Anda di halaman 1dari 11

H Oktaviyanty, et al.

/ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

g
UJM 7(2) (2018)
UNNES Journal of Mathematics
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm

OPTIMASI SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN SERVIS


SEPEDA MOTOR BERDASARKAN MODEL TINGKAT ASPIRASI
Studi Kasus Bengkel Ahass Handayani Motor (1706) Semarang

Hetty Oktaviyanty, Nur Karomah Dwidayati, Arief Agoestanto


Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung D7 Lt.1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50299
Info Artikel Abstrak
_______________________ _____________________________________________________________ _
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah server yang optimal
Diterima Februari 2018 dengan menggunakan sistem antrian berdasarkan model tingkat aspirasi di
Disetujui Maret 2018 bengkel Ahass Handayani Motor (1706) Semarang. Pada umumnya antrian
Dipublikasikan November 2018 timbul disebabkan oleh kebutuhan layanan yang melebihi kapasitas dan fasilitas
_______________________ pelayanan yang tersedia. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang
Keywords: prima bagi pelanggan, diperlukan suatu sistem pelayanan yang optimal. Penelitian
Optimasi Sistem Antrian, Model
Tingkat Aspirasi,
dilakukan dengan mengambil data primer selama dua hari di jam sibuk. Hasil
Bengkel. penelitian yang diperoleh, sistem antrian menggunakan disiplin antrian FIFO.
_____________________________ Distribusi waktu kedatangan adalah distribusi Poisson dan distribusi waktu
pelayanan adalah distribusi Eksponensial. Model antrian (M/M/6):(GD/∞/∞).
Berdasarkan model tingkat aspirasi, antrian sudah optimal dengan 6 server. Karena
presentase server mengganggur. Dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa peluang
pelanggan sedang tidak melayani kurang dari 10% dan rata-rata waktu menunggu
pelanggan untuk dilayani kurang dari 2 jam.

Abstract
__________________________________________________________ ____
The purpose of this research is to determine the optimal number of server by using
queuing system based on aspiration level model at Ahass Handayani Motor (1706)
Semarang workshop. In general, queues arise due to service needs that exceed the
capacity and service facilities available. Therefore, to provide excellent service for
customers, required an optimal service system. The study was conducted by taking
primary data for two days in rush hour. The results obtained, queuing system
using FIFO queue discipline. The arrival time distribution is the Poisson
distribution and the service time distribution is the Eksponensial distribution.
Model queue (M/M/6):(GD/∞/∞). Based on the aspiration level model, the
queue is optimal with 6 servers. Because the percentage of server is unemployed.
In that case it can be seen that the customer's chances are not serving less than
10% and the average waiting time for customers to be served is less than 2 hours.

How to cite:
__________ ____________________________________________________
Hetty, O., Dwidayati, NK. & Agoestanto, A. 2018. Optimasi Sistem Antrian pada
Pelayanan Servis Sepeda Motor Berdasarkan Model Tingkat Aspirasi Studi Kasus Bengkel
Ahass Handayani Motor (1706) Semarang. UNNES Journal of Mathematics. 7(2):181-191.

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p- ISSN 2252-6943
E-mail: hetty.oktav@gmail.com e- ISSN 2460-5859

1
PENDAHULUAN Honda di daerah Sekaran yang prioritas
warganya merupakan mahasiswa, maka bengkel
Salah satu fenomena yang sering terjadi Ahass Handayani Motor (1706) selalu ramai di
dalam kehidupan sehari-hari adalah fenomena setiap harinya.
menunggu. Hal tersebut terjadi karena Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan
kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi akan layanan yang melebihi kapasitas dan
kapasitas yang tersedia untuk penyelenggaraan fasilitas pelayanan yang tersedia. Untuk
pelayanan. Kondisi yang sering terlihat dalam memberikan pelayanan yang prima bagi
kehidupan sehari-hari, seperti mengantri pelanggan, diperlukan suatu sistem layanan yang
pelayanan service motor, mengantri beli bahan handal dengan melakukan efisiensi waktu
bakar di SPBU, mengantri pelayanan teller di pelayanan. Timbulnya tuntutan efisiensi waktu
bank, mengantri pelayanan kasir di swalayan, pelayanan dalam menyelesaikan transaksi di
dan masih banyak lainnya. bengkel sangat berkaitan dengan sistem antrian
Teori antrian pertama kali ditemukan oleh dimana tercakup di dalamnya kecepatan
A.K Erlang seorang ahli matematika Denmark pelayanan dan jumlah server yang beroperasi.
pada tahun 1910. Antrian terbentuk jika Apabila masalah antrian ini tetap diberikan
banyaknya pelanggan yang akan dilayani oleh pihak bengkel, maka akan merugikan pihak
melebihi kapasitas layanan yang tersedia, perusahaan. Kemungkinan yang akan terjadi
sehingga terjadi situasi dimana pelanggan harus adalah pelanggan merasa dirugikan karena
antri untuk mendapatkan suatu layanan terlalu lama menunggu dan bisa meninggalkan
(Bronson, 1991). Proses antrian merupakan antrian. Disamping itu pihak bengkel juga secara
contoh nyata proses Poisson yang banyak terjadi tidak langsung mengalami kerugian karena akan
pada berbagai fasilitas pelayanan. Proses antrian mengurangi efisiensi kerja, keuntungan yang
merupakan suatu proses yang berhubungan sedikit dan menimbulkan citra yang tidak baik
dengan kedatangan pelanggan pada suatu bagi pelanggannya.
fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris Pada model keputusan biaya jumlah
antrian jika belum dapat dilayani, kemudian fasilitas pelayanan yang optimal ditentukan oleh
seorang pelanggan akan meninggalkan sarana besarnya biaya keseluruhan yang terkecil. Biaya
pelayanan tersebut setelah selesai pelayanan keseluruhan adalah jumlah biaya dalam
(Taha, 2004) menyediakan fasilitas menunggu, kadang kala
Analisis di dalam teori antrian dapat biaya menunggu ini sulit untuk ditentukan
dilakukan dengan cara mengambil data waktu secara langsung terutama dalam sektor jasa,
kedatangan, waktu pelayanan dan waktu untuk biaya menunggu harus diperkirakan. Ada
keluarnya pelanggan dari sebuah kegiatan dua model keputusan antrian untuk menetapkan
operasional, waktu yang diambil dalam satuan berapa jumlah biaya yang dibutuhkan. Yaitu
jam, menit dan detik untuk setiap kegiatan, model biaya dan model tingkat aspirasi. Model
kemudian melakukan analisis yang meliputi tingkat aspirasi secara langsung memanfaatkan
pengujian distribusi data, menetukan banyak karakteristi yang terdapat dalam sistem yang
kedatangan pelanggan persatuan waktu, bersangkutan dalam memutuskan nilai-nilai
menentukan banyak. “optimal” dari para perencanaan. Optimalitas
Salah satu contoh antrian dalam kehidupan disini dipandag dalam arti memenuhi tingkat
nyata dapat ditemukan pada bengkel motor aspirasi tertentu yang ditentukan oleh
merupakan salah satu pusat pelayanan umum pengambilan keputusan.
yang bergerak dalam bidang pelayanan Untuk mengurangi masalah yang terjadi
perbaikan mesin kendaraan bermotor kepada pada suatu antrian, maka pada fasilitas
masyarakat. Pertumbuhan konsumen sepeda pelayanan perlu dilakukan analisis antrian untuk
motor meningkat luar biasa. Hampir setiap mengidentifikasi dan mengukur penyebab serta
orang di seluruh Indonesia memiliki sepeda konsekuensi mengantri dan juga perlu adanya
motor. Sebagai pengguna, tentunya optimasi sistem pada antrian jika terdapat suatu
menginginkan perawatan terbaik untuk sepeda antrian yang tidak optimal dalam pelayanannya.
motornya. Misalnya untuk pengguna sepeda Dengan menganalisis antrian akan diperoleh
motor merek Honda, tentu lebih memilih banyak ukuran kinerja sebuah sistem antrian.
bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Dalam Ratna et al (2014) ditunjukkan bahwa
Station) untuk melakukan perawatan atau hasil hasil analisis diperoleh sistem
perbaikan sepeda motornya. antrian loket Administrasi dan Rawat Jalan
Di Semarang terdapat banyak bengkel RSUP Dr. Kariadi Semarang memiliki pola
motor AHASS, salah satunya adalah Ahass kedatangan pasien berdistribusi Poisson, waktu
Handayani Motor (1706) yang beralamat di Jl. pelayanan pasien berdistribusi Eksponensial dan
Taman Siswa Sekaran, Gunung Pati, kota hasil untuk tiga hari, sebagai berikut: Senin Lq =
Semarang. Karena hanya ada satu bengkel resmi 2,5999; L = 4,1777; Wq = 3,1620; W = 5,0809; X =

