan (derajat)
17
Faktor keamanan ditentukan berdasarkan jarak dari titik pusat lingkaran
Mohr ke garis kekuatan batuan (kurva intrinsik) dibagi dengan jari- jari lingkaran
Mohr. Faktor keamanan ini menyatakan perbandingan keadaan kekuatan batuan
terhadap tegangan yang bekerja pada batuan tersebut.
a
c
1 2 sin
Faktor Keamanan = tan 2
b= 1 2
2
Dimana:
18
BAB V
PIT LIMIT
19
9.1.1.2 Rencana untuk setiap level tambang yang diusulkan harus
menunjukkanrincian bahan galian dan limbah seperti pada bagian 1.
9.1.1.3 Sudut kemiringan maksimum yang diijinkan untuk berbagai jenis
batuan
20
5.1.2. Metode Kerucut Mengambang (Floating Cone Method)
5.1.2.3. Jika jumlah nilai dari blok ekonomis yang terdapat dalam
kerucut, termasukblok yang bernilai positif, maka kerucut
tersebut harus dipindahkan.
5.1.2.4. Lanjutkan pencarian blok positif pada blok model dan pastikan
semua bloktelah diperiksa.
5.1.2.5. Sisa blok pada blok model merupakan bentuk dari ultimate pit.
21
Gambar 5.2 Diagram Alir Metode Kerucut Mengambang (Wright, E. A., 1990
22
Gambar 4.3 menunjukkan sayatan/penampang dari suatu blok model yang berisi
informasi nilai blok ekonomi dengan sudut kemiringan lereng masing-masing 1
blok untuk ke kiri dan ke kanan atau 45°. Pencarian blok positif dimulai dari baris
pertama (surface) kemudian dilanjutkan ke baris-baris berikutnya.
12 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
(a) 2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
12 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
(b) 2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2 -1
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
12 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
(c) 2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2 2
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
12 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
(d) 2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2 1
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
23
5.1.3. Metode Lerchs-Grossmann Algorithm
Pada tahun 1965, Helmut Lerchs dan Ingo F. Grossmann mempublikasikan
paper mereka yang berjudul “Optimum Design of Open Pit Mines”. Pertama kali
dipubliskasikan pada pertemuan asosiasi peneliti Amerika dan Kanada di Montreal.
Prosedur dasar dari penggunaan metode ini adalah penjumlahan antar biaya
(cost) dan pendapatan (income) secara komulatif di dalam pit limit. Semua
parameter geometri bahan galian dan material penutup dikonversi ke dalam bentuk
finansial (uang).
Langkah awal dalam metode ini adalah menjadikan model geologi/bahan
galian ke dalam blok-blok kecil, dimana blok-blok tersebut berisi informasi volume
bahan galian atau material penutup. Kemudian, oleh fungsi algoritma blok-blok
kecil tersebut dirubah menjadi model finansial.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 -4 -4 -4 -4 -4 8 12 12 0 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
2 -4 -4 -4 -4 0 12 12 8 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
3 -4 -4 -4 -4 8 12 12 0 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
4 -4 -4 -4 0 12 12 8 -4 -4 -4 -4 -4 -4
5 -4 -4 -4 8 12 12 0 -4 -4 -4 -4
6 -4 -4 0 12 12 8 -4 -4 -4
7 -4 -4 8 12 12 0 -4
8 -4 0 12 12 8 -4
9 -4 8 12 12 0
Gambar 5.4 Nilai Awal Blok Model (W. Hustrulid, 2013)
Cost ditandai dengan nilai negatif dan income ditandai dengan nilai positif.
Nilai pada blok adalah nilai taksiran, karena dalam satu blok terdapat bahan galian
dan material penutup.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 -4 -4 -4 -4 -4 8 12 12 0 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
2 -8 -8 -8 -8 8 24 24 8 -8 -8 -8 -8 -8 -8 -8 -8 -8 -8
3 -12 -12 -12 4 32 36 20 -8 -12 -12 -12 -12 -12 -12 -12 -12
4 -16 -16 0 32 48 32 0 -16 -16 -16 -16 -16 -16 -16
5 -20 -4 28 56 44 12 -16 -20 -20 -20 -20 -20
6 -8 24 56 56 24 -8 -24 -24 -24 -24
7 20 52 64 36 4 -24 -28 -28
8 48 64 48 16 -16 -32
9 60 56 28 -4 -32
Gambar 5.5 Nilai Kumulatif dari Nilai Awal (W. Hustrulid, 2013)
24
Langkah selanjutnya adalah mengakumulasi biaya dan pendapatan
(kumulatif dari atas ke bawah). Baris kedua merupakan hasil penjumlahan antara
baris pertama dan kedua dari nilai awal dan demikian seterusnya (lihat Gambar
4.6). Setelah melakukan penjumlahan dari atas ke bawah, dilanjutkan dengan
melakukan penjumlahan dengan membetuk potongan segitiga (membentuk sudut
overall slope berdasarkan rekomendasi geoteknik) seperti pada Gambar 4.7.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 -4 -4 -4 -4 -4 8 12 12 0 -4 -4 -20 -12 16 56 84 92 80 52
2 -12 -12 -12 -12 4 32 36 20 -8 -16 -8 20 60 88 96 84 56
3 -24 -24 -24 -8 36 68 56 12 0 28 68 96 104 92 64
4 -40 -40 -24 24 84 100 56 40 80 108 116 104 76
5 -60 -44 4 80 128 112 96 124 132 120 92
6 -68 -20 60 136 152 144 152 140 112
7 -48 32 124 172 176 164 136
8 0 96 172 188 164
9 60 152 180
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 -4 -4 -4 -4 -4 8 12 12 0 -4 8 36 76 100 104 92 64 24
2 -12 -12 -12 -12 4 32 36 20 12 40 80 104 108 96 68 28
3 -24 -24 -24 -8 36 68 56 48 88 112 116 104 76 36
4 -40 -40 -24 24 84 100 100 124 128 116 88 48
5 -60 -44 4 80 128 140 144 132 104 64
6 -68 -20 60 136 160 152 124 84
7 -48 32 124 160 148 108
8 0 96 144 132
9 60 116
Gambar 5.7 Ultimate Pit (Kuning) dari Hasil Trial and Error(W. Hustrulid,
2013)
25
BAB VI
PERANCANGAN DESAIN TAMBANG TERBUKA
26
Gambar 6.2 Grasberg Mine, Papua, Indonesia, sumber : wikipedia
2. Striping Ratio:
Keekonomian sistem penambangan terbuka sangat dipengaruhi oleh
striping ratio desain tambang tersebut. Semakin besar stripping ratio, maka
makin besar biaya penambangan. Apa itu Stripping Ratio? Secara sederhana,
Stripping Ratio adalah Perbandingan antara volume Overburden/Tanah penutup
yang harus digali/dipindahkan dibandingkan dengan tonnase deposit yang
didapat. Pemilihan stripping ratio untuk sebuah tambang dipengaruhi oleh harga
komoditas bahan tambang di pasar, selain faktor teknis yang berpengaruh,
misalnya bentuk cebakan.
27
3. Efek Lingkungan:
Kegiatan penambangan selalu memunculkan dampak lingkungan. Dimulai
dari hal yang sederhana misalnya perubahan morfologi daerah setempat, belum
lagi pengaruh terhadap air tanah dan permukaan, vegetasi, udara, dll. Untuk itu
diperlukan perencanaan yang matang dalam desain tambang dan studi kelayakan
tambang. Sehingga bisa diketahui sekuen kegiatan tambang dari awal dibuka
hingga ditutup dan direklamasi kembali. Pemerintah juga mengamankan
lingkungan melalui peraturan dan undang-undang agar tambang dapat dijalankan
dengan memperhatikan enviromental sustainability.
28
2. Kemiringan Jenjang (Batter)
Pada awalnya sebuah desain pit dibuat dengan overall slope sebesar 45º dan
kemudian dimodifikasi berdasarkan informasi geoteknik dari material yang ada
dalam pit tersebut. Batter dapat diatur pada kemiringan 30º-35º untuk overburden,
meningkat hingga 35º-40º untuk batuan yang lapuk, dan hingga 55º untuk batuan
fresh. Menurut Robert, Hook dan Fish (1972) sebaiknya kemiringan lereng kurang
dari 60º pada kedalaman 65m dan kurang dari 40º pada kedalaman 300m.
3. Tinggi Jenjang
Ketinggian jenjang berbeda-beda untuk setiap pit. Tergantung pada peralatan
yang digunakan, kedalaman pit dan pada geologi lokal atau derajat iklimnya.
Lereng pada overburden yang lemah atau tak terkonsolidasi, atau pada tanah yang
terekpos; relatif lebih tipis, kurang lebih 2-5m. Sebuah survey yang dilakukan
Canadian Mining Journal (1988) menunjukkan bahwa untukrange yang lebar dari
beberapa badan bijih, lereng-lereng bervariasi tingginya dari 6-20m. Pada operasi
tambang yang besar, yang berproduksi
10.000 ton/hari; penambangan dapat dioperasikan pada lereng dengan ketinggian
9m. Pada Continental Pit, Butte, Montana, terdapat lereng berketinggian 12m
pada alluvium hingga 24m pada batuan kompeten. Operasi- operasi tambang yang
lebih kecil biasanya menggunakan lereng dengan ketinggian 6-8m.