182
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

21,11%. Selasa Lq = 1,6227; L = 3,0754; Wq = perlu dilakukan pemecahan masalah dengan


2,2642; W = 4,2913; X = 27,36%. Rabu Lq = menggunakan model antrean, hal ini bertujuan
3,3501; L = 4,9890; Wq = 3,9672; W = 5,9080; X = untuk mengetahui jumlah gardu tol yang optimal
18,06%. Berdasarkan persentase waktu untuk dibuka agar jumlah gardu tol yang dibuka
mengganggur petugas loket yang nilainya > dapat mengurangi penumpukan kendaraan yang
15%, jadi jumlah petugas di loket Administrasi terjadi. Penelitian Purnawan et al (2013)
dan Rawat Jalan RSUD Dr. Kariadi Semarang diperoleh Sistem antrian pada Bengkel Yamaha
yang ada sudah ideal. Dari penelitian Dedy et al Motor pada ketiga tanggal tersebut mengikuti
(2013) diperoleh sistem antrian pada Bengkel model (M/G/5/ ∞/∞ ). Nilai faktor kegunaan
Yamaha Motor pada ketiga tanggal tersebut pelayanan sebesar 0,8. Waktu tunggu rata-rata
mengikuti model (M/G/5/∞/∞). Nilai faktor dalam antrian yaitu sebesar 34 menit 48 detik.
kegunaan pelayanan sebesar 0,8. Waktu tunggu Banyaknya pelanggan dalam antrian sebesar 4
rata-rata dalam antrian yaitu sebesar 34 pelanggan. Banyaknya pelanggan dalam sistem
menit 48 detik. Banyaknya pelanggan dalam sebesar 9 pelanggan. Waktu tunggu rata-rata
antrian sebesar 4 pelanggan. Banyaknya yang dihabiskan seorang pelanggan di dalam
pelanggan dalam sistem sebesar 9 pelanggan. sistem sebesar 93 menit 30 detik. Perhitungan
Waktu tunggu rata-rata yang dihabiskan seorang model antrian dapat dilakukan lebih cepat
pelanggan di dalam sistem sebesar 93 menit 30 dengan bantuan program visual basic. Pada
detik. Perhitungan model antrian dapat penelitian ini model antrean yang digunakan
dilakukan lebih cepat dengan bantuan program adalah model antrean server tunggal dengan
visual basic. Penelitian Ikrimah et al (2012) pemecahan model keputusan tingkat aspirasi.
diperoleh sistem antrian pada loket penjualan Model antrean tingkat aspirasi digunakan karena
tiket kereta api Kaligung memiliki laju tidak terdapat biaya waktu menunggu pada
kedatangan yang berdistribusi Poisson, laju sistem antrean. Penelitian Wang & Zhao (2006)
pelayanan yang berdistribusi general (umum), menjelaskan bahwa akan mempertimbangkan
memiliki satu pelayan, dan kapasitas sistem serta antrian ulang Geo/G/1 diskrit dengan
sumber yang tak terbatas. Simpulan yang kegagalan awal dimana semua pelanggan yang
diperoleh adalah sistem antrian pada loket datang memerlukan yang pertama. layanan
penjualan tiket kereta api Kaligung di Stasiun penting sementara hanya beberapa dari mereka
Poncol Semarang mengikuti model meminta layanan opsional kedua. Rumus
(M/G/1/∞/∞). Proses pelayanan pelanggan eksplisit untuk distribusi stasioner dan beberapa
berlangsung efektif dilihat dari kriteria rata-rata ukuran kinerja sistem dalam keadaan tunak
waktu pelayanan standar untuk kapasitas diperoleh. Akhirnya, beberapa contoh numerik
maksimal kereta selama kurun waktu pelayanan disajikan untuk menggambarkan pengaruh
loket. Dalam penelitian Feri et al (2013) parameter pada beberapa karakteristik kinerja.
menunjukkan bahwa model sistem antrian pada Penelitian Salmon (2014) diperoleh bank dengan
hari Rabu, Kamis, dan Jumat mengikuti model jumlah teller yang sedikit atau tingkat pelayanan
antrian (G/G/c/∞/∞), Efektifitas proses yang rendah seringkali mengakibatkan antrian
pelayanan pelanggan dapat ditentukan dengan yang panjang di depan teller sehingga nasabah
menghitung jumlah pelanggan rata-rata dalam yang akan dilayani menunggu dalam jangka
sistem dan antrian, menghitung waktu rata-rata waktu yang lama. Tujuan penelitian ini yaitu
yang dihabiskan seorang pelanggan dalam untuk menentukan jumlah teller yang optimal
sistem dan antrian, serta menghitung peluang pada Bank Mandiri Cabang Ambon dengan
pelayan tidak sedang melayani pelanggan. Hal menggunakan Model Tingkat Aspirasi. Hasil
ini dapat dilihat pada saat pelayanan tersibuk penelitian menunjukan bahwa jumlah teller yang
yaitu pada hari Kamis 6 September 2012 jumlah optimal ialah 4 teller. Penelitian Reetu (2011)
pelanggan dalam antrian 14 pelanggan tiap menjelaskan bahwa penelitian operasional
menitnya dan dalam sistem 17 pelanggan tiap mencakup berbagai teknik yang dapat
menitnya, untuk rata-rata waktu yang memperbaiki cara merencanakan danmengatur
dihabiskan pelanggan dalam antrian sekitar laya an kesehatan Penelitian operasi (O.R)
14,99 menit untuk setiap pelanggan dan untuk berfokus pada penerapan metode analisis
rata-rata waktu yang dihabiskan pelanggan memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih
dalam sistem sekitar 18,07 menit untuk setiap baik. Penggunaan teori antrian dalam organisasi
pelanggan, dan peluang pelayanan tidak sedang perawatan kesehatan di seluruh dunia dan
melayani pelanggan sebesar 1,4%. Hal ini dapat manfaat yang diperoleh dari sama. Penelitian
dikatakan pelayanan pada saat pengambilan Ilham et al (2015) diperoleh hasil model antrian
beasiswa Bidik Misi sudah efektif. Penelitian terbaik di Customer Service adalah
Yolanda et al (2013) menjelaskan bahwa untuk (M/G/6):(GD/∞/∞) berdasarkan tingkat
mengurangi antrean kendaraan yang terjadi simulasi aspirasi, sedangkan model terbaik Kasir

183
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

dan Layanan Cepat adalah waktu. Asumsinya adalah kedatangan pelanggan


(M/M/2):(GD/∞/∞), untuk Penjualan adalah mengikuti suatu proses dengan distribusi
(M/M/1):(GD/∞/∞). Khusus untuk Flexi probabilitas tertentu. Distribusi probabilitas yang
Upgrade, model terbaik berdasarkan tingkat sering digunakan adalah distribusi Poisson, di
simulasi aspirasi adalah (G/G/6):(GD/∞/∞). mana kedatangan bersifat bebas dan tidak
Dari Model yang dianalisis dapat disimpulkan terpengaruh oleh kedatangan sebelum atau
bahwa sistem antrian yang tersedia di Plasa sesudahnya. Asumsi distribusi Poisson
Telkom Pahlawan Service adalah optimal. menunjukan bahwa kedatangan pelanggan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sifatnya secara acak dan memiliki rata-rata
model antrian dan mengetahui keefektifan moel kedatangan sebesar lambda (𝜆). Waktu pelayanan
antrian serta menentukan jumlah server yang antara fasilitas pelayanan dengan fasilitas
optimal dengan menggunakan sistem antrian pelayanan yang lain biasanya tidak konstan.
berdasarkan model tingkat aspirasi di bengkel Distribusi Poisson digunakan untuk menghitung
Ahass Handayani Motor (1706) sehingga dapat probabilitas suatu kejadian yang jarang terjadi
dijadikan masukan untuk pengambilan (Supranto, 2009: 40). Distribusi probabilitas
keputusan bagi pihak bengkel sehingga bisa untuk waktu layanan biasanya mengikuti
memberikan kenyamanan pelayanan bagi distribusi probabilitas Eksponensial yang
masyarakat namun juga tidak merugikan bagi formulanya dapat memberikan informasi yang
pihak bengkel. Perhitungn analisis dihitung berguna mengenai operasi yang terjadi pada
dengan menggunakan cara manual dengan exel. suatu antrian. Pelayanan dapat dilakukan satu
Ahass Handayani Motor (1706) yang atau lebih fasilitas pelayanan yang masing-
beralamat di Jl. Taman Siswa Sekaran, Gunung masing dapat mempunyai satu atau lebih saluran
Pati, kota Semarang semakin mendapat tempat pelayanan yang disebut servers. Apabila terdapat
di hati masyarakat khususnya warga area lebih dari satu fasilitas pelayanan maka
kecamatan Gunungpati termasuk juga segenap pelanggan dapat menerima pelayanan melalui
warga kampus UNNES. Hal ini dibuktikan suatu urutan tertentu atau fase tertentu. Kapasitas
dengan rata-rata unit entry (kendaraan yang sistem antrian adalah jumlah maksimum
servis) sebulan bisa mencapai 1.400 unit pelanggan yang dapat berada dalam antrian,
kendaraan. Sebagai wujud perhatian Ahass atau menunjukkan area yang tersedia dalam
Handayani Motor (1706) atas kepercayaan fasilitas pelayanan bagi para pelanggan yang
masyarakat, segala peningkatan layanan menunggu untuk mendapatkan pelayanan.
dilakukan melalui peningkatan SDM, teknologi, Dalam sebagian besar sistem antrian, nilai ini
dan sarana fisik pendukung layanan lainnya. terbatas. Namun jika nilai ini sangat besar, maka
Nampaknya perkembangan Ahass Handayani ini dapat diasumsikan sebagai nilai yang tidak
Motor (1706) dinilai positif oleh PT Astra terbatas. Menurut Kakiay & Thomas (2004:12),
International Tbk-Honda sehingga sebagai disiplin antrian adalah aturan di mana pelanggan
bentuk penghargaan diberikan ijin pos servis di dilayani, atau disiplin pelayanan (service
area Kampus UNNES. Pos servis adalah embrio discipline) yang memuat urutan (order) para
atau tahapan awal untuk menjadikan ijin pelanggan menerima pelayanan. Aturan
tersebut menjadi AHASS dengan prasyarat pos pelayanan menurut urutan kedatangan dapat
servis tersebut menunjukkan kinerja baik. didasarkan pada: 1) Pertama Masuk Pertama
Menurut Kakiay & Thiomas (2004:10), Keluar (FIFO), 2) Terakhir Masuk Pertama
sistem antrian adalah himpunan pelanggan, Keluar (LIFO), 3) Pelayanan dalam Urutan Acak
pelayan, dan suatu aturan yang mengatur (SIRO). Sumber pemanggilan customer bisa
pelayanan pada pelanggan. Sedangkan keadaan bersifat terbatas atau tak terbatas. Sumber yang
sistem menunjukan pada jumlah pelanggan yang terbatas (finite source) berarti bahwa customer yang
berada dalam suatu fasilitas pelayanan, termasuk datang untuk mendapatkan pelayanan terbatas,
dalam antriannya. Salah satu populasi pada seperti pada kerusakan pada mesin-mesin yang
antrian adalah jumlah pelanggan yang datang menunggu servis dari montir mesin tersebut.
pada fasilitas pelayanan. Besarnya populasi Sumber yang tak terbatas (infinite source) adalah
merupakan jumlah pelanggan yang memerlukan customer yang terus datang tanpa henti, seperti
pelayanan. panggilan pada sentral telepon.
Menurut Kakiay & Thomas (2004:10-11), Menurut Subagyo et al (2000:271-273) ada
bentuk kedatangan para pelanggan dicirikan oleh empat macam bentuk antrian adalah: 1) Single
waktu antar kedatangan, yaitu waktu antar Channel-Single Phase, 2) Single Channel-Multi
kedatangan dua pelanggan yang berurutan pada Phase, 3) Multi Channel-Single Phase, 4) Multi
suatu fasilitas pelayanan. Bila bentuk Channel-Multi Phase. Menurut Taha
kedatangan tidak disebut secara khusus, maka (2004:186), notasi Kendall perlu ditambah
dianggap bahwa pelanggan tiba per satuan