29
loading shovel dapat membentuk lereng dengan kemiringan 60º-80º, hydraulic
shovel excavator untuk 45º-90º kemiringan, sedang hydraulic backhoe dapat
membentuk 30º-90º dan front end loaders untuk lereng 30º-80º. Sebuah desain pit
atau quarry terdiri dari kontur-kontur yang menggambarkan crest dan toe dari tiap
lerengnya.
5. Lebar Berm
Lebar jenjang disesuaikan dengan ultimate slope dan single slope pada
ketinggian yang ditentukan. Namun, jika pit semakin dalam, maka lebar jenjang
juga semakin lebar. Berm dapat pula merefleksikan ukuran ore deposit. Misalnya
berm yang lebar untuk tembaga porfiri dan berm yang lebih kecil untuk urat emas.
Lebar dari jalan angkut yang umumnya mengikuti berm, ditentukan oleh ukuran
truk yang digunakan, yang relatif terhadap ukuran ore body dan kapasitas
produksi yang diharapkan.
6. Kedalaman Pit Bottom
Penentuan pit bottom (dasar pit) sangat tergantung pada banyak faktor seperti
perubahan stripping ratio, naiknya biaya produksi dan pengangkutan, nilai mineral
yang ditambang, ukuran (jumlah) deposit, serta kapasitas milldan produksi. Batas
kedalaman penambangan dapat dioptimisasi menggunakan prosedur-prosedur
optimisasi design seperti Lerchs and Grossman.
7. Jalan Angkut (Haul Road)
Faktor ini biasanya mengikuti proses design setelah kedalaman pit bottom
didefinisikan. Jalan angkut dirancang pada jenjang dasar kemudian mengikuti
naiknya jenjang ke arah permukaan dengan gradien (kemiringan) berkisar antara
8-12%. Ramp ini dapat berupa jalan lingkar yang melingkar keatas melalui
dinding pit atau switchback yang hanya melalui salah satu dinding pit
(kemungkinan keberadaannya dikarenakan kekuatan material pada dinding
tersebut atau kapasitas muat angkutnya yang cukup baik).
30
6.4 Dasar Pembuatan Desain Tambang
Desain tambang dibuat berdasarkan geometri jenjang tambang yang telah
ditentukan. Langkah – langkah pembuatan desain pit adalah sebagai berikut:
a) Membuat Model Topografi
Model topografi dibuat berdasarkan data hasil pengukuran yang diambil dari
lapangan.
b) Menentukan Dimensi Pit Bottom
Ukuran pit bottom ini didasarkan pada ukuran alat muat dan alat angkut yang
dipakai. Ukuran tersebut meliputi lebar dan panjang alat gali muat dan radius
manuver alat angkut. Dimensi panjang dari pit bottom disesuaikan dengan panjang
horizontal crest ke crest hasil perhitungan desain jalan tambang.
c) Membuat crest sesuai dengan geometri jenjang penambangan yang telah di
tentukan.
d) Menghapus garis crest yang berpotongan dengan garis kontur pada peta dasar.
Elevasi cresst harus sama dengan ketinggian garis kontur yang akan di hapus.
e) Pembuatan garis toe sesuai dimensi jenjang yang telah ditentukan. Garis toe ini
dapat digambarkan dengan warna berbeda dengan garis crest atau dengan garis
putus-putus.
f) Untuk memeriksa hasil penggambaran perlu dilakukan beberapa sayatan terhadap
desain pit yang telah tergambarkan. Langkah ini perlu dilakukan untuk
memperbaiki kesalahan apabila dalam penggambaran garis crest atau toe
menyimpang terhadap garis kontur pada peta dasar.
g) Membuat gambar sayatan yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya.
31
6.5 Desain Jalan Tambang
Pada suatu tambang baru, letak jalan (ramp) keluar tambang sangat penting
untuk diperhitungkan. Jalan tambang umumnya merupakan akses ke lokasi
pembuangan tanah penutup (waste dump) dan peremuk (crusher). Faktor
topografi merupakan pertimbangan utama untuk pembuatan desain ramp.
Prosedur pembuatan jalan tambang adalah sebagai berikut:
1. Plot crest pada peta dasar. Plotting crest ini didasarkan pada letak dan ukuran
model cadangan diorit dan batu gamping. Digambar pit bottom dengan ukuran
tertentu, dioffset dengan jarak crest to crest sebanyak 3 kali.
2. Plot crest dan toe dengan dimensi pit bottom yang telah ditentukan. Jarak crest
dan toe diplot berdasarkan geometri jenjang.
3. Buatlah titik awal sebagai dasar akses masuk ramp. Plot titik selanjutnya
memotong garis crest berikutnya. Jarak antar titik dari crest satu dengan yang
lainnya berdasarkan geometri jenjang penambangan, lebar dan kemiringan jalan
paling atas. Menentukan titik crest pada jenjang berikutnya (ke bawah) dengan
sudut tertentu, didapat sudut yang dibentuk antara jalan dan crest, didapat jarak
horizontal antar level jenjang.
4. Hubungkan titik-titik A, B, C, D. Garis ini merupakan akses ke tambang.
5. Buatlah garis vertikal dan horizontal yang masing-masing sejajar satu dengan
yang lainnya.
6. Hubungkan garis horizontal dari setiap titik ke garis crest masing- masing, setelah
itu hapuslah garis crest yang tidak terpakai.
7. Hubungkan setiap titik dan plot ke toe hingga membentuk pola rampke arah pit.
32
BAB VII
ANALISIS EKONOMI PROYEK TAMBANG
33
7.2.2. Tujuan Studi Kelayakan
Tujuan dilaksanakan studi kelayakan adalah untuk menghindari
keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang tidak
menguntungkan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa proyek investasi
umumnya memerlukan dana cukup besar dan berpengaruh terhadap perusahaan
dalam waktu lama.
7.2.3. Konsep Time Value of Money
Konsep nilai waktu uang merupakan pemikiran yang didasarkan atau
perhitungan bahwa nilai uang yang diterima saat ini lebih berharga daripada
diterima hari esok. Karena nilai uang yang diterima saat ini memiliki kesempatan
lebih besar untuk diinvestasikan. Konsep nilai waktu uang ini berimplikasi
terhadap adanya masalah bunga (interest).
Kaitannya dengan nilai wktu uang maka dikenal dua istilah penting yaitu ;
1. Discounting atau perhitungan present value menghitung nilai uang yang akan
datang berdasarkan nilai sekarang.
2. Compounding menghitung nilai uang yang akan diterima pada masa
mendatang berdasarkan bunga berganda atas nilai uang pada saat ini.
7.2.4. Aliran Kas (Cash Flow)
Cash flow adalah pendapatan setelah pajak ditambah penyusutan/depresiasi.
Cash flow dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
1. Conventional Cash Flow
Pola aliran kas yang konvensional diawali dengan suatu investasi awal
selanjutnya setiap tahun mendapatkan pemasukan kas secara
berkelanjutan.
2. Non Conventional Cash Flow
Pada pola yang non konvensional kita akan mendapatkan beberapa
kemungkinan pola aliran kas, baik yang bersifat aliran kas masuk maupun
aliran kas keluar.
34
7.2.5. Metode Analisis
Beberapa metode atau alat analisis dapat digunakan dalam studi
kelayakanekonomi, diantaranya :
1. Average Rate of Return (ARR)
Perhitungan ARR didasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak
dari laporan keuangan Laba-Rugi.
Rumus :
Average Earning After Taxes
ARR
Average Investment
35
4. Tingkat Bunga Pengembalian (Internal Rate of Retunr/IRR atau
DCFROR) IRR dari suatu investasi dapat didefinisikan sebagai tingkat suku
bunga yang akan menyebabkan nilai ekuivalen biaya investasi sama dengan
ekuivalen penerimaan atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkannilai
sekarang bersih sama dengan nol (Stermole, Franklin,J., 1990).
Pengertian di atas dirumuskan sebagai berikut :
C t Cot
n n
Dengan :
Ct = aliran kas masuk tahun ke-t;(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;
i = suku bunga pengembalian (rate of return)/IRR;n = umur
investasi;
t = tahun.