184
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

dengan simbol 𝑓. Sehingga karakteristik suatu Pemilihan satu model antrian yang sesuai
antrian dapat dinotasikan dalam format baku hanya dapat memberikan ukuran-ukuran kinerja
(a/b/c):(c/d/f). Notasi dari 𝑎 sampai 𝑓 tersebut yang menjabarkan perilaku sistem yang
berturut-turut menyatakan distribusi waktu antar bersangkutan. Secara umum, sebuah model
kedatangan, distribusi waktu pelayanan, jumlah biaya dalam antrian berusaha menyeimbangkan
server pelayanan, disiplin pelayanan, kapasitas biaya menunggu dengan biaya biaya kenaikan
sistem, dan ukuran sumber pemanggilan. tingkat yang saling bertentangan. Sementara
Ukuran steady state sistem antrian disimbolkan tingkat pelayanan meningkat, biaya waktu
dengan ρ dihitung dengan rumus: menunggu pelanggan menurun. Tingkat
𝜆 pelayanan optimum terjdi ketika jumlah kedua
𝜌= <1 biaya ini minimum.
𝑠. 𝜇
(Bronson, 1991: 327). Model tingkat aspirasi menyadari kesulitan
di mana 𝜆 merupakan rata-rata jumlah dalam mengestimasi parameter biaya, dan arena
pelanggan yang datang, 𝜇 adalah rata-rata itu model biaya ini didasari oleh analisis yang
pelayanan dan 𝑠 adalah jumlah pelayan (Tarliah lebih sederhana. Model ini secara langsung
& Dimyati, 2004: 361). Keadaan steady state memanfaatkan karakteristik yang terdapat dalam
dapat terpenuhi apabila 𝜌 < 1 yang berarti sistem yang bersangkutan dalam memutuskan
bahwa 𝜆 < 𝜇. Sedangkan jika 𝜌 > 1 maka nilai-nilai “optimal” dari parameter
kedatangan terjadi dengan kelajuan yang lebih perancangan. Optimalitas disini dipandang
cepat daripada yang dapat ditampung oleh dalam arti memenuhi tingkat aspirasi tertentu
pelayan, keadaan yang sama berlaku apabila yang ditentukan oleh pengambilan keputusan.
𝜌 = 1. Berdasarkan informasi tersebut dapat Tingkat aspiasi didefinisikan sebagai batas atas
dihitung ukuran-ukuran kinerja antara lain dari nilai-nilai ukuran yang saling bertentangan,
jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam yang ingin diseimbangkan oleh pengambil
sistem, jumlah pelanggan yang diperkirakan keputusan tersebut.
dalam antrian, waktu menunggu yang Dalam model pelayanan berganda dimana
diperkirakan dalam sistem dan waktu menunggu perlu ditentukan jumlah pelayan c yang
yang diperkirakan dalam sistem. optimum, dua ukuran yang bertentangan adalah:
Sistem antrian [M/M/s]:[GD/∞/∞] 1. Waktu menunggu yang diperkirakan dalam
merupakan sistem antrian dengan pelayanan sistem 𝑊𝑠
ganda, dimana laju kedatangan lebih kecil dari 2. Presentase waktu menganggur pada para
laju pelayanan keseluruhan. Syarat dan kondisi pelayan X
yang lain sama dengan sistem antrian dengan Kedua ukuran ini mencerminkan aspirasi
pelayan tunggal. Persamaan untuk sistem pelanggan dan pelayan. Anggaplah tingkat
antrian ini tergantung pada 𝑃0 yaitu probabilitas aspirasi (batas atas) untuk 𝑊𝑠 dan X diketahui 𝛼
semua fasilitas pelanggan menganggur. Para dan β maka metode tingkat aspirasi dapat
pelanggan tiba dengan laju konstan 𝜆 dan diekspresikan secara matematis sebagai berikut:
maksimum 𝑠 pelanggan dapat dilayani secara Tentukan jumlah pelayan sedemikian rupa
bersamaan dan laju pelayanan per pelayan sehingga
adalah 𝜇. Pengaruh penggunaan 𝑠 pelayan yang 𝑊𝑠 ≤ 𝛼 dan 𝑋 ≤ 𝛽
paralel adalah mempercepat laju pelayanan Ekspresi untuk 𝑊𝑠 diketahui dari analisis
dengan memungkinkan dilakukannya beberapa (M/M/c):(GD/∞/∞). Ekspresi untuk X
pelayanan secara bersamaan. Jika jumlah diketahui:
𝑐
pelanggan dalam sistem adalah 𝑛, dan 𝑛 ≥ 𝑠, 100 𝜌
maka laju keberangkatan gabungan dari sarana 𝑋= ∑(𝑐 − 𝑛)𝑃𝑛 = 100 (1 − )
𝑐 𝑐
tersebut sama dengan 𝜇. Sedangkan jika 𝑛 < 𝑠, 𝑛=0
Taha (2004:239).
maka laju pelayanan adalah nμ. Jadi dalam
bentuk model yang digeneralisasikan diperoleh:
HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑠 𝑠 𝜌 𝑠+1 𝑃0
𝐿𝑞 =
𝑠! (1 − 𝜌)2 Berdasarkan hasil pengamatan secara
𝐿𝑞 langsung di bengkel Ahass Handayani Motor
𝑊𝑞 =
𝜆 (1706) Semarang, diperoleh hasil penelitian dan
1 pembahasan sebagai berikut.
𝑊𝑠 = 𝑊𝑞 +
𝜇
𝐿𝑠 = 𝜆. 𝑊𝑠 Sistem Antrian di Bengkel Ahass Handayani Motor
(Bronson, 1991: 328). (1706) Semarang
Secara umum sistem antrian yang
terdapat di bengkel motor Ahass Handayani