36
7.3.1 Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal awal untuk
melaksanakan suatu proyek terdiri dari :
a. Modal Tetap
Modal tetap terdiri dari
1. Pengurusan Perijinan dan Eksplorasi
a) Pengurusan Perijinan, terdiri dari Surat Ijin Gangguan, Surat IUP,
Surat usaha perdagangan, dll.
a. Biaya Perijinan
- Surat Ijin Tempat Usaha 9,750,000
- Surat Ijin Gangguan 24,000,000
- Surat Ijin Pemakaian Jalan 15,000,000
- Retribusi KP 15,000,000
- Surat Pengajuan Tenaga Kerja 15,000,000
- Surat Usaha Perdagangan 19,500,000
- Surat Ijin Jaminan Kepala Desa 15,000,000
- Surat Ijin Persetujuan Tetangga 12,000,000
- Surat Ijin Pengangkutan dan Penggunaan Alat 19,500,000
- Surat Ijin Kepolisian 9,750,000
- Surat Ijin Membangun Bangunan 9,750,000
Sub Total 164,250,000
Total 164,250,000
b) Eksplorasi
Biaya eksplorasi adalah biaya yang dikeluarkan pada saat kegiatan
eksplorasi dalam mencari cadangan yang memungkinkan untuk ditambang.
37
Tabel 7.2 Biaya Eksplorasi
Biaya total
No Jenis Kegiatan
Rp
1 a. Biaya Eksplorasi
- Survey 50,000,000
- Pemetaan 20,000,000
- Studi kelayakan 50,000,000
- Studi UKL & UPL 80,000,000
- Uji kualitas 12,000,000
- Biaya Sampling (Pemboran) 85,000,000
Sub Total 297,000,000
2 b. Pembebasan Lahan
- Sewa tanah 40,000,000
- Ganti rugi Pohon 20,588,235
- Ganti rugi Tanaman perkebunan 42,500,000
103,088,235
2. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan terdiri dari ganti rugi tanah dan pepohonan.
3. Kontruksi atau Rekayasa
a) Sarana Pendukung Tambang
Investasi ini sebagian besar digunakan untuk membangun kantor dan
base camp.
b) Sarana Layanan Tambang
Investasi sarana layanan tambang terdiri dari Jalan Tambang,Instalasi
Listrik, Instalasi Jaringan air, Instalasi Jaringan Telepon.
4. Peralatan (penambangan, pengolahan, pengangkutan, dan lain-lain)
a) Peralatan Utama
b) Peralatan Pendukung dan K3
b. Modal kerja
dimulai sampai proyek tersebut diperkirakan menerima pendapatan dari
Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk membiayai proyek terhitung
sejak hasil penjualan Produk.
38
c. Sumber dana
Dana yang dibutuhkan bagi keperluan seluruh investasi dan modal kerja
yang direncanakan diperoleh dari :
1. Modal Sendiri (equity)
2. Pinjaman (debet)
39
7.4. Perhitungan Cash Flow
Merupakan perbedaan antara rangkaian penerimaan (inflows) dan
rangkaian pembayaran (outflows) untuk jangka waktu tertentu (umur tambang)
dari suatu proyek penanaman modal (investasi). Aliran dana tunai merupakan
dasar untuk melakukan analisis ekonomi proyek investasi atau penghasil jasa.
Dalam Cash Flow Royalty, Biaya operasi, dan pajak bernilai negatif (Karena
dalam hal ini perusahaan mengeluarkan biaya).
40
f. Pengeluaran berupa biaya operasi,pajak dan cicilan pinjaman. Dikatakan
pengeluaran, karena perusahaan mengeluarkan uang dalam setiap kegiatan
ini.
g. Setiap Pengeluaran harus diawali dengan tanda (= -)
41
n. Untuk mengetahui nilai cumulative cash flow,
digunakanrumus
=C32+D21.
o. Menghitung NPV
Tempatkan pointer pada D31.
Masukkan rumus berikut: =NPV(0.17;D31:H31)+C31
p. Menghitung IRR
Tempatkan pointer pada C31.
Masukkan rumus berikut: =IRR(C31:H31;0.17)
42
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.ugm.ac.id ›
2. https://ejournal.unsri.ac.id
3. ERIN ANISA SAPANA ., (2021), Laporan Komputasi Tambang, Jurusan
Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
43
PRAKTIKUM
KOMPUTASI TAMBANG
TUGAS ACARA 1
Oleh :
Nama :SHYLVILIO J RANDE
NIM :710018063
44
45
46
PRAKTIKUM
KOMPUTASI TAMBANG
TUGAS ACARA 2
Oleh :
Nama :SHYLVILIO J RANDE
NIM :710018063
47
1. Permodelan sumberdaya batubara berdasarkan nim 710018132 dengan radius 232
2. Termasuk klasifikasi apa sumberdaya batubara yang dibuat? Dan sebutkan parameter
kondisi grologinya?
Jawab:
48
Berdasarkan 2 tabel diatas yang di ambil dari sni 5015-2019 dengan data radius 232 dapat di
simpulkan bahwa sumberdaya batubara yang di buat termasuk dalam :
1. Kelompok geologi kompleks Batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam
kondisi sedimentasi yang kompleks atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif
yangmengakibatkan terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas
batubaranya banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada saat proses
sedimentasi berlangsung atau pada pascapengendapan seperti percabangan atau kehilangan
lapisan (wash out). Pelipatan, pembalikan, dan pergeseran yang ditimbulkan oleh aktivitas
tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batubara sulit
direkonstruksi dan dikorelasikan. Bentuk pelipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan
lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batubaranya terbatas dan hanya dapat diikuti
sampai puluhan meter.
2. sumber daya batubara tereka (inferred coal resource) bagian dari estimasi sumber daya
batubara total yang kualitas dan kuantitasnya hanya dapat diperkirakan dengan tingkat
kepercayaan yang rendah. Titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak
cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. Estimasi dari
kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut
49
1. Buka aplikasi Surpac
2. Tampilkan kontur topografi dengan cara drag file topografi.str nya ke lembar kerja.
50
4. Simpan DTM Topografi.
Klik kanan pada layer topografi Save Layer file name “Topografi_DTM” Apply.
5. Olah data assay.csv , geology.csv , dan collar.csv untuk menampilkan lubang bor dan
lapisan batubara nya.
Klik Database Database Open/New Database
Name“Database_batubara” Apply. Maka akan muncul tabel Create Definition klik
Apply.
51
6. Proses selanjutnya menentukan tipe database seperti gambar di bawah.
Pilih database type “Acces (accdb”) CALCULATED yxz Apply.
7. Akan muncul tabel choose optional for new database dan tambahkan/ketik
“geology” pada opsi tersebut lalu klik Apply
52
8. Maka akan muncul tabel database, kemudian sesuaikan menu collar, survey dan geology
dengan data collar.csv, survey.csv dan geology.csv. Untuk menu collar tambahkan
“location” seperti gambar dibaawah.
9. Kemudian pilih menu geology sesuaikan dengan file csv nya dan tambahkan rock_type
dan seam pada optional tabel. Untuk menamabahkan klik kanan lalu pilih add lalu Apply.
53
10.Selanjutnya Import data dengan cara: klik database Import data maka akan muncul
tabel seperti dibawah kasih nama database_batubara Apply Apply.
54
12.Masukan data csv ke dalam load database tables dan sesuaikan dengan nama yang
diminta Apply. Maka akan muncul file not tanda proses load telah selesai.
55
14.Klik start/recording an SCL fill name “Run_Play_DH” Play.
56
16.Klik database_batubara Display Drillhole Atur menu :
• Menu Trace:styles Table“geology”, Field“Rock_type”, Cylinder style“Fixed
width”
17.Selanjutnya akan muncul tabel seperti dibawah langsung klik Apply, maka drillhole yang
dibuat sudah jadi.
57
A
18.Simpan file SCL yang di record sebelumnya dengan cara
Klik macro playback file name “run_play_DH” open Apply.
19.Selanjutnya buat point floor batubara dengan klik database Extract Zone thickness
and depth
58
20.Kemudian muncul tabel Zone thickness and depth dan isi Location “floor”, Report file
name “floor”, Pilih bottom Apply. Akan muncul tabel define the geology zones isi
table “geology”, Field “Rock_type”, dan specification
21.Maka bentuk floor seperti gambar di bawah dan di folder penyimpanan sudah muncul file
floor.str.
59
22.Reset dan buat point roof batubara dengan klik database Extract Zone thickness
and depth.
23.Kemudian muncul tabel Zone thickness and depth dan isi Location “roof”, Report file
name “roof”, Pilih bottom Apply. Akan muncul tabel define the geology zones isi table
“geology”, Field “Rock_type”, dan specification “Coal” Apply Apply
60
24.Maka bentuk floor dan roof seperti gambar di bawah dan di folder penyimpanan sudah
muncul file floor.str dan file roof.str
25.Reset dan masukan point floor pada layar kerja, kemudian klik surface contouring
Begin contouring Apply. Continue.
61
26.Kemudian klik surface contouring contouring Area Define Extents
27.Selanjutnya akan muncul tabel Mesh Options Calculate grid mesh size Apply
lalu atur koordinat Y, Z dan extend Y, Z Apply.
62
28.Simpan Grid_coverage dengan klik kanan save layer filename“Grid_coverage”
Apply.
29.Setelah itu buka aplikasi 3DMINE dan lakukan pengaturan penyimpanan kerjaan dalam
satu folder file surpac dan lakukan refresh pada folder tersebut.
63
30.Buat kontur dari point floor dan grid_coverage dengan cara drag file str nya ke lembar
kerja explode klik point floor
64
31.Selanjutnya klik surface DTM contouring point contouring Muncul tabel point
contouring lalu atur elevasinya 10 OK
65
33.Selanjutnya simpan kontur floor nya dengan cara klik kanan switch to 2D Klik
grid_coverage.
34.Lalu klik kanan Save Selection File “ks_floor”, Type “Surpac string file.str OK
66
35.Buat kontur dari point Roof dan grid_coverage dengan cara drag file str nya ke lembar
kerja explode klik point floor
36.Selanjutnya klik surface DTM contouring point contouring Muncul tabel point
contouring lalu atur elevasinya 10 OK
67
37.Maka point roof akan menjadi kontur seperti gambar di bawah.
38.Selanjutnya simpan kontur roof nya dengan cara klik kanan switch to 2D Klik
grid_coverage.
68
39.Lalu klik kanan Save Selection File “ks_ roof”, Type “Surpac string file.str OK
40.Reset dan masukan point floor buat polygon radius 232 dengan cara : klik polygon
Point floor klik kanan Confirm Parameters (P) tabel parameter Radius “232”,
vertices “100” OK
69
41.Selanjutnya copy kan polygon di point floor bagian luar/sisi dengan cara blok polygon
yang mau di copy klik copy selection klik point Esc. Maka hasilnya seperti gambar di
bawah.
42.Bersihkan polygon bagian dalam dengan cara klik tools polygon Unions of Polygon
blok polygon klik kanan.
70
43.Simpan dengan cara klik kanan save selections muncul tabel save a file File
“bound_232m”, Types “surpac string file.str” OK
44.Reset dan buka topografi_dtm dan buat boundary dengan cara klik surface Get
boundary of DTM. Dan matikan layer solid untuk menampilkan boundary nya.
71
45.Simpan boundary dengan cara blok klik kanan save selection Muncul tabel save
a file File “boundary_topo”, Types “surpac string file.str” OK
46.Buka surpac kembali dan buka file ks_floor dan buat DTM dengan cara klik surface
Create DTM from layer OK
72
47.Masukkan ks_floor_dtm dan topografi_dtm
73
49.Buka 3Dmine dan buka file intersection_bb, bound_300m dan boundary_topo kemudian
ambil garis yang bagian dalam dengan cara trim, break at intersection dan join 2 line
kemudian hapus garis yang tidak perlu.
74
50.Maka hasil nya seperti gambar di bawah dan simpan dengan cara blok klik kanan
save selection Muncul tabel save a file File “boundary_cut”, Types “surpac string
file.str” OK.
51.Lalu kembali ke surpac, dan buka file ks_floor.dtm, ks_roof.dtm serta Boundary_cut.str.
Selanjutnya Langkah selanjutnya menghitung volume dengan batas Boundary_cut dengan
cara klik Surface volume cut and fill between DTMs.
75
76
52.Maka akan muncul tabel dtm cut and fill volume sesuaikan file nya sesuai diatas dan beri
nama Volume_batubara dengan density 1,6 Apply.
77
53.Maka volume dan tonase batubara akan muncul dengan bentuk file notepad seperti pada
gambar di bawah.
- Dengan Hasil ( Cut Vol 7772694, Fill Vol 0, Nett Vol -7772694, dan Nett Tonnage -12436310 )
78
PRAKTIKUM
KOMPUTASI TAMBANG
TUGAS ACARA 3
Oleh :
Nama :SHYLVILIO J RANDE
NIM :710018063
79
TUTORIAL ANALISA KESTABILAN LERENG
1. Buatlah Lereng dengan 3 jenjang (ukuran lereng bebas) Syarat FK 1.1-2 dengan Material
isian erbeda sesuai dengan NIM Jawab :
2. Buat langkah pembuatan Kestabilan lereng bentuk PDF secara Individu (Wajib terlihat
Screenshoot taskbarnya).
Jawab :
80
1) Download bahan praktikum
81
3) Buka aplikasi Phase2 , Pilih view grid
82
5) Pilih analysis preject settings
6) Pilih project setting general ubah units menjadi “metric, stress as Mpa
83
7) Pilih project setting strength reduction ceklis determine strength reduction factor
OK
84
9) Buat boundaries seperti gambar dibawah
85
11) Ubah meterial 1 , 2 dan 3 ,menjadi bahan galian yang didapatkan.
Ubah initial element loading field stress & body force
Ubah material type plastic
Ubah unit weigth sesuai bahan galian
Ubah fric. Angle sesuai bahan galian
Ubah cohesion sesuai bahan galian OK
86
12) Hasil dari define materials, Pilih boundaries add material
13) Hasil dari add material, Klik kanan pada gambar assign material pilih
material yang ingin di masukkan
87
14) Hasil dari assign material, Pilih mesh mesh setup ...
88
16)Pilih mesh discretize and mesh
89
18) Hasil dari free, Klik kanan done selection
90
20) Lalu buat garis dibawah garis batas atas, seteleah sampai di akhir tekan enter
select all
21) Hasil dari add piezometric line , Pilih loading field stress...
91
22) Field strss properties fields stress type “gravity” ceklis “use actual
ground surface OK
23) Pilih loading seismic loading , Seismic load coefficient horizontal “-0.3”
OK
92
24) Pilih Compute Save file, maka dengan sendiri nya file nya akan
tercompute,dan inilah proses pada saat compute
25) Pilih interpret, lalu setelah masuk interpret, Pilih graph graph shear strength
reduction
93
26) Hasil grafik dari graph shear strength reduction
94
28) Hasil dari sigma 1
95
30) Hasil Perhitungan Menggunakan Exel dengan menggunakan refferensi rumus
Kriteria Mohr
3. Jelaskan pengertian FK DAN SRF & buat analisis hasil dari grafik SRF dan
TOTAL DISPLACEMENT
Jawab :
• Faktor keamanan (FK) Dalam menentukan kestabilan lereng, dikenal istilah
Faktor Keamanan (Safety Factor), yang merupakan perbandingan antara gayagaya yang
menahan, terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut. Bila Faktor
Keamanan lebih tinggi dari satu, umumnya lereng tersebut dianggap stabil. Kemantapan
suatu lereng dinyatakan dengan “Faktor
Keamanan (FK)”, yang merupakan perbandingan antara besarnya gaya penahan dengan
gaya penggerak longsoran
96
• Strength reduction factor (SRF) Untuk mendapatkan faktor keamanan lereng
dapat dilakukan denngan menggunakan metode elemen hingga, metode kesetimbangan
batas dan metode pengurangan kekuatan (ho ,2009). Faktor reduksi kekuatan (SRF)
adalah faktor yang terbagi untuk membawa lereng ke titik kegagalan.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan, bahwa strengh reduction factor (SRF) dengan
nilai 1.3 pada displacement 0.002 m. dari grafik ini juga dapat disimpulkan bahwa pada
saat strengh reduction factor (SRF) = 1 pada displacement adalah 0,004 m (titik awal)
hingga strengh reduction factor (SRF) 1.3 pada displacement 0.002 m keadaan lereng
masih stabil (converged), selanjutnya pada saat strengh reduction factor (SRF) = 1.3 pada
displacement 0,004 m hingga strengh reduction factor (SRF) 1.5 pada displacement
0.0016 m keadaan lereng tidak stabil atau mulai runtuh (failed to converge)
97
PRAKTIKUM
KOMPUTASI TAMBANG
TUGAS ACARA 4
Oleh :
Nama : SHYLVILIO J RANDE
NIM :710018063
98
TUTORIAL PIT LIMIT
1. Buatlah Hitunglah volume batubara dari pit limit dengan ketentuan sebagai berikut :
Jawab :
a. Untuk menghitung harga BB, NIM Ganjil (710018132) menggunakan HBA April
2017
b. Untuk menghitungan BESR :
- Coal hauling from mine to port 15 Km + 2 Angka NIM Terakhir (15.32 Km) -
Barging to Transhipment 200 Km + 2 Angka NIM Terakhir (200.32 Km)
1) Buka data yang telah di berikan oleh tim asisten dosen lalu, Insert 2 new coloums blok dan
strip, Masukkan rumus untuk blok (=LEFT(B6,3)) dan Masukkan rumus untuk strip
(=RIGHT(B6,3))
99
2) Apply to all rows blok and strip
100
4) Memasukan harga HBA pada coal price calculation
5) Perhitungan financial
101
6) Merubah Coal hauling from mine to port menjadi 15.32 km
102
7) Merubah Barging to Transhipment menjadi 200.32 km dan Menghitung total price dari topsoil
and overburden removal dengan menjumlah unit price dengan uncreditable VAT, setelah itu
menjumlah total price dari direct operation cost (cast cost) dengan menarik rumus pada topsoil and
overburden removal tadi. Untuk coal hauling from mine to port di tambahkan pengalian dengan
remarka 15.32km dan Untuk barging to transhipment di tambahkan pengalian dengan remarka
200.32km
103
9) Untuk community development menggunakan rumus
104
11) Untuk total cash cost (without OB, including VAT) menggunakan rumus
105
13) Untuk BESR menggunakan rumus
106
15) Create pivot table ok
107
17) Pilih drag fields between areas below :
- Coloums blok
- Rows strip
- Values sum of coal (ton)
18) Pilih design grand totals off fro rows and coloums
108
19) Select all klik kanan „copy‟ dan paste value pada coloum coal
20) Masuk ke sheet pivot Pilih drag fields between areas below :
- Coloums blok
109
- Rows strip
- Values sum of overburden (BCM)
110
23) Pada coloum SR masukan rumus pada salah satunya dengan rumus
112
26) Masuk ke sheet pit limit and resources pada coloums pit limit klik kanan paste
„value‟
27) Ganti semua indicated resource (warna Kuning) pada coloums menjadi 2.00 , (warna
merah) pada coloums menjadi 3.00 dan (warna hijau) menjadi 1.00
113
28) Hasil dari measured, indicated, inferred resource pada coloum SR
29) Masuk pada sheet pit limit & reserves, rubah semua measured & indicated resource
yang bernilai di bawah BESR (14,94) menjadi LoM dan merubah warna menjadi biru
(jika sr commulative di bawah BESR boleh menaikan nilai srnya sampai mendekati BESR)
114
30) Menghitung coal (Lom) menggunakan rumus, setelah itu di bagi 100000
115
32) Menghitung SR Comulative (Lom) menggunakan rumus
33) Select all pada coloums pit limit paste „value‟ pada coloum reserves dan Merubah
proven reserves (warna hijau) pada coloum menjadi 1.00 dan Merubah probable reserves (warna
kuning) pada coloum menjadi 2.00
116
34) Hasil akhir proven and probable pit limit & reserves
Kesimpulan :
Hasil dari pembuatan pit limit menggunakan ms.excel didapatkan nilai HPB marker 59.76 US$/Ton
setelah menggunakan HBA April 2017, selanjutnya didapatkan nilai BESR 14.94 dari nilai HPB marker
dikurang dengan total cash ( Without OB, including VAT), lalu dibagi dengan nilai OB removal cost
(including VAT).