185
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Motor (1706) Semarang dapat digambarkan Tabel 1 Daftar Hari dan Waktu Pengambilan
sebagai berikut. Data Peneltian
1. Bengkel tersebut memiliki 6 mekanik yang
berarti terdapat 6 server yang bekerja. Waktu Waktu
2. Kapasitas antrian tidak terbatas. Hari/Tanggal Dimulai Selesai
3. Sistem antrian menggunakan disiplin (WIB) (WIB)
antrian FIFO dimana motor pertama
Senin, 22 Mei
masuk pertama dilayani.
2017 09.00 12.00
4. Pelanggan yang datang langsung mendaftar
Selasa, 23 Mei
dan menjelaskan keluhan atau kerusakan
2017 09.00 12.00
yang terjadi pada sepeda motornya. Pada
saat inilah diakukan pencatatan waktu
Data yang diperoleh selama dua hari
kedatangan pelanggan.
tersebut sudah cukup untuk dilakukan penelitian
5. Setelah mendaftar, kemudian pelanggan
jika mengingat pada hari tersebut merupakan
mengantri untuk menunggu kendaraan
hari sibuk.
bermotornya ditangani oleh mekanik.
6. Setelah sampai pada gilirannya, sepeda
Analisis Kedatangan Pelanggan
motor akan mendapatkan pelayanan oleh
Dalam model-model antrian, kedatangan
server. Disinilah dilakukan pencatatan
pelanggan dan waktu pelayanan diringkas dalam
waktu di mekanik mana sepeda motor
distribusi probabilitas yang umumnya disebut
tersebut ditangani.
sebagai distribusi kedatangan dan distribusi
7. Setelah proses perbaikan selesai, pelanggan
waktu pelayanan. Pada umumnya kedatangan
membayar dan kemudian meninggalkan
diasumsikan berdistribusi Poisson sedangkan
antrian. Dalam tahap ini dilakukan
waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi
pencatatan waktu keluar dari sistem.
Eksponensial. Data rata-rata waktu kedatangan
pelanggan dan rata-rata waktu pelayanan
Berdasarkan penjelasan di atas, sistem
disajikan pada Tabel 2.
antrian pada Bengkel Ahass Handayani Motor
(1706) Semarang dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 2 Rata-rata Waktu Kedatangan dan
Waktu Pelayananan

Hari, Tanggal 𝜆 𝜇
Senin, 22 Mei 2017 9,3333 1,6834

Senin, 22 Mei 2017 7,6667 1,5557


λ : rata-rata waktu kedatangan pelanggan
µ: rata-rata waktu pelayananan

Menentukan Model Antrian


Dari hasil pengujian pada data
penelitian yang dilakukan di bengkel Ahass
Gambar 1 Sistem Antrian pada Bengkel Ahass Handayani Motor (1706) Semarang diperoleh
Handayani Motor (1706) Semarang pola kedatangan pelanggan berdistribusi Poisson
dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial.
Pelanggan dilayani oleh 6 server dengan
Ahass Handayani Motor (1706) Semarang peraturan pelanggan pertma dilayani lebih
merupakan fasilitas pelayanan berbaikan sepeda dahulu serta kapasitas sistem dan sumber yang
motor yang berada di area kampus UNNES tak terbatas. Berdasarkan notasi Kendall sistem
yang melayani banyak keluhan kerusakan pada antrian pada server di bengkel Ahass Handayani
sepeda motor. Ahass Handayani Motor(1706) Motor (1706) mengikuti model M/M/6.
Semarang melayani masyarakat setiap hari,
waktu pelayanan dimulai pukul 08.00 WIB Analisis Perhitungan Model Antrian
sampai dengan 12.00 WIB. Daftar hari dan Analisis perhitungan dari model antrian
waktu pengambilan data penelitian disajikan adalah menentukan hasil dari perhitungan
pada Tabel 1. efektifitas model antrian.

186
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

1. Antrian pada Hari Senin, 22 Mei 2017 𝐿𝑞


𝑊𝑞 =
Dari hasil uji kebaikan suai Chi-Square 𝜆
yang telah dilakukan diperoleh: 9,7255
=
𝜆1 = 9,3333 pelanggan per jam 9,3333
𝜇11 = 3,75 pelanggan per jam = 1,042
𝜇21 = 2,2223 pelanggan per jam Jadi, rata-rata waktu yang dihabiskan
𝜇31 = 1,5789 pelanggan per jam seorang dalam antrian 1,042 jam.
𝜇41 = 1,2245 pelanggan per jam 4. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang
𝜇51 = 1 pelanggan per jam pelanggan dalam sistem
𝜇61 = 0,7317 pelanggan per jam 1
𝑊𝑠 = 𝑊𝑞 +
Sehingga, diperoleh nilai 𝜇1 = 1,6834 𝜇
pelanggan per jam 1
= 9,9475 +
𝑠=6 1,6831
Sehingga faktor kegunaan pelayanan dihitung = 1,6361
dengan menggunakan rumus: Jadi, rata-rata waktu yang dihabiskan
𝜆 seorang pelanggan dalam sistem adalah
𝜌=
𝜇𝑠 1,6361 jam.
9,3333 5. Rata-rata banyaknya pelanggan dalam sistem
= 𝐿𝑠 = 𝜆. 𝑊𝑠
1,6834.6
= 0,9241 = 9,3333.1,6361
Jadi, faktor kegunaan pelayanan adalah 0,9241. = 15,2698 ≈ 16
Karena 0,9241 < 1 maka keadaan steady state Jadi, banyaknya pelanggan dalam sistem
dapat terpenuhi. adalah 16 pelanggan.
1. Peluang pelayan tidak sedang melayani 6. Probabilitas bahwa seorang pelanggan
dihitung dengan rumus: menghabiskan lebih dari 1,6 jam dalam
𝑠 −1 sistem
𝑠 𝑠 𝜌 𝑠+1 (𝑠𝜌)𝑛
𝑃0 = { +∑ } (𝜌𝑠) 𝑠 𝑃0 [1 − 𝑒 −𝜇𝑡(𝑠−1−𝑠𝜌) ]
𝑠! (1 − 𝜌) 𝑛! 𝑊𝑠 (𝑡) = 𝑒 −𝜇𝑡 {1 + }
𝑛=0 𝑠! (1 − 𝜌)(𝑠 − 1 − 𝑠𝜌)
66 . 0,92417 5,54430 5,54431 𝑊𝑠 (1,6)
𝑃0 = { + +
6!. (1 − 0,9241) 0! 1!
2 3 = 2,7183−(1,6834)(1,6) {1
5,5443 5,5443 5,54434
+ + (0,9241.6)6 . 0,0015[1 − 2,7183−(1,6834.(1,6))(6−1−6.0,9241) ]
2! 3! 4!
−1 + }
5,54435 5,54436 6! (1 − 0,9241)(6 − 1 − 6.0,9241)
+ + }
5! 6!
= 2,7183−2,6934 {1
= {490,8380 + 1 + 5,5443 + 15,3697
+ 28,4048 + 39,3741 5,54436 . 0,0015[1 − 2,7138−(2,6934)(−0,5443) ]
+ 43,6574 + 40,3418}−1 + }
720(0,0759)(−0,5443)
1
=
664,5274 = 0,0676 {1
= 0,0015
Jadi, peluang pelayan tidak sedang melayani 29046,0725.0,0015. [1 − 15,6254]
+ }
adalah 0,0015 atau 0,15% dari waktunya. −29,7643
2. Menghitung rata-rata banyaknya pelanggan −145,6511
dalam antrian = 0,0064 {1 + }
−29,7643
𝑠 𝑠 𝜌 𝑠+1 𝑃0 = 0,0676(1 + 4,8935)
𝐿𝑞 = = 0,0676(5,8935)
𝑠! (1 − 𝜌)2
= 0,3987
66 . 0,92417 . 0,0015 Jadi, probabilitas bahwa seorang pelanggan
= menghabiskan lebih dari 1,6 jam dalam
6! (1 − 0,9241)2
40,3897 sistem adalah 0,3987.
= 7. Probabilitas bahwa seorang pelanggan
4,1530
= 9,7255 ≈ 10 menghabiskan lebih dari 1 jam dalam antrian
(𝑠𝜌) 𝑠 𝑃0 −𝑠𝜇𝑡(1−𝜌)
Jadi, rata-rata banyaknya pelanggan dalam 𝑊𝑞 (𝑡) = 𝑒
antrian adalah 10 pelanggan. 𝑠! (1 − 𝜌)
3. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang
dalam antrian

187
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

𝑊𝑞 (1) 2. Menghitung rata-rata banyaknya pelanggan


(6.0,9241)6 . 0,0015 dalam antrian
= 2,7183−(6.1,68334.1)(1−0,9241) 𝑠 𝑠 𝜌 𝑠+1 𝑃0
6! (1 − 0,9241) 𝐿𝑞 =
29046,0725.0,0015 𝑠! (1 − 𝜌)2
= 2,7183−0,7671 6 . 0,92787 . 0,0014
6
720(0,0759) =
29046,0725.0,0015 6! (1 − 0,9278)2
= 2,7183−2,3013 39,002
54,6822 =
43,7904 3,7519
= 0,4644 = 10,3951 ≈ 11
54,6822
= 0,3721 Jadi, rata-rata banyaknya pelanggan dalam
Jadi, probabilitas bahwa seorang pelanggan antrian adalah 11 pelanggan.
menghabiskan lebih dari 1 jam dalam antrian 3. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang
adalah 0,3721. dalam antrian
2. Antrian pada Hari Selasa, 23 Mei 2017 𝐿𝑞
𝑊𝑞 =
Dari hasil uji kebaikan suai Chi-Square 𝜆
yang telah dilakukan diperoleh: 10,3951
=
𝜆2 = 7,6667 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 7,6667
𝜇12 = 3,1579 pelanggan per jam = 1,3559
𝜇22 = 1,875 pelanggan per jam Jadi, rata-rata waktu yang dihabiskan
𝜇32 = 1,3333 pelanggan per jam seorang dalam antrian 1,3559 jam.
𝜇42 = 1,0526 pelanggan per jam 4. Rata-rata waktu yang dihabiskan seorang
𝜇52 = 0,8571 pelanggan per jam pelanggan dalam sistem
𝜇62 = 0,7226 pelanggan per jam 1
𝑊𝑠 = 𝑊𝑞 +
Sehingga, diperoleh nilai 𝜇2 = 1,5557 pelanggan 𝜇
per jam 1
= 1,3559 +
𝑠=6 1,3772
Sehingga faktor kegunaan pelayanan dihitung = 2,01
dengan menggunakan rumus: Jadi, rata-rata waktu yang dihabiskan
𝜆 seorang pelanggan dalam sistem adalah 2,01
𝜌= jam.
𝜇𝑠
7,6667 5. Rata-rata banyaknya pelanggan dalam sistem
= 𝐿𝑠 = 𝜆. 𝑊𝑠
1,3772.6
= 0,9278 = 7,6667.2,082
Jadi, faktor kegunaan pelayanan adalah 0,9278. = 15,962 ≈ 16
Karena 0,9278 < 1 maka keadaan steady state Jadi, banyaknya pelanggan dalam sistem
dapat terpenuhi. adalah 16 pelanggan.
1. Peluang pelayan tidak sedang melayani 6. Probabilitas bahwa seorang pelanggan
dihitung dengan rumus: menghabiskan lebih dari 2 jam dalam sistem
𝑠 −1 (𝜌𝑠) 𝑠 𝑃0 [1 − 𝑒 −𝜇𝑡(𝑠−1−𝑠𝜌) ]
𝑠 𝑠 𝜌 𝑠+1 (𝑠𝜌)𝑛 𝑊𝑠 (𝑡) = 𝑒 −𝜇𝑡 {1 + }
𝑃0 = { +∑ } 𝑠! (1 − 𝜌)(𝑠 − 1 − 𝑠𝜌)
𝑠! (1 − 𝜌) 𝑛!
𝑛=0 𝑊𝑠 (2)
66 . 0,92787 5,56690 5,5669
𝑃0 = { + + = 2,7183−(1,3772)(2) {1
6!. (1 − 0,9278) 0! 1!
5,56692 5,56693 5,56694 (0,9278.6)6 . 0,0014[1 − 2,7183−(1,3772.2)(6−1−6.0,9278) ]
+ + + }
2! 3! 4! 6! (1 − 0,9278)(6 − 1 − 6.0,9278)
−1
5,56695 5,56696
+ + } = 2,7183−2,7554 {1
5! 6!
= {531,2932 + 1 + 5,5669 + 15,4950 + 28,753 5,56696 . 0,0014[1 − 2,7138−(2,7554)(−0,5669) ]
+ 40,0161 + 44,5529 + }
720(0,0722)(−0,5699)
+ 41,3367}−1
1 29762,4537.0,0014[1 − 4,7655]
= = 0,0636 {1 + }
708,0139 −29,4633
= 0,0014 −158,2902
= 0,0636 {1 + }
Jadi, peluang pelayan tidak sedang melayani −29,4633
adalah 0,0014 atau 0,14% dari waktunya. = 0,0636(1 + 5,3724)
= 0,0636(6,3724)