Selanjutnya dari pembuatan pit limit didapatkan sumberdaya tereka (inferred resoursce) dengan nilai
total sebesar 7.77 Juta Ton, sumberdaya terunjuk (indicated resource) dengan nilai total sebesar 4.91
Juta Ton, dan sumberdaya terukur (measured resource) dengan total nilai sebesar 10.59 Juta Ton.
Langkah selanjutnya setelah didapatkan nilai SR sebesar 14.94 yang dimana nilai ini sama dengan nilai
dari BESR, dengan nilai LoM coal sebesar 13.71 juta ton, LoM OB sebesar 204.92 juta BCM, lalu yang
terakhir di dapatkan nilai cadangan terbukti (proven reserve) sebesar
10.59 juta ton, dan cadangan terkira (probable reserve) sebesar 4.72 juta ton.
117
PRAKTIKUM
KOMPUTASI TAMBANG
TUGAS ACARA 5
Oleh :
Nama :SHYLVILIO J RANDE
NIM :710018063
118
TUTORIAL PERENCANAA DESAIN TAMBANG
1. Buatlah desain tambang sesuai SR (14.59) masing masing pada acara 4 kemarin dengan
menggunakan aplikasi 3D mine.
2. Untuk overal slopenya 42, single slopenya 60, gradient jalanya 10% dan untuk lebar jalanya di
asumsikan 30m.
3. Buat langkah pembuatan perencanaan desain tambang & simpulkan hasilnya dalam bentuk PDF
secara Individu.
JAWAB
1) Buka aplikasi 3D Mine dan data yang telah di berikan oleh tim asisten dosen lalu, Set As Curret Path
Double Clik BM Acara 5 Layer Browser Klik Kanan lalu display Display Block Model –
Blok boundary Klik Ok.
119
2. Setelah muncul grid pada Layer Browser klik kanan block model BM acara 5
Display Style Display block face Klik Ok
120
3. Setelah grid nya hilang, Layer Browser Klik kanan block model BM acara 5 add
display constrait Constrait Type – Surface Klik file, add topografi s.3dm Unceklis Upper
Add Constrait Klik file add, Floor New.3dm Ceklis Upper Add Constrait Klik Ok.
121
4. Selanjutnya Klik Block Display Coloring by attribute Unceklis None Klik Ok.
5. Reset Layer, lalu masukan Floor New.3dm dan topografi s.3dm Surface – Line of
intersection between DTMs Klik DTM topografi dan DTM Floor, maka garis outcrop
intersection nya telah muncul
122
.
123
Digitasi ulang atau tarik ulang garis outcrop intersection , karena 3D mine yang diguanakan adalah
versi Education dan titik nya akan lebih dari 1000 selection sehingga tidak bisa disave , Klik Polyline
On kan Snap Tarik Garis mengikuti outcrop intersection sebelumnya Klik kanan dan klik ok.
124
Rapihkan garis outcrop intersection yang telah dibuat lalu masukan Sumberdaya 300m.str Klik
Polyline dan on kan snap Tarik Garis agak terbuka dan desain garis pit optimasinya setelah
selesai klik kanan dan ok.
Hapus garis sumberdayanya , rapihkan setiap sudut garis yang ada dengan cara mentrim garis-garis
yang ada menggunakan Clip Line Select garis pit optimasi Klik opsi Inset point on the line by
distance Masukan nilai 50 pada Encryption distance Klik Ok.
125
Sambungkan setiap ujung garis hingga tertutup, Klik Menu Manual connect two lines to generate a
segment Setelah tersambung Block Desain pit optimasinya – klik kanan Save dengan nama Dasar
Pit Optimasi Klik Ok.
126
Hapus layer sebelumnya , masukan dasar pit optimasi yang telah di save Aktifkan Floor New.3dm
Klik Surface – Drape object over DTM – klik ok Klik String pit optimasi – klik kanan dan klik lagi
pada Floor New.3dm , secara otomatis string nya sudah berada di atas DTM nya .
127
Pada Layer Browser , matikan DTM Layer nya , lalu membuat pit optimasi dengan cara Klik Menu
Openpit Expand to Surface Klik File topografi s.3dm Masukan nilai Overslope nya 42 Klik
Ok.
128
Klik Garis dasar pit optimasi Klik Kanan , maka secara otomatis pit optimasi nya telah terbentuk
129
Selanjutnya Klik Surface Create DTM – Generate DTM Parameter Klik Ok.
Rapihkan DTM nya , Klik Surface Clip DTM by polygon – Surface Clippig Keep inside
Klik ok.
130
Lalu Klik String nya Klik kanan dan klik pada DTM Body nya , Secara otomatis DTM pit
optimasi nya telah terbentuk , Block DTM Save Selection Save dengan nama Pit Optimasi
Klik Ok.
131
Lalu menghitung volume yang ada pada Pit Optimasi, Klik Block Display Add Constrait
Block Constrait Engine – Surface Klik File masukan file topogafi s 3dm
– Unceklis Upper Add Constraint Klik File Pit optimasi.3dm Ceklis Upper Add
Constraint Klik Ok
132
Pada Layer Browser Block Model_bm acara 5 Display Klik Ok Maka bentuk block
model nya telah terbentuk .
133
Selanjutnya Klik Block Block Report Centang column pada Block Model Report
Attribute – sg Acumulating – Average Centang Classify Attribute – Lithologi Weight
attribute – sg Klik Ok
13) Lalu pada Block Constraint Engine Surface Unceklis Upper File – topografi Add
Constraint File – Pit optimasi 3dm Ceklis Upper Add constraint Klik ok
134
14) Lalu muncul kalkulasi untuk 3D Mine Block Report nya pada file exel , Jumlahkan nilai ore mass
nya pada None + Nilai OB / nilai coal , didapatkan nilai yang sesuai dengan SR pada acara 4 sebesar
(14.59).
135
13) Reset Layer lalu masukan Dasar Pit Optimasi yang telah di save Break At Intersection Hapus
kedua ujung garis pada dasar pit optimasi Klik Polyline – on kan snap Digitasi garis belakang
yang ada pada dasar pit optimasi – buat tiga titik dari garis string pada dasar pit opstimasi setelah
selesai Klik Ok
13) Hapus Garis String yang sebelumnya , hubungkan garis yang dihapus tadi , Klik manual connect
two lines to generate a segment Hubungkan string yang terputus Setelah selesai – Block dasar
pit optimasi nya Save selection Beri nama Dasar Final Pit
Klik Ok
136
15) Reset Layer , Masukan Dasar Final Pit dan Floor New.3dm , Klik Surface Drape objects over
DTM Klik stringnya Klik kanan – lalu klik pada DTM nya.
137
13) Matikan solid Model pada Layer Browser Klik open pit Expand Parameters Road width
dengan nilai 30 Road Gradient dengan nilai 10 Road direction – Clockwise Gradient mode
– Centre line Buffer segment – no buffer Klik Ok
138
16) Lalu klik openpit Set ramp enterance Ceklis Adjust string to fit road Klik Ok lalu tarik
garis string pada area yang telah dibuat tiga titik.
139
Selanjutnya block layer untuk melihat elevasi terendah dan elevasi tertinggi , Klik Display
Attributes Display description – display content – Z Klik Ok, maka akan muncul nilai dari
elevasi-elavasinya, didaptkan elevasi terendahnya adalah -16.34 dan elevasi tertinggi nya adalah 58
Klik Hide point/description – Apply to – All Object Klik Ok.
140
Lalu klik Open pit Expand Bench Expand bench height – Default slope angle 60
Height – z value direction – upward Bench height limit 10 Limit Elevation -6 Klik Ok
Klik garis string yang telah di pilih untuk membuat desain jalan tambang atau haluling Klik
kanan.
141
Klik openpit Expand Berm Expand platform default expand distance dengan nilai 5
Gradient dengan nilai 10 Unceklis Keep inside bench exit dan keep outside bench exit Klik ok
pilih string terluar dan klik kanan.
142
Ulangi proses yang sama pada Expand Bench dan Expand berm nya hingga pada batas elevasi
tertinggi nya yaitu 58, setelah mencapai batas block layer Save selection beri nama final pit str
Klik Ok
143
Masukan layer Topografi s.3dm , Pastikan setiap garis bench dan berm nya tertembus atau timbul dari
surface topografi, matikan solid model pada layer browser , Klik
Surface Crate DTM Klik Ok
144
Klik Surface Clip DTM by Polygon Surface clipping – keep inside Klik string terluar klik
kanan pilih DTM nya Block layer save selection beri nama final pit dtm Jika terjadi
eror dalam save selection klik ok saja
145
Aktifkan topografinya , pada layer browser – solid model non-aktifkan floor new klik surface – line of
intersection between DTMs Klik topografi dan klik pit optimasi nya Maka intersection nya telah
terbentuk
146
Pada Layer browser Layer management non-aktifkan main layer – dasar final pit floor new
Block layer pit optimasi save selection beri nama bddy Cut Klik
Ok
147
Masukam Layer Topografi str Block garis pit optimasi trim garis yang ada di dalam area pit
optimasi
148
Block layer Save selection beri nama topo cut
149
Reset layer masukan bddy cut masukan ks floor str hilangkan simbol + klik simbol
edit – select – select similar – delete
150
151
Bersihkan garis-garis yang ada di luar pit optimasi block layer pit optimasi property – display
information ganti menjadi warna hijau block layer pit optimasi save selection beri nama
ks floor ccut
Reset layer , masukan layer bddy cut masukan final pit str rubah warna string
bddy cut menjadi warna merah rubah warna bench dan berm mejadi warna biru dan merah
untuk garis bottom pit dirubah menjadi warna biru muda
152
153
Block layer save selection beri nama final pit ccut
Reset layer masukan topo cut final pit ccut ks floor ccut create recteangle lalu buat kotak
mengikuti bentuk dari layer
154
Untuk membuat keterangan dari layout peta pit optimasi , save data dari 3D mine dengan format DWG
atau Dxf, peta layout ini bisa dibuat menggunakan aplikasi autocad dan aplikasi ArcGis , Berikut ini
adalah hasil akhir dari layout nya :
155
156
KESIMPULAN
Tujuan dari perencanaan dan perancangan tambang adalah untuk mencapai sebuah
rancangan sistem pertambangan yang terpadu dan efektif, yaitu dimana mineral-mineral diesktraksi
dan disiapkan untuk spesifikasi pasar yang diinginkan dan pada biaya unit yang seminimal mungkin,
tapi tetap mengacu kepada batas-batas lingkungan, sosial, hukum dan peraturan yang dapat diterima.
Perencangan desain pit dilakukan pada saat setelah tahap eksplorasi dan studi konseptual. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tambang adalah penentuan batas awal dan batas
akhir penambangan (Pit limit / boundary pit), bentuk desain pit tambang, penjadwalan produksi,
sequence penambangan, serta arah kemajuan penambangan. Dalam perencanaan desain pit tambang
ini dengan elevasi terendahnya adalah -16.34 dan elevasi tertingginya adalah 58.00 menggunakan
overal slope 42 derajat dan single slope nya 60 derajat, gradient jalan 10% dan lebar jalan 30 m
didapatkan volume OB sebesar 67.591.875 BCM dan Ore Mass sebesar 27.475.875 BCM, lalu untuk
volume BB 4.798.320 BCM dan Ore Mass 4.798.320 BCM dengan SR 14.59
157
PRAKTIKUM KOMPUTASI
TAMBANG
TUGAS ACARA 6
Oleh :
Nama :SHYVILIO J RANDE
NIM :710018063
158
TUTORIAL EVALUASI STUDI KELAYAKAN
1. Pertama-tama kita masukkan data OB dan Coal kita Pada Acara 4, pada sheet 4 Reserve
dengan nilai OB : 204.916.578, Coal : 13.714.084.
159
2. Kita masukkan jumlah hari dan jumlah libur nasional, jumlah hari libur nasional
sebanyak 15 Hari dan pada tahun 2024 dan 2028 jumlah hari nya adalah 366 hari , Pada Sheet 5
Working Hour nya.
160
3. Selanjutnya pada Sheet 6 Mining Equipment Selection , Sesuaikan nilai Cycle Time
sampai nilai pada cell D57 - G57 tidak merah dan Sesuaikan nilai Efficinecy sampai nilai pada
cell D59 - G59 tidak merah kemudian kita sesuaikan lagi di Product Schedule dengan kombinasi
apa yang kita pilih pada sheet sebelumnya
4. Seuaikan Jumlah Alat yang dibutuhkan pada sheet 7 equipment da, dengan data alat
adalah
• PC 210 1 Unit
• Hino FM 260 7 Unit
• PC 400 10 Unit
• ADT A40 93 Unit
161
162
5. Masukan nilai Eskalasi 2+0.xx (xx = 2 angka terakhir NIM kalian) Pada Sheet 11
Reclamation dengan Nim 132 (Genap) = 20.32%
6. NIM Ganjil 40% dan NIM Genap 60%, Masukan nilai 20+0.xx (xx = 2 angka terakhir
NIM kalian) pada sheet 19 Hutang & Bunga (Loan) dengan Nim 132 (Genap) = 20.32% dengan
angka Owners Equity nya adalah 60% (Genap)
163
7. Pada Sheet 20 Coal Price Calculation masukan nilai NIM Genap 0.64 pada kolom TS (%,AR),
secara otomatis nilai HPB marker nya akan menyesuaikan
164
8. Hitung Cashflow pada sheet 21 , dengan cara memasukkan angka sesuai dengan yang diminta,
yaitu di awali dengan sheet 8 Production Schedule, Sheet 11 Reclamation, Sheet 12 Mine Closure, Sheet
13 Salary , Sheet 14 Overhead, Sheet 15 Operational Expenditure , Sheet 16
Capital Expenditure, Sheet 17 Amortisasi, Sheet 18 Depresiasi , Sheet 19 Loan, dan Sheet 20
Coal Price , yang dimana sheet-sheet ini berkaitan dengan perhitungan yang ada pada cash flow
165
sensitivitas terhadap harga batubara
harga 10% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue - 63.573.864 63.573.864 65.375.125 63.852.637 68.333.530 69.062.198 63.043.791 65.163.410
costing 0.00 -37.922.247.56 -39.756.247.12 -41.271.273.45 -42.469.034.11 -45.948.731.76 -47.589.166.51 -45.218.968.93 -48.030.979.00
pendapatan sebelum pajak - 25.651.616 23.817.617 24.103.851 21.383.603 22.384.798 21.473.031 17.824.822 17.132.431
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 29.702.827.80 28.408.679.79 29.234.765.73 27.054.369.04 -17.610.744.26 32.722.263.02 29.074.054.18 28.381.662.47 136.361.717.84
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -20.903.332.12 7.505.347.67 36.740.113.40 63.794.482.44 46.183.738.17 78.906.001.19 107.980.055.37 136.361.717.84 405.961.964.05
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -17.867.317.52 5.483.508.03 22.944.151.22 34.053.241.38 21.072.121.20 30.773.227.14 35.995.680.49 38.854.662.47 120.703.114.49
harga 20% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue - 56.510.101 56.510.101 58.111.222 56.757.900 60.740.915 61.388.620 56.038.925 57.923.031
costing 0.00 -37.922.247.56 -39.756.247.12 -41.271.273.45 -42.469.034.11 -45.948.731.76 -47.589.166.51 -45.218.968.93 -48.030.979.00