188
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

= 0,4056 Jumlah pelayan yang terlalu banyak dapat


Jadi, probabilitas bahwa seorang pelanggan mengurangi penumpukan pelanggan dalam
menghabiskan lebih dari 2 jam dalam sistem antrian pada sistem tetapi pula mengakibatkan
adalah 0,4056. waktu menganggur lebih dari yang diperkirakan
7. Probabilitas bahwa seorang pelanggan sehingga akan banyak mekanik yang tidak
menghabiskan lebih dari 1,3 jam dalam melakukan pekerjaan atau tidak melakukan
antrian apapun.
(𝑠𝜌) 𝑠 𝑃0 −𝑠𝜇𝑡(1−𝜌) Dalam meningkatkan jumlah server yang
𝑊𝑞 (𝑡) = 𝑒 optimal sesuai dengan tingkat kedatangan, maka
𝑠! (1 − 𝜌)
𝑊𝑞 (1,3) dilakukan perhitungan dengan menggunakan
(0,9278.6)6 . 0,0014 model tingkat aspirasi. Berdasarkan wawancara
= 2,7183−(6.1,3772.(1,3))(1−0,9278) dengan pihak manajemen bengkel Ahass
6! (1 − 0,9278) Handayani Motor (1706) Semarang diperoleh
29762,4537.0,0014
= 2,7183−0,7755 data sebagai berikut:
54,6822 1. Pihak manajemen berharap supaya
42,0365
= 0,4605 pelanggan menunggu tidak lebih dari 2 jam
51,975 untuk dilayani.
= 0,8088.0,4605 2. Supaya tidak terjadi jumlah server yang
= 0,3724 berlebihan atau menghindari waktu
Jadi, probabilitas bahwa seorang pelanggan menganggur, diharapkan supaya server
menghabiskan lebih dari 1,3 jam dalam bekerja tidak kurang dari 90% (waktu
antrian adalah 0,3724. menganggur kurang dari 10%).
Dengan menggunakan model tingkat
aspirasi dari managemen bengkel Ahass
Keputusan Antrian Berdasarkan Model Handayani (1706) Semarang terhadap
Tingkat Aspirasi peningkatan kualitas pelayanan terhadap
Dari uraian di atas, telah ditunjukkan pelanggan, maka dilakukan penentuan jumlah
bahwa model antrian di bengkel Ahass server yang optimal sesuai dengan harapan
Handayani Motor (1706) Semarang adalah manajemen.
(M/M/6):(GD/∞/∞). Selanjutnya dilakukan Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkan
analisis untuk memenuhi tingkat aspirasi bahwa: (1) jika server dikurangi menjadi 5 server
tertentu yang ditentukan oleh para pelanggan maka 𝑊𝑠 dan nilai X tidak akan diketahui karena
untuk pengambilan keputusan. apabila nilai s = 5 maka nilai ρ = 1,1089 yang
1. Senin, 22 Mei 2017 artinya bahwa keadaan steady state tidak
Diketahui waktu menunggu yang terpenuhi atau terjadi penumpukan antrian. Jadi
diperkitakan dalam sistem (𝑊𝑠 ) adalah 1,6361 ukuran kinerja pada model antrian tidak dapat
jam. Selanjutntnya menghitung presentase dihitung. (2) Terliaht bahwa jumlah server
waktu menganggur para pelayan (X) sebagai optimal yang memenuhi aspirasi atau harapan
berikut. manajemen adalah 6 server, karena waktu yang
𝑋 = 100(1 − 𝜌) waktu menganggur yang diperoleh kurang dari
= 100(1 − 0,9241) 10% dan pelanggan memperoleh pelayanan
= 100(0,0759) tidak lebih dari 2 jam. (3) Apabila jumlah server
= 7,5947 ditambah lebih dari 6 maka pelanggan
Jadi, nilai 𝑋 di pada hari Senin, 22 Mei 2017 memperoleh pelayanan tidak lebih dari 2 jam
adalah 7,5947 %. tetapi waktu menganggur server diperoleh lebih
Untuk menenukan banyaknya server dari 10%, karena waktu menganggur server yang
agar sistem optimal, perlu diperkirakan lama maka sistem tidak dapat dikatakan
waktu menunggu sampai pelanggan dilayani.
optimal.
Untuk meringkas 𝑊𝑠 dan 𝑋 untuk berbagai
2. Selasa, 23 Mei 2017
nilia 𝑠. Sementara 𝑠 meningjat 𝑊𝑠 menrun
Diketahui waktu menunggu yang
dan 𝑋 meningkat dapat dilihat pada Tabel 3.
diperkitakan dalam sistem (𝑊𝑠 ) adalah 2,01 jam.
Selanjutntnya menghitung presentase waktu
Tabel 3 Nilai Ws dan X dengan berbagai nilai
menganggur para pelayan (X) sebagai berikut.
s Senin, 22 Mei 2017
𝑠 5 6 7 8 9
𝑋 = 100(1 − 𝜌)
𝑊𝑠 (jam) - 1,6361 0,8359 0,7141 0,6698 = 100(1 − 0,9278)
𝑋(%) - 7,59 20,79 30,69 38,39 = 100(0,0722)
= 7,2188

189
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Jadi, nilai 𝑋 di pada hari Senin, 22 Mei 2017 tidak lebih dari 2 jam. (3) Apabila jumlah server
adalah 7,2188%. ditambah lebih dari 6 maka pelanggan
Untuk menenukan banyaknya server agar memperoleh pelayanan tidak lebih dari 2 jam
sistem optimal, perlu diperkirakan waktu tetapi waktu menganggur server diperoleh lebih
menunggu sampai pelanggan dilayani. Untuk dari 10%, karena waktu menganggur server yang
meringkas 𝑊𝑠 dan 𝑋 untuk berbagai nilia 𝑠. lama maka sistem tidak dapat dikatakan
Sementara 𝑠 meningjat 𝑊𝑠 menrun dan 𝑋 optimal.
meningkat dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Nilai Ws dan X dengan berbagai nilai PENUTUP


s Selasa 23 Mei 2017
𝑠 5 6 7 8 9 10 Berdasarkan analisis model antrian pada
𝑊𝑠 (ja - 2,0 1,02 0,87 0,82 0,79 bengkel Ahass Handayani Motor (1706)
m) 1 94 56 01 29 Semarang yang telah disusun dapat ditarik
- 7,2 20,4 30,4 38,1 44,3 kesimpulan sebagai betrikut. (1) Model sistem
𝑋(%)
2 7 1 4 3 antrian pelayanan sepeda motor di bengkel
Ahass Handayani Motor (1706) Semarang
Jumlah pelayan yang terlalu banyak dapat adalah (M/M/6):(GD/∞/∞). (2) Keefektifan
mengurangi penumpukan pelanggan dalam pelayanan pada tanggal dapat dikatakan sudah
antrian pada sistem tetapi pula mengakibatkan efektif dengan melihat presentase server
waktu menganggur lebih dari yang diperkirakan mengganggur. Dalam hal tersebut dapat dilihat
sehingga akan banyak mekanik yang tidak bahwa peluang pelanggan sedang tidak melayani
melakukan pekerjaan atau tidak melakukan kurang dari 10% dan rata-rata waktu menunggu
apapun. pelanggan untuk dilayani kurang dari 2 jam. (3)
Dalam meningkatkan jumlah server yang Jumlah server yang optimal dengan
optimal sesuai dengan tingkat kedatangan, maka menggunakan model tingkat aspirasi di bengkel
dilakukan perhitungan dengan menggunakan Ahass Handayani Motor (1706) Semarang
model tingkat aspirasi. Berdasarkan wawancara adalah 6 server.
dengan pihak manajemen bengkel Ahass
Handayani Motor (1706) Semarang diperoleh Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data sebagai berikut: diketahui bahwa sistem antrian pada bengkel
1. Pihak manajemen berharap supaya Ahass Handayani Motor (1706) Semarang sudah
pelanggan menunggu tidak lebih dari 2 jam cukup baik, terlihat dari waktu tunggu yang
untuk dilayani. relatif singkat sesuai dengan harapan manajemen
2. Supaya tidak terjadi jumlah server yang bengkel Ahass Handayani Motor (1706)
berlebihan atau menghindari waktu Semarang sehingga pelanggan tidak
menganggur, diharapkan supaya server menghabiskan waktu begitu banyak untuk
bekerja tidak kurang dari 90% (waktu mengantri. Begitu pula kinerja dari mekanik
menganggur kurang dari 10%). yang sudah cukup relatif sama keefektifannya.
Dengan menggunakan model tingkat Oleh karena itu sistem antrian pada bengkel
aspirasi dari managemen bengkel Ahass Ahass Handayani Motor (1706) Semarang yang
Handayani (1706) Semarang terhadap sudah ada perlu dipertahankan. Tetapi sebaiknya
peningkatan kualitas pelayanan terhadap pada penelitian ini juga mewawancarai pihak
pelanggan, maka dilakukan penentuan jumlah pengguna jasa, dikarenakan banyak pelanggan
server yang optimal sesuai dengan harapan yang tidak bersedia diwawancarai maka peneliti
manajemen. hanya melakukan wawancara dari pihak
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan manajemen.
bahwa: (1) jika server dikurangi menjadi 5 server
maka 𝑊𝑠 dan nilai X tidak akan diketahui karena DAFTAR PUSTAKA
apabila nilai s = 5 maka nilai ρ = 1,1089 yang
artinya bahwa keadaan steady state tidak Bronson, R. 1993. Teori dan Soal – Soal Operation
terpenuhi atau terjadi penumpukan antrian. Jadi Research, Erlangga. Jakarta.
ukuran kinerja pada model antrian tidak dapat
dihitung. (2) Terliaht bahwa jumlah server Dedy, P., Hendikawati, P. & Musli, MA. 2013.
optimal yang memenuhi aspirasi atau harapan Analisis Model Antrian Perbaikan Sepeda
manajemen adalah 6 server, karena waktu yang Motor dengan Menggunakan Program Visual
waktu menganggur yang diperoleh kurang dari Basic. Unnes Journal of Mathematics 2(1): 39-45.
10% dan pelanggan memperoleh pelayanan

190
H Oktaviyanty, et al. / UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Feri, F ., Hendikawati, P & Arifudin, R. 2013. Wang, J. & Zhao, Q. 2007. A Discrete-time
Aplikasi Teori Antrian dan Simulasi pada Geo/G/1 Retial Queue with Second
Pelayanan Teller Bank. Journal of Mathematics Opotional Service. An International Journal
2(1) :18-23. Computers & Mathematics with Aplication 53:
115-127.
http://kpri-handayani.com/?page_id=90
(diakses pada 2 Oktober 2017) Yolanda, I., Susanti, S. & Prasetyo, H. 2013.
Estimasi Jumlah Gardu Keluar Tol Pasreur
http://kpri-handayani.com/?p=333 (diakses yang Optimal Menggunakan Model Antrean
pada 2 Oktober 2017) Tingkat Aspirasi. Jurnal Online Institut
Teknologi Nasional 1(2): 63-73.
Ilham, IB., Sugito & Yasin, H. 2015. Penentuan
Model Antrian dan Pengukuran Kinerja
Pelayanan Plasa Telkom Pahlawan
Semarang. Jurnal Gaussian 3(2): 507-516.

Ikrimah, A., Supriyono & Kharisudin, I. 2012.


Analisis aAntrian Single Channel Single
Phase pada Loket Penjualan Tiket Kereta
Api Kaligung di Stasiun Poncol. Unnes
Journal of Mathematics 1(1): 26-32.

Kakiay & Thomas, J. 2004. Dasar Teori Antrian


Untuk Kehidupan Nyata. Yogyakarta: Andi.

Purnawan, D., Hendikawati, P. & Muslim, MA.


2013. Analisis Model Antrian Perbaikan
Sepeda Motor dengan Menggunakan
Program Visual Basic. Unnes Journal of
Mathematics 2(1): 40-45.

Salmon, NA. 2014.. Analisis Sistem Antrian


pada Bank Mandiri Cabang Ambon. Jurnal
Barekeng 8(1): 45-49.

Ratna, N., Rochmad & Kartono. 2014. Analisis


Proses Antrian Multiple Channel Single
Phase di Loket Administrasi dan Rawat Jalan
RSUP DR. Karyadi Semarang. Unnes Journal
of Mathematics 3(1) :1-6.

Reetu, M. 2011. Application of Queuing Theory


in Health Care. International Journal of
Computing and Business Research 2(2):115-127.

Subagyo, Asri, PM & Handoko H. 2000. Dasar-


dasar Operation Research. Edisi 2. Yogyakarta:
BPTE.

Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi


(Edisi Ketujuh). Jakarta: Erlangga

Taha, HA.2004. Riset Operasi: Jilid 2. Binarupa


Aksara. Jakarta.

Tarliah, T & Dimyati, A. 2004. Operation


Research Model-model Pengambilan Keputusan.
Bandung : PT. Sinar Baru Algesindo.

191

Anda mungkin juga menyukai