pendapatan sebelum pajak - 18.587.854 16.753.854 16.839.949 14.288.866 14.792.184 13.799.454 10.819.957 9.892.052
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 22.639.065.14 21.344.917.12 21.970.862.99 19.959.631.58 -25.203.358.69 25.048.685.50 22.069.188.49 21.141.283.63 78.364.115.85
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -27.967.094.78 -6.622.177.65 15.348.685.33 35.308.316.91 10.104.958.22 35.153.643.72 57.222.832.22 78.364.115.85 146.307.119.91
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -23.905.134.35 -4.838.252.13 9.585.233.27 18.847.439.35 4.610.560.18 13.709.870.56 19.075.511.47 22.328.930.14 8.807.998.58
harga 30% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue - 49.446.339 49.446.339 50.847.319 49.663.162 53.148.301 53.715.043 49.034.060 50.682.652
costing 0.00 -37.922.247.56 -39.756.247.12 -41.271.273.45 -42.469.034.11 -45.948.731.76 -47.589.166.51 -45.218.968.93 -48.030.979.00
pendapatan sebelum pajak - 11.524.091 9.690.092 9.576.046 7.194.128 7.199.569 6.125.876 3.815.091 2.651.673
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 15.575.302.47 14.281.154.46 14.706.960.24 12.864.894.12 -32.795.973.12 17.375.107.99 15.064.322.81 13.900.904.79 20.366.513.86
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -35.030.857.44 -20.749.702.98 -6.042.742.74 6.822.151.38 -25.973.821.73 -8.598.713.74 6.465.609.07 20.366.513.86 -113.347.724.23
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -29.942.951.18 -15.160.012.30 -3.773.684.68 3.641.637.32 -11.851.000.83 -3.353.486.01 2.155.342.46 5.803.197.81 -103.087.117.33
166
harga 30% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue - 91.828.915 91.828.915 94.430.736 92.231.587 98.703.988 99.756.508 91.063.254 94.124.925
costing 0.00 -37.922.247.56 -39.756.247.12 -41.271.273.45 -42.469.034.11 -45.948.731.76 -47.589.166.51 -45.218.968.93 -48.030.979.00
pendapatan sebelum pajak - 53.906.667 52.072.667 53.159.462 49.762.553 52.755.256 52.167.341 45.844.285 46.093.946
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 57.957.878.45 56.663.730.43 58.290.376.70 55.433.318.87 12.759.713.45 63.416.573.06 57.093.516.93 57.343.177.83 368.352.125.81
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 7.351.718.53 64.015.448.96 122.305.825.67 177.739.144.54 190.498.857.98 253.915.431.05 311.008.947.98 368.352.125.81 1.444.581.340.61
Net Present Value US$ -50.606.159.91 6.283.949.78 46.770.548.70 76.379.823.01 94.876.449.51 86.918.365.25 99.026.653.44 103.676.356.54 104.957.591.81 568.283.578.12
harga 20% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue - 84.765.152 84.765.152 87.166.833 85.136.850 91.111.373 92.082.930 84.058.388 86.884.546
costing 0.00 -37.922.247.56 -39.756.247.12 -41.271.273.45 -42.469.034.11 -45.948.731.76 -47.589.166.51 -45.218.968.93 -48.030.979.00
pendapatan sebelum pajak - 46.842.904 45.008.905 45.895.559 42.667.815 45.162.641 44.493.764 38.839.419 38.853.567
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 50.894.115.78 49.599.967.77 51.026.473.96 48.338.581.41 5.167.099.02 55.742.995.55 50.088.651.24 50.102.798.99 310.354.523.81
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 287.955.87 49.887.923.64 100.914.397.60 149.252.979.01 154.420.078.03 210.163.073.58 260.251.724.83 310.354.523.81 1.184.926.496.47
Net Present Value US$ -50.606.159.91 246.132.96 36.448.788.53 63.020.905.06 79.670.647.48 70.456.804.24 81.963.296.86 86.756.187.53 88.431.859.48 456.388.462.21
harga 10% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue - 77.701.389 77.701.389 79.902.930 78.042.112 83.518.759 84.409.353 77.053.523 79.644.167
costing 0.00 -37.922.247.56 -39.756.247.12 -41.271.273.45 -42.469.034.11 -45.948.731.76 -47.589.166.51 -45.218.968.93 -48.030.979.00
pendapatan sebelum pajak - 39.779.142 37.945.142 38.631.657 35.573.078 37.570.027 36.820.186 31.834.554 31.613.188
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 43.830.353.12 42.536.205.11 43.762.571.22 41.243.843.95 -2.425.515.41 48.069.418.04 43.083.785.56 42.862.420.15 252.356.921.82
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -6.775.806.79 35.760.398.32 79.522.969.53 120.766.813.49 118.341.298.08 166.410.716.12 209.494.501.68 252.356.921.82 925.271.652.33
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -5.791.683.87 26.127.028.37 49.661.987.11 64.464.845.44 53.995.243.22 64.899.940.29 69.836.018.51 71.906.127.14 344.493.346.31
167
sensitivitas terhadap biaya operasional
10% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue 0.00 70.637.626.62 70.637.626.62 72.639.027.44 70.947.374.58 75.926.144.27 76.735.775.12 70.048.656.87 72.403.788.39 579.976.019.91
costing - - 34.130.023 - 35.780.622 - 37.144.146 - 38.222.131 - 41.353.859 - 42.830.250 - 40.697.072 - 43.227.881 - 313.385.984
Profit before corporate income tax 0.00 36.507.603.81 34.857.004.21 35.494.881.34 32.725.243.88 34.572.285.69 33.905.525.26 29.351.584.84 29.175.907.29 266.590.036.32
Corporate income tax 25% 0.00 -9.126.900.95 -8.714.251.05 -8.873.720.33 -8.181.310.97 -8.643.071.42 -8.476.381.31 -7.337.896.21 -7.293.976.82 -66.647.509.08
Profit after corporate income tax 0.00 27.380.702.86 26.142.753.16 26.621.161.00 24.543.932.91 25.929.214.27 25.429.143.94 22.013.688.63 21.881.930.46 199.942.527.24
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 40.558.815.22 39.448.067.16 40.625.795.82 38.396.009.91 -5.423.256.66 45.154.757.18 40.600.816.76 40.425.139.21 229.179.984.68
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -10.047.344.70 29.400.722.46 70.026.518.28 108.422.528.18 102.999.271.52 148.154.028.70 188.754.845.47 229.179.984.68 816.284.394.69
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -8.588.061.32 21.480.563.58 43.731.466.13 57.875.514.97 46.995.180.96 57.779.858.42 62.922.352.51 65.302.132.38 296.892.847.71
20% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue 0.00 70.637.626.62 70.637.626.62 72.639.027.44 70.947.374.58 75.926.144.27 76.735.775.12 70.048.656.87 72.403.788.39 579.976.019.91
costing - - 30.337.798 - 31.804.998 - 33.017.019 - 33.975.227 - 36.758.985 - 38.071.333 - 36.175.175 - 38.424.783 - 278.565.319
Profit before corporate income tax 0.00 40.299.828.57 38.832.628.93 39.622.008.68 36.972.147.29 39.167.158.87 38.664.441.91 33.873.481.73 33.979.005.19 301.410.701.16
Corporate income tax 25% 0.00 -10.074.957.14 -9.708.157.23 -9.905.502.17 -9.243.036.82 -9.791.789.72 -9.666.110.48 -8.468.370.43 -8.494.751.30 -75.352.675.29
Profit after corporate income tax 0.00 30.224.871.43 29.124.471.69 29.716.506.51 27.729.110.47 29.375.369.15 28.998.331.43 25.405.111.30 25.484.253.89 226.058.025.87
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 44.351.039.97 43.423.691.87 44.752.923.16 42.642.913.32 -828.383.48 49.913.673.83 45.122.713.65 45.228.237.11 264.000.649.52
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -6.255.119.94 37.168.571.93 81.921.495.09 124.564.408.41 123.736.024.92 173.649.698.76 218.772.412.41 264.000.649.52 966.951.981.18
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -5.346.621.94 27.155.858.96 51.159.863.09 66.491.986.53 56.456.679.70 67.723.133.12 72.928.855.51 75.223.869.96 361.187.465.02
30% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue 0.00 70.637.626.62 70.637.626.62 72.639.027.44 70.947.374.58 75.926.144.27 76.735.775.12 70.048.656.87 72.403.788.39 579.976.019.91
costing - - 26.545.573 - 27.829.373 - 28.889.891 - 29.728.324 - 32.164.112 - 33.312.417 - 31.653.278 - 33.621.685 - 243.744.654
Profit before corporate income tax 0.00 44.092.053.32 42.808.253.64 43.749.136.02 41.219.050.71 43.762.032.04 43.423.358.56 38.395.378.62 38.782.103.09 336.231.366.00
Corporate income tax 25% 0.00 -11.023.013.33 -10.702.063.41 -10.937.284.01 -10.304.762.68 -10.940.508.01 -10.855.839.64 -9.598.844.66 -9.695.525.77 -84.057.841.50
Profit after corporate income tax 0.00 33.069.039.99 32.106.190.23 32.811.852.02 30.914.288.03 32.821.524.03 32.567.518.92 28.796.533.97 29.086.577.31 252.173.524.50
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 48.143.264.73 47.399.316.58 48.880.050.51 46.889.816.73 3.766.489.69 54.672.590.48 49.644.610.55 50.031.335.01 298.821.314.36
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -2.462.895.18 44.936.421.40 93.816.471.90 140.706.288.63 144.472.778.32 199.145.368.81 248.789.979.35 298.821.314.36 1.117.619.567.68
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -2.105.182.56 32.831.154.34 58.588.260.05 75.108.458.09 65.918.178.45 77.666.407.82 82.935.358.52 85.145.607.53 425.482.082.32
168
30% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue 0.00 70.637.626.62 70.637.626.62 72.639.027.44 70.947.374.58 75.926.144.27 76.735.775.12 70.048.656.87 72.403.788.39 579.976.019.91
costing - - 49.298.922 - 51.683.121 - 53.652.655 - 55.209.744 - 59.733.351 - 61.865.916 - 58.784.660 - 62.440.273 - 452.668.643
Profit before corporate income tax 0.00 21.338.704.79 18.954.505.37 18.986.371.96 15.737.630.24 16.192.792.99 14.869.858.65 11.263.997.27 9.963.515.69 127.307.376.95
Corporate income tax 25% 0.00 -5.334.676.20 -4.738.626.34 -4.746.592.99 -3.934.407.56 -4.048.198.25 -3.717.464.66 -2.815.999.32 -2.490.878.92 -31.826.844.24
Profit after corporate income tax 0.00 16.004.028.59 14.215.879.03 14.239.778.97 11.803.222.68 12.144.594.74 11.152.393.99 8.447.997.95 7.472.636.76 95.480.532.71
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 25.389.916.19 23.545.568.31 24.117.286.44 21.408.396.26 -23.802.749.36 26.119.090.57 22.513.229.19 21.212.747.61 89.897.325.30
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -25.216.243.72 -1.670.675.41 22.446.611.03 43.855.007.29 20.052.257.93 46.171.348.50 68.684.577.69 89.897.325.30 213.614.048.70
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -21.553.818.83 -1.220.617.94 14.017.878.28 23.409.628.73 9.149.185.97 18.006.759.60 22.896.340.48 25.615.182.09 39.714.378.47
20% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue 0.00 70.637.626.62 70.637.626.62 72.639.027.44 70.947.374.58 75.926.144.27 76.735.775.12 70.048.656.87 72.403.788.39 579.976.019.91
costing - - 45.506.697 - 47.707.497 - 49.525.528 - 50.962.841 - 55.138.478 - 57.107.000 - 54.262.763 - 57.637.175 - 417.847.978
Profit before corporate income tax 0.00 25.130.929.54 22.930.130.08 23.113.499.30 19.984.533.65 20.787.666.17 19.628.775.30 15.785.894.16 14.766.613.59 162.128.041.79
Corporate income tax 25% 0.00 -6.282.732.39 -5.732.532.52 -5.778.374.83 -4.996.133.41 -5.196.916.54 -4.907.193.83 -3.946.473.54 -3.691.653.40 -40.532.010.45
Profit after corporate income tax 0.00 18.848.197.16 17.197.597.56 17.335.124.48 14.988.400.24 15.590.749.62 14.721.581.48 11.839.420.62 11.074.960.19 121.596.031.34
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 29.182.140.95 27.521.193.02 28.244.413.78 25.655.299.67 -19.207.876.19 30.878.007.23 27.035.126.08 26.015.845.51 124.717.990.15
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -21.424.018.97 6.097.174.06 34.341.587.84 59.996.887.51 40.789.011.33 71.667.018.55 98.702.144.64 124.717.990.15 364.281.635.20
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -18.312.379.45 4.454.677.44 21.446.275.24 32.026.100.29 18.610.684.72 27.950.034.31 32.902.843.49 35.536.919.66 104.008.995.78
10% 0 1 2 3 4 5 6 7 8
revenue 0.00 70.637.626.62 70.637.626.62 72.639.027.44 70.947.374.58 75.926.144.27 76.735.775.12 70.048.656.87 72.403.788.39 579.976.019.91
costing - - 41.714.472 - 43.731.872 - 45.398.401 - 46.715.938 - 50.543.605 - 52.348.083 - 49.740.866 - 52.834.077 - 383.027.313
Profit before corporate income tax 0.00 28.923.154.30 26.905.754.79 27.240.626.65 24.231.437.06 25.382.539.34 24.387.691.95 20.307.791.05 19.569.711.49 196.948.706.63
Corporate income tax 25% 0.00 -7.230.788.57 -6.726.438.70 -6.810.156.66 -6.057.859.27 -6.345.634.84 -6.096.922.99 -5.076.947.76 -4.892.427.87 -49.237.176.66
Profit after corporate income tax 0.00 21.692.365.72 20.179.316.09 20.430.469.98 18.173.577.80 19.036.904.51 18.290.768.97 15.230.843.29 14.677.283.61 147.711.529.97
Capital Expenditure US$ -50.606.159.91 0.00 0.00 0.00 0.00 -46.206.159.91 0.00 0.00 0.00 -96.812.319.83
Loan & Interest US$ 0.00 -7.198.020.52 -6.658.168.98 -6.118.317.44 -5.578.465.90 -5.038.614.36 0.00 0.00 0.00 -30.591.587.20
Added depreciation and amortization US$ 0.00 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 11.249.231.92 89.993.855.39
Net cashflow US$ -50.606.159.91 32.974.365.70 31.496.817.74 32.371.541.13 29.902.203.08 -14.613.003.01 35.636.923.88 31.557.022.98 30.818.943.41 159.538.654.99
Cummulative net cashflow US$ -50.606.159.91 -17.631.794.21 13.865.023.53 46.236.564.65 76.138.767.74 61.525.764.73 97.162.688.60 128.719.711.58 159.538.654.99 514.949.221.69
Net Present Value US$ -50.606.159.91 -15.070.940.07 10.129.972.82 28.874.672.21 40.642.571.85 28.072.183.46 37.893.309.01 42.909.346.49 45.458.657.23 168.303.613.09
169
KESIMPULAN
Dilakukan analisis kelayakan tambang dengan jumlah cadangan sebesar 13.714.084 ton dengan volume
overburden sebesar 204.916.578 BCM dengan umur tambang selama 8 tahun didapatkan hasil nilai NPV sebesar
136.416.977.13 US$ yang berarti pendapatan/keuntungan dari kegiatan penambangan didapatkan sebesar
136.416.977.13 US$, keuntungan ini baru didapatkan pada tahun ke 1. Selanjutnya didapatkan IRR 50.06%
dimana IRR yang diperoleh lebih kecil dari IRR rata-rata. Dan Payback period didapatkan 1.80 tahun yang berarti
setelah 1.80 tahun kegiatan pertambangan ini berjalan baru balik modal. Jadi dapat disimpulkan dari hasil analisis
kelayakan tambang yang telah dilakukan kegiatan penambangan ini layak tambang karena keuntungan yang
diperoleh mempunyai jangka waktu yang panjang sekitar 7 tahun setalah tahun petama mengalami kerugian.
Adapun hasil perhitungan sensitivitas terhadap peningkatan harga batubara didapatkan sebagai berikut
• +30%
- IRR = 11,16 %
• +20%
- IRR = 96.34 %
• +10%
- IRR = 81,19 %
Sedangkan untuk perhitungan sensitivitas terhadap penurunan harga batubara hasil NPV, IRR dan
payback period yang didapatkan bernilai minus (sangat kecil ) sehingga dapat diasumsikan tidak layak
tambang.Jadi dapat disimpulkan jika dilakukan peningkatan harga batubara (+10%, +20%, +30%) maka nilai
NPV dan IRR semakin besar dan payback periode yang didapatkan semakin kecil dengan kata lain kegiatan
penambangan layak tambang sedangkan hasil sebaliknya jika dilakukan terhadap penurunan harga batubara (-
10%, -20%,- 30%) dengan kata lain kegiatan penambangan tidak layak tambang.
170
Adapun hasil perhitungan sensitivitas terhadap penurunan biaya operasional didapatkan sebagai berikut
• -30%
- IRR = 74,40 %
• -20%
- IRR = 83,01 %
• -10%
- IRR = 91,43 %
Sedangkan untuk perhitungan sensitivitas terhadap peningkatan biaya operasional mendapatkan nilai NPV,IRR
minus (sangat kecil) dan payback periode yang tidak masuk kriteria dengan kata lain kegiatan penambangan
menjadi tidak layak tambang. Jadi dapat disimpulkan jika dilakukan perhitungan sensisitivitas terhadap
penurunan biaya operasional (- 10%, -20%, -30% ) maka nilai NPV dan IRR semakin besar dan payback periode
yang didapatkan semakin kecil dengan kata lain kegiatan penambangan menjadi layak tambang sedangkan hasil
sebaliknya jika dilakukan peningkatan terhadap biaya operasional ( +10%, +20%, +30% ).
171